Abstract: The problems discussed in this study relate to the ability to solve
mathematical problems in grade VIII students in the even semester of SMP Negeri 1
Bandar Lampung which are still low. Based on this, this study aims to determine the
effect of the Scientific approach on the mathematical problem-solving abilities of class
VIII Even Semester 1 of Bandar Lampung Middle School 2018/2019. This research is
using experimental method. All eighth grade students in the even semester of SMP
Negeri 1 Bandar Lampung in the 2018/2019 academic year became the population in
this study, which spread in 10 classes with a total of 317 students. From the
population, two classes were taken as samples, namely class VIII.6, which amounted to
32 students as the control class and VIII.9, which amounted to 30 students as the
experimental class. In the research the sampling technique used is Cluster Random
Sampling. Measurement of variables using a test in the form of a description of 5
1
questions that were first tested for validity and reliability. Data analysis using simple
statistical analysis with the ttest formula. Based on the results of hypothesis testing
using ttes obtained thit (4.61)> tdaf (2.00), it can be concluded that the null hypothesis
(H0) is rejected and the alternative hypothesis (Ha) is accepted which means that there
is an effect of the Scientific approach on mathematical problem solving abilities of
class VIII students the even semester of SMP Negeri 1 Bandar Lampung.
Keywords: Problem Solving Ability, Scientific Approach
2
Cicilia Adid Tianingsih, Aty Nurdiana, Fitriana Rahmawati
3
Cicilia Adid Tianingsih, Aty Nurdiana, Fitriana Rahmawati
dikembangkan melalui kegiatan ini. Jika peserta siswa akan mencari informasi untuk
didik sering bertanya maka akan terlatih rasa dikumpulkan dan siswa dapat menguji
keingintahuan mereka.Untuk meningkatkan hipotesis. Selain itu, pada tahap menalar siswa
dan mengembangkan ranah sikap, akan mengaitkan informasi yang satu dengan
keterampilan, dan pengetahuannya, pendidik lainnya dan kemudian akan menyimpulkan
harus mampu untuk menginspirasi peserta solusi dari suatu masalah. Dari kesimpulan
didik. Ketika pendidik bertanya, saat itu yang telah dibuat siswa akan
jugapendidik membimbing atau memandu mempresentasikan dan saling bertukar
peserta didik untuk belajar dengan baik. Guru pendapat. Peserta didik yang telah
mendorong peserta didik untuk menjadi menerapkan langkah dan pendekatan Saintifik
penyimak dan pembelajar yang baik, lewat akan terbiasa berpikir ilmiah, yaitu berpikir
jawaban dari pertanyaan peserta didiknya. secara skeptis, analitis, kritis, dan rasional
(Musfiqon, 2012:12) dalam Musfiqon dan
3. Mengumpulkan informasi Nurdiyansyah (2015:57). Kelebihan dari
Kegiatan ini dilakukan dengan menggali pendekatan Saintifik yaitu menuntun peserta
informasi dari berbagai sumber melalui didik untuk dapat memecahkan masalah secara
berbagai cara. Peserta didik dapat berpikir kritis, peserta didik dapat
mendapatkan informasi dari membaca, mengembangkan karakter mereka, peserta
mendengar ataupun melakukan didik menjadi peka terhadap persoalan yang
eksperimen.Sumber bacaan, internet atau ada disekitarnya, melatih cara berkomunikasi
lainnya dapat peserta didik gunakan untuk peserta didik. Adapun kekurangannya yaitu
menggali informasi. banyak menyita waktu, salah dalam
penyimpulan mengakibatkan gagalnya dalam
4. Menalar melakukan eksperimen dan pembelajaran
Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan menjadi tidak efektif jika ada peserta didik
keterkaitan satu informasi dengan informasi yang tidak berminat pada materi tertentu.
