Anda di halaman 1dari 12

PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika

Volume 10 – Nomor 1, Juni 2015, (38-49)


Available online at: http://journal.uny.ac.id/index.php/pythagoras

Pengembangan Soal Terbuka (Open-Ended Problem)


pada Mata Pelajaran Matematika SMP Kelas VIII

Maya Nurlita
Pendidikan Matematika, Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau. Jalan Yos Sudarso No.43, Sulawesi
Tenggara, Indonesia. Email: maya_nurlita@ymail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan soal terbuka (open-ended problem) pada mata
pelajaran matematika SMP kelas VIII yang valid dan memiliki karakteristik soal yang baik. Penelitian
ini merupakan penelitian pengembangan dengan model pengembangan yang ditetapkan oleh McIntire
& Miller. Langkah-langkah pengembangan dalam penelitian ini meliputi studi pendahuluan,
perancangan produk dan pengembangan produk. Penelitian ini menghasilkan soal terbuka (open-ended
problem) yang meliputi kisi-kisi soal, 28 butir soal uraian (essay), dan pedoman penskoran. Hasil
validasi menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan memiliki kategori valid. Soal terbuka yang
dikembangkan juga memiliki karakteristik yang baik ditinjau dari tingkat kesulitan soal dan daya
pembeda soal, keduanya berturut-turut berada pada kategori sedang dan soal diterima dengan baik.
Hasil estimasi reliabilitas sebesar 0,72 dengan standar kesalahan pengukuran atau SEM sebesar 2,376.
Berdasarkan hasil uji lapangan, kemampuan berpikir kreatif siswa hanya berada pada kemampuan
kelancaran dan keterincian, sedangkan prestasi belajar matematika siswa mencapai kategori positif.
Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa soal terbuka (open-ended problem) yang
dikembangkan adalah layak untuk digunakan.
Kata Kunci: pengembangan soal terbuka, open-ended problem

Developing an Open Question Test (Open-Ended Problem) in Mathematics


for Year Eight Students of Junior High School

Abstract
This aim of study were to produce a valid and good open question test (open-ended problem) in
learning mathematics for 8th grade students of JHS. This was a developmental reserach using
development model set by McIntire & Miller. The steps in this study included preliminary study,
product design, and product development. The result of this study was an open question test (open-
ended problem), including test blueprint, 28 items of essay tests, and scoring guide. The validation
result showed that the developed tests have a valid category. The developed open questions also have
a good characteristic, viewed from the test difficulty and distinguishing power which are in medium
category and available received. The generated reliability is 0,72 with the measurement error
standard or SEM is 2,376. Based on the field trial result, students’ creative thinking ability just stated
on fluently and detail, and student’ mathematics achievement was in positive category. Overall, the
study result showed that the developed open questions (open-ended problem) are feasible to use.
Keywords: Open question development, open-ended problem

How to Cite Item: Nurlita, M. (2015). Pengembangan soal terbuka (open-ended problem) pada mata pelajaran
matematika SMP kelas VIII. PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika, 10(1), 38-49. Retrieved
fromhttp://journal.uny.ac.id/index.php/pythagoras/article/view/9106

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 10 (1), Juni 2015 - 39
Maya Nurlita

Adapun ranking yang diperoleh pada tahun 2011


PENDAHULUAN
adalah rangking 38 dari 45 negara (Mullis, et al,
Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 22 2012, pp.42-43). Oleh karena itu, dapat
Tahun 2006, standar isi untuk mata pelajaran disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika
matematika menggariskan bahwa matematika siswa di Indonesia masih rendah.
perlu diberikan kepada semua peserta didik Seiring dengan begitu banyaknya pen-
mulai dari sekolah dasar untuk membekali dekatan atau metode pembelajaran diharapkan
peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, mampu mengembangkan kemampuan berpikir
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, se-
kemampuan bekerja sama. Kemampuan atau hingga berdampak bagi peningkatan hasil bel-
kompetensi di atas diperlukan agar peserta didik ajar dan prestasi matematika siswa, yang men-
dapat memiliki kemampuan memperoleh, jadi sebuah tuntutan seiring dengan kompleks-
mengelolah, dan memanfaatkan informasi se- nya permasalahan kehidupan yang harus
bagai bekal hidup dalam era yang sangat kom- dihadapi manusia. Kemampuan berpikir logis,
petitif. Ini merupakan cerminan bahwa mate- analitis, sistematis, kritis, dan kreatif merupa-
matika begitu besar manfaatnya bagi kehidupan kan hasil dari interaksi antara individu dengan
manusia. Pembelajaran matematika di sekolah lingkungan. Berpikir logis, analitis, sistematis,
dituntut untuk dapat menjadikan pendekatan kritis, dan kreatif merupakan suatu produk dari
pemecahan masalah sebagai fokus dalam kemampuan berpikir kreatif jika berada pada
pembelajaran. Terdapat banyak jenis masalah di lingkungan yang mendukung, dengan mening-
antaranya yaitu masalah tertutup dengan solusi katnya kemampuan tersebut maka tidak akan
tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak menutup kemungkinan akan memberikan dampak
tunggal, dan masalah dengan berbagai cara yang baik bagi peningkatan prestasi belajar
penyelesaian (BSNP, 2006, p. 147). Ini membe- siswa.
ri pengertian bahwa pembelajaran matematika Lingkungan pendidikan dalam hal ini
juga harus meliputi pembahasan masalah terbu- sekolah, merupakan tempat yang tepat dalam
ka (open-ended problem) yang selama ini be- upaya pengembangan berpikir logis, analitis,
lum banyak dilakukan oleh para guru mata sistematis, kritis, dan kreatif. Pembelajaran di
pelajaran matematika. sekolah dapat dirancang sedemikian rupa se-
Keberhasilan belajar matematika dapat hingga dapat mengembangkan berpikir logis,
dilihat dari prestasi belajar matematika. Hasil analitis, sistematis, kritis, dan kreatif siswa
penelitian yang dilakukan oleh Trends in Inter- dengan baik. Tidak mudah untuk melaksanakan
national Mathematics and Science Study pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil
(TIMSS) dan Program for International Assess- belajar dan sekaligus melatih siswa berpikir
ment of Student (PISA) menunjukkan bahwa logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif.
prestasi belajar matematika siswa SMP di Indo- Banyak sekali kendala yang harus dihadapi,
nesia masih dalam kategori rendah. Berdasar- salah satunya adalah sistem evaluasi yang cen-
kan penelitian yang dilakukan oleh PISA (OECD, derung mengukur kemampuan dan prestasi
2010, pp. 130-136) menunjukkan bahwa hampir belajar siswa. Berkaitan dengan kendala tersebut,
tidak ada (mendekati 0%) siswa di Indonesia kendala terhadap kreativitas siswa terletak pada
yang berada pada kemampuan matematika level alat-alat ukur (tes) yang hanya menuntut siswa
6, bahkan hampir 80% siswa masih berada pada mencari satu jawaban benar (berpikir konver-
kemampuan matematika level 1 dari 6 level gen). Kemampuan berpikir divergen (kreatif)
yang ditetapkan. Selain itu, rata-rata skor ke- yaitu menjajaki berbagai kemungkinan jawaban
mampuan matematika siswa Indonesia sebesar atas suatu masalah jarang diukur. Dengan
371 masih di bawah rata-rata skor PISA 2009, demikian, kemampuan intelektual anak untuk
yaitu 496, dengan rangking 61 dari 65 negara. berkembang secara utuh diabaikan. Pembel-
Sejalan hasil PISA, hasil TIMSS (Mullis, Martin, ajaran matematika dengan hanya memberikan
& Foy, 2008, p.48) menunjukkan pada tahun soal-soal konvergen menyebabkan proses pem-
1999, 2003, dan 2007, skor pencapaian prestasi belajaran yang aktif dan kreatif terlantarkan, dan
belajar matematika menunjukkan bahwa siswa dalam satu pilar belajar disebutkan bahwa
kelas 8 di Indonesia memperoleh skor 403, 411, belajar itu untuk membangun dan menemukan
dan 405, sedangkan pada tahun 2011 Indonesia jati diri, dilaksanakan melalui proses pembel-
mencapai nilai 386 dan skor ini masih di bawah ajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan
skala rata-rata yang ditetapkan, yaitu 500. (Kemendikbud, 2013).

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 10 (1), Juni 2015 - 40
Maya Nurlita

Tabel 1.Persentase Siswa Berdasarkan Tipe Pertanyaan dalam Tes Matematika


yang Diberikan oleh Guru Matematika di Indonesia.
Persentase* siswa berdasarkan jenis-jenis soal di dalam tes
No. Jenis Soal matematika yang diberikan oleh guru-guru mereka
Selalu/hampir selalu Kadang-kadang Tidak pernah/hampir tidak
1. Berbasiskan mengingat
57 42 1
kembali fakta dan prosedur
2. Melibatkan aplikasi dari
67 33 1
prosedur matematika.
3. Melibatkan pencarian pola
28 69 1
dan hubungan-hubungan
4. Membutuhkan penjelasan
37 55 7
dan justifikasi.

Dalam Peraturan Menteri Nomor 22 kan jenis soal pertama dan kedua. Kedua jenis
Tahun 2006 tentang Standar isi juga menuntut soal ini biasanya berorientasi pada jawaban
agar dalam pembelajaran matematika hendak- tunggal dan prosedur penyelesaian tertentu.
nya dimulai dengan masalah yang disesuaikan Pemberian soal-soal inilah yang menyebabkan
dengan keadaan (contextual problem). Dengan kreativitas jarang dilibatkan di dalam pembel-
masalah kontekstual siswa dibimbing untuk ajaran matematika. Hal ini terjadi karena soal-
menguasai konsep matematika (BSNP, 2006, p. soal hanya mengingat fakta atau prosedur ter-
147). Artinya, kompetensi pembelajaran diarah- tentu dan berorientasi pada sebuah ide, padahal
kan terlebih pada hal atau masalah yang lebih kreativitas erat kaitannya dengan kemampuan
kontekstual, sehingga siswa dalam belajar ma- mencetuskan berbagai ide.
tematika tidak hanya menghafal, tetapi bisa Dengan fakta tersebut maka perlulah
secara langsung berorientasi pada masalah yang dibiasakannya pemberian soal yang mengarah
ada pada kehidupan sehari-hari atau yang rill pada peningkatan kreativitas dengan harapan
dalam skema berpikir siswa. siswa lebih leluasa untuk menuangkan ide-ide
Secara umum pembelajaran hanya dite- sesuai dengan pemahaman yang dimiliki yang
kankan lebih pada hafalan dan mencari hanya tidak hanya terpaku pada satu proses penyele-
satu jawaban yang benar untuk soal-soal yang saian, sebab masing-masing individu memiliki
diberikan, apalagi dengan kondisi siswa yang gaya dan caranya sendiri untuk belajar mate-
memiliki tingkat intelengensi yang berbeda-beda matika dan menyelesaikan masalah atau soal
sehingga seakan pembelajaran matematika yang diberikan. Adapun menurut Abraham &
hanya milik siswa-siswa yang jenius. Meskipun McComas (1999, p. 2), soal yang mengarah pa-
demikian tidak menutup kemungkinan lambat da peningkatan kreatif yaitu pertanyaan divergen
laun akan menurunkan kurangnya daya nalar, yang bersifat alami, yang memiliki beberapa
berpikir kritis, dan kreatif siswa, baik yang jawaban dan membutuhkan tingkat pemikiran
memiliki tingkat kemampuan tinggi, kemam- yang lebih tinggi bagi siswa. Di samping itu,
puan sedang, apalagi kemampuan rendah jika untuk menanggapi pertanyaan divergen, siswa
hanya diberikan soal-soal yang hanya terpaku harus mampu mengingat beberapa informasi
pada satu jawaban. Ini dikarenakan selama ini dari memori, tetapi harus menerapkan pengeta-
guru sudah terbiasa menggunakan masalah huan dan pengetahuan lainnya untuk menjelas-
tertutup dengan solusi tunggal, sedangkan tun- kan, mengeksplorasi atau menganalisis lebih
tutan untuk menggunakan masalah terbuka de- lanjut suatu topik, situasi atau masalah.
ngan solusi tidak tunggal atau masalah dengan Soal-soal divergen (soal open-ended) da-
berbagai cara penyelesaian masih merupakan pat berupa soal yang meminta siswa untuk
„hal baru‟ yang dituntut oleh standar isi mata menganalisis, menjelaskan dan membuat dugaan,
pelajaran matematika. Di samping itu, soal ter- tidak hanya menyelesaikan, menemukan, atau
buka belum banyak tersedia di lingkungan kerja menghitung. Menurut Becker dan Shimada
guru. Hal ini berdasarkan hasil laporan TIMSS (Livne, Livne, & Wight, 2008, p. 1), penggu-
(Mullis, Martin, & Foy, 2008, pp. 314-315) untuk naan soal terbuka dapat menstimulasi kreativ-
Indonesia seperti pada Tabel 1. itas, kemampuan berpikir original, dan inovasi
Tabel 1 menunjukkan bahwa guru-guru dalam matematika. Adapun menurut Nohda
matematika di Indonesia lebih sering mengguna- (2008, p. 2), salah satu tujuan pemberian soal

