Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN


BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS III SD NEGERI
KARANGMLOKO 1 PADA MATERI OPERASI HITUNG
PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Oleh :
RONI ISKANDAR
NIM 2021200604081

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NW PANCOR

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperluas usaha
dan membutuhkan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang
atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya
dengan bangsa Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik, dalam
perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda
harapan bangsa sebagi generasi penerus dibentuk.
Meski diakui bahwa pendidik adalah investasi besar jangka panjang
yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya.
Dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia
masih terus berkutat pada problematika klasik dalam hal ini yaitu kualitas
pendidikan. Permasalahan itu setelah dicoba untuk dicari permasalahannya
adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu darimana
mesti harus diawali.
Dalam kenyataannya sekarang, penguasaan matematika, baik oleh
siswa sekolah dasar (SD) hinggasiswa sekolah menengah atas (SMA), selalu
menjadi permasalahan besar. Matematika masih dianggap sebagai mata
pelajaran yang sulit dan membosankan bagi siswa. Permasalahan dalam
pembelajaran matematika adalah rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya
hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika merupakan bukti bahwa
selama proses pembelajaran siswa masih merasa kesulitan dalam menerima
pembelajaran. Salah satu materi pelajaran matematika di sekolah dasar yang
dianggap sulit dipahami siswa adalah materi tentang perkalian dan
pembagaian. Materi perkalian dan pembagian merupakan materi yang saling
berpasangan. Materi perkalian dan pembagian juga merupakan salah satu
materi yang sulit untuk dipahami siswa dan merupakan materi yang cukup
lama proses penanamannya.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas III
SD Negeri Karangmloko 1 pada tanggal 31 Juli 2015, peneliti memperoleh
informasi bahwa mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata
pelajaran yang cukup lama proses penanamannya, dimana dijelaskan dalam
proses pembelajaran siswa masih sulit menerima materi yang di berikan oleh
guru. Salah satu mata pelajaran matematika yang pencapaian hasil belajarnya
masih rendah adalah tentang perkalian dan pembagian. Diketahui bahwa
kriteria kentuntasan minimal (KKM) mata pelajaran matematika kelas III SD
Negeri Karangmloko 1 pada tahun ajaran 2014/2015 adalah 60. Siswa
dikatakan mencapai KKM, jika nilainya mencapai 60 atau lebih. Hasil ujian
tengah semester pada mata pelajaran matematika kelas III, semester ganjil
pada tahun 2014/2015 menunjukkan bahwa dari 27 terdapat 12 siswa
(44,44%) yang mencapai KKM, sedangkan 15 (55,55%) belum mencapai
KKM. Dengan rentang nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 44 dan nilai rata-
rata kelas 64,51.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 3 agustus 2015, khususnya
pada pelajaran matematika, menunjukkan bahwa penguasan siswa terhadap
materi pelajaran matematika masih rendah. Permasalahan dalam belajar
matematika ini karena siswa tidak memiliki dorongan belajar sebagai akibat
dari pembelajaran yang menekankan pada pemberian materi secara langsung.
Permasalahan tersebut menjadikan siswa menjadi pasif dalam proses
pembelajaran dan menjadikan banyak siswa yamg memiliki nilai dibawah
KKM. Hal ini mengakibatkan rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa.
Akibat rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa, berpengaruh terhadap
rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil wawancara danobservasi
dengan guru kelas III dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika kelas III SD Negeri Karangmloko 1 relatif rendah.
Salah satu penyebab rendahnya kemampuan berhitung pada materi
perkalian dan pembagian dikarenakan pembelajaran yang dilakukan guru
masih bersifat satu arah dimana guru sebagai sumber, penyedia, dan pemberi
informasi (konvensional), sedangkan siswa hanya mencatat apa yang
disampaikan guru.
Dengan kata lain, guru masih menggunakan pendekatan teacher
centered, artinya guru menjadi sumber dari segala pengetahuan yang akan
diterima dan diketahui siswa. Selain itu, guru dalam menjelaskan materi juga
belum mengkaitkan materi dengan situasi dunia nyata siswa. Dalam proses
pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru, terlihat bahwa siswa
tidak dihadapkan pada realitas kehidupan sehari-hari yang memuat
permasalahan matematis, dan juga tidak dilatih untuk berpikir kritis dalam
menghadapi masalah matematika yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari siswa.
