Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN

BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA


DI KELAS IV SD NEGERI 4 GENENGADAL

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh :
KUN AJENGPRABANDARI
A510150202

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019

1
2i
ii
3
iii
4
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGEI 4
GENENGADAL

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) persepsi siswa tentang kesulitan


belajar yang dihadapi siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV di SD
Negeri 4 Genengadal, (2) faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar pada
pelajaran matematika kelas IV di SD Negeri 4 Genengadal, (3) solusi yang
dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar dalam pembelajaran matematika.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Lokasi penelitian yaitu di SD
Negeri 4 Genengadal. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan wawancara, observasi, dan dokumen. Uji keabsahan data
menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data
menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil
temuan menunjukkan (1) kesulitan belajar matematika yang dialami oleh siswa
karena persepsi negative siswa terhadap pembelajaran matematika, (2) faktor
penyebab kesulitan belajar matematika berasal dari faktor internal (kurangnya
siswa memiliki intelegensi, motivasi belajar, dan kesehatan tubuh) dan faktor
eksternal (penggunaan media pembelajaran dan situasi keluarga), (3) solusi yang
dapat digunakan untuk mengurangi kesulitan belajar matematika meliputi
mengubah persepsi negatif siswa terhadap pembelajaran matematika menjadi
positif, menggunakan media pembelajaran, memperbanyak latihan soal dan
menjalin kerjasama dengan orang tua.

Kata kunci : matematika, persepsi, kesulitan belajar, dan sekolah dasar.

Abstract
This study aims to describe (1) students' perceptions of learning difficulties faced
by students in 4th grade mathematics subjects at Genengadal Elementary School 4,
(2) factors that cause learning difficulties in fourth grade mathematics in
Genengadal Elementary School 4, (3 ) solutions to overcome learning difficulties
in mathematics learning. This type of research is qualitative research. The location
of the study is in SD Negeri 4 Genengadal. Data collection techniques in this
study used interviews, observations, and documents. Test the validity of the data
using source triangulation and technical triangulation. The data analysis technique
uses data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The findings show
(1) mathematics learning difficulties experienced by students due to students'
negative perceptions of mathematics learning, (2) factors causing mathematics
learning difficulties derived from internal factors (lack of students having
intelligence, learning motivation, and body health) and external factors ( the use
of instructional media and family situations), (3) solutions that can be used to
reduce mathematics learning difficulties include changing students' negative

1
perceptions of mathematics learning to be positive, using learning media,
increasing practice questions and establishing cooperation with parents.
Keywords: mathematics, perception, learning difficulties, and elementary school.

1. PENDAHULUAN
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003
menyatakan bahwa pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. pada saat
pembelajaran dilaksanakan guru dituntut untuk dapat membuat siswa menguasai
atau memahami materi yang guru sampaikan serta mengembangkan kreatifitas
berpikir pada siswa guna meningkatkan kemampuasn berpikir pada siswa dan
dapat meningkatkan kemampuan penguasaan pada materi pelajaran. Dalam
pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa dapat mengerti atau memahami
materiyang disampaikan oleh guru. Salah satu tugas guru adalah membuat siswa
menguasai dan memahami semua mata pelajaran yang ada di SD. Menurut
Permana, Sulianto,&Widyaningrum (2016) Beberapa hal yang dapat dilakukan
guru sebagai pemegang peran penting agar pembelajaran menjadi lebih bermakna
yaitu harus mampu menciptakan pembelajaran yang efektif, variatif, dan
menyenangkan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar yang
optimal. Sehingga siswa tidak mengalami kesulitan belajar pada saat guru
menyampaikan materi. salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD adalah
matematika.
Guru mengungkapkan dalam proses mengajar masih menggunakan model
guru sebagai pusat perhatian. Salah satunya pada mata pelajaran matematika
siswa kurang aktif saat diberikan soal matematika dan hanya beberapa siswa yang
berani maju ke depan kelas. ini dapat dibuktikan guru lebih dominan
menggunakan metode ceramah pada saat proses belajar mengajar di kelas. Dan
kurang memberikan kesempatan siswanya untuk mengemukakan pendapat. Hal
ini dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar. Guru juga kurang
memanfaatkan media pendukung yang dapat memperjelas materi dan dapat
mempermudah siswa untuk memahami materi yang disampaikan. Metode yang
kurang bervariasi dan tidak adanya media dapat menyebabkan siswa kesulitan
belajar matematika. Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dapat berdampak
pada hasil belajar matematika yang masih rendah. Hal itu diakibatkan karena
siswa hanya sekedar menghafal rumus dalam pembelajaran. Banyaknya rumus

