Anda di halaman 1dari 25

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Upaya meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran matematika


materi penjumlahan dan pengurangan kelas II di SDN Patean II melalui media
pembelajaran stik berwarna

Disusun oleh :
Raudatul Jannah
717720094

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peranan besar dalam memajukan suatu Negara. Dengan
adanya pendidikan maka kita sebagai manusia nantinya akan dapat berpartisipasi
dalam membangun bangsa dan Negara menjadi lebih baik, sehingga mampu bersaing
secara global. Oleh karena itu pendidikan juga harus didukung dengan adanya sarana
dan prasarana yang mendukung, juga ketertarikan siswa dalam kegiatan pembelajaran
harus diperhatikan agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat terwujud,
ketertarikan siswa dalam belajar juga tidak terlepas dari adanya pengunaan media
pembelajaran yang menarik. Menurut Sukiman (2012 : 29) media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim
kepenerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta
kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka
mecapai tujuan pembelajaran secara efektif.
Akan tetapi masih banyak ditemukan di berbagai tingkat pendidikan terutama di
tingat sekolah dasar kebanyakan masih menggunakan media pembelajaran yang
terbatas. Dimana seharusnya media pembelajaran ini mampu menarik minat belajar
siswa, namun kenyataannya siswa masih kurang tertarik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran, hal tersebut dipengaruhi oleh penggunaan media pembelajaran yang
belum mendukung, meskipun masih ada beberapa pembelajaran yang menggunakan
media pembelajaran tapi permasalahan yang ditemukan adalah media pembelajaran
yang ditampilakan kurang menarik sehingga minat belajar siswa rendah.
Menurut Gunarsa ( 1990:68) bahwa minat adalah “sesuatu yang pribadi dan
berhubungan dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan
minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan
seseorang giat melakukan sesuatu menuju yang telah menarik minatnya”. Dari
pengertian tersebut jelas bahwa seseorang yang mempunyai minat pada sesuatu apa
saja akan memotivasi orang tersebut untuk berbuat dalam rangka memenuhi
minatnya.
Akan tetapi berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas II SDN Patean II
diketahui bahwa siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika minat belajar
siswa rendah. Hal ini bisa dilihat saat pembelajaran sedang berlangsung siswa tidak
memperhatikan guru dan malah berbicara dengan teman sebelahnya atau melakukan
aktifitas lain dan kurang memperhatikan pelajaran yang sedang berlangsung. Hal ini
disebabkan karena materi yang disampaikan kurang menarik atau bisa dikatakan guru
yang mengajar cenderung monoton, karena Guru kelas II SDN Patean II
menyampaikan materi dengan metode ceramah dan latihan soal. Oleh karena itu perlu
adanya tampilan media yang menarik agar tercapai kegiatan pembelajaran yang
kondusif dan diminati siswa.
Untuk mengatasi hal tersebut maka disini peneliti membuat media pembelajaran
Stik berwarna. Media stik berwarna ini akan dibuat semenarik mungkin dengan
warna-warni yang indah, jika dipakai dalam pembelajaran selain dapat memudahkan
guru dalam penyampaian materi di kelas, juga dapat meningkatkan minat atau
menarik perhatian peserta didik lebih karena sifatnya yang unik dan menarik
Kemudian dengan minat belajar yang tinggi dapat mengakibatkan hasil belajar yang
baik, yakni dengan adanya dorongan motivasi dalam diri peserta didik sendiri
(Nurhasanah, 2016).
Dan melalui wawancara langsung kepada beberapa siswa, siswa lebih menyukai
belajar dengan menggunakan media pembelajaran. Sesuai dengan kondisi siswa yang
ada, dari sinilah muncul gagasan untuk membuat media pembelajaran stik berwarna
tersebut, di angkatnya media pembelajaran ini karena penyajiannya yang menarik dan
sangat mudah dipahami oleh siswa, dan dengan digunakannya media pembelajaran
ini siswa akan lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, karena dengan
menggunakan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa maka
akan tercapai tujuan dalam pembelajaran yang diharapkan.
Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul
“Upaya meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran matematika materi
penjumlahn dan pengurangan kelas II di SDN Patean II melalui media pembelajaran
stik berwarna”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditarik rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan media pembelajaran stik berwarna untuk meningkatkan
minat belajar siswa di SDN Patean II materi penjumlahan dan pengurangan pada
mata pelajaran Matematika ?
