Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika

STKIP PGRI Bandar Lampung


http://eskrispi.stkippgribl.ac.id/

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN


MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1
BANDAR LAMPUNG

Cicilia Adid Tianingsih, Aty Nurdiana, Fitriana Rahmawati


STKIP PGRI Bandar Lampung
ciciliaoke16@yahoo.com, aty_nurdiana@stkippgribdl.ac.id,
fitrianamath@gmail.com

Abstrak: Permasalahan yang dibahas dalampenelitianini


berkaitandengankemampuanpemecahanmasalahmatematikapadasiswakelasVIII
semester genap SMPNegeri1 Bandar Lampung yang masihrendah.
Berdasarkanhaltersebut, penelitianinibertujuanuntukmengetahuipengaruh
pendekatan Saintifik terhadapkemampuan pemecahan masalah
matematikasiswakelasVIII Semester Genap SMP Negeri 1 Bandar Lampung
TahunPelajaran 2018/2019. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen.
SeluruhsiswakelasVIIIsemester genap SMP Negeri 1 Bandar Lampung
tahunpelajaran 2018/2019 menjadi populasi dalam penelitian ini, yang tersebar
dalam 10 kelas dengan keseluruhan berjumlah 317 siswa. Dari populasi tersebut
diambil dua kelas sebagai sampel yaitu kelas VIII.6 yang berjumlah 32 siswa sebagai
kelas kontrol dan VIII.9 yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen. Dalam
penelitian teknik sampling yang digunakan adalah Cluster Random Sampling.
Pengukuran variabel menggunakan tes berbentuk uraian sebanyak 5 soal yang
terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan
analisis statistik sederhana dengan rumus ttes.
Berdasarkanhasilujihipotesisdenganmenggunakanttesdidapatthit(4,61) >tdaf(2,00)
maka dapat disimpulkan hipotesis nol(H0) ditolak dan hipotesis alternatif(Ha)
diterima artinya ada pengaruh pendekatan Saintifik terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 1
Bandar Lampung.
Kata kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah, Pendekatan Saintifik

Abstract: The problems discussed in this study relate to the ability to solve
mathematical problems in grade VIII students in the even semester of SMP Negeri 1
Bandar Lampung which are still low. Based on this, this study aims to determine the
effect of the Scientific approach on the mathematical problem-solving abilities of class
VIII Even Semester 1 of Bandar Lampung Middle School 2018/2019. This research is
using experimental method. All eighth grade students in the even semester of SMP
Negeri 1 Bandar Lampung in the 2018/2019 academic year became the population in
this study, which spread in 10 classes with a total of 317 students. From the
population, two classes were taken as samples, namely class VIII.6, which amounted to
32 students as the control class and VIII.9, which amounted to 30 students as the
experimental class. In the research the sampling technique used is Cluster Random
Sampling. Measurement of variables using a test in the form of a description of 5

1
questions that were first tested for validity and reliability. Data analysis using simple
statistical analysis with the ttest formula. Based on the results of hypothesis testing
using ttes obtained thit (4.61)> tdaf (2.00), it can be concluded that the null hypothesis
(H0) is rejected and the alternative hypothesis (Ha) is accepted which means that there
is an effect of the Scientific approach on mathematical problem solving abilities of
class VIII students the even semester of SMP Negeri 1 Bandar Lampung.
Keywords: Problem Solving Ability, Scientific Approach

