Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang harus dikuasai

setiap manusia, terutama oleh siswa disekolah. Maka tidak heran jika

pelajaran matematika sudah diajarkan mulai dari taman kanak-kanak

hingga perguruan tinggi. Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan

yang dominan dengan perhitungan dan rumus-rumus. Banyak siswa yang

beranggapan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki

berbagai macam rumus yang harus dihafalkan.

Sejalan dengan yang dinyatakan oleh Syaiful bahwa salah satu

penyebab kurangnya kemampuan pemahaman konsep matematis siswa

adalah kebiasaan siswa yang belajar dengan cara menghafal tanpa

memahami materi yang dipaparkan oleh guru.( Budiarti, Purwanto, &

Hendriana, 2019: 17 ). Hal ini merupakan salah satu penyebab rendahnya

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa khususnya pada mata

pelajaran matematika. akan tetapi matematika dianggap sangat penting

karena memiliki fungsi dan kegunaan dalam kehidupan sehari-hari dan

memiliki peranan penting bagi mata pelajaran yang lain. Dengan demikian

pemahaman konsep matematika menuntut siswa untuk memahami materi

sebelumnya atau materi prsayarat agar bisa memahami materi yang yang

akan dipelajari selanjutnya.

1
Berdasarkan pemaparan di atas maka untuk meningkatkan

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa perlu dilakukan,

dianataranya dengan mencari suatu pendekatan dalam pembelajaran

matematika yang dapat melibatkan keaktifan siswa, berkualitas dan dapat

meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Selain itu model

pembelajaran juga harus menekankan pada guru untuk berupaya

memelihara dan mengembangkan minat atau kesiapan belajar siswanya

( Lauritawaty, 2018). Agar siswa semangat dalam belajar matematika.

Istilah baru yang diperkenalkan dibidang Pendidikan saat ini,

khususnya di jenjang sekolah menengah adalah program sekolah

penggerak. Sekolah penggerak adalah katalis untuk mewujudkan visi

Pendidikan di Indonesia (Kemendikbud, 2021). Selain untuk mewujudkan

visi Pendidikan, sekolah penggerak juga diprogramkan untuk menghadapi

tantangan dunia Pendidikan, salah satunya adalah pembelajaran

memanfaatkan teknologi dengan sebaik mungkin untuk mendukug

efektivitas proses pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka saya tertarik untuk melakukan

penelitian dengan jududl “ UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS PADA SISWA KELAS VII

SMP NEGERI 2 MAJENE”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan pada latar belakang masalah, kemudian

diidentifikasi masalahnya adalah sebagai berikut:

2
1. Kurangnya pemahaman konsep siswa dalam belajar matematika kelas VII di

SMP NEGERI 2 MAJENE.

2. Kesulitan siswa dalam mengahfal rumus-rumus matematika kelas VII di

SMP NEGERI 2 MAJENE.

3. Beberapa siswa kurang menyukai matematika sehingga keaktifan

siswa dalam belajar matematika masih rendah kelas VII di SMP

NEGERI 2 MAJENE.

C. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Pembatasan masalah digunakan agar tidak ada penyimpangan maupun

peleburan pokok masalah agar penelitian ini lebih terarah.

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Lingkup pembahasan hanya meliputi prestasi belajar dan penelitian

matematika siswa setelah proses dan evaluasi pembelajaran

b. Motivasi dalam hal ini meliputi usahan, dorongan yang dapat

memberikan dampak positif pada proses pembelajaran dan prestasi

belajar matematika siswa.

Permasalahan pada penelitian difokuskan pada prestasi belajar

matematika siswa.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka perlu dirumuskan

masalahnya adalah “ UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS PADA SISWA KELAS VII

SMP NEGERI 2 MAJENE.

3
D. Tujuan Penelitian

Tujuan utama yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk menguji kemampuan berfikir siswa dalam belajar matematika.

2. Untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal

matematika.

3. Untuk menguji interaksi antara pendekatan pembelajaran dan

memotivasi terhadap prestasi belajar matematika siswa.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara umum, hasil penelitian ini diharpakan dapat memberikan

sumbangan pada pembelajaran matematika, terutama pada peningkatan

pemahaman konsep dan hasil belajar matematika siswa melalui strategi

dalam pembelajaran dikelas.

Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi kepada strategi pembelajaran disekolah serta mampu

mengoptimalkan pemahaman konsep dan hasil belajar matematika

siswa.

2. Manfaat Praktis

Pada tatanan praktis, penelitian ini memberikan sumbangan bagi siswa,

guru matematika dan sekolahnya diantaranya :

a. Bagi siswa

Diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep serta hasil

belajar matematika siswa.