2. Apakah penggunaan media stik berwarna dapat meningkatkan minat belajar siswa
kelas II SDN Patean 2 khususnya materi penjumlahan dan pengurangan pada mata
pelajaran Matematika?
3. Bagaimana peningkatan minat belajar siswa di SDN Patean II pada materi
penjumlahan dan pengurangan mata pelajaran Matematika?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka adapun tujuan penelitian yang dapat
ditarik sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan media pembelajaran stik berwarna untuk
meningkatkan minat belajar siswa di SDN Patean II materi penjumlahan dan
pengurangan pada mata pelajaran Matematika.
2. Untuk mengetahui apakah penggunaan media stik berwarna dapat meningkatkan
minat belajar siswa kelas II SDN Patean 2 khususnya materi penjumlahan dan
pengurangan pada mata pelajaran Matematika.
3. Untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa di SDN Patean II pada materi
penjumlahan dan pengurangan mata pelajaran Matematika.

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan
mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang cara meningkatkan
minat belajar siswa menggunakan media pembelajaran.
2. Bagi guru
Dapat menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran tentang cara
meningkatkan minat belajar siswa khususnya menggunakan media pembelajaran.
3. Bagi siswa
Siswa sebagai subyek penelitian, diharapkan dapat memperoleh pengalaman
langsung mengenai pembelajaran secara aktif, kreatif dan menyenangkan
menggunakan media pembelajaran. Dan siswa dapat tertarik mempelajari
matematika sehingga minat belajar siswa dapat meningkat.
4. Bagi sekolah
Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program pembelajaran serta
menentukan media pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan minat belajar
anak.

E. Definisi Operasional Variabel


Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu Media pembelajaran stik berwarna
sebagai variabel bebas (variabel X) dan Minat belajar siswa sebagai variabel terikat
(variabel Y). Untuk mengarahkan peneliti pengambilan data maka perlu adanya
batasan operasional dalam penelitian, yakni :
1. Media Pembelajaran Stik berwarna
Media pembelajaran stik berwarna merupakan media pembelajaran yang
menggunakan stik es krim sebagai alat penyampaian materi yang mudah dipahami
dalam pembelajaran. Stik es krim ini nantinya akan di cat dengan warna-warna yang
indah sehingga siswa akan lebih tertarik untuk menggunakannya. Stik berwarna ini
akan digunakan untuk menghitung jumlah dari materi penjumlahan dan pengurangan
tersebut. Dengan penggunaan stik berwarna ini maka kegiatan belajar mengajar akan
lebih menyenangkan.
2. Minat belajar siswa
Minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu yang timbul
karena kebutuhan, yang dirasa atau tidak dirasakan atau keinginan hal tertentu. Minat
dapat diartikan kecenderungan untuk dapat tertarik atau terdorong untuk
memperhatikan seseorang sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu
(Lockmono, 1994).
Minat belajar siswa ini dapat dilihat dari siswa yang menjadi lebih antusias dalam
mengikuti pembelajaran dari pada sebelum menggunakan media pembelajaran, siswa
dapat mengikuti pembelajaran dengan baik selama proses belajar mengajar
berlangsung, siswa menjadi lebih aktif dan ceria pada saat pembelajaran berlangsung,
dan siswa tidak bermalas-malasan lagi pada saat proses pembelajaran berlangsung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN RENCANA TINDAKAN

A. Deskripsi Teori
1. Minat Belajar Siswa
Menurut Kartono (1995), minat merupakan moment-moment dari kecenderungan
jiwa yang terarah secara intensif kepada suatu obyek yang dianggap paling efektif
(perasaan, emosional) yang didalamnya terdapat elemen-elemen efektif (emosi) yang
kuat. Minat juga berkaitan dengan kepribadian. Jadi pada minat terdapat unsur-unsur
pengenalan (kognitif), emosi (afektif), dan kemampuan (konatif) untuk mencapai
suatu objek, seseorang suatu soal atau suatu situasi yang bersangkutan dengan diri
pribadi (Buchori, 1985)
Pengertian Minat Belajar Siswa Menurut Para Ahli - Menurut Hardjana (1994),
minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu yang timbul
karena kebutuhan, yang dirasa atau tidak dirasakan atau keinginan hal tertentu. Minat
dapat diartikan kecenderungan untuk dapat tertarik atau terdorong untuk
memperhatikan seseorang sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu
(Lockmono, 1994).
Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari keikutsertaan
dalam suatu kegiatan. Karena itu minat belajar adalah kecenderungan hati untuk
belajar untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha,
pengajaran atau pengalaman (Hardjana, 1994).
Menurut Gie (1998), minat berarti sibuk, tertarik, atau terlihat sepenuhnya dengan
sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu. Dengan demikian, minat
belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seorang siswa dengan segenap kegiatan
pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai
pemahaman tentang pengetahuan ilmiah yang dituntutnya di sekolah.
Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap
biologi akan mempelajari biologi dengan sungguh-sungguh seperti rajin belajar,
merasa senang mengikuti penyajian pelajaran biologi, dan bahkan dapat menemukan
kesulitan–kesulitan dalam belajar menyelesaikan soal-soal latihan dan praktikum
karena adanya daya tarik yang diperoleh dengan mempelajari biologi. Siswa akan
mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Minat berhubungan erat dengan
motivasi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat, sehingga
tepatlah bila minat merupakan alat motivasi. Proses belajar akan berjalan lancar bila
disertai minat. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat siswa agar pelajaran
yang diberikan mudah siswa mengerti (Hasnawiyah, 1994).
Berdasarkan hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa kurangnya minat
belajar dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang tertentu,
bahkan dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru (Slameto, 1995).
Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam studi.
Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengenai salah satu sebab utama dari
kegagalan studi para pelajar menunjukkan bahwa penyebabnya adalah kekurangan
minat (Gie, 1998).
2. Penjumlahan dan pengurangan
a. Penjumlahan
Pejumlahan adalah menggabungkan jumlah dua atau lebih angka sehingga menjadi
angka yang baru. Angka baru tersebut beranggotakan semua jumlah anggota angka
pembentuknya. Dalam bahasa inggris bilangan yang dijumlahakan disebut dengan
“addens“.
b. Pengurangan
Pengurangan (subtraction) adalah operasi dasar matematika yang digunakan untuk
mengeluarkan beberapa angka dari kelompoknya. Operasi pengurangan merupakan
kebalikan dari operasi penjumlahan. Operasi pengurang dilambangkan dengan tanda
minus ” – “ dalam notasi infix.
3. Media Pembelajaran
Media Pembelajaran diartikan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.
Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa
media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-
dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Pengertian media pembelajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan
untuk untuk membantu menyampaikan materi pelajaran dalam proses belajar
mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan tujuan pembelajaran yang sudah
dirumuskan.
Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media pengajaran,
yang meliputi (Hamalik, 1994 : 6)
• Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar
mengajar;
• Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan;
• Seluk-beluk proses belajar;
• Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan;
• Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran;
• Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
• Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan;
• Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran;
• Usaha inovasi dalam media pendidikan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada
umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’,
‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Kedudukan Media dalam Pembelajaran.
Kedudukan media dalam komponen pembelajaran sangat penting bahkan sejajar
dengan metode pembelajaran, karena metode yang digunkan dalam proses
pembelajaran biasanya akan menuntut media apa yang dapat diintegrasikan dan dapat
diadaptasikan dengan kondisi yang dihadapi. Maka, kedudukan media dalam suatu
pembelajaran sangatlah penting dan menentukan (Zahra Mustika, 2015).
Dalam proses pembelajaran terdapat tingkatan proses aktivitas yang melibatkan
keberadaan media pembelajaran, yaitu:
a. Tingkat pengolahan informasi
b. Tingkat penyampaian informasi
c. Tingkat penerimaan informasi
d. Tingkat pengolahan informasi
e. Tingkat respons dari siswa.
f. Tingkat diagnosis dari guru.
g. Tingkat penilaian
h. Dan tingkat penyampaian hasil.
Terjadinya pengalaman belajar yang bermakna ini tidak terkepas dari peran media,
terutama dari kedudukan dan fungsinya. Secara umum media mempunyai kegunaan:
a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra.
c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber
belajar.
d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,
auditori, dan kinestetiknya.
e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman menimbulkan
persepsi yang sama.
(Zahra Mustika, 2015).
