Anda di halaman 1dari 17

Tugas 1 Karya Ilmiah

Judul:
ANALISIS KESULIATAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PECAHAN DI
KELAS V SEKOLAH DASAR

Rumusan Permasalahan:
1. Bagaimanakah pemaknaan terhadap materi penjumlahan dan pengurangan pecahan di kelas
V sekolah dasar?
2. Bagaimanakah pembelajaran (pengalaman belajar) yang didapatkan di kelas V sekolah dasar
dalam memperoleh materi penjumlahan dan pengurangan pecahan?
3. Bagaimanakah kesulitan belajar (learning obstacles) yang bisa diidentifikasi pada materi
penjumlahan dan pengurangan pecahan berdasarkan pemaknaan dan pengalaman belajar di
kelas V sekolah dasar?

Referensi
Judul Penulis dan Tahun Sintesis (Rangkuman)
1. Nasiruudin, F.A., Hayati. Penelitian ini menggunakan
Analisis Kesulitan Menyelesaikan 2019 pendekatan kualitatif dengan
Soal Operasi Hitung Pecahan pada jenis metode deskriptif
Siswa Sekolah Dasar di Makassar. kualitatif
2.Analisis Kesulitan Belajar Amaliyah, A., Rini, C.P., Penelitian ini menggunakan
Matematika Siswa Kelas V SD Hartantri, S.D., & Yuliani, S. pendekatan kualitatif dengan
Negeri Taman Cibodas Kecamatan 2022 jenis metode deskriptif
Periuk Kota Tangerang kualitatif
3.Analisis Kesulitan dalam Fidayanti, Meta, dkk. 2020. Penelitian ini menggunakan
Pembelajaran Matematika Materi pendekatan kualitatif dengan
Pecahan jenis metode deskriptif
kualitatif

Kerangka Tulisan Ilmiah


1. Judul
ANALISIS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PECAHAN
KELAS VI SEKOLAH DASAR
2. Abstrak
Makna konsep matematis khususnya penjumlahan dan pengurangan pecahan dikontruksi
melalui proses yang melibatkan pengalaman belajar. Namun, hal tersebut belum sepenuhnya
menjamin pemahaman yang baik pada siswa. Proses kontruksi tersebut dapat
dilatarbelakangadanya kesenjangan konsepsi pada saat pembelajaran. Penelitian ini
bertujuan untuk menelusuri kemungkinan adanya hambatan belajar atau learning obstacles
pada materi pecahan khususnya pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
pecahan berdasarkan pemaknaan dan pembelajaran (pengalaman belajar) dalam
memperoleh pemaknaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis
fenomenologi hermeneutik yang melibatkan siswa SD kelas V, guru matematika dan
matematikawan. Pengumpulan data dilakukan secara triangulasi dengan menggunakan
instrumen, yaitu tes tertulis yang diberikan kepada siswa dan wawancara kepada setiap
partisipan. Analisis data dilakukan secara deskriptif yang secara umum dengan mereduksi
data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Temuan dan pembahasan pada penelitian
ini adalah adanya inkonsistensi pemaknaan konsep pecahan, pemaknaan penjumlahan dan
pengurangan pecahan, dan pemaknaan penjumlahan dan pengurangan pecahan dalam
konteks keseharian. Pengalaman belajar siswa yang terungkap menunjukkan bahwa siswa
memperoleh pemaknaan cenderung berasal dari guru, buku dan sumber lain. Berdasarkan
pemaknaan dan pengalaman belajar dalam memperoleh pemaknaan, dapat disimpulkan
bahwa secara umum terdapat hambatan belajar yang bersifat ontogenik, epistemologi dan
didaktis pada penjumlahan dan pengurangan pecahan. Temuan tersebut dapat menjadi
pertimbangan untuk pengembangan desain didaktis pada materi pecahan khususnya operasi
hitung penjumlahan dan pengurangan.
3. Pendahuluan
Sekolah dasar merupakan lembaga yang dikelola dan diatur oleh pemerintah yang bergerak
pada bidang pendidikan yang diselenggarakan secara formal yang berlangsung selama enam
tahun dari kelas satu sampai kelas enam untuk siswa di seluruh Indonesia. Sekolah dasar
sebagai pendidikan formal bagi anak generasi penerus bangsa dikemas berdasarkan karakter
dan budaya bangsa yang kemudian ditetapkan melalui kurikulum. kemudian dari kurikulum
inilah roda pendidikan dipacu serta dijalankan. Dalam pelaksanannya, pendidikan di sekolah
dasar diberikan kepada siswa dengan sejumlah materi atau mata pelajaran yang harus
dikuasainya. Mata pelajaran tersebut antara lain seperti pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan, bahasa indonesia, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
matematika, pendidikan jasmani dan olahraga, seni budaya dan kerajinan, serta ditambah
dengan mata pelajaran yang bersifat muatan lokal pilihan yang disesuaikan dengan daerah
masing-masing yaitu seperti mata pelajaran bahasa inggris, bahasa daerah, dan baca tulis
alquran. Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang berperan penting dalam
berbagai aspek kehidupan. Adanya peran matematika memungkinkan segala aspek
kehidupan di dunia ini berkembang dengan begitu pesat. Perkembangan ekonomi, teknologi,
sampai pada industri tidak lepas dari campur tangan matematika di dalamnya. Mengingat
pentingnya peran matematika tersebut untuk itulah matematika diajarkan mulai dari sekolah
dasar hingga ke perguruan tinggi. Pembelajaran matematika hendaknya mampu mengubah
pandangan siswa bahwa matematika bukan hanya sebatas pada perhitungan angka. Banyak
siswa menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit. Pandangan inilah yang
membuat siswa mudah menyerah bahkan sebelum mereka mempelajari matematika. Siswa
cenderung menghafal konsep dari buku ajar ataupun konsep yang diberikan gurunya tanpa
mau memahami maksud dan isinya.
Hambatan dalam belajar merupakan masalah umum yang dapat terjadi di dalam kegiatan
pembelajaran. Kesulitan belajar dalam hal ini dapat diartikan sebagai kesukaran siswa dalam
menerima atau menyerap pelajaran di sekolah. Karena aktivitas belajar bagi setiap individu
tidak selamanya berjalan dengan baik. Terkadang lancar, terkadang tidak, terkadang cepat
dalam menangkap apa yang dipelajari, terkadang terasa sangat sulit untuk menangkap apa
yang sedang dipelajari. Dalam hal semangat pun terkadang semangatnya tinggi, tetapi
terkadang juga semangatnya rendah hingga sulit untuk berkonsentrasi pada pelajaran.
4. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis metode deskriptif kualitatif
yang sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu mendeskripsikan tentang analisis kesulitan
belajar matematika pada kelas V Pada Materi Pecahan . Penelitian ini dilakukan pada salah
satu SDN di Kecamatan Pandeglang . Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN
Panimbangjaya 3 yang berjumlah 35 siswa. Prosedur dalam penelitian ini meliputi observasi
awal, wawancara awal, obervasi penelitian, wawancara penelitian, tes, dan dokumentasi.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu, teknik
pengumpulan data kesulitan belajar matematika pada siswa dengan menggunakan teknik
observasi, wawancara dan tes. Dan teknik pengumpulan data faktor-faktor kesulitan belajar
matematika pada siswa dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi

5. Hasil dan Pembahasan


Dari hasil tes yang telah dilakukan diketahui terdapat siswa yang berkesulitan belajar.
Hambatan – hambatan tersebut dapat diketahui berdasarkan hasil observasi, wawancara,
dan tes yang telah dilakukan. Didapatkan data berdasarkan hasil observasi, tes, dan
wawancara siswa mengalami kesulitan pemahaman konsep, kesulitan keterampilan, dan
kesulitan pemecahan masalah. Pemahaman konsep menunjukkan pada kemampuan
pemahaman dasar siswa. Hal ini dapat terlihat pada observasi yang telah dilakukan, di mana
terdapat beberapa siswa terlihat masih kesulitan untuk membedakan penyebut dan
pembilang serta sulit memedakan simbol kurang dari dan lebih dari. Begitupun dengan hasil
tes tertulis yang telah dilakukan banyak siswa yang masih belum memahami konsep
pecahan. kurangnya pemahaman konsep menyebabkan siswa kesulitan mengerjakan soal
dikarenakan guru yang mengajarkan dengan cara yang kurang tepat dan tidak menggunakan
contoh kongkret yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan siswa berkesulitan belajar adalah sikap dan minta
belajar yang masih rendah. Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan sebagian besar siswa
berkesulitan belajar tidak memiliki minat terhadap pelajaran matematika, mereka
menganggap pelajaran matematika terlalu sulit, sering membuat mereka kebingungan,
terlalu banyak rumus yang harus digunakan serta anak memang tidak menyukai hitung-
hitungan. Begitupula dengan sikap belajar siswa berkesulitan belajar, banyak dari mereka
yang tidak memperhatikan guru saat menerangkan materi, mereka lebih banyak mengobrol
dengan teman sebangkunya ataupun bermain sendiri dibangkunya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Ahmadi dan Supriyono (2013:83) bahwa “tidak adanya minat sesorang anak
terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar”. Rendahnya motivasi belajar yang
dimiliki siswa dapat berpengaruh pada sikap belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi
belajar yang rendah tidak memilik
6. Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan pembahasan terhadap data-data yang diperoleh dari hasil
penelitian, maka peneiliti mengambil kesimpulan yaitu: 1. Terdapat siswa yang berkesulitan
belajar matematika. Letak kesulitan yang dialami siswa dalam belajar matematika materi
pecahan yaitu pada bagian konsep di mana kesalahan yang banyak dilakukan siswa seperti
keliru dalam menuliskan nilai pecahan, keliru dengan tanda lebih besar (>) dan lebih kecil (<),
keliru menuliskan nilai pembilang dan nilai penyebut serta tidak memahami soal secara utuh.
Siswa juga mengalami kesulitan pada keterampilan berhitung di mana kesalahan yang banyak
dilakukan siswa adalah, keliru dalam melakukan perhitungan pada dua buah operasi
pengurangan pada pecahan serta siswa keliru dalam menghitung selisih nilai pecahan.
Sedangkan siswa yang mengalami letak kesulitan pada bagaian pemecahan masalah,
kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa adalah, keliru dalam pemecahan akhir masalah
serta keliru dalam mengisi bagian teretntu sehingga jawabannya tidak sempurna.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan siswa kesulitan belajar diantaranya adalah, minat dan
sikap belajar yang rendah, sebagian besar dari mereka menganggap pelajaran matematika
terlalu sulit, sering membuat mereka kebingungan, terlalu banyak rumus yang digunakan
serta sebagain dari mereka banyak yang tidak menyukai pelajaran matematika. Selain itu
motivasi yang renda juga menjadi faktor lain siswa dapat kesulitan belajar. Mereka mengaku
jarang mengulaing kembali pelajaran yang telah mereka dapatkan setelah pulang sekolah,
mereka akan belajar saat akan diadakannya ulangan saja. Penggunaan media belajar juga
menjadi faktor siswa kesulitan belajar, hal ini dikarenakn guru yang jarang atau tidak pernah
sama sekali menggunakan media pembelajaran saat menjelaskan materi pecahan. faktor
selanjutnya yaitu sarana dan prasarana sekolah, setengah dari mereka merasa tidak nyaman
dengan kelas belajar mereka yang dibagi menjadi dua dengan kelas lainnya sehingga
membuat mereka kurang fokus dalam belajar.
7. Daftar Pustaka
Abdurrahaman, Mulyono. (2013). Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Abdurrahman, Mulyono. (2013). Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Ahmadi, Abu & Supriyono, W (2013). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ali, Mohammad & Asrori, Mohammad. (2015). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Arifin, Zainal. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Djamarah.
(2015). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Heruman. (2017). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Karso, Suyadi, G., Muhsetyo, G. (2014). Pendidikan Matematika I. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Karwati, Euis & Priansa, Donni Juni. (2015). Manajemen Kelas (Classroom Management)
Guru Profesional yang Inspiratif, Kreatif, Menyenangkandan Berprestasi. Bandung: Alfabeta.
Majid, Abdul. (2009). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Moleong, Lexy J. (2014). Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakaraya.
Slameto, Syaiful Bahri. (2013). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandaung: Alfabeta.
Susanto, Ahmad. (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Syah, Muhibbin. (2015). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Untary, E. (2013). “Diagnosis Kesulitan Belajar Pokok Bahasan Pecahan Pada Siswa Kelas V
Sekolah Dasar.” http://jurnal.stkipngawi.ac.id/index.php/mp/article/view/28/pdf_48 (diakses
pada 4 februari 2018).
Tugas 1 Karya Ilmiah
Judul:
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN GEOMETRI BANGUN DATAR BERBASIS TEORI VAN HIELE
UNTUK SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR

Rumusan Permasalahan:
1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran berbasis teori Van Hiele terhadap kemampuan
komunikasi matematis siswa SD pada pembelajaran Matematika?
2. Bagaimana pengaruh model pembelajaran berbasis teori Van Hiele terhadap kemampuan
komunikasi matematis siswa SD pada pembelajaran Matematika?

