Anda di halaman 1dari 22

1

Nama : Moh. Sulthon Hayatullah Thoyyib


NPM : 2021301044
Kelas : PAI A2 Semester 5

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF TERHADAP


KONSENTRASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PAI DI SMK 2
IBRAHIMY SUKOREJO

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Konteks Pendidikan bagi Masyarakat zaman sekarang menjadi suatu bagian


yang sangat dibutuhkan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Pentingnya Pendidikan menjadikan seorang manusia dapat tumbuh dan hidup di
tengah lingkungan Masyarakat yang berorientasi pada keselamatan dan kebahagiaan
hidup. Kegiatan pendidikan berfokus pada pengajaran kerangka berpikir peserta didik. 1
Terlebih lagi, di zaman sekarang dengan berkembangnya teknologi turut mengubah
paradigma Pendidikan.

Dalam beberapa tahun terakhir, Pendidikan mulai bergeser secara metode


pembelajaran dan juga pendekatannya. Pendekatan pendidikan sedang mengalami
perubahan besar dari model pembelajaran tradisional yang fokus pada pemberian
transfer pengetahuan pasif ke pendekatan yang lebih maju yang memerlukan
pembelajaran aktif oleh siswa. Pergeseran yang dramatis ini telah menciptakan

1
Sutisno, “Penerapan model pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan niali belajar siswa”
Jurnal PGSD, 2022.
2

kebutuhan akan media pembelajaran yang dapat menarik, mempertahankan, dan


melibatkan siswa dalam pembelajaran aktif..2

Penggunaan media pembelajaran interaktif mampu membuat proses belajar


mengajar menjadi lebih praktis dan efisien. Selain itu, kerumitan bahan ajar juga dapat
disederhanakan melalui perangkat media. Dengan begitu peserta didik akan lebih
mudah mencerna dan memahami materi yang disampaikan. Media pembelajaran
interaktif dapat meliputi berbagai bentuk,seperti aplikasi e-learning, video interaktif,
simulasi, dan permainan edukatif.3

Pemanfaataan media interaktif dalam dunia pendidikan, khususnya


pembelajaran Pendidikan Agama Islam sangat diperlukan. Perkembangan diri siswa
akan keingintahuannya juga tak dapat dibatasi, dan ketertarikan siswa akan minat
belajarnya harus selalu diperhatikan bahkan ditingkatkan. Disinilah peran guru dalam
kelas untuk menumbuhkan minat belajar siswa. Guru dituntut kreatif dan inovatif
dalam mendampingi siswa belajar di kelas. Guru yang baik akan selalu mencari cara
agar siswanya tertarik dan memiliki minat yang tinggi dalam pelajaran yang
diberikannya sehingga memperoleh nilai yang maksimal dari pelajaran tersebut. 4

Seorang guru haruslah memiliki kemampuan yang mumpuni dalam


menyampaikan materi Pelajaran. Agar materi yang disampaikan dapat tercerna dengan
baik, seorang guru harus bisa dan menguasai dalam memanfaatkan media
pembelajaran interaktif untuk memudahkan komunikasi serta dapat meningkatkan
konsentrasi belajar siswa.

Salah satu tantangan Pendidikan di Indonesia dalam meningkatkan kualitas


pembelajaran adalah konsentrasi belajar siswa. Konsentrasi terjadi pada saat seseorang
memfokuskan seluruh panca indra dan pikiran terhadap suatu objek dengan ketajaman

2
Trisna BN, “Perubahan paradigma dan penguatan Pendidikan” Jurnal Pendidikan dan Sains,
2019.
3
Erfan Priyambodo, “Pengaruh Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Web Terhadap Motivasi
Belajar Mahasiswa” Jurnal Kependidikan, Vol 42, 2012, h. 101.
4
Nur Aninda Pratiwi “Pengaruh Media Pembelajaran Interaktif Terhadap Hasil Belajar Bahasa
Indonesia” (Makassar: 2018), h. 15.
3

pikiran dan perhatian yang tinggi. Konsentrasi belajar melibatkan kemampuan untuk
memfokuskan perhatian pada pembelajaran. Konsentrasi belajar sangat berpengaruh
terhadap pencapaian akademik siswa.

