Anda di halaman 1dari 110

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai wahana dan sarana perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi memungkinkan setiap manusia untuk mengembangkan potensi diri dalam

menghadapi keadaan yang selalu berubah dan kompetitif. Tujuan pendidikan

nasional dalam menjamin mutu pendidikan dan mencerdaskan kehidupan bangsa

serta membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat telah diupayakan

pemerintah melalui perwujudan pendidikan yang bermutu pada setiap satuan

pendidikan di Indonesia.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di abad 21, telah mengubah

karakteristik pendidikan di Indonesia. Perubahan mendasar yang terjadi dalam

dunia pendidikan dikenal dengan istilah “fenomena disrupsi” yang ditandai

beberapa aktivitas pembelajaran seperti: belajar tidak lagi terbatas pada paket-paket

pengetahuan terstruktur namun belajar tanpa batas sesuai minat, pola belajar

menjadi lebih informal, keterampilan belajar mandiri semakin berperan penting dan

banyak cara untuk belajar serta banyak sumber yang bisa diakses seiring

pertumbuhan Massive Open Online Courses (MOOC) secara besar-besaran.

Peserta didik di Indonesia yang saat ini dikenal dengan generasi z sangat

terampil menggunakan smartphone dan perangkat akses informasi digital sejenis.

Mereka seringkali memperoleh informasi lebih aktual daripada materi yang

disampaikan oleh guru. Informasi dan pengetahuan yang hadir dalam format digital

baik terstruktur maupun tidak terstruktur telah menjadi bagian dari “big data” yang

mudah diakses.

Guru sebagai garda terdepan dalam dunia pendidikan harus mampu

memanfaatkan berbagai dampak positif perkembangan ilmu pengetahuan dan

1
teknologi tersebut sebagai modalitas untuk mewujudkan berbagai inovasi dalam

pembelajaran. Salah satu inovasi dalam pembelajaran yang berkaitan erat dengan

pemanfaatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi abad 21 adalah

pembelajaran online atau pembelajaran dalam jaringan yang sering disingkat

dengan istilah daring. Berdasarkan karakteristik generasi z yang menyukai

kebebasan dalam belajar (self directed learning), suka mempelajari hal-hal baru

yang praktis dan nyaman dengan lingkungan yang terhubung jaringan internet,

maka pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang sangat inovatif dengan

memanfaatkan sumber daya yang dimiliki peserta didik. Akan tetapi, kondisi ideal

generasi z di atas ternyata tidak sepenuhnya sesuai dengan kondisi peserta didik di

setiap sekolah.

Pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran

tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan

pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata

pelajaran ke dalam sebuah tema tertentu. Pembelajaran tematik integratif memiliki

satu tema yang aktual dekat dengan dunia peserta didik dan ada dalam kehidupan

sehari-hari. Tema ini menjadi satu pemersatu materi yang beragam dari beberapa

mata pelajaran. Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata

pelajaran yang mungkin saling terkait (Nurul Hidayah : 2015).

Salah satu tema yang dipelajari di kelas III semester 1 yaitu Tema 3 Benda di

Sekitarku. Dari karakteristik pembelajaran tematik integratif memberikan banyak

keuntungan bagi peserta didik maupun guru sendiri. Pembelajaran tersebut bersifat

luwes, menyenangkan dan bersifat kontekstual. Namun tidak dipungkiri pada sistem

pembelajaran daring ini , pembelajaran tematik Integratif membutuhkan kreativitas

guru dalam pengelolaan pembelajaran yang berbasis masalah.

2
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan suatu metode

pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi peserta didik. Salah satu

metode yang diujicobakan di SD Ihsaniyah 1 Kota Tegal adalah dengan

menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)

melalui pembelajaran daring untuk meningkatkan minat belajarpeserta didik.

Menurut Wina Sanjaya (2012: 112) belajar bukanlah sekadar

mengumpulkanpengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri

seseorang, sehinggamenyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental

itu terjadi karenaadanya interaksi individu dengan lingkungannya yang disadari.

Untuk mencapai prestasibelajar yang baik disamping kecerdasan adalah minat

belajar, dengan adanya minat belajar peserta didik akan menjadi lebih efektif dan

efisien dalam mengerjakan berbagaimacam kegiatan. Minat merupakan alat

motivasi untuk meningkatkan semnagat peserta didikdalam mempelajari pelajaran.

Peserta didik yang berminat akan bersungguh-sungguhmempelajarinya selama

proses pembelajaran karena adanya daya tarik tersendiri bagipeserta didik. Hal ini

akan lebih mempermudah dan memperlancar proses pembelajaransehingga tingkat

hasil belajar akan lebih tercapai.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011: 166) minat adalah kecenderungan

yangmenetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang

yangberminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara

konsistendengan rasa senang. Menurut Mohamad Surya (2004:75), prestasi belajar

adalah hasilbelajar atau perubahan tingkah laku yang menyangkut ilmu

pengetahuan, keterampilandan sikap setelah melalui proses tertentu, sebagai hasil

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Mulyasa

(2005: 191-193) faktor-faktor yangmempengaruhi prestasi belajar antara lain faktor

eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi faktor sosial diantaranya

lingkungan keluarga, sekolah, teman sertabelajar serta sumber belajar. Faktor

3
internal meliputi faktor fisiologisdiantaranya keadaan jasmani serta pancaindera

dan faktor psikologis yang berasal daridalam diri seperti intelegensi, minat, sikap,

dan motivasi.Menurut Tan (2003) dalam Rusman (2012: 229) pembelajaran

berbasis masalahmerupakan inovasi dalam pembelajaran karena kemampuan

berfikir peserta didikbetul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok

atau tim yang sistematis,sehingga peserta didik dapat memberdayakan mengasah,

menguji, dan mengembangkankemampuan berfikirnya secara berkesinambungan.

Menurut Nurhadi, dkk (2004: 60)pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 5

langkah- langkah diantaranya yaitu (1)orientasi peserta didik kepada masalah, (2)

mengorganisasi peserta didik untuk belajar, (3)membimbing penyelidikan

individual maupun kelompok, (4) mengembangkan danmenyajikan hasil karya, dan

(5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahanmasalah.

Ciri utama metode pembelajaran berbasis masalah yang meliputi

pengajuanpertanyaan atau masalah, memusatkan keterkaitan antar disiplin.

Penyelidikan autentik, kerja sama, dan menghasilkan karya dan peragaan. Menurut

Trianto (2010: 94)berdasarkan karakter tersebut pembelajaran berbasis masalah

memiliki tujuan: (1)Membantu peserta didik mengembangkan keterampilan berfikir

dan keterampilan pemecahanmasalah, (2) Belajar peranan orang dewasa yang

autentik, dan (3) Menjadi pembelajaryang mandiri. Penggunaan metode

pembelajaran berbasis masalah (problem basedlearning) keunggulannya dapat

mengembangkan minat peserta didik untuk secara terusmenerusbelajar sekalipun

belajar pada pendidikan formal telah berakhir. Selain itu juga dapat

mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berfikir kritis dan

kemampuanuntuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru. Peserta didik yang

mempunyai minat lebih besar memungkinkan peserta didik untuk belajar lebih giat

terhadap pembelajaran tematik .Dalam metode pembelajaran ini peserta didik

diajak untuk dapat memecahkan permasalahan dalam dunia nyata sesuai

4
pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik. Melalui proses pembelajaran berbasis

masalah peserta didik dapat membiasakan diri dalam kegiatanpembelajaran dan

memecahkan permasalahan yang ada. Dengan demikian, metodepembelajaran

berbasis masalah (problem based learning) dapat berpengaruh dalam

meningkatkan minat peserta didik.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi berbagai

masalah sebagai berikut:

1. Kondisi ideal generasi z yang menyukai kebebasan dalam belajar (self directed

learning), suka mempelajari hal-hal baru yang praktis, dan nyaman dengan

lingkungan yang terhubung jaringan internet ternyata tidak sepenuhnya sesuai

dengan kondisi peserta didik di setiap sekolah.

2. Peserta didik di SD Ihsaniyah 1 Kota Tegal belum terbiasa mengikuti

pembelajaran tema secara daring.

3. Sebagian besar peserta didik di SD Ihsaniyah 1 Kota Tegal terlihat tidak

memiliki minat yang baik dalam pembelajaran tema secara daring.

4. Peserta didik di SD Ihsaniyah 1 Kota Tegal menganggap pembelajaran tema

secara daring adalah pembelajaran yang cukup menjemukan dan tidak menarik.

5. Pembelajaran tema secara daring membuat peserta didik di SD Ihsaniyah 1

Kota Tegal kesulitan dalam memahami materi pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat begitu kompleksnya permasalahan serta adanya keterbatasan

waktu, dana, dan kemampuan peneliti, maka tidak semua permasalahan dapat

dibahas secara keseluruhan. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini dibatasi

pada upaya meningkatkan minat belajar tema peserta didik dengan model

5
Pembelajaran Berbasis Masalah pada pembelajaran daring kelas III SD Ihsaniyah 1

Kota Tegal. Dipilihnya permasalahan tersebut dengan harapan akan diperolehnya

sebuah alternatif solusi pembelajaran terkait peningkatan minat belajar peserta

didik dalam pembelajaran daring di kelas III SD Ihsaniyah 1 Kota Tegal.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan analisis

masalah, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran daring peserta didik kelas III SD

Ihsaniyah 1 Kota Tegal dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk

meningkatkan minat belajar Tema 3 Benda di Sekitarku?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini sebagai

berikut:

Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran daring peserta didik kelas III SD

Ihsaniyah 1 Kota Tegal dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk

meningkatkan minat belajar Tema 3 Benda di Sekitarku.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi penelitian sejenis dimasa yang akan

datang.

2. Dapat memberikan referensi bagi guru tema tentang model pembelajaran yang

dapat diterapkan dalam pembelajaran daring.

3. Dapat memberikan referensi bagi guru tema tentang cara meningkatkan minat

dan hasil prestasi belajar tema dalam pembelajaran daring.

6
4. Dapat menambah kajian tentang model pembelajaran sehingga sekolah

bersedia memberikan bantuan dan dorongan kepada para guru untuk

melakukan inovasi dalam pembelajaran.

7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitan tindakan kelas dalam bahasa inggris dibuat dengan istilah

classroom action riseach. Dari nama tersebut terkandung tiga kata yakni

a. Penelitian : menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek

dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk

nmemperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan

mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan: menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu .Dalam penelitian berbentuk ringkasan siklus

kegiatan untuk peserta didik .

c. Kelas :dalam hal ini tidak terikat pada ruang kelas ,tetapi dalam pengertian

yang lebih spisifik, yakni sekelompok peserta didik yang dalam waktu yang

sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Sehingga

dengan menggabungkan ketiga kata tersebut diatas, yakni (1) penelitian, (2)

tindakan, dan (3) kelas. (Suharsimi Arikunto : 2010)

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru

kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan (2) melaksanakan, dan (3)

merefleksikan tindakan secara kalobaratif dan partisipatif dengan tujuan

memperbaiki kerja guru sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat.

(Dwitagama Dedi Wijaya Kusumo : 2010)

Menurut Rochman Natawijaya, “PTK adalah pengkajian terhadap

permasalahan praktis yang bersifat situasional dan kontekstual, yang

ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan

8
masalah yang dihadapi, atau memperbaiki sesuatu. ( Masnur Muslich,

2011 : 9)

Selanjutnya I.G.A.K Wardani, Kuswaya Wihardit; Noehi Nasution

merumuskan pengertian penelitian tindakan kelas sebagai berikut :

“penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru

didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk

memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta didik

menjadi meningkat.( I.G.A.K Wardani, Kuswaya Wihardit; Noehi Nasution,

2006: 14)

2. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

Melaksanakan PTK, memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang,

agar hasil yang diperoleh dari PTK yang dilaksanakan mencapai hasil yang optimal.

Menurut Zainal Aqib dkk, merumuskan langkah – langkah PTK sebagai berikut :

a. Tahap perencanaan

Langkah pertama pelaksanaan PTK adalah melakukan perencanaan

secara matang dan teliti. Dalam perencanaan PTK, terdapat tiga dasar, yaitu

identifikasi masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan masalah. Pada

masing-masing kegiatan, terdapat sub-sub kegiatan yang sebaiknya

dilaksanakan untuk menunjang sempurnanya tahap perencanaan.

1) Identifikasi Masalah

Langkah pertama dalam menyusun rencana PTK adalah melakukan

identifikasi permasalahan. Identifikasi ini mirip seperti diagnosis yang

dilakukan oleh dokter kepada pasiennya. Jika diagnosisnya tepat, maka obat

yang diberikan pasti mujarab. Sebaliknya, jika diagnosisnya salah, maka

resep obatnya pasti juga tidak tepat sasaran. Demikian pula dalam PTK,

identifikasi yang tepat akan mengarahkan pada hasil penelitian, sehingga

9
dapat bermanfaat bagi peningkatan hasil belajar peserta didik. Sebaliknya,

identifikasi masalah yang keliru hanya akan membuat penelitian menjadi sia-

sia, disamping memboroskan waktu dan biaya. Identifikasi masalah menjadi

titik tolok bagi perencanaan PTK yang lebih matang. Sebab, tidak semua

masalah belajar peserta didik dapat diselesaikan dengan PTK, sebagaimana

tidak semua penyakit dapat disembuhkan dengan resep dokter spesialis

tertentu.

2) Analisis Penyebab Masalah dan Merumuskannya

Langkah kedua dalam merencanakan PTK adalah menganalisis berbagai

kemungkinan penyebab munculnya permasalahan yang diangkat. Jadi, setelah

menemukan masalah yang rill, problematik, bermanfaat, dan fleksibel, maka

masalah tersebut harus ditemukan akar penyebabnya. Banyak cara yang bisa

dilakukan untuk menemukan penyebab masalah. Beberapa di antaranya

adalah dengan menyebar angket ke peserta didik, mewawancarai peserta

didik, observasi langsung, dan lain sebagainya. Di samping itu, peneliti juga

bisa melakukan wawancara dengan peserta didik dan observasi langsung.

