Anda di halaman 1dari 9

Arifatul Umamah | Mat-Edukasia: Jurnal Pendidikan Matematika

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA


DENGAN METODE IMPROVE

Arifatul Umamah
Pendidikan Matematika STKIP YPM Bangko
Email: Aryfha.aa@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to describe the increase in students' understanding of mathematical


concepts by using the improve method in class IX B students at SMP Negeri 17 Merangin
in the 2015/2016 Academic Year. The research method is classroom action research.
Data collection techniques using observation, interviews, documentation, and test the
description of the ability to understand concepts. Data analysis techniques using analysis
of student activity observations. Based on the results of the study obtained a percentage of
student activity 52% in the first cycle and 60.5% in the second cycle or an increase of
8.5%. While the concept comprehension ability test was obtained an average of 69.46 in
the first cycle and 80.00 in the second cycle or an increase of 10.54. So it can be
concluded that by applying the improve method can improve the ability to understand the
concepts of class IX B students of SMP Negeri 17 Merangin in the 2015/2016 academic
year.

Keywords: Improve Method, Conscience Understanding Ability

PENDAHULUAN kurang terjalin dengan baik sehingga


Pendidikan pada dasarnya merupakan menyebabkan proses pembelajaran tidak
proses untuk membantu manusia dalam berjalan dengan baik dalam memahami
mengembangkan potensi dirinya sehingga materi khususnya dalam pembelajaran
mampu menghadapi setiap perubahan yang matematika.
terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Matematika adalah ilmu dasar yang
Indonesia seutuhnya, pembangunan di wajib dipelajari oleh semua siswa dari
bidang pendidikan merupakan sarana dan tingkat SD sampai tingkat SMA bahkan juga
wahana yang sangat baik dalam pembinaan di perguruan tinggi, sebagaimana yang
sumber daya manusia. Oleh karena itu, dinyatakan dalam UU No. 23 Tahun 2003
pendidikan perlu mendapat perhatian dari tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal
pemerintah, masyarakat dan pengelola 31 ayat 1 yang menyatakan bahwa
pendidikan. “kurikulum pendidikan dasar dan menengah
Seiring dengan berkembangnya jaman, wajib memuat pendidikan matematika”.
pendidikan menjadi sektor yang penting (Lembaga Negara Republik Indonesia,
dalam mengembangkan kehidupan manusia 2003:17). Namun sampai saat ini sebagian
dan juga dalam meningkatkan kemajuan besar masih beranggapan bahwa matematika
suatu negara. Pendidikan dimulai sejak itu sulit, tidak sedikit diantara mereka
manusia dilahirkan dalam lingkungan menghindari pelajaran matematika, padahal
keluarga dilanjutkan dengan jenjang matematika memegang peran penting dalam
pendidikan formal, struktur dan sistematis pendidikan, karena selain dapat
dalam sekolah. mengembangkan pemikiran kritis, kreatif,
Di sekolah terjadi interaksi secara sistematis, dan logis, matematika juga telah
langsung antara siswa dan guru dalam suatu memberikan kontribusi dalam kehidupan
proses pembelajaran. Di dalam interaksi sehari-hari mulai dari hal yang sederhana
tersebut terdapat suatu kendala dimana seperti perhitungan dasar sampai hal yang
interaksi antara guru dan siswa tidak efektif, kompleks dan abstrak.

Mat-Edukasia | Vol. 4 No. 2, Oktober 2019. e-ISSN 2656-5552 65


Arifatul Umamah | Mat-Edukasia: Jurnal Pendidikan Matematika

Berdasarkan Permendiknas No. 22 konsep siswadigunakan tes uraian atau tes


tahun 2006 mata pelajaran matematika subjektif (essay tes).
bertujuan agar memiliki kemampuan : (1) Berdasarkan hasil observasi dan
Memahami konsep matematika, menjelaskan wawancara yang peneliti lakukanpada
antar konsep dan mengaplikasikan konsep tanggal 16 maret 2015 di SMP Negeri 17
atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, Merangin khususnya kelas IX, dalam
dan tepat dalam pemecahan masalah. (2) pembelajaran matematika guru masih
Menggunakan penalaran pada pola dan menggunakan metode konvensional
sikap, melakukan manipulasi matematika (ceramah), terlihat bahwa pada saat proses
dalam membuat generalisasi, menyusun pembelajaran diawali dengan pemberian
bukti, atau menjelaskan gagasan matematika. materi, selanjutnya diberikan contoh soal
(3) Memecahkan masalah yang meliputi kemudian memberikan latihan dengan
kemampuan memahami masalah, merancang mendikte/dicatat dipapan tulis. Aktivitas
model matematika, menyelesaikan model belajar siswa terbatas hanya pada
dan menafsirkan solusi yang diperoleh. (4) mendengar, mencatat rumus, dan menjawab
Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, bila guru memberi pertanyaan, guru lebih
tabel, diagram, atau media lain untuk aktif di depan kelas dan siswa cenderung
memperjelas keadaan atau masalah. pasif karena siswa terbiasa menerima
Salah satu dari tujuan yang harus pembelajaran dari guru dan hanya mengerti
dimiliki oleh siswa adalah kemampuan terhadap bentuk-bentuk contoh soal yang
memahami konsep. Pemahaman konsep diberikan guru dipapan tulis.
merupakan kemampuan siswa untuk Berdasarkan salah satu contoh tes
memahami suatu materi pelajaran dengan pemahaman konsep matematika siswa yang
pembentukan pengetahuannya sendiri dan telah diujikan kepada siswa kelas IX B yang
mampu mengungkapkan kembali dalam tertera di bawah ini: Asti dan anton bekerja
bentuk lain yang mudah dimengerti serta pada sebuah perusahaan sepatu. Asti dapat
mengaplikasikannya. Pemahaman terhadap membuat tiga pasang sepatu tiap jam dan
suatu konsep sangat penting, karena dengan anton dapat membuat empat pasang sepatu
penguasaan konsep akan memudahkan siswa setiap jam. Jumlah jam bekerja asti dan
dalam mempelajari matematika pada setiap anton 16 jam sehari, dengan banyak sepatu
pembelajaran. yang dapat dibuat 55 pasang. Jika banyaknya
Pemahaman atau penguasaan konsep jam bekerja keduanya tidak sama, tentukan :
merupakan tingkatan hasil belajar siswa (a) Model matematika dari masalah tersebut.
sehingga dapat mendefinisikan atau (b) Lama bekerja asti dan anton.
menjelaskan dengan menggunakan kalimat Dari jawaban siswa dapat dilihat
sendiri. Dengan kemampuan siswa bahwa kemampuan pemahaman konsep
menjelaskan/mendefinisikan, maka siswa matematika siswa rendah, di mana siswa
tersebut telah memahami konsep/prinsip dari belum mampu memahami konsep dalam
suatu pembelajaran meskipun penjelasan menyelesaikan permasalahan tersebut, selain
yang diberikan mempunyai kalimat yang itu solusi yang diberikan siswa tidak
tidak sama dengan konsep yang telah mendukung pernyataan pada soal sehingga
diberikan tetapi maksudnya sama. proses perhitungan dan penarikan
Pemahaman konsep merupakan aspek kesimpulan tidak sempurna. Dari ketujuh
kunci pembelajaran matematika. Dalam indikator kemampuan pemahaman konsep,
mempelajari matematika, pemahaman ada beberapa indikator yang tidak tercapai
konsep matematikasangat penting untuk oleh siswa kelas IX B, diantaranya: pada
siswa, karena konsep matematika saling indikator kemampuan menyajikan konsep
berkaitan sehingga untuk mempelajarinya dalam berbagai bentuk representasi,
harus runtut dan berkesinambungan. Untuk kemampuan menggunakan, memanfaatkan
mengetahui seberapa tinggi pemahaman dan memilih prosedur tertentu, dan

Mat-Edukasia | Vol. 4 No. 2, Oktober 2019. e-ISSN 2656-5552 66


Arifatul Umamah | Mat-Edukasia: Jurnal Pendidikan Matematika

kemampuan mengaplikasikan konsep atau cukup dari suatu konsep; (6) Kemampuan
logaritma dalam pemecahan masalah. Oleh menggunakan, memanfaatkan dan memilih
sebab itu, siswa tidak dapat mencapai prosedur tertentu; (7) Kemampuan
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang mengaplikasikan konsep atau algoritma ke
telah ditetapkan. pemecahan masalah.
Pemahaman konsep merupakan aspek Dari indikator-indikator di atas bahwa
kunci pembelajaran matematika, terdapat tiga indikator yang akan diteliti
pembelajaran dikatakan behasil jika siswa yaitu indikator pada kemampuan menyajikan
mampu memahami konsep materi yang konsep dalam berbagai bentuk representasi
diajarkan guru. Siswa tidak sekedar matematis, kemampuan menggunakan,
mengingat atau menghafalkan rumus saja memanfaatkan dan memilih prosedur
tetapi mampu memahami konsep tersebut tertentu, kemampuan mengaplikasikan
dalam memecahkan masalah. Hal ini sesuai konsep atau algoritma ke pemecahan
dengan pernyataan Suherman, dkk (dalam masalah. Selanjutnya, dalam mengukur
Fauzan, 2012; 2) bahwa belajar matematika peningkatan kemampuan pemahaman
akan lebih berhasil jika proses pengajaran konsep dapat diukur dengan rubrik
diarahkan kepada konsep dan struktur- penskoran
struktur yang terbuat dari pokok bahasan Dilihat dari permasalahan rendahnya
yang diajarkan. kemampuan pemahaman konsep yang
Menurut lisnawati (dalam Fauzan, dimiliki siswa, maka guru dituntut mampu
2012; 2) pendekatan yang dapat dilakukan memberikan bimbingan dan menciptakan
agar siswa dapat memahami konsep-konsep situasi sehingga dapat melibatkan siswa
matematika lebih mendasar diantaranya: (1) untuk aktif dalam belajar. Siswa yang aktif
Dalam pembelajaran siswa menggnakan tentunya akan mempermudah proses belajar
benda-benda kongkrit dan membuat mengajar dan siswa akan lebih mudah paham
abtraksinya dari konsep-konsepnya. (2) terhadap materi yang disampaikan.
Materi yang diberikan berhubungan atau Guru dapat membuat siswa merasa
berkaitan dengan yang sudah dipelajari. tertarik dan termotivasi dalam pembelajaran
(3)Mengubah suasana abstrak dengan dengan salah satu metode pembelajaran yang
menggunakan symbol. (4) Matematika dapat meningkatkan pemahaman konsep
adalah ilmu seni kreatif karena itu siswa yaitu metode improve, karena metode
pembelajarannya sebagai ilmu seni. improve itu metode pembelajaran yang
Menurut Kurniawan (dalam Fauzan, mendorong siswa dapat menemukan sendiri
2012; 3) Modal utama dalam mengerjakan suatu konsep dengan bimbingan dari
sebuah soal adalah memahami konsep materi fasilitator.
dari soal tersebut, bahkan dalam pengerjaan Sejalan dengan penjelasan diatas
soal antar ruang lingkup diperlukan peneliti ingin mencoba menggunakan
pemahaman beberapa konsep. metode improve dalam pembelajaran
Menurut Peraturan Dirjen Dikdasmen matematika. Dengan harapan metode
No 506/C/Kep/2004, (dalam negoro, 2011 : improve dapat merangsang siswa agar lebih
37), indikator-indikator pemahaman konsep giat dan termotivasi untuk belajar,
adalah sebagai berikut: (1) Kemampuan membentuk interaksi antara siswa dengan
menyatakan ulang sebuah konsep; (2) siswa dalam mengembangkan ide-ide dan
Kemampuan mengklasifikasikan objek siswa dengan guru serta pemahaman konsep
menurut sifat-sifat tertentu sesuai denga matematika siswa meningkat.
konsepnya; (3) Kemampuan memberi contoh Menurut Subroto dkk (2011 : 124)
dan bukan contoh; (4) Kemampuan Metode pembelajaran improve memiliki
menyajikan konsep dalam berbagai bentuk beberapa kelebihan dankekurangan.
representasi matematis; (5) Kemampuan Kelebihan metode pembelajaran improve di
mengembangkan syarat perlu atau syarat antaranya: (1) Pembelajaran dengan metode

