211
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892
212
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892
213
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892
mengingat, tetapi akan lebih bermakna jika Proses belajar diharapkan terjadi secara
mengalami apa yang dipelajarinya, karena itu optimal pada peserta didik melalui cara-cara
pendidik dituntut menyediakan kondisi belajar yang dirancang dan difasilitasi oleh guru di
untuk peserta didik dalam mencapai sekolah. Dengan demikian diperlukan kegiatan
kemampuan-kemampuan tertentu yang harus pembelajaran yang disiapkan oleh guru.
didipelajari oleh subyek didik (Oemar, 2001: Pembelajaran merupakan seperangkat
27). tindakan yang dirancang untuk mendukung
Menurut pandangan teori proses belajar peserta didik, dengan
kontruktivisme, belajar merupakan proses aktif memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal
dari si subjek belajar untuk merekonstruksi yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-
makna, sesuatu entah itu teks, kegiatan dialog, kejadian internal yang berlangsung di dalam
pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar peserta didik
merupakan proses mengasimilasikan dan Pengaturan peristiwa pembelajaran
menghubungkan pengalaman atau bahan yang dilakukan secara seksama dengan maksud agar
dipelajarinya dengan pengertian yang sudah terjadi belajar dan membuat berhasil. Oleh
dimiliki, sehingga pengertiannya menjadi karena itu pembelajaran perlu dirancang,
berkembang (Sadirman, 2008: 37). Dalam ditetapkan tujuannya sebelum dilaksanakan, dan
proses pembelajaran, siswa membangun sendiri dikendalikan pelaksanaannya
pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif Proses pembelajaran yang berhasil guna
dalam proses belajar dan mengajar. Dengan kata memerlukan teknik, metode, dan pendekatan
lain belajar merupakan proses menuju tertentu sesuai dengan karakteristik tujuan,
perubahan dengan cara siswa mengalami sendiri peserta didik, materi, dan sumber daya.
(Trianto, 2008: 28). Sehingga diperlukan strategi yang tepat dan
Keberhasilan belajar peserta didik efektif. Strategi pembelajaran merupakan suatu
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. seni dan ilmu untuk membawa pembelajaran
Faktor internal, yaitu kondisi dalam proses sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah
belajar yang berasal dari dalam diri sendiri, ditetapkan dapat dicapai secara efesien dan
sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Ada efektif. Cara-cara yang dipilih dalam menyusun
beberapa hal yang termasuk faktor internal, strategi pembelajaran meliputi sifat, lingkup dan
yaitu: kecerdasan, bakat (aptitude), urutan kegiatan yang dapat memberikan
keterampilan (kecakapan), minat, motivasi, pengalaman belajar kepada peserta didik.
kondisi fisik, dan mental. Faktor eksternal, Strategi belajar mengajar tidak hanya terbatas
adalah kondisi di luar individu peserta didik pada prosedur dan kegiatan, melainkan juga
yang mempengaruhi belajarnya. Adapun yang termasuk di dalamnya materi pembelajaran
termasuk faktor eksternal adalah: lingkungan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
sekolah, keluarga dan masyarakat (keadaan 2.2 Model PBL
sosio-ekonomis, sosio kultural, dan keadaan a. Pengertian PBL
masyarakat). Pembelajaran Berbasis
masalah (Problem Based Learning), yang
214
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892
215
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892
asisten sebagai tutor. Masalah disiapkan sebagai PBL ditujukan untuk mengembangkan
konteks pembelajaran baru. Analisis dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
penyelesaian terhadap masalah itu Keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak sama
menghasilkan perolehan pengetahuan dan dengan keterampilan yang berhubungan dengan
keterampilan pemecahan masalah. pola-pola tingkah laku rutin. Ciri-ciri berpikir
Permasalahan dihadapkan sebelum semua tingkat tinggi seperti berikut: tidak bersifat
pengetahuan relevan diperoleh dan tidak hanya algoritmik (noalgoritmic), cenderung kompleks,
setelah membaca teks atau mendengar ceramah seringkali menghasilkan banyak solusi,
tentang materi subjek yang melatar belakangi melibatkan pertimbangan dan interpretasi,
masalah tersebut. Hal inilah yang membedakan melibatkan banyak kriteria
antara PBL dan metode yang berorientasi 2. Belajar Pengarahan Sendiri (self
masalah lainnya. Tutor berfungsi sebagai pelatih directed learning)
kelompok yang menyediakan bantuan agar PBL berpusat pada siswa. Siswa harus
interaksi siswa menjadi produktif dan dapat menentukan sendiri apa yang harus
membantu siswa mengidentifikasi pengetahuan dipejari, dan dari mana informasi harus
yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah. diperoleh dibawah bimbingan guru. Dengan
Hasil dari proses pemecahan masalah itu adalah, bimbingan guru yang secara berulang-ulang
siswa membangun pertanyaan-pertanyaan (isu mendorong dan mengarahkan mereka untuk
pembelajaran) tentang jenis pengatahuan apa mengajukan pertanyaan mencari penyelesaian
yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri,
Setelah itu, siswa melakukan penelitian pada siswa belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas
isu-isu pembelajaran yang telah diidentifikasi itu secara mandiri dalam kehidupan kelak
dengan menggunakan berbagai sumber. Untuk e. Landasan Teoritik Model PBL
ini siswa disediakan waktu yang cukup untuk Temuan-temuan dari psikologi kognitif
belajar mandiri. menyediakan landasan teoritis untuk
Proses PBL akan menjadi lengkap bila meningkatkan pengajaran secara umum dan
siswa melaporkan hasil penelitiannnya (apa khsususnya PBL. Berdasar pada pandangan
yang dipelajari) pada pertemuan berikutnya. psikologi kognitif ini terdapat tiga prinsip
Tujuan pertama dari paparan ini adalah untuk pembelajaran yang berkaitan dengan PBL yaitu:
menunjukkan hubungan antara pengetahuan Prinsip 1: Belajar adalah proses konstruktif dan
baru yang diperoleh dengan masalah yang ada bukan penerimaan, Prinsip 2: Knowing About
ditangan siswa. Fokus yang kedua adalah untuk Knowing (metakognisi) Mempengaruhi
bergerak pada level pemahaman yang lebih Pembelajaran, dan Prinsip 3: Faktor-faktor
umum, membuat kemungkinan transfers Kontekstual dan Sosial Mempengaruhi
pengetahuan baru. Pembelajaran.
d. Tujuan dan Hasil Belajar Model PBL f. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis
1. Keterampilan Berpikir dan Masalah
Keterampilan Memecahkan Masalah Menurut Agus dalam buku cooperative
learning, strategi pembelajaran berbasis
216
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892
masalah terdiri dari 5 fase atau langkah. Fase- c. Sering terjadi miss-konsepsi
fase dan perilaku tersebut merupakan tindakan d. Sulitnya mencari problem yang relevan
berpola.Pola ini diciptakan agar hasil 2.3 Metode Ceramah
pembelajaran dengan pengembangan a. Pengertian Metode Ceramah
pembelajaran berbasis masalah dapat Ceramah adalah penuturan bahan
diwujudkan. Sintaks PBL dapat dilihat pada pelajaran secara lisan. Metode ini tidak
Tabel 1 berikut: senantiasa jelek bila penggunaannya
g. Asesmen Model PBL dipersiapkan dengan baik, didukung dengan alat
Tugas-tugas asesmen untuk PBL tidak dan media, serta memperhatikan batas-batas
dapat semata-mata terdidri dari tes kertas dan penggunaannya. (Nana Sudjana, 2000:77).
pensil (pencil and paper test). Kebanyakan Penerapan metode ceramah merupakan cara
teknik asesmen dan evaluasi yang digunakan mengajar yang paling tradisional dan tidak asing
untuk PBL adalah menilai pekerjaan yang lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah
dihasilkan oleh siswa sebagai hasil pendidikan. Cara ini kadang membosankan,
penyelidikan/hasil kerja mereka. Seperti pada maka dalam pelaksanaannya memerlukan
model pembelajaran kontekstual lainnya, ketrampilan tertentu, agar penyajiannya tidak
bentuk asesmen PBL terdiri dari asesmen membosankan dan dapat menarik perhatian
kinerja dan portofolio. Berbeda dengan siswa. Namun kita masih mengakui bahwa
penilaian tradisional (paper and pencil test). metode ceramah ini tetap penting dengan tujuan,
Penetapan kriteria penilaian tugas-tugas kinerja/ agar siswa mendapatkan informasi tentang suatu
hasil karya harus dilakukan pada awal-awal pokok atau persoalan tertentu
pembelajaran dan harus dapat dikerjakan oleh b. Sintaks Metode Ceramah
siswa.Kriteria penilaian itu harus didiskusikan Sintaks metode ceramah dapat dilihat pada tabel
terlebih dahulu bersama siswa di kelas. Diskusi 2.2 berikut:
ini meliputi berapa grade yang harus mereka Tabel 2.2 Sintaks Metode Ceramah
capai dan siapa yang akan menilai mereka Langkah KEGIATAN
h. Kelebihan dan Kekurangan PBL GURU
Kelebihan PBL sebagai suatu model Tahap I: Penjelasan singkat
pembelajaran adalah: tentang tujuan
a. Realistik dengan kehidupan siswa Persiapan pembelajaran, bahan
b. Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa pembelajaran, dan
c. Memupuk sifat inquiry siswa titik tolak
d. Memupuk kemampuan pemecahan pembahasan (dapat
masalah berupa kasus yang
Kekurangan PBL sebagai suatu model relevan atau
pembelajaran adalah: apersepsi).
a. Memerlukan waktu yang cukup panjang Tahap II: Penjabaran materi
b. Persiapan pembelajarannya harus sekitar masalah atau
kompleks
217
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892
218
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892
219
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892
eksperimen dengan jumlah siswa 30. 3.6 Teknik Pengolahan Data Dan Analisis
Data
Data yang diambil dalam penelitian ini
3.3 Definisi Operasional Variabel
adalah hasil belajar siswa yang diperoleh baik
1. Variabel bebas adalah model PBL yaitu
pada kelas eksperimen maupun pada kelas
suatu model pembelajaran yang
kontrol. Data yang terkumpul selanjutnya diolah
didasarkan pada prinsip menggunakan
220
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892
Kriteria pengujian adalah : terima H0 (H0 diterapkan model PBL dan untuk kelas kontrol
: δ12 : δ22), jika:F ½ α (n1-1, n2-1) <F < F hanya diterapkan model pembelajaran
½ α (n1-1, n2-1). konvensional yaitu dengan metode ceramah.
221
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892
Hasil analisis dari pre-test dan post-test kelas konvensional (ceramah). Berdasarkan tabel 4.2
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada dapat diketahui rentang nilai pada kelas
tabel dibawah ini: eksperimen. Nilai terendah pre test adalah 1,5
Tabel 4.1. Ringkasan data hasil pre-test dan nilai tertinggi adalah 4,25 sedangkan pada
danpost-test kelas eksperimen post test nilai terendah adalah 5 dan nilai
222
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892
223
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892
validitas dan reabilitas butir soal yangdilakukan memberikan tes di akhir pembelajaran. Pada
di SMA Negeri 1 Kawangkoan. Dari 45 soal pertemuan pertama belum terlihat perbedaan
yang diuji, 5 diantaranya hanya memiliki yang signifikan, karena waktu itu juga siswa
validitas data dan reabilitas data yang rendah terlihat jelas masih berupaya menyesuaikan diri
sedangkan 40 soal lainnya memiliki validitas dengan model pembelajaran yang diberikan.
data >0,20 dan reabilitas r11=80. Soal dengan Sebelum pertemuan kedua, peneliti terus
validitas data dan reabilitas data yang rendah berupaya berinteraksi dengan siswa disaat jam
dihilangkan, sehingga instrumen hasil belajar istirahat. Hasilnya pada pertemuan kedua
TIK yang dapat digunakan dalam penelitian pengola angka (Microsoft Excel), siswa kelas
berjumlah 40 soal. eksperimen bisa lebih aktif dalam belajar dan
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri memberikan hasil yang memuaskan dalam tes.
1 Langowan pada kelas XI IPA4 dan XI IPA2, Keaktifan dan hasil belajar yang baik terus
masing-masing berjumlah 30 orang. ditunjukan di pertemuan-pertemuan
Pembelajaran dilakukan berdasarkan rencana selanjutnya. Sedangkan pada kelas kontrol,
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah antusias belajar sebagian siswa juga bagus
disiapkan sebelumnya dengan menggunakan namun yang lain terlihat sulit menyerap materi
materi yang sama yaitu menggunakan perangkat yang peneliti sampaikan dan berdampak pada
lunak pengolah angka untuk menghasilkan hasil tes mereka yang belum memuaskan.
informasi dan memahami perangkat lunak Berdasarkan hasil penelitian yang
pengola angka dengan alokasi waktu 12 x 45 diambil dari pre-test dan post test, diketahui
menit atau 6 x pertemuan. Pembelajaran melalui bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang
model PBL dilaksanakan di kelas XI IPA4 menggunakan Model PBL dengan metode
sedangkan pembelajaran menggunakan metode ceramah.
konvensional (ceramah) dilakukan di kelas XI
10 8,26
IPA2. 6,32
8
Penggunaan PBL dalam materi 6 2,31 2,25
4
menggunakan perangkat lunak pengolah angka 2 pre test
0
untuk menghasilkan informasi dan memahami post test
perangkat lunak pengola angka akan membuat
siswa tahu bagaimana cara berpikir kritis dan
memperoleh pengetahuan yang penting dari
materi pelajaran. Selain itu penggunaan PBL
akan membuat siswa lebih mudah menemukan Gambar 4.2. Data histogram perbedaan hasil
dan memahami konsep, siswa terlatih untuk belajar antara siswa yang diberi perlakuan
aktif dalam proses belajar mengajar dan model PBL dengan metode ceramah.