lainnya, menemukan pola dari keterkaitan
informasi tersebut. Dari informasi yang sudah Permasalahankemampuanpemecahanm
dikumpulkan oleh peserta didik, maka peserta asalahmatematika di kelas VIII
didik dapat membuat kesimpulan secara denganberbagaisebab yang ada,
individual maupun kelompok. memerlukanpendekatanpembelajaran yang
mengutamakankeaktifan dan kemandirian
5. Mengkomunikasikan siswaserta menekankan siswa pada
Kegiatan mengkomunikasikan merupakan keterampilan proses.Pendekatan pembelajaran
tahap akhir dengan peran untuk menyebarkan yangmembiasakansiswauntukmenganalisishing
hasil menalar dari satu peserta didik ke peserta gamenyimpulkansuatumasalahmelaluilangkahi
didik lainnya. Dalam kegiatan ini, peserta didik lmiah.. Pendekatan pembelajaran menurut
dapat terlatih untuk mengembangkan cara Sukmadinata (Yani dan Ruhimat, 2018:12)
bicara atau berbahasa yang benar. Hasil diartikan lebih luas daripada model
pembelajaran dapat dipresentasikan secara pembelajaran. Pendekatan pembelajaran
individu maupun kelompok. Untuk adalah cara melihat pembelajaran sebagai
memaparkan hasil tidak diwajibkan pada satu proses belajar peserta didik yang sedang
persatu individu. berkembang untuk mencapai tujuan
perkembangannya. Pendekatan pembelajaran
Pendekatan Saintifik dapat menekankan dapat diartikan kumpulan metode dan cara
kemampuan pemecahan masalah siswa secara yang digunakan oleh tenaga pendidik dalam
mandiri maupun berkelompok pada tahap melakukan pembelajaran. Pendekatan
mengamati, dimana siswa akan menggali pembelajaran juga diartikan kumpulan cara
informasi dari apa yang dilihat, didengar atau dalam melakukan pembelajaran yang
dirasakan dari alat indra mereka yang nantinya digunakan oleh tenaga pendidik.Pendekatan
mereka akan mudah dalam mengidentifikasi yang
masalah. Siswa akan merasa ingin tahu dari apa mendukungadalahpendekatanSaintifik.Pendeka
yang telah mereka amati. Melalui tahap taninimemberikansiswakesempatanuntukbelaj
menanya mereka akan bertanya tentang apa armatematikasecaramandiridengan
yang ingin mereka ketahui. Rasa keingintahuan pengembangan sikap (ranah afektif),
yang ada dalam diri mereka akan keterampilan (ranah psikomotor), dan
membangkitkan dan memotivasi siswa untuk pengetahuan (ranah kognitif). Artinya
tetap aktif. Kemudian siswa akan melalui tahap
mengumpulkan informasi. Dalam tahap ini
4
Cicilia Adid Tianingsih, Aty Nurdiana, Fitriana Rahmawati
kemampuan siswa dieksplorasi secara masalah atau soal tersebut dapat diselesaikan.
keseluruhan. Karena itu pemecahan masalah merupakan
suatu tingkat aktivitas intelektual
tinggi.Langkah–langkah pemecahan masalah
oleh Polya (1973) dalam Siswono (2018:45)
Kemampuan Pemecahan Masalah terdiri dari: memahami masalah, membuat
Siswono (2018:44) mengungkapkan rencana penyelesaian, menyelesaikan rencana
bahwa pemecahan masalah adalah suatu penyelesaian, dan memeriksa kembali.
proses atau upaya individu untuk merespon
atau mengatasi halangan atau kendala ketika METODE
suatu jawaban atau metode jawaban belum Penelitian ini menggunakan metode
tampak jelas. Jawaban yang belum tampak jelas eksperimen yang melaksanakan pembelajaran
ini terkadang menjadikan siswa merasa malas dengan menggunakan pendekatan Saintifik,
memecahkan masalah disebabkan kurangnya kemudian dianalisis bagaimana pengaruhnya
pengetahuan yang mereka miliki untuk terhadap kemampuan pemecahan masalah
menyelesaikannya. Sedangkan menurut Ariani, matematika siswa. Populasi dalam penelitian
dkk (2017:28) kemampuan pemecahan ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester
masalah matematika adalah kemampuan dalam genap SMP Negeri 1 Bandar Lampung tahun
memahami masalah, menyusun rencana pelajaran 2018/2019. Populasi tersebut
penyelesaian, melaksanakan rencana berjumlah 317 siswa yang tersebar dalam 10
penyelesaian dan memeriksa kembali terhadap kelas. Peneliti menentukan sampel sebanyak 2
soal (masalah matematika) yang diberikan. kelas dengan teknik Cluster Random Sampling
Kemampuan tersebut dinilai dengan dengan prosedur undian dalam dua kali
menggunakan skor yang diperoleh siswa pengundian. Undian pertama untuk
melalui soal tes pemecahan masalah. menentukan dua kelas sampel penelitian dan
Kemampuan pemecahan masalah merupakan undian kedua untuk menentukan dari kedua
bagian penting dalam matematika dan harus kelas tersebut yang menjadi kelas eksperimen
dimiliki oleh siswa. Dikatakan penting karena dan kontrolnya. Satu kelas sebagai kelas
siswa akan mudah untuk menentukan solusi eksperimen dan satu kelas sebagai kelas
suatu masalah dalam kehidupan terutama kontrol. Kelas eksperimen yang terpilih yaitu
dalam proses pembelajaran matematika. Siswa kelas VIII. 9 dan kelas kontrol yang terpilih
dikatakan mampu dalam memecahkan masalah yaitu kelas VIII. 6. Teknik ini dilakukan karena
dinilai dari tahapan-tahapan yang dilakukan mengingat masing-masing pada kelas VIII SMP
oleh siswa yaitu dari tahap memahami Negeri 1 Bandar Lampung mempunyai rata-
masalah, mencari alternatif penyelesaian, rata kemampuan yang sama atau homogen.