Referensi
Judul Penulis dan Tahun Sintesis (Rangkuman)
1. Evaluation of E-Module Fatchurrohman, M., Mulyono, Jenis penelitian yang
Assisted Tai Cooperative M., & Rosyida, I. (2022) digunakan adalah penelitian
Learning Model in Improving pengembangan
Student's Mathematics
Literature
2. Mengembangkan Hafriani. (2021) Jenis penelitian yang
Kemampuan Dasar digunakan adalah penelitian
Matematika Siswa Berdasarkan pengembangan
NCTM Melalui Tugas
Terstruktur Dengan
Menggunakan ICT.
3. Hambatan Maarif, S., Setiarini, R. N., & Jenis penelitian yang
Epistimologis Siswa dalam Nurafni. (2020) digunakan adalah penelitian
Menyelesaikan Masalah pengembangan
Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel. Jurnal Didaktik
Matematika
4. Teori Van Hiele Dalam Unaenah, E., Anggraini, I. A., Jenis penelitian yang
Pembelajaran Bangun Datar. Aprianti, I., & Aini, W. N. (2020) digunakan adalah penelitian
pengembangan
5. Implementasi Rencana Sulistiyani, P. S., Magdalena, I., Jenis penelitian yang
Pelaksanaan Pembelajaran Anggraeni, S., & Selvia, N. digunakan adalah penelitian
(RPP) Dalam Sekolah Dasar (2021). pengembangan

Kerangka Tulisan Ilmiah


1. Judul
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN GEOMETRI BANGUN DATAR BERBASIS TEORI VAN
HIELE UNTUK SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR
2. Abstrak
Subjek penelitian adalah siswa kelas VI SDN PANIMBANGJAYA 3. Pengembangan modul
pembelajaran menggunakan model pengembangan Plomp yaitu (1) Investigasi awal; (2)
Desain; (3) Realisasi/konstruksi; (4) Tes, evaluasi, dan revisi; (5) Implementasi dan kualitas
modul pembelajaran menggunakan kriteria Nieveen yaitu valid, praktis, dan efektif. Data
tentang kevalidan modul pembelajaran diperoleh dari validasi. Hasil validasi yang diperoleh
dari tiga validator adalah 3,2 termasuk dalam kategori baik, sehingga modul pembelajaran
dikatakan valid dan dapat diujicobakan. Data tentang kepraktisan modul pembelajaran
diperoleh dari lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran dan aktivitas siswa. Hasil
analisis pengelolaan pembelajaran rata-rata kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran menggunakan modul pembelajaran di SDN PANIMBANGJAYA 3 sebesar 3,6
termasuk dalam kategori baik sedangkan aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran
menggunakan modul pembelajaran baik. Data tentang keefektivan diperoleh dari analisis Tes
Hasil Belajar (THB) dan lembar respon siswa. Hasil analisis THB pada modul pembelajaran
reliable, valid, dan sensitive dengan rata-rata nilai siswa 82,8 serta respon siswa terhadap
pembelajaran rata-rata 3,13 dalam kategori positif
3. Pendahuluan
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia
dan menyukseskan pembangunan nasional, karena manusia merupakan modal dalam
pembangunan. Untuk meningkatkan pembangunan dibutuhkan usahausaha inovatif dalam
sistem pendidikan nasional yang lebih terarah dan relevan dengan tuntutan kebutuhan
pendidikan. Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam memperbaiki
sistem pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yaitu dengan
menerapkan Kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum 2013 merupakan langkah strategis
dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa depan.
Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. (1) standar
kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan; (2) standar isi diturunkan dari standar
kompetensi lulusan melalui kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata
pelajaran; (3) semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik; (4) mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi yang ingin dicapai; (5) semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti; (6)
keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Sesuai
dengan prinsip dan implementasi kurikulum 2013 yang saat ini sudah diterapkan maka siswa
perlu diberikan alternatif perangkat pembelajaran berupa modul pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Modul pembelajaran merupakan bahan belajar terprogram
yang disusun sedemikian rupa dan disajikan secara terpadu, sistematis, serta terperinci.
Dengan mempelajari materi modul, siswa diarahkan pada pencarian suatu tujuan melalui
langkah-langkah belajar tertentu, karena modul merupakan paket program untuk keperluan
belajar. “Matematika mempunyai ciri yang amat menonjol yaitu konsep-konsep matematika
yang saling terkait, artinya untuk dapat menguasai suatu konsep baru atau tertentu, siswa
harus sudah memahami konsep-konsep lain yang terkait langsung atau tidak langsung
dengan konsep yang sedang dipelajarinya“ (Departemen Pendidikan Nasional, 2005:15).
Siswa Sekolah Dasar hampir dalam setiap aktivitasnya tidak terlepas dari matematika
contohnya membeli barang, menabung dan masih banyak lagi yang lain sehingga penting
sekali bagi siswa untuk memahami aplikasi matematika. Penulis memilih jenjang pendidikan
Sekolah Dasar kelas VI khususnya pada mata pelajaran matematika, karena pada umumnya
anak usia delapan sampai 11 tahun sudah dapat berpikir secara konkret tentang
permasalahan-permasalahan matematika yang diberikan. Pada usia ini anak akan mulai
secara bertahap untuk membangun pola pikir mereka secara abstrak. Untuk membangun
pola pikir anak menuju hal yang abstrak dapat menerapkan modul pembelajaran.
4. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan. Dalam penelitian ini yang
dikembangkan adalah modul pembelajaran geometri berbasis teori Van Hiele untuk siswa
kelas VI Sekolah Dasar. Untuk mengumpulkan data non-verbal, peneliti menggunakan
pendekatan kuantitatif. Data non-verbal berupa skor kemampuan kinerja siswa dan respon
siswa terhadap modul pembelajaran. Pendekatan kualitatif yang dilakukan pada penelitian
ini adalah menggambarkan dengan kata-kata untuk menjawab pertanyaan penelitian. Selain
itu peneliti juga memerlukan data tanggapan guru dan siswa dalam bentuk angket (verbal).
Dengan demikian peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam
penelitian ini
5. Hasil dan Pembahasan
Proses pengembangan Modul Pembelajaran Geometri Bangun Datar Berbasis Teori Van Hiele
seperti yang telah dilaksanakan dalam penelitian pengembangan meliputi empat tahap.
Tahapan tersebut terdiri atas tahap investigasi awal, tahap perencanaan, tahap
realisasi/konstruksi, dan tahap tes evaluasi dan revisi. 1. Tahap Investigasi awal Suatu elemen
pentingnya dalam tahap ini adalah mendefinisikan masalah; tentang apa sebenarnya
masalah itu. Ketika muncul ketidakcocokan antara kenyataan.
dan situasi yang diharapkan, maka perlu menginvestigasi dan menggambarkan
ketidakcocokan itu tersebut secara hati-hati. Kegiatan yang dilakukan pada fase ini terfokus
pada pengumpulan data dan analisis informasi, mendefinisikan masalah dan merencanakan
kegiatan selanjutnya Adapun hasil penelitian yang diperoleh pada tahap investigasi awal
yaitu: (a) ditinjau dari latar belakang pengetahuan siswa, sebagian dari mereka telah
mengenal rumus-rumus luas bangun datar di Sekolah Dasar; (b) jika ditinjau dari tingkat
perkembangan kognitif siswa maka siswa kelas VI Sekolah Dasar berada pada tahap operasi
formal; (c) usia kelas VI SDN PANIMBANGJAYA 3 rata-rata 12 tahun, hanya ada 1 siswa yang
berumur 11 tahun. Hal yang paling penting dalam tahap investigasi awal ini adalah
menentukan tujuan pembelajaran. Perumusan tujuan pembelajaran tersebut merupakan
acuan dalam merancang modul pembelajaran berbasis teori Van Hiele. Berikut ini
merupakan tujuan pembelajaran yang mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar. Tujuan Pembelajaran yaitu: (1) menghitung luas segibanyak; (2) menghitung luas
segibanyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana; (3) menghitung
luas lingkaran Hasil investigasi awal tersebut telah memenuhi target pada tahap ini. Target
yang dimaksud adalah (1) latar belakang pengetahuan siswa; (2) tingkat perkembangan
kognitif, (3) usia siswa kelas VI SD Khadijah Pandegiling; (4) tujuan pembelajaran. Hal
tersebut menunjukkan bahwa tahap investigasi awal telah dilakukan sesuai dengan prosedur
pengembangan Plomp. Prosedur pengembangan sesuai dengan teori Plomp, yaitu: (1)
pengumpulan data; (2) analisis informasi; (3) mendefinisikan masalah; (4) merencanakan
kegiatan selanjutnya.
6. Kesimpulan
Pengembangan modul pembelajaran geometri bangun datar berbasis teori Van Hiele ini
menggunakan model pengembangan Plomp dengan tahap-tahap (a) investigasi awal, (b)
perancangan, (c) realisasi, (d) tes, evaluasi, dan revisi dengan menggunakan kriteria kualitas
suatu produk yang dikemukakan oleh Nieveen yaitu valid, praktis, dan efektif. Secara
keseluruhan nilai siswa setelah menggunakan modul pembelajaran geometri bangun datar
berbasis teori Van Hiele sebesar 82,8 dalam kategori baik dan memenuhi KKM. Modul
pembelajaran geometri bangun datar berbasis teori Van Hiele divalidasi oleh dua dosen dan
satu guru SDN Panimbangjaya 3 menghasilkan skor rata-rata 3,2 menunjukkan bahwa modul
pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini termasuk dalam kategori baik dan
dapat digunakan dengan sedikit revisi. Efektifitas modul pembelajaran geometri bangun
datar berbasis teori Van Hiele dilihat dari respon siswa dalam proses pembelajaran
menggunakan modul dan hasil belajar siswa. Respon siswa dalam proses pembelajaran rata-
rata 3,13 dalam kategori positif. Tes hasil belajar siswa menggunakan modul pembelajaran
reliabel, valid, dan sensitif dengan rata-rata nilai 82,8. Kepraktisan modul pembelajaran
geometri bangun datar berbasis teori Van Hiele diperoleh dari pengelolaan pembelajaran
dan aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan modul. Hasil ujicoba modul
pembelajaran menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran sebesar 3,6 dalam kategori
baik sedangkan aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan modul pembelajaran baik
berada pada kategori praktis.
7. Daftar Pustaka
Aisyah, N. 2007. Bahan Ajar Cetak. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta:
Dikti.
Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Badan Standar
Nasional Pendidikan. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika SD/MI.
Jakarta: Depdiknas.
Budiarti, I. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Metode Montessori
untuk Materi Pokok Trapesium dan Layang-layang di Kelas V Sekolah Dasar. Surabaya.
Tesis Burger, W.F. & Culpepper, B.. 1993. Restructuring Geometri. Dalam Wilson Patricia S.
(Ed). Research Ideas for the Classroom: High School Mathematics. New York: MacMillan
Publishing Company Depdiknas, 2005. Pedoman Penulisan Buku Pelajaran Penjelasan
Standar Mutu Buku Pelajaran Matematika. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Groundloud, N E 1982. Measurement and Evaluation in Teaching Fourth Edition. New York :
Macmillan Publishing Co, Inc.
Haas, S. C. (2003). Classroom Identification of Visual-Spatial Learner. Spring: Gifted
Education Communicator.
Hudojo, H. 1979. Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaannya di Depan Kelas.
Surabaya:Usaha Nasional.
Khabibah, S. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika dengan Soal Terbuka
untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Disertasi tidak dipublikasikan.
Surabaya: Program Pascasarjana Unesa
Mbulu, J. 2001. Pengajaran Individual. Pendekatan, Metode dan Media Pedoman Mengajar
bagi Guru dan Calon Guru. Malang: Yayasan Elang Emas. Mulyasa, E. 2005. Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Bandung: Rosdakarya.
Nieveen. 1999. Prototyping to Reach Product Quality. University of Twenty, The Nederlands.
Plomp, Tjeerd. 1997. Education & Training Systems Design. Netherlands: University of
Twente
Saepudin, 2009. Gemar belajar matematika untuk siswa SD/MI kelas VI. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Tugas 1 Karya Ilmiah
Judul:
PENGEMBANGAN MEDIA SPINNING WHEEL NUMBER UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR

Rumusan Permasalahan:
1. Bagaimana desain awal pengembangan media Spinning Wheel Number untuk meningkatkan
hasil belajar matematika pada bidang kajian penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di
kelas VI sekolah dasar?
2. Bagaimana hasil validasi media Spinning Wheel Number untuk meningkatkan hasil belajar
matematika pada bidang kajian penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas VI
sekolah dasar?
3. Bagaimana media Spinning Wheel Number untuk meningkatkan hasil belajar matematika
pada bidang kajian penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas VI sekolah dasar?
4. Bagaimana peningkatan hasil belajar dengan menerapkan media Spinning Wheel Number
pada materi matematika bidang kajian penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas
VI sekolah dasar?

