Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Tidak lupa
pula shalawat serta salam selalu kita hanturkan kepada Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW. Yang mudah-mudahan kita dapat berkumpul
bersamanya diakhirat kelak nanti.

Makalah yang berjudul “Asbabun Nuzul dan Nuzul 7 Huruf” ini


dibuat untuk tujuan pembelajaran serta penambahan wawasan, mengingat
cukup pentingnya mengetahui tentang hal demikian. Selain itu, hal ini juga
bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dalam mata kuliah
Ulumul Qur’an . Untuk itu, kami mengucapkan terimakasih sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Saya menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan
makalah ini, Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau
kata-kata yang salah. Tidak ada manusia yang sempurna kecuali Tuhan.

Banjarmasin,17 September 2019

Kelompok IV

DAFTAR ISI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I..............................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................1

1.1Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................1

BAB II............................................................................................................3

PEMBAHASAN.............................................................................................3

2.1 Definisi Asbabun Nuzul……………………………………...........….4

2.2 Sejarah Perkembangan Ilmu Asbabun Nuzul......................................5

2.3 Manfaat dari Asbabun Nuzul................................................................5

2.4 Pengertian dan Macam macam pendapat mengenai Sab’atul ahruf.....6

2.5 Dalil- dalil tentang turunnya al-Quran dalam tujuh huruf....................8

2.6 Hikmah diturunkanya al Quran dengan tujuh Huruf.........................10

BAB III.........................................................................................................11

PENUTUP....................................................................................................11

3.1 Kesimpulan.........................................................................................11

3.2 Saran...................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang

ii
Ilmu Asbabun Nuzul mempunyai pengaruh yang penting dalam
memahami ayat , karenanya kebanyakan ulama begitu memperhatikan ilmu
tentang Asbabun Nuzul bahkan ada yang menyusun nya secara khusus.
Diantara tokoh ( penyusunnya) antara lain Ali Ibnu Al-Madany guru Imam
Albukhary r.a.
Kitab yang terkenal dalam hal ini adalah kitab “ Asbabun Nuzul ’’
karangan Al-Wahidy sebagaimana halnya judul yang telah dikarang oleh
Syeikhul Islam Ibnu Hajar. Sedangkan As-Sayuthy juga telah menyusun
sebuah kitab yang lengkap lagi pula sangat bernilai dengan judul “ Lubabun
Nuqul Fi Asbabin Nuzul ”
Dan Al-Qur’an diturunkan “tujuh huruf”menjadi polemik pengertiannya
dikalangan ulama,polemik ini bermuara pada pengertian sabb’ah dan Al-
haruf itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari Asbabun Nuzul ?
2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Ilmu asbabun Nuzul?
3. Apa Manfaat dari Asbabun Nuzul ?
4. Apa Pengertian dan Macam macam pendapat mengenai Sab’atul
ahruf?
5. Apa saja Dalil- dalil tentang turunnya al-Quran dalam tujuh huruf?
6. Hikmah diturunkanya al Quran dengan tujuh Huruf?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari Asbabun Nuzul
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Ilmu Asbabun Nuzul
3. Untuk memahami manfaat dari Asbabun Nuzul
4. Untuk mengetahui pengertian dan macam-macam pendapat
mengenai Sab’atul ahruf
5. Untuk mngetahui dalil-dalil tentang turunnya Al-Qur’an dalam tujuh
huruf
6. Untuk mengetahui hikmah diturunkannya Al-Qur’an