Mat-Edukasia | Vol. 4 No. 2, Oktober 2019. e-ISSN 2656-5552 67


Arifatul Umamah | Mat-Edukasia: Jurnal Pendidikan Matematika

pembelajaran improve membuat peserta pemahaman konsep matematika siswa kelas


didik lebih aktif karena terdapat latihan- IX B di SMP Negeri 17Merangin Tahun
latihan sehingga setiap peserta didik leluasa Pelajaran 2015/2016.
untuk mengeksplotasi ide-idenya. (2) Penelitian Tindakan Kelas ini
Suasana pembelajaran dengan metode dilakukan di kelas IX B di SMP Negeri 17
improve tidak membosankan kareana Merangin. Penelitian Tindakan Kelas ini
banyaknya tahap-tahapan yang dilakukan dilaksanakan pada semester ganjil tahun
peserta didik dalam metode ini. (3) Adanya pelajaran 2015/2016, yaitu dari tgl 5-16
penjelasan di awal dan latihan-latihan September tahun 2015 sesuai dengan
membuat peserta didik lebih memahami kalender akademik sekolah. Subjek
materi. penelitian ini adalah siswa kelas IX B di
Sedangkan kekurangan metode SMP Negeri 17 Merangin, yang jumlah
pembelajaran improve di antaranya: (1) Guru siswanya 28 orang pada tahun pelajaran
harus mempunyai strategi khusus agar semua 2015/2016. Sedangkan objek penelitian
peserta didik dapat mengikuti langkah- adalah metode improve untuk mengetahui
langkah yang ada dalam metode kemampuan pemahaman konsep matematika
pembelajaran ini. (2) Kemampuan peserta siswa pada materi kesebangunan.
didik tidak sama dalam menyelesaikan Menurut Arikunto (2009:16) secara
permasalahan ataupun jawaban pertanyaan garis besar terdapat empat tahapan yang
yang diberikan sehingga diperlukan bantuan lazim digunakan dalam penelitian tindakan
dan bimbingan khusus oleh guru. Ini berarti kelas, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan observasi dan evaluasi dan refleksi.
materi cukup lama. (3) Tidak semua peserta
didik mempunyai kemampuan dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
mencatat informasi yang didengarkan secara Penelitian ini dilakukan dalam 3 siklus
lisan. atau selama 3 minggu dimulai dari tanggal 5
September 2015, dengan dua kali
METODE PENELITIAN pelaksanaan tindakan dan dilanjutkan tes
Rancangan penelitian yang akan individu pada pertemuan ketiga. Hasil dari
dipergunakan adalah Penelitian Tindakan penelitian membahas tentang observasi
Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2007:3) aktivitas belajar siswa dan kemampuan
penelitian tindakan kelas dilakukan untuk pemahaman konsep siswa untuk mengetahui
pengembangan profesi guru atau penelitian peningkatan nilai akademik siswa dari materi
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan yang disampaikan dengan menerapkan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah metode improve.
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan 1. Hasil Penelitian Siklus I
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Siklus pertama dilakukan dengan
Tindakan tersebut diberikan dan diarahkan tiga kali pertemuan yang berlangsung
oleh guru kemudian dilakukan oleh siswa. pada tanggal 5 sampai 9 September 2015
Penelitian Tindakan Kelas merupakan pada materi kesebangunan. Sebagaimana
penelitian kolaborasi antara peneliti dengan telah dijelaskan pada bab metode
guru. Dalam penelitian ini pelaksanaan penelitian, penelitian pada siklus I dibagi
tindakan kelas akan dilakukan oleh peneliti, dalam empat kegiatan yaitu: perencanaan,
sedangkan guru sebagai pengamat selama pelaksanaan tindakan, observasi dan
proses pembelajaran. Tindakan yang evaluasi, serta refleksi.
dirancang dalam bentuk siklus yang a. Perencanaan Tindakan Siklus I
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Pada tahap perencanaan ini hal-
pemahaman konsep matematika pada siswa hal yang dilakukan adalah menyusun
dengan menggunakan metode improveyang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan (RPP), menyiapkan materi

Mat-Edukasia | Vol. 4 No. 2, Oktober 2019. e-ISSN 2656-5552 68


Arifatul Umamah | Mat-Edukasia: Jurnal Pendidikan Matematika

pembelajaran kesebangunan, dan dahulumembentuk kelompok siswa.


