Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika

STKIP PGRI Bandar Lampung


http://eskrispi.stkippgribl.ac.id/

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN


PEMECAHAN MASALAH MATEMAIKA SISWA KELAS VIII
SEMESTER GENAP SMP NEGERI 3 BANJAR BARU
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Thitra Padma Rani1, Joko Sutrisno AB2, Elvandri Yogi Pratama3


STKIP PGRI Bandar Lampung
1thitrapr@gmail.com, 2Joko_sutrisnoab@yahoo.com, 3elvandriyogipratama@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini mengkaji masalah yang berkaitan dengan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa yang belum maksimal. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui pengaruh model Discovery Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan populasi seluruh
siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar Baru tahun pelajaran 2020/2021. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak dua kelas yaitu kelas VIII A yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas
eksperimen dan kelas VIII C yang berjumlah 29 siswa sebagai kelas kontrol. Sampel
tersebut diambil menggunakan teknik Claster Rendom Sampling dengan prosedur undian.
Pengukuran variabel menggunakn tes yang berbentuk essay sebanyak lima butir soal yang
terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya, pengujian hipotesis menggunakan .
Dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan diperoleh nilai . Pada
tabel distribusi t dengan taraf signifikan 5% diketahui artinya yaitu
, sehingga dapat disimpulkan bahwa “ada pengaruh model Discovery Learning
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII semester genap
SMP Negeri 3 Banjar Baru tahun pelajaran 2020/2021.

Kata Kunci: Discovery Learning, Masalah MAtematika

Abstract: This study examines problems related to students' mathematical problem solving
abilities that have not been maximized. The purpose of this study is to determine the effect of
the Discovery Learning model on mathematical problem solving abilities. This study uses an
experimental method with a population of all eighth grade students of SMP Negeri 3 Banjar
Baru for the 2020/2021 academic year. The sample in this study consisted of two classes,
namely class VIII A, which consisted of 30 students as the experimental class and class VIII C,
which consisted of 29 students as the control class. The sample was taken using the Cluster
Rendom Sampling technique with a lottery procedure. The measurement of the variables used
a test in the form of an essay as many as five questions which were first tested for validity and
reliability, testing the hypothesis using . From the results of hypothesis testing using ,
the value of is obtained. In the t distribution table with a significant level of 5%, it
is known that means which is , so it can be concluded that
"there is an effect of the Discovery Learning model on the mathematical problem solving
ability of class VIII students in even semesters of SMP Negeri 3 New Banjars for the 2020/2021
school year.

Keywords: Discovery Learning, Mathematical Problems

1
Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 3 Banjar Baru Tahun
Pelajaran 2020/2021

