Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang

saling bertukar informasi. Pada umumnya guru menyelenggarakan pembelajaran

secara tidak menarik seperti dominasi metode ceramah yang menuntut peserta

didik untuk mendengar, memperhatikan, dan mencatat penjelasan guru. Padahal

proses pembelajaran merupakan peristiwa yang menyediakan berbagai

kesempatan bagi peserta didik untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran,

karena proses belajar itu sendiri adalah perubahan perilaku yang menyangkut

pengetahuan, sikap, dan keterampilan atau aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Hasil belajar PAK SMP Negeri 1 Sunggal masih tergolong rendah, siswa merasa

bosan ketika pembelajaran berlangsung. Tercapainya tujuan pembelajaran

bergantung pada kemampuan guru mengolah pembelajaran yang  dapat

menciptakan situasi yang memungkinkan siswa belajar sehingga merupakan titik

awal berhasilnya pembelajaran (Semiawan, 1985). Banyaknya teori dan hasil

penelitian para ahli pendidikan yang menunjukkan bahwa pembelajaran akan

berhasil bila siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran tersebut maka pada

setiap akhir program pengajaran dilakukan evaluasi. Indikator keberhasilan dari

pencapaian tujuan pengajaran tersebut adalah kemampuan belajar siswa yang

diwujudkan dalam bentuk Ujian Akhir Semester (UAS) Hasil pencapaian

1
2

pengajaran 2 tahun terakhir di SMP Negeri 1 Sunggal yaitu rata-rata 60,50 dan

62,00. UAS siswa masih berada di bawah KKM yang ditetapkan 75

Data menunjukkan mayoritas peserta didik mengalami kesulitan dalam

mengerjakan atau menyelesaikan tes hasil belajar dalam bentuk tes uraian/esai.

Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik masih rendah dalam

menuliskan, menuangkan, dan menghubungkan apa yang telah mereka pelajari

dengan kenyataan seharihari. Mayoritas kemampuan peserta didik masih terbatas

dalam menentukan pilihan jawaban dari alternatif jawaban yang diberikan dalam

soal pilihan ganda (objective tes). Hasil kajian secara dialogis partisipatif

ditemukan faktor-faktor penyebab belum maksimalnya hasil belajar PAK tersebut

yang dibedakan ke dalam faktor internal dan eksternal. Faktor internal terkait

dengan kondisi peserta didik seperti sikap, kondisi psikologis, dan minat belajar

peserta didik yang kurang mendukung. Faktor eksternal berkaitan dengan kondisi

atau keadaan di luar peserta didik seperti lingkungan, model pembelajaran, peran

guru, dan media yang ada. Faktor internal dan eksternal tersebut merupakan faktor

yang saling berhubungan, seperti rendahnya minat belajar disebabkan karena

kondisi pembelajaran yang monoton sehingga membosankan bagi peserta didik.

Dalam proses belajar mengajar siswa diharapkan adanya suasana

pembelajaran yang akan mampu mengekplorasi kemampuan siswa secara aktif.

Namun pada kenyataannya di lapangan suasana pembelajaran sudah cukup baik

dan kondusif, banyak siswa yang aktif, hanya saja guru belum sepenuhnya

mengcover semua siswa yang aktif, mengingat waktu pembelajaran yang

ditentukan. Hal lain yang menjadi dampak dari penanganan siswa yang aktif

belum maksimal ini adalah banyak siswa yang mencari pelampiasan keaktifan
3

mereka dengan cara mereka sendiri, yang membuat keadaan kelas dan proses

belajar menjadi terganggu Peran guru dalam memperingatkan siswa yang aktif

sendiri diluar konteks pelajaran cukup membantu suasana menjadi kondusif lagi,

namun itu belum cukup banyak membantu siswa menjadi fokus dalam mengikuti

pembelajaran.

Strategi pembelajaran yang kurang efektif dan efisien, menyebabkan hasil

belajar PAK rendah di SMP meliputi penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik..

Suasana pembelajaran yang monoton dari waktu ke waktu, didominasi guru

sehingga guru bersifat otoriter dan kurang berkomunikasi dengan siswa, sehingga

siswa merasa jenuh, bosan dan kurang tidak tertarik belajar. Untuk mengatasi hal

tersebut maka guru termotivasi untuk mengadakan pembaharuan dalam

pembelajaran dengan pemilihan strategi pembelajaran yang tepat. Guru

memberikan kesempatan belajar kepada siswa dengan melibatkan siswa secara

efektif dalam proses pembelajaran. sehingga guru dan murid dapat berinteraksi

dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran tercapai, dengan strategi pembelajaran

PBL memungkinkan murid berinteraksi dengan teman – temannya dan juga

dengan lingkungan sekitarnya.

Agar pembelajaran di kelas menjadi efektif dan siswa terlibat secara aktif

dalam proses pembelajaran serta dapat melatih kemampuan berpikir kritis maka

guru perlu memilih dan menerapkan strategi pembelajaran ideal yang mampu

mengarahkan dan menuntut siswa untuk membentuk sendiri pengetahuannya. Jadi

peran guru dalam proses pembelajaran adalah membantu agar proses

pembentukan pengetahuan oleh siswa dapat berjalan dengan baik, sehingga siswa
4

terbiasa dan mampu mempertanggungjawabkan pemikirannya serta terlatih untuk

menjadi pribadi yang mengerti, kritis, kreatif dan rasional.

Metode pembelajaran yang menarik dan interaktif yang berpusat pada

peserta didik serta mampu mengintegrasikan evaluasi hasil belajar dari ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik merupakan salah-satu alternatif untuk

meningkatkan efektifitas pembelajaran PAK di sekolah. Pembelajaran yang

dimaksud adalah model pembelajaran yang mampu membawa PAK dari ‘school

knowledge’ ke ‘action knowledge’. Untuk membawa PAK menjadi ‘action

knowledge’ proses pembelajaran harus menggunakan pendekatan student oriented

yang mampu mampu membuat peserta didik menikmati proses pembelajaran dan

mampu menginternalisasikan nilai-nilai agama kedalam diri setiap peserta didik

dan mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

Salah satu metode pembelajaran yang dimaksud adalah metode

pembelajaran bermain peran (role playing). Menurut Cordile (1986) dikutip oleh

Ahmad Susanto, metode bermain peran (role playing) adalah permainan peranan

yang dilakukan untuk mengkreasi kembali peristiwa masa lampau, mengkreasi

kemungkinankemungkinan masa depan dan mengekspos kejadian-kejadian masa

kini dan permainan ini sangat cocok untuk pelajaran yang berkaitan dengan

sejarah.8 Dalam metode bermain peran (role playing), siswa diperlakukan sebagai

subyek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa atau

bertanya jawab bersama teman-temannya pada situasi tertentu. Siswa akan lebih

banyak melakukan interaksi dengan lingkungannya, dengan harapan dapat

meningkatkan komunikasi sosial antar sesama, pemahaman atas pengetahuan


5

yang diberikan serta pengalaman belajar sehingga pembelajaran menjadi lebih

bermakna bagi siswa.

Berdasarkan paparan masalah diatas, maka perlu dilakukan perbaikan

pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode

bermain peran (role playing) sebagai upaya meningkatkan hasil belajar mata

pelajaran PAK siswa kelas 9-1 SMP Negeri 1 Sunggal

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah penggunaan metode pembelajaran bermain peran dapat meningkatkan

hasil belajar PAK siswa Kelas 9-1 SMP Negeri 1 Sunggal Tahun ajaran

2020/2021?

2. Bagaimanakah aktivitas siswa terhadap pembelajaran PAK dengan

metodepembelajaran bermain peran?

C. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui

1. Penerapan metode pembelajaran bermain peran dapat meningkatkan hasil

belajar PAK siswa Kelas 9-1 SMP Negeri 1 Sunggal Tahun ajaran 2020/2021

2. Mengetahui aktivitas siswa terhadap pembelajaran PAK dengan metode

pembelajaran bermain peran.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian perbaikan pembelajaran adalah :

1. Bagi Siswa
6

Murid lebih tertarik belajar karena metode pembelajaran bermain peran mampu

meningkatkan minat dan hasil belajar murid.

2. Bagi guru sebagai peneliti

Sebagai bahan masukan bagi guru dalam penerapan metode pembelajaran

untuk mengatasi kesulitan belajar dan dapat menambah wawasan, pengetahuan,

dan kemampuan bagi guru, khususnya yang berkaitan dengan penyusunan suatu

rancangan pembelajaran PAK yang efektif dengan senantiasa memperhatikan

konsepsi awal siswa. Penelitian ini juga sebagai bahan kajian untuk melakukan

penelitian tindakan kelas (PTK).

3. Bagi Sekolah

Penerapan metode pembelajaran bermain peran dalam pembelajaran

berakibat meningkatkan kualitas pembelajaran

4. Bagi Institusi Pendidikan

Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dapat menambah

wawasan guru dalam proses pembelajaran dan membagikannya dengan sesame

guru.

Anda mungkin juga menyukai