Anda di halaman 1dari 26

JUDUL :

“UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI


PEMBELAJARAN TEMATIK TEMA 7 SUBTEMA 3 PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH,
TANYA JAWAB, DAN PEMBAGIAN TUGAS KELAS III DI SD INPRES
TOMMO III KECAMATAN TOMMO KABUPATEN MAMUJU”

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebelum memasuki bangku sekolah, anak terbiasa memandang dan
mempelajari yang terjadi di sekitarnya atau yang dialaminya sebagai suatu
kesatuan yang utuh (holistik), mereka tidak melihat semua itu secara parsial
(terpisah-pisah). Sayangnya, ketika memasuki situasi belajar secara formal di
bangku sekolah dasar, mereka disuguhi oleh berbagai ilmu atau mata pelajaran
yang terpisah satu sama lain sehingga mereka terkadang mengalami kesulitan
untuk memahami fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat dan alam
sekitarnya. Penyelenggaraan pendidikan dengan menekankan pada pembelajaran
yang memisahkan penyajian antarsatu mata pelajaran dengan mata pelajaran
lainnya akan mengakibatkan permasalahan yang cukup serius terutama bagi siswa
usia sekolah dasar. Pembelajaran yang memisahkan secara tegas penyajian mata
pelajaran mata pelajaran tersebut membuahkan kesulitan bagi setiap anak karena
hanya akan memberikan pengalaman belajar yang bersifat artifisial atau
pengalaman belajar yang dibuat-buat. Oleh karena itu, proses pembelajaran pada
satuan pendidikan sekolah dasar, terutama untuk kelas-kelas awal, harus
memperhatikan karakteristik anak yang akan menghayati pengalaman belajar
tersebut sebagai satu kesatuan yang utuh. Pengemasan pembelajaran harus
dirancang secara tepat karena akan berpengaruh terhadap kebermaknaan
pengalaman belajar anak. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan
unsur-unsur konseptual baik di dalam maupun antar mata pelajaran, akan
memberi peluang bagi terjadinya pembelajaran yang efektif dan lebih bermakna
(meaningful learning).
Pembelajaran tematik sebagai suatu konsep merupakan pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi anak. Pembelajaran terpadu diyakini
sebagai pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan anak. Pembelajaran terpadu secara efektif akan membantu
menciptakan kesempatan yang luas bagi siswa untuk melihat dan membangun
konsep-konsep yang saling berkaitan. Dengan demikian, pembelajaran terpadu
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami masalah yang kompleks
yang ada di lingkungan sekitarnya dengan pandangan yang utuh. Dengan
pembelajaran terpadu ini siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk
mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai, dan menggunakan informasi yang ada
di sekitarnya secara bermakna. Terdapat dua istilah yang secara teoritis memiliki
hubungan yang saling terkait dan ketergantungan satu dan lainnya, yaitu
integrated curriculum (kurikulum terpadu) dan integrated learning (pembelajaran
terpadu). Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah
disiplin ilmu melalui pemaduan isi, keterampilan, dan sikap (Wolfinger,
1994:133).
Landasan pembelajaran tematik dilandasi oleh landasan filosofis, landasan
psikologis, dan landasan praktis. Landasan filosofis mencakup progresivisme,
konstruktivisme, dan humanisme. Landasan psikologis mencakup psikologi
perkembangan dan psikologi belajar. Landasan praktis dilandasi prinsip-prinsip
perkembangan dunia pengetahuan, pemberian pelajaran di sekolah secara
terpisah, kolaborasi antara berbagai mata pelajaran, dan adanya kesenjangan yang
terjadi antara teori dan praktek.
Dengan demikian dapat identifikasi masalah Di SD Inpres Tommo III
kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju permasalahan yang masih banyak
dirasakan seperti salah satunya pada materi pembelajaran tematik Tema 7
Subtema 3 Perkembangan Teknologi di kelas III, dimana masih ada siswa yang
nilainya di bawah KKM.
1. Identifikasi masalah
Permasalahan pada materi pembelajaran tematik Tema 7 Subtema 3
Perkembangan Teknologi di Kelas III SD INPRES Tommo III yang di hadapi
adalah :
1) Rendahnya hasil belajar yang di peroleh siswa
2) Siswa banyak kurang aktif saat proses belajar mengajar
3) Kurangnya rasa ingin tahu siswa
4) Kurangnya benda nyata yang digunakan guru
5) Kurangnya interaksi baik antara guru dengan siswa, maupun antara siswa
dengan siswa didalam kelas.
Dari data yang ditemukan di atas, penulis berusaha untuk mengatasi hal
tersebut maka penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penetilian
Tindakan Kelas ( PTK ).
2. Analisis masalah