4
b. Bagi guru

Peneliti ini dapat dimanfaatkan guru sebagai strategi pembelajaran

dikelas dan meningkatkan pemahaman konsep serta hasil belajar

matematika siswa

c. Bagi sekolah, memberikan masukan untuk mengingatkan kualitas

dan pemahaman materi ajar siswa khususnya mengenai teknologi.

d. Bagi peneliti

Menemukan cara pemecahan dari permasalahan yang diteliti dan

menambah wawasan serta pengetahuan penulis.

e. Bagi pembaca

Memberikan referensi bagi penelitian yang mengangkat masalah

yang serupa.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Belajar

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia belajar berarti berusaha

memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau

tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Dalam Pemahaman konsep matematis merupakan gabungan dari

kata pemahaman,konsep dan matematis. Pemahaman berasal dari kata

paham, yang berarti mengerti benar. Siswa dituntut untuk memahami

dan mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang

dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa harus

menghubungkan dengan hal-hal lain (Silverius, 1991).

Menurut, Sugiyono (2009) pemahaman (comprehension) adalah

kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah

itu diketahui dan diingat. Seorang peserta didik dikatakan memahami

sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian

yang lebih rinci tentang hal dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

Dengan kata lain, memahami adalah mengethaui tentang sesuatu dan

dapat melihatnya dari berbagai segi.

Indikator kemampuan pemahaman konsep menurut Jihad dan

Abdul (2008) meliputi:

a. Kemampuan menyatakan ulang sebuah konsep yang telah

dipelajari.

6
b. Kemampuan mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan sifat-

sifat tertentu.

c. Kemampuan memberikan contoh atau buka contoh dari konsep

yang telah dipelajari.

d. Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk reprentasi

matematis.

2. Pembelajaran

Pembelajaran identik dengan kata “mengajar” yang berasal dari

kata ajar. Menurut KBBI “ajar” artinya petunjuk yang diberikan

kepada orang supaya diketahui (diturut). Kemudian belajar ditambah

dengan awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi pembelajaran.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar

dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan penguasaan

kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada

peserta didik.

3. Matematika

Istilah mathematics (Inggris), mathematic (jerman) atau

mathematic/wiskunde (Belanda) berasal dari perkataan lain

mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani,

mathematike, yang berarti relating to learning.

4. Pemahaman matematika

a. Pengertian pemahaman

Kemampuan pemahaman adalah salah satu tujuan penting

dalam pembelajaran matematika (Novitasari, 2016). Materi-materi

7
kepada siswa bukan hanya Sebagian hapalan semata, melainkan

untuk dipahami agar siswa dapat lebih mengerti dan mengingat

dalam jangka Panjang konsep materi yang diberikan.

b. Jenis-jenis pemahaman matematika

Menurut Polya (Novitasari, 2016, p. 11) pemahaman dibagi

menjadi 4 jenis, yaitu:

1. Pemahaman mekanikal : kemampuan pemahaman dimana

siswa hanya dapat mengingat suatu rumus dan menerapkannya

untuk menyelesaikan soal, tetapi tidak tahu mengapa rumus

tersebut digunakan.

2. Pemahaman Induktif : dapat mencobakan suatu rumus dalam

kasus sderhana dan tahu bahwa rumus tersebut berlaku dalam

kasus serupa.

3. Pemahaman Rasional : dapat membuktikan kebenaran sesuatu,

bukan hanya memperkirakannya.

4. Pemahaman Intutif : dapat menebak jawaban tanpa melakukan

analisis terlebih dahulu.

c. Indikator pemahaman matematika

Indikator Pemahaman Matematika Adapun indikator pemahaman konsep

matematika yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penjabaran

indikator oleh Benyamin Bloom (Siki et al., 2021) sebagai berikut:

1. Penerjemahan (Translation) merupakan kemampuan siswa dalam

mengubah atau menerjemahkan suatu ide ke bentuk lain atau

menerjemahkan suatu konsep abstrak menjadi suatu model yang simbolik

untuk mempermudah orang mempelajarinya.

8
2. Penafsiran (Interpretation) merupakan kemampuan siswa dalam

menafsirkan maksud dari suatu ide, menafsirkan berbagai data, symbol,

dan konsep untuk menyelesaikan soal matematika

3. Ekstrapolasi (Ekstrapolation) merupakan kemampuan siswa

menerapkan suatu konsep atau ide dalam menyelesaikan masalah dan

mampu menyimpulkan apa yang telah dikerjakan atau diketahui dengan

bahasanya sendiri.

