SKRIPSI
Pendidikan Matematika
Oleh:
DWI PUSPITA SARI
A 410 030 040
i
1
BAB I
PENDAHULUAN
adalah salah satu ilmu dasar yang diajarkan pada semua jenjang sekolah,
melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat,
jujur, efektif, dan efisien, serta dapat menggunakan matematika dan pola pikir
suatu kenyataan yang dilematis bahwa matematika menjadi phobia bagi para
1
2
siswa serta nilai untuk mata pelajaran matematika selalu di bawah rata-rata.
tidak menutup kemungkinan siswa itu akan senang dan respon dengan
buruk akan matematika, dalam artian siswa merasa kesulitan dan sudah tidak
ada rasa senang, maka tidak menutup kemungkinan siswa itu akan anti
prestasi peserta didik. Hal ini merupakan langkah awal untuk meningkatkan
beberapa sisi yaitu sisi tingkat pemahaman dan tingkat penguasaan, dan juga
dari sisi banyaknya soal yang mampu dikerjakan dengan betul. Semakin tinggi
pemahaman dan penguasaan siswa dalam suatu pelajaran dan semakin besar
bertindak secara hierarki dan kreatif, maka dari itu metode penyampaian guru
dalam mengajar yang efektif adalah apabila dampak dari pembelajaran itu
aktif.
seorang siswa yang belajar itu pada dasarnya adalah mencari hubungan antara
4
hal yang dipelajari dengan yang dimiliki, dikuasai, dan dialami atau diketahui
siswa.
prasyarat dari konsep tersebut juga telah dipahami dengan baik. Belajar
mempunyai tingkatan lebih tinggi dan dibentuk atas dasar konsep atau
pengalaman yang sudah ada, sehingga belajar matematika harus terus menerus
mengajar matematika.
rendahnya prestasi belajar siswa (nilai) baik dalam ulangan harian, ulangan
kelas biasanya memberikan tugas secara kontinu berupa latihan soal. Tetapi
matematika yaitu belum ada kesiapan untuk mengerjakan soal yang berbeda
dengan contoh soal yang dibuat guru. Padahal soal-soal yang dibuat guru pada
5
dengan contoh soal yang dibuat guru pada saat pelajaran. Siswa seharusnya
menyelesaikan soal-soal yang dibuat guru. Oleh karena itu siswa perlu
belum dikuasai dengan baik, maka sulit bagi siswa untuk menerima konsep
yang baru. Konsep pengukuran akan dikuasai siswa bila konsep tersebut
bermakna bagi siswa, artinya konsep yang akan dipelajari siswa harus disusun
sesuai dengan kemampuan siswa dan relevan dengan struktur kognitif siswa,
konsep atau materi yang telah dipelajari (Tim Penelitian Tindakan Matematika
metode ini, siswa dalam kelompok diberikan kesempatan secara terbuka untuk
membuat soal dan mengerjakan soal yang dibuat kelompok lain. Selanjutnya,
guru apabila muncul masalah. Sedangkan lebih mandiri karena siswa akan
melalui cara pengajuan soal oleh siswa dan cara penyajiannya juga oleh siswa
sendiri. Dalam hal ini, problem posing merupakan salah satu pengajaran yang
mempengaruhi cara belajar siswa yang semula cenderung untuk pasif kearah
B. Identifikasi Masalah
segala sesuatu kepada siswa sehingga pola pikir siswa menjadi pasif
C. Pembatasan Masalah
dilaksanakan dapat tercapai pada sasaran dan tujuan yang baik. Adapun
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
jawaban dari permasalahan umum dan secara khusus tujuan penelitian ini
F. Manfaat Penelitian
problem posing.
berikut:
2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan masukkan khususnya bagi guru
berpikirnya.
4. Untuk dijadikan input bagi guru mengajar atau pengelola pendidikan yang