Dari hasil identifikasi masalah , untuk mengatasi kesulitan siswa


dalam materi tema 7 sub tema 3 perkembangan teknologi mata pelajaran Bahasa
Indonesia, PPKN, dan Matematika maka penulis memperoleh alternatif
pemecahan masalah dengan usaha perbaikan sebagai berikut :
1) Penyampaian Langkah-langkah dan tujuan pembelajaran sampai
pelaksanaan kegiatan pembelajaran harus jelas nyata.
2) Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, dan pembagian tugas
3) Siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran
4) Dalam proses belajar guru berfungsi sebagai fasilitator dan
transformator
5) Penguasaan kelas perlu dimiliki guru dalam proses belajar mengajar.
Pembelajaran yang berhasil ditunjukkan melalui penguasaan materi oleh
siswa, khususnya pada pembelajaran tematik. Tingkat penguasaan materi oleh
siswa biasanya dinyatakan dengan nilai dalam bentuk angka, pada materi yang
terdapat dalam pembelajaran tematik kelas III SD adalah Tema 7 Subtema 3
Perkembangan Teknologi. Sebenarnya materi ini tidak terlalu sulit untuk
dipahami dan dimengerti. Namun, kenyataan yang dihadapi oleh peneliti ketika
melakukan pembelajaran tematik Tema 7 Subtema 3 Perkembangan Teknologi
adalah nilai yang diperoleh masih sangat rendah, dimana dari 13 siswa hanya 6
siswa yang mampu memperoleh nilai diatas KKM sedangkan 7 siswa lainnya
masih memperoleh nilai dibawah KKM < 70 Sehingga dapat disimpulkan bahwa
siswa yang belum mampu memahami materi pembelajaran sebesar 50 %. Hal ini
berarti, daya serap siswa kelas III SD INPRES TOMMO III terhadap materi
pembelajaran tematik tema 7 subtema 3 perekembangan teknologi masih sangat
rendah. Salah satu sebab siswa tersebut tidak mampu untuk mengerjakan
soal-soal yang diberikan oleh guru dengan baik yaitu pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung penulis seringkali menemukan bahwa ada sebagian
siswa yang bersikap acuh tak acuh dan enggan bertanya kepada guru
maupun teman-teman yang lebih memahami.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan kondisi tersebut, penulis mengadakan refleksi dan merasa


tidak puas dengan hasil pembelajaran yang diperoleh siswa. Dari ketidakpuasan
tersebut maka diadakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan
kemampuan hasil belajar siswa. Dari uraian di atas yang menjadi fokus
pembelajaran adalah : ”Bagaimana Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Pembelajaran Tematik Tema 7 Subtema 3 Perkembangan Teknologi
Dengan Menggunakan Metode Ceramah, Tanya Jawab, Dan Pembagian Tugas
Kelas III Di SD Inpres Tommo III Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju”.

C. Tujuan Perbaikan
Dari rumusan masalah tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mendeskripsikan cara meningkatkan hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan pembagian tugas pada
siswa kelas III SD Inpres Tommo III.
2. Mengetahui apakah penggunaan metode ceramah, tanya jawab dan
pembagian tugas dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD
Inpres Tommo III
3. Mengetahui apakah penggunaan metode ceramah, tanya jawab dan
pembagian tugas dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas III SD
Inpres Tommo III.
D. Manfaat Perbaikan
1. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan kelilmuan dan diharapkan akan memberikan
manfaat bagi pembaca bahkan dunia pendidikan dalam penggunaan benda
konkret/nyata pada materi tema 7 sub tema 3 perkembangan teknologi mata
pelajaran Bahasa Indonesia, PPKN, dan Matematika .
2. Manfaat Praktis

Dibawah ini manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
a. Bagi sekolah
Dapat memberikan masukan bagi kebijakan yang akan diambil oleh
sekolah guna kemajuan sekolah yang tercermin dari peningkatan
kemampuan profesional para guru,perbaikan proses dan hasil belajar
siswa, serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah.
b. Bagi guru
Dapat memperbaiki kinerja, meningkatkan kemampuan dan
profesionalisme dalam memilih metode pengajaran yang baik.
c. Bagisiswa
Memberikan pembelajaran yang bermakna serta dapat meningkatkan
prestasi pembelajaran tematik.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan bisa untuk menambah wawasan
serta memiliki gambaran dan pengalaman dalam pembelajarantematik
jika menjadi guru di SD.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Tematik SD
Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu
tipe/jenis dari pada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik
pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa (Depdiknas, 2006; 5).
Terdapat dua istilah secara teoritis yang memiliki hubungan saling terkait
dan ketergantungan, yaitu integrated curriculum (kurikulum terpadu) dan
integrated learning (pembelajaran terpadu). Kurikulum terpadu adalah kurikulum
yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi, keterampilan
dan sikap (Wolfinger, 1994:133). Rasional pemaduan itu antara lain disebabkan
oleh beberapa hal berikut:
1. Kebanyakan masalah dan pengalaman (termasuk pengalaman belajar)
bersifat interdisipliner, sehingga untuk memahami, mempelajari dan
memecahkan diperlukan multi-skill.
2. Adanya tuntunan interaksi kolaboratif yang tinggi dalam memecahkan
masalah.
3. Memudahkan anak membuat hubungan antarskemata dan transfer
pemahaman antarkonteks.
4. Demi efisiensi.
5. Adanya tuntunan keterlibatan anak yang tinggi dalam proses
pembelajaran.
Pembelajaran tematik terpadu sebagai suatu konsep dapat diartikan
sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Fokus perhatian
pembelajaran terpadu terletak pada proses yang ditentukan siswa saat berusaha
memahami isi pembelajran sesuai dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus
dikembangkannya (Aminuddin, 1994). Berdasarkan hal tersebut, maka
pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai:
1. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai mata
pelajaran yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling serta dalm rentang
kemampuan dan perkembangan anak.
2. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak
secara serempak (simultan).
3. Merakit dan menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa mata
pelajaran yang berbeda, dengan harapan siswa akan belajar dengan lebih
baik dan bermakna.
Menurut teori Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah
bermakna dan menekankan juga pentingnya program pembelajaran yang
berorientasi pada kebutuhan perkembangan anak. Pembelajaran terpadu ini lebih
menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning
by doing).