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 10 (1), Juni 2015 - 41
Maya Nurlita

terbuka dalam pembelajaran matematika adalah luarkan kebijakan yang pantas dan tepat
untuk mendorong aktivitas kreatif siswa dalam terhadap apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh
memecahkan masalah. Menurut Badger & anak didik. Karena itu kerja sama yang baik
Thomas (1992, p. 1) soal-soal open ended mem- antara lingkup sekolah dan pemerintah harus
fokuskan pada pemahaman siswa, kemampuan berkesinambungan atau dengan kata lain memi-
mereka untuk berpikir, dan kemampuan mereka liki pola pikir yang sama dalam hal meningkat-
untuk menerapkan pengetahuan dalam konteks kan hasil belajar siswa.
non rutin. Becker & Shimada (Takahashi, 2008, p.
Menurut Suherman, dkk. (2003, p. 74), 2), berpendapat bahwa bila penggunaan soal ter-
masing-masing individu akan memiliki cara atau buka diberikan pada siswa di sekolah, setidak-
gayanya sendiri untuk belajar dan untuk meng- nya ada lima keuntungan yang dapat diharapkan.
ajar, akan tetapi setidaknya ada karakter tertentu Pertama, siswa dapat lebih berpartisipasi aktif
dalam pendekatan pembelajaran yang khas pada pembelajaran dan dapat mengekspresikan
dibandingkan dengan pendekatan lain. Dari per- ide mereka dengan lebih sering. Kedua, siswa
nyataan tersebut dapat diambil pengertian bahwa mempunyai kesempatan yang lebih untuk secara
penggunaan pendekatan pembelajaran harus komprehensif menggunakan pengetahuan dan
disesuaikan dengan karakteristik siswa yang keterampilan. Jadi mereka akan terlibat lebih
akan menerima materi dan juga bahan ajarnya. aktif dalam menggunakan potensi pengetahuan
Selain itu, Gattegno (Takahashi, 2005, p.5) ber- dan keterampilan yang sudah dimiliki sebelum-
pendapat bahwa salah satu konsep dari peran nya. Ketiga, siswa berkemampuan rendah akan
guru adalah bagaimana caranya harus memberi- dapat memandang masalah dan mampu menye-
kan stimulus siswa belajar matematika dan lesaikan masalah dengan cara mereka sendiri.
mendukung perkembangan mereka. Sejalan Jadi kreativitas siswa akan dapat terungkap.
dengan Gattegno, Brown (Takahashi, 2005, p. 5; Keempat, siswa akan termotivasi secara intrinsik
2008, p. 1) menyatakan bahwa siswa harus untuk dapat memberikan bukti. Kelima, siswa
dipandang sebagai pembangun yang aktif yang kaya pengalaman akan senang menemukan
daripada penerima yang pasif. dan menerima persetujuan dari siswa lain ter-
Oleh sebab itu, pendidik atau guru harus hadap ide-ide mereka. Hal ini sejalan dengan
mampu menstimulus siswa belajar matematika konsep dan strategi pembelajaran Kurikulum
dengan cara memberikan proses pembelajaran 2013 yang termuat dalam Peraturan Menteri
yang menarik yang mampu mengubah cara Nomor 81A Tahun 2013), di mana siswa tidak
pandang siswa akan matematika itu sendiri, hanya dituntut untuk bekerja memecahkan
sehigga siswa tertarik untuk belajar matema- masalah, tetapi benar-benar memahami dan
tika, salah satunya dengan pendekatan pembel- menerapkan pengetahuannya, sehingga perlu
ajaran yang didukung dengan pemberian soal didorong untuk menemukan segala sesuatu
terbuka (open-ended problem). Jika hal ini dila- untuk dirinya, dan berupaya keras menunjukkan
kukan atau dibudayakan maka tidak menutup ide-idenya.
kemungkinan siswa akan terbiasa, terlatih dan Berdasarkan uraian tersebut, perencanaan
aktif dalam hal menyelesaikan berbagai model pengembangan soal-soal secara terbuka (open-
masalah atau soal yang diberikan sehingga ended problem) diharapkan matematika menjadi
dengan sendirinya hasil belajar siswa akan lebih milik semua siswa sebab di sini siswa tidak
baik. hanya dituntut pada satu pola jawaban, tetapi
Hal ini sejalan dengan Takahashi diarahkan untuk beberapa pola jawaban sehing-
(Mahmudi, 2008, p. 4) yang mengungkapkan ga diharapkan kreativitas siswa bisa lebih ter-
bahwa dengan menggunakan soal terbuka, pem- asah dan hasil belajar siswa lebih baik. Untuk itu
belajaran matematika dapat dirancang sedemi- dalam penelitian ini, peneliti bermaksud me-
kian sehingga lebih memberikan kesempatan ngembangkan soal terbuka (open-ended problem)
kepada siswa untuk mengembangkan kompeten- pada mata pelajaran matematika SMP kelas
si mereka dalam menggunakan ekspresi mate- VIII. Berdasarkan permasalahan yang telah dike-
matik. Dengan demikian tidak hanya bermuara mukakan sebelumnya, maka pengembangan ini
pada pihak tenaga pengajar atau guru saja dalam bertujuan untuk (1) mengetahui kevalidan dan
hal meningkatkan kreativitas dan hasil belajar karakteristik soal terbuka (open-ended problem)
siswa, akan tetapi secara umum pemerintah juga yang dikembangkan dan (2) untuk mengetahui
harus bisa membaca keadaan lingkungan siswa kemampuan berpikir kreatif siswa dan prestasi
berada. Pemerintah harus pintar-pintar menge-

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 10 (1), Juni 2015 - 42
Maya Nurlita

