Anda di halaman 1dari 9

Octaviani, Nuryani, Robandi, Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan...

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING


(PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR
Ana Octaviana, Pupun Nuryani1, Babang Robandi2
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Departemen Pedagogik
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
e-mail: anaoctav95@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika
siswa kelas III sekolah dasar dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL). Partisipan
dalam penelitian ini adalah siswa kelas IIIA di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Kota Bandung
Tahun Ajaran 20017/2018 dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan rencana dan pelaksanaan pembelajaran serta mendeskripsikan peningkatan
hasil belajar matematika melalui penerapan model Problem Based Learning (PBL). Rendahnya
hasil belajar matematika kelas III F disalah satu Sekolah Dasar Negeri di Kota Bandung menjadi
urgensi dilakukannya sebuah tindakan sekaligus menjadi alasan penelitian ini dilakukan. Jenis
penelitian yang digunakan ialah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua
siklus, dengan 4 tahapan dimasing-masing siklusnya, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan refleksi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah adanya peningkatan hasil belajar matematika
setelah diterapkannya model Problem Based Learning (PBL). Presentase tuntasnya hasil belajar
yang diperoleh siswa sebelum dilakukannya penelitian ini ialah sebesar 33%, kemudian
meningkat pada siklus I menjadi 72% dan meningkat kembali menjadi 86% di siklus II.
Peningkatan hasil belajar matematika ini diperoleh peneliti melalui perolehan nilai soal evaluasi
dan lembar kerja siswa yang dikerjakan oleh siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas III sekolah dasar.
Kata Kunci: Model Problem Based Learning, Hasil Belajar, Mata Pelajaran Matematika
Abstract: This reasearch purpose to increase the learning outcomes of mathematics subject
class Elementary School by implementation of Problem Based Learning (PBL). Participants of
this research is class Elementary School in one of the Elementary School in Bandung city on
academic year 2017/2018 with total of students as many as 36 people. The purpose of this research
is to describe planning and implementation of Problem Based Learning (PBL) and describe the
improvement of mathematics learning outcomes by implementation of Problem Based Learning.
The low learning outcomes of mathematics subject F class Elementary School in one of
Elementary School in Bandung city becomes urgency to do an action as well as the reason of
implemented this research. The type of this research is classroom action research in two cycles,
with 4 step. The steps is, planning, implementation, observation and reflection. Based on this
research has been found that there is an increase in learning outcomes of mathematics subject
after implementation of Problem Based Learning (PBL). The completion learning outcomes of
mathematics subject before implementation of this research is 33% increased to 72% on first cycle
and increased again to 86%. The increase learning outcomes of mathematics subject is obtained by
reasercher by evaluation and worksheets of students. Based on this research, researcher conclude
that implementation of Problem Based Learning (PBL) can increase the elearning outcomes of
mathematics subject class Elementary School.
Keyword: Problem Based Learning, Learning Outcomes, Mathematics Subject
1
pupunnuryani@upi.edu
2
robandib@gmail.com

12
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. III No. III, Desember 2018, hlm. 12-20