Referensi
Judul Penulis dan Tahun Sintesis (Rangkuman)
1. “Meta-Analisis Pengaruh Desain penelitian ini
Penggunaan Media Roda Putar Solichah, Mar’atus, Akhwani menggunakan Meta-analisis
Terhadap Hasil Belajar Akhwani, Sri Hartatik, and
Matematika Di Sekolah Dasar.” Syamsul Ghufron. 2020
2. Peningkatan dan Abduloh, dkk. 2020
Pengembangan Prestasi Desain penelitian ini
Belajar Peserta Didik menggunakan Meta-analisis
3. “Pengembangan Media Angelina, Clara, dkk.. 2021
Pembelajaran Roda Berputar Desain penelitian ini
untuk Materi Trigonometri menggunakan Meta-analisis
4. Problematika Pembelajaran Ernawati. 2021 Desain penelitian ini
Matematika menggunakan Meta-analisis
5. Evaluasi Pembelajaran Hasan, Muhammad, dkk. 2021 Desain penelitian ini
menggunakan Meta-analisis

Kerangka Tulisan Ilmiah


1. Judul
PENGEMBANGAN MEDIA SPINNING WHEEL NUMBER UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR
2. Abstrak
Rendahnya hasil belajar matematika siswa dalam mempelajari materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat disebabkan oleh guru yang masih menggunakan media
pembelajaran konvensional, kurang menariknya media pembelajaran yang digunakan, dan
kurang tersedianya media pembelajaran di sekolah menjadi landasan pada penelitian ini.
Hasilnya, peneliti membuat media Spinning Wheel Number, media pembelajaran digital yang
dapat membantu siswa mengatasi masalah belajar matematika. Model penelitian PPE
(Planning, Production, and Evaluation) yang dikembangkan oleh Richey dan Klein, dan
metode D&D (Design and Development) digunakan dalam membuat media pembelajaran ini.
Temuan pada penelitian ini adalah: 1) dikembangkannya media pembelajaran spinning wheel
number yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa; 2) hasil penilaian oleh
ketiga ahli menyatakan media pembelajaran ini sangat layak digunakan dengan rincian dari
ahli media mendapatkan persentase 93,8% dengan kategori sangat baik, dari ahli materi
mendapatkan persentase 92,8% dengan kategori sangat baik, dari ahli pembelajaran
mendapatkan persentase 100% dengan kategori sangat baik. Secara keseluruhan media ini
mendapatkan persentase sebesar 95,5% dengan kategori sangat baik; 3) Berdasarkan kriteria
penilaian, hasil belajar siswa setelah menggunakan media spinning wheel number mendapat
nilai rata-rata 92,85 dengan kriteria penilaian sangat baik
3. Pendahuluan
Pendidikan merupakan hal yang paling dasar dan berpengaruh dalam kemajuan dan
keberlangsungan hidup manusia. Tanpa pendidikan, manusia akan sulit untuk dapat
berkembang sesuai dengan cita-cita, bahagia dan sejahtera sesuai dengan konsep pandangan
hidup. Pendidikan mencangkup proses pembelajaran keterampilan, pengetahuan, dan
kebiasaan yang berubah dari satu tahap ke tahap yang lainnya. Trahati (dalam (Resal dkk.
2022) mengemukakan pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan manusia secara sadar dan
terprogram untuk membangun kepribadian yang baik dan mengembangkan kemampuan
yang sudah dimilikinya untuk mencapai tujuan hidup tertentu. Belajar merupakan suatu
upaya yang digunakan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Belajar menyebabkan adanya
perubahan perilaku pada seseorang yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut (Faridatus
& Ilma, 2020) belajar adalah proses kompleks yang terjadi pada semua orang dan
berlangsung seumur hidup. Faridatus (2020) juga mendefinisikan belajar adalah perubahan
perilaku relatif tetap yang dihasilkan oleh pengalaman masa lalu atau dari pembelajaran.
Seseorang memperoleh pengalaman belajar melalui interaksi dengan lingkungan, baik yang
direncanakan maupun tidak direncanakan dan menghasilkan perubahan. Komponen
pendukung yang menjadi ciri khas adanya suatu proses interaktif yang edukatif diperlukan
dalam proses pembelajaran antara siswa dan guru (Hanafy, 2018).
4. Metode Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan Meta-analisis. Meta-analisis merupakan suatu teknik
statistika yang mengabungkan dua atau lebih penelitian sejenis sehingga diperoleh paduan
data secara kuantitatif
5. Hasil dan Pembahasan
Domain yang ditetapkan dalam penelitian ini fokus pada penggunaan media roda putar dan
hasil belajar siswa Sekolah Dasar. Terdapat enam literatur jurnal yang diperoleh sesuai
dengan variabel penelitian. Pertama, artikel hasil penelitian Novia Prinsa Anggarini, Sumarno,
Ervina Eka Subekti (2019) dengan judul “Model Two Stay Two Stray Berbantuan Media Roda
Pintar Matematika Terhadap Hasil Belajar”. Penelitian tersebut menunjukan pengaruh yang
signifikan antara pretest 55,20 dan posttest 76,20. Pada penelitian kedua, Retno Kuswari &
Rasiman (2019) meneliti tentang “Keefektifan Model Make a Match dengan Media Rorumat
Matematika Terhadap Hasil Belajar Siswa”. Hasil penelitianya menunjukan pengaruh yang
signifikan antara pretest 58,52 dan posttest 76,30. Pada penelitian ketiga, Benny Sulistyo
Nugroho (2017) menunjukkan bahwa “Pengaruh Penggunaan Media Roda Pengukuran
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV Materi Pengukuran Panjang SDN Lidah Wetan II/462
Surabaya” memiliki pengaruh yang signifikan antara pretest 47,25 dan posttest 64,81. Hasil
penelitian lain, Pada penelitian keempat, penelitian dari Andriani, Qoriati Mushafanah, M.
Yusuf Setia Wardhana (2019) menunjukkan bahwa “Media Roda Jelajah Indonesia efektif
terhadap Hasil Belajar Materi Tematik” memiliki pengaruh yang signifikan antara pretest 75,4
dan posttest 79,6. Pada kondisi penelitian yang lain, penelitian kelima dari Isna Zulfa
Arintasari, Intan Rahmawati, & Sukamto (2019) menunjukkan bahwa “Media Roda Pecahan
Berbantuan Model Realistic Mathematic Education (RME) pada Mata Pelajaran Matematika”
memiliki pengaruh yang signifikan antara pretest 1,675 dan posttest 10,815. Pada penelitian
keenam, penelitian dari Izzatul Lailah Wijayanti (2015) menunjukkan bahwa “Pengaruh
Penggunaan Media Jam Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran Sudut Siswa
Sekolah Dasar” memiliki pengaruh yang signifikan antara pretest 48,792 dan posttest 85,0
6. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan media roda putar sangat berpengaruh
digunakan pada siswa Sekolah Dasar. Hal ini terbukti dari meningkatnya hasil belajar siswa di
Sekolah Dasar. Meningkatnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata
sebelum menggunakan media roda putar (Pretest= 47,81 ) dan setelah menggunakan media
roda putar (Posttest= 65,45 ). Selisih dari rata-rata pretest dan posttest adalah 121,83%
7. Daftar Pustaka
Ahmadi, I. K., Amri, S., & Elisah, T. (2011). Strategi pembelajaran sekolah terpadu. Jakarta:
Prestasi Pustaka. Akhwani, A. (2019). Strategy Of Digital Etiquette Education Of Elementary
School Students. PrimaryEdu-Journal of Primary Education, 3(2), 43-54. Andriani, A.,
Mushafanah, Q., & Wardhana, M. Y. S. (2019). Keefektifan Media Roda Jelajah Indonesia
terhadap Hasil Belajar Materi Tematik. International Journal of Elementary Education, 3(2),
194-201. Anggarini, N. P., Sumarno, S., & Subekti, E. E. (2019). Keefektifan Model Two Stay
Two Stray Berbantu Media Roda Pintar Matematika Terhadap Hasil Belajar. Janacitta, 2(1).
Anugraheni, I. (2018). Meta Analisis Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis di Sekolah Dasar *A Meta-analysis of
ProblemBased Learning Models in Increasing Critical Thinking Skills in Elementary Schools+.
Polyglot: Jurnal Ilmiah, 14(1), 9–18. Arintasari, I. Z., Rahmawati, I., & Sukamto, S. (2019).
Keefektifan Media Roda Pecahan Berbantu Model Realistic Mathematic Education (RME)
pada Mata Pelajaran Matematika. International Journal of Elementary Education, 3(4), 366-
372. Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran (edisi ke-17). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Dila, K. A. S. (2012). Telaah Kritis Artikel Review Sistematik Dan Meta Analisis. Khairunnisa, W.
(2017). Pengembangan Media Permainan Roda Putar Berbasis Website Untuk Keterampilan
Membaca Bahasa Prancis Siswa Kelas XI SMA AngkasaAdisutjipto. Skripsi. Jurusan Pendidikan
Bahasa Prancis Universitas Negeri Yogyakarta. Kuswari, R. (2019). Keefektifan Model Make A
Match Dengan Media Rorumat Matematika Terhadap Hasil Belajar Siswa. Mimbar Ilmu,
24(1), 20-27. Riyani, I. (2019). Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Roda Putar Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas Iv Sd Negeri 56 Kota Bengkulu (Doctoral dissertation, IAIN
BENGKULU). Sanaky, H. A. (2013). Media pembelajaran interaktif-inovatif. Yogyakarta: Safiria
Insania
Tugas 1 Karya Ilmiah
Judul:
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MUATAN IPA MATERI SIKLUS AIR KELAS V SD
BERBASIS APLIKASI ANDROID “PROSILAR”

Rumusan Permasalahan:
1. Bagaimanakah pengembangan media pembelajaran berbasis aplikasi Android materi siklus
air kelas V SD?
2. Bagaimanakah kelayakan media pembelajaran berbasis aplikasi Android materi siklus air
kelas V SD?
3. Bagaimanakah keefektifan media pembelajaran berbasis aplikasi Android materi siklus air
kelas V SD?
Referensi
Judul Penulis dan Tahun Sintesis (Rangkuman)
1. Aplikasi CRUD Berbasis Alda,M. 2020 Metode dan hasil penelitian
Android dengan Kodular dan
Database Airtable
2. Evaluasi Pembelajaran Hasan, Muhammad, dkk. 2021 Desain penelitian ini
menggunakan Meta-analisis
Kerangka Tulisan Ilmiah
1. Judul
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MUATAN IPA MATERI SIKLUS AIR KELAS V SD
BERBASIS APLIKASI ANDROID “PROSILAR”
2. Abstrak
Tujuan dari pengembangan ini adalah menghasilkan produk Media Pembelajaran Berbasis
Android pada Pembelajaran IPA Materi Siklus Air yang valid dan efektif. Pengembangan ini
telah melalui beberapa tahapan yaitu tahapan analisis kebutuhan, perancangan,
pengembangan, implementasi, dan evaluasi sesuai dengan model pengembangan. Validasi
produk dilakukan kepada ahli media, ahli materi, dan ahli instruksional. Sasaran uji coba
adalah siswa kelas lima sekolah dasar. Berdasarkan uji coba validasi yang dilakukan oleh ahli
media, tingkat validitas media adalah 85%. Uji coba oleh ahli materi mendapatkan tingkat
validitas sebesar 97,5%. Uji coba oleh ahli instruksional memperoleh tingkat validitas sebesar
88,3% dan tingkat validitas siswa sebesar 81,75%, disimpulkan bahwa media pembelajaran
yang dikembangkan termasuk dalam kategori valid dan efektif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Pendahuluan
Pendidikan memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia, karena pendidikan dapat
mengembangkan potensi manusia sehingga manusia memiliki derajat yang lebih baik dalam
kehidupan. Pendidikan juga menjadi bagian penting dalam kemajuan bangsa, karena
kemajuan bangsa dapat dilihat dari kualitas pendidikan negara itu sendiri. Pendidikan yang
tepat adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945. Menurut pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2003). Berdasarkan undang-undang tersebut
maka fungsi pendidikan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
4. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah dengan menerapkan desain penelitian dekskriptif kualitatif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan studi literatur dan wawancara di
lapangan,
5. Hasil dan Pembahasan
Studi literatur yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan cara pencarian literatur atau
referensi yang dibutuhkan pada pengembangan media pembelajaran. Studi literatur
dilakukan oleh peneliti dengan tujuan utama untuk mencari dasar atau pijakan sehingga
memperoleh landasan teori, kerangka berpikir, dan dapat menentukan hipotesis awal
penelitian. Dari studi literatur yang dilakukan, peneliti dapat mengorganisasikan dan
menggunakan variasi literatur untuk mendalami masalah yang akan diteliti
6. Kesimpulan
Untuk mengatasi hambatan yang ada, guru sudah mengupayakan untuk menerapkan model
pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri konsep dari materi yang
didapatkan. Namun, hal itu belum menunjukkan signifikansi pada kemampuan literasi sains
siswa. Hal inilah yang membuat guru harus menerapkan model pembelajaran dengan
pendekatan yang sesuai untuk menjadi alternatif dalam meningkatkan kemampuan literasi
sains siswa, yaitu media pembelajaran dengan model inquiry based learning berbasis
pendekatan STEM. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Abdurrahman (2019) yang
mengatakan bahwa inquiry berbasis STEM dapat menjadi solusi alternatif yang kuat untuk
meningkatkan kemampuan literasi sains siswa yang diperlukan pada abad 21. Atas dasar
inilah, diperlukan pengembangan media pembelajaran dengan inquiry based learning
berbasis pendekatan STEM pada materi IPA, khususnya materi zat aditif dan adiktif untuk
dapat meningkatkan kemampuan literasi sains siswa.
7. Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA Alda, M. (2020). Aplikasi CRUD Berbasis Android dengan Kodular dan
Database Airtable. Bandung: Media Sains Indonesia. Alfin, J. (2015). Analisis Karakteristik
Siswa pada Tingkat Sekolah Dasar. Prosiding Halaqoh Nasional dan Seminar Internasional
Pendidikan Islam FTK UIN Sunan Ampel Surabaya, 195. Anjar Purba Asmara, Agus Dwi
Ananto, dan Nokman Riyanto. (2014). Pengembangan Media Audio Visual tentang Praktikum
Reaksi Oksidasi Reduksi dan Elektrokimia sebagai Media Pembelajaran Mandiri bagi Siswa
SMA/MA Kelas XII Semester 1. Lantanida Journal, 2. Aprelliyanto, Y. (2019). Pengembangan
Bahan Ajar IPA Berbasis Android Materi Gaya dan Gerak Kelas IV SDN Kembangaru, 02
Semarang. Skripsi Universitas Negeri Semarang, 26. Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Candra Kurniawan dan Hidayati. (2019). Pengembangan
Media Pembelajaran Siklus Air dan Dampaknya Pada Tema Peristiwa dalam Kehidupan untuk
Kelas V SDN Jetis II. Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 611-615. Depdiknas. (2003)., (p. 3). E, S. R.
(2011). Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT.Indeks. Fauzi, Said. (2018).
Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Android Untuk Mata Pelajaran IPA
Kelas VI. Article. Fero, D. (2011). Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan
Macromedia Flash 8 Mata. Skripsi, 15. Hardiyanto, R.Rizal Isnanto, Ike Pertiwi. (2016).
Pengembangan Aplikasi Augmented Reality Siklus Hidrologi sebagai Media Pembelajaran
Berbasis Android. Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer. Hendra Nugraha, Alicia A.E Sinsuw,
Arie S,M Lumenta. (2015). Perancangan Penunjuk Rute Pada Kendaraan Pribadi
Menggunakan Aplikasi Mobile GIS Berbasis Android Yang Terintegrasi Pada Google Maps.
Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, 20.