iii
iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Asbabun Nuzul


Asbabun Nuzul merupakan bentuk Idhafah dari kata “asbab” dan
“nuzul”.
Secara etimologi Asbabun Nuzul adalah Sebab-sebab yang melatar
belakangi terjadinya sesuatu. Meskipun segala fenomena yang melatar
belakangi terjadinya sesuatu bisa disebut Asbabun Nuzul, namun dalam
pemakaiannya, ungkapan Asbabun Nuzul khusus dipergunakan untuk
menyatakan sebab-sebab yang melatar belakangi turunya al-qur’an, seperti
halnya asbab al-wurud yang secara khusus digunakan bagi sebab-sebab
terjadinya hadist.1
Sedangkan secara terminology atau istilah Asbabun Nuzul dapat diartikan
sebagai sebab-sebab yang mengiringi diturunkannya ayat-ayat Al-Quran
kepada Nabi Muhammad SAW karena ada suatu peristiwa yang
membutuhkan penjelasan atau pertanyaan yang membutuhkan jawaban.2
Banyak pengertian terminologi yang dirumuskan oleh para ulama’,
diantaranya :
1. Menurut Az-Zarqani :
“Asbabun Nuzul adalah khusus atau sesuatu yang terjadi serta ada
hubunganya dengan turunya ayat Al-Qur’an sebagai penjelas hukum pada
saat peristiwa itu terjadi.”
2. Ash-Shabuni :
Asbabun Nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunya
satu atau beberapa ayat mulia yang diajukan kepada nabi atau kejadian yang
berkaitan dengan urusan agama.3
3. Shubhi Shalih :
‫ض ِّمنَةً لَهُ اَ ْو ُم ِج ْيبَةً َع ْنهُ َأ ْو ُمبِ ْينَةًلِ ِح َك ِم ِه زَ َمنَ ُو ُك ْو ِع ِه‬ َ ‫ماَنُ ِزلَ ِةاَأليَةُ اَ ِوااْل َياَتُ ِب‬
َ َ‫سبَبِ ِه ُمت‬

1
Rosihon Anwar, Ulum Al-Qur’an, Pustaka setia,Bandung:2000, hlm 60.
2
http://www.perkuliahan.com/Tentang-Teori-Asbabun-Nuzul-Al-Qur'an 2019
3
Rosihon Anwar,Ulum Al-Qur’an,Pustaka setia,Bandung:2000, hlm 60.

v
Artinya:
“Asbabun Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu atau
beberapa ayat. Al-qur’an (ayat-ayat)terkadang menyiratkan peristiwa itu,
sebagai respons atasnya. Atau sebagai penjelas terhadap hukum-hukum
disaat peristiwa itu terjadi.”
4. Mana’ al-Qhathan:
ُ ‫شْأنِ ِه َو ْقتَ ُوقُ ْو ِع ِه َكحا َ ِدثَ ٍة اَ ْو‬
ٍ ‫سَؤ‬
‫ال‬ َ ِ‫ماَنُ ِز َل قُ ْرآنٌ ب‬.
Artinya:
“Asbabun Nuzul adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunya Al-
Qur’an berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa satu
kejadian atau berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi.”
5. Al-Wakidy
Asbabun Nuzul adalah peristiwa sebelum turunya ayat, walaupun
“sebelumnya” itu masanya jauh, seperti adanya peristiwa gajah dengan surat
Al-Fiil.4
Bentuk-bentuk peristiwa yang melatar belakangi turunnya Al-qur’an itu
sangat beragam, di antaranya berupa:konflik sosial seperti ketegangan yang
terjadi amtara suku Aus dan suku Khazraj; kesalahan besar, seperti kasus
salah seorang sahabat yang mengimami sholat dalam keadaan mabuk: dan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh salah seorang sahabat kepada
Nabi, baik berkaitan dengan sesuatu yang telah lewat, sedang, atau yang
akan terjadi.
Persoalan apakah seluruh ayat Al-Qur’an memiliki Asbabun Nuzul atau
tidak, ternyata telah menjadi bahan kontroversi diantara para ulama’.
Sebagian ulama’ berpendapat bahwa tidak semua ayat Al-Qur’an memiliki
Asbabun Nuzul. Sehingga, diturunkan tanpa ada yang melatar belakanginya
(Ibtida’), dan adapula ayat Al-Qur’an itu diturunkan dengan dilatarbelakangi
oleh suatu peristiwa (ghair ibtida’).
Pendapat tersebut hampir merupakan konsensus para ulama. Akan tetapi,
ada yang menguatkan bahwa kesejarahan Arabia pra-Qur’an pada masa
turunnya Al-Qur’an merupakan latar belakang makro Al-Qur’an; sementara
4
Didin saefuddin Buchori, Pedoman Memahami Kandungan Al-Qur’an, Granada Pustaka,
Bogor:2005, hlm. 33.