B. Hakikat Belajar
Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan
terjadi proses melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau
persoalan, menyimak, dan latihan. Itu sebabnya, dalam proses belajar, guru harus
dapat membimbing dan memfasilitasi siswa supaya dapat melakukan
prose-proses tersebut. Proses belajar harus diupayakan secara efektif agar terjadi
adanya perubahan tingkah laku siswa yang disebabkab oleh proses-proses
tersebut. Jadi, seseorang dapat dikatakan belajar karena adanya indikasi
melakukan proses tersebut secara sadar dan menghasilkan perubahan tingkah
laku siswa yang diperoleh berdasarkan interaksi dengan lingkungan. Perwujudan
perubahan tingkah laku dari hasil belajar adalah adanya peningkatan kemampuan
siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Perubahan tersebut sebagai
perubahan yang disadari, relatif bersifat permanen, kontinu, dan fungsional.
Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu learning to know,
learning to do, learning to live together, and learning to be. Learning to know
adalah belajar untuk mengetahui yang menjadi target dalam belajar adalah adanya
proses pemahaman sehingga belajar tersebut dapat mengantarkan siswa untuk
mengetahui dan memahami substansi materi yang dipelajarinya.
Learning to do artinya belajar untuk berbuat, yang menjadi target dalam
belajar adalah adanya proses melakukan atau proses berbuat, dalam hal ini siswa
harus mengerjakan, menerapkan, menyelesaikan persoalan, melakukan
eksperimen, penyelidikan, penemuan, pengamatan, simulasi dan sejenisnya.
Learning to live together artinya belajar untuk hidup bersama, yang
menjadi target dalam belaajar adalah siswa mempunyai kemampuan untuk hidup
bersama atau mampu hidup dalam kelompok.
Learning to be artinya belajar untuk menjadi, yang menjadi target dalam
belajar adalah mengantarkan siswa menjadi individu yang utuh sesuai dengan
potensi, bakat, minat, dan kemampuannya.

C. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yaitu :
1. Faktor dari dalam diri siswa(Intern) yang berpengaruh terhadap hasil belajar
diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian,
kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan siswa. Salah satu hal penting dalam
kegiatan belajar yang harus ditanamkan dalam diri siswa bahwa belajar yang
dilakukannya merupakan kebutuhan dirinya. Minat belajar berkaitan dengan
seberapa besar individu merasa suka atau tidak suka terhadap suatu materi
yang dipelajari siswa. Minat inilah yang harus dimunculkan lebih awal dalam
diri siswa. Minat, motivasi, dan perhatian siswa dapat dikondisikan oleh guru.
Setiap individu memiliki kecakapan yang berbeda-beda. Kecakapan tersebut
dapat dikelompokkan berdasarkan kecepatan belajar, yakni sangat cepat,
sedang, dan lambat. Demikian pula pengelompokkan kemampuan siswa
berdasarkan kemampuan penerimaan, misalnya proses pemahamannya harus
dengan cara perantara visual, verbal, dan atau harus dibantu dengan alat/media.
2. Faktor dari luar diri siswa (ekstern) yang mempengaruhi hasil belajar
diantaranya adalah lingkungan fisik dan non fisik ( termasuk suasana kelas
dalam belajar, seperti riang gembira, menyenangkan), lingkungan sosial
budaya, lingkungan keluarga, program sekolah, (termasuk dukungan komite
sekolah), guru, pelaksana pembelajaran, dan teman sekolah. Guru merupakan
faktor yang paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar sebab
guru merupakan manajer atau sutradara dalam kelas. Guru harus memiliki
kompetensi dasar yang disyaratkan dalam profesi guru.

D. Metode Mengajar
Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam
membelajarkan siswa agar terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif dalam
pembelajaran. Setiap metode mengajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda
dalam membentuk pengalaman belajar siswa, tetapi satu dengan yang lainnya
saling menunjang. Untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun untuk
membentuk kemampuan siswa diperlukan adanya suatu metode mengajar yang
efektif. Metode mengajar ini bukan hanya dikuasai oleh guru tetapi juga harus
dikuasai oleh siswa itu sendiri. Contohnya, guru mengajar menggunakan metode
eksperimen maka yang akan melakukan eksperimen adalah siswa itu sendiri
sehingga siswa dalam hal ini harus mampu menguasai langkah atau prosedur
dalam melakukan eksperimen. Sebelum guru mengajar dengan metode
eksperimen tugas guru yang pertama adalah meyakinkan dahulu bahwa siswa
yang bersangkutan sudah menguasai teknik-teknik eksperimen, demikian juga
dengan metode mengajar yang lainnya.
Pengalaman belajar dibentuk dari proses pembelajaran yang memiliki
keterkaitan kuat dengan metode mengajar. Pengalaman belajar seperti telah
disebutkan, merupakan hasil proses kegiatan belajar yang ditujukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
E. Metode Ceramah
Metode ceramah masih banyak digunakan dalam dunia pendidikan,
khususnya dalam pembelajaran secara klasikal. Metode ceramah merupakan
suatu cara penyajian bahan atau penyampaian bahan belajar secara lisan dari
guru. Ceramah yang baik adalah ceramah bervariasi artinya ceramah yang
dilengkapi dengan penggunaan alat dan media serta adanya tambahan dialog
interaktif atau diskusi sehingga proses pembelajaran tidak menjenuhkan.
1. Karakteristik Metode Ceramah
Metode ceramah digunakan apabila proses pembelajaran yang
dilakukan lebih bersifat pemberian informasi berupa fakta atau
konsep-konsep sederhana. Proses pembelajarannya dilakukan secara
klasikal dengan jumlah siswa yang relatif banyak. Biasanya penggunaan
metode ceramah lebih bersifat monoton, guru lebih banyak berbicara.
2. Prosedur Metode Ceramah
Untuk memahami prosedur metode ceramah, coba anda lihat kembali
Modul Prosedur Pembelajaran dalam pembelajaran klasikal.
3. Prasyarat Untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Ceramah
Ada beberapa kemampuan yang harus diperhatikan oleh guru untuk
mendukung kebersihan metode ceramah dalam pembelajaran yaitu:
a. Menguasai teknik-teknik ceramah yang memungkinkan dapat
membangkitkan minat dan motivasi siswa.
b. Mampu memberikan ilustrasi yang sesuai dengan bahan pelajaran
c. Menguasai materi pelajaran
d. Menjelaskan pokok-pokok bahan pelajaran secara sistematik
e. Menguasai aktivitas seluruh siswa dalam kelas
Sedangkan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode ceramah
berkaitan dengan kondisi siswa adalah:
a. Siswa mampu mendengarkan dan mencatat bahan pelajaran yang
dijelaskan guru
b. Kemampuan awal yang dimiliki siswa berhubungan dengan materi
yang akan dipelajari
c. Memiliki suasana emosional yang mendukung untuk memperhatikan
dan memiliki motivasi mengikuti pelajaran
4. Keunggulan
Penggunaan metode ceramah dapat menjadi baik dalam pembelajaran,
diantaranya:
a. Metode ini dianggap ekonomis waktu dan biaya karena waktu dan
materi pelajaran dapat diatur oleh guru secara langsung, materi dan
waktu pelajaran sangat ditentukan oleh sistem nilai yang dimiliki
guru yang bersangkutan
b. Target jumlah siswa akan lebih banyak, apalagi jika menggunakan
alat sound system
c. Bahan pelajaran sudah dipilih/dipersiapkan sehingga memudahkan
untuk mengklarifikasi dan mengkaji aspek-aspek bahan pelajaran
d. Apabila pelajaran belum dikuasai oleh sebagian siswa maka guru
akan meras mudah untuk menugaskan dan memberikan rambu-rambu
pada siswa
5. Kelemahan
Beberapa kelemahan yang mungkin terjadi dalam metode ceramah adalah :
a. Sulit bagi yang kurang memiliki kemampuan menyimak dan
mencatat yang baik
b. Kemungkinan menimbulkan verbalisme
c. Sangat kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk
berpartisipasi secara total (hanya proses mental, tetapi sulit dikontrol)
d. Peran guru lebih banyak sebagai sumber pelajaran
e. Materi pelajaran lebih cenderung pada aspek ingatan
f. Proses pembelajaran ada dalam otoritas guru