Tugas 1 Karya Ilmiah


Judul:
Inovasi Pembelajaran IPAS Kelas IV di SD dengan STEM di Era Kurikulum Merdeka

Rumusan Permasalahan:
1. Bagaimana pengintegrasian Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran IPAS melalui aktivitas
Magic Sains berbasis STEM pada siswa kelas IV di SDN Panimbangjaya 3?
2. Bagaimana bentuk implementasi Kurikulum Merdeka yang termuat dalam pembelajaran
IPAS melalui aktivitas Magic Sains berbasis STEM pada siswa kelas IV di SDN Panimbangjaya
3?

Referensi
Judul Penulis dan Tahun Sintesis (Rangkuman)
1. Studi Literatur: STEM Rusminati, S., & Juniarso, Metode kajian literatur ini
untuk Menumbuhkan T. (2023) menggunakan deskriptif
Keterampilan Abad 21 di analisis dan referensi
Sekolah Dasar teoritis yang relevan
dengan kasus maupun
masalah yang ditemukan.
2. Developing mathematics Beswick, K., & Fraser, S. (2019) Metode kajian literatur ini
teachers’ 21st century menggunakan deskriptif
competence for teaching in analisis dan referensi
STEM contexts. ZDM, 51(6) teoritis yang relevan
dengan kasus maupun
masalah yang ditemukan
3 STEM education: The Wells, J. G. (2019) Metode kajian literatur ini
potential of technology menggunakan deskriptif
education. Council on analisis dan referensi
Technology and Engineering teoritis yang relevan
Teacher Education
dengan kasus maupun
masalah yang ditemukan
4 IHT dan Bimbingan Saifudin, S. (2021) Metode kajian literatur ini
Berkelanjutan Guna menggunakan deskriptif
Meningkatkan Kemampuan analisis dan referensi
Guru SMP dalam Merancang teoritis yang relevan
Media Pembelajaran
dengan kasus maupun
masalah yang ditemukan
5. integration in sixth grade: English, L. D., & King, D. (2019)
desligning and constructing
paper bridges. International
Journal of Science and
Mathematics Education

Kerangka Tulisan Ilmiah


1. Judul
Inovasi Pembelajaran IPA di SD dengan STEM di Era Kurikulum Merdeka
2. Abstrak
Tujuan dari Peneltian ini berfokus menghasilkan media video pembelajaran untuk
meningkatkan pemahaman materi IPA. Metode pengembangan yang digunakan adalah
ADDIE (analyze, design, development, implementation, evaluation). Instrumen yang
digunakan adalah angket. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitaif dan
deskriptif kualitatif. Hasil uji ahli menunjukkan bahwa video pembelajaran valid dan layak
digunakan dalam pembelajaran. Hasil angket siswa menunjukkan 100% siswa menyukai
video pembelajaran, 100% siswa terbantu dari gambar dan tulisan yang tertera dalam video,
96% siswa terbantu dengan penyampaian penjelasan pada video.
3. Pendahuluan
Teknologi terus berkembang untuk itu guru dan siswa harus menyesuaikan perkembangan
teknologi. Pemanfaatan teknologi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan
memfasilitasi siswa belajar. Salah satunya adalah dengan membuat video pembelajaran.
Video pembelajaran mudah dibuat oleh guru dan terjangkau diakses oleh siswa. Li & Shieh
(2016) menyatakan bahwa perkembangan pendidikan global dalam beberapa tahun terakhir
menghadirkan inovasi dan atmosfer baru terutama karena tekhnologi yang berkembang
sangat pesat. Alternatif alat pembelajaran dengan menggunakan video pembelajaran
memiliki potensi besar dalam mempengaruhi masa depan pembelajaran dan akan terus
tumbuh dalam menyediakan platform bagi pelajar (Giannakos, Sampson, & Kidzinski, 2016).
Aplikasi yang tersedia di google untuk membuat video pembelajaran dapat dimanfaatkan
guru dan dapat dipilih sesuai kebutuhan. Tersedianya aplikasi ini memudahkan guru untuk
membuat video pembelajaran. Kendala yang dihadapi guru IPA diantaranya banyak materi
yang sulit dipahami oleh siswa. Berdasar angket 32,4% siswa mengalami kendala kesulitan
memahami materi hanya dari pembelajaran di kelas. Video pembelajaran yang dibuat guru
diharapkan dapat membantu siswa belajar terutama dalam memahami materi yang sulit
bagisiswa. Proses pembelajaran memiliki beberapa komponen yang saling berhubungan
diantaranya siswa, guru, media pembelajaran, metode pembelajaran, tujuan pembelajaran,
sumber belajar, sarana prasarana lingkungan (Prastowo, 2015)
4. Metode Penelitian
Contoh: Metode penelitian ini menggunakan Peneltian Tindakan Kelas (PTK)
berdasarkan model Elliot, Dave Ebbut, Metode penelitian menggunakan model
pengembangan model ADDIE dengan tahapan, diantaranya analisis (analysis), desain
(design), pengembangan (development), implementasi (implementation), dan evaluasi
(evaluation). Model ADDIE dijelaskan pada gambar 1. Tahap analisis meliputi analisis kerja,
analisis karakteristik siswa dan analisis kebutuhan. Tahap desain meliputi penyusunan
materi, perancangan produk dan menyusun alat evaluasi. Tahap pengembangan dengan
produksi video dari software yang telah tersedia di google. Tahap penerapan dilakukan di
kelas 7D, E, F, G, H pada saat proses pembelajaran. Tahap evaluasi dilakukan dengan
menyebarkan angket.
5. Hasil dan Pembahasan
Hasil validasi ahli materi diperoleh skor 89. Berdasarkan kriteria dapat disimpulkan media
video pembelajaran dalam kriteria valid dan layak digunakan dalam pembelajaran. Hasil
angket untuk mengetahui seberapa video pembelajaran membantu dalam memahami
materi IPA dijelaskan pada Tabel 1. Tabel 1. Angket video pembelajaran No Kriteria Hasil 1.
Menyukai video 100% 2. Video membantu dalam belajar 100% 3. Teks dalam video
membantu memahami video 100% 4. Memahami materi yang disampaikan 96,3% 5. Cara
penyampaian materi 86,3% Media video pembelajaran yang dibuat memuat teks, gambar,
audio, dan animasi. Teks dan gambar ditampilkan untuk memperjelas penjelasan yang
disampaikan guru sedangkan animasi bertujuan untuk menumbuhkan daya tarik siswa.
Belajar dengan bantuan video memungkinkan optimalisasi panca indera siswa. Berdasar
penelitian yang dilakukan Cahyani dkk (2016) memperoleh hasil panca indera yang
digunakan siswa, indera penglihatan sebesar 75% dan indera dengar sebesar 13%. Semakin
banyak siswa menggunakan panca indera, maka proses belajar semakin mudah diserap oleh
siswa (Hadi,2017) Bahasa yang digunakan dibuat sesederhana mungkin disesuaikan dengan
usia siswa SMP. Tujuannya agar apa yang disampaikan guru mudah dipahami dan pesan
sampai ke siswa. Bahasa digunakan dalam pembelajaran untuk memudahkan siswa
memahami materi yang diajarkan oleh guru (Wiranto & Santoso, 2014). Pemilihan kosa kata
yang ringan dan sering didengar siswa dipilih agar mudah dipahami siswa. Beberapa istilah
baru tentang IPA pasti akan ditemui di beberapa materi. Istilah-istilah baru dijelaskan dengan
arti atau contoh penggunaanya
6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil angket yang diberikan pada siswa menunjukkan bahwa 96,3% siswa
menyatakan video pembelajaran yang diberikan dapat membantu memahami materi. Berk
(2009) menjelaskan bahwa belajar menggunakan media video/ audio visual lebih baik dari
pada belajar menggunakan verbal/audio. Pratiwi dkk (2022) menyatakan penggunaan video
pembelajaran berpengaruh terhadap pemahaman konsep IPA siswa SD.
7. Daftar Pustaka
Andi, Prastowo. (2015). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva
Press. Berk, R.A. (2009). Multimedia teaching with video clips: TV, movies, YouTube, and
mtvU in the college classroom. Int. J. Technol. Teach. Learn. Cahyani R., Sarwono, Karyanto P.,
2016. Penggunaan Media Video untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Materi
Biosfer pada Siswa Kelas XI IPS MAN 2 Pontianak Tahun Pelajaran 2015/2016, Jurnal GeoEco,
ISSN: 2460-0768 Vol. 2, No.2 hal. 198- 207. Giannakos, M. N., Sampson, D. G., & Kidzioski, L.
(2016). Introduction to smart learning analytics: foundations and developments in video-
based learning. Smart Learning Environments, 3(1), 1-9. Hadi, S. (2017). Efektivitas
Penggunaan Video Sebagai Media Pembelajaran Untuk Siswa Sekolah Dasar. In Seminar
Nasional Teknologi Pembelajaran dan Pendidikan Dasar 2017. 96-102. Li. Y. J. & Shieh. J. C.
(2015). A study on the effects of multiple goal orientation on learning motivation and
learning behaviors. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 12(1),
161- 172. Pratiwi, E. M., Gunawan, Ermiana I., 2022. Pengaruh Penggunaan Video
Pembelajaran terhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, Vol
7 no 2 hal 381-386. Rismark, M., & Sølvberg, A. M. (2019). Video as a Learner Scaffolding
Tool. International Journal of Learning, Teaching and Educational Research, 18 (1) , 62-75.

Anda mungkin juga menyukai