Konsentrasi dapat diartikan sebagai Upaya pemusatan perhatian pada satu hal.
Konsentrasi juga dapat dipahami sebagai pemusatan fungsi jiwa terhadap masalah atau
objek. Perhatian itu sendiri merupakan pemilihan rangsangan yang dating dari
lingkungan. Dalam proses belajar, konsentrasi sangat penting untuk menciptakan
perhatian yang terfokus. Ini berarti mengarahkan perhatian pada suatu objek khusus
sambil mengabaikan hal-hal lain yang tidak relevan.5

Menurut Thursan Hakim konsentrasi dapat diartikan sebagai suatu proses


pemusatan pikiran terhadap objek tertentu. Pada dasarnya, konsentrasi diartikan
sebagai kemampuan seseorang untuk mengontrol keinginan, pikiran, dan emosi
mereka. Dengan kata lain, konsentrasi adalah kemampuan untuk fokus pada objek atau
materi yang sedang dipelajari dan mengalihkan perhatian, pikiran, serta tindakan pada
hal tersebut sambil mengabaikan hal-hal yang tidak relevan. Dalam konteks
pembelajaran, konsentrasi menjadi elemen kunci yang sangat penting untuk berhasil
dalam proses belajar, memastikan pencapaian dan keberhasilan dalam memahami
materi yang dipelajari.6

Media pembelajaran interakrif dirancang bertujuan untuk memperjelas


penyajian pesan, informasi serta meningkatkan fokus dan konsentrasi sehingga dapat
mengatasi keterbatasan indera, ruang, waktu, dan objek atau benda yang terlalu besar
atau benda terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan
mikroskop, film, slide, atau gambar. Keadaan tersebut dapat menimbulkan
kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan mencapai kesimpulan berdasar pada
inferensi atau pertimbangan yang saksama yang disebut dengan keterampilan berpikir
kritis (KBK). Media pembelajaran interakrif juga dapat membangkitkan motivasi
belajar siswa, dan interaksi secara langsung antara siswa dan lingkungannya. Hal ini

5
Anggota IKAPI, Rahasia Sukses Belajar,(Jakarta :Rineka Cipta, 2002),. hlm. 15
6
Thursan Hakim. Mengatasi Gangguan Konsentrasi,(Jakarta: PuspaSwara, 2002),. hlm.3
4

dapat menimbulkan minat siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan


kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan prestasi belajar.7

Proses pembelajaran yang menarik membuat siswa lebih mudah memahami


konsep, sehingga peserta didik dapat memfokuskan pikirannya terhadap pembelajaran.
Perkembangan zaman telah membawa kepada perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi terbaru, yaitu media interaktif, televisi, komputer, sound sistem, internet,
dan lain-lain. Contoh-contoh tersebut kemungkinan telah diketahui siswa melalui
lingkungannya walaupun ada sebagian siswa yang awam dengan hal tersebut. Tugas
seorang guru adalah mendampingi siswanya bagi yang telah mengenal dan
memperkenalkan bagi yang masih awam terhadap contoh-contoh teknologi informasi
dan komunikasi tersebut. Pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran siswa.8

Berdasarkan hasil Observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMK 2 Ibrahimy


Sukorejo pada hari kamis tanggal 23 November 2023. Peneliti menemukan beberapa
masalah tentang Kegiatan pembelajaran pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Diantaranya peneliti menemukan bahwa ada peserta didik yang tidak berkonsentrasi
terhadap pembelajaran, mengobrol dengan teman pada saat pembelajaran berlangsung,
siswa mengganggu teman yang lebih kecil darinya, selama pembelajaran bahkan ada
salah satu siswa yang tidur di kelas. Siswa yang tidak dapat berkonsentrasi tersebut
disebabkan karena kurangnya minat siswa, strategi pembelajaran oleh guru yang tidak
menarik, materi ajar yang membosankan karena pengajaran yang pasif oleh guru, dan
tidak terpakainya teknologi yang bisa memusatkan fokus siswa.

Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dibutuhkan adanya sebuah media


pembelajaran interaktif agar supaya tercipta pembelajaran dengan siswa yang aktif dan
dapat berkonsentrasi penuh terhadap pembelajaran. Media pembelajaran interaktif
merupakan salah satu Solusi dalam mengatasi masalah terkait fokus dan konsentrasi
siswa sesuai yang diterangkan diatas.

7
Zulhelmi, “Pengaruh Media Pembelajaran Interaktif Terhadap Peningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa “ Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 2017, Vol. 05, h. 76
8
Erlina Damayanti, “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif
Terhadap Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Gaya Belajar” Jurnal Pendidikan, 9(03), 650.
5

Dari permasalahan yang telah disebutkan diatas, terdapat beberapa isu masalah
yang terfokus pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
disekolah serta masalah konsentrasi siswa, maka penulis tertarik meneliti “Pengaruh
Media Pembelajaran Interaktif Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Pada Pelajaran
Pai Di Smk 2 Ibrahimy Sukorejo” sebagai upaya peningkatan konsentrasi peserta
didik.