2
yang perlu dihafalkan membuat siswa malas mempelajari matematika dan tidak
memahami konsep matematika.
Pada saat menyampaikan kepada siswa harapan semua pihak tentunya
siswa tidak mengalami kesulitan belajar dalam mempelajari semua mata pelajaran
yang disampaikan oleh guru. Salah satunya adalah mata pelajaran matematika,
akan tetapi pada kenyaraannya terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar. Tingkat penguasaan belajar dalam mempelajari mata pelajaran
matematika dapat dilihat dari hasil belajar siswa atau prestasi belajar yang
biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai. Pada penguasaan pembelajaran
matematika yang kuranf dapat mengakibatkan nilai yang diperoleh siswa rendah.
Penguasaan pembelajaran matematika yang kurang ini dapat disebabkan oleh
kesulitan siswa dalam merespon pembelajara yang diberikan oleh guru.
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana siswa tidak belajar sebagai
mestinya karena ada gangguan tertentu. Kesulitan belajar dapat diartikan
ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh
guru ataupun ketidakmampuan siswa untuk menerima materi yang telah
disampaikan guru (Ismail, 2016:36). Sedangkan menurut Nurssalam (2016)
kesulitan merupakan suatu kondisi dalam proses pembelajaran yang ditandai
dengan adanya kendala-kendala yang muncul untuk mencapai suatu hasil
belajar,baik dari aspek psikologis, sosiologis, maupun fisiologis dalam kese-
luruhan proses pembelajaran. Menurut Acharya (2017), peran orang tua di rumah
secara tidak langsung dapat memberikan motivasi belajar siswa. selain itu,
keterlibatan orang tua dengan waktu yang berkualitas untuk membantu belajar
kepada siswa di rumah sangat berpangaruh untuk mengatasi kesulitan belajar
siswa di rumah. Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas IV ini adalah
mata pelajaran matematika. Menurut Hasratuddin tujuan pembelajaran
matematika di sekolah adalah agar peserta didik memiliki kemampuan; 1)
menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika, 2) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

3
menafsirkan solusi yang diperoleh, 3) mengomunikasikan gagasan dengan simbol,
tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, 4)
memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Di SD Negeru 4 Genengadal yang terledak di dusun Beru, Kelurahan
Genengadal, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan. Ada beberapa faktor
penyebab siswa mengalami kesulitan belajar matematika, faktor tersebut berupa
faktor internal (kurangnya siswa memiliki kemampuan dasa, motivasi belajar dan
kondisi tubuh) dan faktor eksternal (penggunaan media atau alat peraga
pembelajaran dan situasi keluarga). Berdasarkan pengalaman magang dan
observasi lebih lanjut yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri 4 Genengadal di
kelas 4 terdapat siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
peneliti akan mengadakan penelitian yang bejudul “Analisis Faktor-Faktor
Penyebab Kesulitan Belajar Pada Matematika di Kelas IV SD Negeri 4
Genengadal”.

2. METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan pendekatan
kualitatif. Bentuk dari penelitian ini desain penelitian deskriptif penelitian ini
adalah untuk menungkapkan kejadian atau fakta, keadaan fenomena, variable dan
keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung dengan menyuguhkan apa
sebenarnya terjadi. Penelitian kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang
menghasilkan dapat deskriptif dapat berupa kata-kata tertulis ataupun lisan
diperoleh dari orang-orang dan juga perilaku yang dapat diamati (Sugiyono, 2015:
74).
Peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan
berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah dibentuk.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV di SD Negeri 4 Genengadal. Data
yang diperoleh dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.

