PENDAHULUAN
Mufti salim dalam Sutjihati, karena itu, memerlukan layanan
Somantri (2006:93) mengemukakan pendidikan khusus.
bahwa anak tunarungu adalah anak Ketunarunguan tidak hanya
yang mengalami kekurangan atau terbatas pada kehilangan pendengaran
kehilangan kemampuan mendengar sangat berat melainkan juga mencakup
yang disebabkan oleh kerusakan atau seluruh tingkat kehilangan
tidak berfungsinya sebagian atau pendengaran dari tingkat ringan,
seluruh alat pendengaran sehingga sedang, berat dan sangat berat. Dengan
mengalami hambatan dalam hilangnya fungsi pendengaran, anak
perkembangan bahasanya. Oleh tunarungu mengalami hambatan dalam
menerima informasi yang datang
melalui indera pendengaran sehingga tersusun secara beraturan,
membawa dampak pada logis, berjenjang dari yang
perkembangan kemampuan lisan paling mudah hingga yang
maupun tulisan. paling rumit. Dalam belajar
Maka dapat disimpulkan matematika seorang guru perlu
bahwa anak tunarungu yaitu anak yang untuk menciptakan situasi dan
mengalami gangguan pendengaran, suasana dimana siswa dapat
baik kehilangan kemampuan aktif, kreatif, dan responsif
mendengar sebagian atau seluruhnya pada lingkungan sekitar, salah
disebabkan ketidak berfungsian satunya dengan menggunakan
sebagian atau seluruh indera media pembelajaran untuk
pendengaran yang mengakibatkan memotivasi siswa dalam
perkembangan bahasanya terhambat belajar matematika tersebut.
serta membutuhkan layanan Menurut Bruner belajar
pendidikan khusus. matematika adalah belajar
Pada umumnya anak tunarungu mengenai konsep-konsep dan
secara potensial sama dengan anak struktur-struktur matematika
normal, tetapi fungsi perkembangan yang terdapat didalam materi
kognitif anak tunarungu dipengaruhi yang dipelajari serta mencari
oleh tingkat kemampuan hubungan antara konsep-
berbahasanya, keterbatasan informasi, konsep struktur-struktur
dan kurangnya daya abstraksi anak. matematika itu. Bruner melalui
Akibatnya dapat menghambat proses teorinya mengungkapkan
pencapaian pengetahuan yang lebih bahwa dalam proses belajar
luas. Dengan demikian perkembangan anak baiknya diberi
intelegensi secara fungsional memanipulasi benda-benda
terhambat. atau alat peraga yang
Hakikat dari proses dirancang secara khusus dan
pembelajaran adalah belajar, dapat diotak-atik oleh siswa
salah satunya belajar dalam memahami konsep
matematika. Matematika matematika.
adalah suatu pelajaran yang
Menurut pendapat menjelaskan materi pelajaran
Hamalik (Arsyad, 2013:19) matematika kebanyakan
bahwa “Pemakaian media mereka hanya diam. Demikian
pembelajaran dalam proses juga ketika guru memberikan
belajar mengajar dapat pertanyaan, sebagian besar
membangkitkan keinginan dan siswa hanya diam tanpa
minat yang baru, komentar. Fakta ini dilatar
membangkitkan motivasi, dan belakangi oleh proses belajar
rangsangan kegiatan belajar, mengajar matematika yang
dan bahkan membawa dilakukan dengan hanya
pengaruh-pengaruh psikologis menggunakan media papan
dalam diri peserta didik”. tulis tanpa ada media lain yang
Sedangkan menurut Arsyad dapat meningkatkan motivasi
(2013:25) bahwa “Fungsi belajar siswa, karena proses
media untuk tujuan instruksi belajar mengajar yang
dimana informasi yang dilakukan hanya dengan media
terdapat dalam media itu harus itu tanpa ada variasi lain
melibatkan siswa baik dalam membuat siswa menjadi jenuh
benak atau mental maupun dan bosan.
dalam bentuk aktivitas yang Apalagi pelajaran
nyata sehingga pembelajaran matematika yang sebagian
dapat terjadi”. besar menjadi momok bagi
Fakta yang terjadi di siswa, oleh karena itu guru
lapangan menunjukkan bahwa diharapkan dapat
siswa tunarungu sedang kelas menggunakan media yang
VIII , bersikap pasif, sunyi, menarik bagi siswa sehingga
bosan saat proses belajar- dapat meningkatkan motivasi
mengajar dikelas, motivasi belajar siswa. Motivasi
belajar siswa rendah. merupakan faktor yang sangat
Khususnya selama penting dalam belajar, tanpa
pembelajaran matematika adanya motivasi seorang siswa
berlangsung. Ketika guru menjadi malas dalam
melakukan aktivitas belajar, ringan dengan interaksi
seorang siswa yang magnet.
mempunyai intelegensi tinggi Tujuan penggunaan
pun belum tentu berhasil bila media ini, untuk meningkatkan
tidak ada yang memotivasi motivasi siswa dalam belajar
dalam proses belajar mengajar. matematika, karena papan ini
Pemberian motivasi sejalan memiliki fungsi ganda yaitu
dengan apa yang ada dalam sebagai papan tulis, papan
psikologi belajar yang disebut tempel dan juga sebagai
dengan “Law of Happines”, memproyeksikan film atau
yaitu prinsip yang slide. Dengan menggunakan
mengutamakan suasana yang media tersebut, motivasi siswa
menyenangkan dalam belajar dapat meningkat, karena
dengan cara menggunakan ditunjang dengan bentuk
media pembelajaran. medianya yang lucu, konkret
Salah satu cara yang dan juga angka yang
dapat memotivasi siswa seusia mempunyai bermacam-macam
sekolah dasar dalam proses warna, sehingga menimbulkan
belajar mengajar yaitu dengan proses belajar yang aktif,
menggunakan media dalam kreatif dan menyenangkan.
proses pembelajaran. Media Penelitian sebelumnya
bentuk papan seperti Media dengan menggunakan media
Papan Magnet merupakan papan magnet meneliti tentang
salah satu media yang akan hasil belajar siswa kelas Ib
digunakan guru dalam SDN Balasklumprik I/434
pembelajaran matematika. Surabaya, menunjukkan
Papan magnet adalah sebilah adanya peningkatan dari siklus
papan yang dibuat dari lapisan I ke siklus II. Hal ini dapat
email putih pada sebidang dilihat dari hasil pengamatan
logam, sehingga aktivitas peneliti dari 58,75
permukaannya dapat menjadi 78,75 yang mengalami
ditempelkan benda-benda peningkatan sebesar 20,
sedangkan untuk tes hasil Kelas kolaboratif. Jumlah subyek
belajar siswa siklus I penelitian adalah 6 siswa dan lokasi
memperoleh 62,78 menjadi penelitian di SMPLB Bina Wiyata
81,67 mengalami peningkatan Putra Situbondo. Tehnik pengumpulan
sebesar 18,89. data menggunakan metode tes,
Perbedaan dengan observasi dan dokumentasi. Analisis
penelitian ini adalah meneliti data menggunakan data reduction
motivasi belajar siswa (reduksi data), data display (penyajian
sedangkan penelitian dahulu data), dan conclusion
tentang hasil belajar. Peneliti drawing/verification (penarikan
mengambil materi kesimpulan).
penjumlahan dan pengurangan
karena ini merupakan materi Adapun desain penelitian dapat
awal dalam pembelajaran digambarkan sebagai berikut :
matematika yang diajarkan
dikelas VIII dan juga
kebanyakan siswa belum
memahami tentang materi
tersebut. Oleh karena itu,
peneliti melakukan penelitian
tindakan kelas pada materi
penjumlahan dan pengurangan
bilangan dua angka yang
menjadi masalah siswa dan
juga sesuai dengan media Gambar 4. Bagan Siklus dimodifikasi dari
Model Kemmis dan Mc. Taggart (sumber :
pembelajaran yang digunakan Arikunto, dkk, 2010)
DAFTAR PUSTAKA