PENDAHULUAN
1
2
halnya teori yang di kemukakan oleh Piaget bahwa tingkat belajar seorang anak
juga bertingkat sesuai dengan usianya, usia siswa sekolah dasar (7-8 tahun
hingga 12- 13 tahun) menurut Piaget termasuk ke dalam tahap operasional
konkret. Dalam teori ini belajar dipengaruhi oleh lingkungan, yang artinya
belajar juga memerlukan lingkungan untuk menemukan informasi.
Pendidikan matematika pada jenjang pendidikan dasar mempunyai peran
yang sangat penting, sebab jenjang ini merupakan pondasi yang sangat
menentukan dalam membentuk sikap, kecerdasan dan kepribadian anak.
Matematika adalah pelajaran yang harus dipelajari dari SD sampai dengan
perguruan tinggi. Matematika adalah suatu ilmu yang timbul karena adanya
pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan pelajaran.
Agar peserta didik dapat memahaminya dengan baik, diperlukan konsep
matematika dasar yang diajarkan di SD. Untuk mewujudkan hal tersebut maka
diperlukan alat peraga matematika karena cara berfikir siswa SD masih
berpikir konkret.
Pemahaman konsep dalam suatu pembelajaran tentu sangat penting, juga
sangat berpengaruh pada hasil belajar. Maka dari itu pemahaman konsep adalah
merupakan langkah awal yang harus dicapai dalam pembelajaran, jika peserta
didik sudah paham terhadap suatu materi maka akan memperoleh hasil yang baik.
Menurut Permendikbud No. 21 Tahun 2016 dalam lampiran Permendikbud No.21
Tahun 2016 dinyatakan bahwa Standar Isi dikembangkan untuk menentukan
kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi
lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Karakteristik, kesesuaian, kecukupan, keluasan,
dan kedalaman materi ditentukan sesuai dengan karakteristik kompetensi beserta
proses pemerolehan kompetensi tersebut.
Dilihat dari kompetensi ketrampilan dan sikap yang ditekankan dari standar isi
ini, maka dapat dilihat bahwa kemapuan pemahaman konsep, berpikir,
berkomunikasi, kreativitas menjadi penekanan utama. Standar isi untuk mata
pelajaran matematika di SD ini merujuk pada pembelajaran matematika Abad
21. Peran guru juga bukan lagi sebagai pengajar tetapi menjadi guru pembelajar
matematika. Dengan ditetapkannya standar isi tersebut tentu saja turut
3
kelas V SDN 6 Cibunar Kec. Cibatu Kab. Garut pada Ulangan Akhir Semester
(UAS) I pada Tahun Pelajaran 2021/2022 terdapat beberapa masalah terkait
dengan pembelajaran matematika seperti peserta didik hanya hafal rumusnya saja
tanpa memahami konsep sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal matematika yang diberikan guru. Diperkirakan ketuntasan
belajar peserta didik kelas V yang mencapai KKM adalah 60% dan yang belum
mencapai KKM adalah 40% dari jumlah peserta didik 22 peserta didik.
menggunakan kotak yang diisi dengan soal dan diberi nomor untuk menuliskan
jawabannya.
Menurut Huda (2013:231) Model pembelajaran Course Review Horay
memiliki beberapa kelebihan, antara lain: (1) Strukturnya yang menarik dan
dapat mendorong peserta didik untuk dapat terjun kedalamnya; (2) metode
yang tidak monoton karena diselingi dengan hiburan, sehingga suasana tidak
menegangkan; (3) semangat belajar yang meningkat karena suasana pembelajaran
berlangsung menyenangkan; (4) skill kerja antar peserta didik yang semakin
terlatih.
Penggunaan model pembelajaran Course Review Horay dapat mendorong
peserta didik untuk ikut aktif dalam belajar matematika. Model pembelajaran ini
merupakan cara belajar mengajar yang lebih menekankan pada pemahaman
materi yang diajarkan guru. Dalam aplikasinya model pembelajaran Course
Review Horay tidak hanya menginginkan siswa untuk belajar di bidang akademik
saja. Pembelajaran dengan model Course Review Horay juga melatih peserta
didik untuk mencapai tujuan-tujuan hubungan sosial yang pada akhirnya
mempengaruhi prestasi akademik peserta didik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti mengkaji masalah tersebut
dengan melakukan penelitian eksperimen dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Course Review Horay Terhadap Pemahaman Konsep
Matematika Peserta Didik Kelas V SDN 6 Cibunar Kec. Cibatu Kab. Garut
Tahun Pelajaran 2021/2022.”
B. BATASAN MASALAH
Setelah mengetahui latar belakang masalah, agar masalahnya dapat terkaji dan
terjawab secara mendalam, permasalahanya tidak semuanya diangkat sebagai
variabel penelitian. Adapun batasan masalah yang diteliti adalah :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Course Review Horay.
2. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pemahaman konsep matematika
tentang volume bangun ruang kubus dan balok.
3. Penelitian dilakukan pada peserta didik kelas V SDN 6 Cibunar Tahun
Pelajaran 2021/2022.
6
C. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada umumnya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yang
menggambarkan sesuatu yang ingin dipecahkan atau dicari jawabanya melalui
penelitian (Mu’alimin, 2014:25).Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah,
maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimanakah pengaruh pembelajaran matematika dengan model Course
Review Horay terhadap pemahaman konsep peserta didik di Kelas V SDN 6
Cibunar Kec. Cibatu Kab. Garut Tahun Pelajaran 2021/2022?
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasar rumusan masalah maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran matematika dengan model Course
Review Horay terhadap pemahaman konsep peserta didik di Kelas V SDN 6
Cibunar Kec. Cibatu Kab. Garut Tahun Pelajaran 2021/2022.
E. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun
manfaat praktis sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik yang bersifat
teoritis dan praktis. Secara teoritis, dengan menggunakan model Course
Review Horay terhadap pemahaman peserta didik dapat meningkat, sehingga
dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau pendukung penelitan
selanjutnya, selain itu dapat menambah kajian tentang hasil penelitian
pembelajaran matematika, kemudian dapat mengembangkan praktik
pembelajaran matematika.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Penerapan model pembelajaran Course Review Horay diharapkan dapat
7
F. ANGGAPAN DASAR
Berdasarkan latar belakang sebagaimana diuraiakan di atas, maka anggapan
dasar dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Banyak peserta didik Kelas V SDN 6 Cibunar pada mata pelajaran matematika
yang mendapatkan hasil belajar di bawah KKM.
2. Peserta didik tampak kurang nyaman dalam pembelajaran hal tersebut tampak
dari sikap peserta didik yang ditunjukan sikap jenuh saat pembelajaran,
sehingga mengobrol dan menguap.
8
65
10
nomor dan untuk siswa atau kelompok yang mendapatkan jawaban atau tanda dari
jawaban yang benar terlebih dahulu harus langsung berteriak “Hore!” atau
menyanyikan yel-yel kelompoknya. Pembelajaran kooperatif tipe Course Review
Horay, merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu kegiatan belajar
mengajar dengan cara pengelompokan peserta didik ke dalam kelompok-
kelompok kecil.
5. Guru membacakan soal secara acak dan peserta didik menulis jawaban di
dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan,
kalau benar diisi tanda benar (√) dan salah diisi tanda salah (×).
6. Peserta didik yang sudah mendapatkan tanda (√) vertikal, horizontal atau
diagonal harus berteriak Horay! atau yel-yel lainnya.
7. Nilai peserta didik dihitung dari jawaban benar jumlah Horay! yang diperoleh
dan terakhir adalah.
8. Penutup
12
6. Siswa yang sudah mendapatkan tanda benar harus berteriak hore…atau yel-yel
lainnya.
7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan jumlah hore yang diperoleh.
8. Penutup.
Langkah-langkah model Course Review Horay menurut Miftahul Huda
(2013:230) adalah sebagai berikut.
e. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya di dalam
kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru.
f. Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa ditulis di dalam kartu atau kotak,
guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi.
g. Bagi pertanyaan yang dijawab dengan benar, siswa memberi tanda check
13
h. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak
‘horee!!’.
5. Guru membacakan soal secara acak dan peserta didik menulis jawaban di
dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan,
kalau benar diisi tanda benar (√) dan salah diisi tanda salah (×).
6. Peserta didik yang sudah mendapatkan tanda (√) vertikal, horizontal atau
diagonal harus berteriak Horay! atau yel-yel lainnya.
7. Nilai peserta didik dihitung dari jawaban benar jumlah Horay! yang diperoleh.
8. Guru memberikan reward pada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi
atau yang paling sering memperoleh ‘horee!!’
9. Penutup
5. Adanya komunikasi dua arah, peserta didik dengan guru akan mampu
berkomunikasi dengan baik, dapat melatih peserta didik agar dapat berbicara
secara kritis, kreatif dan inovatis. Sehingga tidak akan menutup kemungkinan
bahwa akan semakin banyak terjadi interksi diantara guru dan peserta didik.
1. Strukturnya yang menarik dan dapat mendorong siswa untuk dapat terjun ke
dalamnya.
2. Model yang tidak monoton karena diselingi dengan hiburan, sehingga suasana
tidak menegangkan
1. Siswa aktif dan siswa yang tidak aktif nilai disamakan. Artinya, guru hanya
akan menilai kelompok yang banyak mengatakan horey. Oleh karena itu, nilai
yang diberikan guru dalam satu kelompok tersebut sama tanpa bisa
membedakan mana siswa yang aktif dan yang tidak aktif.