4
Penelitian ini di SD Negeri 4 Genengadal dengan lama penelitian selama ±
1 bulan yaitu bulan Mei 2019. Narasumber penelitian ini adalah kepala sekolah,
guru kelas IV, dan siswa kelas IV di SD Negeri 4 Genengadal. Menurut Sugiyono
(2015: 121) uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility
(validitas interbal), trasferability (validitas eksternal), dependability (reabilitas)
dan confirmability (objektivitas).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangualsi sumber dan
triangulasi teknik. Data hasil triangulasi tersebut diperkuat dengan catatan hasil
penelitian yang didapatkan dari hasil observasi dan hasil wawancara dengan
kepala sekolah, guru kelas IV, dan siswa kelas IV tentang siswa mengalami
kesulitan belajar matematika dan dampak tersebut mengakibatkan hasil belajar
siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan di SD Negeri 4 Genengadal. Peneliti
menggunakan analisis data karena data-data yang diperoleh dilapangan masih
berupa data mentah. Sehingga perlu dianalisis telebih dahulu agar sistematis.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Persepsi siswa tentang kesulitan belajar yang dihadapi pada mata
pelajaran matematika kelas IV di SD Negeri 4 Genengadal.
Persepsi siswa tentang mata pelajaran matematika menunjukkan bahwa
pembelajaran matematika adalah pembelajaran yang sulit sehingga membuat
siswa menjadi malas, jenuh, dan bosan ketika mengikuti pembelajaran
matematika. Beberapa siswa beranggapan bahwa matematika pada materi
menentukan keliling dan luas persegi, persegi panjang pada bagian perkalian
sangatlah sulit, menurut mereka perkalian pada matematika terlalu banyak angka.
Siswa mempunyai pesepsi yang seperti itu makan akan menimbulkan dampak
pada hasil belajar.
Persepsi adalah proses yang menyangkut pesan atau informasi ke dalam
otak manuasi yang diperoleh dari luar dirinya. Apalagi persepsi terjadi suatu
hubungan secara terus menerus dengan lingkungannya. Jika siswa mempunyai
persepsi bahwa pembelajaran matematika adalah pembelajaran yang sulit
sehingga membuat siswa menjadi malas, merasa jenuh, dan bosan saat

5
pembelajaran berlangsung. Maka secara tidak langsung akan menimbulkan
dampak pada hasil belajar siswa (Slameto, 2010:102).
Dari hasil observasi Dari hasil observai yang telah dilakukan dilakukan oleh
peneliti beberapa siswa yang tidak menyukai mata pelajaran matematika. Hal
tersebut dapat dibuktikan dengan hasil wawancara dengan siswaa dan guru. Siswa
beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit.
Jadi dapat disimpulkan perlu adanya perbaikan pembelajaran matematika
sehingga persepsi yang selama ini negative terhadap matematika berubah menjadi
ke arah persepsi positif. Dengan begitu siswa akan senang belajar matematika dan
akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Diharapkan setelah siswa
menyukai pembelajaran matematika akan menghasilkan hasil belajar yang
diharapkan secara optimal.
3.2 Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar pada mata pelajaran
matematika di kelas IV di SD negeri 4 Genengadal
Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar matematika terdapat dua faktor yaitu
fakto internal dan faktor eksternal. Untuk mengetahui masing-masing faktor
penyebaab kesulitan belajar matematika tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
3.2.1 Faktor Internal
a) Kurangnya siswa memiliki kemampuan dasar (intelegensi).
Memiliki kemampuan dasar (intelegensi) sangatlah penting untuk
memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Hasil analisis menunjukkan
siswa masih memiliki kemampuan dasar yang masih rendah. Siswa
belum mampu memahami materi yang disampaikan oleh guru. ketika
siswa diberikan soal dari guru, siswa belum mampu mengerjakan soal
tersebut dengan tepat. Sehingga hasil yang diperoleh masih sangat
rendah. Apabila kemampuan dasar siswa rendah, maka hasil belajar
yang dicapai oleh siswa akan rendah sehingga dapat menimbulkan
kesulitan dalam belajar.
Jadi pentingnya siswa memiliki kemampuan dasar (intelegensi)
untuk memahami materi yang disampaikan oelh guru tersebut sehingga
siswa mamou menghasilkan nilai yang diharapkan.

