Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN STUDI KASUS

PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP KEMAMPUAN


KOMUNIKASI NON VERBAL PESERTA DIDIK TUNA GRAHITA
RINGAN DI SLB THUMB KIDS SCHOOL KOTA MOJOKERTO

Disusun untuk memenuhi tugas Uji Kinerja PPG (UKPPG)

Dalam Jabatan Kategori 1 Angkatan 2

Disusun Oleh :

Umi Kolsum (2300103922800049)

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN

KATEGORI 1 ANGKATAN 2

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2023
A. Deskripsi Studi Kasus
Selama saya melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan di SLB Thumb Kids
School Kota Mojokerto, saya menemukan suatu permasalahan yang menarik perhatian
saya terkait rendahnya motivasi dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran
di kelas 1. Dalam pengamatan tersebut, terungkap bahwa sebagian besar peserta didik
menunjukkan kurangnya kepercayaan diri dan keterlibatan aktif dalam pembelajaran
yang sedang berlangsung. Terlihat bahwa peserta didik tampak kurang bersemangat dan
cenderung pasif saat pelajaran berlangsung. Peserta didik terlihat tidak begitu tertarik
dengan materi yang diajarkan dan kurang berpartisipasi dalam kelas. Beberapa siswa
tampak tidak termotivasi untuk berkontribusi dalam aktivitas kelompok, sehingga
suasana kelas terasa kurang interaktif. Sangat penting untuk mengkaji masalah ini baik
dari sudut pandang guru maupun peserta didik. Dari sudut pandang seorang guru,
penting untuk memahami setiap akar permasalahan karena mencerminkan efektivitas
strategi dan metode pengajaran yang diterapkan.

B. Analisis Situasi
Setelah pembelajaran selesai saya merefleksikan , tentu saja saya melakukan
evaluasi terhadap beragam permasalahan yang ditemui salah satunya melakukan
profiling peserta didik sehingga dapat diketahui informasi mengenai gaya belajar
peserta didik, kemampuan kognitif dan minat belajar peserta didik. Dimana gaya
belajar cenderung menggunakan gaya klasikal. Media pembelajaran yang diterapkan
oleh guru cenderung bersifat terbatas, seperti halnya ceramah atau penggunaan buku
teks saja. Hal ini menyebabkan siswa merasa kurang tertarik dan kurang termotivasi
dalam pembelajaran. Selain itu penyajian konten materi serta gaya belajar siswa yang
beragam belum ditunjang dengan pendekatan berdiferensiasi sehingga konten materi
belum sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.
Melalui hasil profiling tersebut saya telah merancang pembelajaran yang
interaktif. Disini saya mengambil peranan untuk melakukan asesmen diagnostic guna
mengidentifikasi gaya belajar peserta didik serta merancang instrumen penilaian yang
komprehensif agar diketahui pengaruh tindakan yang akan dilakukan guru. Hasil
tersebut kemudian saya gunakan untuk merancang media pembelajaran yang
menerapkan prinsip pembelajaran berdiferensiasi.
Pihak yang terlibat dalam membuat profiling serta perencanaan evaluasi
pembelajaran yakni guru pamong, wali kelas serta teman sejawat. Sumber informasi
mengenai kondisi peserta didik saya dapatkan hasil asesmen diagnostik dan wali murid
di kelas 1. Guru pamong mendampingi mahasiswa dalam membuat perencanaan serta
memastikan proses pembelajaran berjalan dengan baik. Sedangkan teman sejawat
membantu saya berkaitan dengan berbagai pengalaman serta meminta saran dan solusi.

C. Alternatif Solusi
Dalam menghadapi kasus tersebut, langkah nyata saya adalah menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi, agar proses belajar sesuai dengan minat, gaya belajar, dan kesiapan peserta
didik. Menerapkan metode role playing agar Belajar lebih menyenangkan karena anak terkesan
bermain, bukan belajar. Selain itu role playing bisa digunakan untuk melatih berbagai
keterampilan. Bermain peran dalam hal ini bukanlah bagaimana mendapatkan pertunjukan
yang menarik akan tetapi bagaimana bermain peran dapat membantu mengajar anak-anak
dengan gangguan mental melakukan komunikasi dan interaksi yang tepat.
Penggunaan metode role playing dapat meningkatkan motivasi belajar dan percaya diri
peserta didik. Mereka akan memerankan peran sesuai kemampuan mereka. Merespon istruksi
guru melalui komunikasi verbal dan non verbal. Selain itu, menyelipkan ice breaking yang
dapat meningkatkan semangat dan antusiasme peserta didik dalam mengikuti pembelajaran,
karena kemampuan peserta didik tuna grahita untuk berkonsentrasi berkisar antara 10 sampai
15 menit saja.
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode role playing ditunjang dengan menggunakan
media pembelajaran yang interaktif yaitu video pembelajaran, serta headband yang
menguatkan karakter tokoh yang diperankan anak. Penggunaan media berbasis audio-visual
akan membantu peserta didik lebih mudah menerima materi, karena lebih menarik dan
melibatkan berbagai sensori. Tokoh yang diperankan dalam kegiatan ini adalah hewan kupu-
kupu, kucing dan gajah. Saya memilih ketiga hewan ini berdasarkan pengetahuan awal peserta
didik. Ketiga hewan ini familiar untuk peserta didik saya, sehingga dalam proses pembelajaran
ini mereka sudah memiliki bekal pengetahuan tentang materi yang akan pelajari.
Dengan mengambil langkah-langkah seperti diatas diharapkan peserta didik kelas I di
SLB Thumb Kids School Kota Mojokerto akan merasa lebih termotivasi dalam pembelajaran
dan mencapai hasil belajar yang lebih baik. Pembelajaran yang interaktif, menyenangkan, dan
melibatkan keaktifan peserta didik akan mencipkatan lingkungan pembelajaran yang berdaya
Tarik dan mendukung keaktifan perkembangan akademik mereka.
D. Evaluasi
Penyusunan dan penerapan media pembelajaran berdiferensiasi dan berbasis
teknologi (TPACK), yaitu role playing dengan media audio visual telah menghasilkan
dampak yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan komunikasi non verbal
peserta didik. Peserta didik tidak lagi dibatasi dalam pembelajaran klasikal, tetapi dapat
belajar sesuai dengan kesiapan dan kemampuan mereka. Dengan adanya media
pembelajaran video, peserta didik dapat lebih aktif dalam mengeksplorasi materi
pembelajaran. Akses yang lebih luas terhadap sumber belajar yang disediakan dapat
membantu meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi. Sebagai akibatnya,
prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan,
Saya sebagai pendidik juga harus tetap belajar mengenai rancangan pembelajaran,
implementasinya, evaluasi serta rencana tindak lanjut agar saya menjadi pendidik yang
professional. Selain itu saya juga akan membagikan metode role playing dengan media
audio visual kepada teman guru lainnya serta mencoba metode-metode belajar dan
media yang lain agar saya lebih bisa meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai