Anda di halaman 1dari 13

KESULITAN SISWA

DALAM MENGHAFAL PERKALIAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Matematika Pendidikan Dasar
yang diampu oleh Saleh, S.Pd., M.Pd.

OLEH:

Kelompok X

Astana Aulia Putri (A1I119025)

Fingki (A1I119073)

Ni Kadek Riski Dwi Anjali (A1I119051)

Waode Karisma (A1I119095)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas tentang Kesulitan Siswa
Dalam Menghafal Perkalian.
Makalah ini dibuat dengan kajian ilmiah dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca umumnya dan bagi kami khususnya

Kendari, Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang Penelitian.................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................ 5

1.3 Tujuan...................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................... 6

2.1 Penyebab Siswa Kesulitan Menghafal Perkalian................................................................. 6

2.2 Menyelesaikan Kesulitan Menghafal Perkalian...................................................................7

BAB III PENUTUP................................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan........................................................................................................................ 12

3.2 Saran...................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Miskonsepsi siswa atau pemahaman siswa yang salah terhadap suatu konsep
merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam dunia pendidikan. Siswa merupakan
salah satu komponen utama dalam pendidikan. Pendidikan memiliki tiga komponen utama
yaitu guru, bahan ajar dan siswa.Sebagai salah satu usaha untuk terus memperbaiki kualitas
pendidikan. Salah satu usaha yang dilakukan oleh pakar pendidikan adalah dengan gencar
melakukan penelitian pada sebagian dari atau ketiga komponen tersebut.
Agar dapat dipahami dengan lebih jelas mengapa miskonsepsi menjadi masalah yang
perlu diselidiki, akan dijelaskan bagimana seorang siswa dapat memiliki miskonsepsi.
Miskonsepsi dapat bermula dari dua hal, yakni; Pertama, konsep yang disampaikan oleh guru
tidak dipahami dengan benar oleh siswa; dan Kedua, anggapan awal siswa terhadap suatu
konsep sebelum mempelajari topic tersebut.Hal yang pertama dapat terjadi karena dapat
diduga bahwa terdapat perbedaan pemahaman antar satu siswa dengan siswa yang lain
terhadap proses pembelajaran yang sama. Sedangkan hal yang kedua dapat terjadi karena
siswa pernah membaca buku sebelum belajar di kelas. Selain itu hal kedua juga dapat terjadi
karena siswa sudah belajar materi yang akan dipelajari dikelas.
Bertitik yolak dari tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar yaitu
menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung sebagai alat dalam kehidupan
sehari-hari, maka matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang member tekanan pada
penalaran dan pembentukan sikap anak yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu konsep dasar matematika harus ditanamkan benar-benar dalam pribadi
setiap anak didik. Sebab jika penguasaan mereka terhadap konsep matematika, dalam hal ini
tentang konsep perkalian pada Sekolah Dasar sekarang mungkin akan menjadi faktor
kesulitan bagi anak didik.
Matematika dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang sulit oleh sebagian siswa di
sekolah. Banyak siswa yang tidak suka pada mata pelajaran matematika dan sampai
membenci pelajaran tersebut. Tentunya itu terjadi karena siswa tersebut tidak menyukai
matematika, tidak menyukai berhitung. Itu bisa disebabkan oleh kesalahan siswa ketika awal
belajar matematika

4
Dari kesalahan tersebut dapat diketahui hasil pemahaman dan penguasaan materi
matematika siswa. Kesalahan sebenarnya sesuatu hal yang wajar dilakukan, tetapi apabila
kesalahan yang dilakukan cukup banyak dan berkekanjutan, maka harus dilakukan
identifikasi dan dicari faktor yang mempengaruhinya, kemudian dicari solusi untuk
penyelesaiannya. Dengan demikian informasi tentang kesalahan-kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan mutu dalam
pembelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Menigingat
pada pembelajran matematika materi yang diajarkan akan saling terkait dengan materi
berikutnya yang akan diajarkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa penyebab peserta didik mengalami kesulitan menghafal perkalian?
2. Apa saja solusi untuk memecahkan kesulitan menghafal perkalian bagi peserta
didik?

1.3 Tujuan
1. Mengidentifikasi berbagai kemungkinan penyebab miskonsepsi siswa dalam
konsep menghafal perkalian
2. Mendeskripsikan berbagai solusi dalam menyelesaikan miskonsepsi pada siswa
dalam konsep menghafal perkalian.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penyebab Siswa Kesulitan Menghafal Perkalian


Choi Chun Ja (A, 2016) mengungkapkan inti permasalahan yang ditemukan pada
materi perkalian di SD kelas IV yaitu secara umum peserta didik kurang memiliki minat
terhadap mata pelajaran matematika. Selanjutnya ini dibuktikan pada rincian yang lebih
khusus lagi sebagai berikut Choi Chun Ja (B, 2016):

1. Pada penampilan pertama tidak ditemukan masalah dalam mengajar dikarenakan


materi dan soal perkalian dari 1-5 yang diberikan masih mudah.
2. Pada penampilan kedua hanya 15% peserta didik yang dapat memahami dan
mengikuti pelajaran, karena soal perkalian mulai dari 6 dan 9.
3. Pada penampilan ketiga, dilakukan tes perkalian dan hasilnya hanya 15% peserta
didik yang sudah memahami konsep dasar perkalian.
4. Pada penampilan keempat, dilanjutkan dengan materi mengalikan bilangan satu
angka dengan bilangan dua angka, serta mengalikan dengan bilangan kelipatan 10.
Ternyata hasilnya hanya 4 orang dari 33 peserta didik yang dapat memahami
pelajaran.
5. Pada pertemuan kelima, kemampuan peserta didik yang heterogen dalam menyerap
materi membuat guru sulit menguasai kelas karena perbedaan karakteristik tersebut
berpengaruh terhadap kemampuan dalam menerima materi yang disampaikan. Guru
harus mengulang-ulang materi yang telah dipelajari dikarenakan peserta didik yang
mudah lupa dengan dasar-dasar materi.

Demikian juga pada saat pembelajaran matematika, hampir semua siswa terlihat
ketakutan dikarenakan mereka tidak bisa menghafal perkalian dari rumah dan di sekolah
mereka disuruh mengulangi hafalannya, sehingga ini memberi tekanan dan beban bagi siswa.
Penyebab lainnya juga bisa dikarenakan siswa tidak mengerti apa arti dari perkalian itu
sendiri yang merupakan penjumlahan berulang, sehingga dalam mengoperasikan perkalian
juga seringkali ditemukan miskonsepsi.

Faktor lainnya yang menyebabkan anak kesuliatan dalam menghafal perkalian antara
lain (Hamdanah, H 2011):

6
1. Belum diterapkan metode Drill yang tepat
2. Kurangnya dukungan dari guru (penulis)

Beberapa masalah yang terjadi sehingga peserta didik sulit untuk menghafal

perkalian dalam mempelajari matematika adalah:

1. Dalam pengondisian kelas dirasakan belum kondusif mungkin sudah terbiasa dengan

keadaan yang konvensional.

2. Siswa kurang aktif dan kurang semangat dalam belajar matematika karena

menganggap matematika itu susah dan kegiatan belajar yang dilakukan monoton.

3. Dalam Tanya jawab siswa kurang percaya diri untuk mengemukakan pendapatnya.

4. Hasil yang dicapai peserta didik sebelum mencapai KKM yaitu?

2.2 Menyelesaikan Kesulitan Menghafal Perkalian


Solusi 1: Metode Drill

Berdasarkan pendapat Roestiyah NK (2001: 125), metode drill adalah teknik yang
dapat diartikan sebagai suatu metode mendidik dimana peserta didik melakukan kegiatan
latihan agar peserta didik mempunyai keterampilan lebih tinggi dari yang dipelajari. Adapun
sintaks dari metode Drill yaitu sebagai berikut Hamdanah, H (A, 2011):
1. Guru meletakkan media perkalian 6 di papan tulis
2. Guru dan siswa bersama-sama membaca perkalian 6
3. Siswa bersama-sama menghafal perkalian 6 secara berulang-ulang tanpa
melihat media.
4. Guru mengajarkan cara menghafal perkalian dengan metode drill
5. Guru menguji hafalan perkalian siswa dengan membacakan soal perkalian
kepada siswa
6. Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru
7. Guru memeriksa hasil jawaban siswa
8. Guru menuliskan judul materi yang akan diajarkan

7
9. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan contoh jawaban soal dengan cara
mendatar
10. Siswa menyimak penjelasan guru
11. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya
12. Peserta didik diberi kesempatan maju ke depan kelas untuk menjawab contoh
soal di papan tulis
13. Guru memberikan soal hitung perkalian kepada siswa
14. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
15. Guru memeriksa hasil jawaban siswa

Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakuakn Hamdanah, H (B, 2011) terhadap
penggunaan metode drilil untuk meningkatan kemampuan menghafal perkalian bagi siswa
terbukti berhasil dan tujuan pembelajaran pun tercapai. Hal ini terlihat dari tes menghafal
siswa pada siklus I pertemuan pertama perkalian 6 sebesar 4,18 dan meningkat pada
pertemuan kedua perkalian 7 menjadi 6,00. Begitu pula dari hasil tes belajar pada siklus I
pertemuan pertama 5,09 dan pertemuan kedua sebesar 6,36. Ini membuktikan bahwa metode
drill sangat tepat digunakan untuk memecahkan kesulitan siswa menghafal perkalian dan
melakukan operasi hitung perkalian.

Solusi 2: Metode Jarimatika

Jarimatika adalah sebuah cara sederhana dan menyenangkan mengajarkan berhitung


dasar kepada anak-anak menurut kaidah (Dini, A., et al, 2019). Pengenalan jarimatika seperti
gambar berikut:

Adapun langkah-langkah pembelajaran perkalian 6 sampai 10 menggunakan metode


Jarimatika meliputi:

8
1. Siswa memahami konsep angka atau lambang bilangan
2. Siswa memahami konsep operasi perkalian
3. Siswa diajarkan cara menghitung dengan Jarimatika dengan ketentuan:
Rumus: (T1 + T2) + (B1 x B2)
Keterangan:
T1 = jari tangan kanan yang dibuka artinya puluhan
T2 = jari tangan kiri yang dibuka artinya puluhan
B1 = jari tangan kanan yang ditutup artinya satuan
B2 = jari tangan kiri yang ditutup artinya satuan
4. Guru mendemonstrasikan perkalian sesuai ketentuan Jarimatika
Tangan kanan (6) = kelingking ditutup/dilipat
Tangan kiri (7) = kelingking dan jari manis ditutup/dilipat
6 x 7 dapat diselesaikan dengan menghitung jumlah jari yang ditutup sebagai puluhan
dan hasil kali jari dibuka sebagai satuan. Sehingga diperoleh:
(T1 + T2) + (B1 x B2) = (10 + 20) + (4 x 3) = 30 + 12 = 42.

Penggunaan metode jarimatika pada materi perkalian mengakibatkan perubahan


positif pada peserta didik dari beberapa aspek diantaranya sebagai berikut (Anim, A., &
Rahmadani, E: 2019):

1. Aspek afektif; peserta didik menjadi senang dan terhibur karena terdapat banyak
alternatif metode yang ditawarkan sehingga pembelajaran tidak monoton. Peserta
didik juga tidak tertekan dan terbebani saat berhitung dan menghafal perkalian.
2. Aspek kognitif; metode jarimatika yang menyenangkan membuat peserta didik jadi
lebih bisa memahami dan mengingat perkalian.
3. Aspek perilaku; peserta didik menjadi antusias mengeksplor sendiri pengetahuannya
dengan saling berdiskusi.

Kelebihan jarimatika sebagai media pembelajaran diantaranya adalah (Wulandari,


2009 dalam Dini, A., et al, 2019):
1. Jarimatika memberikan visualisasi cara berhitung.
2. Gerakan jari-jari tangan akan menambah minat anak.
3. Jarimatika relatif tidak membebankan memori otak saat digunakan.
4. Alat yang dipakai tidak perlu dibeli.

9
Solusi 3: Metode Menghafal 15 Menit
Upaya yang dapat dilakukan guru ketika akan menerapkan kegiatan menghafal
perkalian untuk mengembangkan keterampilan perkalian matematika peserta didik:
1. Kegiatan menghafal perkalian dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung.
Kegiatan menghafal perkalian yang dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung selama 15 menit merupakan salah satu cara untuk mengembangkan
keterampilan perkalian matematika, peserta didik dapat melakukankannya setiap hari
sebelum pelaksanaan pembelajaran di kelas, tidak hanya pada pelajaran matematika
akan tetapi kegiatan ini dlakukan setiap pagi hari 15 menit sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai, ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik
tentang perkalian sekaligus sebagai kegiatan literasi yang dapat diterapkan oleh guru.
2. Kegiatan menghafal perkalian dilakukan bersama-sama dengan dibimbing guru
Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru memasuki kelas dan
mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan menghafal perkalian matematika
selama 15 menit sebagai penghantar kegiatan pembelajaran dan kegiatan literasi.
Peserta didik menyebutkan perkalian dari 1-100 dan guru bertugas mengoreksi apabila
terdapat hafalan peserta didik yang salah. Kemudian guru membenarkan ketika
perkalian yang diucapkan peserta didik salah agar peserta didik langsung bisa
mengetahui perkalian yang benar jika terjadi kesalahan.
3. Kegiatan menghafal perkalian disertai tanya jawab.
Kegiatan ini dilakukan setela peserta didik selesai menghafal perkalian hingga
seratus tindak lanjut dari guru merupakan Tanya jawab terhadap peserta didik yang
dianggap masih belum mampu menghafalkan dengan baik dan dalam pengucapannya
yang masih menirukan teman yang lainnya. Melalui kegiatan Tanya jawab ini peserta
didik akan menjadi serius dalam menghafalkan perkalian, sehingga tidak sekedar
menirukan teman yang lain ketika menghafal bersma-sama.

Dampak positif dari metode menghafal 15 menit yaitu (Hamzar: 2011) :


1. Peserta didik dapat menghitung operasional perkalian secara spontan tanpa
menggunakan alat bantu.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih lancer karena peserta didik tidak merasa kesulitan
melakukan oprasional perkalian.
3. Hasil pembelajaran matematika mengalami peningkatan.

10
Solusi 4: Metode Bernyanyi
Menyanyi bagian dari ungkapan emosi, baik senang maupun sedih. Manfaat dari
bernyanyi adalah sebagai alat dan media pembelajaran (Rahma, 2005:90). Sedangkan tujuan
dari menyanyi adalah untuk memupuk perasaan irama, perasaan estetis, memperkaya
perbendaharaan bahasa, melatih daya ingat, memberikan kepuasan, kebahagian, sehingga
dalam pembelajaran dapat mendorong siswa untuk belajar lebih semangat (Achmad, 1994:10).
Langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran menghafal perkalian dengan
metode beryanyi adalah sebagai berikut:
1. Guru melakukan apersepsi bisa dengan yel-yel
2. Guru melakukan tanya jawab materi perkalian
3. Guru mencontohkan nyanyian yang dihubungkan dengan perkalian
4. Anak-anak memperhatikan perkalian yang ada dalam lirik lagu yang dinyanyikan oleh
guru
5. Selanjutnya para peserta didik mengikuti nyanyian yang telah dicontohkan oleh guru
6. Kemudian guru menyanyikan kembali lagu agar siswa mengingat kembali
7. Para siswa menyimak lagu yang dinyanyikan oleh guru
8. Para peserta didik dan guru menyanyikan kembali lagu bersama-sama
9. Dan sebagai evaluasi guru menunjuk peserta didik untuk maju ke depan dan
mengulang bernyanyi lagu tersebut.

Penggunaan metode bernyanyi pada materi perkalian memiliki dampak positif sebagai
berikut:
1. Konsep menghafal perkalian dengan cara bernyanyi memudahkan siswa mengafal
perkalian serta lebih semangat dalam pembelajaran matematika
2. Meningktkan pemahaman terhadap materi perkalian sehingga siswa berharap metode
bernyanyi dalam proses belajar-mengajar bisa selalu diterapkan
3. Siswa lebih memahami teori dan langkah-langkah pengerjaan soal dengan memberi
menghafal perkalian sambil bernyanyi.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam pembelajaran matematika peserta dituntut untuk menghafal perkalian sebagai


bentuk dasar operasi hitung setelah penjumlahan dan pengurangan. Untuk itu, berbagai
pilihan metode yang bisa digunakan guru untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menghafal
perkalian antara lain; 1) Metode Drill, 2) Metode Jarimatika, 3) Metode menghafal 15 menit,
dan 4) Metode bernyanyi.

3.2 Saran
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran matematika,
diantaranya:
1.) Bagi guru matematika
Guru sebaiknya sebelum memulai suatu materi baru memebrikan tes
awal mengenai pemahaman dari peserta didiknya guna melihat prakonsepsi
dan kemampuan masing-masing dari peserta didiknya. Sehingga jika diketahui
ada gejala terjadinya miskonsepsi, para guru dapat segera mencari solusi yang
tepat, guna menanggulangi terjadinya miskonsepsi yang berkelanjutan.
2.) Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian mengenai miskonsepsi siswa pada matematika sebaiknya
dikembangkan. Tidak hanya menganalisis pada materi satu miskonsepsi saja
melainkan terhadap miskonsepsi yang lain. Hal ini juga didukung dengan
penelitian penelitian penggunaan strategi atau metode mengajar yang tepat,
yang dapat menghilangkan terjadinya miskonsepsi pada matematika, sehingga
membantu meningkatkan kualitas pendidikan yang tepat menghasilkan sumber
daya manusia yang lebih baik.
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah ini dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anim, A., & Rahmadani, E. (2019). LANCAR BERHITUNG TANPA


MENGAHAFAL MELALUI METODE JARIMATIKA GUNA MENDUKUNG
KECERDASAN ANAK DI SD NEGERI NO. 014686 SIDOMULYO GUGUS-IV. Jurnal
Anadara Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1).

Afriani, D., Fardila, A., & Septian, G. D. (2019). PENGGUNAAN METODE


JARIMATIKA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN
PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Journal of Elementary Education, 2(05).

Astuti, D., Noviyanti, F. E., & Pangestika, R. R. (2019, August). KETRAMPILAN


PERKALIAN MATEMATIKA MELALUI RUTINITAS MENGHAFAL LIMA BELAS
MENIT UNTUK KELAS III SEKOLAH DASAR. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL
PAGELARAN PENDIDIKAN DASAR NASIONAL (PPDN) 2019 (Vol. 1, No. 1, pp. 54-63).

Choi, C. J. (2016). PENINGKATAN KEMAMPUAN PERKALIAN PESERTA DIDIK


DI SEKOLAH DASAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE JARI AJAIB (Doctoral
dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).

Hamdanah, H. (2011). Meningkatkan Kemampuan Menghafal Perkalian Dengan


Metode Drill Dan Menggunakannya Dalam Operasi Hitung Perkalian Siswa Kelas III
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Fata I Tahun Pelajaran 2010/2011 Kota Banjarmasin.

Krisnan. 2018. Mengenal Lebih Dalam Metode Drill: Kegiatan Latihan Berulang.
https://meenta.net/metode-
drill/#:~:text=Berdasarkan%20pendapat%20Roestiyah%20NK%20(2001,lebih%20tinggi%20
dari%20yang%20dipelajari (diakses tanggal 6 Desember 2020).

Nasution, T. K., & Surya, E. (2015). Penerapan teknik jarimatika dalam upaya
meningkatkan kemampuan operasi hitung perkalian bilangan. Edumatica: Jurnal Pendidikan
Matematika, 5(02).

Zulfitria, Z. (2019). UPAYA MENINGKATKAN HAFALAN PERKALIAN


MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERNYANYI PADA SISWA
KELAS 2 SD DI MUHAMMADIYAH 12 PAMULANG BANTEN. Instruksional, 1(1).

13

Anda mungkin juga menyukai