Peranan media dalam proses pembelajaran dapat ditempatkan sebagai berikut:
a. Alat untuk memperjelas bahan pembelajaran pada saat guru menyampaikan
pelajaran. Dalam hal ini media digunakan guru sebagai varial penjelasan verbal
mengenai bahan pembelajaran.
b. Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut oleh
para siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat menempatkan media
sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belaja siswa.
c. Sumber belajar bagi siswa, artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang
harus dipelajari para siswa baik secara individual maupun kelompok. Dengan
demikian, akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan mengajarnya.
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut
Media Pembelajaran.
Manfaat Media Dalam Pembelajaran
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah
metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan
salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang
sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam
memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan
siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk
karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi
utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh
guru.
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar
interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan
efisien. Tetapi secara lebh khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci
Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam
pembelajaran yaitu :
a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
h. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Selain beberapa manfaat media seperti yang dikemukakan oleh Kemp dan Dayton
tersebut, tentu saja kita masih dapat menemukan banyak manfaat-manfaat praktis
yang lain. Manfaat praktis media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar
sebagai berikut :
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga
dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung
antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-
sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu
d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya
interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui
karya wisata. Kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.
Fungsi Media Pembelajaran
Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah
audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional
materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia
pendidikan nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media
pembelajaran). Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf
“e” merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat
elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web
sebagai bahan ajar online.
Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya
media visual, yaitu:
1. Fungsi atensi,
2. Fungsi afektif,
3. Fungsi kognitif,
4. Fungsi kompensatoris.
1. Fungsi Atensi
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada
awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu
merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka
tidak memperhatikan. Media gambar khususnya gambar yang diproyeksikan melalui
overhead projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada
pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk
memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.
1. Fungsi Afektif
Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau
membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah
emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah social atau
ras.
1. Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaiaan
tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung
dalam gambar.
1. Fungsi Kompensatoris
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa
media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa
yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk
mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi
pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28), dapat memenuhi tiga
fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau
kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu :
1. Memotivasi minat atau tindakan,
2. Menyajikan informasi,
3. Memberi instruksi.
Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan
dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat
dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung
jawab, melayani secara sukarela, atau memberikan subangan material). Pencapaian
tujuan ini akan memperngaruhi sikap, nilai, dan emosi.
Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka
penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat
amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar
belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi.
Ketika mendengar atau menonton bahan informasi, para siswa bersifat pasif.
Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau
ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada perasaan tidak/kurang
senang, netral, atau senang.
Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam
media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam
bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus
dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip
belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Di samping menyenangkan,
media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan
memenuhi kebutuhan perorang siswa.
Kriteria Pemilihan Media
1. Sesuai Dengan Tujuan yang Akan Dicapai
Dalam pembelajaran tentu saja memiliki tujuan yang hendak dicapai. Oleh sebab
itu, dengan kehadiran media maka diharuskan agar dapat mendukung ketercapaian
atas tujuan itu sebagai media komunikasi modern. Media diharapkan mampu
membawa proses pembelajaran kepada tujuannya. Dengan demikian maka tidak akan
ada tumpang tindih atau kepentingan lain yang kemudian dapat mempengaruhi dalam
pencapaian tujuan.
Media pembelajaran yang dipilih haruslah mampu mendukung proses belajar
dalam mencapai tujuannya. Sehingga dengan demikian maka akan didapatkan
kesinambungan dan konektivitas antar keduanya. Jika tidak bisa memenuhi hal
tersebut, maka tentunya media tersebut tidak bisa dijadikan sebagai media
pembelajaran. Sehingga tentunya harus mencari media jenis lain yang lebih sesuai.
2. Karakteristik Media yang Akan Digunakan Sesuai dengan Proses Pembelajaran
Media pembelajaran yang akan digunakan harusla memiliki kriteria yang sesuai.
Sebab jika tidak sesuai maka tentu akan bisa menghambat proses pembelajaran itu
sendiri. Karenanya pada tahapan awal ini anda harus memahami dengan benar
karakteristik media pembelajaran yang akan digunakan. Tentunya ketidak sesuaian
karakteristik akan bisa memicu ketidakcocokan dengan proses pembelajaran itu
sendiri.
3. Mampu Mendukung Isi dan Bahan Pembelajaran
Media pembelajaran harus mempu mendukung isi serta bahan pembelajaran.
