Anda di halaman 1dari 16

Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No.

3, 2018 ISSN 2337-5892

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP


HASIL BELAJAR TIK SISWA KELAS XI IPA di
SMA NEGERI 1 LANGOWAN

Revangga Sumual, Herry. Sumual, M. T. Ch. Manopo


Jurusan Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Negeri Manado

Abstrak - Jurusan Pendidikan Teknologi I. PENDAHULUAN


Informasi dan Komunikasi Fakultas Teknik
Universitas Negeri Manado di Tondano, 2016. 1.1 Latar Belakang Masalah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Seiring dengan situasi masyarakat yang
apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
menggunakan Model PBL lebih baik selalu berubah akibat kemajuan teknologi,
dibandingkan hasil belajar siswa yang diajarkan
dengan menggunakan Model Konvensional pada idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi
mata pelajaran TIK di SMA N 1 Langowan. pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa seharusnya merupakan proses yang
kelas XI IPA SMA N 1 Langowan yang terdiri dari
empat kelas dengan jumlah siswa 140 yang mengantisipasi dan membahas tentang
terdaftar pada semester genap T.A. 2013/2014. pendidikan pada masa yang akan
Sampel ini menggunakan teknik Random
Sampling dengan undian dan diperoleh 2 kelas datang.Pendidikan adalah usaha sadar dan
yang terdiri atas kelas XI IPA2 sebagai kontrol
dengan jumlah siswa 30 dan kelas XI IPA4 sebagai terencana untuk mewujudkan suasana belajar
kelas eksperimen dengan jumlah siswa 30. dan proses pembelajaran agar peserta didik
Rancangan penelitian yang digunakan yaitu
Posttest-Only Control Design, dimana dalam secara aktif mengembangkan potensi dirinya
rancangan ini dilibatkan dua kelas yang akan
dibandingkan. Pada analisis deskriptif rata rata untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan,
hasil belajar siswa pada kelas yang pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
pembelajarannya dengan model PBL adalah
80,22, sedangkan kelas yang pembelajarannya akhlak mulia, serta keterampilan yang
dengan metode pembelajaran konvensional
adalah 74,44. Pada analisis inferensial untuk diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
mengetahui perbedaan pencapaian kompetensi negara. Pendidikan hendaknya melihat jauh
yang menggunakan uji dua rata-rata dengan taraf
kepercayaan (α)= 0,05, menunjukan t_hitung= kedepan dan memikirkan apa yang akan
4,407 >t_tabel=2,00. Ini berarti bahwa, statistic uji
tersebut jatuh pada wilayah kritiknya. Karena itu dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang
dapat disimpulkan bahwa H_0 ditolak. dalam dunia kerja(Undang-Undang Nomor 20
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat
diambil kesimpulan bahwa hasil belajar siswa Tahun 2003, Bab II pasal 3 tentang: Tujuan
dengan menggunakan model PBL lebih baik
dibandingkan hasil belajar siswa dengan Pendidikan Nasional).
menggunakan model pembelajaran Konvensional Belajar adalah suatu proses yang terjadi
pada pembelajaran TIK.
karena adanya usaha untuk melakukan
Kata Kunci : Metode Penemuan, Konvensional,
Hasil Belajar. perubahan terhadap diri manusia, dengan
maksud memperoleh perubahan dalam dirinya
baik merupakan pengetahuan, keterampilan,
ataupun sikap(Arikunto. 1990: 19). Belajar
bukan hanya mengingat, tetapi akan lebih

211
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892

bermakna jika mengalami apa yang Banyak model pembelajaran yang


dipelajarinya, karena itu pendidik dituntut ditawarkan agar dapat digunakan oleh guru
menyediakan kondisi belajar yang baik untuk salah satunya Model pembelajaran berbasis
siswa dalam mencapai kemampuan- masalah (PBL). pembelajaran berbasis masalah
kemampuan tertentu yang harus dipelajari oleh PBL adalah suatu model pembelajaran yang
siswa(Oemar, 2001: 27). didasarkan pada prinsip menggunakan masalah
Salah satu prinsip paling penting dari sebagai titik awal akuisisi dan integrasi
psikologi pendidikan adalah guru tidak boleh pengetahuan baru. pembelajaran berbasis
semata-mata memberikan pengetahuan masalah PBL adalah suatu model pembelajaran
kepada siswa. Siswa harus membangun yang menggunakan masalah dunia nyata
pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang
dapat membantu proses ini dengan cara-cara cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan
mengajar yang membuat informasi menjadi masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan
sangat bermakna dan sangat relevan bagi yang penting dari materi pelajaran (Nurhadi,
siswa, dengan memberikan ide-ide, dengan 2004: 56). Penggunaan PBL dalam materi
mengajak siswa agar menyadari dan pelajaran TIK akan membuat siswa terlibat
menggunakan strategi-strategi mereka sendiri secara aktif dalam pembelajaran. Penggunaan
dalam belajar (Kementerian pendidikan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa
nasional.Direktorat Tenaga Kependidikan. untuk belajar akan membuat mereka tahu
2010. Materi Pelatihan Penguatan Pengawas bagaimana cara berpikir kritis dan memperoleh
Sekolah. Jakarta). pengetahuan yang penting dari materi pelajaran.
Salah satu masalah pokok dalam Selain itu penggunaan PBL akan membuat
pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) siswa lebih mudah menemukan dan memahami
dewasa ini adalah penggunaan metode atau konsep, siswa terlatih untuk aktif dalam proses
model pembelajaran yang tidak relevan dengan belajar mengajar dan dapat membantu teman
materi pelajaran yang berpengaruh pada hasil lainnya yang belum memahami pelajaran. Dari
belajar siswa yang belum terlalu signifikan. hasil observasi di SMA N 1 Langowan, pada
Dalam pembelajaran TIK, sangatlah diperlukan saat jam mata pelajaran TIK, penggunaan
banyak strategi pembelajaran yang tepat dan metode pembelajaran konvensional (ceramah)
dapat melibatkan siswa seoptimal mungkin, oleh guru terlihat tidak relevan dengan materi
baik secara intelektual maupun emosional yang diberikan. Faktor tersebut memberi
karena pembelajaran TIK menekankan pada dampak pada hasil belajar siswa yang rata-
keterampilan proses. Sehingga siswa bisa lebih ratanya hanya berada tipis di atas nilai KKM
memahami dengan jelas dan tidak terkesan yaitu 78,14. Berdasarkan data tersebut, maka
abstrak dengan apa yang dipelajari di dalam perlu kiranya dilakukan suatu upaya untuk lebih
kelas. Project Microsoft Excel merupakan meningkatkan hasil belajar siswa. Sebagai salah
materi yang membutuhkan tingkat pemahaman satu cara yaitu guru menerapkan model
dan penalaran yang kritis baik guru maupun pembelajaran yang bisa membuat siswa terlibat
siswa agar tercipta suasana belajar yang baik. dalam proses pembelajaran.

212
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892

Berdasarkan pemikiran di atas maka 1.6 Manfaat Penelitian


penulis tertarik untuk mengadakan penelitian; 1. Bagi Siswa:
Pengaruh Model pembelajaran berbasis masalah a. Dapat menumbuhkan semangat
terhadap hasil belajar TIK siswa di SMA Negeri kerjasama antara siswa yang satu
1 Langowan. dengan siswa yang lain.
1.2 Identifikasi Masalah b. Meningkatkan motivasi dan daya
Berdasarkan latar belakang masalah tarik siswa terhadap mata
yang telah dikemukakan di atas, maka pelajaran TIK.
permasalahan yang akan diteliti adalah: c. Siswa merasa senang karena
 Kebanyakan guru cenderung dilibatkan dalam proses
menggunakan metode atau model pembelajaran.
pembelajaran yang tidak relevan dengan 2. Bagi Guru:
pelajaran TIK. a. Sebagai bahan pertimbangan bagi
 Siswa merasa bosan dengan mata pelajaran guru untuk mengadopsi Model
TIK yang bersifat sastra (ceramah). pembelajaran berbasis masalah
 Model pembelajaran yang digunakan, dalam meningkatkan hasil belajar
belum mampu meningkatkan minat siswa.
belajar siswa. b. Untuk memotivasi guru agar
 Siswa belum dilatih untuk bekerja sama meningkatkan kreatifitas dalam
dalam kelompok yang efektif. mengajar, serta akan mampu
memilih model pembelajaran
1.3 Pembatasan Masalah yang sesuai dengan materi.
Masalah penelitian ini dibatasi pada : 3. Bagi Peneliti:
”Pengaruh Model pembelajaran berbasis a. Memiliki pengalaman nyata
masalah terhadap hasil belajar TIK siswa kelas dibidang penelitian pendidikan
XI IPA di SMA Negeri 1 Langowan”. TIK yang bermanfaat sebagai
1.4 Perumusan Masalah modal bagi pengembangan
Masalah dalam penelitian ini dapat kompetensi guru TIK.
dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat
pengaruh Model pembelajaran berbasis masalah II. TINJAUAN PUSTAKA
terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA di 2.1 Hasil Belajar
SMA Negeri 1 Langowan pada mata pelajaran Belajar dan pembelajaran merupakan
TIK? konsep yang saling berkaitan. Belajar diartikan
1.5 Tujuan Penelitian sebagai suatu proses yang terjadi karena adanya
Penelitian ini bertujuan untuk usaha untuk melakukan perubahan terhadap diri
mengetahui pengaruh Model pembelajaran manusia, dengan maksud memperoleh
berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa perubahan dalam dirinya baik merupakan
kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Langowan pada pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap
mata pelajaran TIK. (Arikunto, 1990: 19). Belajar bukan hanya

213
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892

mengingat, tetapi akan lebih bermakna jika Proses belajar diharapkan terjadi secara
mengalami apa yang dipelajarinya, karena itu optimal pada peserta didik melalui cara-cara
pendidik dituntut menyediakan kondisi belajar yang dirancang dan difasilitasi oleh guru di
untuk peserta didik dalam mencapai sekolah. Dengan demikian diperlukan kegiatan
kemampuan-kemampuan tertentu yang harus pembelajaran yang disiapkan oleh guru.
didipelajari oleh subyek didik (Oemar, 2001: Pembelajaran merupakan seperangkat
27). tindakan yang dirancang untuk mendukung
Menurut pandangan teori proses belajar peserta didik, dengan
kontruktivisme, belajar merupakan proses aktif memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal
dari si subjek belajar untuk merekonstruksi yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-
makna, sesuatu entah itu teks, kegiatan dialog, kejadian internal yang berlangsung di dalam
pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar peserta didik
merupakan proses mengasimilasikan dan Pengaturan peristiwa pembelajaran
menghubungkan pengalaman atau bahan yang dilakukan secara seksama dengan maksud agar
dipelajarinya dengan pengertian yang sudah terjadi belajar dan membuat berhasil. Oleh
dimiliki, sehingga pengertiannya menjadi karena itu pembelajaran perlu dirancang,
berkembang (Sadirman, 2008: 37). Dalam ditetapkan tujuannya sebelum dilaksanakan, dan
proses pembelajaran, siswa membangun sendiri dikendalikan pelaksanaannya
pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif Proses pembelajaran yang berhasil guna
dalam proses belajar dan mengajar. Dengan kata memerlukan teknik, metode, dan pendekatan
lain belajar merupakan proses menuju tertentu sesuai dengan karakteristik tujuan,
perubahan dengan cara siswa mengalami sendiri peserta didik, materi, dan sumber daya.
(Trianto, 2008: 28). Sehingga diperlukan strategi yang tepat dan
Keberhasilan belajar peserta didik efektif. Strategi pembelajaran merupakan suatu
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. seni dan ilmu untuk membawa pembelajaran
Faktor internal, yaitu kondisi dalam proses sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah
belajar yang berasal dari dalam diri sendiri, ditetapkan dapat dicapai secara efesien dan
sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Ada efektif. Cara-cara yang dipilih dalam menyusun
beberapa hal yang termasuk faktor internal, strategi pembelajaran meliputi sifat, lingkup dan
yaitu: kecerdasan, bakat (aptitude), urutan kegiatan yang dapat memberikan
keterampilan (kecakapan), minat, motivasi, pengalaman belajar kepada peserta didik.
kondisi fisik, dan mental. Faktor eksternal, Strategi belajar mengajar tidak hanya terbatas
adalah kondisi di luar individu peserta didik pada prosedur dan kegiatan, melainkan juga
yang mempengaruhi belajarnya. Adapun yang termasuk di dalamnya materi pembelajaran
termasuk faktor eksternal adalah: lingkungan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
sekolah, keluarga dan masyarakat (keadaan 2.2 Model PBL
sosio-ekonomis, sosio kultural, dan keadaan a. Pengertian PBL
masyarakat). Pembelajaran Berbasis
masalah (Problem Based Learning), yang

214
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892

kemudian disingkat PBL, merupakan salah satu b. Karakteristik PBL


model pembelajaran inovatif yang dapat Ibrahim dan Nur mendeskripsikan
memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta karaketeristik model pembelajaran berbasis
didik. PBL adalah suatu model pembelajaran masalah sebagai berikut: 1) Pengajuan
yang didasarkan pada prinsip menggunakan pertanyaan atau masalah: Pembelajaran berbasis
masalah sebagai titik awal akuisisi dan integrasi masalah dimulai dengan pengajuan pertanyaan
pengetahuan baru. Model Pembelajaran atau masalah, bukannya mengorganisasikan
Berbasis Masalah adalah suatu model disekitar prinsip-prinsip atau keterampilan-
pembelajaran yang menggunakan masalah keterampilan tertentu, 2) Berfokus pada
dunia nyata sebagai konteks bagi peserta didik keterkaitan antar disiplin: Meskipun PBL
untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu.
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk Masalah yang dipilih benar-benar nyata agar
memperoleh pengetahuan yang penting dari dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah
materi pelajaran (Nurhadi, 2004: 56). itu dari banyak mata pelajaran, 3)Penyelidikan
Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu autentik: Model pembelajaran berbasis masalah
model pembelajaran dengan pendekatan menghendaki siswa untuk melakukan
pembelajaran peserta didik pada masalah penyelidikan autentik untuk mencari
autentik peserta didik dapat menyusun penyelesaian nyata terhadap masalah nyata, 4)
pengetahuannya sendiri, menumbuh Menghasilkan produk/karya dan
kembangkan keterampilan yang lebih tinggi, memamerkannya: PBL menuntut siswa untuk
inkuiri dan memandirikan peserta didik (Arends menghasilkan produk tertentu dalam bentuk
dalam Trianto, 2007: 68). karya nyata dan peragaan yang menjelaskan
PBL diturunkan dari teori bahwa atau mewakili bentuk penyelesaian masalah
belajar adalah proses dimana siswa secara aktif yang mereka temukan. Bentuk tersebut dapat
mengkonstruksi pengetahuan. Psikologi berupa laporan, model fisik, video, maupun
kognitif modern menyatakan bahwa belajar program komputer. Karya nyata itu kemudian
adalah suatu proses yang dalam di mana didemonstrasikan kepada teman-temannya yang
pembelajar secara aktif mengkonstruksi lain tentang apa yang telah mereka pelajari dan
pengetahuannya melalui interaksinya dengan menyediakan suatu alternatif segar terhadap
lingkungan belajar yang dirancang oleh laporan tradisional atau makalah, dan 5)
fasilitator pembelajaran. Kerjasama: Model pembelajaran berbasis
PBL menyediakan cara yang efektif masalah dicirikan oleh siswa yang bekerjasama
untuk mengubah pembelajaran ilmu satu sama lain, paling sering secara berpasangan
pengetahuan abstrak ke konkrit. Dengan atau dalam kelompok kecil.
memperkenalkan masalah-masalah yang c. Prinsip-Prinsip Dalam Penerapan
relevan pada awal pembelajaran, guru dapat PBL
menarik perhatian dan minat siswa dengan PBL secara khusus melibatkan siswa
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja pada masalah dalam kelompok kecil
belajar melalui pengalaman. yang terdiri dari lima orang dengan bantuan

215
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892

asisten sebagai tutor. Masalah disiapkan sebagai PBL ditujukan untuk mengembangkan
konteks pembelajaran baru. Analisis dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
penyelesaian terhadap masalah itu Keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak sama
menghasilkan perolehan pengetahuan dan dengan keterampilan yang berhubungan dengan
keterampilan pemecahan masalah. pola-pola tingkah laku rutin. Ciri-ciri berpikir
Permasalahan dihadapkan sebelum semua tingkat tinggi seperti berikut: tidak bersifat
pengetahuan relevan diperoleh dan tidak hanya algoritmik (noalgoritmic), cenderung kompleks,
setelah membaca teks atau mendengar ceramah seringkali menghasilkan banyak solusi,
tentang materi subjek yang melatar belakangi melibatkan pertimbangan dan interpretasi,
masalah tersebut. Hal inilah yang membedakan melibatkan banyak kriteria
antara PBL dan metode yang berorientasi 2. Belajar Pengarahan Sendiri (self
masalah lainnya. Tutor berfungsi sebagai pelatih directed learning)
kelompok yang menyediakan bantuan agar PBL berpusat pada siswa. Siswa harus
interaksi siswa menjadi produktif dan dapat menentukan sendiri apa yang harus
membantu siswa mengidentifikasi pengetahuan dipejari, dan dari mana informasi harus
yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah. diperoleh dibawah bimbingan guru. Dengan
Hasil dari proses pemecahan masalah itu adalah, bimbingan guru yang secara berulang-ulang
siswa membangun pertanyaan-pertanyaan (isu mendorong dan mengarahkan mereka untuk
pembelajaran) tentang jenis pengatahuan apa mengajukan pertanyaan mencari penyelesaian
yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri,
Setelah itu, siswa melakukan penelitian pada siswa belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas
isu-isu pembelajaran yang telah diidentifikasi itu secara mandiri dalam kehidupan kelak
dengan menggunakan berbagai sumber. Untuk e. Landasan Teoritik Model PBL
ini siswa disediakan waktu yang cukup untuk Temuan-temuan dari psikologi kognitif
belajar mandiri. menyediakan landasan teoritis untuk
Proses PBL akan menjadi lengkap bila meningkatkan pengajaran secara umum dan
siswa melaporkan hasil penelitiannnya (apa khsususnya PBL. Berdasar pada pandangan
yang dipelajari) pada pertemuan berikutnya. psikologi kognitif ini terdapat tiga prinsip
Tujuan pertama dari paparan ini adalah untuk pembelajaran yang berkaitan dengan PBL yaitu:
menunjukkan hubungan antara pengetahuan Prinsip 1: Belajar adalah proses konstruktif dan
baru yang diperoleh dengan masalah yang ada bukan penerimaan, Prinsip 2: Knowing About
ditangan siswa. Fokus yang kedua adalah untuk Knowing (metakognisi) Mempengaruhi
bergerak pada level pemahaman yang lebih Pembelajaran, dan Prinsip 3: Faktor-faktor
umum, membuat kemungkinan transfers Kontekstual dan Sosial Mempengaruhi
pengetahuan baru. Pembelajaran.
d. Tujuan dan Hasil Belajar Model PBL f. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis
1. Keterampilan Berpikir dan Masalah
Keterampilan Memecahkan Masalah Menurut Agus dalam buku cooperative
learning, strategi pembelajaran berbasis

216
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892

masalah terdiri dari 5 fase atau langkah. Fase- c. Sering terjadi miss-konsepsi
fase dan perilaku tersebut merupakan tindakan d. Sulitnya mencari problem yang relevan
berpola.Pola ini diciptakan agar hasil 2.3 Metode Ceramah
pembelajaran dengan pengembangan a. Pengertian Metode Ceramah
pembelajaran berbasis masalah dapat Ceramah adalah penuturan bahan
diwujudkan. Sintaks PBL dapat dilihat pada pelajaran secara lisan. Metode ini tidak
Tabel 1 berikut: senantiasa jelek bila penggunaannya
g. Asesmen Model PBL dipersiapkan dengan baik, didukung dengan alat
Tugas-tugas asesmen untuk PBL tidak dan media, serta memperhatikan batas-batas
dapat semata-mata terdidri dari tes kertas dan penggunaannya. (Nana Sudjana, 2000:77).
pensil (pencil and paper test). Kebanyakan Penerapan metode ceramah merupakan cara
teknik asesmen dan evaluasi yang digunakan mengajar yang paling tradisional dan tidak asing
untuk PBL adalah menilai pekerjaan yang lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah
dihasilkan oleh siswa sebagai hasil pendidikan. Cara ini kadang membosankan,
penyelidikan/hasil kerja mereka. Seperti pada maka dalam pelaksanaannya memerlukan
model pembelajaran kontekstual lainnya, ketrampilan tertentu, agar penyajiannya tidak
bentuk asesmen PBL terdiri dari asesmen membosankan dan dapat menarik perhatian
kinerja dan portofolio. Berbeda dengan siswa. Namun kita masih mengakui bahwa
penilaian tradisional (paper and pencil test). metode ceramah ini tetap penting dengan tujuan,
Penetapan kriteria penilaian tugas-tugas kinerja/ agar siswa mendapatkan informasi tentang suatu
hasil karya harus dilakukan pada awal-awal pokok atau persoalan tertentu
pembelajaran dan harus dapat dikerjakan oleh b. Sintaks Metode Ceramah
siswa.Kriteria penilaian itu harus didiskusikan Sintaks metode ceramah dapat dilihat pada tabel
terlebih dahulu bersama siswa di kelas. Diskusi 2.2 berikut:
ini meliputi berapa grade yang harus mereka Tabel 2.2 Sintaks Metode Ceramah
capai dan siapa yang akan menilai mereka Langkah KEGIATAN
h. Kelebihan dan Kekurangan PBL GURU
Kelebihan PBL sebagai suatu model Tahap I: Penjelasan singkat
pembelajaran adalah: tentang tujuan
a. Realistik dengan kehidupan siswa Persiapan pembelajaran, bahan
b. Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa pembelajaran, dan
c. Memupuk sifat inquiry siswa titik tolak
d. Memupuk kemampuan pemecahan pembahasan (dapat
masalah berupa kasus yang
Kekurangan PBL sebagai suatu model relevan atau
pembelajaran adalah: apersepsi).
a. Memerlukan waktu yang cukup panjang Tahap II: Penjabaran materi
b. Persiapan pembelajarannya harus sekitar masalah atau
kompleks

217
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892

Penyajian tema pokok (dapat 3. Pelajaran bisa dilaksanakan dengan


menggunakan alat cepat, karena dalam waktu yang sedikit
bantu) dapat diuraikan bahan yang banyak.
Tahap III: Mencari inter-relasi 4. Melatih para pelajar untuk menggunakan
antar konsep dan pendengarannya dengan baik sehingga
Pembandingandan prinsip, menemukan mereka dapat menangkap dan
abstraksi pola-pola berpikir enyimpulkan isi ceramah dengan cepat
(dapat dan tepat.
mengikutsertakan Kekurangan metode ceramah sebagai suatu
siswa) metode pembelajaran:
Tahap IV: Merumuskan 1. Interaksi cenderung bersifat Centred
kesimpulan dan (berpusat pada guru).
Generalisasi pembangunan 2. Guru kurang dapat mengetahui dengan
kerangka analisis- pasti sejauh mana siswa telah menguasai
sintesis secara bahan ceramah.
menyeluruh 3. Mungkin saja siswa memperoleh
Tahap V: Kesimpulan hasil konsep-konsep lain yang berbeda dengan
belajar tersebut dapat apa yang dimaksudkan guru.
Penerapan di pergunakan untuk 4. Siswa kurang menangkap apa yang
kepentingan belajar dimaksud oleh guru, jika ceramah berisi
lebih lanjut atau ceramah-ceramah yang kurang atau tidak
dalam memecahkan dimengerti oleh siswa dan akhirnya
masalah hidup mengarah verbalisme.
sehari-hari 2.4 Hasil Belajar
c. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Evaluasi pencapaian siswa adalah salah

Ceramah satu kegiatan yang merupakan kewajiban bagi


Kelebihan metode ceramah sebagai suatu setiap guru atau siswa. Dikatakan kewajiban
metode pembelajaran: karena setiap guru pada akhirnya harus dapat
1. Suasana kelas berjalan dengan tenang, memberikan informasi kepada lembaganya
karena murid melakukan aktivitas yang ataupun siswa itu sendiri sampai dimana
sama, sehingga guru dapat mengawasi penguasaan dan kemampuan dari siswa tersebut
murid sekaligus secara komprehensif. dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Tidak membutuhkan tenaga yang banyak Hasil belajar adalah kemampuan yang
dan waktu yang lama, dengan dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
waktu yang cukup singkat murid dapat belajarnya (Sudjana, 1990:22). Dari pengertian
menerima pelajaran sekaligus secara di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
bersama. adalah suatu kemampuan atau keterampilan
yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut
mengalami aktivitas belajar.

218
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892

Gagne mengungkapkan ada lima (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan


kategori hasil belajar, yakni : informasi verbal, atau perilaku, 5) Kemampuan siswa untuk
kecakapan intelektul, strategi kognitif, sikap dan mengontrol atau menilai dan mengendalikan
keterampilan. Sementara Bloom diri terutama dalam menilai hasil yang
mengungkapkan tiga tujuan guruan yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan
merupakan kemampuan seseorang yang harus proses dan usaha belajarnya (Sudjana, 1990:56)
dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu : 2.5 KERANGKA BERPIKIR
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pembelajaran merupakan usaha yang
Hasil belajar yang dicapai siswa dilakukan guru dalam mengelola kegiatan
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu: Faktor belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran.
dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan Keterbatasan media pembelajaran, sarana
yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan pembelajaran yang belum sebanding dengan
perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, jumlah siswa sehingga pembelajaran berpusat
ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan pada guru, berdampak pada rendahnya hasil
psikis, dan faktor yang kedua yaitu faktor yang belajar siswa. Hal ini menjadi pertimbangan
datang dari luar diri siswa atau faktor untuk mengembangkan pembelajaran.
lingkungan, terutama kualitas guru. Perencanaan pembelajaran yang efektif
Hasil belajar yang dicapai siswa, melalui dan terpadu dilakukan dengan memperhatikan
proses belajar mengajar yang optimal karakteristik siswa, standard dan tujuan
ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1) pembelajaran, strategi, media dan kesesuaian
Kepuasan dan kebanggaan yang dapat konteks pembelajaran serta evaluasi hasil
menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada belajar siswa. Pengelolaan strategi
diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan pembelajaran melalui pemilihan metode
prestasi yang rendah dan ia akan berjuang lebih mengajar tertentu dalam mencapai tujuan
keras untuk memperbaikinya atau setidaknya pembelajaran akan mempengaruhi media yang
mempertahankan apa yang telah dicapai, 2) digunakan.
Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, Perencanaan pembelajaran TIK dengan
artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya menggunakan model Pembelajaran masalah
bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah atau Problem based learning (PBL) dirancang
dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu
mestinya, 3) Hasil belajar yang dicapai meningkatkan kemauan, inisiatif dan
bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama keterampilan siswa.
diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk Penelitian ini adalah penelitian
memsiswai aspek lain, kemauan dan eksperimen untuk melihat hasil belajar siswa
kemampuan untuk belajar sendiri dan pada 2 kelas yang berbeda yaitu kelas
mengembangkan kreativitasnya, 4) Hasil eksperimen dan kelas kontrol. Dimana kedua
belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh kelas tersebut diberikan materi pembelajaran
(komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, yang sama yaitu Microsoft excel, akan tetapi
pengetahuan atau wawasan, ranah afektif model pembelajaran yang berbeda. Untuk kelas

219
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892

eksperimen mengguanakan Model PBL Group Pre Treatment Post


sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan Test Test
Metode Ceramah. Dengan demikian akan dapat Exp T1 X T2
dilihat apa pengaruh PBL dalam proses Group T1 - T2
pembelajaran. Control
Group
2.6 Hipotesis Penelitian
masalah sebagai titik awal akuisisi dan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Terdapat
integrasi pengetahuan baru.
perbedaan hasil belajar TIK siswa yang
2. Variabel terikat dalam penelitian ini
menggunakan model PBL, dimana penggunaan
adalah hasil belajar siswa setelah
Model PBL akan meningkatkan hasil belajar
diterapkan model PBL yang ditunjukkan
TIK siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1
setelah dilakukan post-test pada materi
Langowan.
Menggunakan perangkat lunak pengolah
angka (Microsoft Excel) untuk
III. METODOLOGI PENELITIAN
menghasilkan informasi.
3.1 Metode Penelitian
3.4 Skema Penelitian Sistematis
Metode Penelitian ini menggunakan
Rancangan Penelitian
metode eksperimen dimana untuk kelas
Rancangan penelitian dengan
eksperimen digunakan model PBL sedangkan
randomized control grouppretest-posttest
untuk kelas kontrol digunakan metode ceramah.
design, dengan skema seperti pada tabel
3.2 Populasi Dan Sampel
3.1berikut:
1. Populasi
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
Keterangan : T1 : tes awal sebelum
Populasi dalam penelitian ini adalah
diberikan perlakuan
seluruh siswa kelas XI IPA SMA N 1 Langowan
T2 : tes setelah diberikan
yang terdiri dari empat kelas dengan jumlah
perlakuan
siswa 120.
X : Pelaksanaan PBL
2. Sampel
(sudijono : 2004 )
Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik Random Sampling dengan 3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data hasil belajar TIK siswa dengan
undian dan diperoleh 2 kelas yang terdiri atas
menggunakan data yang telah diujicobakan
kelas XI IPA2 sebagai kontrol dengan jumlah
siswa 30 dan kelas XI IPA4 sebagai kelas melalui tes validitas dan reabilitas.

eksperimen dengan jumlah siswa 30. 3.6 Teknik Pengolahan Data Dan Analisis
Data
Data yang diambil dalam penelitian ini
3.3 Definisi Operasional Variabel
adalah hasil belajar siswa yang diperoleh baik
1. Variabel bebas adalah model PBL yaitu
pada kelas eksperimen maupun pada kelas
suatu model pembelajaran yang
kontrol. Data yang terkumpul selanjutnya diolah
didasarkan pada prinsip menggunakan

220
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892

dan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai


berikut: (Sudjana, 2005 )
Langkah-langkah:
a. Uji Normalitas Menggunakan Uji Lilifors 1. Menghitung besarnya varians gabungan
Langkah-langkah: dengan rumus sebagai berikut:
1) Hipotesis H0: Populasi Berdistribusi S2𝑔𝑎𝑏 = (n1-1) S21 + (n2-1) S22
Normal 𝑛1 + 𝑛2 − 2
H1: Populasi Tidak 2. Menghitung signifikansi perbedaan rata-
Berdistribusi Normal rata hasil belajar dengan uji t dan subjek
2) Taraf Nyata α = 0,05 penelitian homogen (S12 = S22)
3) Wilayah Kritis: Tolak H0 jika L0> Ltabel Hipotesis yang akan diuji adalah:
Pengujian Hipotesis Nol: (H0 : µ12 = µ22)
1) Untuk X1,X2,X3…,Xn dijadikan bilangan (H1 : µ12 ≠ µ22)
baku Z1,Z2,Z3,…,Zn dengan menggunakan Untuk menguji hipotesis digunakan
𝑋𝑖−𝑋 statistika uji t dengan rumus:
rumus Zi = 𝑆
dan masing-masing
𝑋1−𝑋2
merupakan simpangan baku sampel. t=𝑆 1 1
√ +
𝑛1 𝑛1
S2
(Sudjana,2005 )
Σ (𝑋𝑖−𝑋)2
=
𝑛−1 Keterangan :
2) Untuk bilangan baku ini menggunakan X1 = Rata-rata nilai sampel 1
daftar distribusi normal baku, kemudian X2 = Rata-rata nilai sampel 2
dihitung F(Zi) = P(Z≤Zi). S2
= Varians Sampel
3) Selanjutnya dihitung proporsi S = Standar deviasi
Z1,Z2,Z3,…,Zn yang lebih kecil atau sama n1 = Jumlah sampel 1
dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan n2 = Jumlah sampel 2
oleh S(Zi) maka S(Zi) = banyaknya Kriteria pengujian: Terima H0 jika –t1-
Z1,Z2,Z3,…Zn/n. 1/2α< t <t1-1/2α
4) Hitunglah selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian α (taraf nyata) = 0,05
tentukanlah harga mutlaknya. dk = n1+ n2– 2
5) Ambillah harga yang paling besar diantara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
harga-harga mutlak selisih tersebut. 4.1 Hasil Penelitian
(Sudjana, 2005 ) Penelitian ini dilakukan pada dua kelas
b. Uji Homogenitas dengan menggunakan yang dibedakan yaitu satu kelas eksperimen dan
data hasil pre-test dan post-test, dengan satu kelas kontrol, dimana kelas kontrol
rumus: berjumlah 30 orang dan kelas eksperimen
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
F= berjumlah 30 orang. Kelas eksperimen
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

Kriteria pengujian adalah : terima H0 (H0 diterapkan model PBL dan untuk kelas kontrol
: δ12 : δ22), jika:F ½ α (n1-1, n2-1) <F < F hanya diterapkan model pembelajaran
½ α (n1-1, n2-1). konvensional yaitu dengan metode ceramah.

221
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892

Hasil analisis dari pre-test dan post-test kelas konvensional (ceramah). Berdasarkan tabel 4.2
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada dapat diketahui rentang nilai pada kelas
tabel dibawah ini: eksperimen. Nilai terendah pre test adalah 1,5
Tabel 4.1. Ringkasan data hasil pre-test dan nilai tertinggi adalah 4,25 sedangkan pada
danpost-test kelas eksperimen post test nilai terendah adalah 5 dan nilai

Pre – Post - Selisih


Tabel 4.2. Ringkasan data hasil pre-test dan Statistik test test (Xi)
post-test kelas kontrol Skor Minimum 1,75 7,25 4
Pre – Post - Selisih Skor Maksimum 3,5 9 7,25
Statistik test test (Xi) Rata - rata 2,25 8,26 6,01
Skor Standar Devisiasi 0,52 0,48 0,80
Minimum 1,5 5 2,25
Varians 0,27 0,23 0,64
Skor tertinggi adalah 8,5.
Maksimum 4,25 8,5 6 Analisis data digunakan untuk menguji
Rata - rata 2,31 6,32 4,00 hipotesis yang diajukan dalam penelitian yaitu
Standar dengan penggunaan model PBL pada proses
Devisiasi 0,65 0,84 0,95 belajar mengajar TIK, melalui pengujian
Varians 0,43 0,71 0,92 normalitas dan homogenitas data.
1. Uji Normalitas
Data hasil belajar TIK pada Setelah pengumpulan data, maka
kelompoksiswa eksperimen kelas XI IPA4SMA dilakukan uji normalitas data dengan
N 1 Langowan diperoleh melalui tes awal (pre- menggunakan uji Lilifors yang bertujuan untuk
test) dan tes akhir (post-test). Data tersebut mengetahui apakah kedua kelompok ini normal
merupakan nilai kemampuan siswa yang atau tidak dengan daerah penerimaan Ho(Ho=
diperoleh melalui objektive test setelah populasi berdistribusi normal), jika Fhitung ≤ Ftabel
dilakukan proses pembelajaran menggunakan pada taraf nyata  = 0.05
model PBL. Berdasarkan tabel 4.1 dapat Pada kelas Eksperimen Lhitung(L0)
diketahui rentang nilai pada kelas eksperimen. =0.1261 sedangkan L 0.161. Karena L0<
tabel
Nilai terendah pre test adalah 1,75 dan nilai Ltabel maka Ho diterina yaitu pada kelas
tertinggi adalah 3,5 sedangkan pada post test eksperimen berdistribusi normal. Pada kelas
nilai terendah adalah 7,25 dan nilai tertinggi kontrol Lhitung(L0)= 0,0291 dengan nilai Ltabel =
adalah 9. 0.161. Karena L0< Ltabel maka Ho diterina yaitu
Data hasil belajar TIK pada kelompok pada kelas kontrol berdistribusi normal.
siswa kontrol kelas XI IPA2SMA N 1 Langowan 2. Uji Homogenitas
diperoleh melalui tes awal (pre-test) dan tes Setelah Uji Normalitas maka diuji
akhir (post-test). Data tersebut merupakan nilai homogenitas kemampuan dari kedua kelompok
kemampuan siswa yang diperoleh melalui sampel ini dengan menggunakan uji kesamaan
objektive test setelah dilakukan proses dua varians.
pembelajaran menggunakan metode