B. Kerangka Pikir

Menurut uma Sekaran, kerangka pikir adalah model kenseptual

tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sugiyono, 2017, p. 91). Pada

bagian ini akan dijelaskan pengaruh penggunaan model pendekatan

pembelajaran kepada siswa terhadap pemahamn matematika siswa kelas

VII SMP Negeri 2 Majene.

Berdasarkan kerangka pemikiran yang dilakukan dalam

pembelajaran matematika dengan menggunakan model pendekatan kepada

siswa, dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis

dengan baik pada siswa. Dalam Langkah tersebut indikator kemampuan

pemahaman konsep matematisnya yaitu kemmpuan menyatakan ulang

konsep yang telah dipelajari, kemampuan mengklasifikasikan objek-objek

menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya). Kemampuan

menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu,

menerapkan konsep secara algoritma, mengaitkan berbagai konsep

(internal dan eksternal matematika).

9
C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2017 , p.96). Hipotesis statidtika dibagi

menjadi dua yaitu berupa pertanyaan yang tidak ada pengaruh parameter

pada sampel. Sedangkan hipotesis alternative yaitu pernyataan yang

bertentangan dengan ( H 0) dan hipotesis alternative (H1). Hipotesis nol

yaitu berupa pernyataan yag tidak ada pengaruh parameter pada sampel.

Sedangkan hipotesis alterntive yaitu pernyataan yang bertentangan dengan

H0 observasi yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis

penelitian yang dapat dirumuskan sebagai berikut: “ Rata-rata pemahaman

matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pendekatan

pembelajaran kepada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Majene”

1. Hipotesis Deskriptif

H0 : Rata-rata pemahaman matematika siswa yang diajar dengan

menggunakan model pembelajaran pendekatan kepada siswa lebih

rendah atau sama dengan pemahaman matematika yang diajar tidak

menggunakan model pendekatan pembelajaran matematika kepada

siswa.

H1 : Rata-rata pemahaman matematika siswa yang diajar dengan

menggunakan model pendekatan matematika kepada siswa yang diajar

tidak menggunakan model pendekatan pembelajaran.

10
2. Hipotesis Statistik

H0 : μ 1≤ μ 2

H1 : μ 1> μ 2

Keterangan :

μ 1:rata-rata pemahaman matematika siswa menggunakan model

pendekatan pembelajaran matematika

μ 2: Rata-rata nilai pemahaman matematika siswa tidak menggunakan

model pendekatan pembelajaran matematika.

11
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis peneliian deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Pemilihan pendekatan kuantitatif tersebut didasari

oleh tujuan peneliti yang ingin mendeskripsikan/menjelaskan secara

mendalam tentang upaya peningkatan kemampuan pemahaman konsep

matematis pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Majene.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini

berbentuk nonequivalent control design. Menurut Sugiyono (2016, p..

116), dalam penelitian ini akan terdapat dua kelompok yang tidak

dipilih secara random yaitu kelompok control dan kelompok

eksperimen. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberi

perlakuan model pembelajaran reciprocal teaching sedangkan

kelompok kontrol adalah kelompok yang diberi perlakuan model

pembelajaran konvensional ( pembelajaran langsung).

Tabel 3.1 Desain Nonequivalent Control Group Design

O1 X1 O2
O3 X2 O4
(Sugiyono, 2016, p.116)

12
Keterangan:

O1 : Pengukuran kemampuan Pretest kelompok ekperimen

O2 : pengukuran kemampuan posttest kelompok eksperimen

X1 : Treatment ( perlakuan) terhadap kelompok eksperimen

menggunakan model konvensional (pembelajaran langsung)

O3 : pengukuran kemampuan pretest kelompok control

O4 : pengukuran kemampuan posttest kelompok control

Pelaksanaan pretest dilakukan sebelum melakukan perlakuan, baik

untuk kelompok kontrol dan eksperimen. Pemberian posttest pada akhir

perlakuan akan menunjukkan seberapa jauh akibat dari perlakuan.

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian kuantitatif ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Majene.

2. Waktu penelitiaan

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil 2022/2023 dalam

waktu 1 bulan.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di SMP

Negeri 2 Majene yang terdiri dari 6 kelas, mulai dari kelas VII-A

sampai kelas VII-F.

13
2. Sampel

Menurut Arifin ( 2012): 215) “sampel adalah Sebagian dari

populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel

adalah populasi dalam bentuk mini (miniature population).”

D. Defenisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017, p.

60).

