Anda di halaman 1dari 7

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TUNARUNGU KELAS

VIII MELALUI MEDIA PAPAN MAGNET PADA MATA PELAJARAN


MATEMATIKA DI SLB BINA WIYATA PUTRA SITUBONDO
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

ELYANA AYU SURAYA, S.Pd

Abstrak : Anak tunarungu adalah anak yang memilki gangguan pendengaran,


sehingga memilki keterbatasan dalam menerima maupun menyampaikan
informasi. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kemampuannya dalam memahami
pelajaran, termasuk pemahaman matematika. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan berhitung anak tunarungu. Subyek penelitian adalah
siswa Tunarungu kelas VIII di SLB Bina Wiyata Putra Situbondo Tahun Pelajaran
2000/2021 yang berjumlah 6 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah tes, observasi dan dokumentasi. Data analisis dengan menggunakan
analisis deskriptif kuantitatif. Hasil yang diperoleh setelah penggunaan media
papan magnet pada hasil siklus I dan II, yang sebelumnya siklus I yang mendapat
nilaimata p 5,0 satu siswa; 5,5 satu siswa; 6,50 satu siswa; nilai 7 dua siswa dan
nilai 8 satu siswa,sedangkan ada siklus II siswa yang mendapat nilai 7,5 dua
siswa, yang mendapat nilai 8 dua siswa dan nilai 8,5 dua siswa, sehingga
menunjukkan peningkatan kemampuan berhitung siswa tunarungu kelas VIII di
SLB Bina Wiyata Putra Situbondo. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa melalui pembelajaran dengan menggunakan media papan
magnet dapat meningkatkan kemampuan berhitung siswa tunarungu kelas VIII di
SLB Bina Wiyata Putra Situbondo.
Kata kunci : Media Papan Magnet, Motivasi Belajar, Anak Tunarungu