Sebab tanpa dukungan tersebut pastinya proses pembelajaran akan sama saja dengan
atau tanpa menggunakan media dalam komunikasi kepemimpinan . Untuk
menjadikan media pembelajaran sesuai dengan kriteria maka dukungan terhadap isi
materi dan bahan pembelajaran haruslah terpenuhi. Jika tidak memenuhi unsur
tersebut maka sebaiknya jangan menggunakan media pembelajaran tersebut. Sebab
jika tetap digunakan maka tentu hasilnya tidak akan bisa sesuai dengan apa yang
diharapkan.
4. Media Mudah Diperoleh
Selain kriteria sebelumnya sangat penting untuk memperhatikan bagaimana
kemudahan media dapat diperoleh. Sebab resiko kerusakan terhadap media
pembelajaran dapat selalu terjadi. Sehingga pasti anda harus menemukan pengganti
media yang baru.
Oleh sebab itu, maka sangat penting untuk mengingat bagaimana kemudahan
dalam memperoleh media, tentunya jika kemudian terjadi kerusakan dan penggantian
maka akan dapat lebih mudah memperoleh media pengganti.
5. Kemudahan Dalam Pengaksesan
Media pembelajaran juga harus memenuhi kriteria yakni dalam kemudahan
pengaksesan sebagai salah satu penyebab keberhasilan dalam komunikasi. Sebab hal
ini menjadi penting karena akan berkaitan langsung dengan skill atau keahlian para
penggunanya. Sebab media pembelajaran tidak akan dapat digunakan jika para
penggunanya tidak bisa menguasai bagaimana cara mengakses media tersebut. Tentu
saja hal ini menjadi masalah baru, bukannya menyelesaikan masalah namun justru
media pembelajaran yang sukar diakses akan menimbulkan masalah baru.
Kesukaran media diakses akan membuat penggunanya tidak akan bisa
memanfaatkan media yang ada dengan baik. Media yang justru harusnya membantu
proses pembelajaran.
Malah dapat membuat proses pembelajaran tidak berjalan dengan optimal sebab
penggunanya tidak bisa mengakses atau menggunakannya. Otomatis hal ini akan
menjadi munazir dan hal yang sia-sia, sebab harusnya para pengguna mendapat
manfaatnya hal ini malah kebalikannya.
6. Penggunaan Tidak Memakam Waktu yang Lama
Selain itu, media pembelajaran harus dapat bersifat efisien sebagai proses
komunikasi efektif. Dalam hal ini, media yang digunakan tidak membutuhkan waktu
yang lama dalam persiapannya. Sebab beberapa media pembelajaran yanh lama atau
kuninmalah bisa memperlambat proses pembelajaran dikarenakan memerlukan waktu
yang lama dalam hal persiapan. Tentu saja hal ini malah akan menjadi kerugian
dalam proses belajar itu sendiri, sebab waktu yang barusnya langsung bisa dipakai
untuk belajar malah termakan oleh persiapan media yang lama.
7. Kesesuaian Media Pembelajaran dengan Cara Berfikir Siswa
Perlu juga ditegaskan bahwa media pembelajaran haruslah memiliki kesesuaian
dengan cara berfikir para siswa dalam komunikasi organisasi . Sebab tanpa hal
tersebut maka siswa tidak akan bisa menerima apa yang diberikan oleh media
pembelajaran. Kesesuaian tersebut akan bisa menarik minat para siswa untuk lebih
menyukai sekaligus mengemari proses belajar. Jangan sampai penggunaan media
pembelajaran malah bisa menurunkan minat belajar siswa. Sebaliknya jika dikaitkan
dengan tujuan awal penggunaan media. Harusnya media mampu mengubah mindset
siswa untuk lebih tertarik lagi dengan proses pembelajaran. Jika hal yang sebaliknya
malah terjadi tentunya media pembelajaran tidak bisa digunakan. Sebab media
pembelajaran tersebut tidak dapat memenuhi kriteria sebagai media pembelajaran
yang efektif.
8. Sesuai Dengan Situasi dan Kondisi Lingkungan
Yang dimaksud dalam poin ini adalah, media pembelajaran yang digunakan harus
sesuai dengan sitiasi dan kondisi. Anda tidak bisa menggunakan media yang
membutuhkan tenaga listrik ada tempat belajar yang tidak tersedia listrik. Atau
sebaliknya anda tidak bisa menggunakan media yang canggih di sekolah pedesaan
yang notabene minim pengetahuan akan teknologi. Agar media pembelajaran dapat
dimanfaatnkan dengan baik maka harusnya disesuaikan penggunaannya dengan
kondisi dan situasi pembelajaran yang dilakukan.
9. Sesuai dengan Kemampuan Para Pengajar
Paling penting dalam kriteria enod pembelajaran yang tepat adalah tentunya wajib
disesuaikan dengan kemampuan para pengajar dalam proses komunikasi dalam
organisasi . Sebab secangih apapun sebuah media pembelajaran jika user atau
pemggunanya tak mampu mengunakannya secara optimal. Maka manfaat yang
seharusnya diperoleh tidak akan bisa didapatkam secara optimal. Dengan demikian
maka harus terdapat konektifitas antara skill user dan media pembelajaran yang akan
digunakan.
10. Efektifitas Penggunaan Media dalam Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan harus memenuhi kriteri berupa efektifitas
penggunaan. Dalam hal ini aspek waktu, skill pengguna harus bisa disesuaikan agar
media dapat digunakan scara efektif. Tentunya penggunaan media yang efektif dalam
proses pembelajara akan bisa memaksimalkan dan mengoptimalkan hasil
pembelajaran. Dengan demikian maka dapat dikatakan media mampu memenuhi
kriteria sebagai media pembelajaran yang tepat.
Media pembelajaran Stik berwarna
Media pembelajaran stik berwarna ini merupakan media pembelajaran yang dapat
mempermudah anak dalam memahami materi pembelajaran terutama pada materi
penjumlahan dan pengurangan, media ini dapat menarik minat siswa dalam belajar
karna dalam penyajiannya yang menarik. Dengan penggunaan media dalam
pembelajaran maka siswa akan lebih mudah dalam mengingat pembelajaran karna
bentuknya yang konkrit dan tidak abstrak. Media pembelajaran stik berwarna ini
dikelompokkan dalam jenis media pembelajaran visual diam karena sifatnya yang
hanya dapat dilihat.
Media Visual (Daryanto, 1993:27), artinya semua alat peraga yang digunakan
dalam proses belajar yang bisa dinikmati lewat panca-indera mata. Media visual
(image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses
belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.
Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara
isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan.
Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol visual. Selain itu,
fungsi media visual adalah untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,
menggambarkan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan jika tidak
divisualkan.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berfokus pada penggunaan media
pembelajaran pada materi menghitung yang telah di lakukan sebelumnya, penelitian
tersebut antara lain di lakukan oleh:
1. Ramayulis (2018) penelitiannya berjudul “PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR
UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PKN SISWA KELAS II SD
NEGERI 157 PEKANBARU” Persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama
menggunakan media pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam
pembelajaran. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Ramayulis (2018)
dengan penelitian yang akan di lakukan yaitu dari bentuk media yang akan di
gunakan dan mata pelajaran yang juga berbeda.
2. Arif Ilmi (2017) penelitiannya berjudul “MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
SISWA MENGGUNAKANMETODE PEMBELAJARAN TALKING STICK
DENGAN MENEKANKAN TASK ORIENTATION AND INVOLVEMENT
PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI KELAS III
MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 1 TANJUNG JABUNG TIMUR
PROVINSI JAMBI” Persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama untuk
meningkatkan minat belajar siswa. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh
Arif Ilmi (2017) dengan penelitian yang akan di lakukan yaitu Arif Ilmi (2017)
menggunakan mtode pembelajaran sedangkan penelitian yang akan dilakukan
menggunakan media pembelajaran, sasaran kelas yang berbeda, dan juga pada
mata pelajaran yang berbeda.
3. Muhammad Nazmi (2017) penelitiannya berjudul “PENERAPAN MEDIA
ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK
PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA PGII 2 BANDUNG”
Persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan media pembelajaran
untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran. Perbedaan dari
penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Nazmi (2017) dengan penelitian yang
akan di lakukan yaitu dari bentuk media yang akan di gunakan, tingkatan sekolah,
dan mata pelajaran yang juga berbeda.