PENDAHULUAN soal sulit dan berbeda dengan yang dipelajari


Pendidikan memegang peranan penting dengan gurunya. Terlihat juga sebagian siswa
dalam mempersiapkan sumber daya manusia belum mampu berpikir secara mandiri dalam
berkualitas dan kompeten yang memecahkan masalah, sehingga mereka tidak
mampubersaingdalam perkembangan ilmu percaya diri dalam menyelesaikan soal yang
pengetahuan dan teknologi. Pendidikan diberikan.
hendaknya dikelola denganbaik secara kualitas
maupun kuantitas. Hal tersebut dapat dicapai Tes awal juga menandakan bahwa siswa
dengan terlaksananya pendidikan yang tepat kelas VIII kemampuan pemecahan masalahnya
waktu dan tepat guna. belum berkembang secara optimal. Siswa
kurang mampu memecahkan masalah yang
Tujuanutamapendidikan menuntut berkaitan dengan materi pelajaran maupun
siswa untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam soal-soal kontekstual berkaitan materi. Siswa
memecahkan masalah–masalah kehidupan. mampu menyelesaikan jika mendapat bantuan
Siswa harus benar–benar dilatih dan dari gurunya. Hal tersebut kemungkinan
dibiasakan untuk berpikir secara disebabkan karena siswa terbiasa pada soal-
mandirisetiapmenghadapimasalah. Setiap soal yang cenderung bersifat konvergen, yaitu
menghadapimasalah, siswa membutuhkan skill jawaban dan strategi penyelesaiannya tunggal.
dan kemampuan dalam memproses
informasigunamemperolehselesaiansetiap Dengan kondisi siswa di kelas VIII
permasalahan. tersebut, tujuan pembelajaran matematika
Pentingnyakemampuandalammemecahkanmas yang paling tinggi tingkatannya yaitu
alahjugaterdapatdalamtujuanpembelajaranmat pemecahan masalah belum mampu
ematika.Pembelajaran dikuasai dengan baik oleh siswa.
matematikamembutuhkan kemampuan dalam Pembelajaran matematika yang terjadi
menyelesaikan masalah, karena dalam
mengakibatkan siswa pasif dan
matematika tersusun masalah-masalah
kontekstual yang penyelesaiannya belumstudent center. Kemampuan
membutuhkan tingkat berpikir yang tinggi. matematika siswa kurang tereksplorasi
Pemecahan masalah menjadibagian penting dengan baik yang juga berakibat pada
dalam matematika yang perolehan hasil belajar siswa kelas VIII
sejatinyadimilikisiswasejakdini, namun yang belum maksimal.
kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa di sekolah-sekolah menengah tergolong Permasalahan pembelajaran matematika
rendah. yang terjadi di kelas VIII tersebut, perlu adanya
usaha perbaikan. Salah satu usaha yang dapat
Rendahnyakemampuanpemecahanmasal dilakukan untuk mengatasi masalah di atas
ahmatematikaterjadijugadi kelas VIII SMP adalah dengan menerapkan pendekatan
Negeri 1 Bandar Lampung. Berdasarkan Saintifik.Pendekataninidirasasesuaidenganper
wawancara dengan guru matematika kelas VIII masalahan yang terjadi. Pembelajaran dengan
ditambah hasil pra-penelitian yang penulis pendekatan Saintifik menekankan pada
lakukan memberikan fakta bahwa kemampuan pemberian pengalaman secara langsung baik
pemecahan masalah matematika siswa rendah. menggunakan observasi, eksperimen maupun
Rendahnya kemampuan ini dilihat dari hasil tes cara lainnya, sehingga realitas yang akan
awal berupa soal-soal pemecahan masalah. Tes berbicara sebagai informasi atau data yang
yang diberikan memberikan fakta bahwa siswa diperoleh. Siswabelajarmenggunakanrealitas
sulit untuk menyelesaikan soal yang (kontekstual) yang berkaitandengan
memerlukan pemahaman dan strategi materi.Selain valid juga dapat
penyelesaian. Soal yang diberikan dianggap dipertanggungjawabkan.Pembelajaranmatemat

2
Cicilia Adid Tianingsih, Aty Nurdiana, Fitriana Rahmawati

ikajugalebihdekatdengankesehariansiswa yang diharapkan dapat tercipta dan diarahkan


dapatmemudahkansiswamengingatpelajaran. untuk mendorong peserta didik dalam
mencari tahu dari berbagai sumber melalui
Pembelajaran dengan menggunakan observasi, dan bukan hanya diberi tahu.
pendekatan Saintifik harus menyentuh tiga
ranah yaitu sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Pembelajaran dengan pendekatan
Artinyasiswabelajarmenekankanpengetahuand Saintifik menekankan pada keterampilan
anketerampilantentangmateridanmembentuksi proses. Proses pembelajaran pendekatan
kapsiswaberkarakter.Siswadalambelajarjugadi Saintifik akan menyentuh tiga ranah, yaitu
biasakanuntukmenggali informasi melalui sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan
pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian keterampilan (psikomotor). Dengan proses
mengolah data atau informasi, menyajikan data pembelajaran yang demikian, diharapkan hasil
atau informasi, dilanjutkan dengan belajar melahirkan peserta didik yang
menganalisis, menalar, kemudian produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui
menyimpulkan, dan mencipta. Proses penguatan sikap, keterampilan, dan
padapendekataniniterlihatmendukungkemamp pengetahuan yang terintegrasi (Suhartati,
uanpemecahanmasalahmatematika, 2016:59).
karenasiswaterbiasauntukmengumpulkan data,
mengamati, diskusidanbertanya, Dalam pendekatan Saintifik proses
menyajikaninformasi, pembelajaran dengan mengembangkan sikap,
menganalisishinggamenyimpukan. keterampilan, dan pengetahuan. Dengan proses
Aktivitasinisangatberkaitandenganpemecahan pembelajaran yang demikian harapannya
masalahmatematika melalui penguatan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang terintegrasi dapat
KAJIAN TEORI menjadikan peserta didik yang kreatif,
produktif, inovatif, dan afektif.Dalam
Pendekatan Pembelajaran menyelesaikan masalah, peserta didik tidak
Suatu proses pembelajaran tidak pernah diperbolehkan menggunakan logikanya sendiri
lepas dari suatu pendekatan pembelajaran agar tetapi harus mengacu pada aturan dan kaidah
proses pembelajaran tersebut dapat berjalan ilmiah.Pendekatan Saintiik disebut juga dengan
dengan baik, menyenangkan, dan lebih pendekatan ilmiah, dimana sistem
bermakna. Ada dua macam pendekatan pembelajarannya berpusat pada siswa.Kegiatan
pembelajaran, yaitu student centered approach Saintifik meliputi 5M yaitu mengamati,
(pendekatan yang berpusat pada peserta didik) menanya, mengumpulkan informasi, menalar,
dan teachercentered approach(pendekatan dan mengkomunikasikan.. Menurut Daryanto
yang berpusat pada guru). Pendekatan (2014:60), langkah-langkah pendekatan
pembelajaran adalah suatu rangkaian tindakan Saintifik sebagai berikut:
pembelajaran yang dilandasi oleh prinsip dasar
tertentu (filosofis, psikologis, didaktis, dan 1. Mengamati
ekologis) yang mewadahi, menginspirasi, Kegiatan mengamati mengutamakan
menguatkan dan melatari metode kebermaknaan proses pembelajaran. Peserta
pembelajaran tertentu mengenai terjadinya didik merasa senang dan tertantang karena
proses pembelajaran secara umum pada kegiatan ini disajikan media obyek secara
berdasarkan cakupan teoritik tertentu. nyata dan mudah pelaksanaannya. Tujuan dari
kegiatan awal ini adalah untuk memberikan
stimulus kepada peserta didik agar sensitif
Pendekatan Saintifik terhadap masalah. Guru membimbing peserta
didik untuk melakukan pengamatan dan
Pendekatan Saintifik dijelaskan oleh
melatih mereka untuk memperhatikanhal yang
Sufairoh (2016:120) dimaksudkan untuk penting dari suatu benda atau objek.
memberikan pemahaman kepada peserta
didik dalam mengenal, memahami 2. Menanya
berbagai materi menggunakan pendekatan Menanya adalah suatu tahap lanjutan setelah
ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari memahami masalah dan atau mengamati. Pada
mana saja, kapan saja, tidak bergantung kegiatan ini peserta didik diharuskan untuk
pada informasi searah dari guru. Oleh bertanya mengenai hal yang tidak diketahui
karena itu, kondisi pembelajaran yang untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan.Rasa ingin tahu peserta didik dapat

3
Cicilia Adid Tianingsih, Aty Nurdiana, Fitriana Rahmawati

dikembangkan melalui kegiatan ini. Jika peserta siswa akan mencari informasi untuk
didik sering bertanya maka akan terlatih rasa dikumpulkan dan siswa dapat menguji
keingintahuan mereka.Untuk meningkatkan hipotesis. Selain itu, pada tahap menalar siswa
dan mengembangkan ranah sikap, akan mengaitkan informasi yang satu dengan
keterampilan, dan pengetahuannya, pendidik lainnya dan kemudian akan menyimpulkan
harus mampu untuk menginspirasi peserta solusi dari suatu masalah. Dari kesimpulan
didik. Ketika pendidik bertanya, saat itu yang telah dibuat siswa akan
jugapendidik membimbing atau memandu mempresentasikan dan saling bertukar
peserta didik untuk belajar dengan baik. Guru pendapat. Peserta didik yang telah
mendorong peserta didik untuk menjadi menerapkan langkah dan pendekatan Saintifik
penyimak dan pembelajar yang baik, lewat akan terbiasa berpikir ilmiah, yaitu berpikir
jawaban dari pertanyaan peserta didiknya. secara skeptis, analitis, kritis, dan rasional
(Musfiqon, 2012:12) dalam Musfiqon dan
3. Mengumpulkan informasi Nurdiyansyah (2015:57). Kelebihan dari
Kegiatan ini dilakukan dengan menggali pendekatan Saintifik yaitu menuntun peserta
informasi dari berbagai sumber melalui didik untuk dapat memecahkan masalah secara
berbagai cara. Peserta didik dapat berpikir kritis, peserta didik dapat
mendapatkan informasi dari membaca, mengembangkan karakter mereka, peserta
mendengar ataupun melakukan didik menjadi peka terhadap persoalan yang
eksperimen.Sumber bacaan, internet atau ada disekitarnya, melatih cara berkomunikasi
lainnya dapat peserta didik gunakan untuk peserta didik. Adapun kekurangannya yaitu
menggali informasi. banyak menyita waktu, salah dalam
penyimpulan mengakibatkan gagalnya dalam
4. Menalar melakukan eksperimen dan pembelajaran
Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan menjadi tidak efektif jika ada peserta didik
keterkaitan satu informasi dengan informasi yang tidak berminat pada materi tertentu.
lainnya, menemukan pola dari keterkaitan
informasi tersebut. Dari informasi yang sudah Permasalahankemampuanpemecahanm
dikumpulkan oleh peserta didik, maka peserta asalahmatematika di kelas VIII
didik dapat membuat kesimpulan secara denganberbagaisebab yang ada,
individual maupun kelompok. memerlukanpendekatanpembelajaran yang
mengutamakankeaktifan dan kemandirian
5. Mengkomunikasikan siswaserta menekankan siswa pada
Kegiatan mengkomunikasikan merupakan keterampilan proses.Pendekatan pembelajaran
tahap akhir dengan peran untuk menyebarkan yangmembiasakansiswauntukmenganalisishing
hasil menalar dari satu peserta didik ke peserta gamenyimpulkansuatumasalahmelaluilangkahi
didik lainnya. Dalam kegiatan ini, peserta didik lmiah.. Pendekatan pembelajaran menurut
dapat terlatih untuk mengembangkan cara Sukmadinata (Yani dan Ruhimat, 2018:12)
bicara atau berbahasa yang benar. Hasil diartikan lebih luas daripada model
pembelajaran dapat dipresentasikan secara pembelajaran. Pendekatan pembelajaran
individu maupun kelompok. Untuk adalah cara melihat pembelajaran sebagai
memaparkan hasil tidak diwajibkan pada satu proses belajar peserta didik yang sedang
persatu individu. berkembang untuk mencapai tujuan
perkembangannya. Pendekatan pembelajaran
Pendekatan Saintifik dapat menekankan dapat diartikan kumpulan metode dan cara
kemampuan pemecahan masalah siswa secara yang digunakan oleh tenaga pendidik dalam
mandiri maupun berkelompok pada tahap melakukan pembelajaran. Pendekatan
mengamati, dimana siswa akan menggali pembelajaran juga diartikan kumpulan cara
informasi dari apa yang dilihat, didengar atau dalam melakukan pembelajaran yang
dirasakan dari alat indra mereka yang nantinya digunakan oleh tenaga pendidik.Pendekatan
mereka akan mudah dalam mengidentifikasi yang
masalah. Siswa akan merasa ingin tahu dari apa mendukungadalahpendekatanSaintifik.Pendeka
yang telah mereka amati. Melalui tahap taninimemberikansiswakesempatanuntukbelaj
menanya mereka akan bertanya tentang apa armatematikasecaramandiridengan
yang ingin mereka ketahui. Rasa keingintahuan pengembangan sikap (ranah afektif),
yang ada dalam diri mereka akan keterampilan (ranah psikomotor), dan
membangkitkan dan memotivasi siswa untuk pengetahuan (ranah kognitif). Artinya
tetap aktif. Kemudian siswa akan melalui tahap
mengumpulkan informasi. Dalam tahap ini