belajar matematika siswa terhadap soal terbuka uji keterbacaan dan uji lapangan. Uji keterbaca-
(open-ended problem) yang dikembangkan. an dilakukan oleh 20 orang siswa SMPN 3 Bau-
bau berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah
METODE
yang terdiri atas dua tahapan yang terbagi ke
Jenis Penelitian dalam dua kelompok yaitu uji coba keterbacaan
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan dan uji coba empiris sebelum digunakan dalam
pengembangan menggunakan model pengem- uji lapangan. Setelah dilakukan uji keterbacaan
bangan McIntire & Miller (2000, p. 188) yang selanjutnya dilaksanakan uji lapangan yang ber-
meliputi tahap (1) studi pendahuluan, (2) tahap tujuan untuk mendapatkan data mengenai
pengembangan produk, (3) tahap penyusunan karakteristik soal (reliabilitas, tingkat kesukaran,
item soal terbuka, (4) revisi produk awal, (5) dan daya pembeda).
tahap uji coba terbatas, (6) revisi produk hasil Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
uji coba terbatas, (7) tahap uji coba lapangan, Data
(8) tahap analisis butir soal terbuka, (9) tahap
Data kualitatif diperoleh dari saran dan
pengembangan norma acuan, (10) revisi butir
masukan yang diperoleh dari validator, guru dan
soal terbuka yang kurang baik, dan (11)hasil
peserta didik saat menilai keterbacaan butir soal
pengembangan.
terbuka. Data kuantitatif diperoleh dari skor
Waktu dan Tempat Penelitian penilaian validator terhadap produk berupa kisi-
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 kisi soal terbuka, butir soal terbuka, dan rubrik
Baubau, SMP N 2 Baubau, dan SMP N 4 penskoran soal terbuka, serta skor prestasi
Baubau dari bulan April sampai dengan Bulan belajar matematika siswa dan skor kemampuan
Mei 2014. berpikir kreatif siswa.
Instrumen yang digunakan dalam peneli-
Subjek Penelitian tian ini meliputi instrumen untuk mengukur
Subjek uji coba pengembangan adalah kevalidan yang terdiri atas lembar validasi ins-
peserta didik kelas VIII-1, VIII-2, VIII-4, VIII- trumen evaluasi berupa tes pencapaian kompe-
7, dan VIII-8 SMPN 1 Baubau, siswa kelas tensi dasar, butir soal terbuka dan rubrik pen-
VIII-1, VIII-2, VIII-3, VIII-4, dan VIII-5 SMPN skoran soal. Selain itu, instrumen yang diguna-
2 Baubau, dan siswa kelas VIII-1, VIII-2, VIII- kan untuk mengukur karakteristik soal terbuka
3, VIII-4, dan VIII-5 SMPN 4 Baubau tahun diujicobakan terlebih dahulu untuk mengesti-
ajaran 2013/2014. Untuk keperluan uji coba masi nilai reliabilitasnya. Berikut pada Tabel 2
terbatas (uji keterbacaan) adalah 20 orang siswa disajikan hasil estimasi reliabilitas dan nilai
SMPN 3 Baubau yang terdiri atas dua tahapan SEM.
yang terbagi ke dalam dua kelompok yaitu uji Tabel 2.Koefisien reliabilitas dan SEM
coba keterbacaan dan uji coba empiris.
Item yang diuji Alpha Interpretasi SEM
Prosedur Soal terbuka (open- 0,81 Reliabel 2,31
ended problem)
Prosedur pengembangan yang dilakukan
meliputi tahap (1) studi pendahuluan, (2) tahap Teknik Analisis Data
pengembangan produk, (3) tahap penyusunan
Data yang diperoleh dari hasil pada tahap
item soal terbuka, (4) revisi produk awal, (5)
pengembangan selanjutnya dianalisis untuk
tahap uji coba terbatas, (6) revisi produk hasil
mendapatkan kriteria kevalidan dan karakteris-
uji coba terbatas, (7) tahap uji coba lapangan,
tik soal terbuka (reliabilitas, tingkat kesukaran,
(8) tahap analisis butir soal terbuka, (9) tahap
dan daya pembeda). Data yang berupa skor
pengembangan norma acuan, (10) revisi butir
validasi ahli, yang diperoleh dalam bentuk skor
soal terbuka yang kurang baik, dan (11)hasil
skala empat kemudian dikonversi ke dalam
pengembangan. Pada tahap pengembangan
kriteria kualitatif dengan kriteria valid dan tidak
dilakukan kegiatan validasi ahli atau praktisi
valid berdasarkan indeks Aiken. Produk pe-
(expert appraisal) dan uji pengembangan (deve-
ngembangan dikatakan layak digunakan (valid)
lopmental testing). Kegiatan validasi ahli dilaku-
dalam uji coba tahapan selanjutnya apabila
kan oleh 3 (tiga) dosen ahli dan 4 (empat) guru
koefisien V yang diperoleh dari hasil analisis
pengajar matematika yang bertujuan untuk men-
respon penilai ataupun responden minimal
dapatkan data mengenai kevalidan produk yang
sebesar 0,50 atau lebih.
dihasilkan. Pada uji pengembangan dilakukan

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 10 (1), Juni 2015 - 43
Maya Nurlita

Oleh karena semua penilai menilai butir cara dengan guru di SMP N 1 Baubau, SMP N 2
instrumen yang sama, maka formula item Baubau, dan SMP N 4 Baubau pada tahap
validity yang digunakan adalah: analisis kebutuhan, diperoleh bahwa kemam-
∑ puan siswa kelas VIII pada ketiga sekolah yang
, dimana dijadikan sampel coba tahun ajaran 2013/2014
cukup beragam, sedangkan soal-soal yang digu-
Keterangan: nakan dalam mengukur kemampuan berpikir
: rating penilai kreatif siswa dan prestasi belajar matematika
: rating penilai kategori terendah (1) siswa lebih menekankan pada soal yang hanya
c : kategori tertinggi memiliki satu jawaban benar atau satu proses
N : jumlah penilai/responden penyelesaian.
Aiken (1980, p. 956) Pada tahap pengembangan produk, pada
Adapun hasil validasi ahli untuk butir soal tahap ini terdiri atas dua tahapan yaitu perenca-
terbuka dan rubrik penskoran dianalisis dengan naan prosedur pelaksanaan penelitian dan peran-
indeks Aiken, kemudian ditentukan kategorinya cangan awal soal terbuka (perumusan indikator
dengan mengacu pada ketentuan indeks Aiken. dan aspek kemampuan, penyusunan instrumen
Sementara itu, untuk data kualitatif lainnya yang soal terbuka, penyusunan rubrik penskoran soal
bersumber dari perangkat tes soal terbuka yang terbuka, dan tahap pengembangan). Perencanaan
digunakan (data respon butir tes dan data respon prosedur kerja yang dilakukan terdiri atas tiga
peserta tes), selanjutnya diberikan penskoran draf, draf 1 (soal terbuka), draf 2 (validasi), dan
terhadap jawaban siswa berdasarkan rumus draf 3 (uji coba terbatas), revisi, uji coba
berikut. lapangan (tes hasil belajar dan analisis data),
revisi, dan produk akhir. Pada perencanaan awal
̅ soal terbuka terdiri atas kisi-kisi, instrumen tes
(butir soal terbuka), dan rubrik penskoran soal
Nilai siswa dianalisis secara deskriptif terbuka.
kualitatif dan dikelompokkan dengan kategori Hasil perencanaan awal berupa kisi-kisi di
pada Tabel 3. Pengkategorian nilai siswa pada mana di dalamnya tertuang SK/KD yang sesuai
penelitian ini merupakan modifikasi dari kri- dengan pengembangan soal terbuka. KD yang
teria penilaian kecakapan akademik menurut dapat dikembangkan diantaranya adalah
Widoyoko (2009, p. 242). melakukan operasi aljabar, menguraikan bentuk
aljabar ke dalam faktor-faktornya, menentukan
Tabel 3. Kategori Nilai Tes Soal Terbuka
nilai fungsi, menentukan gradien, persamaan,
(Open-Ended Problem)
dan grafik garis lurus, menyelesaikan sistem
Nilai Kategori persamaan linear dua variabel, menyelesaikan
Sangat baik model matematika dari masalah yang berkaitan
Baik dengan sistem persamaan linear dua variabel
Cukup dan penafsirannya, menggunakan teorema Py-
Kurang baik thagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi
Buruk segitiga siku-siku, memecahkan masalah pada
HASIL DAN PEMBAHASAN bangun datar yang berkaitan dengan teorema
Pythagoras, menghitung keliling dan luas ling-
Hasil Pengembangan karan, menghitung panjang garis singgung per-
Tahapan pengembangan yang dilakukan sekutuan dua lingkaran, mengidentifikasi sifat-
pada penelitian ini meliputi (1) studi pendahu- sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagi-
luan, (2) tahap pengembangan produk, (3) tahap an-bagiannya, membuat jaring-jaring kubus,
penyusunan item soal terbuka, (4) revisi produk balok, prisma, dan limas, dan menentukan
awal, (5) tahap uji coba terbatas, (6) revisi ukuran kubus, balok, prisma, dan limas.
produk hasil uji coba terbatas, (7) tahap uji coba Butir soal yang dikembangkan sebanyak
lapangan, (8) tahap analisis butir soal terbuka, 28 item berbentuk uraian yang terdiri atas 9 item
(9) tahap pengembangan norma acuan, (10) soal aljabar berbentuk uraian, 5 item soal sistem
revisi butir soal terbuka yang kurang baik, dan persamaan linear dua variabel berbentuk uraian,
(11)hasil pengembangan. Tahap studi pendahu- 5 item soal teorema Pythagoras berbentuk
luan terdiri atas 2 tahap, diawali dengan analisis uraian, 4 item soal lingkaran berbentuk uraian,
kebutuhan dan studi literatur. Dari hasil wawan- dan 5 item soal bangun ruang sisi datar