F. Metode Tanya Jawab


Istilah metode sering kali disamakan dengan istilah pendekatan, dan
teknik/strtegis sehingga dalam penggunaannya juga sering saling bergantian
yang pada intinya adalah cara untuk mencapai tujuan pendidikn yang ditetpkan,
atau cara yang tepat dan cepat untuk meraih tujuan yang pendidikan sesuai
dengan kebutuhan peserta didik (Novan Ardy Wiyani & Barnawi, 2012:185 ).
Metode pendidikan adalah bagaimana cara yang tepat isi atau materi pendidikan
itu dididik atau diajarkan. Sedangkan isi atau materi pendidikan dijabarkan dari
tujuan pendidikan dan diorganisasi menjadi kurikulum (Suparlan Suhartono,
2009:120)
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pernyataan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat
pula dari siswa kepada guru (Syaiful Bahri Djamarah,2006:94). Dalam proses
belajar-mengajar, bertanya memegang peranan yang penting, sebab pertanyaan
yang tersusun baik dalam teknik pengajuan yang tepat akan:
1. Meningkatkan partisipasi siwa dalam kegiatan belajar-mengajar.
Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang
sedang dibicarakan.
2. Mengembangkan pola pikir dan belajar aktif siswa, sebab berfikir itu
sendiri adalah bertanya
3. Menuntut proses berfikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan
membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik
4. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah kelebihan dan kekurangan metode tanya jawab
sebagai berikut:
1. Kelebihan metode tanya jawab
a. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa,
sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali
tegar dan hilang kantuknya.
b. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir dan
termasuk daya ingatan.
c. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam
menjawab dan mengemukakan pendapat.
2. Kekurangan metode tanya jawab
a. Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong
siswa untuk berani, dengan meciptkan suasana tidak tegang,
melainkan akrab.
b. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat
berfikir dan mudah dipahami siswa.
c. Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat
menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
d. Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu
untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.

G. Metode Pembagian Tugas


Secara etimologi pengertian metode adalah suatu cara yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53). “ metode
pemberian tugas adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas
tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar”. Tugas biasanya bisa
dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan ditempat lainnya. Tugas
merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara
kelompok. Karena itu, tugas dapat diberikan secara individual, atau dapat pula
secara kelompok (Djamarah dan Zain,1996:96-97).
Bertitik tolak dari pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
metode pemberian tugas adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk
membimbing siswa memecahkan persoalan dengan cara memberikan tugas
kepada siswa, yang dikerjakan didalam proses belajar mengajar di kelas. Tugas
tersebut harus diselesaikan dan dikuasai siswa dalam jangka waktu tertentu,
kemudian dipertanggung-jawabkan kepada guru yang bersangkutan Penggunaan
suatu metode dalam proses belajar mengajar, seorang guru sebaiknya tetap
memonitoring keadaan siswa selama penerapan metode itu berlangsung. Apakah
yang diberikan mendapat reaksi yang positif dari siswa atau sebaliknya justru
tidak mendapatkan reaksi. Bila hal tersebut terjadi maka guru sedapat mungkin
mencari alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode yang lain,
yang sesuai dengan kondisi psikologi anak didik. Semua guru harus menyadari
bahwa semua metode mengajar yang ada, saling menyempurnakan antara yang
satu dengan yang lainnya. Karena tidak ada satupun metode yang sempurna tetapi
ada titik kelemahannya. Oleh karena itu penggunaan metode yang bervariasi
dalam kegiatan mengajar akan lebih baik dari pada penggunaan satu metode
mengajar.
Namun penggunaan satu metode tidaklah salah selama apa yang
dilakukan itu untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
Metode pemberian tugas sebagai salah satu metode yang dikaji penulis dalam
pembahasan ini tentunya juga memiliki kelemahan dan kelebihan seperti halnya
dengan metode yang lain.
Mengenai kelemahan dan kelebihan metode pemberian tugas adalah
sebagai berikut :
1. Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang konstruktif.
2. Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan, sebab
dalam metode ini anak harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu
(tugas) yang telah dikerjakan.
3. Memberi kebiasaan anak untuk belajar.
4. Memberi tugas anak yang bersifat praktis ( Zuhairini, 1977:25). Dari
berbagai kelebihan-kelebihan yang telah dipaparkan di atas tentunya.
Metode pemberian tugas juga tidak terlepas dari kelemahan-kelemahan
sebagai berikut :
1. Seringkali tugas di rumah itu dikerjakan oleh orang lain, sehingga anak
tidak tahu menahu tentang pekerjaan itu, berarti tujuan pengajaran tidak
tercapai.
2. Sulit untuk memberikan tugas karena perbedaan individual anak dalam
kemampuan dan minat belajar.
3. Seringkali anak-anak tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup hanya
menyalin pekerjaan temannya.
4. Apabila tugas itu terlalu banyak, akan mengganggu keseimbangan mental
anak ( Zuhairini, 1977:67).
Memahami kelebihan dan kelemahan metode pemberian tugas di atas,
tentunya akan menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan.
Sebaliknya manakala guru tidak mengetahui kelebihan dan kekurangan satu
metode mengajar. Maka akan menemui kesulitan dalam memberikan bahan
pelajaran kepada siswa. Ini berarti guru tersebut gagal melaksanakan tugasnya
mengajarnya di depan kelas. Salah satu dampak yang sering kita lihat dari
penggunaan metode yang tidak tepat yaitu : anak atau siswa setelah diberi
ulangan, sebagian besar tidak mampu untuk menjawab setiap item soal dengan
baik dan benar. Akibatnya sudah dapat dipastikan bahwa prestasi belajar anak
didik rendah. Di sisi lain anak didik sering merasakan kebosanan. Situasi
demikian menjadikan proses belajar mengajar menjadi kurang efektif dan kurang
efisien. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode
pemberian tugas yang dilaksanakan oleh setiap pendidik sangat penting, karena
dengan pemberian tugas siswa akan memiliki hasil belajar yang lebih bagus,
terintegrasi dan tahan lama.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti dalam perbaikan pembelajaran ini adalah siswa kelas
III SD Inpres Tommo III yang terdiri dari 13 siswa, diantaranya 8 siswa laki-laki
dan 5 siswa perempuan. Khususnya kelas III ini memiliki karakteristik yang
berbeda-beda, ada siswa yang aktif, siswa yang suka usil pada temannya, siswa
yang hanya diam ketika pembelajaran.

