Oleh :
SAIPUL RAHMAN, S.Pd.I
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
2
dan sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri, sehingga siswa
adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.1
1
Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta Cipta: Rineka, 2006), hal.7
2
Dimyati & Mudjiono, Belajar ..., hal.10
3
Asis Saefudin dan Ika Berdiati, Pembelajaran Efektif (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2014),hal.8
3
perlu menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk
memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingi dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas II pada mata pelajaran akidah akhlak
di MIS Hidayatul Mustaqim Galigur Kecamatan kelua Kabupaten Tabalong
2. Untuk mengetahui upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas II
pada mata pelajaran akidah akhlak metode pembelajaran Index Card Match di
MIS Hidayatul Mustaqim Galigur Kecamatan kelua Kabupaten Tabalong.
4
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian tindakan kelas ini adalah :
a. Bagi Guru, lebih berkompeten dan membuka wawasan dalam melakukan proses
pembelajaran dan selalu memberi peningkatan hasil belajar kepada siswanya agar
giat belajar dalam pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak
b. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar dan pemahaman serta meningkatkan
keaktifan dan kreativitas siswa.
c. Bagi peneliti, dengan penelitian ini peneliti dapat memahami secara mendalam
strategi pembelajaran aktif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
BAB II
KERANGKA TEORI
5
A. Landasan Teori
1. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa merupakan salah satu alat ukur untuk melihat capaian
seberapa jauh siswa dapat menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan
oleh guru. Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang diperoleh setelah kegiatan
belajar. Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu yang dicapai
oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dan meliputi keterampilan
kognitif, afektif, maupun psikomotor (Wulandari, 2021). Pendapat dari Mustakim
(2020) hasil belajar adalah segala sesuatu yang dicapai oleh peserta didik dengan
penilaian tertentu yang sudah ditetapkan oleh kurikulum lembaga pendidikan
sebelumnya. Menurut Purwanto (2011 : 46) hasil belajar adalah perubahan
perilaku yang terjadi setelah mengikuti pembelajaran sesuai dengan tujuan
pendidikan dalam domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam domain
kognitif diklasifikasikan menjadi kemampuan hapalan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Dalam domain afektif hasil belajar meliputi level
penerimaan, partisAkidah Akhlaksi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi.
Sedang domain psikomotorik terdiri dari level persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan kreativititas.4
Dari beberapa pendapat diatas hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil dari
proses belajar mengajar baik kognitif, afektif, maupun psikomotor dengan
penilaian yang sesuai dengan kurikulum pembelajaran lembaga pendidikan
4
https://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil-belajar-dan-faktor.html
6
semesta, yang harus disembah dan dimintai pertolonganNya. Oleh karena itu,
setiap orang islam dianjurkan untuk menghiasi, memagari, dan membentengi
dirinya dengan kalimat thayyibah.
Ta'awudz atau isti'adzah merupakan doa untuk memohon perlindungan dan
penjagaan. Kalimat yang dimaksudkan ini adalah untuk memohon perlindungan
dan penjagaan kepada Allah swt yang Maha Pelindung dari bisikan serta godaan
setan.5
Imam Asy-Syafi'i, Abu Hanifah dan mayoritas ahli qira'ah menilai laradz
inilah yang paling afdhal karena berdasarkan surat An-Nahl ayat 98, berbunyi:
َفِإَذ ا َقَر ْأَت اْلُقْر آَن َفاْسَتِع ْذ ِباِهَّلل ِم َن الَّشْيَطاِن الَّر ِج يِم
5
https://news.detik.com/berita/d-4875279/lafadz-taawudz-arti-dan-maknanya
7
saat membaca AlQuran dengan diawali membaca taawudz maka akan
diberikan kemudahan dan kelancaran dalam membaca AlQuran, apalagi bagi
mereka yang sedang belajar membaca Alquran maka harus dibiasakan dari
awal untuk membaca Ta’awudz agar diberikan kemudahan dan cepat bisa
lancar membaca AlQuran serta mendapatkan keberkahan dari setiap huruf
AlQuran yang dibaca.
2) Membaca Ta’awudz ketika sholat
Membaca Taawudz disunnahkan dibaca setelah doa iftitah, dengan
urutan niat sholat, membaca takbiratul ihram lalu doa iftitah setelah membaca
ta’awudz pada rakaat pertama ketika sholat, baik sholat wajib 5 waktu, sholat
jum’at maupun sholat sunnah. Hal ini disepakati oleh para ulama dan tidak ada
pertentangan diantara 4 Mahzab.
3) Membaca Ta’awudz ketika Marah
Membaca Ta’awudz pada saat marah atau emosi dengan berbagai
penyebab sangat dianjurkan, hal ini sesuai dengan anjuran Rosululllah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.Dari Sulaiman bin Shurd radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata, “Aku pernah duduk di samping Nabi saat dua orang lelaki tengah
saling caci. Salah seorang dari mereka telah memerah wajahnya dan urat
lehernya tegang.”