menyiapkan lembar observasi aktivitas Siswa dibagi menjadi 7 kelompok dan
siswa dan guru. setiap kelompok terdiri dari 4 siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Selanjutnya peneliti membagi
Pelaksanaan tindakan yang siswa kedalam kelompok kecil yang
dilakukan pada siklus I sesuai dengan terdiri 4 orang siswa perkelompok.
skenario metode improve. Adapun Kemudian peneliti mengantarkan
kegiatan yang dilakukan oleh peneliti konsep baru berupa tentang materi
pada tindakan siklus I sebelum bangun geometri sebangun dan
memulai pelajaran yaitu dengan kongruen, menampilkan contoh
memberi salam kepada siswa, masalah yang dipelajari, memberikan
mengkondisikan kelas, berdoa dan pertanyaan metakognitif kepada siswa,
absen. Kemudian peneliti kemudian siswa diminta untuk duduk
menyampaikan tujuan pembelajaran perkelompok masing-masing kelompok
dan menyampaikan metode diberikan 3 kartu:
pembelajaran yang akan digunakan Pertanyaan pemahaman “Apa masalah
serta langkah-langkah dalam ini?”,
melaksanakan proses pembelajaran Pertanyaan koneksi “Apakah masalah
metode improveyang diterapkan sekarang sama atau berbeda dari
dikelas. Sebelum menyampaikan pemecahan masalah yang telah Anda
materi kepada siswa, peneliti terlebih lakukan?”
Pertanyaan strategi, “Strategi apa yang
Pertemuan Pertemuan cocok untuk memecahkan masalah
Aktivitas Siswa
No I II
YangDiamati tersebut?”
F % F %
1. Siswa merespon Siswa menyelesaikan soal berupa
82 89 pertanyaan yang diberikan didalam
konsep yang 23 25
% %
diberikan guru kelompok, memberikan review kesulitan-
2. Siswa kesulitan kerja kelompok siswa, memberikan
menjawab 21 46 tes individu untuk melihat tingkat
6 13
pertanyaaan dari % %
guru pemahaman konsep matematika. setelah
3. Siswa mampu selesai siswa diminta untuk mengumpulkan
57 71 lembar jawabannya, kemudian mengevaluasi
memecahkan 16 20
% %
masalah jawaban siswa untuk melakukan verifikasi,
4. Siswa memberikan perbaikan dan pengayaan. Pada
mempelajari dan
akhir pembelajaran, peneliti mengajak siswa
memahami
kembali materi 17 14 untuk menarik kesimpulan dari hasil
5 4 pembelajaran. Langkah selanjutnya yang
dan % %
menyelesaikan dilakukan peneliti adalah menutup pelajaran.
permasalahan c. Hasil Observasi Siklus I
yang dihadapi
Pada tahap observasi, instrumen
5. Siswa
mengerjakan tes 100 100 observasi yang digunakan berupa lembar
28 28 observasi aktivitas siswa dan guru.
yang diberikan % %
guru Observasi terhadap aktivitas siswa
6. Siswa yang dilakukan langsung oleh peneliti.
belum mencapai Observasi terhadap aktifitas siswa pada
batas ketuntasan 17 10
menerima tugas
5
%
3
% tindakan siklus I dilakukan dalam dua kali
yang diberikan pertemuan Hasil observasi tersebut dapat
guru dilihat pada Tabel berikut:
Jumlah 83 294 93 330 Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas
Presentase 49% 55% Belajar Siswa Siklus I
Rata-rata 52

Mat-Edukasia | Vol. 4 No. 2, Oktober 2019. e-ISSN 2656-5552 69


Arifatul Umamah | Mat-Edukasia: Jurnal Pendidikan Matematika

Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa pada berjumlah 13 siswa atau 46,42% dengan
pertemuan pertama sampai dengan rata-rata kemampuan pemahaman konsep
pertemuan kedua, rata-rata aktivitas siswa 69,10. Dari hasil perhitungan nilai rata-
dalam kegiatan proses pembelajaran rata kemampuan pemahaman konsep
mengalami peningkatan yaitu dari 49% pada matematika siswa, maka hasil
pertemuan I menjadi 55% pada pertemuan ke pembelajaran siswa pada tindakan siklus I
II. Peningkatan aktivitas pada siklus I ini belum mencapai kriteria keberhasilan
belum jauh meningkat. Hal ini disebabkan yang di tentukan yaitu 70.
siswa belum terbiasa e. Refleksi
Pada tahap observasi ini, juga Berdasarkan data hasil observasi
digunakan format aktivitas guru. Format ini siklus I, menunjukkan bahwa aktivitas
digunakan untuk mengetahui kegiatan yang belajar siswa belum sepenuhnya baik.
dilakukan oleh guru selama pelaksanaan Variabel keaktifan siswa dikelas masih
pembelajaran berlangsung. Dari hasil berkategori cukup dengan persentase
pengamatan terhadap aktivitas guru, dapat 49% dan 53% pada pertemuan 1 dan
diketahui bahwa semua aspek yang diamati pertemuan 2. Kemudian dari hasil tes
telah terlaksana. Akan tetapi masih ada individu pada siklus I, menunjukkan
perbaikan-perbaikan dan saran-saran yang siswa yang mampu mencapai
diberikan oleh pengamat untuk lebih kemampuan pemahaman konsep
meningkatkan kemampuan pemahaman matematika berjumlah 15 siswa atau
konsep matematika siswa. 53,57% dan siswa yang belum mencapai
d. Hasil Nilai Tes Kemampuan kemampuan pemahaman konsep
Pemahaman Konsep Matematika matematika berjumlah 13 siswa atau
Siklus I 46,42% dengan rata-rata kemampuan
Setelah penyampaian materi pada pemahaman konsep yaitu 69,10. Artinya,
siklus I tentang kesebangunan yang pembelajaran metode improve yang
disampaikan dalam dua kali pertemuan diterapkan peneliti, belum memberi hasil
melalui metode improve, maka pada yang maksimal pada peningkatan
pertemuan ketiga tanggal 9 September kemampuan pemahaman konsep
2015 diadakan tes individu (tes siklus I) matematika.
untuk melihat kemampuan pemahaman Faktor penyebab belum maksimal
konsep matematika siswa dalam proses kemampuan pemahaman konsep
pembelajaran. Data nilai tes kemampuan matematika pada siklus I yaitu masih
pemahaman konsep matematika siswa banyak siswa yang belum terlibat aktif
siklus I yang diperoleh dapat dilihat pada dalam pembelajaran, ada siswa yang
Tabel berikut: belum aktif menjawab pertanyaan dari
Tabel 2. Hasil Nilai Tes Siklus I guru, ada siswa tidak berani bertanya
Variabel padahal dia belum memahami apa yang
Jumlah Nilai
Yang F %
Nilai Rata-rata
dijelaskan, dalam diskusi masih ada yang
Diamati mengerjakan secara individu/hanya
Nilai ≥ 70 15 53,57 bergantung pada anggota kelompoknya.
Nilai< 70 13 46,42
1945 69,46 Sebagai solusi dari permasalahan diskusi
I, peneliti memberikan nasehat, arahan
Jumlah 28 dan memotivasi khususnya kepada siswa
Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa yang belum tuntas dalam belajar dengan
siswa yang mampu mencapai kemampuan menyampaikan bahwa prestasi belajar
pemahaman konsep matematika mereka dapat ditingkatkan jika mereka
berjumlah 15 siswa atau 53,57% dan aktif dan serius dalam kegiatan
siswa yang belum mencapai kemampuan pembelajaran. Dari hasil tindakan siklus I,
pemahaman konsep matematika disimpulkan bahwa tindakan belum

Mat-Edukasia | Vol. 4 No. 2, Oktober 2019. e-ISSN 2656-5552 70


Arifatul Umamah | Mat-Edukasia: Jurnal Pendidikan Matematika

berhasil dan akan dilanjutkan pada memastikan siswa tidak bekerja sama
tindakan siklus II untuk meningkatkan dalam mengerjakan soal tes. Alokasi
kemampuan pemahaman konsep waktu yang disediakan untuk
matematika siswa. pelaksanaan tes adalah satu jam
pelajaran atau 40 menit. Setelah
2. Hasil Penelitian Siklus II selesai, guru memerintahkan siswa
Penelitian pada siklus II untuk mengumpulkan lembar
berlangsung pada tanggal 12-16 jawabannya.
September 2015 pada materi c. Hasil Observasi Siklus II
kesebangunan. Sama halnya dengan Pada tahap observasi siklus II,
penelitian pada siklus I, penelitian siklus peneliti masih menggunakan format
II dibagi dalam empat kegiatan yaitu: observasi aktivitas siswa yang sama
perencanaan, pelaksanaan tindakan, dengan siklus I. Hasil observasi
observasi dan evaluasi, serta refleksi. tersebut dapat dilihat pada Tabel
a. Perencanaan Tindakan Siklus II berikut:
Pada tahap perencanaan siklus II, Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas
hal-hal yang dilakukan sama halnya Belajar Siswa Siklus II
pada siklus I yaitu menyusun Rencana N Aktivitas Siswa
Pertemuan Pertemuan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), I II
o YangDiamati
F % F %
menyiapkan materi pembelajaran
Siswa merespon
kesebangunan, dan menyiapkan lembar 1 konsep yang 28 100% 28 100%
observasi aktivitas siswa dan guru. . diberikan guru
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II 2. Siswa menjawab
Pada tindakan siklus II ini, pertanyaaan dari 18 64% 27 96%
langkah-langkah pembelajaran sama guru
3. Siswa mampu
halnya pada pelaksanaan tindakan memecahkan 23 82% 26 92%
siklus I. Namun berdasarkan hasil masalah
refleksi, pada pelaksanaan tindakan II 4. Siswa
guru lebih memotivasi siswa dengan mempelajari dan
memberi pengarahan atau nasehat agar memahami
kembali materi
siswa serius dalam mengikuti pelajaran dan
0 0% 0 0%
dan berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan
belajar. permasalahan
Pelaksanaan dimulai dengan yang dihadapi
memberi salam kepada siswa, 5. Siswa
mengerjakan tes
mengkondisikan kelas, berdoa dan 28 100% 28 100%
yang diberikan
absensi siswa. Kemudian peneliti guru
mengantarkan konsep baru berupa 6. Siswa yang belum
tentang materi kesebangunan segitiga, mencapai batas
menampilkan contoh masalah yang ketuntasan
0 0% 0 0%
dipelajari, memberikan pertanyaan menerima tugas
yang diberikan
metakognitif kepada siswa, kemudian guru
siswa diminta untuk duduk Jumlah 10
97 346 388
perkelompok masing-masing kelompok 6
diberikan 3 kartu, sama halnya pada Presentase 57% 64%
tindakan pada Siklus I. Rata-rata 60,5
Pada pelaksanaan tes siklus II,
peneliti mengecek tentang kemampuan Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa
pemahaman konsep matematika pada pertemuan pertama sampai dengan
dengan mengadakan tes individu dan pertemuan kedua, rata-rata aktivitas siswa

Mat-Edukasia | Vol. 4 No. 2, Oktober 2019. e-ISSN 2656-5552 71


Arifatul Umamah | Mat-Edukasia: Jurnal Pendidikan Matematika

dalam kegiatan proses pembelajaran Dari Tabel 4 terlihat bahwa


mengalami peningkatan yaitu dari 57% kemampuan pemahaman konsep
pada pertemuan I menjadi 64% pada matematika siswa pada siklus II
pertemuan ke II. Peningkatan aktivitas meningkat dari hasil tes siklus I. Siswa
pada siklus II ini sudah lumayan yang mampu mencapai kemampuan
meningkat. Hal ini disebabkan Karena pemahaman konsep matematika
siswa sudah terbiasa menggunakanmetode berjumlah 25 siswa atau 89,28% dan
improve. siswa yang belum mencapai kemampuan
Pada tahap observasi ini, juga pemahaman konsep matematika
digunakan format aktivitas guru. Dari berjumlah 3 siswa atau 10,71% dengan
hasil pengamatan terhadap aktivitas guru rata-rata kemampuan pemahaman konsep
pada tindakan siklus II, dapat diketahui 80. Dari hasil perhitungan nilai rata-rata
bahwa aktivitas yang dilakukan guru kemampuan pemahaman konsep
selama proses pembelajaran telah matematika siswa, maka hasil
terlaksana dengan baik. Peneliti sebagai pembelajaran siswa pada tindakan siklus
guru telah melaksanakan arahan yang II dapat dikatakan berhasil, bahkan
diberikan oleh guru matematika kelas IX melebihi kriteria yang ditentukan yakni
B agar terjadi peningkatan kemampuan 70.
pemahaman konsep siswa pada setiap e. Refleksi
tindakan. Berdasarkan data hasil observasi
Dari hasil observasi tersebut dapat dan hasil tes kemampuan pemahaman
disimpulkan bahwa aktivitas siswa dan konsep matematika pada siklus II,
guru dalam proses pembelajaran telah menunjukkan bahwa penerapan
mengalami peningkatan yang sangat baik pembelajaran metode improve pada pokok
yang diikuti dengan kemampuan bahasan kesebangunan terdapat
pemahaman konsep matematika siswa peningkatan terhadap aktivitas belajar dan
yang meningkat pada setiap siklusnya. kemampuan pemahaman konsep
d. Hasil Nilai Tes Kemampuan matematika siswa. Dari hasil observasi
Pemahaman Konsep Matematika Siswa siklus II semua aspek yang diamati dapat
Siklus II dikategorikan baik bahkan sangat baik.
Setelah penyampaian materi pada Artinya hampir seluruh siswa telah
siklus II tentang kesebangunan segitiga melaksanakan aktivitas pembelajaran
yang disampaikan dalam dua kali dengan baik. Kemudian, dari hasil tes
pertemuan melalui metode improve, maka siklus II dapat diketahui bahwa 25 siswa
pada pertemuan ketiga tanggal 16 sudah tuntas dalam belajar. Dengan kata
September 2015 diadakan tes individu (tes lain apabila dihubungkan dengan kriteria
siklus II) untuk melihat kemampuan keberhasilan, telah memenuhi kriteria
pemahaman konsep matematika siswa yang telah ditetapkan yakni 70 maka
dalam proses pembelajaran. Data nilai tes penelitian ini akan dihentikan pada siklus
kemampuan pemahaman konsep II.
matematika siswa siklus II yang diperoleh
dapat dilihat pada Tabel berikut: PEMBAHASAN
Tabel 4. Hasil Nilai Tes Siklus II Tidak tepatnya motode dan model
Variabel Freku Persent Juml Nilai pembelajaran dapat mempengaruhi tujuan
Yang ensi ase ah Rata- pembelajaran terutama pemahaman konsep
Diamati Siswa (%) Nilai rata
siswa. Salah satu metode yang tepat adalah
Nilai ≥ 70 25 89,28 metode improve. Metode Improve terbukti
2240 80 dapat meningkatkan kemampuan
Nilai < 70 3 10,71
pemahaman konsep matematika siswa.
Jumlah 28 Berdasarkan hasil penelitian pada siswa

Mat-Edukasia | Vol. 4 No. 2, Oktober 2019. e-ISSN 2656-5552 72


Arifatul Umamah | Mat-Edukasia: Jurnal Pendidikan Matematika

kelas IX B SMPN 17 Merangin, pemahaman konsep siswa pada mata


pembelajaran dengan menggunakan metode pelajaran matematika.
Improve dapat meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep siswa. SIMPULAN
Dari analisis data, terlihat bahwa Berdasarkan hasil penelitian yang
persentase hasil tes kemampuan pemahaman dilaksanakan mengenai upaya meningkatkan
konsep siswa kelas IX B mengalami kemampuan pemahaman konsep matematika
peningkatan, pada hasil tes prasiklus dengan metode improve siswa kelas IX B
menunjukkan bahwa 28,57% (8 orang) yang SMP N 17 merangin tahun pelajaran
mencapai KKM yang ditetapkan yaitu ≥ 70, 2015/2016, maka dapat disimpulkan bahwa
setelah diterapkan metode Improve pada Hasil kemampuan pemahaman konsep
siklus I diperoleh peningkatan hasil tes matematika yang diajarkan dengan metode
kemampuan pemahaman konsep menjadi improve meningkat pada setiap siklus
53.57% (15 orang) dari kriteria ketuntasan. dengan hasil indikator kemampuan
Karena ketuntasan siswa belum mencapai menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
ketuntasan klasikal. Kemudian dilakukan representasi matematis 77% pada siklus I
penelitian tindakan pada siklus II dan dan 93% pada siklus II, kemampuan
memperoleh hasil tes kemampuan menggunakan, memanfaatkan dan memilih
pemahaman konsep 89,28% (25 orang) yang prosedur tertentu 84% pada siklus I dan 88%
tuntas dalam pembelajaran. Karena pada pada siklus II, dan pada indikator
siklus II sudah memenuhi ketuntasan kemampuan mengaplikasikan konsep atau
klasikalnya maka penelitian ini di hentikan algoritma ke pemecahan masalah 75,5%
pada siklus II. pada siklus I dan 89% pada siklus II. Dan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan pada aktifitas siswa terjadi peningkatan dari
kelas pada siswa kelas IX B SMP Negeri 17 siklus I ke siklus II yaitu dari 52% sampai
Merangin serta pembahasan hasil observasi 60,5% atau peningkatan sebesar 8,5%. Dari
dan evaluasi, dapat diketahui bahwa terjadi hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
peningkatan terhadap aktivitas dan metode improve dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep matematika kemampuan pemahaman konsep siswa kelas
siswa setiap siklus setelah diterapkan IX B SMP N 17 Merangin Tahun Pelajaran
pembelajaran metode Improve. Maka dapat 2015/2016.
disimpulkan melalui pembelajaran metode
Improve dapat meningkatkan hasil belajar DAFTAR PUSTAKA
siswa kelas IX B SMP Negeri 17 Merangin Arikunto, suharsimi, 2007 manajement
pada pokok bahasan kesebangunan. penelitian. Jakarta: PT. Rineka cipta
Hasil penelitian ini sejalan dengan Arikunto, s dan suhardjono, 2009, penelitian
hasil penelitian yang dilakukan Riana tindakan kelas.PT Bumi Aksana, Jl.
(2011). Dengan judul “Pembelajaran dengan Sawo raya no 18 jakarta.
metode improve untuk meningkatkan Fauzan, Ahmad ,2012. Kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa kelas matematika. Universitas Negeri
VII SMP Negeri 1 karangmoncol pada Padang
materi segiempat”. Hasil penelitian yang Sukerno, negoro.2011. Kemampuan kognitif,
dilakukan Riana menunjukkan bahwa afektif dan psikomotorik. Jakarta:
terdapat peningkatan pemahaman konsep pustaka gramedia.
matematika dengan mengunakan metode
Improve, dimana rata-rata nilai pada siklus I
adalah 68,75% dan pada siklus II adalah
92,85% . Jadi pembelajaran dengan metode
Improve dapat meningkatkan kemampuan

Mat-Edukasia | Vol. 4 No. 2, Oktober 2019. e-ISSN 2656-5552 73

Anda mungkin juga menyukai