Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan model problem based
learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3
Palembayan berdasarkan tingkat Kemampuan Awal Matematis (KAM) siswa. Dimana siswa dibagi
menjadi 3 kategori yaitu KAM Tinggi, KAM Sedang dan KAM rendah. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pre-eksperimen, dengan rancangan penelitian
one shot case study. Subjek pada penelitian ini siswa kelas VII.3 yang dipilih secara secara acak.
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes akhir. Tes yang digunakan adalah
berbentuk essay. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deksriptif kualitatif.
Berdasarkan analisis data secara keseluruhan, model PBL dapat membuat kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa lebih baik. Terlebih lagi untuk siswa yang termasuk ke
dalam kategori KAM tinggi. Ini terlihat dari ukuran pemusatan dimana rata-rata untuk siswa pada
kategori sedang 52,86 dengan simpangan baku 11,31 sehingga disimpulkan bahwa model ini
dapat memberikan pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa.
Kata Kunci: Problem Based Learning, Kemampuan Pemecahan Masalah, KAM, Kemampuan Awal
Matematis.
laporan, model dan berbagi tugas matematika. Dari hal tersebut, melalui
dengan teman. pemecahan masalah, siswa akan terbiasa
e. Fase 5 (Menganalisa dan dan mempunyai kemampuan dasar yang
mengevaluasi proses pemecahan
lebih bermakna dalam berpikir, dan dapat
masalah). Mengevaluasi hasil belajar
tentang materi telah membuat strategi-strategi penyelesaian
dipelajari/meminta kelompok untuk masalah-masalah selanjutnya.
presentasi hasil karya. Menurut Jones (Budiyono, 2005) dalam
Sebuah masalah timbul ketika terdapat (Sumartini, 1981) terdapat beberapa
“Situasi dimana seseorang mencoba alasan perlunya kemampuan pemecahan
mencapai beberapa tujuan dan harus masalah yaitu memberi kelancaran siswa
menemukan cara untuk sampai di sana” dalam membangun suatu konsep dan
(Chi & Glaser, 1985). Pemecahan masalah berfikir matematis serta untuk memiliki
mengacu pada usaha orang-orang untuk pemahaman masalah yang kuat.
mencapai tujuan karena mereka tidak Polya (Amir, 2015) mengemukakan
memiliki solusi otomatis. Masalah memiliki langkah-langkah pemecahan masalah,
tujuan yaitu apa yang coba didapatkan si yaitu:
pemecah masalah untuk pencapaian 1) Memahami masalah.
tujuan. Kegiatan dapat yang dilakukan pada
Pemecahan masalah merupakan suatu langkah ini adalah apa (data) yang
proses untuk mengatasi kesulitan- diketahui, apa yang tidak diketahui
kesulitan yang dihadapi untuk mencapai (ditanyakan), apakah informasi cukup,
tujuan yang diharapkan. Dalam kondisi (syarat) apa yang harus dipenuhi,
matematika, kemampuan pemecahan menyatakan kembali masalah asli dalam
masalah harus dimiliki oleh siswa untuk bentuk yang lebih operasional (dapat
menyelesaikan soal-soal berbasis masalah. dipecahkan).
Dalam (Sundayana, 2016) Pentingnya 2) Merencanakan pemecahannya.
kemampuan pemecahan masalah Kegiatan yang dapat dilakukan pada
dikemukakan oleh Branca (Krulik dan Rays, langkah ini adalah: mencoba mencari atau
1980), yaitu: (1) kemampuan pemecahan mengingat masalah yang pernah
masalah merupakan tujuan umum diselesaikan yang memiliki kemiripan
pengajaran matematika, bahkan sebagai dengan masalah yang akan dipecahkan,
jantungnya matematika, (2) pemecahan mencari pola atau aturan, menyusun
masalah dapat meliputi metode, prosedur prosedur penyelesaian.
dan strategi atau cara yang digunakan 3) Menyelesaikan masalah sesuai
merupakan proses inti dan utama dalam rencana.
kurikulum matematika, dan (3) Kegiatan yang dapat dilakukan pada
pemecahan masalah merupakan langkah ini adalah: menjalankan prosedur
kemampuan dasar dalam belajar yang telah dibuat pada langkah
334 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
Volume 8, Nomor 2, Mei 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Putri, Suryani, & Jufri e-ISSN: 2527-8827
rendah hanya sedikit memahami soal dan masalah. Akan tetapi KAM rendah masih
tidak menemukan apa yang ditanya pada kurang lengkap tahap perencanaannya
soal. Jadi KAM rendah masih ketinggalan (lihat gambar 8).
dari KAM tinggi dan sedang. Berdasarkan gambar 8, siswa KAM
b. Merencanakan Masalah rendah mampu membuat rencana atau
Tahapan merencanakan masalah siswa dugaan untuk menyelesaikan masalah
merasa ragu dan kesulitan pada awalnya. meskipun kurang lengkap.
Akan tetapi pada saat tes akhir siswa KAM c. Menyelesaikan Masalah
tinggi dan sedang mampu membuat Tahapan menyelesaikan masalah siswa
rencana atau dugaan dengan benar. Siswa dengan mudah melakukan karena rencana
KAM rendah melakukan 1 rencana dengan atau dugaan telah dibuat dengan benar.
benar tetapi tidak ada lain yang akan Jadi siswa mengikuti prosedur yang ada.
diselesaikan. Siswa KAM tinggi dan sedang telah mampu
Berdasarkan gambar 6, siswa KAM melakukan tahapan ini dengan benar.
tinggi telah mampu membuat rencana Siswa KAM rendah melakukan 1
untuk menyelesaikan permasalahan penyelesaian dengan benar tetapi tidak
dengan benar. Begitupun dengan KAM lengkap atau belum selesai dengan
sedang telah mampu memahami soal. tahapan berikutnya (lihat gambar 9).
Berdasarkan gambar 7, siswa KAM Berdasarkan gambar 9, siswa KAM
sedang telah mampu membuat rencana tinggi telah mampu menyelesaikan
atau dugaan untuk menyelesaikan masalah dengan benar dan tepat sesuai
dengan prosedur yang ada. Begitupun
KAM sedang telah mampu melakukan
http://dx.doi.org/10.31980/mosharaf
a.v4i1.239.g244