2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah kapan dilakukannya penelitian. Penelitian ini
dilakukan pada semester II tahun ajaran 2022/2023 pada bulan Mei. Dapat
dilihat pada tabel dibawah ini hari dan tanggal pelaksanaannya.
Tabel 1. Jadwal Perbaikan Pembelajaran
No Hari/Tanggal Siklus Pokok Bahasan
Pelaksanaan
Rabu, 10 Mei 2023 Tema 7 Subtema 3
1 I
Perkembangan Teknologi, Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia,
PPKN, dan Matematika.
Rabu, 17 Mei 2023 Tema 7 Subtema 3
2 II
Perkembangan Teknologi, Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia,
PPKN, dan Matematika.

3. Pihak Yang Membantu


Pihak yang membantu penelitian adalah kepala sekolah, supervisor I,
supervisor 2, siswa kelas III dan guru SD Inpres Tommo III. Pihak - pihak inilah
yang banyak membantu kelancaran penelitian ini. Kepala sekolah, supervisor 1,
supervisor 2, dan peneliti dalam penelitian ini mempunyai tugas, tanggung
jawab dan kepentingan yang berbeda tetapi mempunyai tujuan yang sama yaitu
memecahkan masalah-masalah yang muncul di kelas saat pembelajaran.

B. Desain Prosedur Pembelajaran dan Deskripsi Per Siklus


1. Desain Prosedur Pembelajaran

2. Deskripsi Per Siklus

a. Siklus 1
1. Tahap Perencanaan Tindakan Siklus 1, yaitu :
a. Mendiskusikan dengan supervisor 2 tentang tema yang akan diajarkan
pada saat penelitian, yaitu tentang Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa
dengan Menerapkan Metode penugasan, tanya jawab, dan ceramah pada
Mata Pelajaran Tematik Kelas III SD INPRES TOMMO III Semester II
tahun pelajaran 2022/2023.
b. Membuat RPP siklus 1.
c. Menyiapkan media, instrumen-instrumen dan lembar observasi yang
akan dilaksanakan.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1, yaitu :


Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan cara memberikan
topik tentang mengkritik atau memuji sesuatu dengan bahasa yang santun
dengan langkah- langkah sebagai berikut :

a. Guru sebelum memulai pelajaran memberikan apersepsi dengan cara


mengaitkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa.
b. Guru menjelaskan materi beserta contoh tentang mengetahui apakah
penerapan metode penugasan, tanya jawab, dan ceramah dapat
meningkatkan kemampuan, pemahaman dan prestasi belajar siswa di
bidang perkembangan teknologi transportasi dan motivasi belajar
siswa kelas III SD INPRES TOMMI III Kec. Tommo Kabupaten
Mamuju Provinsi Sulawesi Barat.
c. Guru membimbing siswa apabila ada yang melakukan kesalahan.
d. Guru mengamati siswa dan mengisinya pada lembar observasi yang
telah disediakan sebelumnya.
e. Guru memberikan tes evaluasi tertulis pada siswa, siswa
mengerjakan dan mengumpulkannya.
f. Guru membimbing siswa mereflesi materi pelajaran yang telah
dibahas.

