PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dipenuhi sepanjang hayat (Ihsan F, 2003: 2). Untuk menciptakan generasi yang
Berkenaan dengan masalah kurikulum pendidikan pada masa kini dan mendatang,
Innovation and Information” juga menekankan bahwa kurikulum harus “open, active,
kurikulum 2013, pemerintah juga menerbitkan buku siswa, termasuk buku pelajaran
saintifik. Akan tetapi, pada kenyataannya buku siswa yang ada terkesan kurang sesuai
dengan apa yang diharapkan dalam kurikulum 2013. Salah satunya pada buku teks
siswa yang hanya memuat materi bahasan, belum memuat proses pembelajaran dan
Bahan ajar merupakan salah satu perangkat penting dalam pembelajaran. Bahan
ajar yang baik membuat proses belajar mengajar di kelas lebih sistematis, efektif, dan
efisien. Bahan ajar bukanlah sebagai pengganti guru di kelas, akan tetapi harus
bahan ajar yang baik dan guru yang berpengalaman atau terlatih bisa membuat proses
belajar mengajar di kelas lebih efektif. Tetapi pada kenyataannya bahan ajar saat ini
lebih difokuskan pada materi dan latihan soal yang mengakibatkan ppembelajaran
pengembangan dalam proses pembelajaran, maka bahan ajar atau buku teks pelajaran
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 9 Maret 2022
dengan salah satu murid yaitu Laras kelas XI Ipa 7 sebagai siswa di kelas XI
menggunakan metode ceramah. Dimana bahan ajar hanya dipegang oleh guru dan
tidak dapat dijadikan pegangan untuk peserta didik. Sehingga proses pembelajaran
bersifat teacher-centered. Selain itu, pada proses pembelajarannya masih kurang dan
Peserta didik sering kali hanya menyelesaikan soal-soal tanpa ada tuntutan dari guru
mengatasi hal ini ialah dengan diterapkannya modul pembelajaran. Yang diharapkan
Pada matematika, kemampuan kreatifitas peserta didik terletak pada alat-alat ukur
(tes) yang hanya menuntut siswa mencari satu jawaban benar (berpikir konvergen).
belajar matematika dapat dilihat dari prestasi belajar matematika. Salah satunya pada
mata pelajaran trigonometri. Hal ini dapat dilihat dari hasil ujian nasional matematika
Dari penyajian data dari diagram batang di atas, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut : 1) Pada materi aljabar dari tahun 2015-2018 kebanyakan siswa mendapatkan
nilai 35-59: 2) pada materi geometri dan trigonometri dari tahun 2015-2018
kebanyakan siswa mendapatkan nilai 35-43; 3) Pada materi kalkulus dari tahun 2015-
2018 kebanyakan siswa mendapatkan nilai 35-43; dan 4) pada materi statistika dari
dari Kemendikbud (2018) di atas, hasil rata-rata nilai Ujian Nasional di Indonesia
pada mata pelajaran matematika menduduki peringkat paling rendah diantara mata
pelajaran lainnya. Sebagian besar siswa mengalami kesalahan dalam menjawab soal
pada materi geometri, trigonometri, dan kalkulus. Selain itu, dapat dilihat pada
Dapat dilihat juga pada grafik diagram batang di atas 1) Pada materi aljabar
kebanyakan siswa mendapatkan nilai berkisar antara 30-60; 2) Pada materi geometri,
trigonometri, dan kalkulus kebanyakan siswa mendapatkan nilai berkisar antara 30-
50; 3) Pada materi statistika kebanyakan siswa mendapatkan nilai berkisar antara 30-
Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program For Internasional Assess-ment
Indonesia masih dalam kategori rendah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
PISA (OCED, 2010, PP. 130-136) menunjukkan bahwa hampir tidak ada (mendekati
0%) siswa di Indonesia yang berada pada kemampuan matematika level 6, bahkan
hampir 80% siswa masih berada pada kemampuan matematika level 1 dari 6 level
yang ditetapkan. Selain itu pada hasil survey Programme for Internasional Student
Assessment (PISA) 2018 yang diterbitkan pada maret 2019 kategori matematika,
Indonesia berada di peringkat ke-7 dari bawah (73) dengan skor rata-rata 379. Turrun
dari peringkat 63 pada tahun 2015 (Syafitri et al., 2021, p.321). Sejalan hasil PISA,
hasil TIMSS (Hadi & Novaliyosi, 2019, p.563) menunjukkan pada tahun 2003, 2007,
dan 2011 skor pencapaian prestasi belajar matematika menunjukkan bahwa siswa di
Indonesia memperoleh skor 411, 397, dan 386, sedangkan pada tahun 2015 Indonesia
mencapai nilai 397 dan skor ini masih di bawah skala yang ditetapkan, yaitu 500.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa di
Berdasarkan hasil observasi ini dapat disimpulkan bahwa materi trigonometri yang
dipelajari siswa di SMA masih kurang dipahami. Walaupun demikian, materi ini
dapat disimulasikan dengan lebih konkrit dan masalah dalam materi sangat dekat
dengan masalah sehari-hari selain itu pembelajarannya hanya ditekankan lebih pada
hafalan dan mencari hanya satu jawaban yang benar untuk soal-soal yang diberikan,
apalagi dengan kondisi siswa yang memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda
kurangnya daya nalar, berpikir kritis dan kreatif siswa, baik yang memiliki tingkat
diberikan soal-soal yang hanya terpaku pada satu jawaban. Ini dikarenakan selama ini
guru sudah terbiasa menggunakan masalah tertutup dengan solusi tidak tunggal atau
masalah dengan berbagai cara penyelesaian masih merupakan ‘hal baru’ yang
dituntut oleh standar isi mata pelajaran matematika (Nurlita, 2014, p.9).
jawaban dengan banyak cara penyelesaian (Jurnal 6). Dari permasalahan di atas
materi trigonometri cocok jika disajikan dalam masalah open-ended yang dikemas
dalam modul pembelajaran. Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas maka peneliti
2021/2022”
B. Identifikasi Masalah
4. Kebanyakan siswa hanya mampu menyelesaikan soal pada tingkat soal hafalan
memberikan contoh soal, dan mengerjakan latihan sehingga siswa belum bisa
6. Tidak adanya modul yang digunakan sebagai sumber bahan ajar alternative
dalam pembelajaran.
C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan yang ada dalam penelitian ini, maka peeliti
membatasi permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini, yakni hanya
mencakup :
1. Kemampuan Berpikir Kreatif siswa pada indikator valid, praktis, dan efektif
2. Modul pembelajaran yaitu pada materi trigonometri dengan pendekatan open-
ended
B. Rumusan Masalah
kemampuan kreativitas siswa pada pokok bahasan trigonometri yang valid, praktis,
dan efektif?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
pembelajaran matematika.
b. Bagi guru
mandiri.
3) Menambah referensi guru dalam dalam mengambil butir tes yang akan
diujikan.
c. Bagi sekolah
d. Bagi peneliti
Produk yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah bahan ajar cetak berupa
modul peserta didik kelas XI pada pokok bahasan Trigonometri dengan spesifikasi
1. Modul ini didesain khusus dengan menggunakan pendekatan open ended yang
digunakan dalam modul juga menggunakan soal-soal open ended yang dapat
2. Modul juga ini didesain agar dapat dipelajari oleh peserta didik baik secara
- Sampul modul
- Kata pengantar
- Daftar isi
- Peta konsep
- Pendahuluan
- Uraian materi
- Contoh soal
- Latihan soal
- Uji Kompetensi
- Rangkuman
- Refleksi