PENDAHULUAN inilah yang membuat mata pelajaran


Keberhasilan sebuah pembelajaran matematika umumnya disajikan dalam
dapat dilihat dari hasil belajar peserta bentuk formal dan abstrak, yang sejatinya
didik. Dengan kata lain, hasil belajar sulit dipahami peserta didik khususnya di
adalah salah satu tolak ukur keefektifan sekolah dasar.
pembelajaran. Slameto (2010, hlm. 2) Matematika adalah salah satu mata
mengemukakan bahwa hasil belajar pelajaran yang dipelajari pada tingkat
adalah kemampuan-kemampuan yang pendidikan sekolah dasar sampai sekolah
dimiliki seseorang setelah menerima menengah atas bahkan sampai tingkat
pengalaman belajar. Pengertian yang perguruan tinggi. Hal ini merupakan ciri
dikemukakan Slameto tersebut sejalan bahwa Matematika adalah ilmu universal
dengan pengertian hasil belajar yang yang dapat digunakan dalam segala
dikemukakan Jenkins dan Unwin (2008, bidang. Pentingnya mata pelajaran
hlm 150). Mereka menyatakan bahwa matematika seharusnya menjadi
hasil belajar adalah produk yang pertimbangan guru dan sekolah untuk
menunjukkan tentang apa yang mungkin merancang pembelajaran yang terbaik
dikerjakan peserta didik sebagai hasil agar siswa dapat memahami konsep
kegiatan belajarnya. Dari beberapa kedua materi yang menjadi bagian dari mata
definisi ahli tersebut, dapat disimpulkan pelajaran matematika itu sendiri.
bahwa pengertian hasil belajar adalah Matematika juga adalah ilmu
sesuatu yang dicapai peserta didik setelah universal yang mendasari perkembangan
proses pembelajaran berlangsung. Hasil teknologi. Bayu Iskandar (2013, hlm 11)
belajar tersebut diperoleh atau diukur juga mengatakan bahwa matematika
berdasarkan penilaian guru dan penilaian merupakan ilmu yang mengembangkan
hasil tes yang telah dinyatakan kedalam kemampuan pemecahan masalah yang
bentuk nilai. berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Hasil belajar yang diperoleh peserta Pemecahan masalah ini tentu melibatkan
didik pada dasarnya merupakan hail keterampilan proses siswa baik dalam
interaksi antar bebagai hal yang menjadi berpikir maupun merealisasikan
factor hasil belajar itu sendiri. Oleh pemahamannya. Dengan adanya proses
karenanya factor yang dapat yang siswa alami, maka siswa akan
mempengaruhi hasil belajar soswa mengembangkan kemampuan pemecahan
penting sekali artinya untuk membantu masalah yang berkaitan dengan konsep
siswa mencapai hasil belajar yang matematika yang ia pelajari.
maksimal sesuai dengan kemampuan Berdasarkan pengamatan/observasil
yang mereka miliki. Adapun faktor hasil yang telah dilakukan peneliti di tanggal
belajar yang dimaksud adalah faktor 19 Februari sampai dengan 2 Maret di
internal dan faktor eksternal dimana kelas III pada salah satu sekolah dasar di
faktor internal mencakup faktor Kota Bandung, peneliti menemukan
lingkungan dan instrumental sedaangkan beberapa fakta tentang kendala
faktor internal mencakup faktor fisiologis pembelajaran yang ada di kelas tersebut.
dan psikologis. Kendala yang paling menonjol ialah saat
Mata pelajaran Matematika adalah guru menyajikan konten pembelajaran
salah satu mata pelajaran yang dianggap matematika tentang penyajian data dalam
sulit, bukan hanya oleh peserta didik bentuk gambar (grafik gambar) secara
tetapi juga oleh guru, karena seringkali formal dan abstrak di depan kelas,
guru sulit untuk merancang pembelajaran dimana siswa hanya menyimak apa yang
matematika yang melibatkan peserta guru jelaskan. Pada saat itu, peneliti
didik secara langsung. Kesulitan guru dimintai bantuan oleh guru tersebut untuk

13
Octaviani, Nuryani, Robandi, Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan...

membantu membimbing peserta didik berpikir siswa karena adanya identifikasi


dalam mengerjakan soal yang ada pada masalah dan pemanfaatan pengetahuan
buku pelajaran matematika. Yang yang dimiliki siswa untuk memecahkan
menjadi perhatian peneliti ialah cara masalah tersebut. Model Problem Based
peserta didik menjawab soal begitu persis Learning (PBL) ini juga merupakan
seperti yang dijelaskan oleh guru, seperti kurikulum sekaligus proses (Miftahul:
contoh, guru telah menjelaskan bahwa 2014, hlm 76). Kurikulum yang
satu gambar buku mewakili jumlah data 5 dimaksud adalah masalah yang dirancang
dan 1 pensil mewakili jumlah data 1. untuk dijadikan bahan pembelajaran dan
Kemudian guru mencontohkan kemampuan siswa dalam pemecahan
bagaimana cara menyajikan jumlah data masalah tersebut. Sedangkan proses yang
10 dengan gambar, yaitu dengan 1 dimaksud adalah pemanfaatan disiplin
gambar buku dan 5 gambar pensil. ilmu yang menjadi pertimbangan dalam
Contoh tersebut menjadi pedoman siswa memecahkan masalah tersebut
dalam menjawab pertanyaan yang ada Pada dasarnya tujuan model
pada buku. Salah satu siswa diminta guru Problem Based Learning (PBL) adalah
untuk maju ke depan kelas dan memberi kesempatan kepada peserta
menuliskan jawabannya. Guru didik untuk memilih alternative
mengklarifikasi jawaban siswa tersebut pemecahan masalah sesuai dengan
dan menginformasikan kepada siswa pilihan yang sudah mereka
lainnya bahwa jawaban yang ditulis oleh pertimbangkan menurut informasi/
siswa tersebut adalah benar. Klarifikasi pengetahuan yang telah mereka peroleh.
tersebut membuat siswa lainnya tidak Hal ini menunjuk kepada hakikat model
memikirkan alternatif jawaban, tetapi Problem Based Learning (PBL) yang
langsung menulis jawaban siswa yang memungkinkan berbagai macam cara
sudah diklarifikasi tersebut. Hal ini yang untuk memecahkan masalah.
membuat siswa beranggapan bahwa Sintak atau langkah pembelajaran
pemecahan soal matematika hanya dapat yang ada pada model Problem Based
dilakukan dengan satu cara tanpa ada Learning (PBL) ialah sebanyak 5 langkah
alternatif cara yang lain. yang secara singkat adalah orientasi
Salah satu model pembelajaran yang masalah, organisasi, pembimbingan,
menunjang siswa untuk terlibat secara pengembangan, dan evaluasi. Secara
aktif dalam pembelajaran sekaligus lengkapnya, sintak model Problem Based
mengembangkan keterampilan Learning (PBL) menurut Nursalam
pemecahan masalah ialah model Problem (2013, hlm. 13) ialah sebagai berikut.
Based Learning (PBL). Margetson (2011, 1) Orientasi terhadap masalah
hlm. 98) mengemukakan bahwa Pada tahap ini, guru menjelaskan
kurikulum pembelajaran berbasis tujuan pembelajaran, menjelaskan logistic
masalah merupakan inovasi dalam yang diperlukan, pengajuan masalah,
pendidikan yang membantu peserta didik memootivasi siswa terlibat dalam
untuk meningkatkan perkembangan aktivitas pemecahan masalah yang sudah
keterampilan belajar sepanjang hayat ditentukan dan menjelaskan permasalaha
dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, secara detail.
kritis dan belajar aktif. Problem Based 2) Mengorganisasikan siswa untuk
Learning (PBL) memfasilitasi belajar
keberhasilan siswa dalam memecahkan Pada tahap ini guru membantu siswa
masalah dari berbagai sudut pandang dan untuk mendefinisikan dan
tidak menuntut kepada satu solusi saja. mengorganisasikan tugas belajar yang
Model ini menuntut keterbukaan cara berhubungan dengan masalah yang sudah

14
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. III No. III, Desember 2018, hlm. 12-20

ditentukan. Pada tahap ini juga guru perlu karena sifat dari model ini bukan hanya
mempersiapkan siswa untuk menjalan bicara tentang pemindahan konsep dari
perannya sebagai pemecah masalah guru kepada siswa, tetapi bagaimana
dengan cara bekerja sama. siswa menemukan konsep pemecahan
3) Membimbing penyelidikan masalahnya itu sendiri. Kebermaknaan
Pada tahap ini, guru mendorong siswa pembelajaran itu sendiri bergantung
untuk mengumpulkan informas yang kepada aktivitas apa yang siswa lakukan
sesuai, melaksanakan eksperimen dalam selama pembelajaran. Jika pembelajaran
rangka memecahkan masalah. Guru juga mentikberatkan kepada aktivitas siswa
membatu siswa untuk mengeksplor dan untuk mendengarkan apa yang guru
mendistribusikan informasi antar anggota jelaskan di depan kelas, maka
kelompok supaya mereka menemukan kebermaknaan pembelajaran tidak akan
solusi atas permasalahan yang sudah tercipta. Tetapi jika aktivitas siswa
ditentukan. Dalam hal ini peserta didik selama pembelajaran berlangsung adalah
dituntut untuk bekerjasama dalam diskusi turut aktif mencoba dan mengeksplor
kelompok supaya menghasilkan solusi pengetahuannya, maka kebermaknaan
yang terbaik untuk memecahkan masalah pembelajaran akan tercipta. Aktivitas
tersebut. yang memberikan kesempatan kepada
4) Mengembangkan dan menyajikan siswa untuk turut aktif mencoba dan
hasil karya mengeksplor pengetahuannya ada pada
Guru pada tahapan ini membantu model Problem Based Learning. Hal ini
siswa dalam merencanakan dan akan berdampak baik terhadap hasil
menyiapkan hasil karya kelompoknya belajar yang diperoleh siswa. Karena
yang dapat dituangkan melalui laporan, dengan siswa terlibat aktif secara
video ataupun hasil karya lainnya. Guru langsung dalam pembelajaran,
juga menginstruksikan setiap kelompok kemungkinan ia memahami konten
untuk berbagi tugas ketika mereka pembelajaran semakin besar sehingga
mengembangkan dan menyajikan hasil hasil belajar yang dapat diperoleh melalui
karya sebagai bentuk kerjasama yang tes evaluasi atau lembar kerja pun akan
baik. baik.
5) Menganalisa dan mengevaluasi proses Penelitian ini dilakukan untuk
pemecahan masalah menindaklanjuti rendahnya hasil belajar
Pada akhir tahapan model Problem matematika yang diperoleh siswa dengan
Based Learning siswa diminta melakukan model pembelajaran yang konvensional.
refleksi atau evaluasi terhadap Dengan adanya model Problem Based
penyelidikan yang sudah mereka lakukan Learning (PBL) memberi kesempatan
dan solusi yang sudah mereka pilih. Pada kepada siswa untuk secara aktif
tahap ini siswa dituntut untuk memiliki mengeksplor dan mengkonstruk
kemampuan berpikir yang terbuka pengetahuan sehingga konten yang
tentang bagaimana cara pemecahan dipelajari dapat dipahami siswa dengan
masalah yang sudah dilakukan oleh baik dan berdampak baik terhadap hasil
kelompok lainnya. belajarnya.
Model Problem Based Learning
(PBL) ini merupakan model yang METODE
menghadapkan siswa kepada masalah Penelitian tindakan kelas (PTK) dapat
yang autentik dan bermakna. Salah satu diartikan sebagai proses pengkajian
kelebihan model ini adalah memberi masalah pembelajaran di dalam kelas
semangat kepada siswa untuk melalui refleksi diri dalam upaya untuk
beriniisiatif, aktif, kritis dan kreatif memecahkan masalah tersebut dengan

15
Octaviani, Nuryani, Robandi, Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan...

cara melakukan berbagai tindakan yang secara kuantitatif ialah perolehan hasil
terencana dalam situasi nyata serta belajar dan persentasi ketuntasan hasil
menganalisis setiap pengaruh dari belajar.
perlakukan tersebut. (Wina Sanjaya,
2009:26). Penelitian Tindakan Kelas HASIL DAN PEMBAHASAN
juga dapat diartikan sebagai rangkaian Berikut adalah hasil dan pembahasan
tindakan riset yang dilakukan secara dari penerapan model Problem Based
terencana. Penelitian tindakan kelas ini Learning (PBL) untuk meningkatkan
akan dilakukan secara kolaboratif, yaitu hasil belajar matematika siswa kelas III
penelitian dengan melakukan kolaborasi Sekolah Dasar.
kerjasama antara guru dan peneliti. Bayu Iskandar (2013, hlm 11) juga
Prosedur penelitian dilakukan mengatakan bahwa matematika
dalam beberapa tahap sesuai dengan merupakan ilmu yang mengembangkan
tahapan pada model spiral menurut kemampuan pemecahan masalah yang
Kemmis dan Mc. Taggart, yaitu: 1) berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Perencanaan Tindakan (Planning); 2) Pemecahan masalah ini tentu melibatkan
Pelaksanaan Tindakan (Acting); 3) keterampilan proses siswa baik dalam
Observasi (Observasing); dan 4) Refleksi berpikir maupun merealisasikan
(Reflecting) (Ridwan dan Sudiran, pemahamannya. Dengan adanya proses
2017:25). yang siswa alami, maka siswa akan
Partisipan pada penelitian ini mengembangkan kemampuan pemecahan
adalah siswa sekolah dasar kelas III F masalah yang berkaitan dengan konsep
semester genap tahun ajaran 2017/2018 matematika yang ia pelajari.
dengan jumlah siswa sebanyak 36 siswa Model Problem Based Learning
yang terdiri dari 19 orang siswa laki-laki (PBL) memiliki 5 sintak/tahap, yaitu
dan 17 orang siswa perempuan. mengorientasikan masalah,
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini mengorganisasi siswa untuk belajar,
dilaksanakan di salah satu sekolah dasar membimbing penyelidikan,
di daerah Kecamatan Sumur, Kota mengembangkan dan menyajikan hasil
Bandung, Jawa Barat. Variabel yang karya dan menganalisis dan mengevaluasi
diteliti ialah mengenai hasil belajar siswa. proses pemecahan masalah (Rusman,
Instrumen yang digunakan adalah 2016:56). Berikut ini peneliti uraikan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran temuan penelitian yang telah
(RPP), lembar observasi, lembar evaluasi dilaksanakan, dimulai dari siklus I yang
dan lembar kerja siswa, serta catatan meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
lapangan yang ditulis langsung oleh peningkatan hasil belajar matematika.
peneliti selama penelitian atau selama Pada perencanaan, terdapat beberapa
berlangsungnya pembelajaran. perbaikan berdasarkan hasil diskusi
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bersama dosen pembimbing dan wali
adalah penelitian kualitatif yang dapat kelas. Adapun perbaikan yang dilakukan
dianalisis secara kuantitatif. Menurut adalah rincian penilaian yang perlu
Sugiyono (2010, hlm. 91) Analisis data disesuaikan dengan indikator. Pada tahap
dalam penelitian kualitatif, dilakukan pelaksanaan peneliitian dapat peneliti
pada saat pengumpulan data berlangsung, uraikan dalam poin sebagai berikut,
dan setelah selesai pengumpulan data sesuai dengan sintak model Problem
dalam periode tertentu. Model analisis Based Learning (PBL).
yang digunakan dalam analisis data 1. Orientasi Masalah
kualitatif adalah model Miles dan Orientasi masalah adalah tahapan
Huberman. Adapun data yang dianalisis dimana guru menyajikan konsep

16
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. III No. III, Desember 2018, hlm. 12-20

permasalahan yang menjadi start awal Siswa berdiskusi Penyelidikan


pembelakaran. Tahapan orientasi bersama kelompok terlaksana
masalah dilaksanakan dengan baik oleh untuk memecahkan dengan suasana
peneliti dengan temuan sebagai berikut. masalah yang yang kurang
Tabel 1. Refleksi Tahap Orientasi disajikan kondusif
Masalah
4. Tahap Mengembangkan dan
Langkah Menyajikan Hasil Karya
Temuan
Pembelajaran Pada tahap mengembangkan dan
menyajikan hasil karya dapat dilihat
Menampilkan Banyak siswa
terdapat beberapa temuan yang terjadi
sebuah data dan yang tidak
ketika proses pembelajaran yaitu dapat
meminta siswa paham masalah
dilihat pada tabel di bawah ini.
untuk yang disajikan
Tabel 4. Refleksi Tahap
menyajikannya
Mengembangkan dan Menyajikan
dalam bentuk
Hasil Karya
grafik gambar
2. Tahap Mengorganisasi Siswa untuk Langkah
Belajar Temuan
Pembelajaran
Pada tahap mengorganisasi siswa
untuk belajar dapat dilihat terdapat Setiap kelompok Penyajian hasil
beberapa temuan yang terjadi ketika belajar karya oleh
proses pembelajaran yaitu dapat dilihat melakukan kelompok tidak
pada tabel di bawah ini. kegiatan efektif dan
Tabel 2. Refleksi Tahap Mengorganiasi presentase dan pengembangan hasil
Siswa untuk Belajar mempersilakan karya tidak
kelompok maksimal
Langkah lainnya untuk
Temuan
Pembelajaran mengomentari
dan memberi
Mengelompokkan Siswa keberatan
masukan terkait
siswa dan berkumpul dengan
karya yang
memberikan LKS kelompoknya
dipresentasikan
serta menjelaskan karena tidak mau
cara satu kelompok
pengerjaannya dengan temannya 5. Tahap Menganalisis dan
yang dianggap sulit Mengevaluasi Proses Pemecahan
diajak bekerjasama Masalah
Berikut adalah temuan pada tahap
3. Tahap Membimbing Penyelidikan
menganalisis dan mengevaluasi proses
Pada tahap membimbing penyelidikan
pemecahan masalah pada siklus I
dapat dilihat terdapat satu temuan yang
Tabel 5. Refleksi Tahap Menganalisis
terjadi ketika proses pembelajaran yaitu
dan Mengevaluasi Proses Pemecahan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Masalah
Tabel 3. Refleksi Tahap Membimbing
Penyelidikan Langkah
Temuan
Langkah Pembelajaran
Temuan
Pembelajaran

17
Octaviani, Nuryani, Robandi, Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan...

Bersama dengan Guru terlalu melakukan pengkondisian kelas dengan


guru, siswa mendominasi untuk sangat baik.
merefleksi menganalisis dan b. Proses Pembelajaran
proses mengevaluasi Suyono dan Hariyanto (2013, hlm.
oemecahan pemecahan masalah 235) mengatakan bahwa tidak dapat
masalah yang dielakkan bahwa dalam situasi
sudah dilakukan pembelajaran guru akan menghadapi
bersama dengan berbagai keragaman sehingga
kelompok pembelajaran dapat disiasati dengan
Temuan yang ditemukan pada hasil penerapan pembelajaran kelompok kecil.
belajar matematika adalah ialah sebagai Sesuai dengan pendapat Suyono dan
berikut. Berdasarkan pelaksanaan siklus I Hariyanto, sebaiknya pengelompokkan
terdapat peningkatan pada hasil hasil dilakukan dalam jumlah yang kecil
belajar matematika siswa kelas IIIF. supaya pengontrolan pun dapat
Peningkatan pada siklus I dilihat dari dilaksanakan dengan mudah. Selain itu,
hasil ketuntasan belajar matematika penerapan reward membutuhkan
melalui pengolahan nilai soal evaluasi penekanan berulang supaya siswa
dan lembar kerja siswa, yang menjadi mematuhi kesepakatan yang sudah
72% dari 33% perolehan hasil ketuntasan disepakati bersama. Alifus Sabri (2015,
belajar siswa kelas III F sebelum hlm. 60) mengatakan bahwa sebagai
dilakukannya penelitian. Namun salah satu alat pendidikan, reward
peningkatan ini dinilai masih kurang membutuhkan penguatan supaya siswa
maksimal. Peningkatan ini merupakan dapat menunjukkan prestasi atau
dampak dari proses pelaksanaan yang perubahan perilaku sesuai dengan
kurang maksimal pula. kesepakatan yang telah ditentukan.
Temuan-temuan inilah yang harus c. Memberikan penjelasan yang jelas dan
mengalami proses refleksi agar dapat tidak terburu-buru supaya siswa dapat
diperbaiki disiklus selanjutnya. Adapun memahaminya dengan mudah
perbaikan yang harus diperbaiki di siklus d. Pemberian Ice Breaking
II adalah sebagai berikut: Pemberikan ice breaking ketika dirasa
1. Perencanaan Pelaksanaan perlu ketika antusias belajar siswa mulai
Pembelajaran menurun dan perhatian siswa mulai
Perencanaan pada siklus I diperbaiki terbagi dan tidak fokus pada
sesuai hasil bimbingan dan diskusi pembelajaran. Seperti menurut Alarifin
bersama wali kelas dan dosen (2015, hlm 33) mengatakan ice breaking
pembimbing untuk diterapkan pada adalah kegiatan yang dilakukan di awal
pembuatan perencanaan pelaksanaan atau tengah-tengah kegiatan belajar
siklus II, seperti dilakukannya penelitian mengajar untuk mencairkan suasana,
secara lebih terperinci terutama ketika membangun kesiapan belajar, atau
siswa mengerjakan LKS, dan memacu motivasi siswa.
perencanaan pengelompokkan dengan 3. Hasil Belajar Matematika Siswa
jumlah siswa yang ideal. Suppaya hasil belajar matematika
2. Pelaksanaan Pembelajaran meningkat, guru terlebih dahulu harus
a. Pengkondisian Kelas memperbaiki perencanaan pelaksanaan
Pengkondisian kelas sangat diperlukan pembelajaran dan proses pelaksanaan
agar siswa dapat mengikuti setiap pembelajaran berdasarkan hasil dari
tahapan dengan baik dan tujuan dari refleksi pada siklus I, karena ketika
setiap tahapan dapat tercapai. Guru harus perencanaan dan proses pelaksanaan
mampu menguasai kelasnya dan dilakukan dengan baik maka akan

18
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. III No. III, Desember 2018, hlm. 12-20

menghasilkan peningkatan hasil belajar terlaksana dengan baik. Namun guru


matematika yang maksimal. terlalu mendominasi untuk menganalisis
Perbaikan-perbaikan yang dilakukan dan mengevaluasi. Hal ini dikarenakan
di siklus II yang merupakan hasil refleksi oleh banyaknya siswa yang enggan
dari temuan siklus I, proses pelaksanaan menyampaikan pendapatnya terkait hasil
siklus II pun menjadi lebih baik, analisis dan evaluasi proses yang sudah
meskipun begitu masih terdapat beberapa mereka lakukan sehingga guru
temuan pada pelaksanaan pembelajaran. mendominasi pada tahap ini.
Temuan yang terdapat pada tahap Pembelajaran pada siklus I peneliti
orientasi masalah, yaitu beberapa siswa membuat RPP menggunakan tema 8
yang tidak paham masalah yang Praja Muda Karana, subtema 3 tentang
disajikan, hal ini disebabkan oleh Aku Suka Berpetualang, pembelajaran
banyaknya siswa yang mengobrol ke-2 dengan materi pokok mengenai
sehingga guru berinisiatif untuk perlengkapan pramuka. perubahan energi
mengulang kembali orientasi masalah dan hak serta kewajiban warga negara.
setelah menegur siswa untuk tidak Siklus II menggunakan tema 8 tentang
mengobrol. Pada tahap mengorganisasi Praja Muda Karana, subtema 3 tentang
siswa untuk belajar, banyak siswa yang Aku Suka Berpetualang, pembelajaran
keberatan berkumpul dengan ke-5 dengan materi pokok mengenai
kelompoknya. Hal ini disebabkan oleh kegiatan dalam pramuka. Penyusunan
siswa yang keberatan tersebut tidak mau RPP yang peneliti buat pada setiap
satu kelompok dengan siswa yang kurang siklusnya mengacu pada prinsip
dekat dengannya. Meskipun begitu guru penyusunan RPP dan komponen RPP
langsung memberikan pengertian hingga berdasarkan Peraturan Menteri
pada akhirya siswa tersebut mau Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22
berkumpul dengan kelompoknya. Pada Tahun 2016 Tentang Standar Proses
tahap membimbing penyelidikan, suasana Pendidikan Dasar dan Menengah
kelas tidak kondusif karena ribut Adapun hasil peningkatan hasil belajar
sehingga jalannya diskusi tidak efektif. matematika di siklus II dibandingkan
Hal ini disebabkan oleh terlalu dengan siklus I ialah sebagai berikut.
banyaknya jumlah siswa dalam satu
kelompok, namun guru langsung SIKLUS II
memberikan stimulus agar setiap
kelompok tetap focus untuk memecahkan 72,00% 86%
100,00%
permasalahan melalui kegiatan diskusi.
Pada tahap mengembangkan dan
menyajikan hasil karya yang dilakukan 1,00%
oleh kelompok berjalan tidak efektif dan siklus I siklus II
tidak maksimal. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya siswa lain yang tidak Gambar 1. Perbandingan Hasil Belajar
Siklus I dan siklus II
memperhatikan presentasi dan memilih
Dari 72% ketuntasan hasil belajar
untuk mengobrol sehingga pikiran
matematika siswa di siklus I meningkat
mereka tidak terfokus. Beberapa kali guru
sebesar 14% menjadi 86%
memberikan peringatan dan teguran
Dilihat dari keberhasilan penelitian
kepada siswa lainnya untuk
ini seperti yang sudah di paparkan pada
memperhatikan secara seksama kepada
pembahasan di atas peneliti memutuskan
siswa yang sedang melakukan presentasi.
bahwa penelitian cukup dilaksanakan
Tahap terakhir yaitu menganalisis dna
sebanyak II siklus. Hal ini disebabkan
mengevaluasi proses pemecahan masalah,
karena penelitian ini telah berhasil

19
Octaviani, Nuryani, Robandi, Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan...

meningkatkan hasil belajar matematika Jenkins&Unwin. (2008). Proses


siswa. Dikatakan sudah berhasil karena Pembelajaran. Jakarta: Raja
sudah mencapai ketuntasan belajar. Grafindo Persada
Seperti menurut Mayangsari (2012, hlm. Margetson. (2011). Penerapan Model
12) seorang peserta didik dianggap tuntas Pembelajaran. Jakarta: Univet
belajar jika ia mampu menyelesaikan, Bantam Press Sukoharjo.
menguasai kompetensi ataupun mencapai
tujuan belajar minimal 65% dan Mayangsari. (2012). Evaluasi Hasil Belajar.
sekurang- kurangnya 85% dari jumlah Malang: Madza Publishing.
peserta didik yang ada di kelas tersebut. Nursalam. (2013). Model Pembelajaran
Sehingga penelitianpun dapat dihentikan dan Pengajaran. Bogor: Ghalia
pada siklus II dan tidak perlu melakukan Indonesia.
penelitian pada siklus selanjutnya.
Peraturan Menteri Pendidikan dan
SIMPULAN Kebudayaan Republik Indonesia
Berdasarkan hasil penelitian ini, Nomor 22 Tahun 2016 Tentang
terjadi peningkatan kemampuan Standar Proses Pendidikan Dasar dan
membaca pemahaman siswa kelas III SD Menengah.
Negeri di salah satu Kota Bandung, Ridwan&Sudiran. (2017). Penelitian
dengan adanya penerapan model Problem Tindakan Kelas Pengembangan
Based Learning (PBL). Hal ini Profesi Guru. Tangerang: Tsmart
dibuktikan dengan peningkatan hasil Printing
belajar matematika dari sebelum
penelitian, dilaksanakannya siklus I Rusman. (2016). Model-model
sampai dilaksanakannya siklus II. Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers
Peningkatan ini terjadi dikarenakan Sabri, Alifus. (2015). Psikologi Pendidikan.
adanya perencanaan dan pelaksanaan Jakarta: Rineka Cipta
penerapan model Problem Based
Learning (PBL) di kelas III sekolah dasar Sanjaya, Wina. (2009). Strategi
yang sudah sesuai dengan tahapan/sintak Pembelajaran Berorientasi Standar
pada model tersebut. Jadi penerapan Proses. Pendidikan. Jakarta: Prenada.
model Problem Based Learning (PBL) Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
matematika siswa kelas III sekolah dasar. kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suyono & Hariyanto. (2013). Belajar dan
DAFTAR RUJUKAN Pembelajaran. Bandung: PT
Arifin. (2011). Evaluasi Pembelajaran dan Remaja Rosdakarya.
Pembelajaran Efektif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Bayu,Iskandar. (2013). Peningkatan Kualitas


Pembelajaran Matematika Melalui.
Problem Based Learning Berbantuan
Video Pembelajaran Di Kelas V SDN.
Semarang: Universitas Negeri
Semarang:
Huda Miftahul. (2014). Model-Model
Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

20

Anda mungkin juga menyukai