3. Pengamatan dan Evaluasi Siklus 1, yaitu :


Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran tengah
berlangsung. Data observasi yang diambil adalah perubahan sifat siswa
yang meliputi kehadiran siswa, menjawab pertanyaan guru, bertanya,
menjawab pertanyaan guru.
a. Evaluasi
b. Menganalisis dan menyimpulkan hasil observasi yang diperoleh

4. Refleksi
Siklus 1, yaitu :
Setelah guru ( peneliti ) mengadakan refleksi terhadap perbaikan
pembelajaran siklus 1, didapatkan hasil bahwa sebagian siswa telah memiliki
prestasi dan motivasi belajar yang tinggi. Metode yang digunakan sudah
maksimal, karna telah melibatkan seluruh siswa. Sehingga siklus 1 ini dapat
di selesaikan dengan baik dan optimal. Untuk secara lebih rinci prosedur
penelitian tindakan kelas untuk siklus pertama dijabarkan sebagai berikut:
a. Perencanaan ( planning)
1. Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan metode
permaianan, penugasan, tanya jawab, diskusi dan ceramah dapat
meningkatkan kemampuan, pemahaman untuk pembelajaran di
dalam kelas.
2. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kearifan
peserta didik dikelas ketika metode tersebut diterapkan.
3. Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam proses
pembelajaran.

b. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan
rencana pembelajaran yang telah disusun.
a. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan menggunakan lembar observasi yang
telah dibuat.
b. Refleksi
Data yang di dapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta
dianalisis dalam tahap ini. Dari hasil observasi guru dapat
mengetahui tingkat kearifan peserta didik ketika metode demonstrasi
diterapkan dalam pembelajaran. Selain itu dipergunakan juga jurnal
yang dibuat guru pada saat guru selesai melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Jurnal berfungsi sebagai acuan guru untuk
mengevaluasi dirinya sendiri. Hal analisis data pada tahap ini akan
dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

5. Data dan cara pengambilannya


a. Sumber data : sumber data penelitian ini adalah peserta didik dan tim
peneliti.
b. Jenis data kuantatif dan kualitatif yang terdiri atas :
● Hasil belajar
● Rencana pembelajaran
● Data observasi terhadap pelaksanaan pembelajar.
● Jurnal
c. Cara pengambilan data
a) Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada peserta
didik
b) Data tentang situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakannya
tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi.
c) Data tentang refleksi diambil dari jurnal yang dibuat guru.
d) Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan
didapat dari rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi
6. Kegiatan refleksi
Refleksi yang dilakukan adalah mengadakan evaluasi terhadap kinerja siswa
dalam menyelesaikan soal dan kinerja guru dalam proses pembelajaran.
Dalam hal ini peneliti dibantu oleh teman sejawat memperoleh hasil:
1) Siswa yang baru menguasai materi 6 orang atau 50 %.
2) Sebahagian siswa sudah ada yang aktif bertanya maupun
menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
3) Guru belum bisa memberikan perhatian secara menyeluruh kepada
siswa.
4) Guru belum melibatkan siswa 100% dalam proses pembelajaran.
Adapun kekurangan yang belum bisa diatasi pada siklus I ini akan
diperbaiki pada siklus II

b. Siklus 2
Setelah dilakukan perumusan tindakan baru berdasarkan hasil dari
observasi dan refleksi siklus 1, maka pada penelitian perbaikan pembelajaran
siklus 2 ini akan dilakukan penyempurnaan serta perbaikan dari pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus 1. Pada siklus 2 ini dilakukan tindakan kegiatan
sebagai berikut :
1. Tahap perencanaan tindakan siklus 2, yaitu :
1. Melakukan diskusi dengan supervisor 2 tentang tema lanjutan dari
tema siklus 1
2. Membuat RPP siklus 2
3. Menyipakan media dan instrument-instrumen dan lembar observasi
yang akan digunakan
4. Menyiapkan soal evaluasi yang akan digunakan pada akhir
pelaksanaan pembelajaran

2. Pelaksanaan tindakan siklus 2, yaitu :

1. Guru memberikan apersepsi dan menjelaskan materi lanjutan dari


siklus 1
2. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada
hal-hal yang belum dimengerti
3. Menggunakan Contoh benda-benda yang ada di sekitar.
4. Menghubungkan dengan alat komunikasi tradisional.
Memperlihatkan alat komukasi “Kaleng”.
5. Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini, di awal
pertemuan guru memotivasi siswa dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa yang
berkaitan dengan materi. Setelah itu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran. Di kegiatan inti, guru menjelaskan materi pelajaran
sambil memperlihatkan benda-benda yang ada disekitar dan
menjelaskan materi mengenai keliling bangun datar jika ada siswa
yang belum paham. Kemudian guru melakukan tanya jawab
tentang materi. Dan di kegiatan akhir guru dan siswa merefleksi
tentang materi. Kemudian memberikan latihan soal kepada siswa
untuk dikerjakan secara individu.
6. Guru mengamati kegiatan siswa dan mengisinya pada lembar
observasi yang telah disediakan, serta membimbing siswa apabila
ada yang melakukan kesalahan
7. Guru memberi soal tes evaluasi kepada siswa, siswa mengerjakan
dan mengumpulkannya
8. Guru dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan dari materi
pembelajaran
9. Siswa memberi kesan-kesan tentang pembelajaran yang telah
dilaksanakan
10. Guru memberi menutup pelajaran.