4
Cicilia Adid Tianingsih, Aty Nurdiana, Fitriana Rahmawati

kemampuan siswa dieksplorasi secara masalah atau soal tersebut dapat diselesaikan.
keseluruhan. Karena itu pemecahan masalah merupakan
suatu tingkat aktivitas intelektual
tinggi.Langkah–langkah pemecahan masalah
oleh Polya (1973) dalam Siswono (2018:45)
Kemampuan Pemecahan Masalah terdiri dari: memahami masalah, membuat
Siswono (2018:44) mengungkapkan rencana penyelesaian, menyelesaikan rencana
bahwa pemecahan masalah adalah suatu penyelesaian, dan memeriksa kembali.
proses atau upaya individu untuk merespon
atau mengatasi halangan atau kendala ketika METODE
suatu jawaban atau metode jawaban belum Penelitian ini menggunakan metode
tampak jelas. Jawaban yang belum tampak jelas eksperimen yang melaksanakan pembelajaran
ini terkadang menjadikan siswa merasa malas dengan menggunakan pendekatan Saintifik,
memecahkan masalah disebabkan kurangnya kemudian dianalisis bagaimana pengaruhnya
pengetahuan yang mereka miliki untuk terhadap kemampuan pemecahan masalah
menyelesaikannya. Sedangkan menurut Ariani, matematika siswa. Populasi dalam penelitian
dkk (2017:28) kemampuan pemecahan ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester
masalah matematika adalah kemampuan dalam genap SMP Negeri 1 Bandar Lampung tahun
memahami masalah, menyusun rencana pelajaran 2018/2019. Populasi tersebut
penyelesaian, melaksanakan rencana berjumlah 317 siswa yang tersebar dalam 10
penyelesaian dan memeriksa kembali terhadap kelas. Peneliti menentukan sampel sebanyak 2
soal (masalah matematika) yang diberikan. kelas dengan teknik Cluster Random Sampling
Kemampuan tersebut dinilai dengan dengan prosedur undian dalam dua kali
menggunakan skor yang diperoleh siswa pengundian. Undian pertama untuk
melalui soal tes pemecahan masalah. menentukan dua kelas sampel penelitian dan
Kemampuan pemecahan masalah merupakan undian kedua untuk menentukan dari kedua
bagian penting dalam matematika dan harus kelas tersebut yang menjadi kelas eksperimen
dimiliki oleh siswa. Dikatakan penting karena dan kontrolnya. Satu kelas sebagai kelas
siswa akan mudah untuk menentukan solusi eksperimen dan satu kelas sebagai kelas
suatu masalah dalam kehidupan terutama kontrol. Kelas eksperimen yang terpilih yaitu
dalam proses pembelajaran matematika. Siswa kelas VIII. 9 dan kelas kontrol yang terpilih
dikatakan mampu dalam memecahkan masalah yaitu kelas VIII. 6. Teknik ini dilakukan karena
dinilai dari tahapan-tahapan yang dilakukan mengingat masing-masing pada kelas VIII SMP
oleh siswa yaitu dari tahap memahami Negeri 1 Bandar Lampung mempunyai rata-
masalah, mencari alternatif penyelesaian, rata kemampuan yang sama atau homogen.
melaksanakan perhitungan, sampai pada tahap
menerima kebenaran jawaban dengan Peneliti melakukan teknik tes terhadap
membuat kesimpulan solusi dari penyelesaian siswa yang dijadikan subjek penelitian dalam
masalah. Jika siswa dapat melalui keempat melakukan eksperimen pembelajaran. Sebelum
tahap tersebut, maka kemampuan pemecahan tes diberikan kepada siswa, terlebih dahulu
masalah siswa dapat dikatakan baik. diuji validitas dan reliabilitasnya. Tes tersebut
untuk mendapatkan nilai tentang kemampuan
Proses berpikir individu secara terarah pemecahan masalah matematika siswa dengan
untuk menentukan apa yang harus dilakukan tujuan menguji kebenaran hipotesis. Hasil dari
dalam mengatasi suatu masalah dikatakan tes kemampuan pemecahan masalah
sebagai pemecahan masalah. Siswa yang matematika siswa diberi skor sesuai dengan
kurang berlatih soal kemampuan pemecahan rubrik penskoran. Dalam menganalisis data
masalah akan merasa kesulitan dalam hasil penelitian yang berupa data angka-angka
menyelesaikan masalah. Hal tersebut yang didapat dari hasil pemberian tes dan
menyebabkan rendahnya kemampuan diberi nilai-nilai responden penelitian dan yang
pemecahan masalah siswa. Pentingnya siswa telah dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji
untuk memiliki ilmu pengetahuan agar tidak normalitas menggunakan Chi Kuadrat dan uji
kesulitan dalam memecahkan suatu homogenitas varians. Dari pengolahan tes
permasalahan yang dihadapi. Pemecahan kemampuan pemecahan masalah didapat data
masalah menuntut peserta didik untuk berdistribusi normal dan homogen sehingga
berusaha. Karena mereka tidak akan dapat untuk melihat perbedaan kemampuan
menyelesaikan soal atau masalah yang pemecahan masalah siswa yang diberikan
dihadapinya tanpa usaha. Titik awal usaha pembelajaran menggunakan pendekatan
mereka adalah memikirkan bagaimana agar Saintifik dengan siswa yang diberikan

5
Cicilia Adid Tianingsih, Aty Nurdiana, Fitriana Rahmawati

pembelajaran menggunakan pendekatan Keunggulan dari proses belajar pada


Konvensional dilakukan pengujian hipotesis kelas eksperimen yang menggunakan
dengan rumusan hipotesis sebagai berikut: pendekatan Saintifik adalah siswa kompak
bekerjasama dalam diskusi kelompok untuk
H0 : (Rata-rata menyelesaikan persoalan dan permasalahan
kemampuan pemecahan masalah matematika yang ada pada LKPD. Mereka sangat antusias
siswa yang menggunakan pendekatan Saintifik dalam menyelesaikan masalah, dengan mencari
sama dengan rata-rata kemampuan pemecahan dan mengumpulkan informasi sendiri dari
masalah matematika siswa yang menggunakan sumber belajar lainnya, membuat mereka
pendekatan konvensional pada siswa kelas VIII merasa ingin tahu apa solusi dari masalah
semester genap SMP Negeri 1 Bandar Lampung tersebut. Mereka merasa tertantang dengan
tahun pelajaran 2018/2019) masalah yang ada pada LKPD. Siswa lebih
Ha: (Rata-rata kemampuan berani untuk berpendapat dalam kegiatan
persentasi dan saling bertukar pendapat,
pemecahan masalah matematika siswa yang
menyanggah pendapat dari kelompok lain.
menggunakan pendekatan Saintifik tidak sama
Sehingga menjadikan karakter siswa
dengan rata-rata kemampuan pemecahan
berkembang dalam pembelajaran. Dengan ini
masalah matematika siswa yang menggunakan
dapat dikatakan bahwa penerapan pendekatan
pendekatan konvensional pada siswa kelas VIII
ini melatih mental siswa kelas eksperimen
semester genap SMP Negeri 1 Bandar Lampung
untuk berani menggungkapkan pendapat dan
tahun pelajaran 2018/2019)
melatih serta mengembangkan daya pikir siswa
melalui proses penyelesaian masalah,
HASIL DAN PEMBAHASAN
meningkatkankemampuansiswadalammengana
1. Pembahasan
lisismasalahsampaipadaketerampilanmembuat
Penelitian ini dilaksanakan di SMP
simpulanberdasarkanhasildaridiskusisiswakela
Negeri 1 Bandar Lampung dengan menerapkan
seksperimenmelaluiLKPD.Kegiatan Saintifik
pendekatan Saintifik pada kelas VIII semester
seperti mengamati, menanya, mengumpulkan
genap tahun pelajaran 2018/2019. Peneliti
informasi, menalar dan mengkomunikasikan
melakukan pembelajaran terhadap dua kelas.
pada kegiatan pembelajaran di kelas
Satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas
menjadikan siswa terlibat aktif dalam
VIII.9 yang menerapkan pendekatan Saintifik
memecahkan masalah, berpikir kreatif, dan
dan satu kelas sebagai kelas kontrol yaitu kelas
membangun konsep pengetahuan mereka.
VIII.6 yang menerapkan pendekatan
Konvensional. Pada kelas eksperimen peneliti 2. Hasil Penelitian
melakukan pembelajaran dengan membagi
Dari hasil tes kemampuan
siswa menjadi beberapa kelompok. Siswa
belajar bersama kelompok dengan pemecahan masalah, pada kelas
menggunakan LKPD yang telah dibagikan oleh eksperimen siswa sudah dapat memahami
guru. Bersama kelompoknya siswa mengamati masalah, menyusun dan menyelesaikan
dan memahami permasalahan yang ada pada rencana penyelesaian serta dapat
LKPD. Mereka saling bertanya dan membuat kesimpulan atas jawaban yang
bekerjasama untuk memecahkan masalah diperoleh. Berikut ini ditampilkan salah
dengan mengumpulkan informasi dari berbagai satu jawaban siswa yang sudah mampu
sumber belajar, seperti buku lain yang memecahkan masalah.
berkaitan dengan materi pembelajaran. Dengan
aktif siswa menyimpulkan dan kemudian
dipersentasikan bersama kelompok sehingga
dapat mengembangkan karakter dalam diri
mereka. Kegiatan Saintifik seperti mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar
dan mengkomunikasikan menjadikan siswa
terlibat aktif dalam memecahkan masalah,
siswa dapat berpikir kreatif juga dapat
membangun konsep pengetahuan mereka.
Berbeda dengan pembelajaran pada kelas
kontrol, siswa sangat terlihat pasif dan banyak
diam. Hanya beberapa siswa yang terlihat
berani untuk bertanya pada guru.

6
Cicilia Adid Tianingsih, Aty Nurdiana, Fitriana Rahmawati

Sedangkan pada kelas kontrol, siswa masih Nilai


100 100
belum dapat menyusun dan menyelesaikan Maksimal
rencana penyelesaian. Siswa sudah dapat
memahami masalah pada soal, tetapi Mean 87,03 75
dalam menyusun dan
menyelesaikanrencana penyelesaian masih Median 89 75
kurang tepat sehingga jawaban siswa
Modus 95 76
salah. Berikut ditampilkan salah satu
jawaban hasil tes kemampuan pemecahan Standar
masalah siswa. 10,18 10,35
Deviasi

Jumlah
30 32
Siswa

Berdasarkan sebaran data di atas,


memberikan gambaran bahwa diantara kedua
pendekatan (Saintifik dan Konvensional)
terdapat perbedaan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa. Perolehan
kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa dari kelas yang menggunakan
pendekatan Saintifik (kelas eksperimen)
memiliki nilai rata-rata atau mean lebih tinggi
Selama proses penelitian, kendala yang terjadi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan
bukanlah suatu kendala yang sangat serius pendekatan konvensional (kelas kontrol). Kelas
karena sebagian besar proses pembelajaran yang diajarkan dengan menggunakan
berjalan dengan lancar. Seperti siswa sulit pendekatan Saintifikmemiliki nilai mean 87,03
untuk dikondisikan masih bermain-main sedangkan kelas yang diajarkan dengan
karena siswa mengganggap peneliti bukanlah pendekatan konvensional memiliki rata-rata
guru yang sebenarnya mengajar. Solusi untuk sebesar 75; Untuk modus kelas yang diajarkan
mengatasinya yaitu memberitahu siswa bahwa dengan menggunakan pendekatan Saintifik
semua yang dilakukan di kelas dan nilai yang sebesar 95 sedangkan yang diajarkan dengan
diperoleh akan diserahkan kepada guru mata pendekatan Konvensional sebesar 76; Untuk
pelajaran matematika. median kelas yang diajarkan dengan
menggunakan pendekatan Saintifik sebesar 89
Pada akhir program pembelajaran sedangkan yang diajarkan dengan pendekatan
peneliti melakukan tes untuk mendapatkan Konvensional sebesar 75; Untuk nilai maksimal
data kemampuan pemecahan masalah kelas yang diajarkan dengan menggunakan
matematika siswa. Tes yang diberikan pada pendekatan Saintifik dan kelas yang diajarkan
kedua kelas berupa tes essay yang sama pada dengan pendekatan Konvensional sebesar 100;
materi Bangun Ruang Sisi Datar. Adapun Untuk nilai minimal kelas yang diajarkan
gambaran hasil tes dapat dilihat pada tabel dengan menggunakan pendekatan Saintifik
sebagai berikut. sebesar 60 sedangkan yang diajarkan dengan
pendekatan Konvensional sebesar 55; Untuk
Tabel 1. nilai standar deviasi yang diajarkan dengan
Sebaran Data Kemampuan Pemecahan menggunakan pendekatan Saintifik sebesar
Masalah Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas 10,18, sedangkan yang diajarkan dengan
Kontrol pendekatan Konvensional sebesar 10,35.

Sebaran Pendekatan Pendekatan 2.1. Kemampuan Pemecahan Masalah


Data Saintifik Konvensional Matematika di Kelas Eksperimen
Banyak siswa dalam kelas eksperimen
Nilai berjumlah 30 siswa. Tes kemampuan
60 55 pemecahan masalah yang diberikan oleh
Minimal
peneliti sebanyak 5 soal. Hasil tes pada kelas
eksperimen didapat nilai tertinggi 100 dan nilai

7
Cicilia Adid Tianingsih, Aty Nurdiana, Fitriana Rahmawati

terendahnya 60. Dari hasil tes tersebut Ternyata sehingga hipotesis


sebanyak 27 siswa (90%) telah berada di atas diterima yang berarti kedua data mempunyai
standar KKM matematika sebesar 75. Artinya
varians yang sama (homogen).
rata-rata nilai siswa ini sudah mencapai batas
minimal yang ditetapkan atau dapat dikatakan
bahwa kemampuan pemecahan masalah Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji
matematika para siswa kelas VIII SMP Negeri 1 homogenitas varians didapat bahwa untuk
Bandar Lampung rata-ratanya berada pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
kategori baik. berdistribusi normal dan homogen datanya.
Selanjutnya diperoleh hasil dan
2.2. Kemampuan Pemecahan Masalah . Sehingga disimpulkan
Matematika di Kelas Kontrol maka H0ditolak, dan berarti Ha
Banyak siswa dalam kelas kontrol diterima. Dengan demikian ada pengaruh
berjumlah 32 siswa. Tes kemampuan pendekatan Saintifik terhadap kemampuan
pemecahan masalah yang diberikan oleh pemecahan masalah matematika siswa kelas
peneliti sama dengan tes yang diberikan pada VIII semester genap SMP Negeri 1 Bandar
kelas eksperimen sebanyak 5 soal. Hasil tes Lampung.
pada kelas eksperimen didapat nilai tertinggi
100 dan nilai terendahnya 55. Dari hasil tes SIMPULAN
tersebut sebanyak 12 siswa (37,5%) yang Berdasarkan dari hasil penelitian
berhasil mencapai standar KKM. Nilai rata-rata pendekatan Saintifik dapat mempengaruhi
pada kelas kontrol sebesar 75 artinya tepat kemampuan pemecahan masalah matematika
berada pada standar KKM di sekolah namum siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 1
sebanyak 20 siswa (62,5%) belum mencapai Bandar Lampung. Perolehan rata-rata
standar KKM. kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa yang menggunakan pendekatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Saintifiklebih tinggi dibandingkan rata-rata
rata-rata kemampuan pemecahan masalah kemampuan pemecahan masalah matematika
matematika siswa kelas eksperimen yang siswa yang menggunakan pendekatan
menerapkan pendekatan Saintifiklebih tinggi Konvensional dengan perolehan nilai rata-rata
dengan rata-rata kemampuan pemecahan pada kelas kontrol sebesar 75 dan pada kelas
masalah matematika siswa yaitu 87,03, eksperimen sebesar 87,03 Pendekatan Saintifik
sedangkan siswa yang menerapkan pendekatan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
Konvensional lebih rendah dengan rata-rata masalah matematika siswa kelas VIII semester
kemampuan pemecahan masalah matematika genap SMP Negeri 1 Bandar lampung sebesar
siswa yaitu 75. 90% pada kelas eksperimen dan 37,5% pada
kelas kontrol.
Berdasarkan dari hasil perhitungan
menggunakan rumus Chi Kuadrat pada data
kelas eksperimen diperoleh .
Kemudian untuk data dengan interval
mempunyai dk = 6 – 3 = 3 dengan taraf
signifikan 5% yakni 6,50<7,81 dengan
demikian terlihat , maka H0 SARAN
diterima yang berarti sampel kelas eksperimen Berikut penulis berikan saran untuk
berdistribusi normal.Pada kelas kontrol data perbaikan penelitian berikutnya:
yang telah dihitung menggunakan rumus Chi
1. Guru dapat menjadikan pendekatan
Kuadrat diperoleh . Untuk data
Saintifiksebagai salah satu alternative
dengan interval mempunyai dk = 6 – 3 = 3 pendekatan pembelajaran untuk
dengan taraf signifikan 5% yakni meningkatkan kemampuan pemecahan
0,59< dengan demikian terlihat masalah matematika
, maka H0 diterima yang berarti danmendukungterlaksananyakurikulum
sampelkelas kontrol berdistribusi normal. 2013.
Pengujian homogenitas varians dari data yang 2. Peneliti berikutnya, jika menggunakan
telah terbukti berdistribusi normal diperoleh pendekatan Saintifik dalam peneitian
Fhit = 1,03 dan Fdaf = 1,83 pada taraf α = 5%. sebaiknya memaksimalkan media
pendukung pendekatan seperti lembar

8
Cicilia Adid Tianingsih, Aty Nurdiana, Fitriana Rahmawati

kerja atau lainnya agar pembelajaran lebih 3 Banda Aceh”. Jurnal Peluang.4,
aktif. (2), 56-61.
3. Guru sebaiknya dapat memanfaatkan
dengan baik komponen pendekatan
Saintifik untuk memaksimalkan
kemampuan ilmiah siswa.
4. Diharapkan siswa lebih termotivasi dalam
belajar dan aktif bekerja sama dalam
kelompok untuk mencapai kemampuan
pemecahan masalah
matematikadengandukunganpendekatanSa
intifik.

DAFTAR PUSTAKA
Ariani, S. Hartono, Y. dan Hiltrimartin,
C. (2017). “Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Pada Pembelajaran
Matematika Menggunakan
Strategi Abduktif-Deduktif Di SMA
Negeri Indralaya Utara”. Jurnal
Elemen. 3, (1), 25-34.

Daryanto. (2014). Pendekatan


Pembelajaran Saintifik Kurikulum
2013. Yogyakarta:Gava Media
Musfiqon, HM. dan Nurdyansyah.
(2015). Pendekatan Pembelajaran
Saintifik. Sidoarjo:Nizamia
Learning Center
Siswono, T. Y. E. (2018). Pembelajaran
Matematika Berbasis Pengajuan
dan Pemecahan Masalah Fokus
pada Berpikir Kritis dan Berpikir
Kreatif. Bandung:PT Remaja
Rosdakarya
Sudjana. (2005). Metoda Statistika.
Bandung: PT. TARSITO BANDUNG.

Sufairoh. (2016). “Pendekatan Saintifik


& Model Pembelajaran”. Jurnal
Pendidikan Profesional.5, (3), 116-
124.
Suhartati. (2016). “Penerapan
Pendekatan Saintifik Pada Materi
Relasi Dan Fungsi Di Kelas X MAN

Anda mungkin juga menyukai