melaksanakan perhitungan, sampai pada tahap
menerima kebenaran jawaban dengan Peneliti melakukan teknik tes terhadap
membuat kesimpulan solusi dari penyelesaian siswa yang dijadikan subjek penelitian dalam
masalah. Jika siswa dapat melalui keempat melakukan eksperimen pembelajaran. Sebelum
tahap tersebut, maka kemampuan pemecahan tes diberikan kepada siswa, terlebih dahulu
masalah siswa dapat dikatakan baik. diuji validitas dan reliabilitasnya. Tes tersebut
untuk mendapatkan nilai tentang kemampuan
Proses berpikir individu secara terarah pemecahan masalah matematika siswa dengan
untuk menentukan apa yang harus dilakukan tujuan menguji kebenaran hipotesis. Hasil dari
dalam mengatasi suatu masalah dikatakan tes kemampuan pemecahan masalah
sebagai pemecahan masalah. Siswa yang matematika siswa diberi skor sesuai dengan
kurang berlatih soal kemampuan pemecahan rubrik penskoran. Dalam menganalisis data
masalah akan merasa kesulitan dalam hasil penelitian yang berupa data angka-angka
menyelesaikan masalah. Hal tersebut yang didapat dari hasil pemberian tes dan
menyebabkan rendahnya kemampuan diberi nilai-nilai responden penelitian dan yang
pemecahan masalah siswa. Pentingnya siswa telah dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji
untuk memiliki ilmu pengetahuan agar tidak normalitas menggunakan Chi Kuadrat dan uji
kesulitan dalam memecahkan suatu homogenitas varians. Dari pengolahan tes
permasalahan yang dihadapi. Pemecahan kemampuan pemecahan masalah didapat data
masalah menuntut peserta didik untuk berdistribusi normal dan homogen sehingga
berusaha. Karena mereka tidak akan dapat untuk melihat perbedaan kemampuan
menyelesaikan soal atau masalah yang pemecahan masalah siswa yang diberikan
dihadapinya tanpa usaha. Titik awal usaha pembelajaran menggunakan pendekatan
mereka adalah memikirkan bagaimana agar Saintifik dengan siswa yang diberikan
5
Cicilia Adid Tianingsih, Aty Nurdiana, Fitriana Rahmawati
6
Cicilia Adid Tianingsih, Aty Nurdiana, Fitriana Rahmawati
Jumlah
30 32
Siswa
7
Cicilia Adid Tianingsih, Aty Nurdiana, Fitriana Rahmawati
8
Cicilia Adid Tianingsih, Aty Nurdiana, Fitriana Rahmawati
kerja atau lainnya agar pembelajaran lebih 3 Banda Aceh”. Jurnal Peluang.4,
aktif. (2), 56-61.
3. Guru sebaiknya dapat memanfaatkan
dengan baik komponen pendekatan
Saintifik untuk memaksimalkan
kemampuan ilmiah siswa.
4. Diharapkan siswa lebih termotivasi dalam
belajar dan aktif bekerja sama dalam
kelompok untuk mencapai kemampuan
pemecahan masalah
matematikadengandukunganpendekatanSa
intifik.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, S. Hartono, Y. dan Hiltrimartin,
C. (2017). “Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Pada Pembelajaran
Matematika Menggunakan
Strategi Abduktif-Deduktif Di SMA
Negeri Indralaya Utara”. Jurnal
Elemen. 3, (1), 25-34.