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 10 (1), Juni 2015 - 44
Maya Nurlita

berbentuk uraian , selanjutnya disebut sebagai Tabel 4. Hasil Validasi Butir Soal Terbuka
draf 1. (Open-Ended Problem)
Tahap pengembangan selanjutnya yaitu No/ Validator/V Rata-
tahap pengembangan (develop). Draf 1 selan- Uraian Jumlah Kategori
1-7 rata
jutnya divalidasi oleh tujuh validasi ahli/praktisi Materi
untuk diukur kevalidanya. Dari hasil proses ini 1 0,71 Valid
diperoleh data mengenai skor kevalidan produk 2 0,86 Valid
dan saran/masukan dari ahli. Dari saran dan 3 0,86
4,57 0,76
Valid
masukan yang diperoleh, perangkat selanjutnya 4 0,71 Valid
direvisi dan hasil revisi perangkat ini disebut 5 0,71 Valid
sebagai draf 2. Draf 2 selanjutnya dilakukan 6 0,71 Valid
tahapan pengembangan yang ke-2 yaitu uji ke- Konstruksi
1 0,81 Valid
terbacaan. Uji keterbacaan melibatkan 20 orang 2 0,86 Valid
siswa kelas VIII SMP N 3 Baubau dengan ke- 3,24 0,81
3 0,81 Valid
mampuan heterogen (tinggi, sedang, dan ren- 4 0,76 Valid
dah). Kelompok pertama terdiri atas 10 orang Bahasa
siswa, di mana uji coba dilakukan untuk meli- 1 0,71 Valid
hat sejauh mana siswa dapat memahami dan 2 0,71 Valid
menjawab permasalahn yang disajikan setiap 3 0,76 Valid
4,67 0,78
butir soal. Dari masing-masing siswa diminta 4 0,71 Valid
saran atau masukan-masukan tentang butir soal 5 0,90 Valid
yang mereka baca atau amati. Kelompok kedua 6 0,86 Valid
Rata-rata Keseluruhan 0,78 Valid
juga terdiri atas 10 orang siswa digunakan untuk
memperoleh data empiris. Hasil uji ini berupa Keterangan:
saran, masukan, serta data empiris untuk V = item validity pada setiap pertanyaan untuk
mengetahui reliabilitas, daya pembeda, dan semua aspek soal terbuka
tingkat kesukaran soal. Hasil revisi uji keter- Adapun untuk hasil validasi rubrik pen-
bacaan ini selanjutnya disebut sebagai draf 3. skoran soal terbuka disajikan pada Tabel 5.
Uji selanjutnya adalah uji lapangan yang dilak-
Tabel 5. Hasil Validasi Rubrik Penskoran Soal
sanakan di kelas (VIII-1, VIII-2, VIII-4, VIII-7,
Terbuka (Open-Ended Problem)
dan VIII-8) SMPN 1 Baubau, siswa kelas (VIII-
1, VIII-2, VIII-3, VIII-4, dan VIII-5) SMPN 2 No/ Validator/V
Jumlah
Rata-
Kategori
Baubau, dan siswa kelas (VIII-1, VIII-2, VIII-3, Uraian 1-7 rata
VIII-4, dan VIII-5) SMPN 4 Baubau tahun Aspek Petunjuk
ajaran 2013/2014 untuk mendapatkan data 1 0,71 0,71 0,71 Valid
tentang karakteristik soal terbuka (reliabilitas, Aspek Cakupan Soal Terbuka (Open-Ended
tingkat kesukaran, dan daya pembeda), kemam- Problem)
puan berpikir kreatif siswa, dan kemampuan 1 0,76 Valid
prestasi belajar matematika siswa. 2 0,71 Valid
3,1 0,77
3 0,76 Valid
Hasil Uji Coba Produk 4 0,86 Valid
Aspek Bahasa
Hasil kegiatan uji coba perangkat meng-
1 0,71 Valid
hasilkan data kevalidan dan data empiris untuk 2 0,71 Valid
2,2 0,73
melihat reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya 3 0,76 Valid
pembeda sebelum dilakukan uji coba lapangan. Rata-rata Keseluruhan 0,74 Valid
Uji kevalidan produk dilakukan oleh tiga dosen Keterangan:
pendidikan matematika dan empat guru mate- V = item validity pada setiap pertanyaan untuk
matika. Data empiris diperoleh dari hasil semua aspek rubrik penskoran soal terbuka
pekerjaan siswa khususnya materi lingkaran.
Berikut hasil validasi produk (butir soal terbuka Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel
dan rubrik penskoran soal terbuka) dan hasil 4, maka diperoleh rata-rata butir soal terbuka
analisis teori tes klasik yang disajikan pada keseluruhan item validity (V) sama dengan 0,78
Tabel 4 dan Tabel 5. serta analisis data masing-masing aspek yang
dinilai secara keseluruhan yang dihasilkan
dikategorikan valid. Begitupun terhadap rubrik

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 10 (1), Juni 2015 - 45
Maya Nurlita

penskoran soal terbuka diperoleh rata-rata item arah pada siswa-siswa yang memiliki kemampu-
validity (V) sama dengan 0,74 seperti pada Tabel an menengah ke atas.
5 dan masing-masing aspek yang dinilai secara Berdasarkan saran dan masukan dari
keseluruhan juga berada pada kategori valid. siswa maka diperoleh kelebihan dan kekurang-
Selanjutnya, untuk sebaran butir soal terbuka an dari butir soal yang telah dihasilkan yang
menurut tingkat kesukaran dan daya pembeda ditunjukkan pada Tabel 7.
pada hasil ujicoba terbatas disajikan pada Tabel
Tabel 7. Kelebihan dan Kekurangn Soal
6 berikut.
Terbuka (Open-Ended Problem) Berdasarkan
Tabel 6. Sebaran Butir Soal Terbuka Menurut Hasil Uji Coba Terbatas
Tingkat Kesukaran Dan Daya Pembeda Pada Uji
Kelebihan Kekurangan
Coba Terbatas 1. Siswa lebih 1. Bahasa yang
Tingkat mengesplor semua digunakan dalam butir
No. Daya Pembeda kemampuan yang soal terbuka masih ada
Kesulitan
Butir dimiliki. yang kurang
Indeks Makna Indeks Makna
Butir 0,47 Sedang 0,85 Soal 2. Siswa lebih berkreasi komunikatif dan masih
1 diterima dan bervariasi dalam ada yang kurang
baik memberi jawaban. dipahami oleh siswa.
Butir 0,50 Sedang 0,94 Soal 3. Memberikan ruang 2. Cakupan materi kecil
2 diterima bagi siswa untuk sehingga tidak
baik menyelesaikan setiap mewakili seluruh isi
Butir 0,87 Mudah 0,57 Soal kurang masalah yang materi yang diajarkan.
3 baik disajikan sesuai
Butir 0,32 Sedang 0,87 Soal denga ide-ide dan
4 diterima kreativitasnya.
baik Hasil Uji Coba Lapangan
Dari hasil analisis pada Tabel 6 terdapat Hasil uji coba lapangan butir soal terbuka
butir soal yang tidak memenuhi kriteria butir khususnya materi lingkaran dengan mengguna-
soal yang baik yaitu pada butir soal 3. Butir soal kan teori tes klasik. Hasil analisis dengan rumus
terbuka yang kurang baik diperbaiki atau dire- Alpha Cronbach, diperoleh reliabilitas sebesar
visi. Secara keseluruhan butir soal terbuka yang 0,72 dengan nilai SEM sebesar 2,376. Selain
dikembangkan memiliki daya pembeda yang koefisien reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
baik, reliabilitas 0,81 dengan nilai SEM 2,31. pembeda seluruhnya berturut-turut mencapai
Saran atau masukan yang diperoleh dari uji coba kategori sedang dan soal diterima dengan baik.
terbatas (uji coba keterbacaan) untuk semua Hal ini dapat dilihat pada Tabel 8.
item soal terbuka adalah (1) bahasa yang digu-
nakan dalam butir soal masih ada yang kurang Tabel 8. Tingkat Kesukaran Dan Daya Pembeda
jelas, (2) tampilan gambar pada butir soal me- Butir Soal Terbuka (Open-Ended Problem)
nantang dan memancing kemampuan berpikir Pada Uji Coba Lapangan
kreatif siswa dalam memahaminya dan me- No. Tingkat Daya Pembeda
nyelesaikannya, tetapi masih ada yang kurang Butir Kesulitan
jelas sehingga perlu diperbaiki, (3) secara umum Indeks Makna Indeks Makna
soal-soal setiap materi yang dikembangkan me- Butir 0,69 Sedang 0,70 Soal
nantang kemampuan siswa, (4) soal-soal setiap 1 diterima
materi yang dikembangkan sudah cukup dipa- baik
hami oleh siswa, tetapi perlu diperjelas lagi Butir 0,70 Sedang 0,75 Soal
maksud dan penulisannya, (5) ketersediaan wak- 2 diterima
tu untuk menyelesaikan soal terbuka sudah cu- baik
Butir 0,69 Sedang 0,79 Soal
kup, (6) butir soal terbuka yang dikembangkan diterima
3
memberikan kesempatan bagi siswa untuk me- baik
nyelesaikan sesuai dengan ide-ide dan kreati- Butir 0,50 Sedang 0,72 Soal
vitas siswa, (7) butir soal terbuka tiap materi 4 diterima
tidak cukup mewakili seluruh isi materi yang baik
diajarkan, meskipun demikian siswa lebih ter-
fokus dalam menyelesaikannya, dan (8) butir Data hasil tes soal terbuka selain diana-
soal terbuka yang dikembangkan lebih meng- lisis untuk menentukan reliabilitas, tingkat

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 10 (1), Juni 2015 - 46
Maya Nurlita

kesukaran, dan daya pembeda juga digunakan


untuk menentukan rata-rata nilai seluruh peserta
tes terhadap prestasi belajar matematika. Jika
banyaknya siswa yang kategori sangat baik,
baik, dan cukup mencapai ,
maka siswa tersebut mencapai kategori positif
dan untuk kemampuan berpikir kreatif siswa,
siswa dikatakan memiliki kemampuan berpikir
kreatif yang positif jika skor yang diperoleh
siswa pada masing-masing aspek mencapai
. Kemudian data tes prestasi
belajar matematika siswa dikonversikan ke Gambar 1. Contoh Penyelesaian Ide Kreatif
dalam Tabel 9 berikut. Siswa Soal No.1 Materi Lingkaran
Tabel 9. Hasil Tes Siswa Uji Coba Lapangan Solusi yang dimunculkan siswa untuk
Nilai Kategori Frekuensi % soal nomor 1 yaitu ada lima solusi. Dari proses
80 Sangat baik 64 17,73 penyelesian yang dilakukan, maka kemampuan
60 - Baik 145 40,07 kreatif yang digunakan yaitu kelancaran, kelu-
79 wesan, kebaruan dan keterincian.
40 - Cukup 124 34,35 Selanjutnya, untuk soal nomor 2 pada
59 materi lingkaran, seperti jawaban “WP” dalam
20 - Kurang baik 28 7,76 menentukan luas roda yang jerujinya tidak patah
39
(luas jeruji diabaikan) yaitu menganggap bahwa
20 Buruk 0 0
luas daerah roda dengan jeruji yang utuh terdiri
Jumlah 361 100
atas 14 bagian roda. Sehingga langkah awal
Dari Tabel 9 terlihat bahwa terdapat yang dilakukan yaitu dengan mencari luas seper-
92,15% siswa yang termasuk dalam kategori enambelas bagian roda dan mengalikannya
sangat baik, baik dan cukup. Hal ini berarti dengan 14. Proses penyelesaian siswa seperti
artinya sebanyak pada Gambar 2.
92,15% siswa mencapai kategori positif, dan
7,76% siswa belum mencapai kategori tersebut.
Dengan demikian soal terbuka yang dihasilkan
positif dan berfungsi dengan baik.
Soal terbuka yang baik akan membantu
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
siswa. Kemampuan berpikir kreatif yang dimili-
ki siswa dapat dilihat dari keberagaman solusi
yang dimunculkan siswa. Keberagaman jawa-
ban atau solusi yang diajukan siswa kemudian
dianalisis untuk menentukan kemampuan kreatif
positif siswa pada masing-masing aspek. Berikut
soal dan contoh jawaban siswa, untuk soal Gambar 2. Contoh Penyelesaian Ide Kreatif
nomor 1 pada materi lingkaran, seperti jawaban Siswa Soal No.2 Materi Lingkaran
“LM”, untuk menentukan luas daerah yang tidak
diarsir, langkah awal yang “LM” lakukan yaitu Solusi yang dimunculkan siswa untuk
mencari luas salah satu daerah yang diarsir yak- soal nomor 2 yaitu ada empat solusi. Dari proses
ni, dengan mengurangkan luas persegi dengan penyelesaian yang dilakukan, maka kemam-
panjang sisi 14 cm dengan luas lingkaran kecil puan kreatif yang digunakan yaitu kelancaran,
yang ada di dalam lingkaran besar. Hasil pengu- kebaruan, keluwesan, dan keterincian.
rangan tersebut menunjukkan hasil salah satu Adapun untuk soal nomor 3 pada materi
daerah yang diarsir, sehingga untuk memperoleh lingkaran, seperti jawaban “AS” dalam menen-
luas daerah yang tidak diarsir yaitu cukup de- tukan luas penampang yang tidak ditempati
ngan mengurangkan luas lingkaran besar dengan pipa. Langkah awal yang dilakukan yaitu
4 kali luas daerah yang diarsir. Pada Gambar 1 terlebih menentukan banyaknya pipa, setelah itu
adalah jawaban yang diajukan siswa. menyusunnya sehingga membentuk sebuah

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 10 (1), Juni 2015 - 47
Maya Nurlita

penampang. Sedangkan untuk menentukan luas Solusi yang dimunculkan siswa untuk
penampang yang tidak ditempati pipa yaitu soal nomor 4 yaitu ada tiga solusi. Dari proses
mengurangkan luas persegi dengan panjang sisi penyelesian yang dilakukan, maka kemampuan
80 cm dengan luas 16 lingkaran yang berjari-jari kreatif yang digunakan yaitu kelancaran, keba-
10 cm. Proses penyelesaian siswa seperti pada ruan, keluwesan, dan keterincian
Gambar 3. Berikut hasil analisis kemampuan berpikir
kreatif siswa dalam setiap aspek dapat dilihat
pada Tabel 10.
Tabel 10. Rekapitulasi Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa
Aspek
Kemampuan No/Butir Rata-
Jumlah %
Berpikir Soal Rata %
Kreatif
1 445 62
2 449 62
Kelancaran 60%
3 474 66
4 364 50
1 269 25
Gambar 3. Contoh Penyelesaian Ide Kreatif
2 255 24
Siswa Soal No.3 Materi Lingkaran Kebaruaan 17,25%
3 159 15
Solusi yang dimunculkan siswa untuk 4 54 5
soal nomor 3 yaitu ada empat solusi. Dari proses 1 105 5,8
2 114 7,9
penyelesaian yang dilakukan, maka kemam- Keluwesan 6,3%
3 141 9,8
puan kreatif yang digunakan yaitu kelancaran, 4 18 1,7
kebaruan, keluwesan, dan keterincian. 1 445 62
Sementara itu, untuk soal nomor 4 pada 2 449 62
materi lingkaran, seperti jawaban “AS” dalam Keterincian 60%
3 474 66
menentukan luas irisan kedua cincin yang sa- 4 364 50
ling bertumpuan. Langkah awal yang dilakukan
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa hanya
yaitu mencari luas juring dengan sudut 1200,
kemampuan kelancaran dan keterincian menca-
setelah itu mencari juring dengan sudut 600 dan
mengurangkannya dengan luas segitiga ABC pai yang artinya kemampuan berpikir
hasil operasi tersebut dijumlahkan dengan luas kreatif yang dimiliki siswa hanya pada aspek
juring dengan sudut 1200. Pada Gambar 4 kelancaran dan keterincian dalam menyelesai-
berikut ditampilkan jawaban yang diajukan oleh kan soal terbuka pada setiap butir soal. Hal ini
siswa. dikarenakan hanya pada kemampuan inilah yang
mencapai kategori positif. Hal ini disebabkan
karena dalam proses menyelesaikan masalah ke-
banyakan siswa menggunakan strategi penye-
lesaian yang sudah tepat, tetapi terdapat prose-
dur matematis yang tidak tepat sehingga tidak
diperoleh solusi yang benar.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan
bahwa produk yang dihasilkan adalah butir soal
terbuka (open-ended problem) pada mata
pelajaran matematika SMP kelas VIII berbentuk
uraian (essay) sebanyak 28 item dengan muatan
materi aljabar, SPLDV, teorema Pythagoras,
lingkaran dan bangun ruang sisi datar. Soal
terbuka (open-ended problem) hasil pengem-
Gambar 4. Contoh Penyelesaian Ide Kreatif bangan tidak mencakup semua kompetensi dasar
Siswa No. 4 Materi Lingkaran (KD) dan indikator pada masing-masing materi,

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 10 (1), Juni 2015 - 48
Maya Nurlita

hanya KD dan indikator yang dapat dikem- pada kemampuan kelancaran dan keterincian.
bangkan berdasarkan aspek open-ended. KD Artinya, soal terbuka khususnya pada materi
yang dapat dikembangkan diantaranya: melaku- lingkaran hanya berada pada kemampuan kelan-
kan operasi aljabar, menguraikan bentuk aljabar caran dan keterincian. Adapun prestasi belajar
ke dalam faktor-faktornya, menentukan nilai matematika siswa secara keseluruhan mencapai
fungsi, menentukan gradien, persamaan, dan kategori positif dilihat dari hasil analisis dalam
grafik garis lurus, menyelesaikan sistem persa- rentang , dengan nilai
maan linear dua variabel, menyelesaikan model minimum yang diperoleh siswa 28,571 dan nilai
matematika dari masalah yang berkaitan dengan maksimum yang diperoleh siswa yaitu 100.
sistem persamaan linear dua variabel dan penaf-
Saran
sirannya, menggunakan teorema Pythagoras un-
tuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga siku- Dari hasil dan kesimpulan diperoleh
siku, memecahkan masalah pada bangun datar bahwa soal terbuka (open-ended problem) pada
yang berkaitan dengan teorema Pythagoras, mata pelajaran matematika SMP kelas VIII yang
menghitung keliling dan luas lingkaran, meng- telah dihasilkan terdiri atas butir soal terbuka
hitung panjang garis singgung persekutuan dua dan rubrik penskoran soal terbuka telah meme-
lingkaran, mengidentifikasi sifat-sifat kubus, ba- nuhi kriteria valid dan memiliki karakteristik
lok, prisma, dan limas serta bagian-bagiannya, soal yang baik, sehingga layak digunakan untuk
membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma, dan mengukur kemampuan siswa dalam hal ini pres-
limas, dan menentukan ukuran kubus, balok, tasi belajar siswa dan kemampuan berpikir kre-
prisma, dan limas. atif khususnya pada aspek kelancaran dan kete-
Hasil pengembangan produk berupa soal rincian. Produk yang dihasilkan dapat dijadikan
terbuka yang valid dan memiliki karakteristik sebagai contoh soal terbuka (open-ended prob-
soal yang baik. Butir soal terbuka (open-ended lem) pada pengembangan soal untuk standar
problem) dan rubrik penskoran soal terbuka kompetensi lainnya serta menjadi bahan masuk-
pada mata pelajaran matematika SMP kelas VIII an bagi guru dalam menyusun soal terbuka
yang dikembangkan sudah mencapai kategori (open-ended problem) yang digunakan dalam
valid berdasarkan penilaian dari validator ahli mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa
pendidikan matematika dan praktisi pendidikan. dan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil
Hasil analisis berdasarkan penilaian ahli dengan penelitian ini, diharapkan guru matematika agar
pendekatan indeks Aiken untuk butir soal terbu- dapat memberikan apresiasi beberapa materi-
ka diperoleh informasi kisaran tingkat materi an- materi prasyarat yang terkait dengan soal-soal
tara 0,71 sampai dengan 0,86, kisaran konstruksi terbuka (open-ended problem).
antara 0,76 sampai dengan 0,86, dan kisaran
DAFTAR PUSTAKA
bahasa antara 0,71 sampai dengan 0,90. Adapun
untuk rubrik penskoran soal terbuka diperoleh Abraham, L., & McComas, W.F. (1999). Asking
informasi kisaran aspek petunjuk 0,71, kisaran more effecive questions. Ressier School of
aspek cakupan soal terbuka 0,71 sampai dengan Education. Diambil pada tanggal 14
0,86, dan kisaran aspek bahasa 0,71 sampai Oktober 2014, dari: cet.use.edu/
dengan 0,76. Setelah melalui tahap uji coba resources/teaching_learning/docs/Asking_
lapangan, hasilnya menunjukkan bahwa soal Better_Questions.pdf.
terbuka yang dikembangkan memiliki kualitas Aiken, L. R. (1980). Content validity and
soal yang baik karena berdasarkan hasil analisis reliability of single items or questionnaires.
dengan teori tes klasik diperoleh kisaran tingkat Educational and psychological
kesukaran butir antara 0,50 sampai dengan 0,70, measurement, 40(4), 955-959.
kisaran daya beda butir soal 0,72 sampai dengan
0,79, indeks reliabilitas soal 0,72, dan rata-rata Badger, E. & Thomas, B. (1992). Open ended
daya beda soal 0,74. Dari hasil analisis tersebut question in reading. Practical assessment,
berturut-turut secara keseluruhan mencapai kate- research & evaluation, 3(4). Diambil pada
gori sedang, soal diterima baik, dan sedang. tanggal 20 Agustus 2014, dari
Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam http://pareonline.net/getvn.asp?v=3&n=4.
menyelesaikan soal terbuka diperoleh bahwa BSNP.(2006). Peraturan Menteri Pendidikan
kemampuan berpikir kreatif siswa dilihat dari Nasional Republik Indonesia Nomor 22
keberagaman solusi menunjukkan rata- Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
rata kemampuan berpikir kreatif siswa berada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 10 (1), Juni 2015 - 49
Maya Nurlita

Kemendikbud. (2013). Peraturan Menteri International Study Center Lynch School of


Pendidikan dan Kebudayaan Republik Education.
Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang
Nohda, N. (2001). A study of “open-ended
Implementasi Kurikulum: Pedoman Umum
approach” method in school mathematics
Pembelajaran.
theaching–focusing on mathematical
Livne, N. L, Livne, O. E., & Wight, C. A. (2008). problem solving activites. Paper disajikan
Enhancing mathematical creativity through dalam The ninth international congress on
multiple solutions to open-ended problems mathematics education (ICME):
online. [Online]. Diambil pada tanggal 13 Mathematics Education in Pre and Primary
Juli 2013, dari http://www. School, Di Makuhari, Jepang. Diakses pada
iste.org/content/navigationMenu/research/N tanggal 13 Juli 2013, dari
ECC_Research_Paper_Archives/NECC200 http://www.nku.edu/~sheffield/nohda.html.
8/Livne.Pdf.
OECD. (2010). PISA 2009 results: what students
Mahmudi, A. (2008). Mengembangkan soal know and can do-student performance in
terbuka (open-ended problem) dalam reading, mathematics and scince (volume i).
pembelajaran matematika. Makalah Diakses pada tanggal 17 Agustus, dari
disampaikan pada Seminar Nasional http://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/488
Matematika dan Pendidikan Matematika 52548.pdf.
yang diselenggarakan Oleh Jurusan
Suherman, E., dkk. (2003). Common textbook
Pendidikan Matematika FMIPA UNY
(ed.revisi). Strategi pembelajaran mate-
Yogyakarta.
matika kontemporer. Bandung: UPI
McIntire, S.A., & Miller, L.A. (2000). Foundation
Takahashi, A. (2005). What is the open-ended
of psychology testing. Boston, MA:
approach. Chicago: Depault University.
McGraw-Hill.
Diakses pada tanggal 20 Agustus 2014, dari
Mullis, I.V.S., Martin, M.O., & Foy, P.. (2008). http://mathforum.org/pcmi/hstp/
TIMSS 2007 international mathematics sum2005/morning/sstp.day1.ppt.
report: finding from IEA’s trends in
Takahashi. (2008). Communication as process for
international mathematics and science
students to learn mathematical. [online].
study at the fourt and eighth grades.
Diakses pada tanggal 13 Juli 2013, dari
Chestnut Hill, MA: TIMSS & PIRLS
http://criced.tsukuba.ac.jp/math/apec/apec2
International Study Center Lynch School of
008/papers/PDF/14.Akihito_Takaasshi_US
Education.
A.pdf.
Mullis, I.V.S., Martin, M.O., Foy, P., et. al. (2012).
Widoyoko, S. E. P. (2009). Evaluasi program
Trends in international mathematics and
pembelajaran: panduan praktis bagi
science study TIMSS. TIMS 2011
pendidik dan calon pendidik. Yogyakarta:
international results in mathematics.
Pustaka Pelajar.
Chestnut Hill, MA: TIMSS & PIRLS

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538

Anda mungkin juga menyukai