Beliau (Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam) bersabda, “Aku
benar-benar mengetahui perkataan yang bila diucapkannya, niscaya akan
lenyap apa (emosi) yang ia alami. Andai ia mengatakan, “A’uudzubillaahi
minasy-syaithaanir-rajim” pastilah akan lenyap emosi yang ada padanya.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
4) Membaca Ta’awudz ketika Takut, Cemas dan Khawatir
Perasaan takut, cemas dan khawatir bisa disebabkan oleh godaan atau
gangguan dari bisikan setan, dalam Agama Islam dianjurkan bila diri kita
merasakan hal tersebut untuk melindungi dirinya dengan menyandarkan
meminta pertolongan kepada Allah Ta’ala. Untuk mengatasi takut, cemas dan
khawatir bisa membaca Taawudz dilanjutkan membaca ayat kursi dan Surah
Al Ikhlas, Al Falaq dan Annas agar mendapatkan perlidungan yang sempurna
dari segala macam bahaya baik gangguan jin, setan, sihir maupun yang
lainnya.
8
Membaca Ta’awudz dalam kehidupan sehari-hari sudah harus
dilakukan dalam mengawali berbagai kegiatan baik urusan ibadah maupun
pekerjaan dan urusan lainnya. Dengan melafazkan bacaan Ta’awudz maka kita
akan selalu dalam pengawasan dan perlindungan Allah Azza Wa Jalla yang
tentungan ketenangan dan keberkahan akan senantiasa dilimpahkan kepada
yang membacanya.6
3. Model Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match (ICM)
Model pembelajaran aktif tipe index card match (ICM) adalah metode atau
cara belajar siswa yang dikembangkan untuk menjadikan siswa aktif
mempertanyakan gagasan diri sendiri atau gagasan orang lain dengan cara
mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya melalui teknik
mencari pasangan kartu yang merupakan soal atau jawaban. 7 Menurut Suprijono
(2013), model pembelajaran index card match adalah metode mencari pasangan
kartu yang cukup menyenangkan digunakan untuk mengulangi materi
pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya8.
4. Prinsip-prinsip Index Card Match
Menurut Ismail (2008), prinsip-prinsip yang digunakan dalam model
pembelajaran aktif tipe index card match adalah sebagai berikut:
a. Memahami sifat peserta didik. Pada dasarnya peserta didik memiliki sifat rasa
ingin tahu atau berimajinasi. Kedua sifat ini merupakan dasar bagi
berkembangnya sikap/berpikir krisis dan kreatif. Untuk itu kegiatan
pembelajaran harus dirancang menjadi lahan yang subur bagi berkembangan
kedua sifat tersebut.
b. Mengenal peserta didik secara perorangan. Peserta didik berasal dari latar
belakang dan kemampuan yang berbeda. Perbedaan individu harus
diperhatikan dan garis tercermin dalam pembelajaran. Semua peserta didik
dalam kelas tidak harus selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan
6
https://www.belajarislam.web.id/bacaan-taawudz-adalah-audzu-billahi-minas-syaitanir-
rajimi-dan-artinya/ (diakses 7/13/ 2023)
7
Riadi, Muchlisin. (2020). Model Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match (ICM). Diakses
pada 7/13/2023, dari https://www.kajianpustaka.com/2020/01/model-pembelajaran-aktif-tipe-
index-card-match.html
8
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
9
berbeda dengan kecepatan belajarnya. Peserta didik yang memiliki
kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah
(tutor sebaya).
c. Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam berorganisasi belajar. Peserta
didik selain alami bermain secara berpasangan atau kelompok. Perilaku yang
demikian dapat dimanfaatkan oleh guru dalam pengorganisasian kelas. Dengan
berkelompok akan mempermudah mereka untuk berinteraksi atau bertukar
pikiran.
d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mampu memecahkan
masalah. Pada dasarnya hidup adalah memecahkan masalah, untuk itu peserta
didik perlu dibekali kemampuan berpikir kritis dan kreatif untuk menganalisis
masalah, dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah, dan
kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Jenis pemikiran
tersebut sudah ada sejak lahir, guru diharapkan dapat mengembangkannya.
e. Menciptakan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.
Ruangan kelas yang menarik sangat disarankan dalam index card match. Hasil
pekerjaan peserta didik sebaiknya dAkidah Akhlakjang di dalam kelas, karena
dapat memotivasi peserta didik untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan
inspirasi bagai peserta didik yang lain. Selain itu pajangan dapat juga dijadikan
bahan ketika membahas materi pelajaran yang lain.
f. Memanfaatkan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.
Ruangan kelas yang menarik sangat disarankan dalam kelas, karena dapat
memotivasi peserta didik untuk bekerja lebih dan menimbulkan inspirasi bagi
peserta didik yang lain.
g. Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar. Lingkungan (fisik,
sosial, budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar
peserta didik. Lingkungan dapat berfungsi sebagai media belajar serta objek
belajar peserta didik.
h. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan. Pemberian
umpan balik dari guru kepada peserta didik merupakan suatu interaksi antar
guru dengan peserta didik. Umpan balik hendaknya lebih mengungkapkan
kekuatan dan kelebihan peserta didik dari pada kelemahannya. Umpan balik
juga harus dilakukan secara santun dan elegan sehingga tidak meremehkan dan
menurunkan motivasi.
10
i. Membedakan antara aktif-fisik dengan aktif mental. Dalam pembelajaran
index card match, aktif secara mental lebih diinginkan dari pada aktif fisik.
Karena itu, aktivitas sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain,
mengemukakan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental.
5. Langkah-langkah Index Card Match
Menurut Suprijono (2013), langkah-langkah strategi belajar menggunakan
model pembelajaran aktif tipe index card match adalah sebagai berikut:
a. Buatlah potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas dan
bagilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.
b. Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan dibelajarkan.
Setiap kertas berisi satu pertanyaan.
c. Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang
telah dibuat. Kemudian kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara
soal dan jawaban.
d. Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang
dilakukan yang dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal
dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban.
e. Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang
sudah menemukan pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk
berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberi tahu materi yang mereka
dapatkan kepada teman yang lain.
f. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah
kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang
diperoleh dengan keras kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya soal-
soal tersebut dijawab oleh pasangannya.
g. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.
Sedangkan menurut Zaini (2008), langkah-langkah model pembelajaran aktif
tipe tipe index card match adalah sebagai berikut:
a. Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada di dalam
kelas.
b. Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.
c. Tulislah pertanyaan materi yang telah disiapkan.
d. Tulis jawaban di setiap kartu yang separuhnya.
e. Kocok kartu sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.
11
f. Beri setiap peserta didik satu kertas. Dan jelaskan bahwa ini adalah aktivitas
yang dilakukan berpasangan. Separoh peserta didik akan mendapatkan soal
dan separoh yang lain akan mendapatkan jawaban.
g. Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika sudah ada yang
sudah menemukan pasangan minta mereka untuk duduk berdekatan.
Terangkan juga agar mereka tidak memberi tahu materi yang mereka dapatkan
kepada teman yang lain.
h. Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan,
minta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang di
peroleh dengan kertas kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal
tersebut di jawab oleh pasangan-pasangan yang lain.
i. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya. Demikian seterusnya, lakukan secara berulang
sampai waktu pembelajaran selesai. Siapa saja yang menjadi juara berilah
mereka apresiasi, agar di lain kesempatan lebih baik. Berilah motivasi bagi
yang belum berhasil.
j. Kesimpulan/penutup. Setelah selesai buatlah kesimpulan secara bersama-
sama.9
9
Zaini, Hisyam dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani.
12
Kekurangan atau kelemahan model pembelajaran aktif tipe index card match
adalah:
1. Siswa membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menyelesaikan
tugas dan prestasinya.
2. Membutuhkan waktu yang lama bagi guru untuk mempersiapkan.
3. Keterampilan yang memadai dan jiwa yang demokratis dalam diri guru
harus dikuasai dalam pengelolaan kelas.
4. Siswa dituntut agar dapat bekerja sama dalam menyelesaikan masalah.
5. Kelas menjadi gaduh dan ricuh sehingga dapat mengganggu kelas yang
lain.
B. PENELITIAN TERDAHULU
1. Judul Penelitian: “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akidah
Akhlak Materi Kalimat Tayyibah dan Asmaul Husna melalui Penerapan Strategi
Index Card Match”.Tujuan penelitian ini untuk mengangkat masalah upaya
meningkatkan hasil belajar aspek afeketif pada mata pelajaran Aqidah Akhlak
materi Kalimat Toyibah dan Asmaul Husna dengan menggunakan startegi Index
Card Match memungkinkan pembelajaran lebih aktif dan menyenagkan serta
mendorong siswa belajar lebih konstruktif di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri
Singkawang.
2. Judul Penelitian: “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 17
Mungguk pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Asmaul Husna dengan
Strategi Index Card Match”. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil
belajar siswa melalui Strategi Index Card Match pada Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam materi Asmaul Husna
3. PTK Ainur Rahmah yang berjudul IMPLEMENTASI MODEL DISCOVERY
LEARNING DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR SISWA
KELAS IV MI MAMBAUL ULUM PADA MATERI KALIMAT TAYYIBAH
TAHUN PELAJARAN 2022/2023 menyimpulkan bahwa Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan pada siklus I kategori keaktifan belajar siswa mencapai
60% dengan kategori “sedang”, dan pada siklus II mencapai 88% dengan kategori
“memuaskan”. Kesimpulan bahwa diperoleh dari penelitian ini adalah,
penggunaan model pembelajaran discovery learning mampu meningkatkan
aktifitas belajar siswa. Dengan begitu, penerapan model pembelajaran discovery
13
learning dapat digunakan sebagai salah satu model pembelajaran yang akan
diterapkan pada mata pelaran Akidah Akhlak salah satunya materi klimat tayyibah
subhanallah dan Allahu Akbar.
4. PTK Aan Abida Wasulah yang berjudul PENINGKATAN HASIL BELAJAR
AKIDAH AKHLAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL
PADA SISWA MIN 2 KOTA PALANGKA RAYA menyimpulkan bahwa Hasil
penelitian selama dua siklus ini menunjukan bahwa hasil belajar peserta didik
khususnya materi akhlak terpuji pada mata pelajaran Akidah Akhlak dalam
penerapan Media Audio Visual, mengalami peningkatan terlihat dari rata-rata nilai
sebelum melakukan penerapan adalah 57,96 dan setelah penerapan Audio Visual
pada siklus I meningkat dengan rata-rata nilai 69,15 dan pada siklus II Mencapai
78,9. Maka, penggunaan Media Audio Visual dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran Akidah Akhlak khususnya pada materi akhlak
terpuji di MIN 2 Kota Palangka Raya
5. PTK yang berjudul UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATERI KALIMAT THAYYIBAH MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER
(NHT) DI KELAS IV MI. MIFTAH DARUSSALAM KABUPATEN HULU
SUNGAI SELATAN” menyimpulkan bahwa Dalam kegiatan pembelajaran mulai
dari siklus I sampai pada siklus II
terlihat aktivitas siswa sangat baik, hal ini sesuai dengan persentase hasil
observasi teman sejawat terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar
yaitu pada siklus I pertemuan pertama 77,14%, pertemuan kedua 82,85% dan pada
siklus II pertemuan ketiga 88,57%, dan pertemuan keempat 97,14%. Rata-rata
keseluruhan 86,42%..
6. Skripsi Asep Saipudin yang berjudul UPAYA PENINGKATAN HASIL
BELAJAR AKIDAH AKHLAK MELAUI METODE SOSIODRAMA PADA
SISWA KELAS VIII DI SMP ISLAM TERATAI PUTIH GLOBAL BEKASI
menyimpulkan bahwa Adapun indikator keberhasilan yang dicapai KKM adalah
≥66. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pembelajaran metode
Sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari skor
pra siklus ke skor siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Pada pra siklus siswa yang
mencapai nilai KKM adalah 18,5%, pada siklus I siswa yang mencapai nilai KKM
adalah 37% dan untuk siklus II siswa yang mencapai nilai KKM adalah 100%
14
C. HEPOTESIS PENELITIAN
Penelitian ini akan direncanakan sebagai kedalaman dua siklus. Setiap siklus
akan dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) melalui ketiga siklus tersebut akan
diamati peningkatan hasil belajar siswa pada materi kalimat thayyibah ta’awudz
melalui model index card match di MIS Hidayatul Mustaqim.
BAB III
METODE PENELITIAN
15
A. Jenis Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu jenis penelitian yang dilakukan di
lingkungan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan mengembangkan praktik
pembelajaran secara kontinu. Jenis penelitian yang diusulkan dalam proposal ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan pendekatan penelitian yang dilakukan
oleh guru di dalam kelasnya sendiri dengan tujuan untuk meningkatkan praktik pembelajaran
dan mencapai perubahan yang diinginkan dalam meningkatkan hasil belajar siswa terutama
pada mata pelajaran Akidah Akhlak di MIS Hidayatul Mustaqim Galigur Kecamatan Kelua
Kabupaten Tabalong.
Dalam penelitian ini, metode ini digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
mata pelajaran akidah akhlak kelas II MIS Hidayatul Mustaqim Penelitian ini akan dilakukan
dalam beberapa siklus, dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Pada tahap perencanaan, guru akan merancang strategi pembelajaran yang melibatkan
metode pembelajaran model index card match untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Selanjutnya, pada tahap pelaksanaan, guru akan melaksanakan pembelajaran dengan
mengaplikasikan metode pembelajaran model index card match pada proses pembelajaran
agar siswa dapat meningkatkan hasil belajar. Selama pelaksanaan, guru akan mengamati dan
mencatat kemajuan siswa dalam pemahaman mereka tentang kalimat tayyibah melalui
penggunaan instrument penilaian yang relevan. Observasi akan dilakukan secara berkala
untuk mengumpulkan data yang akan dianalisis dan digunakan sebagai dasar untuk
mengambil tindakan perbaikan dalam siklus berikutnya.
Setelah satu siklus penelitian selesai, akan dilakukan tahap refleksi. Guru akan
mengevaluasi hasil pembelajaran dan mempertimbangkan pengalaman yang diperoleh untuk
mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Berdasarkan hasil refleksi, guru akan melakukan perubahan dan penyesuaian
dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran pada siklus berikutnya. Tujuan penelitian
ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kalimat tayyibah ta’awudz
dengan menggunakan metode pembelajaran model index card match di MIS Hidayatul
Mustaqim.
B. Variabel Penelitian
16
1. Variabel Independen:
Variabel independen adalah metode pembelajaran model index card match yang digunakan
dalam penelitian ini. pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa dalam dalam
kelompok kecil. Variabel ini akan dimanipulasi oleh peneliti untuk melihat pengaruhnya
terhadap pemahaman siswa tentang materi kalimat tayyibah ta’awudz.
2. Variabel Dependen:
Pemahaman Siswa tentang kalimat tayyibah ta’awudz: Variabel dependen adalah tingkat
3. Variabel Kontrol:
a. Materi Pembelajaran: Variabel ini mengacu pada isi pembelajaran yang diberikan
kepada siswa tentang materi kalimat tayyibah ta’awudz. Materi pembelajaran harus
konsisten dan seragam untuk semua kelompok dalam penelitian.
c. Karakteristik Siswa: Variabel ini meliputi faktor-faktor seperti latar belakang sosial-
ekonomi, kecerdasan, dan kemampuan bahasa siswa. Karakteristik siswa perlu
diperhatikan agar tidak menjadi faktor pengganggu dalam penelitian.
Dalam penelitian ini, variabel independen (metode index card match) akan diterapkan
pada kelompok eksperimen,sedangkan kelompok kontrol akan menggunakan metode
pembelajaran tradisional. Setelah periode pembelajaran, pemahaman siswa tentang materi
kalimat tayyibah ta’awudz akan diukur dan dibandingkan antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol untuk melihat apakah penggunaan metode index card match dapat
meningkatkan pemahaman siswa.
1. Populasi
17
Populasi dalam proposal ini merujuk pada semua siswa yang berada di Kelas II MIS
Hidayaul Mustaqim Galigur. Populasi ini mencakup seluruh siswa yang memiliki
tingkat pemahaman tentang Kalimat Tayyibah Ta’awudz .
2. Sampel
Sampel adalah sebagian kecil dari populasi yang dipilih untuk menjadi subjek
penelitian. Dalam proposal ini, sampel merupakan sekelompok siswa yang dipilih
secara acak atau berdasarkan kriteria tertentu dari populasi Kelas II MIS Hidayatul
Mustaqim Galigur. Pemilihan sampel yang representatif dan memadai sangat penting
untuk memastikan hasil penelitian yang lebih mewakili keseluruhan populasi. Dalam
proposal ini, peneliti dapat menggunakan metode random sampling atau purposive
sampling untuk memilih sampel yang tepat.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif.
a. Data kualitatif
Berupa observasi terhadap aktivitas belajar siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok
dan aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Akidah Akhlak
selama 2x35 menit terhadap tahapan-tahapan mengajar.
b. Data kuantitatif
Berupa nilai hasil belajar yang diperoleh siswa yang terdiri dari nilai tes formatif dan
sumatif.
c. Wawancara: Wawancara dengan peserta didik, guru, dan orang tua untuk mendapatkan
informasi tambahan mengenai pemahaman siswa tentang materi kalimat tayyibah
ta’awudz yang telah guru sampaikan dengan menggunakan metode pembelajaran index
card match.
18
d. Dokumen: Analisis terhadap dokumen seperti catatan materi, tugas, dan pekerjaan
peserta didik yang berhubungan dengan pemahaman materi kalimat tayyibah ta’awudz.
a. Tes: Memberikan tes tertulis sebelum dan setelah penerapan metode yang bervariasi
untuk mengukur peningkatan pemahaman siswa tentang materi kalimat tayyibah
ta’awudz
Dengan menggunakan kombinasi data kualitatif dan kuantitatif serta sumber dan teknik
pengumpulan data yang variatif, diharapkan proposal PTK ini dapat memberikan gambaran
yang komprehensif tentang efektivitas penggunaan metode pembelajaran index card match
dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pemahaman siswa tentang materi kalimat
tayyibah ta’awudz di Kelas II MIS Hidayatul Mustaqim Galigur.
1. Teknik Analisis:
Dalam penelitian ini, digunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif untuk
menganalisis data yang diperoleh. Berikut adalah penjelasan mengenai teknik analisis
yang akan digunakan:
a. Analisis Kualitatif:
Data yang diperoleh dari observasi, wawancara, atau catatan lapangan akan dianalisis
secara kualitatif. Hal ini melibatkan proses pengorganisasian, pengklasifikasian, dan
penginterpretasian data yang bersifat deskriptif. Hasil analisis kualitatif akan
digunakan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang pengaruh penggunaan
metode Index Card Match terhadap pemahaman siswa tentang materi kalimat tayyibah
ta’awudz.
b. Analisis Kuantitatif:
Data yang diperoleh dari tes, kuesioner, atau instrumen penilaian lainnya akan
dianalisis secara kuantitatif. Analisis ini melibatkan penggunaan statistik untuk
mengolah data menjadi angka-angka yang dapat diinterpretasikan. Teknik analisis
statistik yang akan digunakan, seperti uji beda atau uji perbandingan, akan tergantung
19
pada jenis data yang dikumpulkan. Hasil analisis kuantitatif akan memberikan
informasi tentang perubahan pemahaman siswa setelah penerapan metode Index card
match.
2. Pengujian Hipotesis:
Dalam penelitian ini, akan diajukan hipotesis penelitian untuk menguji pengaruh
penggunaan metode index card match terhadap pemahaman siswa tentang materi kalimat
tayyibah ta’awudz Sebagai contoh, hipotesis penelitian yang diajukan dapat
berbunyisebagai berikut:
Hipotesis Nol (H0): Tidak ada perbedaan signifikan dalam pemahaman siswa tentang materi
kalimat tayyibah ta’awudzsebelum dan setelah penerapan metode index card match di Kelas
II MIS Hidayatul Mustaqim Galigur .
Hipotesis Alternatif (H1): Terdapat perbedaan signifikan dalam pemahaman siswa materi
kalimat tayyibah ta’awudz sebelum dan setelah penerapan metode index card match di
Kelas II MIS Hidayatul Mustaqim.
BAB IV
20
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Keadaan Madrasah
21
Adapun keadaan siswa MIS Hidayatul Mustaqim tahun pelajaran 2023/2024
sebagai berikut :
Tabel 4.2 Keadaan siswa
Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah
Lk Pr
1 I 5 3 8
2 II 5 7 12
3 III 6 2 8
4 IV 6 8 14
5 V 11 2 13
6 VI 8 11 19
Jumlah 41 33 74
No Jenis/Ruang Jumlah
1 Ruang Guru 1
2 Ruang Kelas 6
3 Ruang UKS 1
4 Ruang Perpustakaan 1
5 WC 2
6 Gudang 1
7 Tempat Parkir 1
8 Lapangan Olahraga 1
Kab. Tabalong Tahun 2023
bertindak sebagai guru (pengajar) pada hari Senin tanggal 24 Juli 2023 dan
22
Adapun uraian pelaksanaan tiap siklus adalah sebagai berikut:
tipe tipe index card match. Berdasarkan observasi awal yang telah
bertindak sebagai guru. siswa terlihat kurang aktif pada saat proses
materi, beberapa siswa bermain dan bercanda dengan temannya. Guru pada
belajar siswa.
test terlebih dahulu. Soal pre test terdiri dari 10 soal . Adapun hasil pre
23
test siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Jenis Tes
No Nama Siswa Keterangan
Skor KKM
1. Abdul Majid Zubaidi 80 70 Tuntas
2. Alpina 60 70 Tidak Tuntas
3. Annisa Nor Adellia 50 70 Tidak Tuntas
Jumlah 750
Nilai Rata-rata 62,5
Nilai Terendah 40
Nilai Tertinggi 80
Tuntas 5
Presentase Ketuntasan 41,67%
Klasikal
Kriteria Kurang
24
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-
rata pretest siswa kelas II pada mata pelajaran Akidah Akhlak dengan
tertinggi yang diperoleh siswa saat pre test adalah 80 dan nilai terendah
adalah 40. Soal yang diberikan pada pre test ini berjumlah 10 soal,
soal yang diberikan. Siswa yang nilainya tuntas atau >70 berjumlah 5 siswa
( 41,67%) sedangkan yang nilainya masih belum tuntas atau <70 berjumlah
7 siswa (58,33% ). Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas II
tahap refleksi. Setiap siklus dilaksanakan selama 2 jam pelajaran atau satu
dalam penelitian tindakan kelas yang diterapkan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
25
a. Tahap Perencanaan
Kerja Peserta Didik (LKPD 1), Tes tahap 1, lembar observasi aktivitas
pembelajaran.
1) Pendahuluan
26
2) Kegiatan Inti
kesimpulan.
27
(a) Tahap Pengamatan (Observasi)
pelaksanaan pembelajaran.
yaitu ibu Fitria Fatma, S.Pd Data hasil aktivitas guru pada siklus
28
Tabel 4. 5 :
Hasil Pengamatan Aktifitas Guru dengan Menerapkan model pembelajaran
aktif tipe-tipe index card match pada siklus I
Nilai
No Aspek yang Diamati
1 2 3 4
1. Pendahuluan
a. Kemampuan dalam mengingatkan kembali √
pelajaran sebelumnya. √
b. Kemampuan dalam menyampaikan tujuan
pembelajaran.
c. Kemampuan menyampaikan langkah-langkah √
pembelajaran
d. Kemampuan menyajikan materi dengan
menggunakan model pembelajaran tipe indek √
card macth
e. Kemampuan memotivasi dan menumbuhkan
minat siswa dengan menjelaskan manfaat
√
materi yang akan dipelajari
2. Kegiatan Inti
a. Kemampuan guru dalam √
menyampaikanmateri
√
b. Membagi siswa ke dalam kelompok.
c. Kemampuan guru dalam membagikan LKPD √
d. Kemampuan dalam membimbing siswa √
dalam melakukan model Indek card macth
pada proses pembelajaran berlangsung.
e. Kemampuam mengelola waktu √
f. Kemampuan memberi kesempatan siswa √
untuk bertanya
Penutup
3.
a. Kemampuan dalam menyimpulkan dan √
menegaskan kembali hal-hal penting yang
berkaitan dengan materi yang telah diajarkan.
b. Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. √
c. Memberikan post-test. √
29
Skor Total =45
Skor Maksimal =56 BAIK
Persentase Aktivitas Guru = ×100%= 80,35%
P 100%
= ×100%
= 80,35%
aktivitas guru pada siklus I, jumlah skor nilai keseluruhan yang mencakup
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir di peroleh 45 skor dan
30
c) Aktivitas Siswa pada Siklus I
Nilai
No. Aspek yang Diamati
1 2 3 4
1. Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
a. Siswa mempersiapkan diri untuk belajar √
b. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan √
guru
c. Siswa duduk menurut kelompok masing-masing. √
d. Siswa menanyakan hal-hal yang belum di pahami √
e. Siswa memikirkan soal yang di bagikan √
f. Siswa terdorong ikut aktif dalam menjawab soal yang
ada dalam kelompoknya. √
3. Penutup
a. Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. √
b. Siswa mengerjakan post-test yang diberikan guru. √
31
4. Suasana Kelas
a. Antusias siswa √
b. Perhatian siswa √
c. Kerja sama dalam Kelompok √
Skor Total =44
BAIK
Skor Maksimal =56
Persentase Aktivitas Siswa = ×100%= 78,57%
Sumber: Hasil Penelitian di MIS Hidayatul Mustaqim tahun2023
Keterangan:
4 = Sangat
Baik 3 = Baik
2 = Kurang
Baik 1 = Tidak
Baik
P= × 100%
= ×100%
= 78,57%
32
RPP siklus I, guru memberikan soal tes untuk mengetahui
ketuntasan minimal 70. Hasil tes belajar pada siklus I pada materi
KKM= x 100%
= 8 x 100%
12
= 66,67%
Berdasarkan nilai hasil tes belajar siklus I, terdapat 4 orang siswa
yang belum mencapai ketuntasan belajar secara individu yaitu siswa yang
memperoleh daya serap < 70 sesuai dengan KKM di sekolah tersebut untuk
33
mata pelajaran Akidah Akhlak, dan siswa yang memperoleh daya serap ≥ 70
sebesar 66,67%.
e) Tahap Refleksi
34
a. Tahap Perencanaan Siklus II
sama dengan kegiatan pada siklus I yaitu kegiatan awal, kegiatan inti,
Aktivitas guru diamati oleh guru kelas yaitu ibu Fitria Fatma, S. Pd.
Data hasil aktivitas guru pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut
Nilai
35
1 2 3 4
No Aspek yang Diamati
1. Pendahuluan
a. Kemampuan dalam mengingatkan kembali V
pelajaran sebelumnya. V
b. Kemampuan dalam menyampaikan tujuan
pembelajaran.
c. Kemampuan menyampaikan langkah- V
langkah pembelajaran
d. Kemampuan menyajikan materi dengan
V
menggunakan model index card match.
e. Kemampuan memotivasi dan menumbuhkan V
minat siswa dengan menjelaskan manfaat
materi yang akan dipelajari
2. Kegiatan Inti
a. Kemampuan guru dalam menyampaikan V
materi
b. Membagi siswa ke dalam kelompok. V
c. Kemampuan guru dalam membagikan LKPD V
d. Kemampuan dalam membimbing siswa dalam V
melakukan model index card match pada proses
pembelajaran berlangsung.
e. Kemampuam mengelola waktu V
f. Kemampuan memberi kesempatan siswauntuk V
bertanya.
36
3. Penutup
a. Kemampuan dalam menyimpulkan dan
menegaskan kembali hal-hal penting yang V
berkaitan dengan materi yang telah diajarkan.
b. Membimbing siswa dalam membuat V
kesimpulan.
V
c. Memberikan post-test.
aktivitas guru yang tergolong dalam kategori sangat baik, hal ini dapat
peningkatan belajar yang lebih baik dari siklus I, serta dengan demikian
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak.
37
2) Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II
Pada tahap ini adalah kegiatan mengamati aktivitas siswa pada saat
2. Kegiatan Inti
a. Siswa mempersiapkan diri untuk belajar V
b. Siswa mendengarkan dan V
memperhatikan penjelasan guru
V
c. Siswa duduk menurut kelompok
masing-masing.
V
d. Siswa menanyakan hal-hal yang belum
di pahami V
e. Siswa memikirkan soal yang di bagikan
f. Siswa terdorong ikut aktif dalam V
menjawab soal yang ada dalam
kelompoknya.
3. Penutup
a. Siswa menyimpulkan hasil V
pembelajaran.
b. Siswa mengerjakan post-test yang V
diberikan guru.
38
4. Suasana Kelas
a. Antusias Siswa V
b. Perhatian siswa V
c. Kerja sama dalam Kelompok V
Skor Total =46
Skor Maksimal =56 BAIK
Persentase Aktivitas Siswa = 46×100%= 82%
56
Sumber: Hasil Penelitian di MIS Hidayatul Mustaqim
baik dengan persantase 82%. Hal ini disebabkan karena siswa sudah lebih
12 siswa. Hasil tes belajar dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah berikut:
39
Tabel 4.11 : Daftar Nilai Hasil Tes Belajar Siklus II
Jenis Tes
No Kode Siswa Keterangan
Skor KKM
1. Abdul Majid Zubaidi 100 70 Tuntas
2. Alpina 80 70 Tuntas
3. Annisa Nor Adellia 80 70 Tuntas
4. M. Abdan Nukman 80 70 Tuntas
Wafei
5. M. Abdillah 90 70 Tuntas
6. M. Khairunnizam 100 70 Tuntas
7. Naila Az zahra 80 70 Tuntas
8. Nor Azizah 100 70 Tuntas
9. Nor Kamila 100 70 Tuntas
10 Rafa Azka Putra 60 70 Tidak Tuntas
11 Rahmatun Nisa 70 70 Tuntas
12 Reisa Aprilia Putri 90 70 Tuntas
KKM= x 100%
= 11 x 100
12
= 91,67%
Berdasarkan nilai hasil tes belajar siswa, terdapat 1 orang siswa yang
daya serap < 70 sesuai dengan KKM di madrasah tersebut, dan siswa yang
belajar secara klasikal di sekolah dinyatakan tuntas apabila 85% siswa tuntas
secara individu, maka ketuntasan belajar siswa secara klasikal untuk siklus II
sudah tercapai.
40
B. Pembahasan dan Analisis Hasil Penelitian Tindakan Kelas
dalam 2 siklus yang dimulai dari tanggal 24 Juli 2023 dan 2 Agustus 2023 di
diperoleh di lapangan.
baik. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan 4.9. Pada RPP siklus pertama
selanjutnya pada RPP siklus kedua pembelajaran terlihat bahwa aktivitas guru
yang mana pada siklus I 80,35% , pada siklus II smenjadi 82%, terlihat pada
kesulitan,
mengeluarkan pendapat,
RPP siklus I yang masih kurang pada poin-poin tersebut. Berdasarkan hasil
41
dengan menggunakan model pembelajaran aktif tipe-tipe index card match
pada materi kalimat tayyibah ta’awudz tergolong dalam kategori sangat baik.
fasilitas yang memadai yang dapat membantu siswa menemukan sendiri cara
terbatas kepada siswa sedangkan yang berperan aktif adalah siswa dan suasana
belajarpun menyenangkan.
bukan hanya pada penguasaan materi semata tetapi juga didukung oleh sarana
pembelajaran adalah efektif pada RPP siklus kedua. Data hasil pengamatan
pembelajaran aktif tipe-tipe index card match pada materi kalimat tayyibah
ta’awudz, selama dua siklus dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan 4.10. Hasil
yang baik. Pada RPP siklus I siswa sulit menanyakan hal yang belum
dipahami, oleh karena itu guru harus memotivasi siswa agar tidak merasa
dikatakan aktivitas siswa pada siklus II lebih baik dari siklus I yang mana hasil
42
pada siklus II menjadi 82%
menggunakan model index card match dapat dilihat dari hasil tes. Oleh sebab
itu, maka peneliti mengadakan tes, pemberian tes dilakukan 3 tahap yaitu pre
test, siklus I dan siklus II. Pre Tes dilakukan sebelum pembelajaran dimulai,
dilakukan setelah pembelajaran siklus II. Dari hasil tes pada setiap siklus
akan diketahui berapa banyak siswa yang mencapai peningkatan pada materi
pelajaran. Setelah hasil tes terkumpul maka data tersebut diolah dengan
melihat hasil akhir pada setiap siklus pasa setiap siswa untuk melihat
peningkatan secara individu dan melihat nilai rata- rata kelas untuk melihat
43
Berdasarkan nilai hasil pre tes yang terlihat pada tabel 4.4 terdapat
7 siswa yang belum tuntas sesuai dengan KKM pada materi Kalimat
Tayyibah Ta’awudz dengan nilai rata-rata 62,5 . Pada siklus I yang terlihat
dalam Tabel 4.6 terdapat 4 orang siswa yang belum meningkat hasil
beberapa siswa yang lemah daya berfikirnya. Pada siklus II guru mencoba
mendekati siswa yang belum mampu memecahkan masalah pada tes siklus
menjadi 91,67%
nilai hasil belajar pada setiap siklus . Ada peningkatan sebesar 20 %(3 orang )
BAB V
PENUTUP
45
A. Kesimpulan
yang mana pada siklus I dengan nilai rata-rata 80,35% , pada siklus II
yang mana pada siklus I dengan nilai rata-rata 78,57%, pada siklus II
B. Saran
47
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati & Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta Cipta: Rineka,
Asis Saefudin dan Ika Berdiati, 2014, Pembelajaran Efektif Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, ,
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Silberman, Melvin L. 2007. Active Learning Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka
Insan Madani.
Ismail. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: Rasail Media
Group.
Zaini, Hisyam dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani.
https://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil-belajar-dan-faktor.html(Diakses
pada 7/13/2023)
https://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil-belajar-dan-faktor.html (Diakses
pada 7/13/2023
https://www.belajarislam.web.id/bacaan-taawudz-adalah-audzu-billahi-minas-syaitanir-rajimi-
dan-artinya/ (diakses 7/13/ 2023)
Riadi, Muchlisin. (2020). Model Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match (ICM). Diakses
pada 7/13/2023, dari https://www.kajianpustaka.com/2020/01/model-pembelajaran-aktif-tipe-index-
card-match.html