PENDAHULUAN kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar Baru. Bukti


Harapan pendidikan belakangan ini rendahnya kemampuan pemecahan
mengarah pada revolusi industri 4.0 yang masalah matematika ini diperoleh dari
mengarah pada peningkatan mutu pada hasil prapenelitian yang dilakukan
setiap jenis dan jenjang pendidikan ditambah informasi dari guru mata
berorientasi pada pengembangan ilmu pelajaran matematika di kelas VIII yang
pengetahuan dan teknologi. Pendidika menunjukan bahwa masih dijumpai
merupakan suatu proses yang dapat beberapa permasalahan pembelajaran
mengubah cara berpikir seseorang untuk yang berkaitan dengan kemampuan
selalu melakukan perubahan dan pemecahan masalah siswa. Siswa masih
perbaikan dalam segala aspek kehidupan. kesulitan untuk menyelesaikan sosl-soal
Terutama pendidikan pada siswa yang memerlukan penalaran. Siswa masih
bertujuan untuk memberikan bekal untuk kesulitan untuk menyelesaikan soal-soal
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. yang memerlukan penelaran. Siswa lebih
Matematika merupakan salah satu menyukai soal-soal rutin yang sudah jelas
bidang studi yang menduduki peran penyelesaiannya. Akibatnya jika diberikan
penting dalam pendidikan, hal ini dapat soal-soal yang menantang sebagian besar
dilihat dari matematika sebagai bidang siswa kurang aktif,. Pembelajaran pada
studi yang dipelajari oleh semua siswa dari akhirnya belum mengaktifkan siswa
Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah seluruhnya. Siswa juga cenderung
Menengah Atas (SMA) dan bahkan juga tergantung dengan semua informasi yang
hingga perguruan tinggi. Dengan belajar diberikan oleh guru yang berakibat pada
matematika dapat memajukan pola pikir kurangnya kemandirian belajar,
manusia menjadi lebih baik. Pembelajaran pengembangan ide-ide, dan kemampuan
matematika diberikan untuk memberikan mandiri siswa. Tujuan pembelajaran
bekal kepada siswa dengan kemampuan matematika berupa kemampuan
berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan pemecahan masalah matematika pada
kreatif dari taraf yang sederhana hingga akhirnya belum tercapai.
taraf yang kompleks. Oleh sebab itu dalam Kurang maksimalnya kemampuan
pembelajaran matematika di sekolah pemecahan masalah matematika siswa
kemampuan pemecahan masalah terbukti dari gambaran hasil pretest yang
merupakan kopetensi yang sangat penting diberikan pada siswa kelas VIII. Hasil
untuk dikembangkan pada diri siswa. pretest menunjukan bahwa dari
Seperti yang diketahui bersama salah satu keseluruhan siswa kelas VIII yang
tujuan pembelajaran matematika pada diberikan tes yaitu berjumlah 93 siswa
kurikulum saat ini adalah agar siswa hanya 28% atau sekitar 26 siswa yang
memiliki kemampuan pemecahan masalah. mampu melewati KKM, sedangkan sisanya
Akan tetepi penerapannya belum maksima, 72% (67 siswa) belum mampu melewati
sehingga tingkat pemahaman dan batas KKM yang ditentukan. Batas KKM
kemampuan pemecahan masalah digunakan sebagai kriteria ketuntasan di
matematika siswa masih tergolong masih sekolah, standar ini juga yang digunakan
belum maksimal, sehingga membuat siswa mengingat kemampuan pemecahan
merasa kesulitan apabila dihadapkan pada masalah sebagai salah satu tujuan
soal-soal yang berupa soal terapan. pembelajaran metematika yang
Berdasarkan hasil prapenelitian yang ditentukan. Hasil ini tentunya
dilakukan di SMP Negeri 3 Banjar Baru, menggambarkan capaiaan tujuan
fakta yang ditemui justru berlawanan pembelajaran matematika di kelas VIII
dengan pentingnya kemampuan SMP Negeri 3 Banjar Baru belum sesuai
pemecahan masalah. Fakta dilapangan harapan dan perlu ditanggulangi.
menunjukan bahwa kemampuan Solusi untuk menaggulangi kurang
pemecahan masalah matematika siswa optimalnya kemampuan pemecahan
belum maksimal. Seperti yang terjadi di masalah matematika yang dihadapi,