3. Pengamatan dan Evaluasi Siklus 2, yaitu :

Pengamatan yang dilakukan pada saat proses pembelajaran tengah


berlangsung. Data observasi yang diambil adalah perubahan sifat siswa
yang meliputi : kehadiran siswa, menjawab pertanyaan guru, bertanya,
mengemukakan pendapat, menggali informasi, acuh tak acuh ( pasif),
keluar dari ruangan, berbicara dengan teman yang tidak berkaitan dengan
pelajaran, serta mengantuk di kelas.

4. Evaluasi Menganalisis dan menyimpulkan dari data hasil pengamatan


Kegiatan refleksi yang dimaksud adalah mengadakan evaluasi
terhadap kinerja siswa dalam menyelesaikan soal dan kinerja guru dalam
proses pembelajaran. Dalam hal ini peneliti memperoleh hasil:

1) Jumlah siswa yang mencapai KKM dengan nilai diatas 70 sebesar


90 %
2) Seluruh siswa sudah terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan
dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan benar sebesar 91 %.
3) Kinerja guru sudah lebih baik dalam mengelola kelas. Hasil tes
siklus II ini menunjukkan skor rata-rata kemampuan siswa dalam
menguasai materi sebesar 90%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
sudah menguasai materi secara lebih baik. Oleh karena itu, perbaikan
pembelajaran dihentikan.

C. Teknik Analisis Data


1. Data dan Sumber Data

a. Data

Data adalah hasil pencatatan peneliti, yang berupa fakta ataupun

angka. Data merupakan unit informasi yang direkam media yang dapat

dibedakan dengan data yang lain, dapat dianalisis dan relevan dengan

problem tertentu. Adapun data yang dikumpukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1) Hasil pekerjaan siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan

peneliti tentang alat komunikasi, dampak perkembangan teknologi

dan menghitung keliling bangun datar.

2) Hasil wawancara antara peneliti dengan siswa yang dijadikan

subyek penelitian mengenai alat komunikasi, dampak

perkembangan teknologi dan menghitung keliling bangun datar.

3) Hasil dokumentasi yang diperoleh dari pengamatan peneliti

selama proses pembelajaran berlangsung, kegiatan ini bertujuan

untuk merekam kegiatan siswa dan guru dalam proses

pembelajaran.
4) Hasil observasi yang diperoleh dari pengamatan.

5) Catatan lapangan dari rangkaian kegiatan siswa dalam pembelajaran

tindakan selama penelitian.

b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini subjek dari mana data diperoleh

sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu:

1) Sumber Data Primer


Sumber data primer, yaitu sumber pertama dimana sebuah data
dihasilkan. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah peserta
didik kelas III SD Inpres Tommo III.

2) Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder sumber data kedua sesudah sumber data

primer. Jenis data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini

adalah hasil belajar, tempat/lokasi, dokumentasi/arsip. Sumber data

primer dan sekunder diharapkan dapat berperan membentu

mengungkapkan data yang diharapkan.

2. Analisis Data

Setelah pengumpulan data, peneliti menggunakan tehnik analisis

data. Proses analisis data dimulai menelaah seluruh data yang tersedia

dari berbagai sumber yaitu wawancara, tes dan dokumentasi. Adapun

kriteria hasil belajar siswa sebagai berikut:

Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dianalisis dengan cara

melihat nilai hasil evaluasi siswa. Untuk mengetahui hasil belajar siswa
dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

X = ∑x

Keterangan :

X = Nilai rata-rata

∑x= Jumlah semua nilai siswa N = Jumlah Siswa

Untuk mengetahui analisis hasil belajar siswa ditentukan dengan

ketuntasan individu yang diukur berdasarkan KKM mata pelajaran

tematik di SD Inpres Tommo III bahwa siswa dikatakan tuntas apabila

mendapatkan nilai KKM ≥ 70. Jika siswa memperoleh nilai dibawah

KKM maka siswa tersebut masih belum tuntas dan perlu mendapat

perbaikan. Sedangkan ketuntasan klasikal penilaiannya dihitung

berdasarkan jumlahnya siswa dalam satu kelas. Dikatakan tuntas jika

jumlah yang dicapai adalah 75% dari jumlah siswa sudah mendapatkan

nilai ≥ KKM. Untuk mengetahui pembelajaran tersebut tuntas atau tidak

tuntas, dihitung dengan menggunakan rumus.

Tabel 2. Pedoman Penentuan Ketuntasan Klasikal

Ketuntasan (%) Keterangan

≥ 70 Tuntas

˂ 70 Tidak Tuntas

Taraf keberhasilan tindakan:


90 % ≤NR ≤ 100 % : Sangat

Baik 80 % ≤ NR < 89 % : Baik

70 % ≤ NR < 79 % : Cukup

60 % ≤ NR < 69 % : Kurang

0 % ≤ NR < 59 % : Sangat Kurang

Sebagaimana dikatakan bahwa: Kualitas pembelajaran dapat di

ketahui dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses,

pembelajaran di ketahui berhasil dan berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai