Nim : 5173122009
A. RUMUSAN MASALAH
1. Adanya perbedaan yang menonjol antara siswa yang berkemampuan
tinggi dan rendah, dikelas X TBSM yang mengakibatkan siswa yang
berkemampuan rendah lebih susah mengikuti proses belajar mengajar
dan menangkap materi yang disampaikan guru.
2. Metode pengajaran yang diberikan guru masih klasik yang hanya
monoton mendapatkan informasi dari guru saja meskipun sudah
menggunakan alat infocus.
3. Hasil belajar mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif siswa masih
rendah.
4. Suasana dalam pembelajaran yang digunakan selama ini tidak
mendapatkan perlakuan khusus dari guru kepada siswa yang
berkemampuan rendah agar dapat mengikuti proses pembelajaran yang
sesuai dengan kemampuan siswa.
1
Pembelajaran Cooperatif Learnng Type Team Assisted Individualization (TAI)
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X TBSM pada Mata
Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif di SMK NEGERI 1
SORKAM”.
2
BAB I
LATAR BELAKANG
3
Oleh karena itu diperlukan metode dimana siswa tidak merasa bosan,
memberikan kesan nyaman dan menyenangkan saat kegaiatan belajar-mengajar
sehingga mampu menciptakan interaksi antara siswa yang berkemampuan tinggi,
dan dengan siswa yang berkemampuan rendah. Adapun model pembelajaran
yang dinilai tepat adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
yang merupakan strategi pembelajaran kelompok dimana Menurut Robert E.
Slavin pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
sekaligus dapat meningkatkan kemampuan interaksi sosial sehingga siswa/i dapat
menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan individu lainnya (Sanjaya
dalam Permatasari, 2013:6).
4
belajar dan meningkatkan pengetahuannya dan sekaligus mengasah kemampuan
keterampilannya agar bisa lebih baik lagi.
Dalam model pembelajaran koperatif tipe TAI ini, guru harus mampu
memberikan materi yang sesuai dengan kemampuan masing-masing anak, karena
anak yang kemampuanya tinggi pasti akan berbeda kemampuanya dengan anak
yang berkempuan sedang apalagi rendah dengan cara memberikan materi atau
masalah yang nantinya akan diskusikan oleh siswa/i yang sudah dibagi menjadi
kelompok berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah sehingga semua anggota
kelompok dapat diarahkan dan bertanggung jawab bersama atas keseluruhan
jawaban.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Hasil Belajar
6
1. Fungsi Hasil Belajar
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dikuasai oleh siswa/i setalah melalui
proses pembelajaran yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang
selanjutnya menyebabkan terjadinya perubahan sikap yang awalnya tidak tau
menjadi tau yang tidak paham menjadi paham terhadap suatu materi atau bahan
ajar yang kemudian diukur menajadi hasil belajar dalam bentuk angka.
7
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
8
Menurut Wahyuningsih keluarga mempunyai peran yang besar
dalam meningkatkan hasil belajar siswa/i, hal ini dikarenakan waktu siswa
yang lebih banyak bersama dengan keluarga/ dirumah dibanding dengan
guru/ disekolah oleh sebab itu lingkungan keluarga diyakini memberi
pengaruh besar dan positif dalam proses pembelajaran saat disekolah
(Wahyuningsih, 2020:70).
2). Faktor Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah adalah lingkungan kedua setelah lingkunngan
keluarga dimana sekolah adalah tempat yang berstruktur dan tersistem
dengan organisasi yang baik. Dalam beberapa hasil penelitian bahwa
kecenderungan atau hasil belajar siswa sangat ditentukan oleh lingkungan
sekolah oeleh karenanya sangat penting bagi pihak sekolah menciptakan
suasa yang kondusif sehinga siswa/i dapat melakukan aktivitas belajar nya
dengan baik (Wahyuningsih, 2020:71).
Semakin kondusif lingkungan sekolah maka semakin besar
pengaruh yang diberikan kepada hasil belajar siswa/i. (Jamaluddin dalam
Wahyuningsih, 2020:71). Adaapun indikator yang berpengaruh terhadap
meningkat atau menurunnya hasil belajar seperti, guru, fasilitas sekolah,
sistem pembelajaran, metode dan model yang digunakan guru
(Wahyuningsih, 2020: 71).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi hasil belajar berasal dari dalam diri sendiri baik itu minat
dan motivasi belajar adapaun faktor lain yaitu faktor yang berasal dari luar
yang menyangkut faktor lingkungan keluarga dan sekolah. Faktor-faktor
tersebut diyakini memberikan pengaruh yang besar sehingga apabila faktor
tersebut dapat dipenuhi dengan baik akan memberikan dampak yang
positif terhadap hasil belajar namun sebaliknya jika dari faktor diatas tidak
dipenuhi dapat menimbulkan dampak yang negatif terhadap hasil belajar
siswa/i.
9
B. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Secara fisiologis, pembelajaran kooperatif ialah pembelajaran yang
berdasarkan paham konstruktivisme yang membangun pengetahuan secara
perlahan yang kemudian diperluas dengan pengetahuan konteks yang
terbatas (Baharuddin dan Wahyuni dalam Fathurrohman, 2015: 44).
Pembelajaran Kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan
adanya hubungan kerja sama antara siswa/i untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan (Fathurrohman, 2012:44).
10
2. Komponen Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran Kooperatif memiliki beberapa komponen
yang saling terkait satu sama lain yaitu :
11
perlu diubah atau dipertahankan untuk mendukung proses
pembalajaran.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan komponen model
pembelajaran kooperatif ditujukan untuk menciptakan pembelajaran
yang diperoleh dari hasil kerja sama antar siswa/I demi tercapainya
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Adapun dalam pembagian
kelompok model pembelajaran kooperatif membagai secara heterogen
seperti, gender, prestasi, etnik dan sebagainya.
3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Berdasarkan strategi pembelajaran kooperatif , maka tujuan model
pembelajaran kooperatif dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Pembelajaran Akademik
Slavin dan Kagan membuktikan bahwa model pembelajaran
kooperatif sangat unggul dalam membantu siswa/i untuk
memahami berbagai materi atau bahan ajar sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar akademiknya (Fathurrohman, 2015: 48).
Dapat disimpulkan bahwa model ini dirancang untuk dengan tujuan
untuk memperbaiki prestasi siswa/i secara akademik.
2. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Artinya model pembelajaran koopertif ini membuka
penerimaan dengan menghargai perbedaan mulai dari perbedaan
ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuan. Model
ini memberikan peluang kepada seluruh siswa untuk saling
menghargai tanpa memandang latar belakang.
3. Pengembangan Keterampilan Sosial
Artinya model mengajarkan kepada siswa/i untuk dapat
bekerja sama mencapai tujuan yang ditentukan. Keterampilan sosial
ini akan sangat diperlukan ketika siswa berinteraksi dengan
lingkuan diluar sekolah nya.
12
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan tujuan model pembelajaran
kooperatif menurut penelitian ialah menciptakan situasi dimana keberhasilan
individu dipengaruhi oleh keberhasilan kelompok. Tidak lagi saling berkompetesi
tetapi saling membangun kerja sama yang baik untuk saling menguntungkan.
13
(Slavin dalam Fathurrohman, 2015: 72). Sedangkan Menurut Siswanto
dan Palupi, Model ini merupakan model gabungan antara pembelajaran
kooperatif dan individual (Cahyaningsih, 2018: 2).
Adapun tipe ini memiliki keunggulan dengan mengkombinasikan
pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individu. Ciri khas yang
terkandung pada model ini dimana setiap siswa secara individual dibawa
ke masing-masing kelompok untuk saling mndiskusikan dan
memecahkan masalah yang diberikan. Adapun penilaian diberikan atas
jawaban yang telah dipertanggungjawabkan secara kelompok
(Fathurrohman, 2015: 73).
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan Model Pebelajaran
Kooperatif dalam penelitian ini adalah model yang memberikan
kesempatan pada siswa/i untuk bekerja sama secara berkelompok dalam
menyelasaikan tugas yang diberikan dengan cara mendiskusikannya.
14
menghargai karena pengelompokkan dapat dilakukan secara
heterogen sesuai dengan latar belakang para siswa/i.
Dalam menjalankan model pembelajaran ini, selain keunggulan model
ini tetap memiliki kelemahan antara lain :
a. Dalam menjalankan model ini termasuk model yang membutuhkan
waktu cukup lama karena harus melakukan tes terlebih dahulu untuk
mengetahui kemampuan para siswa.
b. Terlalu sulit untuk menjalankan model ini jika siswa/i yang diajrkan
terlalu banyak karena harus mendapatkan bimbingan terlebih dahulu.
15
Hal yang pertama dilakukan adalah tes penempatan yang
dimana siswa akan diberikan butir tes secara individu agar guru
mengetahui kemampuan kognitif siswa yang berkemampuan
tinggi, sedang, dan rendah sebelum individu dibagi kelompoknya.
b. Kelompok (Teams)
Selanjutnya yang dilakukan adalah pembagian kelompok,
Jumlah siswa dalam satu kelompok terdiri dari 4-5
siswa.kemudian yang dilakukan adalah pembagian kriteria
pengelompokanya misalnya pembagian menurut kemampuan
siswa,gender,suku,atau lainya.
c. Kelompok Pengajaran (Teaching Group)\
Dalam hal ini,langkah pertama yang dilakukan guru adalah
memberikan pembelajaran pada masing-masing kelompok.
Misalnya guru mengajar dulu di kelompok yang kemampuanya
tinggi,kemudia di kelompok yang kemampuanya
sedang,kemudian di kelompok kemampuanya rendah,atau
sebaliknya. Kemudian guru memberikan pembelajaran yang
spesifik yang kepada masing-masing kelompok baik berupa
gambar, animasi gambar, ataupun dengan video yang menarik
agar siswa dapat lebih memahami materi pelajaran yang
diajarkan.
d. Metode Pembelajaran Kelompok dan Tes fakta (Team Study and
Fact Test)
Dalam hal ini,langkah pertama yang dilakukan guru adalah
menyediakan 4-5 butir tes soal yang mempunyai 3 karakteristik
yang berbeda (sulit, sedang, mudah) untuk masing-masing
kelompok yang mempunyai kemampuan siswa yang berbeda-
beda agar dikerjakan secara individu didalam kelompok agar
setiap siswa bisa saling membantu dan berdiskusi dengan teman
kelompoknya untuk menyelesaikan soal yang diberikan guru.
Kemudian guru memberi nilai kepada masing-masing kelompok
16
berdasarkan hasil nilai butir tes soal yang dibagikan dalam
metode pembelajaran kelompok.
e. Unit Kelas Keseluruhan dan Penghargaan Kelompok (Whole-
class unit and team recognation)
Dalam hal ini butir tes yang di berikan guru sebelumnya
akan dibuat cara pemecahan soal nya kemudian guru memberikan
penghargaan kelompok kepada masing masing kelompok yang
sudah dikelompokan menjadi 3 jenis yaitu kelompok super,
kelompok hebat, dan kelompok baik.
f. Kreatifitas Siswa (Student Creativity)
Dalam hal ini, tidak ada lagi kemampuan tinggi, sedang,
atau rendah. Tes yang diberikan kepada siswa adalah tes formatif
yang dikerjakan secara individu dan tidak berkelompok melalui
tes formatif dan tes unit, dengan kriteria pencapaian nilai test
harus mencapai 80%.jikalau tidak mencapai kriteria pencapaian
tersebut maka akan dilakukan remedial hingga mencapai kriteria
pencapaian.
17