2
Thitra Padma Rani, Joko Sutrisno AB, Elvandri Yogi Pratama

diperlukan suatu model pembelajaran yang matematika. Inilah yang menjadi alasan
dapat memberikan kepada siswa untuk untuk melakukan penelitian dengan model
berperan aktif dalam belajar serta dapat Discovery Learning, dengan judul
menemukan sendiri ide-ide atau gagasan “Pengaruh Model Discovery Learning
yang mereka adpatkan, sehingga mereka Terhadap Kemampuan Pemecahan
tidak hanya menghafal tetapi lebih kepada Masalah Matematika Siswa Kelas VIII
menemukan dan memahami konsep Semester Genap SMP Negeri 3 Banjar Baru
pembelajaran. Salah satu model yang Tahun Pelajaran 2020/2021”.
dirasa tepat adalah model Discovery
Learning. Model ini menekankan proses KAJIAN TEORI
yang tidak memberikan materi kepada Kemampuan pemecahan masalah
siswa secara langsung, melainkan siswa matematika
diharapkan menemukan sendiri meteri Sutrisno AB (2019: 1-2) menyatakan
yang dipelajari melalui aktifitas pemecahan aktivitas pemecahan masalah bagi manusia
masalah. Model Discovery Learning sebagai merupakan suatu aktivitas dasar. Oleh
suatu cara mengaktifkan serta karena itu, kemampuan pemecahan
mengembangkan kemampuan siswa masalah erlu mendapat perhatian dalam
melalui proses mental dan kegiatan pembelajaran matematika di sekolah.
penemuan. Discovery Learning mengubah Kemampuan pemecahan masalah dituntut
prinsip pembelajaran yang bersifat teacher dan dipertegas secara eksplisit dalam
dominated learning menuju student kurikulim 2013. Kemampuan tersebuat
dominated learning. Artinya model ini sebagai kemampuan dasar yang harus
mengaktifkan siswa dalam sebuah proses dapat dikembangkan dan diintegrasikan
bermakna (Victor, dkk dalam Arohman, pada sejumlah materi yang bersesuaiaan.
dkk, 2020). Lestari dan Yudanegara (2015: 84)
Model Discovery Learning mengunkapkan bahwa kemampuan
memfasilitasi peserta didik untuk pemecahan masalah (problem solving)
mengidentifikasi permasalahan yang adalah kemampuan menyelesaikan
diberikan, sehingga dapat merencanakan masalah rutin, non-rutin, rutin terapan,
dan memilih strategi untuk menyelesiakan rutin non-terapan, non rutin terapan, dan
masalah secara tepat serta melaksanakan masalah non-rutin non-terapan dalam
rencana tersebut sehingga peserta didik bidang matematika. Selanjutnya Tarmudi
dapat menyelesaikan masalah dan (Nurhasanah, dkk, 2018: 25) menyatakan
menafsirkan jawaban yang diperoleh untuk bahwa problem solving atau pemecahan
memecahkan masalah (Arili &Jazwinarti, masalah dalam matematika melibatkan
2018). Model Discovery Learning lebih metode dan cara penyelesaian yang tidak
menekankan pada sebab akibat yang standar dan tidak diketahui terlebih
mengajarkan keterampilan memcahkan dahulu, sehingga pemecahan masalah
masalah dan meminta siswa untuk merupakan suatu proses kegiatan yang
menganalisisnya, sehingga siswa lebih lebih mengutamakan prosedur-prosedur
mandiri dalam belajar dan tidak hanya yang harus ditempuh dan langkah-langkah
mengandalkan guru dalam mencari strategi yang harus ditempuh siswa dalam
informasi-informasi yang diperlukan menyelesaikan masalah, dan pada akhirnya
untuk menyelesaikan suatu permasalahan. siswa mengerti tujuan utama bukan hanya
Kegiatan pemecahan masalah yang menemukan jawaban dari sosl tetapi lebih
dilakukan diarahkan untuk membangun dari itu yaitu terhadap proses yang harus
konsep matematika siswa. Langkah- dijalankan.
langkah dalam penerapan model Discovery Berdasarkan beberapa pendapat di
Learning sangat cocok dalam mendukung atas, dapat disimpulkan bahwa
indikator pencapaian kemampuan kemampuan pemecahan masalah
pemecahan masalah matematika. matematika merupakan kemampuan
Berdasarkan uraian diatas, model menyelesaikan masalah rutin, non-rutin,
Discovery Learning mampu mempengaruhi rutin terapan, rutin non-terapan, non-rutin
kemampuan pemecahan masalah terapan, dan masalah non-rutin non-

3
Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 3 Banjar Baru Tahun
Pelajaran 2020/2021