PENDAHULUAN
Mufti salim dalam Sutjihati, karena itu, memerlukan layanan
Somantri (2006:93) mengemukakan pendidikan khusus.
bahwa anak tunarungu adalah anak Ketunarunguan tidak hanya
yang mengalami kekurangan atau terbatas pada kehilangan pendengaran
kehilangan kemampuan mendengar sangat berat melainkan juga mencakup
yang disebabkan oleh kerusakan atau seluruh tingkat kehilangan
tidak berfungsinya sebagian atau pendengaran dari tingkat ringan,
seluruh alat pendengaran sehingga sedang, berat dan sangat berat. Dengan
mengalami hambatan dalam hilangnya fungsi pendengaran, anak
perkembangan bahasanya. Oleh tunarungu mengalami hambatan dalam
menerima informasi yang datang
melalui indera pendengaran sehingga tersusun secara beraturan,
membawa dampak pada logis, berjenjang dari yang
perkembangan kemampuan lisan paling mudah hingga yang
maupun tulisan. paling rumit. Dalam belajar
Maka dapat disimpulkan matematika seorang guru perlu
bahwa anak tunarungu yaitu anak yang untuk menciptakan situasi dan
mengalami gangguan pendengaran, suasana dimana siswa dapat
baik kehilangan kemampuan aktif, kreatif, dan responsif
mendengar sebagian atau seluruhnya pada lingkungan sekitar, salah
disebabkan ketidak berfungsian satunya dengan menggunakan
sebagian atau seluruh indera media pembelajaran untuk
pendengaran yang mengakibatkan memotivasi siswa dalam
perkembangan bahasanya terhambat belajar matematika tersebut.
serta membutuhkan layanan Menurut Bruner belajar
pendidikan khusus. matematika adalah belajar
Pada umumnya anak tunarungu mengenai konsep-konsep dan
secara potensial sama dengan anak struktur-struktur matematika
normal, tetapi fungsi perkembangan yang terdapat didalam materi
kognitif anak tunarungu dipengaruhi yang dipelajari serta mencari
oleh tingkat kemampuan hubungan antara konsep-
berbahasanya, keterbatasan informasi, konsep struktur-struktur
dan kurangnya daya abstraksi anak. matematika itu. Bruner melalui
Akibatnya dapat menghambat proses teorinya mengungkapkan
pencapaian pengetahuan yang lebih bahwa dalam proses belajar
luas. Dengan demikian perkembangan anak baiknya diberi
intelegensi secara fungsional memanipulasi benda-benda
terhambat. atau alat peraga yang
Hakikat dari proses dirancang secara khusus dan
pembelajaran adalah belajar, dapat diotak-atik oleh siswa
salah satunya belajar dalam memahami konsep
matematika. Matematika matematika.
adalah suatu pelajaran yang
Menurut pendapat menjelaskan materi pelajaran
Hamalik (Arsyad, 2013:19) matematika kebanyakan
bahwa “Pemakaian media mereka hanya diam. Demikian
pembelajaran dalam proses juga ketika guru memberikan
belajar mengajar dapat pertanyaan, sebagian besar
membangkitkan keinginan dan siswa hanya diam tanpa
minat yang baru, komentar. Fakta ini dilatar
membangkitkan motivasi, dan belakangi oleh proses belajar
rangsangan kegiatan belajar, mengajar matematika yang
dan bahkan membawa dilakukan dengan hanya
pengaruh-pengaruh psikologis menggunakan media papan
dalam diri peserta didik”. tulis tanpa ada media lain yang
Sedangkan menurut Arsyad dapat meningkatkan motivasi
(2013:25) bahwa “Fungsi belajar siswa, karena proses
media untuk tujuan instruksi belajar mengajar yang
dimana informasi yang dilakukan hanya dengan media
terdapat dalam media itu harus itu tanpa ada variasi lain
melibatkan siswa baik dalam membuat siswa menjadi jenuh
benak atau mental maupun dan bosan.
dalam bentuk aktivitas yang Apalagi pelajaran
nyata sehingga pembelajaran matematika yang sebagian
dapat terjadi”. besar menjadi momok bagi
Fakta yang terjadi di siswa, oleh karena itu guru
lapangan menunjukkan bahwa diharapkan dapat
siswa tunarungu sedang kelas menggunakan media yang
VIII , bersikap pasif, sunyi, menarik bagi siswa sehingga
bosan saat proses belajar- dapat meningkatkan motivasi
mengajar dikelas, motivasi belajar siswa. Motivasi
belajar siswa rendah. merupakan faktor yang sangat
Khususnya selama penting dalam belajar, tanpa
pembelajaran matematika adanya motivasi seorang siswa
berlangsung. Ketika guru menjadi malas dalam
melakukan aktivitas belajar, ringan dengan interaksi
seorang siswa yang magnet.
mempunyai intelegensi tinggi Tujuan penggunaan
pun belum tentu berhasil bila media ini, untuk meningkatkan
tidak ada yang memotivasi motivasi siswa dalam belajar
dalam proses belajar mengajar. matematika, karena papan ini
Pemberian motivasi sejalan memiliki fungsi ganda yaitu
dengan apa yang ada dalam sebagai papan tulis, papan
psikologi belajar yang disebut tempel dan juga sebagai
dengan “Law of Happines”, memproyeksikan film atau
yaitu prinsip yang slide. Dengan menggunakan
mengutamakan suasana yang media tersebut, motivasi siswa
menyenangkan dalam belajar dapat meningkat, karena
dengan cara menggunakan ditunjang dengan bentuk
media pembelajaran. medianya yang lucu, konkret
Salah satu cara yang dan juga angka yang
dapat memotivasi siswa seusia mempunyai bermacam-macam
sekolah dasar dalam proses warna, sehingga menimbulkan
belajar mengajar yaitu dengan proses belajar yang aktif,
menggunakan media dalam kreatif dan menyenangkan.
proses pembelajaran. Media Penelitian sebelumnya
bentuk papan seperti Media dengan menggunakan media
Papan Magnet merupakan papan magnet meneliti tentang
salah satu media yang akan hasil belajar siswa kelas Ib
digunakan guru dalam SDN Balasklumprik I/434
pembelajaran matematika. Surabaya, menunjukkan
Papan magnet adalah sebilah adanya peningkatan dari siklus
papan yang dibuat dari lapisan I ke siklus II. Hal ini dapat
email putih pada sebidang dilihat dari hasil pengamatan
logam, sehingga aktivitas peneliti dari 58,75
permukaannya dapat menjadi 78,75 yang mengalami
ditempelkan benda-benda peningkatan sebesar 20,
sedangkan untuk tes hasil Kelas kolaboratif. Jumlah subyek
belajar siswa siklus I penelitian adalah 6 siswa dan lokasi
memperoleh 62,78 menjadi penelitian di SMPLB Bina Wiyata
81,67 mengalami peningkatan Putra Situbondo. Tehnik pengumpulan
sebesar 18,89. data menggunakan metode tes,
Perbedaan dengan observasi dan dokumentasi. Analisis
penelitian ini adalah meneliti data menggunakan data reduction
motivasi belajar siswa (reduksi data), data display (penyajian
sedangkan penelitian dahulu data), dan conclusion
tentang hasil belajar. Peneliti drawing/verification (penarikan
mengambil materi kesimpulan).
penjumlahan dan pengurangan
karena ini merupakan materi Adapun desain penelitian dapat
awal dalam pembelajaran digambarkan sebagai berikut :
matematika yang diajarkan
dikelas VIII dan juga
kebanyakan siswa belum
memahami tentang materi
tersebut. Oleh karena itu,
peneliti melakukan penelitian
tindakan kelas pada materi
penjumlahan dan pengurangan
bilangan dua angka yang
menjadi masalah siswa dan
juga sesuai dengan media Gambar 4. Bagan Siklus dimodifikasi dari
Model Kemmis dan Mc. Taggart (sumber :
pembelajaran yang digunakan Arikunto, dkk, 2010)

dalam penelitian ini, yakni


HASIL DAN PEMBAHASAN
media papan magnet.
1) Siklus I
Dari hasil siklus 1 diketahui bahwa
METODE PENELITIAN
ada peningkatan kemampuan
Metode penelitian yang
berhitung siswa tunarungu, Namun
digunakan adalah Penelitian Tindakan
belum memenuhi target yang telah gi
ditetapkan. Nilai 4,8 6,58 8,00 Mening
Rata- 8 kat 3,12
Nilai Pretes dan Postes Siklus 1 rata
Nomor Urut Nilai Nilai
Reponden Pretes Postes Setelah penulis
1 5,50 6,50
melakukan penelitian pada
2 6,25 7,25
3 2,25 5,5 siklus 1 dan siklus 2 terhadap 6
4 6,75 8,0 responden maka dapat
5 5,00 7,00
6 3,50 5,00 disampaikan hasil penelitian
sebagai berikut: Hasil
2) Siklus II penelitian siklus 1, dari nilai
Pelaksanaan siklus ke-dua ini pretes diperoleh nilai terendah
mengacu dari hasil pelaksanaan siklus 2,25; tertinggi 6.75; rata-rata
pertama. Adapun hasil yang dicapai 4,88 dari postes siklus 1
oleh siswa pada siklus ke-dua diperoleh nilai terendah 5,0;
mengalami pencapaian yang optimal. tertinggi 8,0; rata- rata 6,58
Seluruh siswa mencapai kenaikan dari nilai postes siklus 2
target yang ditetapkan yaitu 2,00. diperoleh nilai terendah 7,5;
Nomor Urut Nilai Nilai tertinggi 8,5; rata- rata postes
Reponden Pretes Postes
1 5,50 7,50 ke postes 8,0. Dengan
2 6,25 8,5 demikian dapat penulis
3 2,25 7,5
4 6,75 8,5 sampaikan hasil penelitiaan
5 5,00 8,00 mengalami peningkatan nilai
6 3,50 8,00
rata-rata sebesar 1,70 dari
pretes ke siklus 1 sedangkan
Hasil Rekapitulasi Nilai Pretes (Postes
dari nilai rata-rata pretes ke
Siklus 1 dan Postes Siklus 2)
postes siklus 2 mengalami
No. Nil Nilai Nilai Keteran
Urut ai postt postt gan peningkatan sebesar 3,12.
Respon Pret est 1 est 2
Dengan demikian
den es
Nilai 2,2 5,00 7,50 Mening penelitian yang penulis
Terend 5 kat 5,25
lakukan dikatakan berhasil
ah
Nilai 6,7 8,00 8,50 Mening karena nilai rata-rata sebelum
Terting 5 kat 1,75 dilakukan tindakan dan setelah
dilakukan tindakan berupa matematika khususnya materi
Media papan magnet tentang pelajaran matematika
mengalami peningkatan yang materi penjumlahan dan
signifikan atau bermakna. pengurangan bilangan dua
Dari hasil penelitian angka dapat meningkatkan
pada siklus ke-1, dan siklus ke- nilai hasil belajar.
2, dapat dikemukakan bahwa
pembelajaran matematika SIMPULAN
khususnya materi tentang Berdasarkan hasil
pelajaran matematika materi analisis data dan hasil
penjumlahan dan pengurangan penelitian di atas, maka penulis
bilangan dua angka jika dapat mengambil kesimpulan
menggunakan Media papan bahwa menggunakan Media
magnet dapat menarik papan magnet dapat
perhatian, menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar
memotivasi siswa Tunarungu dalam pembelajaran
kelas VIII di SLB Bina Wiyata matematika pokok bahasan
Putra Situbondo Tahun penjumlahan dan pengurangan
Pelajaran 2020/2021, dengan bilangan dua angka bagi siswa
menggunakan Media papan tunarungu kelas VIII di
magnet pada pembelajaran SMPLB Bina Wiyata Putra
Situbondo.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai