Disusun oleh :
Semester 4
JAKARTA-INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memeberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Khairan Muhammad Arif mata kuliah Al – Qur’an Hadits, selain itu makalah ini
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pengertian Asbabun Nuzul, Cara
Mengetahui Asbabun Nuzul serta Manfaat Mengetahui Asbabun Nuzul
Kami menyadari, Makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan didalamnya. Untuk itu kami penulis mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalh ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi, Kami sebagai penulis meminta maaf jika ada kata-kata yang salah dan tidak
berkenan. Demikian yang dapat kami ucapkan terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL .....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ...................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alquran diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia kearah tujuan yang
terang dan jalan yang lurus dengan mengegakkan asas kehidupan yang didasarkan
pada keimanan kepada Allah dan risalahNya. Juga memberitahukan hal yang telah
lalu, kejadian-kejadian yang sekarang serta berita-berita yang akan datang.
Pembahasan mengenai asbab al-nuzul ini sangat penting dalam pembahasan ulum
al-Quran, karena pembahasan ini merupakan kunci pokok dari landasan keimanan
terhadap pembuktian bahwa Alquran itu benar turunnya dari Allah swt1.
Pembahasan ini juga merupakan pembahasan awal dari Alquran guna melangkah
kepada pembahasan-pembahasan selanjutnya. Landasan bagi signifikansi
pembahasan ini adalah firman Allah swt dalam Alquran :
Adapun susunan pembahasan dari makalah ini diawali dengan pengertian asbab
al-nuzul, kemudian perdebatan sekitar signifikansi asbab al- nuzul, cara- cara
mengetahui asbab al-nuzul dan terakhir hubunban kontekstualitas dengan asbab
al-nuzul. Tentu saja makalah ini diakhiri dengan kesimpulan dari pemaparan yang
telah dipaparkan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian Asbabun Nuzul
2. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mengetahui Asbabun Nuzul
3. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat Asbabun Nusul
BAB II
PEMBAHASAN
Persoalan mengenai apakah seluruh ayat al-Qur’an memiliki Asbab an-nuzul atau
tidak, ternyata telah menjadi bahan kontroversi diantara para ulama. Sebagian
ulama berpendapat bahwa tidak semua ayat al-Qur’an memiliki Asbab an-nuzul.
Oleh sebab itu, ada ayat al-Qur’an yang diturunkan tanpa ada yang
melatarbelakanginya (ibtida’), dan sebagian lainnuya diturunkan dengan di
latarbelakamgi oleh sesuatu peristiwa (ghair ibtida’).
Pendapat tersebut hampir menjadi kesepakatan para ulama. Akan tetapi sebagian
berpendapat bahwa kesejarahan arabia pra-Qur’an pada masa turunnya al-Qur’an
merupakan latar belakang makro al-Qur’an, sedangkan riwayat-riwayat asbab an-
nuzul merupakan latarbelakang mikronya. Pendapat ini berarti mengaggap bahwa
semua ayat Al-Quran memiliki sebab-sebab yang melatarbelakanginya.1
Untuk mengetahui asbabun nuzul, para ulama berpedoman kepada riwayat sahih
yang bersumber dari Rasulullah saw atau para sahabat. Hal ini dikarenakan
pemberitahuan sahabat mengenai masalah ini, jika redaksinya jelas, bukan lah
didasarkan pada ijtihad semata, tetapi mempunyai hukum marfu’ yang
disandarkan kepada Rasulullah saw.
Seiring dengan berjalannya waktu, maka semakin jauh dari sumber yang asli, dan
berimplikasi pada banyaknya ayat-ayat yang tidak bisa diketahui sebab-sebab
turunnya. Karenanya, ulama salaf sangat selektif mengenai berbagai riwayat yang
berkaitan dengan asbabun nuzul. Seleksi yang dilakukan oleh ulama salaf dititik
beratkan pada kepribadian para rawi, sumber riwayat dan ungkapan yang
digunakannnya. Khusus mengenai pribadi rawi, orang yang memiliki kredibilitas
yang tinggi lah yang dimintai penjelasannya mengenai asbabun nuzul.
Ibnu Sirin menceritakan “ketika aku bertanya kepada ‘Ubaidah tentang ayat al-
Qur’an, ia menjawab “bertakwa lah engkau kepada Allah dan katakan lah yang
1
Pan Suaidi, Asbabun Nuzul : Pengertian , Macam-Macam , Redaksi dan Urgensi (Almufida :
2016) Vol. 1 hal. 110-122
benar, orang-orang yang mengetahui tentang apa al-Qur’an itu diturunkan telah
meninggal” Pernyataan Ibnu Sirin di atas-yang merupakan salah seorang tabi’in
terkemuka-menunjukkan kecermatan dan kehati- hatian mereka dalam menerima
riwayat asbabun nuzul.
Karenanya, riwayat yang dapat dijadikan pegangan dalam asbabun nuzul adalah
ucapan-ucapan para sahabat yang berbentuk musnad. Ucapan tabi’in dapat
diterima jika jelas menunjukkan asbabun nuzul dan bersumber dari salah seorang
imam tafsir, seperti Mujahid, ‘Ikrimah dan Sa’id bin Jubair yang belajar langsung
kepada para sahabat.2
Adanya sebab turunnya ayat adalah suatu peristiwa sejarah yang terjadi pada masa
Rasulullah SAW. Oleh karena itulah, tidak ada cara lain untuk mengetahuinya
selain lewat periwayatan yang sahih (absyah) dari orang yang telah
menyaksikannya, orang hadir pada saat itu. Tidak ada kemungkinan ijtihad,
bahkan tidak diperbolehkan karena hal itu sama halnya membahas al-Qur’an
tanpa menggunakan ilmu.
Dasar utama para ulama dalam mengetahui asbabun nuzul adalah sahnya riwayat
itu dari nabi SAW atau dari sahabat. Kalau hanya berita dari sahabat, maka berita
ini hendaklah terang-terangan.
2
Syafril, ‘Asabun Nuzul ’:, Asabun Nuzul: Kajian Historis Turunnya Ayat Al-Qur’an, 2018.
tidak tegas, maka yang diambil adalah riwayat yang menunjukkan
ketegasan asbab an-nuzul.
2. Apabila salah satu dari riwayat tersebut mempunyai sanad (para
penutur hadist) yang shahih, sedangkan sanad yang lain
mempunyai sanad yang dlaif (lemah), maka yang diambil adalah
riwayat yang pertama (shahih)
3. Apabila kedua riwayat itu sama-sama mempunyai sanad yang
shahih, maka harus dilakukan penelitian yang lebih lanjut.
4. Apabila kedua riwayat tersebut sama-sama sahih dan waktunya
berdekatan, maka para mufasir mengatakan bahwa kedua kasus
itulah sebab turunnya ayat tersebut karena keduanya mungkin
dikompromikan.
5. Apabila kedua riwayat itu sama-sama sahih dan waktunya
berjauhan sehingga tidak dapat dikompromikan, maka para mufasir
berpendapat bahwa ayat tersebut turun dua kali.
Apabila ada sebab-sebab turunnya ayat itu dari tabiin, maka untuk
diterima di syaratkan empat hal yaitu :
Suyuthi berkata tentang sebab-sebab turunnya ayat, bahwa apabila berasal dari
tabiin, dia bisa diterima, apabila sanad yang disandarkan sahih, dan tabiin tersebut
Imam ahli tafsir yang mengambil dari sahabat seperti Mujahid, Ikrimah, Said bin
Jabir atau mendapat sokongan dengan hadis mursal yang lain atau lainnya.3
3
Jurnal Uinsby, ‘Kajian Umum Asbabunnuzul’, 1984, 12–32.
1. Untuk membersihkan akal dan menyucikan jiwa dari segala bentuk syirik
serta memantapkan keyakinan tentang Keesaan yang sempurna bagi Tuhan
serta sekalian alam, keyakinan yang tidak semata-mata sebagai suatu
konsep teologis, tetapi falsafah hidup dan kehidupan umat manusia.
2. Untuk mengajarkan kemanusiaan yang adil dan beradab, yakni bahwa
umat manusia merupakan suatu umat yang seharusnya dapat bekerjasama
dalam pengabdian kepada Allah dan pelaksanaan tugas kekhalifahan.
3. Untuk menciptakan persatuan dan kesatuan, bukan saja antar suku atau
bangsa, tetapi kesatuan alam semesta, kesatuan kehidupan dunia dan
akhirat, natural dan supranatural, kesatuan ilmu, iman, dan rasio, kesatuan
kebenaran, kesatuan kepribadian manusia, kesatuan kemerdekaan dan
kesemuanya berada dibawah satu keesaan, yaitu Keesaan Allah SWT.
4. Untuk mengajak manusia berftkir dan bekerjasama dalam bidang
kehidupan bermasyarakat dan bernegara melalui musyawarah dan mufakat
yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan.
5. Untuk membasmi kemiskinan material dan spiritual, kebodohan, penyakit
dan penderitaan hidup, serta pemerasan manusia atas manusia, dalam
bidang sosial, ekonomi, politik dan juga agama.
6. Untuk memadukan kebenaran dan keadilan dengan rahmat dan kasih
sayang, dengan menjadikan keadilan sosial sebagai landasan pokok
kehidupan masyarakat Indonesia.
7. Untuk memberi jalan tengah antara falsafah monopoli kapitalisme dengan
falsafah kolektif komunisme, menciptakan ummatan wasathan yang
menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
8. Untuk menekankan peranan ilmu dan tekhnologi, guna menciptakan satu
peradaban yang sejalan dengan jati diri manusia, dengan panduan dan
paduan Nur Ilahi4
Ahmad Von Denffer memiliki pendapat tentang asbab al-nuzul yaitu akan sangat
membantu dalam memahami lingkungan ketika suatu wahyu diturunkan, yang hal
tersebut akan memberikan pengarahan pada implikasinya dan juga sebagai
petunjuk untuk menafsirkan, serta kemungkinan penerapannya dalam berbagai
situasi yang lain.5
Pentingnya ilmu Asbabun Nuzul dalam ilmu Al-Qur'an guna mempertegas dan
mempermudah dalam memahami ayat-ayatnya. Ilmu Asbabun Nuzul mempunyai
pengaruh yang penting dalam memahami ayat, karenanya kebanyakan ulama
begitu memperhatikan ilmu tentang Asbabun Nuzul bahkan ada yang
menyusunnya secara khusus. Diantara tokoh (penyusunnya) antara lain Ali Ibnu
al- Madiny guru Imam Al-Bukhari R.A
4
Shihab, M. Quraish, Jakarta: Logos, 2001, Cet. Ke-4 Wawasan Al-Quran, ______ , Bandung:
Penerbit Mizan, 1998, Cet. ke-7
5
Denffer, Ahmad Von, Ilmu Al-Quran; Pengenalan Dasar, Jakarta: Rajawali Pers, 1988
Sebagian orang ada yang beranggapan bahwa ilmu Asbabun Nuzul tidak ada
gunanya dan tidak ada pengaruhnya karena pembahasannya hanyalah berkisar
pada lapangan sejarah dan ceritera. Menurut anggapan mereka ilmu Asbabun
Nuzul tidaklah akan mempermudah bagi orang yang mau berkecimpung dalam
menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an. Anggapan tersebut adalah salah dan tidaklah
patut untuk dicontoh ataupun didengar dikarekanan berdasarkan pendapat para
ahli Al-Qur’an yang dikenal dengan ahli tafsir.
Adapun faedah dari ilmu Asbabun Nuzil dapat disimpulkan sebagai berikut;
6
Az-Zarqani, Muhammad ‘Abdul Azim, Munahil al-Irfan fi Ulum al-Qur’an, Dar Ihya al-Qutub al-
Arabiyah
PENUTUP
A. Kesimpulan
Riwayat yang dapat dijadikan pegangan dalam asbabun nuzul adalah ucapan-
ucapan para sahabat yang berbentuk musnad. Ucapan tabi’in dapat diterima jika
jelas menunjukkan asbabun nuzul dan bersumber dari salah seorang imam tafsir,
seperti Mujahid, ‘Ikrimah dan Sa’id bin Jubair yang belajar langsung kepada para
sahabat.
Sebagian besar Alquran pada mulanya diturunkan untuk tujuan-tujuan yang
bersifat umum sebagai petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam menjalani
kehidupan di dunia ini. Namun, kehiupan para sahabat bersama Rasulullah SAW
telah menyaksikan banyak peristiwa sejarah, bahkan kadang terjadi di antara
mereka peristiwa khususyang memerlukan penjelasan hukum Allah atau masih
kabur bagi mereka. Kemudian mereka bertanya kepada Rasulullah SAW untuk
mengetahui hukum Islam mengenai hal itu. Maka Alquran turun untuk peristiwa
khusus tau atau untuk pertanyaan yang muncul itu. Hal seperti inilah yang
dinamakan dengan asbab al nuzul.
Asbab an-nuzul merupakan bahan sejarah yang dapat di pakai untuk memberikan
keterangan terhadap turunnya ayat Alquran dan memberinya konteks dalam
memahami perintah-perintahnya. Sudah tentu bahan-bahan ini hanya melingkupi
peristiwa pada masa Alquran masih turun (ashr at-tanzil). Dari segi jumlah sebab
dan ayat yang turun, asbab an-nuzul dapat kita bagi kepada; Ta’addud Al-Asbab
Wa Al-Nazil Wahid danTa’adud an-nazil wa al-asbab wahid.Ungkapan-ungkapan
atau redaksi yang di gunakan oleh para sahabat untuk menunjukkan turunnya al-
qur’an tidak selamanya sama. Redaksi itu secara garis besar dikelompokkan
dalam dua kategori yaitu Sarih (jelas) dan Muhtamilah (masih kemungkinan atau
belum pasti).Asbab an-nuzul mempunyai arti penting dalam menafsirkan al-
qur’an. Seseorang tidak akan mencapai pengertian yang baik jika tidak memahami
riwayat asbab an-nuzul suatu ayat. Pemahaman asbab an- nuzul akan sangat
membantu dalam memahami konteks turunnya ayat. Ini sangat penting untuk
menerapkan ayat-ayat pada kasus dan kesempatan yang berbeda. Peluang
terjadinya kekeliruan akan semakin besar jika mengabaikan riwayat asbab an-
nuzul.
Shihab, M. Quraish, Jakarta: Logos, 2001, Cet. Ke-4 Wawasan Al-Quran, ______ , Bandung:
Penerbit Mizan, 1998, Cet. ke-7
Denffer, Ahmad Von, Ilmu Al-Quran; Pengenalan Dasar, Jakarta: Rajawali Pers, 1988
Az-Zarqani, Muhammad ‘Abdul Azim, Munahil al-Irfan fi Ulum al-Qur’an, Dar Ihya al-Qutub al-
Arabiyah