vi
riwayat-riwayat Asbabun Nuzul merupakan latar belakang mikronya.
Pendapat ini berarti menganggap bahwa semua ayat Al-Qur’an memiliki
sebab-sebab yang melatarbelakanginya.

2.2 Sejarah Perkembangan Ilmu Asbabun Nuzul


Sejak zaman sahabat pengetahuan tentang Asbabun Nuzul
dipandang sangat penting untuk bisa memahami penafsiran Al-Qur’an yang
benar. Karena itu mereka berusaha untuk mempelajari ilmu ini. Mereka
bertanya kepada Nabi SAW tentang sebab-sebab turunya ayat atau kepada
sahabat lain yang menjadi saksi sejarah turunnya ayat-ayat Al-Qur’an.
Dengan demikian pula para tabi’in yang datang kemudian, ketika mereka
harus menafsirkan ayat-ayat hukum, mereka memerlukan pengetahuan
Asbabun Nuzul agar tidak salah dalam mengambil kesimpulan.5
Dalam perkembangannya ilmu asbabun nuzul menjadi sangat urgen. Hal ini
tak lepas dari jerih payah perjuangan para ulama’ yang mengkhususkan diri
dalam upaya membahas segala ruang lingkup sebab nuzulnya Al-Qur’an.
Diantaranya yang terkenal yaitu Ali bin Madini, Al-wahidy dengan kitabnya
Asbabun Nuzul, Al-Ja’bary yang meringkas kitab Al wahidi, Syaikhul Islam
Ibn Hajar yang mengarang sebuah kitab mengenai asbabun nuzul. Dan As-
Suyuthi mengarang kitab Lubabun Nuqul fi Asbab An-Nuzul, sebuah kitab
yang sangat memadai dan jelas serta belum ada yang mengarang.6

2.3 Manfaat dari Asbabun Nuzul


1.Mengetahui bentuk hikmah rahasia yang terkandung dalam hukum.
2.Menentukan hukum (takhshish) dengan sebab menurut orang yag
berpendapat bahwa suatu ibarat itu ditanyakan berdasarkan khususnya
sebab.
3.Menghindarkan prasangka yang mengatakan arti hashr dalam suatu ayat
yang zhahirnya hashr.7

5
http://nasehatsuper.blogspot.com/2013/03/ulumul-quran.html pada 17 Mei 2015.
6
http://icl.googleusercontent.com/?lite_url+http://ibnu-tahdi.blogspot.com/2011/04/
konsepsi-operatif-ilmu-asbanun-nuzul.html pada 18 Mei 2015.
7
Muhammad AlyAsh Shabuny,Pengantar Study Al-Qur’an,
(Bandung:PTAlma’arif.1984)hlm.39.

vii
4.Mngetahui siapa orangnya yang menjadi kasus turunnya ayat serta
memberikan ketegasan bila terdapat keragu-raguan.

2.4 Pengertian dan Macam macam pendapat mengenai Sab’atul ahruf


Secara bahasa, pengertian kata “harf” (jamaknya: ahruf) telah
banyak dibahas oleh beberapa ahli. Secara etimologi, harf berarti tepi/ujung
terakhir dari sesuatu. Terkadang berarti sisi, arah, atau segi dari sesuatu. Arti
lain adalah aksara (abjad), karena ia merupakan batas terputusnya suara atau
ujung/akhir surat.Sedangkan pengertian kata“tujuh”, ada yang
mengartikannya secara harfiah, yakni sebagai sebuah bilangan dengan
batasan yang jelas.
Ada juga yang mengartikannya secara makna, bahwa bilangan
“tujuh” bukanlah bilangan dalam arti sebenarnya, melainkan untuk maksud
memudahkan, tidak mempersulit, dan memberi keleluasaan. Kata “tujuh”
hanya menunjukkan pengertian jumlah yang banyak di dalam bilangan
satuan.
Cukup banyak periwayatan hadits yang meredaksikan tentang
penurunan al-Qur’an dengan tujuh huruf. Hadits yang dianggap paling jelas,
menurut Subhi As-Shalih,1 adalah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim. Hadits ini menginformasikan bahwa suatu waktu Rasulullah
saw. mencegah `Umar Ibn al-Khattab untuk melarang Hisyam Ibn Hakim
memperdengarkan bacaan al-Qur’an surat al-Furqan yang sebagian dibaca
dengan memakai beberapa “huruf” yang dianggap asing oleh ‘Umar.
Rasulullah saw. menegaskan: (al-Qur’an diturunkan dalam “tujuh huruf”,
karena itu bacalah mana yang mudah dari al-Qur’an).
Dari “tujuh huruf” tadi, para ahli telah banyak meneliti tentang
maksudnya dan menghasilkan beragam interpretasi berdasarkan penekanan
dan sudut pandang masing-masing. Para ulama berbeda pendapat dalam
menafsirkan maksud tujuh huruf ini. Dengan latar belakang di atas, tidak
heran bila muncul berbagai macam interpretasi tentang “tujuh huruf”.
Bahkan, kata Ibn Hayyan, perbedaan para ahli tentang makna “tujuh huruf”
ada sekitar 35 pendapat lebih.
Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

viii
sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan tujuh huruf
adalah tujuh macam bahasa dari bahasa-bahasa arab mengenai satu makna.
Dengan pengertian jika bahasa mereka berbeda-beda dalam mengungkapkan
satu makna, maka Al-Quran pun diturunkan dengan sejumlah lafad sesuai
dengan ragam bahasa tersebut tentang makna yang satu itu. Dan jika tidak
terdapat perbedaan, maka Al-Quran hanya mendatangkan satu lafadh atau
lebih saja. Kemudian mereka berbeda pendapat juga dalam menentukan
ketujuh bahasa itu. Dikatakan bahwa ketujuh bahasa itu adalah bahasa
Quraisy, Hudzail, Saqif, Hawazin, Kinanah, Tamim dan Yaman.
Menurut Abu Hatim asSijistani, Qur’an diturunkan dalam bahasa Qquraisy,
Huzail, Tamim, Asad, Rabi’ah. Hawazin dan Sa’d bin Bakar.
Dalam pendapat yang lain, yang dimaksud dengan tujuh huruf
adalah tujuh macam bahasa dari bahasa-bahasa arab yang ada, yang mana
dengannyalah Al-Quran diturunkan, dengan pengertian bahwa kata-kata
dalam Al-Quran secara keseluruhan tidak keluar dari ketujuh macam bahasa
tadi, yaitu bahasa paling fasih di kalangan bangsa Arab, meskipun sebagian
besarnya dalam bahasa Quraisy. Sedang sebagian yang lain dalam bahasa
Hudzail, Tsaqif, Hawazin, Kinanah, Tamim atau Yaman. karena itu maka
secara keseluruhan Al-Quran mencakup ketujuh bahasa tersebut.
Pendapat ini berbeda dengan pendapat sebelumnya; akrena yang
dimaksud dengan tujuh huruf dalam pedapat ini adalah tujuh huuf yang
bertebaran di di berbagai surah alQuran, bukan tujuh bahasa yang berbeda
dalam kata tetapi sama dalam makna.
Berkata Abu Ubaid: “Yang dimaksud adalah bukanlah setiap kata
boleh dibaca dengan tujuh bahasa, tetapi tujuh bahasa yang bertebaran di
dalam al Quran. Sebagaimana bahasa Quraisy, sebagian yang lain bahsa
Huzail, Hawazin, Yaman, dan lain lain.”
Sebagian ulama menyebutkan, yang dimaksud dengan tujuh huruf
adalah tujuh segi, yaitu; amr (perintah), nahyu (larangan), wad (ancaman),
jadal (perdebatan), qashash (cerita) dan matsal ( perumpaman), Atau amr,
nahyu, halal, haram, muhkam, mutasyabih dan amtsal.

ix
Segolongan ulama berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan
tujuh huruf adalah tujuh macam hal yang didalamnya terjadi ikhtilaf
(perbedaan), yaitu: Perbedaan kata benda, Perbedaan segi I’rob, Perbedaan
dalam Tashrif, Perbedaan dalam Taqdim dan takhir, Perbedaan dalam segi
Ibdal (pergantian), perbedaan dengan adanya penambahan dan pengurangan,
dan perbedaan lahjah dengan pembacaan tafkhim dan tarqiq.
Beberapa ulama juga berpendapat bahwa tujuh huruf yang tujuh macam
bacaan al Quran yang juga disebut Qiroah Sab’ah. Tujuh tidak diartikan
secara harfiah, namun menunjukkan lambang kesempurnaan atau
menunjukkan jumlah banyak dan sempurna.
Pendapat terakhir mengemukakan bahwa tujuh huruf yang
dimaksud adalah Tujuh wajah/segi dari lafadz-lafadz yang berbeda dalam
satu kalimat, namun maknanya tunggal.

2.5 Dalil- dalil tentang turunnya al-Quran dalam tujuh huruf


Terdapat banyak hadits dalam berbagai riwayat yang intinya
menyatakan, bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam tujuh huruf, diantaranya
adalah hadits berikut:
Dari ibn Abbas, ia berkata ; “Rasulullah berkata; ‘Jibril membacakan
(Quran) kepadaku dengan satu huruf. Kemudian berulang kali aku
mendesak dan meminta agar huruf itu ditambah, dan ia pun menambahnya
kepadaku sampai dengan tujuh huruf ’ ”
Dari Umar bin Khattab, ia berkata ; “”Aku mendengar Hisyam bin
Hakim membaca surah al‐Furqan di masa hidup Rasulullah. Aku perhatikan
bacaannya. Tiba‐tiba ia membacannya dengan banyak huruf yang belum
pernah dibacakan Rasulullah kepadaku, sehingga hampir saja aku
melabraknya di saat ia shalat, tetapi aku berusaha sabar menunggunya
sampai salam.
”Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa ia berkata: “Berkata Rasulullah SAW:
“Jibril membacakan kepadaku atas satu huruf, maka aku kembali
kepadanya, maka aku terus-menerus minta tambah dan ia menambahi
bagiku hingga berakhir sampai tujuh huruf.” (HR. Bukhari Muslim).

x
Dari Ubai bin Ka’b; “Ketika Nabi berada di dekat parit bani gafar, ia
didatangi Jibril seraya mengatakan ;‘Allah memerintahkanmu agar
membacakan Qur’an kepada umatmu dengan satu huruf’ Ia menjawab; ‘Aku
memohonkepada Allah ampunan dan magfirah‐Nya, karena umatku tidak
dapat melaksanakan perintah itu.’ Kemudian Jibril datang lagi untuk yang
kedua kalinya dan berkata: ‘Allah memerintahkanmu agar membacakan
Qur’an kepada umatmu dengan dua huruf.’ Nabi menjawab: ‘Aku memohon
ampunan dan magfirah‐Nya umatku tidak kuat melaksanakannya.’ Jibril
datang lagi untuk yang ketiga kalinnya, lalu mengatakan: ‘Allah
memerintahkanmu agar membacakan Qur’an kepada umatmu dengan tiga
huruf. ’ Nabi menjawab ‘Aku memohon ampunan dan magfirah‐Nya sebab
umatku tidak dapat melaksanakannya. ’ Kemudian Jibril datang lagi untuk
yang keempat kalinya seraya berkata:‘Allah memerintahkanmu agar
membacakan Qur’an kepada umatmu dengan tujuh huruf, dengan huruf
mana saja mereka membaca , mereka tetap benar.’8

2.6 Hikmah diturunkanya al Quran dengan tujuh Huruf


1. Mempermudah umat islam,bahwa umatku tidak mampu
melaksanakannya.
2. Menyatukan umat islam dalam satu bahasa yang disatukan dengan bahasa
Quraisy yang tersusun bahasa pilihan dikalangan suku-suku bangsa arab
khususnya pada masa bangsa itu berkembang.
3. Bukti kemukjizatan Al-Qur’an bagi kebahasaan orang arab. Al-Qur’an
banyak mempunyai pola susunan bunyi yang sebanding dengan segala
macam cabang dialek bahasa yang telah menjadi naluri bahasa orang-orang
arab, sehingga setiap orang arab dapat mengalunkan huruf-huruf dan kata-
katanya sesuai dengan irama naluri mereka dan lahhjah kaumnya, tanpa
mengganggu kemukjzatan Al-Qur’an yang ditantangkan Rasulullah kepada
mereka.
4. Kemukjizatan Al-Qur’an dalam aspek makna dan hukum-hukumnya.
Sebab, perubahan bentuk lafazh pada sebagian huruf dan kata-kata

8
https://blog.pesantrenmedia.com/7-huruf-dalam-al-quran-sabatul-ahruf

xi
memberikan peluang luas untuk dapat disimpulkan berbagai hukum dari
padanya.9

9
Muhammad AlyAsh Shabuny,Pengantar Study Al-Qur’an,
(Bandung:PTAlma’arif.1984)hlm.40.

xii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asbabun Nuzul merupakan bentuk Idhafah dari kata “asbab” dan
“nuzul”.
Secara etimologi Asbabun Nuzul adalah Sebab-sebab yang melatar
belakangi terjadinya sesuatu. Meskipun segala fenomena yang melatar
belakangi terjadinya sesuatu bisa disebut Asbabun Nuzul, namaun dalam
pemakaiannya, ungkapan Asbabun Nuzul khusus dipergunakan untuk
menyatakan sebab-sebab yang melatar belakangi turunya al-qur’an, seperti
halnya asbab al-wurud yang secara khusus digunakan bagi sebab-sebab
terjadinya hadist.
Sedangkan Nuzul Tujuh Huruf Secara bahasa, pengertian kata
“harf” (jamaknya: ahruf) telah banyak dibahas oleh beberapa ahli. Secara
etimologi, harf berarti tepi/ujung terakhir dari sesuatu. Terkadang berarti
sisi, arah, atau segi dari sesuatu. Arti lain adalah aksara (abjad), karena ia
merupakan batas terputusnya suara atau ujung/akhir surat. Sedangkan
pengertian kata “tujuh”, ada yang mengartikannya secara harfiah, yakni
sebagai sebuah bilangan dengan batasan yang jelas.

3.2 Saran
Dari pemaparan diatas yang menjelaskan tentang Asbabun Nuzul
dan Nuzul Tujuh Huruf dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan
khususnya penulis pribadi.Kami menyadari bahwa makalah diatas banyak
sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.Kami harapkan kepada teman-
teman bisa mencari sumber informasi atau penjelasan lain sebagai tambahan
yang kami jelaskan diatas.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Didin saefudin Buchori, 2005, Pedoman Memahami Kandungan Al-Qur’an,


Granada Pustaka : Bogor.
Manna’ Khalil Al-Qattan, 2001, Studi Ilmu-Uilmu Al-Qur’an, Pustaka
Litera AntarNusa : Bogor.
Rosihon Anwar, 2000,Ulum Al-Qur’an, Pustaka setia:
Bandung.
Shabuny Mohammad AlyAsh,1984,Pengantar Study Al-Qur’an,PT
Alma’arif:Bandung.

xiv

Anda mungkin juga menyukai