6
b) Motivasi belajar
Motivasi belajar siswa berfungsi untuk mengarahkan perbuatan
siswa dalam belajar. Hasil analis menunjukkan motivasi belajar siswa
masih rendah, penyebabnya adalah siswa tidak mau mempersiapkan
alat tulis seperti buku pembelajaran matematika pada ssat pembelajaran
dimulai. Ketika siswa berada dirumah tidak mempelajari kembali
materi yang disampaikan oleh guru walaupun ada ulangan di kelas.
rendahnya motivasi belajar siswa juga dapat mengakibatkan siswa tidak
antusias dalam mengikuti pembelajaran matematika sehingga dapat
menimbulkan kesulitan belajar matematika.
Pemberian motivasi belajar kepada siswa sangatlah penting untuk
memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Pemberian motivasi tidak
hanya dilakukan oleh guru, tetapi dengan pemberian motivsi dari orang
tua juga diperlukan. Untuk itu, guru dan orang tua perlu memberikan
perhatian yang lebih serta bekerja sama. Guna menibgkatkan motivasi
belajar siswa, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan belajar
matematika. Selain itu untuk memperoleh hasil belajar yang
diharapkan.
c) Kesehatan Tubuh
Beberapa siswa yang sering tidak masuk sekolah karena sakit
sehingga dapat berdampak pada tertinggalnya materi pembelajaran
matematika. Masalah kesehatan yang sering muncul dan berdampak
pada siswa adalah kondisi fisik siswa yang kurang sehat pada saat
mengikuti pembelajaran. Siswa tidak konsentrasi belajar dan akan
merasa mengantuk ketika pembelajaran matematika mengindikasikan
kondisi fisik tidak dalam keadaan yang optimal. Hal ini sesuai dengan
pendapat Mulyadi (2016) bahwa siswa tidak dapat belajar dengan
kondisi wajar karena adanya hambatan, hambatan tersebut dapat
bersifat hambatan fisiologis yang berupa kesehatan tubuh.
Faktor kesehatan tubuh ini perlu menjadi perhatian, guru dapat
mengarahkan siswa untuk menjaga kesehatannya masing-masing.

7
Apabila siswa berada di rumah orang tua juga memberikan perhatian
kesehatan siswa , istirahat, dan pola makan siswa.
3.2.2 Faktor Eksternal
a) Penggunaan media atau alat peraga pembelajaran
Di SD Negeri 4 Genengadal penggunaan media pembelajaran
masih tergolong kurang, di sekolah tersebut masih menggunakan
media pembelajaran tradisional seperti menggunakan potongan-
potongan sapu lidi yang digunakan untuk menghitung, perkalian
ataupun penjumlahan. Padahal guru menyadari bahwa menggunakan
media pembelajaran sangat membantu untuk mempermudah
penyampaian materi. selain itu dengan adanya penggunaan media
pembelajaran siswa menjadi mudah memahami materi dan tidak
mudah bosan.
Jadi dengan adanya penggunaan media pembelajaran dapat
mempermudah siswa menjadi mudah paham dan tidak membuat siswa
menjadi mudah bosan ketika mengikuti pembelajaran matematika.
b) Situasi Keluarga
Kurangnya perhatian dari orang tua dapat disebabkan karena
orang tua sibuk bekerja sehingga kurang memperhatikan pelajaran
anak di sekolah. Hubungan baik antara siswa dan orang tua perlu
dibangun agar orang tua senantiasa mengetahui kebutuhan siswa dan
kesulitan yang dialami oleh siswa. selain itu perlu adanya komunikasi
antara siswa dengan orang tua tentang perkembangan belajar anaknya
di sekolah sehingga kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dapat
diatasi.
3.3 Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar dalam
pembelajaran matematika
Kesulitan belajar matematika yang dialami oleh siswa dalah
kesulitan pada materi perkalian. Sedangkan faktor penyebab kesulitan
belajar terdiri dari faktor internal yang meliputi kurangnya siswa memiliki
kemampuan dasar (intelegensi), motivasi belajar dan kesehatan tubuh.