membantu teman lainnya yang belum Hasil uji hipotesis juga memberikan
tidak hanya melaksanakan KBM tapi juga pengaruh yang signifikan dimana siswa lebih
224
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892
mudah menemukan dan memahami konsep, dalam pembelajaran lebih baik dengan rata-rata
siswa terlatih untuk aktif dalam proses belajar nilai post test 8,26 dibandingkan dengan
mengajar dan memecahkan masalah lewat penggunaan metode ceramah yang memperoleh
diskusi dengan teman-teman anggota kelompok. nilai post test 6,32, berarti penerapan Model
Jelaslah bahwa peningkatan hasil belajar PBL memberikan pengaruh yang signifikan
siswa berjalan searah dengan meningkatnya dimana siswa lebih mudah menemukan dan
keterampilan proses siswa yang turut ditentukan memahami konsep, siswa terlatih untuk aktif
oleh kegiatan belajar siswa dengan aktivitas dalam proses belajar mengajar dan memecahkan
proses pembelajaran dan juga ditentukan oleh masalah lewat diskusi dengan teman-teman
bagaimana guru itu menentukan model anggota kelompok.
pembelajaran yang cocok untuk materi tertentu. 5.2 Saran
Penelitian di SMA Negeri 1 Langowan dapat Dari hasil penelitian ini disarankan agar
dilihat dari hasil post-test kelas eksperimen guru dapat menggunakan model Problem Based
dengan rata-rata 8.26, sedangkan kelas kontrol Learning (PBL) dalam kegiatan belajar
6.32. mengajar untuk dapat meningkatkan hasil
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan belajar siswa. Penelitian ini juga dapat menjadi
hasil penelitian yang dilakukan oleh Nadriyah bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
dari UNIMED pada tahun 2010 dimana hasil REFERENSI
belajar TIK siswa yang diajarkan dengan [1] Anonimus. 2012. Langkah-Langkah Model
Pembelajaran Ceramah.
pembelajaran berbasis masalah (80,22) lebih http://id.scribd.com/doc/91514283/Langkah-
Langkah-Model-Pembelajaran-Ceramah. Waktu
baik dari hasil belajar siswa yang diajarkan akses: 17/12/2012 pukul 14.09 wita.
[2] Anonimus. 2011. Metode Ceramah.
dengan pembelajaran konvensional (74,44). http://www.majalahpendidikan.com/2011/10/pengert
ian-dan-pelaksanaan-metode.html. Waktu akses:
Selanjutnya penelitian oleh Hatmiyati dari 17/12/2012 pukul 14.09 wita.
[3] Anonimus. 2011.Metode Ceramah.
STAIN Palangkaraya pada tahun 2011, hasil http://www.sarjanaku.com/2011/08/metode-
penelitiannya menunjukkan adanya perbedaan ceramah.html. Waktu akses: 17/12/2012 pukul 14.09
wita.
hasil belajar antara kelas dengan menggunakan [4] Arikunto S. 1990. Manajemen Pendidikan. Rineka
Cipta:Jakarta
metode ceramah dan kelas yang menggunakan [5] Hajriana. 2010. Problem Based Learning
(Pembelajaran Berbasis Masalah).
model PBL. Pada kelas yang menggunakan http://hajrianawarnadunia.blogspot.com/2010/04/pro
blem-based-learning-pembelajaran.html. Waktu
metode ceramah memperoleh hasil pre-test akses : 21/05/2012 pukul 21.19 wita.
[6] Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi
29,55 dan pos-test 57,7 sedangkan kelas yang Aksara:Bandung.
[7] Ibrahim, H. Muslimin. 2004. Pembelajaran
menggunakan model PBL memperoleh hasil Kooperatif. University Press: Surabaya
[8] Nurhadi. 2004. Definisi pembelajaran berbasis
pre-test 25,8 dan hasil pos-test nya masalah (Problem Based Learning).
67,85.Demikian, penggunaan model PBL http://abdurrazzaaq.com/1883/penerapan-model-
pembelajaran-berbasis-masalah-problem-based-
dalam pembelajaran dapat berpengaruh learning. Waktu akses 21/05/2012 pukul 20.37 wita.
[9] Sadirman. 2008. Belajar.
terhadap hasil belajar TIK siswa. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/09/28/pe
mbelajaran-berdasarkan-masalah/. Waktu akses :
V. KESIMPULAN DAN SARAN 21/05/2012 pukul 20.55 wita.
[10] Sudjana. 1992. Metode Statistika. Tarsito : Bandung
5.1 Kesimpulan [11] Sudrajat, A. 2011. Pembelajaran Berbasis Masalah.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/09/28/pe
Kesimpulan dari penelitian ini adalah mbelajaran-berdasarkan-masalah/. Waktu akses :
21/05/2012 pukul 20.55 wita.
penggunaan Model Problem Based Learning
225
Engineering Education Journal (E2J-UNIMA), Vol. 6, No. 3, 2018 ISSN 2337-5892
226