2. Adanya peluang untuk berlaku curang. Artinya, guru tidak akan dapat
mengontrol siswanya dengan baik apakah ia menyontek ataupun tidak. Guru
akan memperhatikan per-kelompok yang menjawab horey, sehingga peluang
adanya kecurangan sangat besar.
Menurut shoimin (2014:54) kekurang model pembelajaran Course Review
Horay yaitu:
keteraturan, dan truktur yang terorgansasi, mulai dari unsur yang tidak
didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya
ke dalil.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa matematika merupakan ilmu universal
yang berperan penting bagi manusia karena matematika dapat meningkatkaan
kemampuan berpikir secara logis, rasional, kritis, cermat, dan sistematis.
2. Pembelajaran Matematika SD
Pembelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai
dari SD untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,
analitis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Pembelajaran
matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreativitas berpikir peserta didik yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir peserta didik, serta dapat meningkatkan kemampuan
mengkotruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasa yang baik
terhadap materi matematika. Dalam pembelajaran matematika, baik guru maupun
peserta didik bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran ini akan mencapai hasil yang maksimal apabila
pembelajaran berjalan secara efektif (Susanto 2015:186-187).
Menurut Depdiknas (2006:148) mata pelajaran matematika memiliki tujuan
sebagai berikut.
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat
dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan Matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.
d. Mengkomunikasi gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk keadaan atau memperjelas masalah.
18
matematika.
D. KERANGKA BERFIKIR
Pemahaman konsep merupakan suatu hal yang penting dalam pembelajaran
matematika, karena dengan memahami konsep peserta didik dapat
mengembangkan kemampuannya dalam setiap materi pembelajaran. Namun
banyak peserta didik yang masih mengahafal rumus saja tanpa memahami konsep
sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal.
26
A. RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental. Metode
eksperimen diartikan sebagai metode dengan bentuk yang sistematis dengan
tujuan untuk mencari pengaruh variabel satu dengan variabel yang lain dengan
memberikan perlakuan khusus dan pengendalian yang ketat dalam suatu kondisi.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain pre-eksperiment one group pre-
test-posttest. Desain ini melibatkan satu kelompok yang diberi pre-test (O), diberi
treatment (X) dan diberi post-test. Keberhasilan treatment ditentukan dengan
membandingkan nilai pre-test dan nilai post-test.
Pada desain ini mengggunakan pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan
demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum perlakuan. Secara umum desain ini
disajikan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain one group pre-test post-test
O₁ X O₂
Keterangan :
O1 : Pre- test
O2 : Post- test
X : treatment
Prosedur:
1. Berikan O1, untuk mengukur mean prestasi belajar sebelum subjek diajar
dengan menggunakan model CRH.
2. Berikan subjek dengan X, yaitu Model CRH untuk jangka waktu tertentu.
3. Berikan O2, untuk mengukur mean prestasi belajar setelah subjek dikenakan
variabel ekxperimental X.
65
30
B. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian bertempat di SDN 6 Cibunar desa Cibunar kecamatan
Cibatu kabupaten Garut. Adapun alasan peneliti memilih SDN 6 Cibunar sebagai
tempat penelitian dikarenakan peneliti berharap dapat berkontribusi dalam
memajukan pendidikan di wilayah kelahiran peneliti. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas V (lima) SDN 6 Cibunar desa Cibunar kecamatan Cibatu kabupaten
Garut. Waktu pelaksanaan penelitian adalah pada semester genap tahun ajaran
2021/2022.
Skor maksimum = 2 x 10 = 20
Skor minimum = 1 x 10 = 10
Rentang (R) = nilai tertinggi – nilai terendah
= 20 – 10 = 10
(Arikunto, 2010)
diberikan guru
Menyimpan penghargaan yang diberikan guru
Diadaptasi dari Dierich (dalam Hamalik, 2012: 172)
c. Instrumen penelitian dikatakan baik, jika instrumen terlebih dahulu
diujicobakan dan hasilnya dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda (Arikunto, 2002: 57). Banyaknya
soal yang diujicobakan pada penelitian ini sebanyak 20 soal dengan bentuk
soal tes pilihan ganda 10 soal, tes menjodohkan 5 soal dan tes esai 5 soal
dengan alokasi waktu 35 menit, uji coba soal dilakukan di kelas V (lima) yang
telah diberi pokok bahasan Volume Bangun Ruang Kubus dan Balok dengan
model pembelajaran Course Review Horay. Kisi-kisi Kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa merupakan pedoman peneliti dalam
membuat butir-butir soal uraian yang akan diberikan kepada subyek
penelitian. Untuk melihat dan mengukur kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa dari soal yang berbentuk uraian dapat dilakukan dengan
melihat rubrik penilaian.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman Konsep
No Indikator Soal No Bentuk Soal
Soal
1 Menyatakan ulang Menjelaskan, volume 1,3 PG
konsep bangun ruang dengan
menggunakan satuan
volume (seperti kubus
satuan) serta hubungan
pangkat tiga dengan
akar pangkat tiga
2. Mengklasifikasikan Menyebutkan dan 2 PG
objek menurut sifat- menemukan jaring-
sifat tertentu sesuai jaring bangun ruang
dengan konsepnya sederhana (kubus dan
balok)
3. Memberikan contoh Mengidentifikasi 4,5, PG,
36
= 𝑀𝑝−𝑀𝑡 𝑝
√
𝑆𝐷𝑡 𝑞
Keterangan:
rpbi = Angka Indeks Korelasi Poin Biserial
Mp = Mean skor yang dicapai peserta tes yang menjawab benar, yang dicari
korelasinya dengan tes secara keseluruhan.
Mt = Mean skor total, yang berhasil dicapai oleh seluruh peserta tes
SDt = Deviasi standar total
P = Proporsi tes yang menjawab benar
p = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒l𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Tidak Valid 28 1, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 20, 21,
24, 26, 28, 30, 31, 33, 35, 36, 39, 40, 43,
46, 48, 50.
Berdasarkan tabel 3.6 terdapat 22 soal yang valid dan 28 soal tidak valid. Soal
valid memiliki korelasi ≥0,388 dan soal yang tidak valid korelasinya < 0,388.
Dengan ini, soal yang tidak valid tereliminasi sebagai instrumen tes. Untuk
perhitungan uji validitas intrumen tersebut dapat dilihat pada lampiran.
2 𝑟1/2 1/2
𝑟11 =
(1 + 𝑟1/2 1/2 )
Keterangan :
Rendah 9 1,27,28,35,36,44,46,48,50.
Cukup 20 2,3,9,12,13,16,18,19,20,21,22,23,26,
37,38,39,42,43,47.
Tinggi 21 4, 5,6, 7, 8, 10, 11, 14, 15, 17, 24, 25, 29,
30,31,32, 34, 40, 41, 45, 49.
D = indeks diskriminasi
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyak peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang mejawab benar (p adalah indeks
kesukaran
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda:
D = 0,00 – 0,20 = Lemah
D = 0,21 – 0, 40 = Sedang
D = 0,41 - 0,70 = Baik
D = 0.71 – 1,00 = Baik sekali
D= negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D
negatif sebaiknya di buang.
Penghitungan daya pembeda ini dilakukan dengan bantuan microsoft excel.
Hasil penghitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.8 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal
Kriteria Jumlah No Soal
Baik 2 2, 44
Sedang 21 3,5, 12, 16, 18, 19, 21, 22, 23, 25, 27, 28,
29, 35, 38, 39, 41, 42, 43, 46, 47
Lemah 27 1, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 17, 20,
24, 26, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 40, 45,
48, 49, 50
Hasil analisis daya pembeda soal pada tabel 3.8 terdapat 2 soal yang berdaya
beda baik, 21 soal berdaya beda cukup dan 27 soal berdaya beda jelek.
Perhitungan daya beda soal terdapat pada lampiran.
Instrumen penelitian yang digunakan ada sebanyak 20 soal, soal
tersebut nantinya akan digunakan sebagai soal pretest dan posttest. Ke 20
butir soal tersebut yaitu 2, 3, 5, 7, 9, 12, 16, 19, 22, 25, 27, 29, 32, 34, 38,
41, 44, 45, 47, 49.
No Soal Valid Reliabel Sukar Daya Pembeda
43
2 √ √
3 √ √
5 √ √
7 √ √
9 √
12 √
16 √ √
19 √
22 √
25 √ √
27 √
29 √ √
32 √ √
34 √ √
38 √
41 √ √
44 √ √
45 √ √
47 √
49 √ √
2. Uji Hipotesis
Apabila data yang diperoleh berdistribusi normal maka untuk
menguji hipotesis digunakan uji paired sampel t test. Adapun
pengujiannya sebagai berikut:
a. Mencari nilai rata-rata dan simpangan baku dari kedua kelompok data
b. Merumuskan hipotesis nol dan alternatifnya
c. Mengetes normalitas sebaran data kedua kelompok sampel
d. Mencari perbedaan nilai/skor dari masing-masing subjek (d)
e. Menghitung nilai rata-rata dan simpangan baku dari (d)
f. Menentukan nilai t hiitung dengan rumus
X sd
t=
Sd / √ n
i
keterangan:
X sd : rata-rata dari selisih data
Sd : simpangan baku dari selisih data
i
n : banyaknya sampel
g. Menentukan nilai t tabel dengan t tabel = t α = (dk = n - 1)
h. Kriteria pengujian hipotesis
Jika −t tabel ≤t hitung ≤t tabel maka Ho diterima.
Apabila data tersebut berdistribusi tidak normal maka harus menggunakan uji
statistika non parametik dalam hal ini menggunakan uji Wicoxon. Adapun
langkahnya adalaha sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis penelititan
b. Menentukan nilai perubahan data setiap pengamatan (positif, negative, nol)
c. Menghitung nilai selisih dari setiap data pengamatan
d. Menentukan rank/peringkat pada hasil langkah ke-3 mulai dari data terkecil
sampai data terbesar
45
e. Memisahkan nilai rank yang bertanda positif dengan data yang negative,
kemudian dijumlahkan
f. Menentukan nilai statistic Wilcoxon dengan memilih jumlah rank terkecil
g. Jika sampel >25 maka distribusinya akan mendekati distribusi normal untuk
itu digunakan rumus Z.
n(n+ 1)
T−
4
Z=
C. PROSEDUR PENELITIAN
Secara garis besar penelitian yang dilaksanakan ini dapat dibedakan
menjadi tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan penarikan
kesimpulan. Ketiga tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Melakukan studi literatur dengan menelaah kurikulum
b. Menentukan permasalahan dalam Pendidikan yang akan dijadikan bahan
penelitian
c. Menentukan tempat atau subjek penelitian
d. Menyusun proposal
e. Melaksanakan seminar proposal
f. Penyempurnaan proposal
g. Mengurus surat izin untuk penelitian
h. Menyusun instrumen penelitian berupa soal yang telah dijugment oleh dosen
pembingbing dan selanjutnya instrument tersebut direvisi kembali
i. Melakukan uji coba instrumen berupa tes objektif dalam bentuk pilihan
j. Pengolahan data hasil uji coba instrumen
k. Perbaikan instrumen berdasarkan analitis butir soal
2. Pelaksanaan
a. Melakukan observasi SDN 6 Cibunar yang berdomisili di desa Cibunar
kecamatan Cibatu kabupaten Garut.
46
3. Penarikan kesimpulan
a. Pengolahan data
b. Menganalisis data hasil free-test dan post-test
c. Membahas analisis data dan membuat kesimpulan dari masalah serta tujuan
yang ingin dicapai dari penelitian
d. Penarikan kesimpulan secara keseluruhan tahapan-tahapan tersebut
dikemukakan dalam bentuk alur penelitian yang terdapat pada bagan alur
penelitian.
4. ALUR PENELITIAN
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Subjek dan Lokasi Penelitian
a. Subjek Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di SDN 6 Cibunar desa Cibunar kecamatan
Cibatu kabupaten Garut. Adapun alasan peneliti memilih SDN 6 Cibunar sebagai
tempat penelitian dikarenakan peneliti berharap dapat berkontribusi dalam
memajukan pendidikan di wilayah kelahiran peneliti. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas V (lima) SDN 6 Cibunar desa Cibunar kecamatan Cibatu kabupaten
Garut.
b. Lokasi Penelitian
1) Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SDN 6 Cibunar
NPSN : 20225770
Jenjang Pendidikan : SD
Status Sekolah : Negeri
Alamat Sekolah : Kp. Sayang
48
RT / RW : 01 / 02
Kode Pos : 44185
Kelurahan : Cibunar
Kecamatan : Kec Cibatu
Kabupaten/Kota : Kab. Garut
Provinsi : Prov. Jawa Barat
Negara : Indonesia
2) Kontak Sekolah
Nomor Telepon : 085222332926
Nomor Fax : -
Email : Sdn6cibunar@gmail.com
Website :
Kepala
1 Wawat Setiawati, M.Pd P PNS
Sekolah
Guru Kelas I
2 Jubaedah, S.Pd. P PNS
& II
Tingkat 1 2 7 9
Tingkat 2 6 12 18
Tingkat 3 11 10 21
Tingkat 4 5 15 20
Tingkat 5 14 9 23
Tingkat 6 5 10 15
Total 44 61 105
Nilai Kriteria
17 – 20 Baik
14 – 16 Cukup
10 – 13 Kurang
Berdasarkan tabel 4.4 semua sintak pembelajaran telah dilaksanakan. Jadi
perhitungannya adalah sebagai berikut.
2) Data Hasil Aktivitas Belajar peserta didik dengan Metode Course Review
Horay
Nilai Kriteria
34≤ Skor 40 Sangat Baik
26 ≤ Skor <34 Baik
18 ≤ Skor < 26 Cukup
10 ≤ Skor <18 Kurang
*Diadaptasi dari Sukmadinata, 2010:230 Hasil dari pengamatan observasi
aktivitas belajar peserta didik dapat dilihat sebagai berikut:
JUMLAH 33
KRITERIA B
Pada tabel hasil observasi aktivitas belajar peserta didik tersebut dapat
diketahui bahwa pada pertemuan 1 sebanyak sebanyak 33 deskriptor. Sehingga
penelitian ini secara berturut-turut memiliki kriteria cukup, baik, dan sangat baik.
Pada Indikator pengamatan pertama yaitu kesiapan peserta didik dalam
mengikuti pelajaran dengan deskriptor datang 5 menit sebelum pembelajaran
dimulai, peserta didik duduk ditempat duduknya masing-masing dengan rapi dan
membawa buku adalah hal mutlak yang harus dilakukan peserta. Pertemuan
pertama di kelas respon peserta didik dalam mempersiapkan diri dalam menerima
pembelajaran cukup baik, 2 deskriptor telah terpenuhi yaitu siswa datang sebelum
pembelajaran dimulai dan duduk dengan rapi. Apersepsi yang dilakukan pada
pertemuan ini adalah dengan menyanyikan lagu “halo-halo Bandung”, dimana
lagu ini menceritakan sedikit peristiwa-peristiwa yang terjadi selama
mempertahankan kemerdekaan. Untuk indikator kedua yaitu memperhatikan
penjelasan guru, pada pertemuan pertama sikap peserta didik berubah menjadi
lebih memperhatikan penjelasan dari peneliti dan mengerjakan tugas dari peneliti
dengan baik. Pada pertemuan pertama peserta didik sudah berani berinisiatif untuk
55
70 80 = Cukup
a) Analisis Data Pretest
Tabel 4.7 Daftar Nilai Pretest Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Kelas
V Tahun Pelajaran 2021/2022
KODE NILAI KATEGORI
S-1 70 Cukup
S-2 65 Kurang
S-3 60 Kurang
S-4 55 Kurang
S-5 70 Cukup
S-6 60 Kurang
S-7 40 Kurang
S-8 55 Kurang
S-9 20 Sangat Kurang
S-10 55 Kurang
S-11 25 Sangat Kurang
S-12 75 Cukup
S-13 50 Kurang
S-14 30 Sangat Kurang
S-15 30 Sangat Kurang
S-16 50 Kurang
S-17 75 Cukup
S-18 45 Kurang
S-19 75 Cukup
S-20 70 Cukup
Data hasil belajar pretest di kelas menunjukkan hanya 6 Peserta didik yang
memenuhi standar KKM sekolah untuk mata pelajaran Matematika yaitu 70. Hal
ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi peserta didik dalam mata pelajaran
Matematika materi “Volume Bangun Ruang Kubus dan Balok” adalah belum
57
menguasai materi tersebut dalam pemahaman konsepnya. Adapun data rekap hasil
belajar pretest peserta didik dapat dilihat dalam tabel berikut.
Pretest
No. Interval F %
1 91 ─ 100 - -
2 81 ─ 90 - -
3 70 ─ 80 6 30%
4 40 ─ 69 10 50%
5 0 ─ 39 4 20%
Jumlah 20 100%
Tuntas ( ≥70 ) 6 30%
Tidak Tuntas ( ≤ 70) 14 70%
Tertinggi 75
Terendah 20
Rata-rata 54,15
Simpangan Baku 19,75
HASIL PRETEST
0 ─ 39
40 ─ 69
70 ─ 80
0 2 4 6 8 10 12
%-- F--
58
S-4 87 Tinggi
S-5 95 Sangat Tinggi
S-6 74 Cukup
S-7 80 Cukup
S-8 88 Tinggi
S-9 68 Kurang
S-10 88 Tinggi
S-11 65 Kurang
S-12 95 Sangat Tinggi
S-13 84 Tinggi
S-14 60 Kurang
S-15 55 Kurang
S-16 72 Cukup
S-17 95 Sangat Tinggi
S-18 95 Sangat Tinggi
S-19 92 Sangat Tinggi
S-20 92 Sangat Tinggi
Posttest
No. Interval F %
1 91 ─ 100 8 40%
2 81 ─ 90 5 25%
60
3 70 ─ 80 3 15%
4 40 ─ 69 4 20%
5 0 ─ 39
Jumlah 20 100%
Tuntas ( ≥70 ) 16 80%
Tidak Tuntas ( ≤ 70) 4 20%
Tertinggi 95
Terendah 55
Rata-rata 84,90
Simpangan Baku 15,38
Berdasarkan tabel 4.11 tampak sesudah dilakukan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Course Review Horay skor tertinggi hasil
belajar adalah 95 sedangkan skor terendah adalah 55 dan skor rata-rata hasil
posttest adalah 84,90.
HASIL POSTTEST
0 ─ 39
40 ─ 69
70 ─ 80
81 ─ 90
91 ─ 100
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
% F
1) Hipotesis
H0 : Penggunaan Model Pembelajaran Course Review Horay pada
pembelajaran Matematika tidak memiliki pengaruh terhadap
pemahaman siswa.
H1 : Penggunaan Model Pembelajaran Course Review Horay pada
pembelajaran Matematika memiliki pengaruh terhadap pemahaman
62
siswa.
2) Dari hasil analisis data diketahui bahwa kedua data kelompok pengukuran
tersebut adalah berdistribusi normal.
3) Perbedaan nilai/skor dari masing-masing subyek lengkapnya dapat dilihat
pada tabel data hasil uji coba.
4) Dari data hasil analisis diperoleh rata-rata dari selisih data ( X ) = 30,75 dan
Simpangan baku dari selisih data (Sd) = 4,37
5) Menentukan nilai t hitung
Menentukan rata-rata dari selisih data
S=
√ ( n1 −1 ) S12+ ( n2−1 ) S 22
n1+ n2−2
S=
√ ( 20−1 ) 360,13+ ( 20−1 ) 236,63
20+20−2
S=
√ ( 20 x 360,13 ) +(20 x 236,63)
38
S=
√ 4496,00+ 6842,55
38
S=
√ 11.338,55
38
S= √298,38
S=17,27
6) Menentukan t hitung
X 1−X 2
t hitung =
√
S 1 1
+
n1 n 2
84,90−54,15
t hitung =
√
17,27 1 1
+
20 20
30,75
t hitung = 17,27
√ 0,1
30,75
t hitung =
5,46
t hitung =5,63
7) Menentukan nilai t tabel
63
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis di atas dapat dijelaskan bahwa pemahaman
konsep peserta didik terhadap konsep Matematika di kelas V (lima) SDN
6 Cibunar dapat ditingkatkan melalui pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Course Review Horay. Hal tersebut
diperkuat dengan peningkatan aktifitas peserta didik dalam proses
pebelajaran serta peningkatan hasil belajar melalui penilaian pre-test dan
post-test.
Analisis data awal dilakukan melalui uji normalitas yang bertujuan untuk
menunjukkan bahwa data yang dipakai berdistribusi normal. Hal ini terlihat dari
uji normalitas dengan chi-kuadrat dimana pada uji normalitas pretest diperoleh
nilai Chi-kuadrat hitung χ 2 = 6,62, derajat kebebasan dk = 3 dan Chi kuadrat
2
tabel χ 0.95 (3 ) = 7.81 maka untuk uji normalitas pretest dikarenakan χ 2 hitung
(4,17) < χ 2 tabel (7.81), maka data berdistribusi normal. Kemudian untuk uji
normalitas post-test diperoleh nilai Chi kuadrat hitung χ 2=¿ 7,47, derajat
64
2
kebebasan dk = 3 dan Chi kuadrat tabel χ 0.95 (3 ) = 7.81 sehingga untuk χ 2hitung
(7,47) < χ 2tabel (7,81), maka data juga berdistribusi normal.
Pengujian hipotesis yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian dengan
menggunakan uji paired sampel t test dan diperoleh rata-rata dari selisih data (X ̅)
= 30,75 dan simpangan baku dari selisih data (Sd) = 4,37. Selanjutnya dilakukan
perhitungan untuk memperoleh nilai t hitung, dimana dari hasil perhitungan tersebut
diperoleh nilai t hitung sebesar 5,63 untuk di bandingkan dengan nilai t tabel yang
sebelumnya juga diperoleh dari hasil perhitungan dengan nilai t tabel sebesar 2,03.
Sebagaimana hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu H 0 : μ1≤ μ2
melawan H 1 : μ1 > μ2, untuk keperluan pengujian hipotesis tersebut digunakan uji
pihak kanan. Berdasarkan hasil analisis inferensial, diperoleh bahwa skor hasil
belajar matematika peserta didik baik pretest maupun posttest berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan pada pengujian hipotesis diperoleh
t hitung> t tabel yaitu 5,63 > 2,03 sehingga jatuh pada daerah penolakan H 0 dan berada
didaerah penerimaan H 1 dalam hal ini pengajuan hipotesis diterima. Hal tersebut
menunjukan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Course Review Horay
yang diterapkan dalam pembelajaran terhadap tingkat pemahaman konsep peserta
didik yang dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik serta
aktifitas peserta didik sebelum perlakuan dan setelah perlakuan.
Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman konsep dan hasil
belajar peserta didik. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan pemahaman dan
hasil belajar peserta didik adalah model pembelajaran yang sesuai. Melalui
penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan maka
peserta didik akan merasa senang dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan, dapat dijelaskan bahwa proses belajar
mengajar pada mata pelajaran matematika di SDN 6 Cibunar dengan
menggunakan model pembelajaran Course Review Horay dapat merangsang siswa
untuk memperhatikan pelajaran dan dapat meningkatkan minat belajar.
Terbukti saat kegiatan pembelajaran berlangsung siswa selalu aktif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil observasi yang dilaksanakan selama
pembelajaran mendapatkan nilai yang sangat memuaskan, dimana dari hasil hasil
observasi aktivitas belajar peserta didik tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak
65
A. SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti serta hasil pengolahan dan
analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Course Review Horay berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep
matematika peserta didik pada materi volume bangun ruang kubus dan balok
kelas V SDN 6 Cibunar tahun pelajaran 2021/2022 berdasarkan hal berikut.
Skor hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematika peserta didik
sebelum menerapkan model pembelajaran Course Review Horay yaitu dengan
rata-rata sebesar 54,15 dan simpangan bakunya sebesar 19,75. Analisis data awal
dilakukan melalui uji normalitas yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa data
yang dipakai berdistribusi normal. Hal ini terlihat dari uji normalitas dengan chi-
kuadrat dimana pada uji normalitas pretest diperoleh nilai Chi-kuadrat hitung χ 2
2
= 6,62, derajat kebebasan dk = 3 dan Chi kuadrat tabel χ 0.95 (3 ) = 7.81 maka untuk
uji normalitas pretest dikarenakan χ 2 hitung (4,17) < χ 2 tabel (7.81), maka data
berdistribusi normal. Skor hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematika
siswa setelah menerapkan model pembelajaran Course Review Horay yaitu
dengan rata-rata sebesar 84,90 dan sandar deviasinya 15,38. Untuk uji normalitas
post-test diperoleh nilai Chi kuadrat hitung χ 2=¿ 7,47 derajat kebebasan dk = 3
2
dan Chi kuadrat tabel χ 0.95 (3 ) = 7.81 sehingga untuk χ 2hitung (7,47) < χ 2tabel
(7,81), maka data juga berdistribusi normal.
Pengujian hipotesis yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian dengan
menggunakan uji paired sampel t test dan diperoleh rata-rata dari selisih data (X ̅)
= 30,75 dan simpangan baku dari selisih data (Sd) = 4,37. Selanjutnya dilakukan
perhitungan untuk memperoleh nilai t hitung, dimana dari hasil perhitungan tersebut
diperoleh nilai t hitung sebesar 5,63 untuk di bandingkan dengan nilai t tabel yang
sebelumnya juga diperoleh dari hasil perhitungan dengan nilai t tabel sebesar 2,03.
Sebagaimana hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu H 0 : μ1 ≤ μ2
melawan H 1 : μ1 > μ2, untuk keperluan pengujian hipotesis tersebut digunakan uji
67
pihak kanan. Berdasarkan hasil analisis inferensial, diperoleh bahwa skor hasil
belajar matematika peserta didik baik pretest maupun posttest berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan pada pengujian hipotesis diperoleh
t hitung> t tabel yaitu 5,63 > 2,03 sehingga jatuh pada daerah penolakan H 0 dan berada
didaerah penerimaan H 1 dalam hal ini pengajuan hipotesis diterima. Hal tersebut
menunjukan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Course Review Horay
yang diterapkan dalam pembelajaran terhadap tingkat pemahaman konsep peserta
didik yang dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik serta
aktifitas peserta didik sebelum perlakuan dan setelah perlakuan.
Hasil observasi yang dilaksanakan selama pembelajaran mendapatkan nilai
yang sangat memuaskan, dimana dari hasil hasil observasi aktivitas belajar peserta
didik tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 33 deskriptor atau 82 %. Sehingga
penelitian ini secara berturut-turut memiliki kriteria cukup, baik, dan sangat baik
yang menunjukan bahwa kegiatan pembelajaran masuk kedalam kriteria Aktif.
Dalam penelitian ini pemahaman peserta didik terhadap suatu konsep dapat
dilihat dari nilai hasil belajar. Hasil belajar peserta didik setelah penerapan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Course Review Horay sudah
memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal. Hasil uji t tersebut menunjukkan
bahwa thitung bernilai positif yang berarti nilai rata-rata dengan menggunakan
model pembelajaran Course Review Horay lebih tinggi dan lebih efektif dari
pada hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Course
Review Horay pada pembelajaran matematika materi Bangun Ruang sangat
berpengaruh terahadap pemahaman konsep matematika peserta didik kelas V
SDN 6 Cibunar.
B. SARAN
Saran yang dapat disampaikan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Guru matematika dapat menggunakan model Course Review Horay sebagai
salah satu alternatif pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep matematika peserta didik.
2. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjutan tentang pembelajaran model
68
Course Review Horay pada materi lain dan beberapa aspek lain seperti
kemampuan pemecahan masalah, penalaran, komunikasi, dan lain sebagainya
agar peserta didik lebih memahami materi yang diajarkan.
3. Kepada pembaca diharapkan dapat melakukan penelitian lain tentang model
pembelajaran Course Review Horay atau faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kemampuan pemahaman konsep matematika peserta didik
DAFTAR PUSTAKA