8
Sedangkan faktor eksternal meliputi penggunaan media atau alat peraga
pembelajaran dan situasi keluarga. Untuk mengatasi kesulitan belajar siswa
guru dapat melakuakan seperti mengubah persepsi negative siswa terhadap
pembelajaran matematika menjadi positif, menggunakan media
pembelajaran, memperbanyak latihan soal, menjalin kerja sama dengan
orang tua, perbaikan metode pembelajaran.

4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan analisis faktor-faktor penyebab
kesulitan belajar matematika pada kelas IV di SD Negeri 4 Genengadal diperoleh
simpulan sebagai berikut:
a. Kesulitan belajar matematika yang dialami oleh siswa karena persepsi negative
siswa (anggapan siswa mata pelajaran matematika sulit sehingga siswa sulit
untuk memahaminya) terhadap pembelajaran matematika
b. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar matematika berasal dari faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang berasal dari diri siswa
meliputi kurangnya siswa memiliki kemampuan dasar (intelegensi), motivasi
belajar dan kesehatan tubuh. Faktor eksternal meliputi penggunaan media atau
alat peraga pembelajaran dan situasi keluarga.
c. Solusi yang dapat digunakan untuk mengurangi kesulitan belajar matematika
berdasarkan kesulitan yang dialami dan faktor yang melatarbelakangi antara
lain: mengubah persepsi negative siswa terhadap pembelajaran matematika
menjadi positif, menggunakan media pembelajaran (media tradisional seperti
sapu lidi untuk menghitung baik perkalian maupun penjumlahan),
memperbanyak latihan soal dan menjalin kerjasama dengan orang tua.

DAFTAR PUSTAKA
Acharya, B.R. 2017. Factors Affecting Difficulties in Learning Mathematics by
Mathematics Learners. Vol: 6, No: 2. (Jurnal Online).
http://www.sciencepublishinggroup.com/j/ijeedu. Diakses pada Kamis,
11 April 2019, Pukul 20.15.
Hasratuddin. 2019. Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Matematika.
Vol. 06, No. 2. (Jurnal Online).

9
http://digilib.unimed.ac.id/960/2/FullText.pdf. Diakses pada Jumat, 12
April 2019. Pukul 12.42
Ismail. 2016. Diagnosis kesulitan Belajar siswa dalam pembelajaran aktif di
sekolah. Jurnal Eduksdi. ISSN. 2460-4917, E-ISSN: 2460-5794. Vol: 2,
No: 1. (Jurnal Online). https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/cobaBK/article/view/689/549. Diakses pada
Minggu 17 Maret 2019, pukul 11.45.

Mulyadi. 2016. Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta:


Prenadamedia Groub.

Nursalam. 2016. Diagnostik Kesulitan Belajar Matematika:Studi Pada Siswa


Sd/Mi Di Kota Makassar.Vol. 19, No. 1.(Jurnal
Online).https://www.researchgate.net/publication/324593923_DIAGNO
STIK_KESULITAN_BELAJAR_MATEMATIKA_Studi_pada_Siswa_S
DMI_di_Kota_Makassar/download . Diakses pada Kamis, 18 April 2019,
Pukul 23.27

Permana, W.E, Sulianto. J & Widyaningrum. A. 2016. Keefektifan


Modelpembelajaran Quantum Teachingterhadap Kreatifitas Dan Hasil
Belajar Matematika Kelas III SD. Vol: Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 3,
No. 2, Desember 2016: 148–153.
http://journals.ums.ac.id/index.php/ppd/article/view/3968/3515 . Diakses
pada Kamis, 5 September 2019, Pukul 16.50.

Sugiyono. 2015. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Slameto. 2015. Belajar dan faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Riena


Cipta.

10

Anda mungkin juga menyukai