Anda di halaman 1dari 17

KAPITA SELEKTA MATEMATIKA

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

(Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas akhir semester mata kuliah Kapita Selekta
Matematika)

Dosen Pengampu :

Fatkhul Arifin, M.Pd

Disusun Oleh :

Ismawardi Rohim Ar Raihan 11190183000059

Kelas : 6B

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2022
KEMENTERIAN AGAMA No.Dokumen : FITK-FR-AKD-01
UIN JAKARTA FORM(FR) Tgl.Terbit : 14April 2011
FITK No.Revisi: : 00
Jl.Ir. H.JuandaNo95Ciputat15412Indonesia Hal : …/…
SOAL UAS

KEMENTERIAN AGAMA RI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
KEGURUAN UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 2021

Mata Kuliah : Kapita Selekta Matematika Waktu :Terbatas


Dosen : Fatkhul Arifin,M.Pd Lokal :Gd PPG Ruang 810
Hari/Tgl : Selasa,28 juni 2022 Jur./Prodi :PGMI/VI A,B, C,D

Petunjuk:
1. Soal bersifat take home
2. Pengerjaan diberikan waktu sampai hari Rabu,29 juni 2022 Pkl 17.00WIB.
3. Dikumpulkan secara kolektif ke perwakilan kelas kemudian dikirim ke email
fatkhul_arf@uinjkt.ac.id
4. Perwakilan kelas berhak mengirimkan jawaban jika ada salah satu anggota
yang belum mengumpulkan sampai batas waktu yang ditentukan.
5. Segala bentuk PLAGIARISM tidak ditolerir
Nomor Soal
1. Buatlah skema penjelasan konsep matematika kelas tinggi yang baik dan benar minimal 2
materi pada kelas 4,5, & 6!

Dari materi matematika yang anda pilih, jelaskan masalah spesifik yang sering muncul
2. pada materi tersebut? Solusi konkrit apa yang dapat anda berikan terhadap masalah
tersebut!

3. Strategi, model, metode, dan media apa yang cocok agar anak dapat dengan mudah
memahami konsep yang anda jelaskan!
KEMENTERIAN AGAMA No.Dokumen : FITK-FR-AKD-01
UIN JAKARTA FORM(FR) Tgl.Terbit : 24 April 2022
FITK No.Revisi: : 00
Jl.Ir. H.JuandaNo95Ciputat15412Indonesia Hal : …/…
JAWABAN
SOAL UAS

 Materi 1 Materi Kelas 4


FPB DAN KPK
 Konsep Fpb Dan Kpk
KPK dan FPB merupakan salah satu bab yang dipelajari dalam matematika. Kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) adalah kelipatan persekutuan terkecil yang dihasilkan oleh dua
atau lebih kelipatan suatu bilangan. Faktor persekutuan terbesar (FPB) adalah nilai
maksimum yang dihasilkan oleh dua atau lebih faktor.
a. FPB
FPB adalah faktor persekutuan dengan nilai tertinggi di antara faktor persekutuan lainnya.
FPB disebut Great Common Divisor (GCD) dalam bahasa inggris. Ada dua cara untuk
menemukannya, dengan pohon faktor atau tabel, begitu juga dengan KPK.
Misalnya, temukan 15 dan 10 FPB. Anda perlu menemukan faktor atau bilangan yang habis
dibagi 15 dan 10.
15 habis dibagi 1, 3, 5, 15.
10 habis dibagi 1, 2, 5, dan 10.
FPB dari 15 dan 10 adalah faktor yang sama dan memiliki nilai maksimum.
Oleh karena itu, FPB untuk 15 dan 10 adalah 5.
Bilangan bulat positif terbesar yang dapat membagi dua bilangan atau lebih secara merata
disebut FPB.
b. KPK
KPK atau kelipatan persekutuan terkecil adalah kelipatan persekutuan terkecil dari bilangan
yang ditentukan. Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) adalah Least Common Multiple
(LCM) dalam bahasa inggris.
Misalnya, temukan KPK dari 15 dan 10. Pertama-tama bagikan kelipatan masing-masing 15
dan 10. Kelipatan 15 adalah 15, 30, 45, 60, 75, 90 dan 105.
Kelipatan 10 adalah 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70.
Dari kelipatan dua bilangan, 30 adalah bilangan terkecil yang sama.
Jadi KPK dari 15 dan 25 adalah 30.
Kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan atau lebih disebut KPK.
 Kesulitan Materi Fpb Dan Kpk
Dalam sebuah pembelajaran matematika tidak jarang siswa merasakan
kesulitan dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan. Hambatan belajar yang sering
dialami siswa yakni kesulitan dalam proses memahami materi, hal ini menjadi faktor
kesulitan dalam mengerjakan soal-soal.1 Menurut Budiarti dkk ada 3 jenis hambatan
yang biasa dialami oleh siswa yakni:

1. Hambatan ontogeni, (kesiapan mental belajar)


Pada sebuah pembelajaran seorang siswa harus memiliki mental yang siap untuk
belajar agar terciptanya tujuan pembelajaran. Tanpa adanya kesiapan mental maka siswa
akan sulit dalam menerima pembelajaran dan tidak membuahkan hasil yang maksimal.
Agar kegiatan berjalan lancar dan membuahkan hasil yang baik maka dibutuhkan
kesiapan mental siswa.

2. Hambatan Didaktik (akibat pengajaran guru)


Guru bisa menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan adanya hambatan
belajar seperti metode yang dilakukan guru dalam pembelajaran perkalian sangat
memakan waktu, atau dalam penyampaian bahasan masih menggunakan bahasa baku
yang sukar dimengerti siswa. Sebagai seorang guru sudah seharusnya menyiapkan
metode belajar yang matang untuk hasil yang maksimal karena dengan metode belajar
yang kurang matang akan menyebabkan hambatan belajar bagi siswa.2

3. Hambatan Epistimologi (pengetahuan yang terbatas)


Hambatan ini lebih dominan ke peserta didik. karena hambatan ini berhubungan
dengan konsep matematika. Hambatan ini terjadi karena sifat dari konsep matematika itu
sendiri. Hambatan ini berhubungan dengan pengetahuan seseorang yang terbatas.
Hambatan ini tidak bisa di hindari oleh para siswa.3

1
Khairani, Sofiyan dkk. Hambatan Epistemologi Siswa Dalam Pembelajaran Perkalian Bilangan Di Kelas II SD
Negeri 10 Langsa Tahun Pelajaran 2018/2019. Journal of Basic Education Studies / Vol 2 No 2 (Juli-Desember
2019) hal,2.
2
Sukirno, Dini Ramadhani. Analisis Learning Obstacles Dalam Pembelajaran Pemecahan Masalah
Penjumlahan Pecahan Pada Siswa Kelas Iv Sd Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 3, No.2, Juli - Desember 2016 Hal
79-80.
3
Fatimah Candrawati Dewi, Pida Mahani dkk. HAMBATAN EPISTEMOLOGI SISWA DALAM MATERI
PERSAMAAN EKSPONEN. Jurnal Equation Teori dan Penelitian Pendidikan Matematika Vol 4 No. 1 Maret
2021. Hal 2
 Permasalahan Siswa dalam pembelajaran Fpb Dan Kpk

Adapun permasalahan lain dari kesulitan yang dialami siswa yakni:

1. Materi yang dianggap sulit siswa dalam belajar matematika tidak jauh dari perkalian,
pembagian, bilangan bulat, bilangan prima, KPK dan FPB
2. Selain materi yang dianggap sulit ada juga karakteristik yang menyebabkan siswa
kesulitan dalam memahami konsep KPK dan FPB seperti adanya gangguan dalam
memori (sering lupa dengan materi yang di pelajari), Urutan Materi, keabstrakan
dalam berfikir siswa (tidak dapat memahami materi) dan masih kebanyakan siswa
yang masih belum bisa membaca dan kesulitan dalam berbahasa.
3. Adapun faktor yang mempengarui kesulitan belajar siswa minim atau kurangnya
motivasi dan minat belajar yang masih rendah. Hal ini ditandai dengan kurangnya
dukungan dari orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya atau orang tua yang kurang
faham dalam matematika (orang tua yang masih awam), Pembelajaran konvensional
dari guru serta kurangnya media pembelajaran yang digunakan.

 Solusi Mengatasi Permasalahan Siswa fpb dan kpk serta Strategi, model,
metode, dan media dalam pembelajarannya
Upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengatasi hambatan atau kesulitan yang
dialami siswa dalam pembelajaran matematika antara lain, guru memberikan tugas hafalan
perkalian dan pembagian setiap pagi. Memberikan teknik belajar hitung menggunakan
jarimatika dalam perkalian dan pembagian, serta memberikan tanggung jawab terhadap siswa
yag paham dengan materi untuk dapat mengajarkan teman sebangkunya. Guru juga dapat
memberikan stimulus dengan memberikan soal lahtihan, remedial, serta bimbingan belajar
secara privat di sekolah.

Bedasarkan kesulitan yang ada diatas pemecahan masalahnya lainnya yakni:

1. Guru mencari atau menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk mengatasi
kekurangan yang diakibatkan dalam pembelajaran konvensional di kelas. Metode
yang digunakan diharapkan yang dapat mengatasi nilai peserta didiik yang rendah.
2. Melibatkan peserta didik dalam pembelajaraan kooperatif dengan bantuan media yang
konkret.
3. Pembelajaran kooperatif yang melibatkan peserta didik secara aktif dapat mengatasi
masalah akan rendahnya hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik.Belajar
kelompok, dengan memberika tugas secara berkelompok peserta didik dapat ikut serta
dalam pembelajaran dikelas. Dan materi yang disediakan harus mampu melibatkan
peserta didik untuk aktif bertanya dan aktif dalam memahami materi. Penugasan yang
dilakukan melalui kerjasama dalam kelompoknya masing-masing
 Model Pembelajaran

Dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat pada pelaksaan pembelajaran


akan membantu kelancaran, efektivitas serta keefesienan dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Dengan model pembelajarn yang sesuai dengan materi dapat membantu siswa
dan menjadi sarana interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. dengan
itu pembelajaran akan menjadi lebih efektif dan bermakna. Model pembelajaran merupakan
komponen penting yang dapat menjadi panduan dalam melakuka kegiatan belajar di kelas.
Dalam mengaplikasikan model pembelajaran tersebut diperlukan pendekatan, strategi,
metode, teknik dan taktik untuk menunjang pembelajaran.

Model pembelajaran berperan khusus dalam kegiatan pembelajaran.

1. Dapat membantu guru untuk menciptakan perilaku siswa yang diinginkan.


2. Membantu guru untuk menentukan sarana serta cara yang sesuai yang dapat
menciptakan lingkungan yang dapat mengembangkan pembelajaran.
3. Dapat membantu interaksi antara guru dan peserta didik sesuai yang diinginkan
selama proses pembelajaran.
4. Membantu guru dalam menyusun kurikulum, silabus serta konten pelajaran yang akan
digunakan saat itu.
5. Dapat membantu guru dalam memilih materi pelajaran yang tepat sesuai dengan
kurikulum
6. Dapat membantu guru dalam merancang sebuah kegiatan pembelajaran yang sesuai
7. Memberikan Bahan prosedur untuk mengembangkan materi dan sumber belajar yang
menarik dan efektif
8. Merangsang pengembangan inovasi pendidikan pembelajaran baru.
9. Membantu dalam mengomunakasikan materi yang disampaikan.
10. Membantu membangun hubungan antara belajar dan mengajar secara empiris.4

 Metode pembelajaran

4
Isrok’atun, 2021 Model-Model Pembelajaran Matematika..  (n.p.): Bumi Aksara.
Adapun metode yang dapat digunakan untuk pembelajaran konsep KPK dan FPB
yakn “Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD”. Model pembelajaran kooperatif dapat
digunakan pada meteri KPK dan FPB karena model pembelajaran ini dapat membantu siswa
untuk lebih mudah dalam menemukan maupun memahami konsep yang sulit, dan mereka
akan berdiskusi dengan temannya untuk memecahkan masalah ini. Menurut Suryanti model
pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe model pembelajaran
kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap
kelompok 4-5 orang siswa yang dimana dalam satu kelompok tersebut terdapat siswa
campuran mulai dari tingkat prestasi, jenis kelamin, latar sosial dan suku.5

Adapun langkah-langkah dalam menggunakan metode STAD

1. Guru mempresentasikan tata cara dan prosedur STAD dan dilanjut dengan materi.
2. Guru membagi kelompok dan menetapkan Ketua kelompoknya yang biasa di sebut
dengan "Tim" Ketua kelompok bertugas membuat anggota bekerja dengan baik dan
saling bekerja sama dalam menguasai materi yang telah disampaikan oleh guru.
3. Guru memberikan aturan dalam kerja tim.
a. Setiap siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman satu
tim mereka telah mempelajari semua materi.
b. Tidak ada yang boleh berhenti belajar sampai semua anggota menguasi materi.
c. Minta bantuan dari anggota kelompok sebelum bertanya kepada guru.
d. Setiap anggota kelompok boleh saling berbicara satu sama lain dengan suara
yang pelan.
4. Tim dan Anggota melakukan kerja kelompok
5. Guru memberikan kuis individual untuk dikerjakan siswa.
6. Guru dan siswa melakukan perhitungan skor kuis yang akan digunakan sebagai skor
kelompok berdasarkan poin yang dikumpulkan.
7. Guru memberikan penghargaan kepada setiap tim atau kelompok.6

 Media pembelajaran Fpb Dan Kpk Magic Box

5
HARIYATI, Yuliana. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar
matematika tentang KPK dan FPB pada siswa Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, 2013, 1.2: 1-6.
6
Ariani, T., & Agustini, D. (2018). Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dan
Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT): Dampak terhadap Hasil Belajar Fisika. SPEJ (Science
and Physic Education Journal), 1(2), 65-77.
Media magic box yaitu media yang nyata atau kongkret karena menggunakan indera
penglihatan yaitu mata. Media ini disebut kotak ajaib karena media ini memiliki soluasi
dalam memecahkan suatu permasalahan. Media ini termasuk media visual dimana media ini
hanya mennggunakan indera penglihatan atau mata saja. Dari segi dimensinya, media ini
tergolong media tiga dimensi karena memiliki panjang, tinggi, dan lebar.

Media ini bertujuan menarik perhatian peserta didik,smembuat siswa aktif pada
proses belajar mengajar, dan memudahkan siswa memahami materi pembelajaran, serta dapat
meningakatkan hasil belajar psereta didik.

Selaian tujuan di atas, media magic box juga memiliki keunggulan yaitu dapat menciptakan
suasanasbelajar yang asyik atau menyenangkan, dapat mendorong peserta didiksdalam
memahami materi pelajaran

Langkah-langkah menggunakan media magic box :

1. Buka tutup media magic box.

2. Bentangkan sisi kiri, kanan dan sisi depan magic box, bagian papan mencari\ FPB dan
KPK dibiarkan berdiri.

3. Ambil angka yang akan dicari FPB dan KPK nya pada kotak bilangan, kemudian
tempelkan pada bagian paling atas papan magic box.

4. Bilangan prima yang akan ditempelkan pada sisi kiri papan atau pembagi bilangan yang
akan dicari adalah berurutan mulai dari 2, 3, 5 dan seterusnya.

5. Lakukanlah pembagian bilangan.

6. Apabila saat pembagian ada bilangan yang tidak bisa dibagi, maka dikosongkan.

7. Lakukan pembagian hingga habis.

8. Untuk menentukan KPK yaitu mengalikan semua bilangan yang ada di sebelah kiri.

9. Untuk mencari FPB yaitu dengan mengalikan semua bilangan prima yang dapat membagi
kedua bilangan yang akan dicari tadi.

DAFTAR PUSTAKA
Khairani, Sofiyan dkk. Hambatan Epistemologi Siswa Dalam Pembelajaran Perkalian
Bilangan Di Kelas II SD Negeri 10 Langsa Tahun Pelajaran 2018/2019. Journal of Basic
Education Studies / Vol 2 No 2 (Juli-Desember 2019) hal,2.
Sukirno, Dini Ramadhani. Analisis Learning Obstacles Dalam Pembelajaran
Pemecahan Masalah Penjumlahan Pecahan Pada Siswa Kelas Iv Sd Jurnal Seuneubok Lada,
Vol. 3, No.2, Juli - Desember 2016 Hal 79-80.
Fatimah Candrawati Dewi, Pida Mahani dkk. HAMBATAN EPISTEMOLOGI
SISWA DALAM MATERI PERSAMAAN EKSPONEN. Jurnal Equation Teori dan
Penelitian Pendidikan Matematika Vol 4 No. 1 Maret 2021. Hal 2
Isrok’atun, 2021 Model-Model Pembelajaran Matematika..  (n.p.): Bumi Aksara.

HARIYATI, Yuliana. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk


meningkatkan hasil belajar matematika tentang KPK dan FPB pada siswa Sekolah
Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2013, 1.2: 1-6.
Ariani, T., & Agustini, D. (2018). Model Pembelajaran Student Team Achievement
Division (STAD) dan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT): Dampak
terhadap Hasil Belajar Fisika. SPEJ (Science and Physic Education Journal), 1(2), 65-77.

 Materi 2 Materi Kelas 5


KONVEKSI SATUAN LUAS PADA DEBIT

 Konsep Konveksi Satuan Luas Pada Debit

Permasalahan pada pembahasam volume tidak sekedar hanya menghitung beberapa


volume dari sebuah bangun ruang tetapi berhubungan juga dengan debit. Debit merupakan
suatu ukuran untuk mengukur volume setiap zat cair yang mengalir untuk setiap waktu.
Biasanya Satuan yang digunakan adalah volume persatuan waktu (m 3 /detik, liter/menit ,
m 3 /jam, , liter/detik ataupun liter/jam). Sedangkan menurut Osman T. Dan Sulartinah,
2007 Debit adalah volume pada air yang mengalir dari suatu saluran tertentu pada satuan
waktu.7 Di sekolah dasar, Konsep debit dapat dilakukan dengan memberikan sebuah contoh,
seperti seorang siswa akan mengisi air pada minum pada botol minum yang berisi 1 liter,
waktu yang dibutuhkan untuk mengisi air minum dari galon air tersebut ke botol minuman
adalah 1,5 menit, siswa dapat berdiskusi atau bertanya dengan guru sampai mendapatkan
kesimpulan bahwa ukuran mengisi air atau di sebut juga volume air tiap satu satuan waktu
dinamakan debit.8
Rumus :
Volume
Debit =
Waktu

Contoh :
1. Andi sedang mengisi bak mandi dengan air kran dalam 1 detik. Air sudah memenuhi
sebanyak 3 liter. Berapa debit air yang mengalir?
Jawab:
Volume air (liter)
Debit =
Waktu( detik)
3 Liter
Debit =
1 Detik
= 3 liter/detik
Jadi, debit air yang mengali adalah 3 liter/detik.9

7
Aris Muhamad Syamsudin (2021) Skripsi Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika
Materi Kecepatan Dan Debit Di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Bojongbecik. H. 43
8
Andhin Dyas Fioiani, M. Pd. Modul Pendidikan Profesi Guru Modul 2 Pendalaman Materi Matematika H.
128-129
9
Weni Warina (2020). Skripsi Penggunaan Media Konkret Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif
Materi Debit Siswa Kelas V Mi Al Hidayah Margorejo Surabaya. H. 35
2. Sebuah mobil tangka akan memindahkan 54.000 m3 bensin dalam waktu 3 Jam. Berapa
Liter/Detik debit bensin tersebut mengalir ?
Dik :
Volume = 54.000 m3
= 54.000.000 Liter (dm3)
Waktu = 3 Jam
= 10.800 detik
Dit = debit ?
Jawab :
Volume air (liter)
Debit =
Waktu( detik)
54.000.000 Liter
=
10.800 detik
= 5.000 liter/detik
Jadi, debit air tersebut adalah 5000 liter/detik.10

 kesulitan materi konversi satuan luas pada debit

Kesulitan belajar matematika pada materi satuan luas pada debit yaitu
1. Kelemahan dalam menghitung yaitu peserta didik terkadang melakukan kesalahan dalam
berhitung yang di karenakan peserta didik itu bingung dengan proses penyelesaian soal.
2. Kesulitan dalam mengubah satuan yaitu peserta didik masih bingung cara untuk
mengkonversi satuan luas pada debit.
3. Kesulitan mengenal dan memahami simbol.11 Yaitu peserta didik terkadang keliru dengan
simbol pada konversi satuan luas pada debit tersebut.
4. Peserta didik sulit memahami maksud pada soal yaitu ada beberapa peserta didik
terkadang sulit dalam memahami maksud dalam soal cerita dan terkadang bingung dengan
bagaimana menuliskan kalimat matematika dalam lembar jawaban. Oleh karena itu, Ketika
saat mengerjakan soal, banyak peserta didik yang menanyakan apa maksud dari soal kepada
guru.
5. Kurang memahami konsep konversi satuan pada debit yaitu peserta didik terkadang
beranggapan bahwa materi itu sulit dan peserta didik belum menghafal tingkat satuan luas

10
Mardia Septi N. (2018) Skripsi Pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap hasil belajar
siswa kelas 5 mata pelajaan matematika tentang kecepatan dan debit di SD Negeri Nogopuro. H. 128
11
Ibid. h.48
pada debit.12

 Permasalahan Siswa Pada Materi Konversi Satuan Luas Pada Debit

Pada biasanya dalam pengerjaan materi konversi satuan luas pada debit menggunakan
sistem anak tangga yang dimana satu tangga naik akan dibagi 1000 dan satu tangga turun
akan di kali 1000. Hanya saja cara konvensional ini masi membuat bingung para siswa dalam
pengerjaannya, beberapa dari siswa cenderung melakukan kesalahan dalam menghitung.
Contoh soal :
5 m3 = ………… mm3 jika menggunakan bantuan anak tangga maka :

Dari anak tangga tersebut terlihat dari m3 ke m m3 turun 3 tangga, maka seharusnya
hasilnya 5 m3 = 5 x 1000 x 1000 x 1000 m m3 = 5.000.000.000 mm3 . Namun siswa
seringkali melakukan kesalahan memahami. Karena turun 3 tangga maka siswa
berpikir 5 m3= 5 x 3000 mm3 = 15.000 mm3 .13

 Solusi Mengatasi Permasalahan Siswa Pada Materi Konversi Satuan Luas Pada
Debit serta Strategi, model, metode, dan media dalam pembelajaran konveksi
satuan luas pada debit

Sejak kasus yang banyak terjadi seperti itu maka para peneliti mencoba untuk
meningkatkan pemahaman dan meminimalisirkan kesalahan peserta didik dengan mencoba
melakukan perubahan cara konversi satuan debit dengan sistem garis lurus.
Cara menggunakan sistem bantuan garis lurus konversi satuan luas pada debit yaitu

12
Siti Nurjannah (2015) Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika Pada Materi Jarak, Waktu, Dan Kecepatan
Di Kelas 5a Sd Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta. H. 66-68
13
Feny Dwi Indriana Ary, S.Pd., Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) Dengan Sistem
Bntuan Garis Konversi Satuan Volume Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matermatika Materi
Satuan Volume dan Debit Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Sidamulya 01, Jurnal Insan Cendikia, Vol 2, No. 2,
2021, hlm. 57
sebagai berikut :
a. Buat garis lurus mendatar, kemudian buatlah titik sesuai nama satuan. Pada setiap titik
nama satuan kita sebut rumah satuan.

b. Jeda antara satuan luas pada debit dalam satuan meter kubik diberi dua titik diantara
rumah satuan yang kita sebut kamar satuan

c. Menentukan nilai satuan pada bilangaan yang akan dikonversi. Kemudian, tempatkan
angka yang menempati nilai satuan ke dalam rumah satuan sebagai penghuni. Nilai
tempat yang lain apabila berada di sebelah kiri nilai satuan letakkan dalam kamar
satuan sebelah kiri, dan jika berada disebelah kanan nilai satuan letakkan dalam
kamar satuan sebelah kanan.14
Contoh :
75hm 3 =….. m3
Yang menempati nilai satuan adalah angka 5 dan rumah satuannya adalah hm 3 sedangkan
angka 7 berada di sebelah kiri nilai satuan maka :

d. Berikan garis pembatas disebelah kanan nama satuan yang tidak dikonversikan, beri
nilai 0 pada ruang atau titik yang kosong tidak berpenghuni.

Contoh :
75hm 3 =….. m3

14
Ibid, hlm. 58
Dari garis tersebut dapat diperoleh bahwa 75hm 3 =75.000.000 m3.15
Selain dari permasalahan tersebut, dalam mengatasi permasalahan siswa
mempelajari materi konversi satuan luas pada debit yaitu lebih meningkatkan
keaktifan siswa ketika kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, khususnya pada
materi konversi satuan luas pada debit. Ketika ingin meningkatkan keaktifan belajar
siswa, maka perlu adanya dorongan dari guru agar point keaktifan siswa dapat
tercapai yaitu dengan :
a) Memberikan tugas secara kelompok atau individual
b) Memberikan tugas untuk membaca bahan belajar serta mencatat hal-hal yang belum
jelas
c) Menggunakan multimedia atau multimetode
d) Memberikan kesempatan kepada siswa melaksanakan eksperimen dalam kelompok
kecil (max. 3 orang)
e) Membuat sesi diskusi tanya jawab.16
Selain dengan meningkatkan keaktifan siswa, media pembelajaran yang interaktif
dapat mengatasi permasalahan Siswa Pada Materi Konversi Satuan Luas Pada Debit.
Media pembelajaran yang interaktif antara lain :
1. Permainan Domino Cards
Media pembelajaran menggunakan permainan/kartu domino memudahkan
siswa dalam memahami konsep pembelajaran dan siswa juga merasakan senang
ketika pembelajaran dilakukan melalui permainan. Permainan kartu domino dapat
meningkatkan stimulus matematis siswa. Kartu domino merupakan kertas tebal
yang berukuran kecil berbentuk persegi Panjang yang digunakan untuk bermain
yang dimana setiap kartu dinagi menjadi dua bidang yang setip bidangnya berisi
0-6 titik.
Kartu domino yang digunakan dalam pembelajaran disini bukanlah kartu
domino yang biasa digunakan untuk orang berjudi, melainkan kartu yang dibuat
menyerupai kartu domino untuk menarik keaktifan siswa dalam pembelajaran
15
Ibid, hlm. 59
16
Euis Rosmalina, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Debit Melalui
Pendekatan Saintifik Berbantukan Media Domino Cards Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Srumbung 2 Tahun
2019/2020, EDUMAT : Jurnal Edukasi Matematika, hlm. 1119
matematika khususnya pada materi debit.
Kartu domino debit yang digunakan untuk bermain yaiitu dibagi menjadi dua
bagian. Bagian atas diisi dengan soal dan bagian bawah di isi dengan konversi
satuan volume/debit. Ukuran yang digunakan dalam membuat kartu yaitu Panjang
5 cm dan lebar 3 cm.17

Kesimpulan
Konversi satuan luas pada debit merupakan pembelajaran matematika yang
membutuhkan ketelitian juga pemahaman tentang cara pengubahan konversi pada satuan
tersebut, Oleh karena itu guru dalam mengajarkan juga harus cerdas dalam memilih metode,
srategi, dan media yang akan di gunakan dalam materi tersebut karena terkadang siswa
sekolah dasar yang mudah bosan dan jenuh dalam belajar sehingga di butuhkan metode dan
media dalam pembelajaran yang di sesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Pada kesulitan dan permasalahan yang di alami siswa pada materi konversi satuan
luas pada debit yaitu sebagaian besar siswa tidak paham pada metode pengubahan konversi
satuan tersebut sehingga siswa merasa kebingungan dan juga siswa sulit memahami maksud
dari suatu soal cerita dan terkadang ada siswa yang salah dalam memahami suatu konsep
yang di ajarkan oleh guru.

DAFTAR PUSTAKA

17
Ibid, hlm. 1120
Aris Muhamad Syamsudin (2021) Skripsi Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Matematika Materi Kecepatan Dan Debit Di Kelas V Sekolah Dasar
Negeri Bojongbecik. H. 43

Andhin Dyas Fioiani, Modul Pendidikan Profesi Guru Modul 2 Pendalaman Materi
Matematika H. 128-129

Feny Dwi Indriana Ary, Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS)
Dengan Sistem Bntuan Garis Konversi Satuan Volume Untuk Meningkatkan
Keaktifan dan Hasil Belajar Matermatika Materi Satuan Volume dan Debit Pada
Siswa Kelas VI SD Negeri Sidamulya 01, Jurnal Insan Cendikia, Vol 2, No. 2, 2021,
hlm. 57

Euis Rosmalina, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Debit Melalui
Pendekatan Saintifik Berbantukan Media Domino Cards Bagi Siswa Kelas V SD
Negeri Srumbung 2 Tahun 2019/2020, EDUMAT : Jurnal Edukasi Matematika, hlm.
1119

Weni Warina (2020). Skripsi Penggunaan Media Konkret Untuk Meningkatkan


Keterampilan Berpikir Kreatif Materi Debit Siswa Kelas V Mi Al Hidayah Margorejo
Surabaya. H. 35

Mardia Septi N. (2018) Skripsi Pengaruh model pembelajaran problem based learning
terhadap hasil belajar siswa kelas 5 mata pelajaan matematika tentang kecepatan
dan debit di SD Negeri Nogopuro. H. 128

Anda mungkin juga menyukai