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah


1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang Masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah-
masalah sebagai berikut:
a. Siswa tidak berkonsentrasi terhadap pembelajaran
b. Siswa mengobrol saat pembelajaran berlangsung.
c. Siswa mengganggu teman yang lebih kecil.
d. Strategi pembelajaran guru tidak menarik
e. Siswa kurang minat terhadap materi Pelajaran.
f. Materi ajar yang membosankan
g. Teknologi media yang tidak terpakai
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah
dalam penelitian ini yaitu: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya
pengaruh media pembelajaran interaktif terhadap konsentrasi belajar siswa.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah serta pembatasan masalah yang
telah dirumuskan di atas maka penulis dapat merumuskan masalah dalam penelitian
ini ialah: “Apakah terdapat pengaruh media pembelajaran interaktif terhadap
konsentrasi belajar pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK 2 Ibrahimy?”
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka diperlukan adanya tujuan penelitian yang
hendak dicapai untuk diadakannya penelitian dan penulisan ini adalah untuk
6

mengetahui pengaruh dari media pembelajaran interaktif terhadap konsentrasi belajar


siswa.

E. Manfaat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi manfaat bagi peneliti
khususnya bagi orang yang membaca. Hasil penelitian diharapkan mempunyai
manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a) Mengembangkan wawasan pengetahuan terkait media pembelajaran interaktif.
b) Memberikan kontribusi pada ide-ide baru terkait seputar penggunaan media
pembelajaran interaktif.
2. Manfaat Praktis
a) Untuk lembaga pendidikan, diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi
referensi dan sumber informasi yang berguna dalam proses pengambilan
keputusan terkait penerapan media pembelajaran interaktif untuk
meningkatkan konsentrasi belajar siswa.
b) Untuk guru, dapat memberikan informasi kepada guru terkait penggunaan
media pembelajaran yang sesuai agar supaya peserta didik dapat memusatkan
konsentrasi belajarnya.
c) Bagi peserta didik, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan terkait memfokuskan perhatian kepada materi ajar yang diberikan
oleh seorang guru.

F. Kajian Penelitian Terdahulu


Kajian penelitian sebelumnya yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini adalah :
1. Hasil penelitian Azhar Arsyad yang berjudul “Media Pembelajaran” hasil
penelitian ini mengemukakan Media pembelajaran merupakan komponen yang
penting dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran sangat
dianjurkan supaya proses pembelajaran dapat berhasil dan berjalan lancar. Selain
itu penggunaan media pembelajaran dapat membuat proses interaksi belajar
7

mengajar antara guru dengan peserta didik menjadi tidak membosankan,


sehingga dapat menimbulkan minat dan motivasi belajar bagi peserta didik itu
sendiri. Media pembelajaran merupakan alat bantu pada proses belajar baik di
dalam maupun di luar kelas yang ditekankan pada visual dan audio. Media
pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi sertainteraksi antara guru dan
siswa dalam proses pembelajaran.9
2. Hasil Penelitian Nana Sudjana dan Ahmad Rivai yang mengatakan bahwa Media
pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar mengajar siswa dalam
pengajaran yang pada akhirnya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai.
Media dapat mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar karena dua alasan.
a. Alasan pertama berkaitan dengan manfaat media bagi siswa, antara lain:
1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan
motivasi belajar.
2) Bahan pelajaran akan lebih bermakna sehingga lebih mudah dipahami
oleh siswa.
3) Metode mengajar dapat lebih bervariasi, sehingga tidak menjemukan
siswa.
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar karena tidak
hanyamendengar keterangan dari guru, tetapi juga aktivitas lain, seperti
mengamati, mendemonstrasi, dan sebagainya.
b. Alasan kedua berkaitan dengan taraf berfikir siswa, dimulai dari berfikir
konkret sampai berpikir abstrak, berpikir sederhana sampai berpikir
kompleks dan rumit. Berinteraksi dengan media akan membantu siswa
menerima pelajaran yang diberikan. Dengan berinteraksi secara langsung
dengan media, siswa akan lebih mudah menyerap konsep yang diberikan
oleh guru.10
3. Hasil penelitian jurnal Erlina Damayanti dengan judul “Pengaruh Penggunaan
Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Terhadap Hasil Belajar
Siswa Berdasarkan Gaya Belajar” yang mengemukakan bahwa Media
9
Azhar Arsyad, “Media Pembelajaran” Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011, hal. 7
10
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, “Media pengajaran: penggunaan dan pembuatannya” Sinar
baru algesindo, 2005, hal 31.
8

pembelajaran yang bersifat multimedia interaktif dapat menarik perhatian para


siswa dengan gaya belajar yang beragam karena didalamnya mencakup elemen-
elemen seperti animasi, gambar, audio, teks, dan video.11
4. Hasil penelitian jurnal Abdul Majid dengan judul “Strategi Pembelajaran”
berpendapat bahwa dalam proses pembelajaran memiliki tiga tujuan pokok,
yaitu:
a. Meningkatkan tingkat berpikir siswa
b. Mengecek pemahaman siswa
c. Meningkatkan partisipasi belajar siswa12
Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa dalam proses belajar mengajar yang
terjadi haruslah dapat mencapai Tingkat kognitif siswa seperi pengetahuan,
pemahaman serta peningkatan keaktifan siswa didalam belajar.
5. Hasil Penelitian jurnal Nur Aninda Pratiwi “Pengaruh Media Pembelajaran
Interaktif Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia” mengemukakan bahwa
Pemanfaataan media interaktif dalam dunia Pendidikan sangat diperlukan. Media
akan meningkatkan Perkembangan diri siswa akan keingintahuannya juga tak
dapat dibatasi, dan ketertarikan siswa akan minat belajarnya harus selalu
diperhatikan bahkan ditingkatkan. Disinilah peran guru dalam kelas untuk
menumbuhkan minat belajar siswa. Guru dituntut kreatif dan inovatif dalam
mendampingi siswa belajar di kelas. Guru yang baik akan selalu mencari cara
agar siswanya tertarik dan memiliki minat yang tinggi dalam pelajaran yang
diberikannya sehingga memperoleh nilai yang maksimal dari pelajaran
tersebut.13
6. Hasil penelitian Zulhelmi yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Interaktif
Terhadap Peningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa” mengemukakan
bahwa Media pembelajaran interaktif dirancang bertujuan untuk memperjelas
penyajian pesan, informasi serta meningkatkan fokus dan konsentrasi sehingga

11
Erlina Damayanti, “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif
Terhadap Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Gaya Belajar” Jurnal Pendidikan, 9(03), 650.
12
Abdul Majid. “Strategi Pembelajaran.” 2014. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. hal. 58
13
Nur Aninda Pratiwi “Pengaruh Media Pembelajaran Interaktif Terhadap Hasil Belajar Bahasa
Indonesia” (Makassar: 2018), h. 15.
9

dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, waktu, dan objek atau benda yang
terlalu besar atau benda terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat
disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar. Keadaan tersebut
dapat menimbulkan kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan mencapai
kesimpulan berdasar pada inferensi atau pertimbangan yang saksama yang
disebut dengan keterampilan berpikir kritis (KBK). Media pembelajaran
interakrif juga dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, dan interaksi secara
langsung antara siswa dan lingkungannya.
7. Hasil penelitian yang relevan
a. Jurnal yang ditulis oleh Erlina Damayanti, yang berjudul “Pengaruh
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Terhadap
Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Gaya Belajar”
b. Jurnal yang ditulis oleh Abdul Majid, “Strategi Pembelajaran”
c. Jurnal yang ditulis oleh Zulhelmi, “Pengaruh Media Pembelajaran Interaktif
Terhadap Peningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa”
d. Jurnal yang ditulis oleh Nur Aninda Pratiwi Nur Aninda Pratiwi “Pengaruh
Media Pembelajaran Interaktif Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia”
No Nama Dan Judul Persamaan Perbedaan
1 Erlina Damayanti, Sama-sama membahas Fokus penelitian
“Pengaruh Penggunaan tentang Media Erlina Damayanti
pembelajaran yang adalah kelebihan
Media Pembelajaran bersifat interaktif. mengenai penggunaan
Berbasis Multimedia media pembelajaran
Interaktif Terhadap interaktif.

Hasil Belajar Siswa sedangkan fokus


Berdasarkan Gaya penelitian penulis
adalah ingin
Belajar”
mengetahui
bagaimana pengaruh
media pembelajaran
interaktif terhadap
konsentrasi peserta
didik.

2 Abdul Majid, “Strategi Sama-sama membahas Penulis mengunakan


10

Pembelajaran” terkait kognitif lebih meneliti dengan


pemahaman siswa spesifik mengenai
konsentrasi belajar,
sedangkan penelitian
terdahulu
menggunakan aspek
pemahaman kognitif
siswa secara umum.

3 Zulhelmi “Pengaruh sama sama membahas Fokus penelitian


Media Pembelajaran tentang pengaruh variabel y Zulhelmi
Interaktif Terhadap media pembelajaran adalah tentang
Peningkatkan interaktif. keterampilan berpikir
Keterampilan Berpikir kritis siswa,
Kritis Siswa " sedangkan focus
penelitian penulis
pada variable y
adalah mengenai
konsentrasi belajar
siswa.

4 Nur Aninda Pratiwi Sama-sama Nur aninda Pratiwi


“Pengaruh Media menggunakan metode membahas mengenai
Pembelajaran Interaktif penelitian kuantitatif. hasil belajar pada
Terhadap Hasil Belajar materi Bahasa
Bahasa Indonesia” Indonesia, sedangkan
penulis membahas
konsentrasi belajar di
kelas itu sendiri.

BAB II
11

KAJIAN PUSTAKA

A. DESKRIPSI TEORI
1. Media Pembelajaran
Dalam kajian teori ini, sesuai dengan judul diatas, peneliti akan menjelaskan
mengenai pengaruh dari penggunaan media pembelajran interaktif terhadap
konsentrasi belajar murid saat mempelajari Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Menengah Kejuruan 2 Ibrahimy Sukorejo. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi bagaimana respon dan pengaruh pada siswa setelah menggunakan
media animasi interaktif serta untuk menilai apakah penggunaan media benar dapat
meningkatkan konsentrasi belajar pada mapel PAI IPA bagi peserta di SMK 2
Ibrahimy Sukorejo.
a. Pengertian Media
Media pembelajaran merupakan salah satu aspek terpenting dalam sebuah
kerangka pembelajaran. Media Pembelajaran dapat diartikan sebagai alat yang
dapat digunakan untuk menyampaikan informasi, memperkuat pemikiran,
emosi, pertimbangan, dan keterampilan siswa sehingga dapat mendukung
proses pembelajaran. Menggunakan media pembelajaran tidak hanya sebatas
menggunakan kata-kata (simbol verbal).14
Kata Media adalah istilah yang berasal dari bahasa Latin yang merupakan
bentuk jamak dari kata medium. Secara esensial, media merujuk pada proses
pendelegasian atau penyampaian pesan dari pengirim ke penerima sebagai
perantara.15
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk
menyalurkan pesan (materi pembelajaran), sehingga dapat membangkitkan
pertimbangan, minat, renungan, dan sentimen siswa dalam latihan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

14
Asrorul Mais. Media pembelajaran anak berkebutuhan khusus. (Jawa Timur: CV Pustaka Abadi.
2016). Hal 9
15
Arif S. Sadirman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal. 6
12

Media pembelajaran juga dikenali sebagai segala hal yang dipakai untuk
menyampaikan informasi dan bisa merangsang pikiran, emosi, pemikiran, serta
keinginan siswa, yang bertujuan untuk memfasilitasi proses belajar yang
terarah, disengaja, dan terkontrol.
Sedangkan definisi media menurut para ahli, yaitu:
1. AECT (Associaton of Education and Communication Technology)
memberikan batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran
yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
2. Bringgs, berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Misalnya:
buku, film, kaset dan lain sebagainya.
3. Smaldino, mendefinisikan bahwa media adalah segala sesuatu yang
menyampaikan informasi dari sumber kepada penerima.16
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran meliputi
segala bentuk dan alat yang dibuat untuk menarik minat peserta didik,
digunakan untuk mengirimkan pesan, membangkitkan minat, serta motivasi
siswa dengan tujuan untuk mendorong terjadinya proses pembelajaran.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Media Pembelajaran memiliki beberapa fungsi terkait pemanfaatan
penggunaannya, Adapun fungsi media pembelajaran ada 417 yaitu :
1. Mengubah titik berat pendidikan formal, yang artinya dengan media
pembelajaran yang tadinya abstrak menjadi kongkret, pembelajaran
yang tadinya teoritis menjadi fungsional praktis.
2. Kedua, membangkitkan motivasi belajar, dalam hal ini media menjadi
motivasi ekstrinsik bagi peserta didik, sebab penggunaan media
pembelajaran menjadi lebih menarik dan memusatkan perhatian
peserta didik.

16
Nunuk Suryani dkk, Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2018), hal. 4
17
M. Miftah, Fungsi dan Peran Media Pembelajaran Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan
Belajar Siswa, (Jurnal Kwangsan, 2013), hal. 4
13

3. Memberikan kejelasan, agar pengetahuan dan pengalaman peserta


didik dapat lebih jelas dan mudah dimengerti maka media dapat
memperjelas hal itu.
4. Memberikan stimulasi belajar, terutama rasa ingin tahu peserta didik.
Daya ingin tahu perlu dirangsang agar selalu timbul rasa keingintahuan
yang harus penuhi melalui penyediaan media.
c. Manfaat Media Pembelajaran
Secara komperhensif, media pembelajaran dapat dipisahkan menjadi tiga
pertemuan penting, lebih spesifiknya sebagai berikut:
1. Pengajaran materi dapat dijalankan secara seragam dan tidak berbeda beda
dalam pemahamannya agar setiap guru dapat menjelaskan konsep pelajaran
dengan baik. Dengan dukungan media, variasi penafsiran tersebut dapat
diminimalisir untuk menyampaikan materi secara konsisten kepada siswa.
2. Pembelajaran menjadi lebih jelas, padat dan menarik dengan media yang
memiliki kemampuan untuk menyajikan informasi melalui suara, gambar,
gerakan, dan warna secara alami maupun yang telah dimanipulasi..
3. Pembelajaran menjadi lebih berinteraksi bila media dipilih dengan baik dan
disusun dengan cermat, membantu guru dan siswa berkomunikasi secara
aktif dalam proses pembelajaran dengan dua arah.
4. Penggunaan waktu dan tenaga yang efisien oleh guru sering kali
mengakibatkan lebih banyak kesempatan untuk menjelaskan materi
pelajaran. Namun, hal ini tidak selalu diperlukan jika guru dapat
menggunakan alat visual secara efektif untuk mengatasi penjelasan secara
verbal.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Pemanfaatan media
meningkatkan efisiensi pembelajaran, serta memperdalam pemahaman
siswa terhadap materi belajar sehingga hasil pemahaman mereka menjadi
lebih baik.
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan
kapan saja. Pengembangan media pembelajaran memungkinkan siswa
14

untuk belajar dengan lebih fleksibel, dapat dilakukan secara independen di


berbagai waktu dan tempat tanpa bergantung pada kehadiran seorang guru.
7. Media dapat menumbuhkan setiap siswa terhadap materi dan proses belajar.
Pemanfaatan media dalam pembelajaran menjadikan pengalaman belajar
lebih menarik bagi siswa, merangsang minat mereka terhadap ilmu
pengetahuan, serta menginspirasi mereka untuk secara aktif mengeksplorasi
berbagai sumber pengetahuan. Hal ini dapat membentuk sikap inisiatif pada
siswa agar selalu mencari sumber belajar yang diperlukan.
8. Mengoptimalkan penggunaan media membantu mengubah peran guru
menjadi lebih mudah dan produktif. Dengan memanfaatkan media dengan
bijak, guru tidak hanya menjadi satu-satunya sumber informasi bagi siswa.
Mereka dapat berkolaborasi dengan media untuk lebih efektif dalam
memberikan perhatian kepada aspek-aspek pendidikan lainnya, seperti
membantu siswa mengatasi kesulitan belajar, membentuk motivasi belajar,
dan mendorong perkembangan siswa.18
9. Penggunaan media pembelajaran dapat membantu dalam menyampaikan
pesan dan informasi secara lebih jelas, sehingga dapat meningkatkan
kelancaran serta meningkatkan hasil belajar.
10. Pemanfaatan media pembelajaran dapat memperkuat fokus anak serta
menggerakkan semangat belajar mereka, mendorong interaksi untuk lebih
aktif antara siswa dengan lingkungan belajar, dan memberi kesempatan
bagi siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan kapasitas dan
minatnya masing-masing.
11. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan
waktu.19
d. Pengertian Media Interaktif
Media pembelajaran interaktif merujuk pada alat atau platform yang
dirancang untuk memungkinkan keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar-
mengajar. Ini mencakup penggunaan teknologi, seperti perangkat lunak

18
Rostina Sundayana, Media Pembelajaran Matematika, (Bandung:Alfabeta, 2013), hal. 11-12
19
Azhar Asyad. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
15

edukatif, aplikasi web, permainan edukatif, simulasi, dan berbagai alat


interaktif lainnya yang memungkinkan siswa berpartisipasi secara langsung
dalam proses pembelajaran.20

Karakteristik utama dari media pembelajaran interaktif adalah


kemampuannya untuk merangsang keterlibatan siswa, memungkinkan mereka
untuk berinteraksi dengan materi pelajaran, dan memberikan umpan balik
secara langsung. Media ini memungkinkan siswa untuk tidak hanya menerima
informasi, tetapi juga aktif dalam eksplorasi, percobaan, dan pengalaman
langsung yang memperkaya pemahaman mereka terhadap topik tertentu.21

Selain itu, media pembelajaran interaktif sering kali memungkinkan


adanya penyesuaian dalam pembelajaran, memungkinkan siswa belajar sesuai
dengan kecepatan mereka sendiri dan menyesuaikan metode belajar yang
sesuai dengan gaya dan preferensi belajar mereka.

Dengan adanya interaktivitas, siswa dapat terlibat lebih dalam dalam


proses belajar, meningkatkan motivasi mereka, dan meningkatkan pemahaman
serta retensi informasi karena melibatkan aspek pengalaman langsung dan
penerapan konsep dalam situasi nyata atau simulasi.
e. Karakteristik Media Interaktif dalam Pembelajaran
Berikut ini adalah karateristik multimedia interaksi dalam pembelajaran;
1. Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya
menggabungkan unsur audio dan visual
2. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk
mengakomodasi respon pengguna,

20
Daryanto. Media Pembelajaran.( Yogyakarta:PT.Gava Media.2013) hal.51
21
Nur Aninda Pratiwi “Pengaruh Media Pembelajaran Interaktif Terhadap Hasil Belajar Bahasa
Indonesia” (Makassar: 2018), hal. 23
16

3. Bersifat mandiri dalam pengertian memberi kemudahan dan


kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa
menggunakan tanpa bimbingan orang lain.22
Dengan memanfaatkan komputer sebagai perangkat utama, komputer juga
dimaknai sebagai ilmu yang harus dipelajari siswa, untuk memperoleh atau
mempermudah siswa untuk mempelajari berbagai materi pelajaran.
2. Konsentrasi Belajar
a. Pengertian Konsentrasi belajar
Konsentrasi belajar merupakan suatu istilah yang berasal dari dua kata
yaitu konsentrasi dan belajar. menurut KBBI konsentrasi adalah pemusatan
perhatian atau pikiran pada suatu hal sedangkan belajar menurut KBBI adalah
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Konsentrasi merupakan salah satu
aspek yang mendukung siswa untuk mencapai prestasi yang baik dan apabila
konsentrasi ini berkurang maka dalam mengikuti pelajaran dikelas maupun
belajar secara pribadi akan terganggu.23 Belajar dilakukan manusia seumur
hidupnya, kapan saja dan di mana saja dan waktu tidak ditentukan
sebelumnya.24 Menurut (Sati & Sunarti, 2021) Konsentrasi belajar adalah
bentuk kemampuan seseorang dalam memusatkan pikiran dan perhatiannya
dalam aktivitas belajar, pemusatan tersebut akan tertuju kepada isi dan bahan
ajar ataupun tahapan memperolehnya. Pemusatan perhatian tersebut
dimaksudkan tertuju pada isi bahan belajar maupun proses pembelajaran.
Peserta didik yang mampu berkonsentrasi saat proses belajar mengajar
berlangsung ialah peserta didik yang berada dalam keadaan sedang
memperhatikan Konsentrasi belajar siswa dibutuhkan pada saat pembelajaran
berlangsung dengan tujuan siswa mampu memahami materi yang disampaikan.
Fokus belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan otak masing-masing siswa
untuk fokus pada apa yang sedang dipelajari.25
22
Munir. Multimedia Konsep dan Aplikasi Dalam Pendidikan, ( Bandung : Alfabeta .2013), hal.110
23
Thursan Hakim. Mengatasi Gangguan Konsentrasi,(Jakarta: PuspaSwara, 2002),. hal. 13
24
Purba, Peningkatan Konsentrasi Belajar Mahasiswa Melalui Pemanfaatan Evaluasi
Pembelajaran, Jakarta, 2019. Hal. 10
25
Pratiwi, Hubungan gaya belajar dan konsentrasi belajar dengan hasil belajar. Jurnal
Pendidikan dasar, 2019. Hal. 8
17

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar seseorang dapat


berasal dari lingkungan (eksternal) dan diri sendiri (internal). Faktor yang
berasal dari lingkungan antara lain: kebersihan, kerapian, tingkat kebisingan,
penataan dan pencahayaan ruang belajar, serta perlengkapan belajar yang ada.
Faktor yang berasal dari dalam diri sendiri antara lain: minat terhadap mata
pelajaran yang sedang dipelajari, motivasi untuk belajar, adanya perasaan
gelisah, tertekan, marah, kuatir, takut, benci, dan dendam, kondisi kesehatan
tubuh, dan perasaan bosan ketika belajar atau berada disekolah.
Pemusatan perhatian ini untuk meningkatkan kemungkinan peserta didik
dapat menyerap dan memahami informasi yang didapat. Konsentrasi besar
pengaruhnya terhadap hasil belajar. jika seseorang mengalami kesulitan
berkonsentrasi jelas belajarnya akan sia-sia, karena hanya membuang tenaga,
waktu dan biaya saja. Seseorang yang dapat belajar dengan baik adalah yang
dapat berkonsentrasi dengan baik, dengan kata lain ia harus memiliki kebiasaan
untuk memusatkan pikiran.26

B. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah proses belajar mengajar pada materi
Pelajaran PAI yang masih kurangnya pemahaman akan materi dari siswa disebabkan
oleh tidak fokusnya siswa atau tidak berkonsentrasinya siswa terhadap materi yang
diajarkan karena tidak adanya media pembelajaran interaktif. Disini penulis
menggunakan jenis penelitian Kuantitatif dimana penulis akan menyebarkan
questioner mengenai media interaktif pada 2 kelas berbeda. Kelas A sebagai
Ekperimen sedangkan kelas B itu kelas Kontrol yang bersama-sama mengetahui Hasil
Belajar mereka selanjutnya penulis menggunakan Uji T selanjutnya mengetahui
pengaruh Media Interaktif dimana Konsentrasi siswa apakah terdapat perubahan jika
dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan media interaktif.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan Deskripsi Teori dan kerangka berpikir penulis merumuskan hipotesis
sebagai berikut:

26
Ibid
18

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan media pembelajaran


interaktif dengan konsentrasi belajar siswa pada mata Pelajaran PAI di SMK 2
Ibrahimy Sukorejo.
Ho: Tidak Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan media
pembelajaran interaktif dengan konsentrasi belajar siswa pada mata Pelajaran
PAI di SMK 2 Ibrahimy Sukorejo.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
19

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan ex post facto. Karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Metode penelitian kausal-
komparatif (Ex post facto) yaitu penelitian yang dilakukan setelah kejadian,
dalam artian peneliti menyelidiki permasalahan dengan mempelajari atau
meninjau variabel-variabel. 27
Penelitian ini bertujuan mencari pengaruh variabel bebas yaitu media
pembelajaran interaktif (X) terhadap variabel terikat yaitu konsentrasi belajar
(Y).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan 2 Ibrahimy
Sukorejo JL. KHR. Syamsul arifin sukorejo, Sumberejo, Kec.
Banyuputih, Kab. Situbondo Prov. Jawa Timur. Alasan memilih lokasi
sekolah :
a. Sekolah memiliki data dan informasi yang dibutuhkan untuk
kepentingan penelitian.
b. Letak sekolah strategis.
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian yaitu menunggu surat izin
pelaksanaan penelitian yang di terbitkan oleh pihak fakultas tarbiyah.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Secara umum, populasi merujuk pada semua individu atau elemen
yang ada dalam kelompok manusia, hewan, peristiwa, atau objek yang
berdampingan dalam suatu wilayah dan dijadikan fokus penarikan
kesimpulan pada akhir penelitian. Populasi ini bisa beragam, seperti guru,

27
Sugiyono, Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D) Bandung: Hak Cipta.
Hal. 116
20

siswa, kurikulum, fasilitas, lembaga sekolah, interaksi antara sekolah dan


masyarakat, dan hal lainnya.28
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas X TKJ A & B SMK 2 Ibrahimy Sukorejo yang berjumlah 60
orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi yang diambil
dengan cara-cara tertentu. Sampel adalah sejumlah subyek yang
mencerminkan populasinya atau memiliki karakteristik yang dimiliki oleh
populasiya. Oleh karena itu sampel sering juga dikatakan sebagai miniatur
dari populasidari populasi.29
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah Simple Random Sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Observasi
Observasi berarti pengamatan dan catatan dengan sistematik
fenomena-fenomena yang diselidiki, penelitian menggunakan teknik ini
untuk memperoleh data tentang situasi pembelajaran yang terjadi selama
penelitian.30 Observasi adalah penelitian atau pengamatan secara langsung
kelapangan untuk mendapatkan informasi dan mengetahui permasalahan
yang diteliti.
Teknik observasi dilakukan guna untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya terjadi dilapangan, yang selanjutnya diinterprestasikan
menjadi sebuah permasalahan yang akan ditindak lanjuti ke dalam sebuah
penelitian.

28
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hal. 53
29
Yulingga Nanda Hanief, Statisti Pendidikan, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2017), hal. 39
30
Sugiyono, Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D(Bandung: CV.
Alfabeta, 2009)hal. 209
21

Observasi dalam penelitian ini untuk mengetahui keadaan lapangan


yang sebenarnya dalam maple Pendidikan Agama Islam (PAI) serta
permasalahan yang terjadi dan selanjutnya akan ditindak lanjuti sebagai
sebuah penelitian.
2. Angket
Metode angket adalah cara pengumpulan data melalui pengajuan
pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian dan jawabannya
diberikan pula secara tertulis. Metode angket ini digunakan untuk
mengetahui pengaruh media pembelajaran interaktif pada pelajaran PAI
terhadap konsentrasi belajar siswa. Angket yang digunakan yaitu berupa
angket tertutup, dimana jawaban sudah disediakan sehingga siswa hanya
tinggal memilih poin yang sesuai.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan
mengambilnya darsi dokumen-dokumen yang telah ada.
Dokumendokumen tersebut haruslah dokumen resmi yang telah terjamin
keakuratannya.
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk
memperoleh data nama siswa dan untuk mendokumentasi hasil UAS/PAS
mata Pelajaran PAI.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket Media
pembelajaran interaktif dan lembar tes konsentrasi belajar.
a. Angket media pembelajaran interaktif
Angket media pembelajaran interaktif digunakan untuk
mengukur penggunaan media interaktif dalam pembelajaran PAI.
Angket yang digunakan berupa angket tertutup. Skala pengukuran
yang dipakai adalah skala likert, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju
(S), Ragu-Ragu (RG), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju
(STS). Langkah-langkah dalam menyusun angket konsentrasi
belajar adalah sebagai berikut :
22

1) Menentukan indikator
2) Menentukan kisi-kisi angket
3) Menentukan angket positif dan negatif
4) Membuat angket
5) Menetapkan skor angket
6) Uji coba angket
7) Melakukan uji validitas
b. Angket Konsentrasi Belajar
Angket konsentrasi belajar digunakan untuk mengukur
konsentrasi belajar siswa setelah menerima materi ajar
menggunakan media interaktif. Angket yang digunakan berupa
angket tertutup. Skala pengukuran yang dipakai adalah skala likert,
yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (RG), Tidak
Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Langkah-langkah dalam
menyusun angket konsentrasi belajar adalah sebagai berikut :
1) Menentukan indikator
2) Menentukan kisi-kisi angket
3) Menentukan angket positif dan negatif
4) Membuat angket
5) Menetapkan skor angket
6) Uji coba angket
7) Melakukan uji validitas

Anda mungkin juga menyukai