terapan dalam bidang matematika dengan memeriksa kembali dari seluruh proses
tujuan memberikan peserta didik jawaban yang telah dilakukan, menuliskan
pengalaman dalam menggunakan kesimpulan atau jawaban berdasarkan
pengetahuan yang sudah dimiliki analisis data yang telah dilakukan.
sebelumnya untuk diterapkan pada proses
pemecahan masalah yang diberikan. Model Discovery Learning
Menurut Bruton (Hosnan, 2014: 3)
Indikator Pemecahan Masalah belajar merupakan suatu proses
Matematika perubahan tingkah laku pada diri individu
Polya (Arohman, dkk, 2020: 4) berkat adanya interaksi antara individu
mengungkapkan indicator kemampuan dengan individu dan individu dengan
pemecahan masalah matematika adalah lingkungannya, sehingga mereka dapat
(1) Memahami masalah, dalam hal ini berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
kegiatan yang dilakukan seperti Kata kunci pendapat Burton ini adalah
menganalisis masalah meliputi apa yang “interaksi” atau yang bermakna proses.
diketahui, apa yang ditanya, informasi yang Seseorang yang sedang belajar melakukan
diperlukan, serta menyetakan kembali soal kegiatan secara sadar untuk mencapai
dalam bentuk oprasional. (2) Membuat tujuan perubahan tertentu, maka orang
perencanaan untuk menyelesaikan tersebut dikatakan sedang belajar. Oleh
masalah yang meliputi kegiatan mencoba, sebab itu tujuan pembelajaran
mencari pola atau aturan, serta membuat dimaksudkan untuk membuat siswa
prosedur penyelesaiaan. (3) belajar dengan mengalami sendiri,
Menyelesaikan rencana penyelesaian yang sehingga pada akhirnya siswa akan
telah dibuat dengan melakukan prosedur memperoleh pengetahuan, pemahaman,
yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. pembentukan sikap dan keterampilan.
(4) Memeriksa kembali hasil penyelesaian, Menurut Suherman, dkk (Nurhasanah, dkk,
kegiatan yang dapat dilakukan dalam 2018: 23) model pembelajaran adalah
langkah ini adalah: a) Menganalisis dan sebagai pola interaksi siswa dengan guru
mengevaluasi apakah prosedur yang didalam kelas yang menyengkut strategi,
diterapkan dan hasil yang diperoleh benar, pendekatan, metode dan teknik
b) Apakah ada prosedur lain yang lebih pembelajaran yang diterapkan dalam
efektif , c) Apakah prosedur yang dibuat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di
dapat digunakan untuk menyelesaiakan kelas.
masalah yang sejenis, dan d) Apakah Dalam penelitian ini,
prosedur dapat di buat generalisasinya. mengeksperimenkan salah satu model
Menurut Sutrisno AB (2019: 25-26) pembelajaran yaitu Discovery Learning.
tahapan pemecahan masalah yaitu (1) Salah satu tokoh penting yang
Perumusan masalah, kegiatan pada tahap mempopulerkan Discovery Learning adalah
ini dimulai dengan memahami apa yang Jerome S Bruner. Bruner (Setiani &
ditanya. (2) Kegitan mengumpulkan dan Priansa, 2014: 213) menyatakan bahwa
menghimpun data/informasi, yang penerapan model Discovery mendorong
dibutuhkan/relevan dengan masalah yang peserta didik menemukan konsep melalui
akan diselesaikan. (3) kegiatan, pengalaman dan kegiatan praktis.
Analisis/perhitunagn, kegitan pada Model pembelajaran penemuan
tahapan ini yaitu melakukan dan analisis mendorong peserta didik untuk terlibat
menggunakan konsep, prinsisp, dn operasi aktif dalam proses pembelajaran, baik itu
matematika dalam mengumpulkan dan mengenai konsep-konsep maupun prinsip-
memadukan data-data, serta perhitungan prinsip. Model pembelajaran Discovery
dan analisis penyelesaian untuk Learning mendorong siswa untuk
memecahkan masalah yang telah melakukan pengajuan pertanyaan dan
dirumuskan. (4) Menarik kesimpulan, penarikan kesimpulan dari prinsip-prinsip
kegitan yang dilakukan dalam tahap ini umum. Menurut Arohman, dkk (2020: 3)

4
Thitra Padma Rani, Joko Sutrisno AB, Elvandri Yogi Pratama

model penemuan merupakan suatu cara mengerti dan memehami tujuan


untuk menyampaikan ide/gagasan lewat pembelajaran sesuai dengan
proses menemukan. Proses penemuan kemampuanya sendiri.
terjadi apabila siswa mampu terlibat dalam Roestiyah (Nurhasanah, dkk, 2018:
proses mental yang dimaksud yakni 26) juga mengemukakan kelebihan tentang
mengamati, memahami, menejelaskan, model Discovery Learning yaitu pertama
mengukur dan membuat kesimpulan model ini mampu membantu siswa untuk
dalam menemukan materi dan prinsip mengembangkan, memperbanyak kesiapan
guna melakukan prosedur penyelesaian serta penguasaan keterampilan dalam
masalah. proses kognitif atau pengenalan siswa.
Tahapan model Discovery Learning Kelebihan yang kedua adalah pengetahuan
menurut Depdiknas (Arohman, dkk, 2020: yang dimiliki siswa sangat pribadi sehingga
3) yang pertama stimulation pengetahuan yang didapat akan awat
(stimulasi/pemberian rangsangan). Pada dalam ingatan siswa. Kelebihan model
tahap ini, siswa diberikan suatu Discovery Learning yang ke tiga yaitu dapat
permasalahan yang dapat menimbulkan membangkitkan kegairahan belajar para
rasa ingin tahu dan keinginan untuk siswa. Kelebihan keempat model ini
menyelidiki sendiri. Kedua problem mampu memberikan kesempatan kepada
statemen (pernyataan/identifikasi siswa untuk berkembang dan maju sesuai
masalah) yang dilakukan dalam tahap ini dengan kemampuanya masing-masing.
yaitu mengidentifikasi masalah yang Kelebihan kelima yaitu mampu
diberikan kemudian merumuskan mengarahkan cara siswa belajar, sehingga
hipotesis umum berupa pernyataan. Ketiga siswa lebih giat dan termotivasi dalam
data collection (pengumpulan data) yang belajar. Kelebihan model ini yang keenam
dilakukan dengan mengumpulkan data adalah membantu siswa untuk
atau informasi sebanyak-banyaknya. memperkuat dalam menambah
Keempat data processing (pengolahan kepercayaan diri sendiri dengan proses
data) yang dilakukan dengan pengolahan penemuan sendiri, dan yang terakhir
data yang telah dikumpulkan. Kelima kegiatan dalam model ini berpusat pada
verification (pembuktian). Siswa dalam siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai
kelompok melakukan pembuktian secara teman belajar saja; memperbaiki bila
cermat untuk membuktikan benar atau diperlukan. Selain kelebihan, model ini
tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan juga memiliki kelemahan. Menurut Hosnan
sebelumnya dan dihubungkan dengan hasil (2014: 288) kekurangan model Discovery
pengolahan data, dan yang terakhir Learning yaitu: a) Menyita waktu yang
generalization (menarik kesimpulan), pada banyak, b) Tidak semua siswa mampu
tahap ini guru membimbing siswa menarik melakukan penemuan, dan c) Tidak
kesimpulan serta memberi konfirmasi berlaku untuk semua topik.
terhadap pernyataan siswa. Berdasarkan beberapa pendapat di
Kemendikbud (Arohman, dkk, 2020: atas, dapat disimpulkan bahwa model
3) berpendapat bahwa kelebihan Discovery Learning adalah suatu model
penerapan model Discovery Learning pembelajaran yang melibatkan kegiatan
adalah (1) Pengetahuan yang diperoleh konstruktivisme dan berbagai proses
melalui model ini sangat pribadi dan mental siswa untuk menemukan suatu
ampuh karena menguatkan pengertian, pengetahuan (konsep dan prinsip) dengan
ingatan, dan transfer. (2) Siswa dapat cara memadukan berbagai pengetahuan
berkembang sesuai dengan kemampuanya (konsep dan prinsip) yang dimiliki siswa.
sendiri. (3) Menumbuhkan motivasi belajar
pada diri seswa. (4) Penerapan model METODE PENELITIAN
Discovery Learning ini dapat membantu Penelitian menggunakan metode
siswa untuk memperkuat konsep dirinya eksperimen yaitu dengan menerapkan
dengan bekerja sama dengan orang lain. model Discovery Learning, kemudian
(5) Dapat mengaktifkan siswa dalam dianalisis bagaimana pengaruhnya
proses pembelajaran. (6) Siswa dapat terhadap kemampuan Pemecahan Masalah

5
Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 3 Banjar Baru Tahun
Pelajaran 2020/2021