C. Perencanaan Tindakan
a. Peneliti melakukan observasi ke sekolah. Observasi berguna untuk mendapatkan
gambaran awal kondisi sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu SDN
Patean II. Observasi meliputi kondisi fisik sekolah berupa sarana prasarana
pendukung pembelajaran serta kegiatan pembelajaran matematika di kelas II.
b. Melakukan wawancara terhadap guru matematika serta siswa guna mengetahui
situasi kondisi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut juga
berguna untuk mengetahui bagaimana karakter siswa yang akan dijadikan salah
satu komponen dalam penelitian.
c. Pembuatan surat izin penelitian, dengan tahapan: Peneliti mengurus surat perizinan
dari kampus Universitas Wiraraja ditujukan ke SDN Patean II.
d. Identifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran matematika.
e. Penyusunan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada setiap
tatap muka.
f. Menyiapakan tahapan pembelajaran untuk pelaksanaan tindakan menggunakan
media pembelajaran stik berwarna.
g. Menyiapkan soal untuk tugas kelompok
h. Membuat catatan kejadian selama pembelajaran guna mendokumentasikan
kejadian yang ada.

D. Hipotesis Tindakan
Dengan diterapkannya media pembelajaran stik berwarna dalam proses
pembelajaran, dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran
matematika materi penjumlahan dan pengurangan di SDN Patean II.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
tindakan kelas merupakan bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh pelaku
pendidikan untuk memperbaiki praktik pembelajaran (Kunandar, 2011: 46).
Penelitian tindakan kelas adalah pencermatan terhadap kegiatan belajar mengajar,
berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang
dilakukan oleh siswa (Suharsimi Arikunto, 2006: 3). Penelitian tindakan kelas pada
intinya bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam
peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang langsung dalam interaksi antara guru
dengan siswa yang sedang belajar. Peneliti di sini mengambil konsep pokok
penelitian tindakan menurut Suharsimi Arikunto (2006: 16) terdiri dari empat tahapan
yang lazim dilalui yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Dari uraian di atas dapat digambarkan bagan langkah-langkah PTK sebagai berikut:
Gambar
Dari gambar diatas dapat dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang akan dilakukan
dalam penelitian, yaitu antara lain :
Siklus I
a. Perencanaan
1). Menyusun RPP sesuai meteri pelaksanaan pembelajaran yang akan
dilaksanakan dalam peneltian.
2) Mempersiapkan kelengkapan untuk pembelajaran.
3) Membuat lembar pengamatan.
4) Merancang skenario pembalajaran dengan menggunakan media pembelajaran
stik berwarna
5) Menggali informasi mengenai minat siswa menggunakan media pembelajaran
stik berwarna
b. Tindakan
1) Guru mengacu pada skenario dan RPP yang telah disusun dengan pokok
bahasan yaitu mengenal penjumlahan dan pengurangan.
2) Guru menggunakan media pembelajaran stik berwarna
3) Pelaksanaan tindakan melibatkan guru sebagai kolaboran, siswa, dan peneliti.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observer
mengamati proses pembelajaran dengan lembar pengamatan yang telah disusun. Guru
melakukan evaluasi menggunakan tabel untuk mencatat intensitas keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran.
d. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap hasil siklus I dan mengamati permasalahan
yang muncul dalam pembelajaran, kemudian mendiskusikan hasil tindakan yang telah
dilakukan dapat meningkatkan minat belajar matematika atau belum. Kekurangan
pada siklus I dapat dijadikan pedoman untuk memperbaiki pada siklus berikutnya.
Jika siklus I mencapai indikator keberhasilan, maka siklus II dilakukan untuk
penguatan hasil yang dicapai pada siklus I.
Siklus II
a. Perencanaan
1) Menyusun skenario pembelajaran berdasarkan pada refleksi siklus I.
2) Menyusun RPP dengan memperhatikan pada kelemahan yang ada pada siklus I.
3) Membuat lembar pengamatan.
4) Peneliti menggali informasi tentang minat siswa berdasarkan intensitas serta
keaktifan siswa dalam setiap proses pembelajaran.
b. Tindakan
1) Pembelajaran mengacu pada RPP pokok bahasan yaitu menghitung hasil
penjumlahan dan pengurangan.
2) Guru mengunakan media pembelajaran
3) Pengawasan di kelas diserahkan pada rekan sejawat sebagai observer.
4) Guru mencatat siswa yang aktif selama pembelajaran.
c. Pengamatan
Dalam pengamatan siklus II, observer melakukan pengamatan pada siswa selama
proses pembelajaran melalui lembar pengamatan yang telah disusun peneliti.
d. Refleksi
Peneliti melakukan analisis terhadap data yang telah diperoleh selama tindakan guna
mendapat kesimpulan, apakah hipotesis tindakan telah tercapai atau belum tercapai.
Jika belum tercapai, siklus akan dilanjutkan kembali dengan perbaikan sampai
keberhasilan indikator dapat dicapai yang ditunjukan dengan tercapainya tujuan
penelitian bahwa minat belajar matematika siswa kelas II SDN Patean II mengalami
peningkatan dan mengalami kenaikan prosentase minat siswa yang signifikan, maka
siklus II dijadikan sebagai pemantapan sekaligus penelitian dihentikan.
B. Data dan Sumber Data
1. Data
Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka. Data
merupakan unit informasi yang direkam media yang dapat dibedakan dengan data
lain, dapat dianalisis dan relevan dengan problem tertentu. Adapun data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
b. Hasil wawancara antara peneliti dengan siswa yang dijadikan subyek
penelitian mengenai kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika
c. Hasil dokumentasi yang diperoleh dari pengamatan peneliti selama proses
pembelajaran berlangsung, kegiatan ini bertujuan untuk merekam kegiatan siswa dan
guru dalam proses pembelajaran.
d. Hasil observasi yang diperoleh dari pengamatan teman sejawat dan satu guru
Matematika di sekolah tersebut terhadap aktifitas praktisi dan siswa dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh. Sumber
data dalam penelitian ini ada dua yaitu:
a) Sumber Data Primer
Sumber Data Primer, yaitu Sumber pertama dimana sebuah data dihasilkan. Sumber
data primer dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas II SDN Patean II. Peserta
didik yang diambil sebagai subjek wawancara adalah sebanyak 2 peserta didik. Dua
peserta didik tersebut sebagai sampel yang terdiri dari satu peserta didik yang aktif
dan rajin, dan satu peserta didik yang suka bolos dan pasif didalam kelas. Dari kedua
peserta didik tersebut mempunyai sikap dan pengetahuan yang berbeda, dapat
diketahui tanggapan mereka yang dapat mewakili seluruh peserta didik terhadap
proses pembelajaran yang telah dilakukan. Hal ini menjadi pertimbangan untuk
mengetahui sejauh mana minat belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika
menggunakan media pembelajaran stik berwarna
b) Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yaitu sumber data kedua sesudah sumber data primer. Jenis
data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah absensi siswa dan nilai
raport siswa. Sumber data primer dan sekunder diharapkan dapat berperan membantu
mengungkapkan data yang diharapkan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, angket, wawancara, serta
dokumentasi yang digunakan sebagai berikut ini:
1. Observasi
Suharsimi Arikunto (2002:131) menyatakan observasi adalah suatu kegiatan
pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.
Observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba,
yaitu dengan pengamatan langsung terhadap proses penyaluran materi pembelajaran.
Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi serta situasi ruang kelas yang akan
diteliti. Observasi digunakan untuk melihat pelaksanaan pembelajaran dengan media
pembelajaran serta minat siswa selama proses pembelajaran sejarah. Observasi sangat
sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan konsisi/interaksi belajar
mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok (Wijaya Kusuma, 2010: 66).
2. Angket
Angket adalah instrumen untuk mengumpulkan data yang dilakukan menggunakan
pertanyaan yang harus dijawab oleh orang yang berkaitan dengan angket tersebut.
Variasi jenis instrumen penelitian adalah angket, ceklis, atau daftar centang, pedoman
wawancara, pedoman pengamatan (Suharsimi Arikunto, 2010: 203). Dalam penelitian
ini angket digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan
minat belajar matematika yang diperoleh dari siswa kelas II SDN Patean II
3. Wawancara
Suharsimi Arikunto (2010:126) menyatakan “interview” adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari tes wawancara.
Wawancara atau tanya jawab ini digunakan untuk memperoleh data dan informasi
dari perwakilan siswa kelas II SDN Patean II dan guru mata pelajaran Matematika
mengenai kelebihan dan kendala pembelajaran matematika menggunakan media
pembelajaran stik berwarna.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun data
dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun tak
tertulis (Sukmadinata, 2007: 221). Peneliti menggunakan dokumen terutama yang
berhubungan dengan perangkat pembelajaran untuk menganalisis serta memecahkan
permasalahan yang berkaitan dengan penelitian tindakan kelas ini.
D. Analisis Data
E. Instrumen Penelitian
F. Prosedur Penelitian

Anda mungkin juga menyukai