Sedangkan kemampuan berpikir kritis memiliki peran penting dalam
pembelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika. Apabila siswa tidak
memiliki kemampuan berpikir kritis mengakibakan siswa sulit menerima
pengetahuan baru dan sulit memecahkan suatu persoalan dalam pembelajaran
matematika. Dimana dalam pembelajaran matematika dibutuhkan kemampuan
berpikir kritis untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan
matematika. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, guru harus kritis dan
kreatif dalam memilih pendekatan pembelajaran yang cocok bagi siswa.
Dengan pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat bagi siswa
menjadikan hasil belajar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
maksimal. Salah satu konsep atau prinsip matematika diperlukan pengalaman
melalui pendekatan yang membawa anak untuk berpikir konkret ke abstrak,
yaitu melalui pendekatan pembelajaran kontekstual atau contekstual teaching
and learning. CTL merupakan sebuah sistem belajar yang bertujuan
memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran dengan
mengkaitkan materi tersebut dan dunia nyata siswa atau dalam kehidupan
sehari-hari. Menurut Nurhadi (dalam Hosnan (2014: 267), CTL merupakan
konsep belajar yang membantu guru dalam mengkaitkan materi yang
dipelajari dengan dunia nyata siswa dan menghubungkan antara pengetahuan
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas III SD Negeri Karangmloko 1 Pada Materi
Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Melalui Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar siswa pada materi perkalian dan pembagian pada
siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1.
2. Rendahnya kemampuan berpikir kritis pada materi perkalian dan
pembagian pada siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1.
C. Batasan Masalah
1. Penulis hanya meneliti siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 semester
ganjil tahun pelajaran 2015/2016.
2. Objek yang diteliti adalah peningkatan hasil belajar matematika dan
kemampuan berpikir kritis matematika.
3. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kontekstual atau
Contekstual Teaching and Learning.
4. Mata pelajaran yang diteliti, yaitu matematika dengan materi perkalian
dan pembagian pada SK 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga
angka dan KD 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka
dan pembagian bilangantiga angka.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah
sebagi berikut:
1. Bagaimana penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk
meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III
SD Negeri Karangmloko 1 semester ganjil tahun ajaran 2015/2016?
2. Apakah melalui pendekatan pembelajaran kontekstual dapat
meningkatkan hasil belajar pada materi perkalian dan pembagian siswa
kelas III SD Negeri Karangmloko 1 semester ganjil tahun ajaran
2015/2016?
3. Apakah melalui pendekatan pembelajaran kontekstual dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada materi perkalian dan
pembagian siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 semester ganjil
tahun 2015/2016?
E. Tujuan
1. Memaparkan penerapan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan hasil
belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri
Karangmloko 1 semester ganjil tahun ajaran 2015/2016?
2. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunakan pendekatan konteksual pada materi perkalian dan
pembagian kelas III SD Negeri Karangmloko 1 semester ganjil tahun
2015/2016?
3. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis
siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada materi perkalian
dan pembagian kelas III SD Negeri Karangmloko 1 semester ganjil tahun
2015/2016?
F. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Manfaat teoritis: Secara teoritis, penelitian ini adalah sarana untuk
mengembangkan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran
dengan mengguakan pendekatan pembelajaran dan media pembelajaran
yang sesuai dengan karakter siswa serta kondisi sekolah.
2. Manfaat Praktis:
a.Bagi Siswa
1) Dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran matematika
khususnya pada operasi hitung perkalian dan pembagian.
2) Dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. b. Bagi Peneliti 1)
Mendapatkan pengalaman baru tentang penggunaan pendekatan
pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2)
Penelitian ini merupakan sarana untuk belajar, berlatih, menerapkan, dan
mengembangkan pengetahuan peneliti yang telah berproses dalam
penelitian.
3) Menambah wawasan atau pengetahuan baru tentang berpikir kritis.
3. Bagi Guru Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk
memperkenalkan belajar matematika menggunakan pendekatan
pembelajaran kontekstual.

Anda mungkin juga menyukai