Matematika siswa. Penelitian ini lebih tinggi dengan rata-rata kemampuan


menggunakan dua kelas sebagai sampel pemecahan masalah matematika yaitu
yang diambil dengan teknik Cluster 75,47, sedangkan siswa yang menerapkan
Random Sampling, kemudian diperoleh model konvensional lebih rendah dengan
kelas VIII A sebagai kelas eksperimen yang rata-rata kemampuan pemecahan masalah
menerapkan model Discovery Learning, dan matematika yaitu 61,31. Didukung juga
kelas VIII C sebagai kelas kontrol yang dengan hasil perhitungan statistik juga
menerapkan model konvensiaonal. yang didapat dengan melihat
Pengukuran variabel terikat berupa kriteria uji dengan taraf signifikan 5%
kemampuan pemecahan masalah didapat dimana dengan
matematika menggunakan tes dalam kriteria uji tidak terpenuhi
bentuk tes essay sebanyak lima butir soal
yang sudah melalui uji validitas dan sehingga ditolak, berarti diterima.
reliabilitas alat ukur yang menyatakan Jadi rata-rata kemampuan pemecahan
seluruh item tes valid dan reliabel. Dengan masalah matematika siswa yang
demikian instrumen tes ini dapat menerapkan model Discovery Learning
digunakan dan dipakai sebagai alat ukur lebih tinggi dari yang menerapkan model
penelitian untuk memperoleh data dalam Konvensional pada Kelas VIII Semester
pelaksanaan penelitian. Uji hipotesis Genap SMP Negeri 3 Banjar Baru Tahun
penelitian menggunakan uji t, karena telah Pelajaran 2020/2021.
memenuhi uji prasyarat analisis berupa Perbedaan rata-rata disebabkan
normalitas dan homogenitas varians. karena adanya perbedaan pelaksanaan
pembelajaran pada kedua kelas. Dimana
HASIL DAN PEMBAHASAN pada kelas eksperimen yang menggunakan
Hasil penelitian berupa data model Discovery Learning yang
mengenai kemampuan pemecahan menunjukan pembelajaran yang
masalah matematika diperoleh dari mengaitkan pengetahuan yang telah
masing-masing siswa baik dari kelas dimiliki siswa sebelumnya dengan
eksperimen yaitu kelas VIII A berjumlah 30 pengetahuan baru yang akan dipelajari
siswa maupun kelas kontrol yaitu kelas dengan bantuan Lembar Kerja Peserta
VIII C berjumlah 29 siswa menunjukkan Didik (LKPD). Tentu keadaan berlawanan
adanya perbedaan rata-rata kemampuan pada kelas kontrol yang mana
siswa. pembelajaran dilaksanakan secara
Konvensional terlaksana sebagaimana
biasanya, yang mana guru memberikan
pembelajaran menggunakan buku siswa
Model Model untuk selanjutnya didiskusikan terkait
Sebaran materi ajar. Guru juga menjelaskan materi
Discovery Konvensional
Data bangun ruang sisi datar dan memberikan
Learning
Minimal 50 40 latihan kepada siswa dalam setiap
Maksimal 100 100 pertemuan menggunakan buku siswa, hal
tersebut lebih mendominasi dibanding
Mean 75,47 61,31
diskusi mandiri siswa. Keadaan
Median 80 58
pembelajaran pada kelas kontrol
Modus 86 46
menjadikan siswa kelas VIII C terlihat
Standar
13,46 15,36 kurang aktif dalam proses pembelajaran.
Deviasi
Suasana didalam grup kelas menjadi
Jumlah kurang mengeksplorasi kemampuan siswa
30 29
Siswa secara keseluruhan terlebih saat
Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran daring seperti ini.
rata-rata kemampuan pemecahan masalah Komunikasi pembelajaran yang terbentuk
matematika siswa kelas eksperimen yang cenderung satu arah dan lebih
menerapkan model Discovery Learning mengandalkan guru dalam setiap aktivitas
6
Thitra Padma Rani, Joko Sutrisno AB, Elvandri Yogi Pratama

pemecahan masalah yang dilakukan penyelesaian masalah. Kegiatan pada


dikelas kontrol. Akibatnya siswa sulit model Discovery Learning ini dapat
untuk menyelesaikan masalah yang mengembangkan kemampuan pemecahan
ditemui pada pembelajaran. masalah matematika siswa. Hal ini sesuai
Penerapan model Discovery dengan yang dinyatakan oleh Refanji dan
Learning di kelas eksperimen dilakukan Musdi (2018: 12) bahwa tahapan dalam
dengan pemusatan pembelajaran model Discovery Learning dapat
matematika dan penekananan kepada memfasilitasi dan membimbing peserta
siswa untuk memecahan masalah melalui didik dalam mengembangkan kemampuan
teknik yang sistematik. Kebiasaan seperti pemecahan masalah matematis untuk
ini yang menjadikan kemampuan setiap indikator kemampuan pemecahan
pemecahan masalah matematika siswa masalah matematis. Arohman, dkk (2020:
kelas eksperimen menjadi lebih maksimal. 13) juga menyatakan model Discovery
Pada awal pembelajaran siswa diberi Learning mendorong siswa untuk berfikir
pertanyaan yang menimbulkan rasa ingin secara kelompok maupun individu,
tahu tentang materi bangun ruang sisi berperan aktif dalam pembelajaran dan
datar, sehingga membangkitkan minat dan dapat menemukan suatu pemahaman yang
rasa ingin tahu siswa terhadap materi kuat sehingga mampu memecahkan
tersebut. Selanjutnya, guru tidak masalah serta dapat menarik sebuah
menyajikan meteri pelajaran secara kesimpulan/solusi yang tepat dari suatu
keseluruhan kepada siswa melaikan siswa masalah berdasarkan pengetahuan yang
sendiri yang akan menemukan dan dipelajari, dengan demikian siswa lebih
memahami pengetahuan yang didapatkan terlatih lagi dalam memecahkan suatu
dengan belajar menggunakan LKPD. masalah ataupun menarik suatu
Dalam penyelesaian LKPD tersebut kesimpulan/solusi yang tepat melalui
terdapat permasalahan yang akan pengalaman yang dilaksanakan.
diselesaikan oleh siswa, hal ini Keunggulan model Discovery
dimaksudkan untuk menghubungkan Learning adalah siswa dapat berfikir
pengetahuan yang telah dimiliki siswa analitis dalam menemukan maupun
sebelumnya dengan materi bangun ruang menyelesaikan suatu masalah dan mencari
sisi datar yang dipelajari dengan cara kesimpulan dari pembelajaran yang
mengikuti petunjuk pengerjaan yang telah dilakukan untuk mengidentifikasi masalah
tersedia di dalam LKPD yang diberikan. dengan jelas serta menemukan solusi yang
Siswa kelas eksperimen sangat terbantu tepat. Pada kelas eksperimen tercipta
dengan pertanyaan-pertanyaan penuntun suasana belajar yang menyenangkan yang
yang diberikan guru melalui LKPD, menjadikan siswa termotivasi dalam
sehingga memunculkan ide-ide siswa belajar serta berpengaruh terhadap
untuk menjawab masalah secara mandiri kemampuan pemecahan masalah
dan menemukan konsep pembelajaran matematika siswa. Selain mampu
matematika melalui proses pemecahan memaksimalkan kemampuan pemecahan
masalah matematika. masalah matematika siswa model ini juga
Pengetahuan siswa yang diperoleh dapat meningkatkan keaktifan siswa
dengan cara menemukan sendiri melalui selama kegiatan belajar mengajar.
proses penyelesaian masalah yang Penelitian terdahulu memberikan
diberikan melatih siswa untuk menemukan hasil bahwa model Discovery Learning
prinsip secara mandiri. Selian itu siswa berpengaruh terhadap kemampuan
juga dilatih untuk berfikir lebih dalam pemecahan masalah matematika siswa
menyelesaikan permasalahan ataupun kelas VIII, seperti penelitian yang
menjawab soal. Hal ini dapat dilakukan oleh Arili dan Jazwinarti pada
mengembangkan cara berfikir siswa aktif tahun 2018, yang kedua penelitian yang
dalam mengidentifikasi masalah, dilakukan oleh Refanji dan Musdi pada
menganalisis masalah, merencanakan tahun 2019. Hal ini juga didukung
penyelesaian masalah, dan menemukan pendapat Sari, dkk (2017: 785) yang
solusi yang tepat dalam proses menyatakan bahwa model Discovery

7
Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 3 Banjar Baru Tahun
Pelajaran 2020/2021

Learning dalam setiap prosesnya Jurnal Penelitian Pendidikan


mengasah kemampuan pemecahan Matematika. 8, (1), 1-14.
masalah matematika siswa, mengingat
pada model ini diawali dengan kegiatan Helmiati. (2012). Model Pembelajaran.
stimulasi, kemudian identifikasi masalah, Yogyakarta: Aswajaya Pressindo.
pengumpulan data, pengolahan data,
verifikasi, hingga generalisasi yang Hosman. (2014). Pendekatan Saintifik dan
seluruhnya adalah kegiatan pemecahan Kontekstual dalam Pembelajaran
masalah. Dengan ini terlihat jelas bahwa Abad 21. Bogor: Penerbit Ghalia
model Discovery Learning mampu Indonesia.
mempengaruhi kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa. Penelitian Lestari, K. E., dan Yudhanegara, M. R.
terdahulu di atas menguatkan kesimpulan (2015). Penelitian Pendidikan
penelitian bahwa model Discovery Learning Matematika. Bandung: Refika
mampu mempengaruhi kemampuan Aditama.
pemecahan masalah matematika siswa. Nurhasanah, D. E., Kania, N., dan Sunindar,
A. (2018). Pengaruh Model
SIMPULAN Pembelejaran Discovery Learning
Hasil penelitian yang ada merujuk Untuk Mengingkatkan Kemampuan
pada kesimpulan berupa “rata-rata Pemecahan Masalah Pada Siswa SMP.
kemampuan pemecahan masalah Jurnal Datactucal Mathematics, FKIP
matematika siswa yang menerapkan model Universitas Majalengka. 1, (1), 21-32.
Discovery Learning lebih tinggi dari yang
menerapkan model Konvensional pada Refanji, A., dan Musdi, E. (2019). Pengaruh
Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 3 Penerapan Model Discovery Learning
Banjar Baru Tahun Pelajaran 2020/2021”. Terhadap Kemampuan Pemecahan
Perolehan rata-rata kemampuan Masalah Matematis Peserta Didik
pemecahan masalah matematika siswa Kelas VIII SMPN 1 Batang Anai. Jurnal
yang menerapkan model Discovery Edukasi dan Penelitian Matematika.
Learning yaitu 75,47, dan yang 8, (4), 7-12.
menerapkan model Konvensional yaitu
61,31. Jadi dapat dikatakan bahwa ada Rusman. (2018). Model-Model
pengaruh penerapan model Discovery Pembelajaran: Mengembangkan
Learning terhadap kemampuan pemecahan Profesionalisme Guru, Edisi 2.
masalah matematika siswa Kelas VIII Depok: Rajawali Pres.
Semester Genap SMP Negeri 3 Banjar Baru
Tahun Pelajaran 2020/2021. Sari, F.A., Noer, S. H., dan Caswita. (2017).
Pengaruh Discovery Learning
DAFTAR PUSTAKA Terhadap kemampuan Pemecahan
Arili, N. Z., dan Jazwinarti. (2018). Masalah Matematis Siswa. Jurnal
Pengaruh Model Discovery Learning Pendidikan Matematika Unila. 5, (7),
Terhadap Kemampuan Pemecahan 776-787.
Masalah Matematis Peserta Didik
Kelas VIII. Jurnal Edukasi dan Sutrisno AB, J. (2019). Kemampuan
Penelitian Matematika FMIPA UPN. Pemecahan Masalah Geometri.
7, (4), 88-95. Tanggerang: Penerbit Lembaga
Literasi Dayak.
Arohman, B., Anggo, M., dan Zamsir.
(2020). Pengaruh Model Discovery
Learning Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Kelas VII SMP Negeri 15 Kendari.

Anda mungkin juga menyukai