Defenisi merupakan penjelasan maksud dari istilah yang

menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan

dilaksanakan. Defenisi operasional ini berisi penjelasan mengenai istilah-

istilah yang digunakan dalam penelitian. Hal ini sebagaimana

dikemukakan oleh Komaruddin ( 1994 : 29 ) bahwa, “ Defenisi istilah

adalah pengertian yang lengkap tentang sesuatu istilah yang mencakup

semua unsur yang menjadi ciri utama istilah itu” .

Defenisi operasional adalah defenisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau konstrak dengam cara memberikan arti, atau menspesifikan

kegiatan, ataupun memberikan suatu operasionalisasi yang diperlukan

untuk mengukur konstrak atau variabel tertentu.

Defenisi operasional digunakan untuk menyamakan kemungkinan

pengertian yang beragam antara peneliti dengan orang yang membaca

penelitiannya. Agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka defensi

operasional disusun dalam suatu penelitian.

14
E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini melalui 3 tahap sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Melaksanakan observas ke sekolah.

b. Berkonsultasi terhadap guru mata pelajaran matematika SMPN 2

Majene mengenai keadaan peserta didik.

c. Menyusun perangkat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

d. Menyusun instrument penelitian (lembar tes, lembar angket, dan

lembar observasi).

e. Menentukan sampel penelitian

2. Tahap pelaksanaan

a. Menyerahkan file materi kepada guru matematika.

b. Memberikan presest untuk mengetahui pengetahuan awal siswa

sebelum melaksanakan pembelajaran.

c. Melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan file power

point pembelajaran matematika. Pembelajaran dilakukan dua kali

pertemuan.

d. Dokumentasi pelaksanaan penelitian.

e. Memberikan postest untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa

terhadap materi matematika yang diajarkan.

3. Tahap akhir

a. Mengumpulkan data penelitian

15
b. Mengolah dan mendeskripsikan data yang telah diperoleh sesuai

dengan variabel penelitian

c. Laporn akhir penelitian

F. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam atau sosial yang diamati. Adapun instrument yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Lembar observasi

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran guru dan lembar

observasi untuk aktivitas siswa dalam pembelajaran.

2. Lembar Tes

Tes merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui

pemahaman konsep dasar matematika siswa. Pada penelitian ini tes

diberikan sebelum dan setelah diberi perlakuan, baik kelas eksperimen

maupun kelas kontrol.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

a. Angket kemandirian belajar

Kemandirian belajar diukur dengan menggunakan angket

diukur dengan menggunakan skala Likert dengan lima jawaban

alternatif yaitu:

16
Tabel 3.4 Skor Alternatif Jawaban

Pernyataan positif Pernyataan Negatife

Alternatife jawaban Skor Alternatife jawaban skor

Selalu 5 Selalu 1

Sering 4 Sering 2

Kadang-kadang 3 Kadang-kadang 3

Hampir tidak pernah 2 Hampir tidak pernah 4

Tidak pernah 1 Tidak pernah 5


(Sugiyono, 2016, p.

135)

Data kuantitatif yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan Langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Menghitung jumlah skor dari setiap responden.

b. Menghitung hasil penskoran jawaban responden menggunakan

persamaan berikut:

R
NP¿ ×100
SM

Keterangan:

NP : Skor yang akan dicari

R : Jumlah Skor yang diperoleh

SM : Nilai Skor Maksimal

Tabel 3.5 konversi skor Data Angket Kemandirian Belajar

Skor Kategori
0-20 Tidak mandiri
20-40 Kurang mandiri
40-60 Cukup mandiri

17
60-80 Mandiri
80-100 Sangat mandiri
(Ngalim,2002)

b. Tes pemahaman konsep Dasar Matematika

Analisis data secara statiik deskriptif bertujuan untuk

mendeskripsikan pemahaman konsep dasar kognitif matematika yang

diperoleh setelah mengikuti semua materi pelajaran baik pada kelas

eksperimen maupun kelas kontrol yang terdiri dari nilai rata-rata (mean),

median,modus,standar deviasi, dan varians dengan menggunakan rumus

program SPSS.

Data pemahaman konsep dasar matematika yang diperoleh peserta

didik dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

skor yang diperoleh peserta didik


Nilai Peserta didik : ×100
skor total

Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang

pemahaman konsep dasar matematika siswa, maka dilakukan

pengelompokkan. Peneglompokkan tersebut dilakukan kedalam lima

kategori, sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikuno (2015) sebagai

berikut:

Tabel 3.6 Kriteria Ketuntatasan Pemahaman Konsep Dasar Matematika

siswa

18
Nilai pemahaman konsep dasar Kategori
matematika

90 – 100 Sangat tinggi

75 – 89 Tinggi

55 – 74 Sedang

40 – 54 Rendah

¿ 39 Sangat rendah

(Arikunto, 2015)

c. Observasi

Data yang diperolah hasil pengamatan aktivitas siswa dan

guru selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang

pbserver.

Berikut kategori penilian aktivitas siswa dan keterlaksanaan

pembelajaran oleh guru

Tabel 3.7 kriteria observasi aktivitas siswa dan keterlaksanaan

pemeblajaran oleh guru

Nilai Interpretasi

¿ 25 Kurang baik

25 – 50 Cukup baik

50 – 75 Baik
≥ 75 Sangat baik

(Mustakim, 2017)

2. Analisis inferensial

a. Uji Asumsi klasik

19
Tahap pertama dalam analisis data adalah uji asumsi klasik atau

uji prasyarat sebelum lanjut ke tahap analisis berikutnya. Uji

asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji

normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji kedua

kelompok berdistribusi normal atau tidak. Untuk

mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, peneliti

menggunakan uji dengan analisis statistik yang kolmogrov

Smirnov. Pengujian normalitas juga dapat dilakukan

dengan menggunakan kolmogrov Smirnov di SPSS.

Dasar pengambilan keputusan pada kolmogrov

Smirnov, jika nilai signifikan ¿ 0,05 maka data berdistribusi

normal, sebaliknya jika nilai signifikan ¿ 0,05 maka data

tidak berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah

kedua kelompok mempunyai varians yang sama atau tidak.

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji SPSS

Dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas

menurut ( Yustinaningrum, 2021) sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikan ≥ 0,05maka data homogen

b. Jika nilai signifikansi ¿ 0,05 maka dat tidak homogen.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Komaruddin, 2014. Akuntansi Manajemen. Dasar-Dasar dan


Pengambilan Keputusan. Rajagrafindo. Jakarta.
Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Arikunto (2015) Dalam Hindias (2022) Pengaruh Model Pembelajaran
Reciprocal Teaching Terhadap Kemandirian Belajar Dan Pemahaman
Konsep Dasar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 kalukku, Skripsi
Universitas Sulawesi Barat.
Benyamin Bloom (Siki et al., 2021) Dalam Suhra (2022) Pengaruh Penggunaan
Video Animasi Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2
Majene, Proposal Universitas Sulawesi Barat
Lestari ine, Lurytawaty P.I ( 2021) Peningkatan Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematis Siswa Dengan Model Think Pair Share dan Problem
Based Learning, Jurnal Pendidikan Matematika.
Silverius Dalam Hindias (2022) Pengaruh Model Pembelajaran Reciprocal
Teaching Terhadap Kemandiarian Belajar Dan Pemahaman Konsep Dasar
Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kalukku, Skripsi Universitas
Sulawesi Barat.
Sugiyono Dalam Hindias (2022) Pengaruh Model Pembelajaran Reciprocal
Teaching Terhadap Kemandirian Belajar Dan Pemahaman Konsep Dasar
Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 kalukku, Skripsi Universitas
Sulawesi Barat.
Sugiyono, 2017, p. 91 Dalam Suhra (2022) Pengaruh Penggunaan Video Animasi
Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Majene,
Proposal Universitas Sulawesi Barat.
Sugiyono (2016, p. 116), Dalam Hindias (2022) Pengaruh Model Pembelajaran
Reciprocal Teaching Terhadap Kemandirian Belajar Dan Pemahaman

21
Konsep Dasar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 kalukku, Skripsi
Universitas Sulawesi Barat.
Polya (Novitasari, 2016, P. 11) Dalam Suhra (2022) Pengaruh Penggunaan Video
Animasi Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Majene,
Proposal Universitas Sulawesi Barat.
Mustakim, (2017) Dalam Hindias (2022) Pengaruh Model Pembelajaran
Reciprocal Teaching Terhadap Kemandirian Belajar Dan Pemahaman
Konsep Dasar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 kalukku, Skripsi
Universitas Sulawesi Barat.
Ngalim, P. 2002. Evaluasi Hasil Belajar . Yogyakarta: Pustaka Belajar.
(Sugiyono, 2016, p. 135) Dalam Hindias (2022) Pengaruh Model Pembelajaran
Reciprocal Teaching Terhadap Kemandirian Belajar Dan Pemahaman
Konsep Dasar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 kalukku, Skripsi
Universitas Sulawesi Barat.
(Sugiyono, 2017, p. 60) Dalam Suhra (2022) Pengaruh Penggunaan Video
Animasi Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Majene,
Proposal Universitas Sulawesi Barat.

22
23

Anda mungkin juga menyukai