222
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892

Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Uji keterangan ;


Homogenitas Pada Kelas Eksperimen X1 = Rata-rata
dan Kelas Kontrol nilai sampel 1
Pada Materi perangkat lunak pengolah angka, X2 = Rata-rata nilai sampel 2
𝟏
terima Ho jika F hitung < F𝟐 (V1, V2)pada taraf Samp Varian Dk F(Varian F F
nyata = 0.10. Dari hasil perhitungan didapat el s s hitung tabel
2
bahwa nilai F hitung = 1.02 sedangkan Ftabel = (S ) terbesar/

2.00 pada taraf nyata  = 0.10 varians

Kriteria pengujian homogenitas sampel terkecil)


Eksp 4,95 58 4,95 1,39 2,00
menurut Sudjana (2002) yaitu jika Fhitung < Ftabel F= 3,56
berarti data kelas sampel mempunyai varians erime

yang homogen, sebaliknya jika Fhitung > Ftabel n

berarti data kelas tidak homogen. Jadi F hitung = Kont 3,56

1.39< Ftabel = 2.00 sehingga dapat diketahui rol


bahwa kedua kelas mempunyai varians yang S2 = Varians Sampel
homogen. S = Standar deviasi
3. Uji Hipotesis n1 = Jumlah sampel 1
Hipotesis : Pengaruh model PBL terhadap n2 = Jumlah sampel 2
2
hasil belajar siswa. S1 = variansi kelas eksperimen
2
Langkah-langkah : S2 = variansi kelas control
a. Hipotesis yang akan diuji adalah : Hasil perhitungan pada lampiran 12
(H0 : µ12 = µ22 ) daerah kritis pada taraf nyata  = 0.05
(H1 : µ12 ≠ µ22 ) disimpulkan bahwa diperoleh thitung = 4,407 dan
Dimana µ1 = parameter nilai rata-rata nilai ttabel = t1-1/2α dimana ttabel = t1-1/2(0,05),
post-test siswa kelas ttabel = t1- (0,025), ttabel = t0,975, ttabel = 2,00. Pada
eksperimen taraf nyata α = 0,05 dengan kriteria pengujian H0
µ2 = parameter nilai rata-rata post-test jika –t1-1/2α < t <t1-1/2α, dan tolak H0 jika thitung
siswa kelas control memiliki harga-harga lain. Dari data yang
b. Taraf nyata yang digunakan adalah  = diperoleh thitung = 4.407> ttabel = 2,00 dan terdapat
0.05 didaerah penolakan H0. Dengan demikian
Kriteria pengujian = terima Ho jika -t1-1/2α < t hipotesis H0 ditolak, dan menerima hipotesis H1.
<t1-1/2α , dimana t1-1/2α didapat dari daftar
distribusi t dengan dk = (n1 + n2 -2) 4.2 Pembahasan
Menurut sudjana (1996) rumus Penelitian ini diawali dengan observasi
yang digunakan; di SMA Negeri 1 Langowan untuk memperoleh
𝑋1−𝑋2 data-data permasalahan belajar maupun
t=𝑆 1 1
dengan, S2gab =
√ +
𝑛1 𝑛2 mengajar di sekolah pada saat jam pelajaran
(𝑛1 −1)S2 2
1 + (𝑛1 −2)S2 TIK. Kemudian dilanjutkan dengan pengujian
𝑛1 + 𝑛2 − 2

223
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892

validitas dan reabilitas butir soal yangdilakukan memberikan tes di akhir pembelajaran. Pada
di SMA Negeri 1 Kawangkoan. Dari 45 soal pertemuan pertama belum terlihat perbedaan
yang diuji, 5 diantaranya hanya memiliki yang signifikan, karena waktu itu juga siswa
validitas data dan reabilitas data yang rendah terlihat jelas masih berupaya menyesuaikan diri
sedangkan 40 soal lainnya memiliki validitas dengan model pembelajaran yang diberikan.
data >0,20 dan reabilitas r11=80. Soal dengan Sebelum pertemuan kedua, peneliti terus
validitas data dan reabilitas data yang rendah berupaya berinteraksi dengan siswa disaat jam
dihilangkan, sehingga instrumen hasil belajar istirahat. Hasilnya pada pertemuan kedua
TIK yang dapat digunakan dalam penelitian pengola angka (Microsoft Excel), siswa kelas
berjumlah 40 soal. eksperimen bisa lebih aktif dalam belajar dan
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri memberikan hasil yang memuaskan dalam tes.
1 Langowan pada kelas XI IPA4 dan XI IPA2, Keaktifan dan hasil belajar yang baik terus
masing-masing berjumlah 30 orang. ditunjukan di pertemuan-pertemuan
Pembelajaran dilakukan berdasarkan rencana selanjutnya. Sedangkan pada kelas kontrol,
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah antusias belajar sebagian siswa juga bagus
disiapkan sebelumnya dengan menggunakan namun yang lain terlihat sulit menyerap materi
materi yang sama yaitu menggunakan perangkat yang peneliti sampaikan dan berdampak pada
lunak pengolah angka untuk menghasilkan hasil tes mereka yang belum memuaskan.
informasi dan memahami perangkat lunak Berdasarkan hasil penelitian yang
pengola angka dengan alokasi waktu 12 x 45 diambil dari pre-test dan post test, diketahui
menit atau 6 x pertemuan. Pembelajaran melalui bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang
model PBL dilaksanakan di kelas XI IPA4 menggunakan Model PBL dengan metode
sedangkan pembelajaran menggunakan metode ceramah.
konvensional (ceramah) dilakukan di kelas XI
10 8,26
IPA2. 6,32
8
Penggunaan PBL dalam materi 6 2,31 2,25
4
menggunakan perangkat lunak pengolah angka 2 pre test
0
untuk menghasilkan informasi dan memahami post test
perangkat lunak pengola angka akan membuat
siswa tahu bagaimana cara berpikir kritis dan
memperoleh pengetahuan yang penting dari
materi pelajaran. Selain itu penggunaan PBL
akan membuat siswa lebih mudah menemukan Gambar 4.2. Data histogram perbedaan hasil

dan memahami konsep, siswa terlatih untuk belajar antara siswa yang diberi perlakuan

aktif dalam proses belajar mengajar dan model PBL dengan metode ceramah.

membantu teman lainnya yang belum Hasil uji hipotesis juga memberikan

memahami pelajaran. gambaran bahwa dalam proses belajar mengajar

Selama penelitian dilaksanakan, peneliti dengan menggunakan model PBL memberikan

tidak hanya melaksanakan KBM tapi juga pengaruh yang signifikan dimana siswa lebih

224
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892

mudah menemukan dan memahami konsep, dalam pembelajaran lebih baik dengan rata-rata
siswa terlatih untuk aktif dalam proses belajar nilai post test 8,26 dibandingkan dengan
mengajar dan memecahkan masalah lewat penggunaan metode ceramah yang memperoleh
diskusi dengan teman-teman anggota kelompok. nilai post test 6,32, berarti penerapan Model
Jelaslah bahwa peningkatan hasil belajar PBL memberikan pengaruh yang signifikan
siswa berjalan searah dengan meningkatnya dimana siswa lebih mudah menemukan dan
keterampilan proses siswa yang turut ditentukan memahami konsep, siswa terlatih untuk aktif
oleh kegiatan belajar siswa dengan aktivitas dalam proses belajar mengajar dan memecahkan
proses pembelajaran dan juga ditentukan oleh masalah lewat diskusi dengan teman-teman
bagaimana guru itu menentukan model anggota kelompok.
pembelajaran yang cocok untuk materi tertentu. 5.2 Saran
Penelitian di SMA Negeri 1 Langowan dapat Dari hasil penelitian ini disarankan agar
dilihat dari hasil post-test kelas eksperimen guru dapat menggunakan model Problem Based
dengan rata-rata 8.26, sedangkan kelas kontrol Learning (PBL) dalam kegiatan belajar
6.32. mengajar untuk dapat meningkatkan hasil
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan belajar siswa. Penelitian ini juga dapat menjadi
hasil penelitian yang dilakukan oleh Nadriyah bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
dari UNIMED pada tahun 2010 dimana hasil REFERENSI
belajar TIK siswa yang diajarkan dengan [1] Anonimus. 2012. Langkah-Langkah Model
Pembelajaran Ceramah.
pembelajaran berbasis masalah (80,22) lebih http://id.scribd.com/doc/91514283/Langkah-
Langkah-Model-Pembelajaran-Ceramah. Waktu
baik dari hasil belajar siswa yang diajarkan akses: 17/12/2012 pukul 14.09 wita.
[2] Anonimus. 2011. Metode Ceramah.
dengan pembelajaran konvensional (74,44). http://www.majalahpendidikan.com/2011/10/pengert
ian-dan-pelaksanaan-metode.html. Waktu akses:
Selanjutnya penelitian oleh Hatmiyati dari 17/12/2012 pukul 14.09 wita.
[3] Anonimus. 2011.Metode Ceramah.
STAIN Palangkaraya pada tahun 2011, hasil http://www.sarjanaku.com/2011/08/metode-
penelitiannya menunjukkan adanya perbedaan ceramah.html. Waktu akses: 17/12/2012 pukul 14.09
wita.
hasil belajar antara kelas dengan menggunakan [4] Arikunto S. 1990. Manajemen Pendidikan. Rineka
Cipta:Jakarta
metode ceramah dan kelas yang menggunakan [5] Hajriana. 2010. Problem Based Learning
(Pembelajaran Berbasis Masalah).
model PBL. Pada kelas yang menggunakan http://hajrianawarnadunia.blogspot.com/2010/04/pro
blem-based-learning-pembelajaran.html. Waktu
metode ceramah memperoleh hasil pre-test akses : 21/05/2012 pukul 21.19 wita.
[6] Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi
29,55 dan pos-test 57,7 sedangkan kelas yang Aksara:Bandung.
[7] Ibrahim, H. Muslimin. 2004. Pembelajaran
menggunakan model PBL memperoleh hasil Kooperatif. University Press: Surabaya
[8] Nurhadi. 2004. Definisi pembelajaran berbasis
pre-test 25,8 dan hasil pos-test nya masalah (Problem Based Learning).
67,85.Demikian, penggunaan model PBL http://abdurrazzaaq.com/1883/penerapan-model-
pembelajaran-berbasis-masalah-problem-based-
dalam pembelajaran dapat berpengaruh learning. Waktu akses 21/05/2012 pukul 20.37 wita.
[9] Sadirman. 2008. Belajar.
terhadap hasil belajar TIK siswa. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/09/28/pe
mbelajaran-berdasarkan-masalah/. Waktu akses :
V. KESIMPULAN DAN SARAN 21/05/2012 pukul 20.55 wita.
[10] Sudjana. 1992. Metode Statistika. Tarsito : Bandung
5.1 Kesimpulan [11] Sudrajat, A. 2011. Pembelajaran Berbasis Masalah.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/09/28/pe
Kesimpulan dari penelitian ini adalah mbelajaran-berdasarkan-masalah/. Waktu akses :
21/05/2012 pukul 20.55 wita.
penggunaan Model Problem Based Learning

225
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892

[12] Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan.


Alfabeta: Bandung.
[13] Trianto. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/09/28/pe
mbelajaran-berdasarkan-masalah/. Waktu akses :
21/05/2012 pukul 20.55 wita.
[14] Tugino. 2011. Model Pembelajaran Berbasis
Masalah.
http://tugino230171.wordpress.com/2011/01/09/mod
el-pembelajaran-berbasis-masalah/#more-1483.
Waktu akses : 21/05/2012 pukul 20.43 wita.
[15] Raka J. 1992. Strategi Pembelajaran.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/09/28/pe
mbelajaran-berdasarkan-masalah/. Waktu akses :
21/05/2012 pukul 20.55 wita.
[16] Kementerian pendidikan nasional. Direktorat Tenaga
Kependidikan. 2010. Materi Pelatihan Penguatan
Pengawas Sekolah. Jakarta.

226

Anda mungkin juga menyukai