Kemudian, semua data dari segala sumber tersebut dikumpulkan dan

dianalisis secara kolaboratif sehingga penyebab utama munculnya masalah

dapat ditemukan.

Akar masalah tersebut harus digali sedalam-dalamnya sehingga

ditemukan akar masalah yang benar-benar menjadi penyebab utama

terjadinya masalah. Akar masalah inilah yang nantinya akan menjadi tolok

ukur tindakan. Dengan menemukan akar masalah, maka sama halnya dengan

si peneliti telah menemukan separuh dari solusi masalah. Sebab, solusi

masalah sebenarnya merupakan kebalikan dari akar masalah.

3) Ide untuk Memecahkan Masalah

10
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa akar masalah menjadi tumpuan

bagi rencana tindakan untuk mengatasi masalah. Rencana tindakan sebagai

langkah mengatasi masalah inilah yang disebut dengan ide orisinal peneliti.

Tetapi, sebelum memutuskan tindakan apa yang akan dikenakan kepada

peserta didik, peneliti harus mengembangkan banyak alternatif sebagai

pengayaan tindakan. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah peneliti harus

mempunyai dukungan teori atau referensi rujukan atas tindakan yang akan

dikenakan kepada peserta didik. Sebab, PTK adalah kegiatan ilmiah sehingga

tanpa adanya dukungan teori yang memadai, sebaik apa pun tindakan guru,

maka hal itu tidak akan dianggap sebagai perilaku ilmiah. Setelah identifikasi

masalah, menemukan akar masalah, merumuskan masalah, dan menemukan

alternatif tindakan sebagai solusi masalah, maka peneliti dapat membuat judul

penelitian.

b. Tahap Acting (Pelaksanaan)

Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah menerapkan

apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Hendaknya

perlu diingat bahwa pada tahap ini, tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi

harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa. Hal ini akan berpengaruh dalam

proses refleksi pada tahap empat nanti dan agar hasilnya dapat disinkronkan dengan

maksud semula.

c. Tahap Observation (Pengamatan)

Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan (observing). Prof. Supardi

menyatakan bahwa observasi yang dimaksud pada tahap III adalah pengumpulan

data. Dengan kata lain, observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek

tindakan telah mencapai sasaran. Pada langkah ini, peneliti harus menguraikan jenis

data yang dikumpulkan, cara mengumpulkan, dan alat atau instrumen pengumpulan

data (angket/wawancara/observasi, dan lain-lain).

11
d. Tahap Refleksi

Tahap keempat atau terakhir dalam PTK adalah refleksi (reflecting). Refleksi

adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi

juga sering disebut dengan istilah "memantul.” Dalam hal ini, peneliti seolah

memantulkan pengalamannya ke cermin, sehingga tampak jelas penglihatannya,

baik kelemahan dan kekurangannya.

Jika penelitian dilakukan secara individu, maka kegiatan refleksi lebih tepat

disebut sebagai evaluasi diri. Evaluasi diri adalah kegiatan untuk melakukan

introspeksi terhadap diri sendiri. Ia harus jujur terhadap dirinya sendiri dalam

mengakui kelemahan dan kelebihannya. Dalam hal ini, guru dan peneliti juga harus

mengakui sisi-sisi mana yang telah sesuai dan sisi mana harus diperbaiki. Refleksi

atau evaluasi diri baru bisa dilakukan ketika pelaksanaan tindakan telah selesai

dilakukan. Refleksi akan lebih efektif jika antara guru yang melakukan tindakan

berhadapan langsung atau diskusi dengan pengamat atau kolabolator. Tetapi, jika

PTK dilakukan secara sendirian, maka refleksi yang paling efektif adalah berdialog

dengan diri sendiri untuk mengetahui sisi-sisi pembelajaran yang harus

dipertahankan dan sisi-sisi lain yang harus diperbaiki.

e. Tambahan: Siklus-Siklus dalam PTK

Siklus adalah putaran dari suatu rangkaian kegiatan, mulai dari perencanaan,

persiapan, pelaksanaan, hingga pada evaluasi. Dalam hal ini, yang dimaksud siklus-

siklus dalam PTK adalah satu putaran penuh tahapan-tahapan dalam PTK,

sebagaimana disebutkan di atas. Jadi, satu siklus adalah kegiatan penelitian yang

dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Jika dalam PTK terdapat lebih dari satu siklus, maka siklus kedua dan

seterusnya merupakan putaran ulang dari tahapan sebelumnya. Hanya saja, antara

siklus pertama, kedua, dan selanjutnya selalu mengalami perbaikan setahap demi

12
setahap. Jadi, antara siklus yang satu dengan yang lain tidak akan pernah sama,

meskipun melalui tahap-tahap yang sama.

Setiap akhir refleksi selalu menjadi babak baru bagi siklus berikutnya. Artinya,

guru dan pengamat harus selalu diskusi setiap akhir refleksi untuk merencanakan

tindakan baru atau memasuki siklus kedua. Dengan proses atau tahapan yang sama,

guru dapat melanjutkan ke siklus-siklus berikutnya, jika memang sampai pada

siklus tertentu ia belum merasa puas atau belum berhasil mendongkrak prestasi

belajar peserta didik. Demikian seterusnya, sehingga semakin banyak siklus yang

dilalui, semakin baik hasil yang diperoleh. Hasilnya adalah, kepuasan guru dan

kepuasan peserta didik atas prestasi belajarnya.

B. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Abdul Majid mengutip pendapat Gorsy Keraf (2001) menyatakan bahwa kata

tema berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti“menempatkan” atau

“meletakkan” dan kemudian kata itu mengalami perkembangan seingga kata

tithenai berubah menjadi tema. Menurut kata aslinya tema berarti “sesuatu yang

telah diuraikan” atau sesuatu yang telah ditempatkan”.

Pengertian secara luas tema merupakan alat untuk mengenalkan gabungan

dari beberapa konsep materi kepada anak dengan menggabungkan isi kurikulum

secara utuh. Tujuan dari kurikulum terpadu ini adalah agar anak mampu mengenal

beberapa konsep secara jelas, memperkaya bahasa anak didik, dan membuat

pembelajaran lebih bermakna. Keterpaduan pembelajaran ini dapat dilihat dari

aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Jadi

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang menggabungkan materi dari

mata pelajaran yang berbeda menjadi satu tema dalam satu kali pembelajaran.

Pengertian Pembelajaran Tematik dapat dijelaskan sebagai berikut :

13
a. Pembelajaran yang berangkat dari satu tema sebagai pusat yang

digunakan untuk menggabungkan beberapa materi , konsep-konsep baik

dari satu bidang studi yang bersangkutan maupun bidang studi lainnya.

b. Pendekatan pembelajaran yang menggabungkan berbagai bidang studi

yang mencerminkan kehidupan dunia nyata disekeliling anak sesuai

dengan rentang kemampuan dan perkembangan anak.

c. Menggabungkan satu konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda

dengan tujuan anak akan belajar lebih baik dan bermakna.

Berdasarkan Uraian di atas, dapat simpulkan bahwa pembelajaran

tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema

tertentu yang ditinjau dari berbagai mata pelajaran yang diajarkan dalam

satu kali pertemuan. Pembelajaran tematik memfasilitasi peserta

didikuntuk produktif menjawab pertanyaan, menyelesaikan masalah dan

memuaskan rasa ingin tahu dengan penghayatan secara alamiah tentang

dunia di sekitar mereka.

2. Konsep Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu

yang meruapakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik,

baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep

serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistic, bermakna dan otentik.

Dalam bukunya, Interdisciplinary Curiculum: Design and

Implementation, Jacob (1998) menjelaskan bahwa tumbuh kembang minat dan

kebutuhan kurikulum terpadu didasari oleh hal-hal berikut :

a. Perkembangan pengetahuan

Kurikulum sekolah kebanyakan tertinggal dengan pertumbuhan

14
pengetahuan peserta didik dalam beragai bidang, kemajuan pengetahuan itu

tidak serta merta dapat diadopsi dalam kurikulum. Akibatnya, apa yang

sedang dan telah dipelajari peserta didik sering kali basi dan usang karna

telah tertingga jauh dari perkembanagan pengetahuan.

b. Fragmentasi jadwal pembelajaran

Merancang dan melaksanakan pembelajaran disekolah dibatasi oleh

waktu, karena waktu pembelajaran habis, kegaiatan belajar yang

berlangsung akan terputus dan berganti dengan kegiatan pembelajaran

lainnya. Sehingga peserta didik belajar dengan terpenggal-penggal tanpa

memperdulikan ketuntasan dan keutuhan pembelajaran.

c. Relevansi kurikulum

Kegaiatan pembelajaran akan terasa membosankan dan tidakberguna

ketika mereka tidak mengerti untuk apa mereka belajar materi yang

dipelajarinya, pembelajaran hanya dilakukan untuk pembelajaran itu atau

hanya untuk menghadapi tes atau ujian. Padahal dalam kehidupan sehari-

hari mereka dihadapkan pada masalah yang memerlukan pemecahan secara

baik dan dari berbagai sudut pandang. Persoalan itu yang menjadi pemicu

perdebatan apa tujuan dari pendidikan, apa yang harus dipelajari anak, dan

bagaimana semestinya pendidikan itu dilaksanakan. Kurikulum menjadi

relevan dan bermakna ketika pelajaran-pelajaran yang harus dikuasai

peserta didik terkait satu sama lain.

d. Respon masyarakat terhadap fragmentasi pembelajaran

Interdisiplin akan membantu peserta didik untuk dapat lebih baik

dalam mengintegrasikan pengetahuan dan strategi belajaranya guna

menghadapi kompleksitas dunia. Masyarakat akan memandang baik

seseorang yang tidak hanya ahli di bidangnya namun juga mampu

15
menyeimbangi kehidupan bermasyarkat.

Pada dasarnya pembelajaran terpadu dikembangkan untuk menciptakan

pembelajaran yang didalamnya peserta didik berperan aktif secara mental untuk

membangun pengetahuannya sendiri yang dilandasi kemampuan kognitif yang

dimilikinya. Pendidik lebih berperan sebagi fasilitator dan mediator dalam

pembelajaran

3. Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring (online learning) merupakan suatu sistem

pembelajaran yang dapat memfasilitasi peserta didik belajar lebih luas, lebih

banyak, dan bervariasi. Melalui fasilitas yang disediakan oleh sistem tersebut,

peserta didik dapat belajar kapan dan dimana saja tanpa terbatas oleh jarak,

ruang dan waktu. Materi pembelajaran yang dipelajari lebih bervariasi, tidak

hanya dalam bentuk verbal, melainkan lebih bervariasi seperti visual, audio,

dan gerak (Riyana, 2019 : 14).

Pembelajaran sejatinya dilakukan melalui interaksi guru dengan

peserta didik dalam lingkungan belajar. Esensi pembelajaran ini merupakan

pendampingan yang dilakukan pendidik untuk mentrasmisikan ilmu kepada

peserta didik. Oleh karena itu, secara sederhana pembelajaran dapat

dimaknai sebagai suatu proses pencerahan yang dilakukan guru untuk

membantu peserta didik mendapatkan pembelajaran dan mampu memahami

bahan pembelajaran yang diberikan (Mansyur, 2020).

Pebelajaran daring merupakan sebuah inovasi pendidikan yang

melibatkan unsur teknologi informasi dalam pembelajaran (Fitriyani, Fauzi,

dan Sari, 2020). Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang

menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas,

fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi

16
pembelajaran. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang mampu

mempertemukan peserta didik dan pendidik untuk melaksanakan interaksi

pembelajaran dengan bantuan internet. Pada tataran pelaksanaannya

pembelajaran daring memerlukan dukungan perangkat-perangkat mobile

seperti smartphone atau telepon android, laptop, komputer, tablet, dan iphone

yang dapat dipergunakan untuk mengakses informasi kapan saja dan di mana

saja.

Perkembangan ICT yang sangat pesat membawa dampak yang begitu

besar bagi pola hubungan antar individu, antar komunitas, bahkan antar

negara atau bangsa. Perkembangan ICT ini telah mengubah pemikiran baru

di masyarakat. Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan khususnya

dalam sistem pembelajaran, telah mengubah pemikiran baru di masyarakat.

Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan khususnya dalam sistem

pembelajaran, telah mengubah sistem pembelajaran pola konvensional atau

pola tradisional menjadi pola bermedia, diantaranya media komputer dengan

internetnya. Pembelajaran online atau jarak jauh adalah kegiatan belajar

yang tidak terikat waktu, tempat, dan ritme kehadiran guru atau pengajar,

serta dapat menggunakan sarana media elektronik dan telekomunikasi. Salah

satu bentuk perkembangan pembelajaran online adalah e-learning.

Menurut Suyono (2011), bahwa belajar adalah aktivitas yang selalu

dilakukan dan dialami manusia sejak manusia di dalam kandungan, buaian,

tumbuh berkembang dari anak-anak, remaja sehinga menjadi dewasa, sampai

ke liang lahat, sesuai dengan pembelajaran sepanjang hayat. (Basri, 2013)

mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan

dengan serangkaian kegiatan. Berdasarkan pendapat ini, belajar dapat

diartikan sebagai proses panjang yang dialami manusia sejak manusia ada

sampai manusia tiada. Konsep belajar ini biasanya dikenal sebagai belajar

17
sepanjang hayat. Belajar tidak mengenal istilah waktu, kapan pun dan

dimana pun belajar dapat dilakukan oleh manusia. Konsep belajar sepanjang

hayat menjadikan seseoran tidak boleh putus semanat dalam belajar

walaupun ada halangan datang dalam berbagai bentuk. Seperti yang terjadi

ketika pemerintah menetapkan social distancing ketika terjadi bencana

pandemi virus Corona yang tidak seharusnya dijadikan penghalang dalam

belajar.

Pembelajaran harus tetap berlangsung, walaupun terjadi bencana

pandemic global yang menjadikan pemerintah menerapkan social distancing

pada dunia pendidikan. Solusi paling tepat adalah pembelajaran daring.

Pembelajaran daring pada dasarnya adalah pembelajaran yang dilakukan

secara virtual malalui aplikasi virtual yang tersedia. Walaupun demikian,

pembelajaran daring harus tetap memperhatikan kompetensi yang diajarkan.

Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat

kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis

secara bersamaan (Mulyasa, 2013). Oleh karena itu, pembelajaran daring

bukan sekedar materi yang dipindah melalui media internet, bukan juga

sekedar tugas dan soal-soal yang dikirimkan melalui aplikasi social media.

Pembelajaran daring harus direncanakan, dilaksanakan, serta dievaluasi sama

halnya dengan pembelajaran yang terjadi di kelas.

Menurut Majid (2008), perencanaan dapat diartikan sebagai proses

penyusunan materi pelajaran, penggunaan media, pendekatan, metode dan

penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa

tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Berdasarkan

pernyataan ini, perencanaan pembelajaran daring yang ideal harus mengikuti

pola-pola yang telah disebutkan. Guru harus menyusun materi yang sesuai

kompetensi. Materi yang disajikan bukanlah materi yang kompleks atau

18
utuh, melainkan materi dalam bentuk rangsangan untuk menjembatani

peserta didik menyusun sebuah simpulan dari kompetensi yang akan

dikuasai. Media pembelajaran juga harus digunakan oleh guru dalam

pembelajaran daring. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah proses

pembelajaran.

Sumber belajar adalah hal penting dan memiliki peranan penting

dalam pembelajaran, terlebih disaat keadaan saat ini yang mengharuskan

peserta didik untuk melakukan pembelajaran jarak jauh yang dilakukan

secara online atau daring. Pembelajaran daring ini dapat memenuhi tujuan

dari pendidikan dalam pemanfaatan teknologi informasi dengan

menggunakan perangkat komputer, laptop ataupun gadget yang dapat

terhubung dengan internet. Saat ini beberapa teknologi informasi yang di

manfaatkan sebagai media pembelajaran yaitu:

1. Zoom adalah salah satunya aplikasi yang dapat digunakan dengan cara

melakukan pembelajaran secara virtual. Zoom dapat mempertemukan

antara peserta didik dengan pengajar secara virtual atau video sehingga

proses pembelajaran dapat tersampaikan secara baik.

2. Google Classroom merupakan aplikasi ruang kelas yang disediakan

oleh google, dalam google classroom penajar dapat lebih mudah

membagikan materi maupun tugas yang telah di golongkan ataupun

disusun bahkan pada google classroom pengajar dapat memberi waktu

pengumpulan tugas sehingga peserta didik tetap diajarkan disiplin

dalam mengatur waktu.

3. Whatsapp adalah aplikasi yang sangat populer saat ini, aplikasi ini

gratis mudah digunakan dan telah menyediakan fitur enkripsi yang

membuat komunikasi menjadi aman. Melalui Aplikasi ini dapat

melakukan percakapan baik berupa teks, suara maupun video.

19
4. Youtube merupakan aplikasi untuk mengupload video. Youtube banyak

digunakan untuk berbagi video, dimana youtube kini juga digunakan

dalam pembelajaran online sebagai sumber belajar dalam pembelajaran.

Penggunaan whatsapp, google classroom digunakan dalam

menyampaikan informasi materi ataupun penugasan, dan zoom juga sanat

bermanfaat dalam menyampaikan materi tatap muka secara virtual, peserta

didik dan pengajar dapat berinteraksi dengan baik serta adanya feed back

antar peserta didik dan pengajar dalam pembelajaran sehinga pembelajaran

lebih menyenangkan dan materi juga tersampaikan kepada peserta didik

dengan baik.

Keuntungan penggunaan pembelajaran online yaitu pembelajaran

yang bersifat mandiri dan interaktivitas tinggi, sehingga mampu

meningkatkan tingkat ingatan, memberikan lebih banyak pengalaman

belajar, dengan teks, audio,video dan animasi yang semuanya digunakan

untuk menyampaikan informasi, dan juga memberikan kemudahan dalam

menyampaikan berbagai materi, memperbarui isi, mengunduh, dan para

peserta didik juga bisa mengirim email kepada peserta didik lain, mengirim

komentar pada forum diskusi, memakai ruang chat, hingga link video

conference untuk berkomunikasi langsung. Menjangkau peserta didik dalam

cakupan yang luas dan mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan

materi pembelajaran.

Sedangkan kelemahan dari penggunaan pembelajaran online

diataranya adalah :

1. Pembelajaran daring dengan menggunakan media laptop/adget yan

cukup lama akan memberikan dampak buruk terhadap kesehatan kita.

20
2. Banyak kendala yang dihadapi seperti tidak adanya sinyal internet,

tidak punya HP, dan kurang layaknya fasilitas lain dalam mendukung

pembelajaran daring.

Mengingat pembelajaran daring sebagai metode atau sarana komunikasi

yang mampu memberikan manfaat besar bagi kepentingan para peneliti, guru

dan peserta didik, maka guru perlu memahami karakteristik atau potensi

pembelajaran daring agar dapat memanfaatkannya secara optimal untuk

kepentingan pembelajaran peserta didik. Keuntungan pembelajaran daring

adalah media yang menyenangkan, sehingga menimbulkan ketertarikan peserta

didik pada program pembelajaran daring, selain itu peserta didik dapat belajar

di mana pun pada setiap waktu (Riyana, 2019 : 16).

C. Minat Peserta Didik

Nunnaly (dalam Gable, 1986 : 8) menjelaskan bahwa “defining interest as

preferences for particular work activities”, yang berarti minat didefinisikan sebagai

pilihan terhadap pekerjaan atau aktifitas tertentu. Gable (1986 : 9) juga

menambahkan bahwa:

Interests can be described with regard to their target, direction, and intencity.

The target of interest are activities; the direction can be described as

interested or disinterested; and the intencity can be labeled as high or low.

(Penjelasan tersebut bermakna minat dapat digambarkan dengan

memperhatikan sasaran utama, petunjuk dan intensitas. Sasaran utama dari

minat dapat berupa aktivitas, petunjuk dari minat dapat berupa ketertarikan

atau ketidaktertarikan, sedangkan intensitas dari minat diungkapkan dengan

tingkat tinggi atau rendah).

21
Nitko (2007 : 448) menyatakan bahwa “interest are preferences for specific

types of activities when a person is not under external pressure”, yang berarti minat

merupakan pilihan bentuk-bentuk tertentu dari suatu aktivitas ketika seseorang

tidak sedang berada dalam tekanan dari luar dirinya. Menurut Schraw & Lehman

(dalam Schunk, 2010 : 210), “interest refers to the liking and willful engagement in

an activity”, yang berarti minat merujuk pada kegemaran dan keterlibatan dalam

sebuah kegiatan yang disengaja.Elliot (2000 : 349) juga menjelaskan bahwa:

Interest is similar and related to curiosity. Interest is an enduring


characteristic expressed by a relationship between a person and particular
activity or object.
Minat sama dan berhubungan dengan keingintahuan, minat adalah suatu sifat abadi

yang ditunjukkan dengan suatu hubungan antara seseorang dengan aktivitas atau

objek tertentu.

Sax (1980 : 473) menyatakan bahwa minat merupakan pilihan terhadap satu

kegiatan dibandingkan dengan yang lainnya. Pengertian ini menekankan pada dua

hal. Pertama, minat melibatkan pilihan dan rangking dari kegiatan sepanjang

dimensi suka-tidak suka. Kedua, minat melibatkan aktifitas atau perilaku yang

digunakan oleh individu.Aiken (1999 : 259) mengungkapkan pengertian minat

sebagai perasaaan atau pilihan terhadap kegiatan, cita-cita, atau objek tertentu. Ini

berarti minat berhubungan dengan nilai-nilai yan membuat seseorang mempunyai

pilihan dalam hidupnya.

Djamarah (2008 : 166-167) mengungkapkan bahwa minat dapat

diekspresikan peserta didik melalui pernyataan lebih menyukai sesuatu dari pada

yang lain, partisipasi aktif dalam suatu kegiatan, perhatian yang lebih besar

terhadap sesuatu yang diminatinya tanpa menghiraukan hal lain. Menurut Strong

(dalam Savickas & Spokane, 1999: 22-23), dalam pandangan kualitatif terdapat

empat unsur minat. Dua unsur kualitatif yang pertama adalah ketekunan

memperhatikan, dan suatu perasaan suka terhadap objek. Selanjutnya Strong

22
mengungkapkan unsur kualitatif yan ketiga adalah tujuan karena kegemaran

mengarahkan seseorang terhadap objek dan ketidaksukaan mengarahkan seseorang

untuk menjauhi suatu objek. Unsur yang keempat dari minat adalah aktivitas,

seseorang yang berminat melakukan sesuatu yang berhubungan dengan objek.

Selain unsur kualitatif, Strong juga mengungkapkan dua unsur dalam pandangan

kuantitatif yaitu intensitas dan durasi. Intensitas berhubungan dengan

kecenderungan terhadap sesuatu daripada yang lain, dan durasi berhubungan

dengan jangka waktu suatu perilaku berlangsung.

Berdasarkan definisi di atas, minat peserta didik adalah ketertarikan dan

kegemaran peserta didik terhadap suatu kegiatan atau aktivitas tanpa adanya

tekanan dari pihak luar.

D. Model Pembelajaran

Lingkungan pembelajaran meliputi model, media, dan peralatan yang

diperlukan dalam penyampaian informasi dalam proses pembelajaran. Pengaturan

atau pemilihan model, media, dan peralatan serta informasi dalam proses

pembelajaran menjadi tanggung jawab dari guru untuk merancang dan

mendesainnya, seperti yang dikemukakan Manullang (2005: 133) bahwa:

On one side, teachers are supposed to be able to impart their knowledge


through the many approaches, methods and techniques at their disposal.
Teaching mathematics, for instance, requires a basic skill in explaining
abstract mathematical concepts. Abstract thinking is one of the skills to be
introduced to students at an early stage of learning this science.
Di satu sisi, guru diharuskan bisa menanamkan ilmunya melalui banyak

pendekatan, metode dan teknik dalam penyampaiannya. Contohnya mengajar

tema , membutuhkan suatu keterampilan dasar dalam menjelaskan konsep-konsep

tema yang abstrak. Pemikiran abstrak adalah satu di antara keterampilan-

keterampilan yang dikenalkan kepada peserta didik pada tingkatan awal

pembelajaran ilmu ini).Dengan demikian, model pembelajaran adalah bagian dari

23
proses pembelajaran yang merupakan langkah taktis bagi guru dalam pelaksanaan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan.

Joyce, Weil, dan Calhoun (2000: 10) mengemukakan bahwa model

pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara atau pola yang digunakan untuk

membantu peserta didik mengembangkan potensi dirinya sebagai pembelajar.

Peserta didik tidak hanya menguasai materi perihal pengetahuan dan keterampilan

melainkan juga harus memperoleh peningkatan kemampuan untuk menghadapi

tugas-tugas di masa depan dan untuk keperluan belajar mandiri. Sedangkan Dick

dan Carey (1990: 1) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu

pendekatan dalam mengelola secara sistematis kegiatan pembelajaran, sehingga

peserta didik dapat menguasai isi pelajaran atau mencapai tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan.

Pendapat lain dikemukakan oleh Gerlach dan Ely (dalam Sri Anitah, 1989: 1)

yang menyatakan bahwa model pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih

untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.

Model pembelajaran meliputi: sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat

memberikan pengalaman belajar peserta didik. Model pembelajaran yang dipilih

guru harus dapat memberikan kemudahan atau fasilitas kepada peserta didik dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Model pembelajaran merupakan konsepsi untuk mengajar suatu materi dalam

mencapai tujuan tertentu. Di dalam model pembelajaran tercakup strategi,

pendekatan, metode, maupun teknik. Model pembelajaran mempunyai empat ciri

yaitu: rasional teoritik yang logis, tujuan pembelajaran yang akan di capai, tingkah

laku belajar mengajar yang diperlukan untuk keberhasilan pelaksanaan model, dan

lingkungan belajar yang mendukung. Ketika guru sedang menerapkan model

pembelajaran, peserta didik menggunakan berbagai keterampilan, prosedur

penyelesaian masalah dan berpikir kritis.

24
1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Menurut Arends (2004: 391) Problem Based Learning (PBL) merupakan

pembelajaran yang menghadapkan peserta didik dengan masalah autentik yang

dapat menuntun peserta didik dalam penyelidikan dan inkuiri. Ngeow (dalam

Nurjanah, 2004: 2) juga menyatakan bahwa PBL merupakan pendekatan

pembelajaran yang menantang peserta didik untuk belajar di mana peserta didik

bekerja sama di dalam kelompok untuk mencari solusi pada masalah bermakna dan

yang terpenting adalah untuk mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi

pembelajar yang mandiri atau self-directed learner (individu yang mampu

mengarahkan diri sendiri dalam pembelajaran). PBL memberikan kesempatan

kepada semua peserta didik dalam menyampaikan kontribusi mereka untuk

meningkatkan hasil individu maupun kelompok di dalam pembelajaran, seperti

yang ditulis oleh Attle & Baker (2007: 79) bahwa:

PBL can enhance both team and individual outcomes. In PBL teams, students
who may not be at the top of their class based on traditional measures of
academic accomplishment have the opportunity to make meaningful
contributions to the team, such as organizing tasks, managing conflicts,
negotiating agreements, and facilitating interpersonal communication.
PBL dapat meningkatkan hasil kelompok dan individu. Dalam kelompok PBL,

peserta didik yang mungkin bukan peserta didik terbaik di kelasnya berdasarkan

ukuran tradisional mempunyai kesempatan untuk membuat sumbangan yang berarti

untuk kelompoknya, seperti mengorganisasikan tugas-tugas, mengatur konflik,

merundingkan persetujuan, dan memudahkan komunikasi antar-perseorangan).

Pelaksanaan PBL mempunyai tujuan utama seperti yang dikemukakan oleh

Ball & Pelco (2006: 148) yaitu:

To encourage self-directed learning in the students that leads to higher


motivation, better retention of material, and the development of important
reasoning and problem-solving skills, and to develop a better understanding
in students of the group processes and skills necessary for successful working
collaborations.

25
Untuk mendorong peserta didik agar mampu mengarahkan dirinya sendiri dalam

belajar pada motivasi yang lebih tinggi, ingatan materi yang lebih baik,

perkembangan dalam bernalar dan ketrampilan menyelesaikan masalah, serta

mengembangkan pemahaman yang lebih baik pada peserta didik dari proses

kelompok dan kebutuhan ketrampilan demi suksesnya kerjasama kerja).

PBL bukan untuk membantu guru menyampaikan banyak informasi kepada

peserta didik. Akan tetapi, PBL dirancang untuk membantu peserta didik

mengembangkan keterampilan berpikir, menyelesaikan masalah, belajar menjadi

orang dewasa dan pembelajar yang independen serta mandiri. Sehingga, peran guru

adalah sebagai pemberi masalah, memfasilitasi investigasi dan dialog, serta

memberi motivasi dalam pembelajaran peserta didik (Sugiman, 2006: 7).

Berbagai kegiatan PBL yang menuntut keaktifan peserta didik tersebut

memungkinkan mereka untuk lebih mudah mempelajari dan menguasai

pengetahuan dibandingkan dengan pembelajaran yang dilakukan dalam suasana

konvensional, seperti yang ditulis Chamberlin & Moon (2008: 87) bahwa:

Knowledge learned in PBL is likely to be transferred more easily than


knowledge learned in a traditional setting. Moreover, in PBL, mathematics
instructors serving as metacognitive coaches specifically create opportunities
for students to see self-directed learning modeled so they understand what is
required to foster it.
Pengetahuan yang dipelajari dalam PBL kemungkinan besar lebih mudah

disampaikan daripada pengetahuan yang dipelajari dalam tata cara tradisional.

Apalagi, dalam PBL, porsi guru tema sebagai pelatih metakognitif secara spesifik

menciptakan peluang bagi peserta didik untuk melihat kemampuan mengarahkan

dirinya sendiri dalam pembelajaran sehingga mereka paham apa yang dibutuhkan

untuk membantu perkembangannya).

Karakteristik PBL menurut Tatang Herman (2006: 4) adalah sebagai berikut :

26
a. Memposisikan peserta didik sebagai self-directed problem solver melalui

kegiatan kolaboratif.

b. Mendorong peserta didik untuk mampu menemukan masalah dan

mengelaborasinya dengan mengajukan dugaan-dugaan dan merencanakan

penyelesaian.

c. Memfasilitasi peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai alternatif

penyelesaian dan implikasinya, serta mengumpulkan dan mendistribusikan

informasi.

d. Melatih peserta didik untuk menyajikan temuan.

e. Membiasakan peserta didik untuk merefleksi tentang efektivitas cara berpikir

mereka dalam menyelesaikan masalah.

Sedangkan karakteristik PBL menurut beberapa ahli seperti yang ditulis

Arends (2004: 392) adalah sebagai berikut:

a. Driving question or problem (pertanyaan atau masalah perangsang).

b. Interdisciplinary focus (fokus pelajaran interdisipliner).

c. Authentic investigation (investigasi autentik).

d. Production of artifact and exhibits (menghasilkan karya dan menyajikan).

e. Collaboration (kolaborasi).

Menurut Tatang Herman (2006: 4) tipe masalah yang dapat digunakan dalam

PBL adalah sebagai berikut :

a. Masalah terbuka (open-ended problem)

Untuk menjawab masalah yang diberikan, peserta didik dihadapkan dengan

masalah yang memiliki banyak alternatif cara untuk menyelesaikannya.

b. Masalah terstruktur (well-structured problem)

Untuk menjawab masalah yang diberikan, peserta didik dihadapkan dengan

sub-submasalah dan menyimpulkan.

27
Menurut Sugiman (2006: 8) dalam PBL guru, peserta didik, dan masalah

memiliki peran yang berbeda. Peran tersebut dapat digambarkan seperti tabel

berikut:

Tabel 2.1. Pembagian peran dalam Problem Based Learning (PBL)

Peserta didik
Masalah sebagai awal
Guru sebagai pelatih sebagai problem
tantangan dan motivasi
solver

1. Asking about 1. Peserta yang 1. Menarik untuk

Thinking (bertanya aktif diselesaikan

tentang pemikiran) 2. Terlibat 2. Menyediakan

2. Memonitor langsung kebutuhan yang ada

pembelajaran dalam hubungannya

3. Probbing (menantang pembelajaran dengan pelajaran

peserta didik untuk 3. Membangun yang dipelajari

berpikir) pemahaman

4. Menjaga agar peserta

didik dapat terlibat

5. Mengatur dinamika

kelompok

6. Menjaga

berlangsungnya

proses

Arends (2004: 406) menjelaskan hal-hal yang dilakukan guru selama PBL

adalah sebagai berikut:

28
Tabel 2.2. Tingkah laku guru selama Problem Based Learning (PBL)

Fase ke- Indikator Tingkah laku guru

1. Mengorientasikan Guru menjelaskan tujuan pembelajar

peserta didik pada an, menjelaskan logistik yang dibutuh

masalah kan, memotivasi peserta didik agar

terlibat pada aktivitas penyelesaian

masalah

2. Mengorganisasikan Guru membantu peserta didik untuk

peserta didik untuk mendefinisikan dan mengorganisasi

belajar kan tugas belajar yang berhubungan

dengan masalah tersebut

3. Membimbing Guru mendorong peserta didik untuk

penyelidikan individual mengumpulkan informasi yang

maupun kelompok sesuai, melaksanakan eksperimen

untuk mendapatkan penjelasan dan

penyelesaian masalah

4. Mengembangkan dan Guru membantu peserta didik dalam

menyajikan hasil karya merencanakan dan menyiapkan karya

yang sesuai seperti laporan, dan

membantu mereka untuk berbagi

tugas dengan temannya

5. Menganalisis dan Guru membantu peserta didik untuk

mengevaluasi proses melakukan refleksi atau evaluasi

penyelesaian masalah terhadap penyelidikan mereka.

29
Lebih lanjut, Arends (2004: 407) menyatakan bahwa di dalam pelaksanaan

PBL tidak terdapat aturan baku mengenai cara pengelompokan peserta didik dalam

pembelajaran.

Dari uraian dan beberapa pendapat di atas, maka Problem Based Learning

(PBL) dalam penelitian ini merupakan model pembelajaran yang menantang peserta

didik untuk belajar dan bekerja sama secara aktif, baik dengan berpasangan atau

berkelompok untuk mengembangkan cara berpikir dengan menemukan masalah,

membangun pemahaman, serta mencari alternatif penyelesaian masalah untuk

memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

Masalah yang diberikan dalam PBL merupakan masalah bermakna, menarik,

terbuka atau terstruktur, dapat menuntun peserta didik dalam penyelidikan dan

inkuiri, serta dapat merangsang minat peserta didik untuk menyelesaikannya.

Pemberian masalah bertujuan untuk membangun pemahaman dan pengetahuan

peserta didik.

Sintaksis PBL dalam penelitian ini meliputi lima tahapan, yaitu :

a. Mengorientasikan peserta didik pada masalah

Pada tahap ini guru mengawali pembelajaran dengan menyampaikan topik

materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar

yang akan di capai. Selanjutnya guru memberikan motivasi kepada peserta

didik agar terlibat aktif dalam pembelajaran.

b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

Pada tahap ini guru mengorganisasikan kondisi kelas, apakah peserta didik

dikondisikan secara berpasangan atau secara berkelompok tergantung tingkat

masalah yang diberikan kepada peserta didik untuk didiskusikan. Apabila

dikondisikan secara berpasangan, akan lebih efektif dan efisien apabila

dipasangkan dengan teman semejanya. Seandainya dikondisikan berkelompok,

setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 peserta didik dengan memperhatikan

30
heterogenitas anggotanya, dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan

akademik yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Selanjutnya guru

memberikan lembar aktivitas peserta didik yang berisi masalah berkaitan

dengan materi yang akan dipelajari serta media pembelajaran pendukung

dalam diskusi.

c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Pada tahap ini guru meminta peserta didik mencermati masalah dalam lembar

aktivitas peserta didik. Selanjutnya guru melakukan monitoring dan

membimbing peserta didik yang mengalami kesulitan baik secara individual

maupun kelompok, bertanya tentang pemikiran peserta didik dalam

menyelesaikan masalah, serta memotivasi semua peserta didik agar terlibat

aktif dalam penyelesaian masalah. Sedangkan kegiatan peserta didik adalah

melakukan penyelidikan, mengembangkan cara berpikir mereka dengan

menemukan masalah, membangun pemahamannya sendiri terhadap konsep,

serta mencari penyelesaian masalah untuk memperoleh pengetahuan dan

keterampilan.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Pada tahap ini peserta didik mempresentasikan hasil diskusi mereka agar

ditanggapi oleh peserta didik lain. Tahap ini dilakukan agar terjadi tukar ide

atau pendapat antar peserta didik sehingga memungkinkan dapat membantu

meminimalkan perbedaan ataupun kesalahan dalam penyelesaian masalah

peserta didik. Sehingga guru berperan untuk membimbing dialog dan tanya

jawab antar peserta didik serta mengarahkan ke penyelesaian yang diinginkan

sebelum adanya evaluasi.

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses penyelesaian masalah

Pada tahap ini guru membimbing peserta didik untuk mengevaluasi proses

penyelesaian masalah yang telah mereka diskusikan dan presentasikan.

31
Selanjutnya guru dan peserta didik bersama-sama menarik kesimpulan dari

materi pembelajaran yang telah dipelajari.

E. Kerangka Berpikir

Keberhasilan suatu tujuan pembelajaran ditentukan dari prestasi belajar

peserta didik di dalam kelas tersebut, peserta didik selalu ingin unggul dari teman-

temannya dan tidak dapat dipisahkan dari usaha-usahanya dalam meraih prestasi

belajar itu, terutama proses belajar. Dalam suatu pembelajaran salah satunya adalah

dengan menyukai atau minat terhadap mata pelajaran tersebut, sehingga dengan

menyukai mata pelajaran tersebut peserta didik tidak akan terpaksa dalam

mengikuti pembelajaran. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena dengan

minat peserta didik akan belajar sebaik-baiknya dan tertarik mengikuti

pembelajaran. Selain itu, jika peserta didik minat akan pelajaran tersebut, peserta

didik akan lebih mudah menghafalkan dan menyimpan materi pembelajaran yang

disampaikan.

Kondisi awal peserta didik kelas III SD Ihsaniyah 1 Kota Tegal memiliki

minat belajar yang masih rendah. Hal ini disebabkan beberapa faktor, antara lain

peserta didik menganggap mata pelajaran tema sebagai pelajaran yang

membosankan, sehingga peserta didik malas untuk belajar Tema , peserta didik

mudah lupa terhadap materi yang dijelaskan oleh guru. Selain itu, model

pembelajaran yang diterapkan guru kurang bervariatif dan cenderung

membosankan.

Kondisi seperti itu dapat di atas dengan dengan mengkombinasikan model

pembelajaran yang lebih bervariatif. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah

dengan memilih model pembelajaran yang sesuai. Salah satunya dengan model

Problem Based Learning (PBL) melalui pembelajaran daring. Model Problem

Based Learning adalah salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk

32
mengajak peserta didik berpikir lebih tinggi dan kritis. Sedangkan pembelajaran

daring yang akan digunakan menggunakan platform whatsapp, google classroom,

dan Zoom Meeting.

Pada pembelajaran Tema dengan menggunakan model Problem Based

Learning melalui pembelajaran daring ini diharapkan dapat meningkatkan minat

belajar peserta didik, sehingga akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar peserta

didik pada mata pelajaran tema .

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan kerangka

berpikir, maka dapat diajukan hipotesis tindakan adalah sebagai berikut:

1. Penerapan model Problem Based Learningmelalui pembelajaran daring dapat

meningkatkan minat belajar peserta didik, dalam pembelajaran Tema pada

kelas III SD Ihsaniyah 1 Kota Tegal.

33
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didikkelas IIISD Ihsaniyah 1 Kota Tegal

yang berjumlah 28 peserta didik. Objek dalam penelitian ini adalah keseluruhan

proses dan hasil pembelajaran tema 3 Benda di sekitarku setelah mengikuti

pembelajaran daring dengan model pembelajaran berbasis masalahdi kelas III SD

Ihsaniyah 1 Kota Tegal.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Ihsaniyah 1 Kota Tegal yang

bertempat Jalan Sumbodro, Kejambon , Tegal Timur Tegal . Pengambilan data

dilaksanakan pada bulan Oktober - November tahun pelajaran 2020/2021.

C. Siklus Penelitian

Adapun perincian pelaksanaan kegiatan per siklusnya adalah :


a. Siklus I :
Waktu Pelaksanaan : Tanggal 17 Oktober 2020 ( Kegiatan Pembelajaran
Siklus I )
1) Perencanaan
a) Merancang rencana pembelajaran pada saat pelaksanaan siklus I.
b) Merancang lembar kegiatan peserta didik.
c) Menyusun lembar observasi pengamatan aktivitas belajar peserta didik
d) Menyusun tes formatif

2) Pelaksanaan
a) Menyiapkan media, bahan dan lembar kegiatan peserta didik
b) Melaksanakan kegiatan awal pembelajaran :
 Kesiapan kelas

34
 Berdoa
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
 Memberi motivasi
c) Melaksanakan kegiatan pembelajaran
d) Guru memberikan evaluasi pada akhir siklus I melalui Google Classroom
e) Pemberian angket tahap awal melalui Google Formulir
https://forms.gle/kBi7GyFcTx99fbMj6
3) Pengamatan
Mengamati aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran dengan
melalui lembar observasi. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka
pengamatan difokuskan pada :
a) Minat belajar peserta didik
b) Aktivitas peserta didik
 Kehadiran peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.
 Keantuasiasan peserta didik untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran

4) Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis semua kegiatan yang
dilakukan pada siklus I. Analisis dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan unsur-unsur yang diamati pada siklus I, kemudian merefleksikan
hasil analisis tersebut untuk merencanakan tindakan selanjutnya.

b. Siklus II
1) Perencanaan
a) Merancang rencana pembelajaran pada saat pelaksanaan siklus I.
b) Merancang lembar kegiatan peserta didik.
c) Menyusun lembar observasi pengamatan aktivitas belajar peserta didik
d) Menyusun tes formatif
2) Pelaksanaan
a) Menyiapkan media, bahan dan lembar kegiatan peserta didik
b) Melaksanakan kegiatan awal pembelajaran :
 Kesiapan kelas
 Berdoa
 Menyampaikan tujuan pembelajaran

35
 Memberi motivasi
c) Melaksanakan kegiatan pembelajaran
d) Guru memberikan evaluasi pada akhir siklus II melalui Google
Classroom
e) Pemberian angket tahap akhir melalui Google Formulir
https://forms.gle/agbTG2foFSdDYnos6
3) Pengamatan
Mengamati aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran dengan
melalui lembar observasi. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka
pengamatan difokuskan pada :
a) Minat belajar peserta didik
b) Aktivitas peserta didik
 Kehadiran peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.
 Keantuasiasan peserta didik untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran
4) Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis semua kegiatan
yang dilakukan pada siklus II. Selain untuk mengetahui minat belajar
peserta didik, analisis juga dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan dalam proses belajar mengajar dikelas pada siklus II.
Berdasarkan hasil analisis ataupun refleksi pada siklus I dan II terhadap minat
belajar melalui pembelajaran berbasis masalah, maka akan menyimpulkan apakah
hipotesis tindakan telah tercapai atau tidak.
D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Peneliti

Peneliti merupakan alat pengumpul data utama. Peneliti sekaligus perencana,

pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir hasil analisis, penarik

kesimpulan dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya.

2. Pedoman Observasi

Pedoman observasi merupakan pedoman yang digunakan untuk mengamati

aktivitas peserta didik di dalam proses pembelajaran tema .

36
3. Angket Minat

Angket minat berisi kumpulan pernyataan yang diberikan kepada peserta didik

untuk mengetahui minat peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti

pembelajaran daring dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah

dilaksanakan. Angket minat belajar peserta didik diberikan kepada peserta didik

melalui google form.

E. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis yang dikembangkan oleh

Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2006:66) yang

menggunakan empat komponen tindakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi,

dan refleksi dalam suatu spiral yang saling terkait. Adapun model penelitian

tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart dapat terlihat pada gambar berikut ini:

Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Kelas oleh Kemmis dan Taggart

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari beberapa siklus hingga

tercapai adanya peningkatan minat belajar peserta didik. Apabila setelah siklus I,

indikator keberhasilan belum tercapai maka dilanjutkan pada siklus II dan

37
seterusnya sampai indikator keberhasilan dari pembelajarantercapai. Secara rinci

rancangan penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagai berikut:

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi

dan pengisian angket oleh peserta didik

a. Pengisian angket

Dalam penelitian ini, metode penyebaran angket diberikan kepada

siswa berupa angket minat untuk mengukur minat belajar siswa terhadap

pembelajaran yang akan diberikan. Penyebaran angket dilakukan dengan

menggunakan google forms. Angket minat belajar ini akan diberikan setelah

pembelajaran di siklus I dan siklus II

b. Observasi

Dalam penelitian ini, metode observasi dilakukan untuk mengamati

aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan

dengan mengisi lembar observasi yang telah dibuat. Lembar observasi ini

akan diisi dengan bantuan dua observer dengan cara memberikan tanda

centang pada pernyataan yang sesuai dengan aktivitas yang ditunjukkan

siswa pada proses kegiatan pembelajaran.

G. Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil angket peserta

didik, hasil observasi dan catatan lapangan dalam proses pembelajaran, dan hasil tes

evaluasi belajar yang dilaksanakan dengan peserta didik setelah akhir pembelajaran.

1. Analisis data Angket

Angket dalam penelitian ini yaitu angket tentang minat belajar kelas III dalam

pembelajaran daring dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah. Angket

38
tersebut terdiri dari 10 pernyataan dengan empat alternatif jawaban yang

tersedia, yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Kadang – kadang (KK), dan Tidak

Pernah (TP). Hasil angket minat belajar peserta didik dianalisis dengan langkah-

langkah :

a) Masing-masing butir pernyataan dikelompokkan sesuai indikator pada tiap

aspek yang diamati yaitu :berusaha mempelajari tema , mengerjakan tugas

individu, mengerjakan tugas kelompok, mencatat pelajaran tema , mengikuti

pembelajaran (aktif/tidak aktif), pelaksanaan tes evaluasi belajar tema .

b) Berdasar pedoman penskoran yang telah dibuat dihitung jumlah skor tiap-

tiap butir pernyataan. Adapun pedoman penskoran tiap butir sebagai

berikut :

Tabel 1. Pedoman Penskoran Angket Minat Belajar Peserta didik

Skor pernyataan Skor pernyataan


Pernyataan
positif negatif

Selalu 4 1

Sering 3 2

Kadang-kadang 2 3

Tidak pernah 1 4

c) Berdasarkan jumlah pertanyaan dan skor yang ditentukan, maka skor

maksimal yang akan dicapai peserta didik yaitu 120 dan skor minimal

yaitu 30. Pengukuran minat secara klasikal didasarkan pada rata-rata

skor yang diperoleh peserta didik, kemudian diambil kesimpulan sesuai

kriteria dengan menggunakan rumus berikut ini:

Dimana :

39
P = Persentase

m = Skor minat

N = Jumlah Peserta didik

B = Skor Maksimal

Hasil perolehan nilai minat belajar peserta didik dianalisis dengan

pedoman pada tabel berikut:

Tabel 2.Kualifikasi Hasil PersentaseAngket Partisipasi Peserta Didik

No Persentase (%) Kualifikasi

1 90 – 100 Sangat Tinggi

2 75 – 89 Tinggi

3 70 – 74 Sedang

4 1 – 69 Rendah

(Yonny dkk 2012: 176)

2. Analisis data Observasi

Dalam pedoman observasi, penilaian sikap yang diamatiterdiri dari 2 aspek

yaitu kedisiplinan dan ketelitian. Masing-masing aspek terdiri dari 4 kriteria

penilaian dengan skor 1 sampai 4. Data observasi yang diperoleh dihitung

kemudian dipersentase. Adapun perhitungan presentase tiap aspek sebagai

berikut :

Persentase tiap aspek

Data hasil observasi dikualifikasikan dengan kriteria berikut:

40
Tabel 5. Kriteria Sikap Peserta didik

No Persentase (%) Kualifikasi

1 90 – 100 Amat baik

2 75 – 89 Baik

3 70 – 74 Cukup

4 1 – 69 Kurang

H. Indikator Keberhasilan

Komponen yang menjadi indikator tercapainya peningkatan minat belajar

peserta didik pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Minat belajar peserta didik dikatakan berhasil jika apabila skor dari penilaian

melalui lembar angket mencapai lebih dari atau sama dengan 75% (kriteria

tinggi)

41
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal

Pembelajaran awal dilaksanakan pada hari Jumat, 9 Oktober 2020.

Pembelajaran yang dilakukan oleh guru berlangsung secara daring melalui Google

Classroom saja. Siswa diminta untuk membaca sendiri materi pelajaran yang ada di

buku tema yang disampaikan melalui Google Classroom dan tugas-tugas juga

diinformasikan melalui Google Classroom. Jadi, pembelajaran hanya berpusat pada

guru yang hanya memberikan tugas melalui Google Classroom. Tugas sebagian

besar dikirimkan siswa dengan terlambat. Minat belajar siswa dalam pembelajaran

termasuk ke dalam kategori rendah. Hal ini terlihat dari hasil analisis angket minat

yang diberikan ke siswa dalam mengukur minat siswa terhadap pembelajaran

tematik.

Berikut tabel hasil analisis minat siswa pada kondisi awal

Tabel 4 Perolehan Skor Lembar Angket Minat Belajar Siswa Kondisi Awal

No Nama Siswa Skor Minat


Belajar Siswa
Kondisi Awal
1. Agruna Binar Ardani 23
2. Ainayya Fatkhiyyaturrahma 26
3. Aydin Rafli Asyami 21
4. Azka Sastranegara 20
5. Elang Aquila Khalifi 18
6. Elvira Hanate Dynar A 23
7. Fatmawati Hakim 22
8. Fernando Evan Wijaya 27
9. Hanifatun Najja 21

42
10. Hilal Musyaffa 28
11. Kayla Almira Maritza 24
12. Khanza Mutiara Nabilla 23
13. Kirana Adinda Putri 20
14. Laely Fadhilah Putri 21
15. M.Kayyis Maulana El Yafie 28
16. M.Zainnadhir Amrullah 26
17. Mahira Hasna Ramadhani 20
18. Maureen Diandra Kanaya 26
19. M. Khawarizmi Alim 24
20. Nadia Nur Aulia Filmuslim 22
21. Nizam Aurellio Azhar 22
22. Rafardhan Arsakha K 25
23. Razi Labib Balakosa 20
24. Reyhan Adya Rafif 20
25. Royyan Asyraful Anam 21
26. Saefyani Putri Pertiwi 28
27. Satria Zulfikar Aldizza 20
28. Zahran Javas Nararya 21
Berdasarkan tabel di atas, pada pertemuan pertama terdapat 28,57%

(8 siswa) siswa kelas III memperoleh skor minat belajar ≥ 25 . Kategori

minat belajar siswa tergolong rendah.

2. Deskripsi Siklus I

a. Perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus I bertujuan untuk mempersiapkan

kebutuhan dalam pelaksanaan penelitian. Pada tahap perencanaan di siklus I

ini meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan

digunakan untuk melaksanakan dengan model pembelajaran berbasis

43
masalah (Lampiran 1).

2) Guru mempersiapkan keperluan penelitian siklus I (lembar observasi

oleh guru, angket minat belajar, dan media pembelajaran).

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam siklus I pada tanggal 17 Oktober 2020.

Pembelajaran di lakukan melalui Platform WAG, Google Classroom dan Zoom

Meeting. Adapun pelaksanaan tindakan dalam sebagai berikut:

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Keterangan


Pendahuluan 1. Guru mengirimkan pesan untuk menyapa dan Melalui WAG
mengingatkan siswa untuk melaksanakan
pembiasaan pagi
2. Guru mengirimkan link Zoom Meeting, dan
mengingatkan siswa untuk mengisi link absensi
secara online
3. Siswa mengisi absensi secara online
4. Guru mengirimkan tata tertib pada saat
melakukan pertemuan di Zoom Meeting Melalui Zoom
Meeting
5. Guru membuka pembelajaran dengan menyapa,
dan berdoa sebelum memulai pembelajaran
6. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar
semangat dalam melaksanakan pembelajaran
hari ini
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
kegiatan pembelajaran hari ini
Kegiatan Inti 1. Guru mengirimkan LKPD Melalui
Tahap orientasi Google
Siswa melakukan percobaan secara mandiri sesuai Classroom
dengan LKPD dan melakukan pengamatan terhadap
percobaan yang di lakukan (Kegiatan mandiri
siswa di rumah)
Tahap Mengorganisasikan
2. Guru memberikan pertanyaan terkait percobaan

44
yang telah dilakukan
Melalui Zoom
Tahap Membimbing penyelidikan Meeting
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalahnya
Tahap mengembangkan dan menyajikan
4. Siswa menuliskan hasil pengamatan dan
mengirimkannya ke google classroom
5. Guru meminta siswa melakukan presentasi hasil
pengamatan yang telah dilakukan
Tahap Analisis dan mengevaluasi
6. Guru melakukan pembahasan dengan siswa
mengenai kegiatan percobaan yang telah di
lakukan melalui kegiatan tanya jawab
7. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil
percobaan
8. Guru memberikan pertanyaan mengenai suatu
peristiwa
9. Siswa menganalisis peristiwa tersebut

Tahap Orientasi
10. Guru menyajikan sebuah gambar melalui Power
Point
11. Siswa melakukan pengamatan
Tahap mengorganisasi
12. siswa mengidentifikasi gambar yang disajikan
Tahap membimbing
13. Guru memberikan pertanyaan terkait gambar
dekoratif yang di sajikan
14. Guru memberikan penjelasan mengenai materi
gambar dekoratif
15. Guru memberikan video tutorial tentang
membuat gambar dekoratif

45
Tahap mengembangkan dan menyajikan
16. Siswa membuat gambar dekoratif (dilakukan
mandiri di rumah setelah pertemuan di Zoom
Meeting)
Tahap analisis dan evaluasi
17. Siswa memfoto hasil karyanya kemudian
mengirimkan ke google Classroom (dilakukan
mandiri di rumah setelah pertemuan di Zoom
Meeting)

Tahap Orientasi
18. Dajikan sebuah permasalahan matematika
berhubungan dengan satuan berat
Tahap Mengorganisasi
19. Guru membantu siswa dalam mengidentifikasi
masalah
Tahap membimbing
20. Guru memberikan pertanyaan ke siswa terkait
pengalaman pribadi yang berhubungan dengan
konversi satuan waktu
Tahap mengembangkan dan menyajikan
21. Guru memberikan pertanyaan terkait konversi
satuan berat untuk mengembangkan
kemampuan siswa

Penutup 1. Guru memberikan penguatan mengenai materi Melaui Zoom


yang sudah dipelajari. Meeting
2. Siswa mengerjakan soal latihan di google form
(setelah pertemuan di Zoom Meeting)
3. Guru memberikan motavisi siswa agar tetap
semangat melaksanakan pembelajaran di
rumah.
c. Observasi Siswa

Dalam observasi siswa, yang diamati adalah minat belajar siswa dalam

kegiatan belajar mengajar, . Dalam melakukan observasi minat belajar siswa

46
dimaksudkan hasilnya dapat digunakan pedoman untuk merencanakan tindakan

pada siklus II. Selain menggunakan lembar observasi minat belajar siswa,

peneliti juga menggunakan angket untuk mengukur minat belajar siswa.

Hasil observasi pertemuan pertama yaitu pada pertemuan pertama total

siswa yang terlibat pada indikator A (Siswa semangat dalam mengikuti

pembelajaran) total siswa yang terlibat yaitu sebanyak 19 siswa atau 67,85 %.

Pada indikator B (Siswa mengajukan pertanyaan atau mengemukakan pendapat

tanpa diminta) total siswa yang terlibat yaitu 4 siswa atau 14,28%. Pada

Indikator C (Siswa menyampaikan penyelesaian terhadap permasalahan yang

diberikan / menjawab soal) total siswa yang terlibat pada indikator nomor C

yaitu sebanyak 8 siswa atau 28,57%. Sedangakan indikator D sebanyak 21

siswa atau 75%. Dari persentase tersebut diperoleh rata-rata persentase hasil

observasi oleh observer pada pertemuan pertama yaitu 46,44%. Berdasarkan

kategori dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa pada pertemuan pertama

dalam kategori cukup baik. (lampiran 3. 2).

47
Persentase

Indikator Observasi

Gambar 2 Gambar Diagram hasil Observasi Siklus I

d. Angket Minat Belajar Siswa

Terdapat dua angket minat belajar dalam penelitian ini yaitu angket siklus I

dan angket siklus II. Angket I untuk mengukur minat belajar siswa pada siklus

I , dan angket pada siklus II untuk mengukur minat belajar siswa pada siklus II

Berikut hasil dan analisis data angket minat belajar siswa.

Tabel 5 Perolehan Skor Lembar Angket Minat Belajar Siswa Siklus I

No Nama Siswa Skor Minat


Belajar Siswa
ada siklus I
1. Agruna Binar Ardani 33
2. Ainayya Fatkhiyyaturrahma 30
3. Aydin Rafli Asyami 30
4. Azka Sastranegara -
5. Elang Aquila Khalifi -
6. Elvira Hanate Dynar A 35
7. Fatmawati Hakim 33
8. Fernando Evan Wijaya 30
9. Hanifatun Najja -
10. Hilal Musyaffa 36
11. Kayla Almira Maritza 30
12. Khanza Mutiara Nabilla 31

48
13. Kirana Adinda Putri 39
14. Laely Fadhilah Putri -
15. M.Kayyis Maulana El Yafie 39
16. M.Zainnadhir Amrullah 32
17. Mahira Hasna Ramadhani -
18. Maureen Diandra Kanaya 40
19. M. Khawarizmi Alim 35
20. Nadia Nur Aulia Filmuslim 30
21. Nizam Aurellio Azhar 30
22. Rafardhan Arsakha K 30
23. Razi Labib Balakosa 20
24. Reyhan Adya Rafif 22
25. Royyan Asyraful Anam 23
26. Saefyani Putri Pertiwi 34
27. Satria Zulfikar Aldizza -
28. Zahran Javas Nararya -
Berdasarkan tabel di atas, pada pertemuan pertama terdapat 64,71% (18

siswa) siswa kelas III memperoleh skor minat belajar ≥ 25 . Hal tersebut sudah

memenuhi indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu, 64,28 % siswa kelas

III memperoleh skor minat belajar dalam sedang dengan batas minimal skor

minat belajar sebesar 25. Akan tetapi belum mengukur tingkat minat semua

siswa dikarenakan ada 7 siswa yang tidak bisa mengikuti kegiatan zoom meeting

sesuai jadwal.

e. Refleksi

Setelah siklus I berakhir, penelitimelaksanakan refleksi dan mengkaji

kembali data yang telah diperoleh. Berdasarkan analisis tindakan pada siklus I

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Proses pembelajaran daring dengan menggunakan model Pembelajaran

Berbasis Masalah sudah berjalan sesuai dengan tahapan pembelajaran yang

49
telah direncanakan dalam RPP. Akan tetapi, dalam aktifitas pembelajaran

melalui observasi hanya mendapatan rata-rata prosentase 46, 44% dengan

kategori sedang . Untuk di siklus II akan nada perbaikan dalam hal

mengaktifkan peserta didik ketika pembelajaran.

2) Pada siklus I belum semua siswa dapat mengikuti pembelajaran secara daring

3. Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi di siklus I, kegiatan pembelajaran di siklus II

maka dilakukan beberapa langkah perbaikan.

a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan pada siklus II yaitu berpijak terhadap hasil refleksi

siklus I. Adapun perencanaan pada siklus II sebagai berikut:

1) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan

digunakan untuk melaksanakan dengan model pembelajaran berbasis masalah

(Lampiran 1).

2) Guru mempersiapkan keperluan penelitian siklus I (lembar observasi oleh

guru, angket minat belajar, dan media pembelajaran).

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam siklus II pada tanggal 24 Oktober 2020.

Pembelajaran di lakukan melalui Platform WAG, Google Classroom dan Zoom

Meeting. Adapun pelaksanaan tindakan dalam sebagai berikut:

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Keterangan


Pendahuluan 1. Guru mengirimkan pesan untuk menyapa Melalui
dan mengingatkan siswa untuk WAG
melaksanakan pembiasaan pagi
2. Guru mengirimkan link Zoom Meeting, dan
mengingatkan siswa untuk mengisi link
absensi secara online

50
3. Siswa mengisi absensi secara online
4. Guru mengirimkan tata tertib pada saat
melakukan pertemuan di Zoom Meeting
5. Guru membuka pembelajaran dengan Melalui
menyapa, dan berdoa sebelum memulai Zoom
pembelajaran Meeting
6. Guru memberikan motivasi kepada siswa
agar semangat dalam melaksanakan
pembelajaran hari ini
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan kegiatan pembelajaran hari ini
Kegiatan Inti 8. Guru mengirimkan LKPD Melalui
Google
Classroom

Tahap Orientasi Melalui


9. Guru menyajikan bacaan yang ada di bahan Zoom
ajar melalui media power point Meeting
10. Peserta didik membaca wacana tentang
proses pembuatan garam
Tahap Mengorganisasikan

11. Peserta didik menjawab pertanyaan seputar


proses membuat garam yang diajukan oleh
guru
12. Melalui media power point, guru menggali
pemahaman peserta didik tentang proses
pembuatan garam
Tahap Membimbing penyelidikan

13. Peserta didik mencari informasi secara


mandiri terkait proses pembuatan garam
melalui teks bacaan ataupun internet
Tahap mengembangkan dan menyajikan
14. Peserta didik menyusun cerita bergambar
tentang tentang proses pembuatan garam
(dilakukan setelah Pertemuan di Zoom

51
Meeting selesai)
Tahap Analisis dan mengevaluasi
15. mGuru dan peserta didik bersama-sama
menyimpulkan tentang proses perubahan
wujud yang terjadi pada proses pembuatan
garam

Tahap Orientasi
16. Guru menyajikan sebuah gambar jam,
peserta didik mencoba membuktikan
hubungan antara satuan waktu (jam dan
menit)
Tahap mengorganisasi
17. siswa mengidentifikasi gambar yang
disajikan
Tahap membimbing
18. Guru memberikan pertanyaan terkait
hubungan jam dan menit melalui gambar
ataupun pengamalan pribadi peserta didik
Tahap mengembangkan dan menyajikan
19. Guru membimbing peserta didik melalui soal
untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik dalam mengidentifikasikan hubungan
janm dengan menit
Tahap analisis dan evaluasi
20. Siswa mengerjakan latihan soal (dilakukan
mandiri di rumah setelah pertemuan di Zoom
Meeting)

Tahap Orientasi
21. Guru menyajikan video tentang cara melipat
baju
22. Peserta didik mengamati video yang disajikan
Tahap membimbing
23. Guru bersama memberikan bimbingan terkait

52
video melipat baju

Tahap mengembangkan dan menyajikan


24. Peserta didik membuat video praktik melipat
baju, kemudian mengirimkannya melalui
Google Classroom (dilakukan setelah
Pertemuan di Zoom Meeting selesai)
Penutup 1. Guru memberikan penguatan mengenai Melaui Zoom
materi yang sudah dipelajari Meeting
2. Siswa mengerjakan soal latihan di google
form (setelah pertemuan di Zoom Meeting)
3. Guru memberikan motavisi siswa agar tetap
semangat melaksanakan pembelajaran di
rumah.

c. Observasi Siswa

Dalam observasi siswa pada siklus II yang diamati sama dengan kegiatan di

siklus II . Hasil observasi siklus II yaitu total siswa yang terlibat pada indikator

A (Siswa semangat dalam mengikuti pembelajaran) total siswa yang terlibat

yaitu sebanyak 20 siswa atau 71,42 %. Pada indikator B (Siswa mengajukan

pertanyaan atau mengemukakan pendapat tanpa diminta) total siswa yang

terlibat yaitu 7 siswa atau 25 %. Pada Indikator C (Siswa menyampaikan

penyelesaian terhadap permasalahan yang diberikan / menjawab soal) total siswa

yang terlibat pada indikator nomor C yaitu sebanyak 10 siswa atau 35,71%.

Sedangakan indikator D sebanyak 28 siswa atau 100%. Dari persentase tersebut

diperoleh rata-rata persentase hasil observasi oleh observer pada pertemuan

pertama yaitu 58,03%. Berdasarkan kategori yang telah ditentukan pada

metodologi penelitian maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa pada

pertemuan pertama dalam kategori baik.Di siklus II terjadi kenaikan aktivitas

53
siswa sebesar 5,60 % (lampiran 3. 4)

Persentase Siklus I
Siklus II

Indikator Observasi

Gambar 3. Diagram hasil Observasi Siklus I dan Siklus II

d. Angket Minat Belajar Siswa

Tabel 6. Perolehan Skor Lembar Angket Minat Belajar Siswa Siklus II

No Nama Siswa Skor Minat


Belajar
Siswa ada
siklus II
1. Agruna Binar Ardani 33
2. Ainayya Fatkhiyyaturrahma 30
3. Aydin Rafli Asyami 30
4. Azka Sastranegara 22
5. Elang Aquila Khalifi 22
6. Elvira Hanate Dynar A 36
7. Fatmawati Hakim 33
8. Fernando Evan Wijaya 30
9. Hanifatun Najja 30
10. Hilal Musyaffa 36
11. Kayla Almira Maritza 30
12. Khanza Mutiara Nabilla 31
13. Kirana Adinda Putri 39
14. Laely Fadhilah Putri 22
15. M.Kayyis Maulana El Yafie 40

54
16. M.Zainnadhir Amrullah 32
17. Mahira Hasna Ramadhani 37
18. Maureen Diandra Kanaya 40
19. M. Khawarizmi Alim 35
20. Nadia Nur Aulia Filmuslim 30
21. Nizam Aurellio Azhar 30
22. Rafardhan Arsakha K 30
23. Razi Labib Balakosa 23
24. Reyhan Adya Rafif 22
25. Royyan Asyraful Anam 25
26. Saefyani Putri Pertiwi 34
27. Satria Zulfikar Aldizza 35
28. Zahran Javas Nararya 22
Berdasarkan tabel di atas, pada siklus ke II terdapat 78,57 % (22

siswa) siswa kelas III memperoleh skor minat belajar ≥ 25 . Hal tersebut

sudah memenuhi indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu, 78,57 %

siswa kelas III pada siklus II memperoleh skor minat belajar dalam tinggi

dengan batas minimal skor minat belajar sebesar 25

e. Refleksi

Setelah kegiatan pembelajran di siklus II, guru melakukan refleksi terhadap

pelaksanaan tindakan pada siklus II. Refleksi ini bertujuan untuk mengetahui

kekurangan yang terdapat pada siklus II. Hasil Refleksi pada siklus II yaitu

1) Bagi guru

a) Kegiatan pembelajaran sangat menarik.

b) Penyampaian materi jelas.

c) Penggunaan media pembelajaran perlu dioptimalkan.

2) Bagi siswa

55
a) Saat pembelajaran masih ada siswa yang belum terlibat.

b) Keberanian bertanya dan menjawab sudah muncul.

c) Kesungguhan dalam menerima pelajaran sudah terlihat.

d) Materi yang dipelajari bisa diterima dengan baik.

Berdasarkan pengamatan dalam pembelajaran, keaktifan belajar siswa sudah

menunjukan baik.

4. Deskripsi Siklus III

Berdasarkan hasil refleksi di siklus III, kegiatan pembelajaran di siklus II

dilaksanakan secara 2 tahap.. Tahap 1 dilaksanakan pagi hari dan tahap 2

dilaksanakan siang hari. Adapun kegiatan di tahap 1 dan tahap 2 menggunakan

RPP yang sama.

a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan pada siklus III yaitu berpijak terhadap hasil refleksi

siklus II. Adapun perencanaan pada siklus II sebagai berikut:

3) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan

digunakan untuk melaksanakan dengan model pembelajaran berbasis masalah

(Lampiran 1).

4) Guru mempersiapkan keperluan penelitian siklus I (lembar observasi oleh

guru, angket minat belajar, dan media pembelajaran).

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam siklus III pada tanggal 9 November 2020.

Pembelajaran di lakukan melalui Platform WAG, Google Classroom dan Zoom

Meeting. Adapun pelaksanaan tindakan dalam sebagai berikut:

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Keterangan

Pendahuluan 1. Guru mengirimkan pesan untuk Melalui

56
menyapa dan mengingatkan peserta WAG
didik untuk melaksanakan pembiasaan
pagi
2. Guru mengirimkan link Zoom
Meeting, dan mengingatkan peserta
didik untuk mengisi link absensi secara
online
3. Peserta didik mengisi absensi secara
online Melalui
4. Guru mengirimkan tata tertib pada saat Zoom
melakukan pertemuan di Zoom Meeting
Meeting

5. Guru membuka pembelajaran dengan


menyapa, dan berdoa sebelum
memulai pembelajaran
6. Guru memberikan motivasi kepada
peserta didik agar semangat dalam
melaksanakan pembelajaran hari ini
7. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan kegiatan
pembelajaran hari ini
Kegiatan 1. Guru mengirimkan LKPD Melalui
Inti Tahap orientasi Google
Peserta didik melakukan percobaan Classroom
secara mandiri sesuai dengan LKPD
dan melakukan pengamatan terhadap
percobaan yang di lakukan (Kegiatan
mandiri peserta didik di rumah)

Tahap Mengorganisasikan Melalui


2. Guru memberikan pertanyaan terkait Zoom
percobaan yang telah dilakukan Meeting

Tahap Membimbing penyelidikan


3. Guru mendorong siswa untuk

57
mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalahnya
Tahap mengembangkan dan
menyajikan
4. Peserta didik menuliskan hasil
pengamatan dan mengirimkannya ke
google classroom
Tahap Analisis dan mengevaluasi
5. Guru menyajikan teks bacaan sesuai
yang ada di bahan ajar
6. Peserta didik dapat membuat
pertanyaan dari teks bacaan .
(dilakukan setelah kegiatan pertemuan
di Zoom Meeting)
1. Peserta didik mengamati video tentang
sikap tolong menolong.
(dilakukan setelah kegiatan pertemuan
di Zoom Meeting)
Tahap Orientasi
2. Guru menyajikan sebuah video tentang
sikap tolong menolong
3. Peserta didik melakukan pengamatan
Tahap mengorganisasi
4. peserta didik mengidentifikasi sikap
tolong menolong yang ada di video
Tahap membimbing
5. Guru memberikan pertanyaan terkait
video yang disajikan
6. Guru memberikan manfaat kegiatan
tolong menolong
7. Guru memberikan video tutorial
tentang membuat gambar dekoratif
Tahap mengembangkan dan

58
menyajikan
8. Peserta didik membaca teks bacaan
tentang sikap tolong menolong
Tahap analisis dan evaluasi
9. Peserta didik membuat video yang
menceritakan pengalamannya dalam
tolong menolong kemudinan
mengirimkan jawabannya ke Google
Classroom
Penutup 4. Guru memberikan penguatan Melaui
mengenai materi yang sudah Zoom
dipelajari. Meeting
5. Peserta didik mengerjakan soal
latihan di google form (setelah
pertemuan di Zoom Meeting)
6. Guru memberikan motavisi peserta
didik agar tetap semangat
melaksanakan pembelajaran di
rumah.

c. Observasi Siswa

Dalam observasi siswa pada siklus III yang diamati sama dengan kegiatan di

siklus II . Hasil observasi siklus II yaitu total siswa yang terlibat pada indikator

A (Siswa semangat dalam mengikuti pembelajaran) total siswa yang terlibat

yaitu sebanyak 24 siswa atau 85,71 %. Pada indikator B (Siswa mengajukan

pertanyaan atau mengemukakan pendapat tanpa diminta) total siswa yang

terlibat yaitu 7 siswa atau 25 %. Pada Indikator C (Siswa menyampaikan

penyelesaian terhadap permasalahan yang diberikan / menjawab soal) total siswa

yang terlibat pada indikator nomor C yaitu sebanyak 12 siswa atau 42,85%.

Sedangakan indikator D sebanyak 28 siswa atau 100%. Dari persentase tersebut

diperoleh rata-rata persentase hasil observasi oleh observer pada pertemuan

59
pertama yaitu 63,39%. Berdasarkan kategori yang telah ditentukan pada

metodologi penelitian maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa pada

pertemuan pertama dalam kategori baik.Di siklus III terjadi kenaikan aktivitas

siswa sebesar 5,36% % (lampiran 3. 4)

Persentase Siklus I
Siklus II

Indikator Observasi

Gambar 4. Gambar Diagram hasil Observasi Siklus I, II dan Siklus III

d. Angket Minat Belajar Siswa

Tabel 6 Perolehan Skor Lembar Angket Minat Belajar Siswa Siklus III

No Nama Siswa Skor Minat


Belajar
Siswa ada
siklus III
1. Agruna Binar Ardani 33
2. Ainayya Fatkhiyyaturrahma 30
3. Aydin Rafli Asyami 30
4. Azka Sastranegara 22

60
5. Elang Aquila Khalifi 22
6. Elvira Hanate Dynar A 36
7. Fatmawati Hakim 33
8. Fernando Evan Wijaya 30
9. Hanifatun Najja 30
10. Hilal Musyaffa 36
11. Kayla Almira Maritza 30
12. Khanza Mutiara Nabilla 31
13. Kirana Adinda Putri 39
14. Laely Fadhilah Putri 27
15. M.Kayyis Maulana El Yafie 40
16. M.Zainnadhir Amrullah 32
17. Mahira Hasna Ramadhani 37
18. Maureen Diandra Kanaya 40
19. M. Khawarizmi Alim 35
20. Nadia Nur Aulia Filmuslim 30
21. Nizam Aurellio Azhar 30
22. Rafardhan Arsakha K 30
23. Razi Labib Balakosa 26
24. Reyhan Adya Rafif 22
25. Royyan Asyraful Anam 25
26. Saefyani Putri Pertiwi 34
27. Satria Zulfikar Aldizza 35
28. Zahran Javas Nararya 22
Berdasarkan tabel di atas, pada siklus III terdapat 85,71 % (24 siswa)

siswa kelas III memperoleh skor minat belajar ≥ 25 . Hal tersebut sudah

memenuhi indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu, 85,71 % siswa

kelas III pada siklus III memperoleh skor minat belajar dalam tinggi dengan

batas minimal skor minat belajar sebesar 25

61
e. Refleksi

Setelah kegiatan pembelajran di siklus III, guru melakukan refleksi terhadap

pelaksanaan tindakan pada siklus III. Refleksi ini bertujuan untuk mengetahui

kekurangan yang terdapat pada siklus III. Hasil Refleksi pada siklus II yaitu

3) Bagi guru

a) Kegiatan pembelajaran sangat menarik.

b) Penyampaian materi jelas.

c) Penggunaan media pembelajaran perlu dioptimalkan.

4) Bagi siswa

a) Saat pembelajaran masih ada siswa yang belum terlibat.

b) Keberanian bertanya dan menjawab sudah muncul.

c) Kesungguhan dalam menerima pelajaran sudah terlihat.

d) Materi yang dipelajari bisa diterima dengan baik.

Berdasarkan pengamatan dalam pembelajaran, keaktifan belajar siswa

sudah menunjukan baik.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan melalui 3 (dua) siklus yaitu siklus I, siklus II dan siklus

III . Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut yaitu peningkatan minat belajar

melalui pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran tematik siswa kelas 3

SD Ihsaniyah 1 Kota Tegal. Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah

pada tema 3 yaitu dikarenakan adanya masalah yaitu rendahnya minat belajar siswa

kelas 3 SD Ihsaniyah 1 Kota Tegal. Berdasarkan analisis hasil angket minat pada

pra siklus menunjukkan bahwa dari 28 siswa hanya 8 siswa yang mempunyai minat

belajar yang tinggi. Penerapan model ini dapat dikatakan cocok digunakan di kelas

3 SD Ihsaniyah 1 Kota Tegal karena dengan model pembelajaran ini siswa bisa

62
terlibat aktif dalam pembelajaran secara daring juga menjadi bervariasi tidak

memberikan materi , video pembelajaran atau tugas melalui google classroom.

Dalam kegiatan siklus I, siklus II dan siklus III peneliti menggunakan model

pembelajaran yang sama yaitu model pembelajaran berbasis masalah. Penggunaan

model pembelajaran tersebut dapat dikatakan berhasil dikarenakan terdapat

peningkatan minat belajar siswa di siklus I dan siklus II sebagai berikut :

Tabel 8 . Perbandingan minat belajar siswa pada prasiklus siklus I, siklus II dan siklus

III

No Nama Siswa Skor Minat Skor Skor Skor


Belajar Minat Minat Minat
Siswa Belajar Belajar Belajar
Kondisi Siswa ada Siswa ada Siswa ada
Awal siklus I siklus II siklus III
1. Agruna Binar Ardani 23 33 33 33
2. Ainayya Fatkhiyyaturrahma 26 30 30 30
3. Aydin Rafli Asyami 21 30 30 30
4. Azka Sastranegara 20 - 22 22
5. Elang Aquila Khalifi 18 - 22 22
6. Elvira Hanate Dynar A 23 35 36 36
7. Fatmawati Hakim 22 33 33 33
8. Fernando Evan Wijaya 27 30 30 30
9. Hanifatun Najja 21 - 30 30
10. Hilal Musyaffa 28 36 36 36
11. Kayla Almira Maritza 24 30 30 30
12. Khanza Mutiara Nabilla 23 31 31 31
13. Kirana Adinda Putri 20 39 39 39
14. Laely Fadhilah Putri 21 - 22 27
15. M.Kayyis Maulana El Yafie 28 39 40 40
16. M.Zainnadhir Amrullah 26 32 32 32
17. Mahira Hasna Ramadhani 20 - 37 37
18. Maureen Diandra Kanaya 26 40 40 40

63
19. M. Khawarizmi Alim 24 35 35 35
20. Nadia Nur Aulia Filmuslim 22 30 30 30
21. Nizam Aurellio Azhar 22 30 30 30
22. Rafardhan Arsakha K 25 30 30 30
23. Razi Labib Balakosa 20 20 23 26
24. Reyhan Adya Rafif 20 22 22 22
25. Royyan Asyraful Anam 21 23 25 25
26. Saefyani Putri Pertiwi 28 34 34 34
27. Satria Zulfikar Aldizza 20 - 35 35
28. Zahran Javas Nararya 21 - 22 22
% skor minat ≥ 25 28,57% 64,28% 78,57% 85,71 %

Pada tabel di atas terdapat empat siswa yang kolom skor minat belajar tidak

ada. Hal tersebut dikarenakan jumlah kehadiran keempat siswa tersebut tidak

lengkap dalam pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh guru

Minat belajar siswa pada pra siklus menunjukkan 28,57 % (8 siswa) termasuk

kedalam kategori minat rendah. Pada siklus I menunjukkan 64,28% (18 siswa)

siswa kelas III memiliki minat belajar ≥ 25 , pada siklus II terdapat 78,57% ( 22

siswa) kelas III memiliki minat belajar ≥ 25 dan pada siklus III 85,71 ( 24 siswa)

kelas III memiliki minat belajar belajar ≥ 25

Hal tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II dan III ini indikator

keberhasilan penelitian sudah tercapai. Dalam pelaksanaan tindakan di siklus II dan

III ini, selain terjadi peningkatan minat belajar, hasil refleksi siklus I yang dihadapi

pada siklus I sudah mulai nampak hasilnya dengan rekomendasi yang telah

direncanakan pada refleksi siklus . Berdasarkan hasil tindakan pada siklus III,

memutuskan untuk menghentikan siklus karena indikator keberhasilan sudah

tercapai yaitu terdapat peningkatan minat siswa .

64
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian dari

pembelajaran daring dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

(Problem Based Learning) dapat disimpulkan sebagai berikut:

65
1. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dalam

tiga kali siklus. Tiap siklus dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Perbedaan

antara pembelajaran di siklus I dengan siklus II dan III ada pada penggunaan

platform yang digunakan dalam diskusi kelas yaitu penggunaan forum google

classroom pada siklus I dan penggunaan whatsapp grup kelas pada siklus II dan

III. Setiap tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah dapat dilaksanakan sesuai

dengan RPP yang telah disusun. Secara umum proses pembelajaran daring

dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based

Learning) di kelas IIISD Ihsaniyah 1 Kota Tegaldapat berjalan dengan lancar.

2. Minat Belajar Peserta Didik

Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan minat

belajar peserta didik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil

angket minat belajar peserta didik dari prasiklus, siklus I, siklus II dan siklus

III. Berdasarkan hasil prasiklus diperoleh persentase 28,57 %dengan kualifikasi

rendah. Pada siklus I diperoleh persentase 64,28% dengan kualifikasi sedang.

Pada siklus II diperoleh persentase 78,57 % dengan kualifikasi tinggi.

Sedangkan, pada siklus III diperoleh persentase 85,71% dengan kualifikasi

tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring dengan

menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based

Learning)dapat meningkatkan minat belajar peserta didik kelas IIISD Ihsaniyah

1 Kota Tegal.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dan dalam upaya

peningkatan minat belajar Tema peserta didik dalam pembelajaran daring dengan

model Pembelajaran Berbasis Masalah, terdapat beberapa saran sebagai berikut:

66
1. Bagi peserta didik, minat belajar yang sudah meningkat harus dipertahankan dan

ditingkatkan lagi dan hendaknya harus lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran

daring tema .

2. Bagi guru, pelaksanaan pembelajaran daring dengan model Pembelajaran

Berbasis Masalah membutuhkan persiapan yang cukup matang dalam hal

peralatan dan media, serta intruksi yang jelas agar peserta didik dapat mengikuti

pembelajaran sesuai tahapan-tahapan pembelajaran yang telah direncanakan,

sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

3. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk

memotivasi guru dalam melakukan inovasi pembelajaran daring di sekolah

dalam rangka meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

4. Bagi peneliti selanjutnya, dalam melaksanakan penelitian yang sejenis

hendaknya membuat perencanaan yang lebih matang, persiapan peralatan

pembelajaran yang cukup, dan penggunaanplatform dan media pembelajaran

yang lebih beragam.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Maid. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. (Bandung : PT Remaja


Roesdakarya).

Aiken, L. R. (1999). Personality assessment methods and practices (3Ed). Kirkland:


Hogrefe & Huber Publishers.

An, S. E. Abdul Majid.(2008). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru. Bandung: RosdakaryaOffsett. Agustina, P.(2015).
Pengembangan PCK (Pedagogical Content Knowledge) Mahapeserta didik
Calon Guru Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Melalui

67
Simulasi Pembelajaran. Jurnal Penelitian dan. Educational Technology And
Society, 16, 2.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara


Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian tindakan kelas . Jakarta: Bumi Aksara

Arends, R. (2004). Learning to Teach. New York : Mc Graw Hill Companies

Basri, H. Waspodo & Sumarni. S.(2013). Pengembangan media pembelajaran berbasis


komputer pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta didik sekola dasar. Jurnal Inovasi Pendidikan. 3 (1).
Hal 35, 44.

Briggs, L. J. 1979. Instructional Design: Principles and Aplication. Engelwood Cliffs.


New Jersey: Prentice-Hall,Inc

Depdiknas. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Tema : Penilaian Pembelajaran Tema


Bentuk Tes. Jakarta: Ditjen Dikdasmen

Elliot, S. N., Kratochwill, R. T., Cook, L. J., et al. (2000). Educational psychology:
effective teaching, effective learning. Boston, MA: The Mc GrawHill
Companies, Inc.

______________. 2001. Strategi Pembelajaran Tema . Bandung: JICA UPI

Fitriyani, Y., Fauzi, I., & Sari, M. Z. (2020). Motivasi Belajar Mahapeserta didik Pada
Pembelajaran Daring Selama Pandemik Covid-19. Jurnal Kependidikan:
Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan,
Pengajaran dan Pembelajaran, 6(2), 165-175.

Gable, R. K. (1986). Instrument development in the affective domain. Hingham, MA:


Kluwer-Nijhoff Publishing.

Harta, I. (2006). Pendekatan/model pembelajaran aritmetika dan tema sekolah menurut


KTSP. Disampaikan pada SeminarPengembangan Model-Model
Pembelajaran Tema Sekolah diUniversitas Negeri Yogyakarta, tanggal 14
Oktober 2006

Hudojo, H. (2003). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Universitas Negeri


Malang. Malang: JICA.

Mansyur, A. R. (2020). Dampak COVID-19 Terhadap Dinamika Pembelajaran Di


Indonesia. Education and Learning Journal, 1(2), 113-123.

Matindas, D. G. (2018). MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR TEMA DENGAN


MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM-BASED LEARNING PADA
MATERI POKOK LOGIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS XI TKJ-1

68
DI SMK NEGERI 1 AIRMADIDI. Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan
Budaya, 4(2), 209-209.

Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nurjanah. (2004). Pembelajaran Berbasis Masalah. Disampaikan pada Pelatihan


Pembelajaran Tema Jurusan Pendidikan Tema di Universitas Negeri
Yogyakarta

Riana, M. (2019). Efektivitas Metode Penemuan Terbimbing dibantu Alat Peraga


terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Dan Pemecahan Masalah
Perserta Didik pada Materi Barisan dan Deret Kelas XI SMA Negeri 1
Sunggal TP 2018/2019.

Romberg, T. (1989). Curriculum and Evaluation Standard for School Mathematics.


United States of America : The National Council of Teachers of
Mathematics

Sax, G. (1980). Principles of educational and psychological measurement and


evaluation. Second Edition. CA: Wadsworth Publishing Company

Savickas, L. M & Spokane, R. A. (Eds.). (1999). Vocational interest: meaning,


measurement, and counseling use. Palo Alto, CA: Davies-Black Publishing

Schunk, D.H, Pintrick, R. P, Meece, J.L. (2010). Motivation in education: theory,


research, and application (3rd ed). Upper Saddle River, NJ: Pearson
Education

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.


Rineka Cipta

Sudjana, N. (2001). Penilaian Hasil Prestasi Belajar Mengajar. PT. Remaja


Rosdakarya.

Suherman, E. (2003). Strategi Pembelajaran Tema Kontemporer. Bandung: JICA.

Sugiman. (2006). Model-Model Pembelajaran Tema Sekolah. Disampaikan pada


Seminar Pengembangan Model-Model Pembelajaran Tema Sekolah di
Universitas Negeri Yogyakarta, tanggal 14 Oktober 2006

Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius

Suyono, H. (2011). Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Uzer Usman, M. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja.

Wiriaatmadja, R. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bndung: PT Remaja


Rosdakarya.

69
Lampiran
Lampiran 1. A. RPP Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP DARING)
Satuan pendidikan : SD IHSANIYAH 1 TEGAL
Kelas / semester : III (Tiga) / 1
Tema : 4. Benda di sekitarku
Sub Tema : 3. Perubahan Wujud Benda
Pembelajaran : 3 (Bahasa Indonesia, SbdP dan Matematika )
Alokasi waktu : 1 Hari (6JP x 35 menit)

70
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
Bahasa Indonesia
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
1 3.1 Menggali informasi tentang konsep 3.1.1 Membaca wacana
perubahan wujud benda dalam tentang proses
kehidupan sehari-hari yang disajikan membuat garam.
dalam bentuk lisan, tulis, visual, dan/atau
eksplorasi lingkungan.
2 4.1 Menyajikan hasil informasi tentang 4.1.1 Menceritakan kembali
konsep perubahan wujud benda dalam pokok informasi terkait
kehidupan sehari-hari dalam bentuk wacana .
lisan, tulis, dan visual menggunakan
kosakata baku dan kalimat efektif.
Matematika
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
1 3.7 Mendeskripsikan dan menentukan 3.7.1 Mengenal konversi
hubungan antar satuan baku untuk berat.
panjang, berat, dan waktu yang umumnya
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

2 4.7 Menyelesaikan masalah yang berkaitan 4.7.1 Menyelesaikan masalah


dengan hubungan antarsatuan baku yang berhubunan
untuk panjang, berat, dan waktu yang dengan satuan berat
umumnya digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.

SBdP
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
1 3.1 Mengetahui unsur-unsur rupa dalam karya 3.1.1 Memahami karya dekoratif.
dekoratif.
2 4.1 Membuat karya dekoratif. 4.1.1 Membuat karya dekoratif

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui percobaan yang dilakukan sesuai dengan LKPD yang dikirimkan
melalui google Classroom , peserta didik dapat mengidentifikasikan perubahan

71
wujud menguap dengan benar
2. Dengan mengajukan pertanyaan, peserta didik dapat mengidentifikasikan
beberapa proses perubahan wujud yang terjadi pada peristiwa sehari-hari dengan
tepat
3. Melalui pengamatan gambar dan tayangan video tutorial peserta didik dapat
membuat karya dekoratif, dengan baik.
4. Melalui penjelasan dari video pembelajaran peserta didik dapat mengenal
konversi satuan berat baku dengan satuan berat lainnya dengan tepat.

D. MATERI PEMBELAJARAN

1. Perubahan wujud benda


2. Satuan Konversi berat
3. Gambar dekoratif

E. MODEL, METODE DAN PENDEKATAN


Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik (Mengamati, Menanya,
MengumpulkanInformasi, Menalar, dan Mengkomunikasikan)
Metode : Ceramah, Tanya jawab, Percobaan dan Penugasan

F. Media, Alat, dan Sumber Belajar


1. Media
a. Videomembuat karya seni dekoratif
b. LKPD
c. PPT satuan berat
d. GoogleClassroom
e. Zoom Meeting
2. Alat
a. Laptop
b. smartphone
3. Sumber Belajar

a. Buku Pedoman Guru Tema : Benda di SekitarkuKelas III (Buku Tematik


Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2018).

72
b. Buku Siswa Tema : Benda di SekitarkuKelas III (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
c. Bahan ajar Tema 3 Benda Sekitarku
d. Buku Pendamping Tematik Terpadu : Bupena 3B. Jakarta : Erlangga 2018
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Keterangan
Pendahuluan 1. Guru mengirimkan pesan untuk menyapa dan Melalui WAG
mengingatkan siswa untuk melaksanakan
pembiasaan pagi
2. Guru mengirimkan link Zoom Meeting, dan
mengingatkan siswa untuk mengisi link absensi
secara online
3. Siswa mengisi absensi secara online
4. Guru mengirimkan tata tertib pada saat
melakukan pertemuan di Zoom Meeting Melalui Zoom
Meeting
5. Guru membuka pembelajaran dengan menyapa,
dan berdoa sebelum memulai pembelajaran
6. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar
semangat dalam melaksanakan pembelajaran
hari ini
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
kegiatan pembelajaran hari ini
Kegiatan Inti 1. Guru mengirimkan LKPD Melalui
Tahap orientasi Google
Siswa melakukan percobaan secara mandiri sesuai Classroom
dengan LKPD dan melakukan pengamatan terhadap
percobaan yang di lakukan (Kegiatan mandiri
siswa di rumah)
Tahap Mengorganisasikan
2. Guru memberikan pertanyaan terkait percobaan
yang telah dilakukan Melalui Zoom
Meeting
Tahap Membimbing penyelidikan
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan

73
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalahnya
Tahap mengembangkan dan menyajikan
4. Siswa menuliskan hasil pengamatan dan
mengirimkannya ke google classroom
5. Guru meminta siswa melakukan presentasi hasil
pengamatan yang telah dilakukan
Tahap Analisis dan mengevaluasi
6. Guru melakukan pembahasan dengan siswa
mengenai kegiatan percobaan yang telah di
lakukan melalui kegiatan tanya jawab
7. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil
percobaan
8. Guru memberikan pertanyaan mengenai suatu
peristiwa
9. Siswa menganalisis peristiwa tersebut

Tahap Orientasi
10. Guru menyajikan sebuah gambar melalui Power
Point
11. Siswa melakukan pengamatan
Tahap mengorganisasi
12. siswa mengidentifikasi gambar yang disajikan
Tahap membimbing
13. Guru memberikan pertanyaan terkait gambar
dekoratif yang di sajikan
14. Guru memberikan penjelasan mengenai materi
gambar dekoratif
15. Guru memberikan video tutorial tentang
membuat gambar dekoratif
Tahap mengembangkan dan menyajikan
16. Siswa membuat gambar dekoratif (dilakukan
mandiri di rumah setelah pertemuan di Zoom
Meeting)
Tahap analisis dan evaluasi

74
17. Siswa memfoto hasil karyanya kemudian
mengirimkan ke google Classroom (dilakukan
mandiri di rumah setelah pertemuan di Zoom
Meeting)

Tahap Orientasi
18. Dajikan sebuah permasalahan matematika
berhubungan dengan satuan berat
Tahap Mengorganisasi
19. Guru membantu siswa dalam mengidentifikasi
masalah
Tahap membimbing
20. Guru memberikan pertanyaan ke siswa terkait
pengalaman pribadi yang berhubungan dengan
konversi satuan waktu
Tahap mengembangkan dan menyajikan
21. Guru memberikan pertanyaan terkait konversi
satuan berat untuk mengembangkan
kemampuan siswa

Penutup 7. Guru memberikan penguatan mengenai materi Melaui Zoom


yang sudah dipelajari. Meeting
8. Siswa mengerjakan soal latihan di google form
(setelah pertemuan di Zoom Meeting)
9. Guru memberikan motavisi siswa agar tetap
semangat melaksanakan pembelajaran di
rumah.

H. PENILAIAN
1. Penilaian Kognitif : Tes tertulis dengan mengerjakan soal melalui
link yang ada di Google Classroom
2. Penlaian praktik : Lembar penilaian praktik hasil percobaan dan
membuat gambar dekoratif bentuk matahari
3. Penilaian sikap : lembar observasi yang diberikan kepada orang

75
tua siswa.
Mengetahui, Tegal, 17 Oktober 2020
Kepala SD Ihsaniyah 1 Kota Tegal Guru Kelas 3

Dra. Hj. Nadiyatul Qomariyah Puji Hastuti, S.Pd.Si

Lampiran 1. B. RPP Siklus II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP DARING)
Satuan pendidikan : SD IHSANIYAH 1 TEGAL
Kelas / semester : III (Tiga) / 1
Tema : 3. Benda di sekitarku
Sub Tema : 4. Keajaiban Perubahan Wujud di Sekitarku
Pembelajaran : 1 (Bahasa Indonesia, SbdP dan Matematika )
Alokasi waktu : 1 Hari (6JP x 35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.

76
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)


Bahasa Indonesia
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
1 3.1 Menggali informasi tentang konsep 3.1.1 Membaca wacana
perubahan wujud benda dalam kehidupan tentang proses
sehari-hari yang disajikan dalam bentuk membuat garam.
lisan, tulis, visual, dan/atau eksplorasi
lingkungan.
2 4.1 Menyajikan hasil informasi tentang konsep 4.1.1 Menceritakan kembali
perubahan wujud benda dalam kehidupan pokok informasi terkait
sehari-hari dalam bentuk lisan, tulis, dan wacana .
visual menggunakan kosakata baku dan
kalimat efektif.
Matematika
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
1 3.7 Mendeskripsikan dan menentukan 3.7.1 Mengenal konversi
hubungan antar satuan baku untuk waktu.
panjang, berat, dan waktu yang umumnya
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

2 4.7 Menyelesaikan masalah yang berkaitan 4.7.1 Menyelesaikan masalah


dengan hubungan antarsatuan baku untuk yang berhubunan
panjang, berat, dan waktu yang umumnya dengan satuan waktu
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

SBdP
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
1 3.4 Mengetahui teknik potong, lipat, dan 1.4.1 Mengamati teknik
sambung. melipat.

2 4.4 Membuat karya dengan teknik potong, 4.4.1 Mempraktikkan teknik


lipat, dan sambung melipat baju

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan membaca wacana tentang proses pembuatan garam, siswa dapat
mengidentifikasikan informasi yang terkait dengan perubahan wujud benda

77
yang tepat.
2. Dengan membuat cerita bergambar siswa, dapat menceritakan kembali pokok
informasi yang terkait wacana dengan tepat
3. Melalui pengamatan gambar siswa dapat mengenal konversi waktu dengan
tepat.
4. Dengan mengamati video cara melipat siswa dapat mengidentifikasi teknik melipat
kain dengan tepat.
5. Dengan mempraktikkan teknik melipat baju, siswa dapat menggunakan teknik
melipat dengan tepat.

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Perubahan wujud benda
2. Konversi satuan waktu
3. Teknik melipat baju

E. MODEL, METODE DAN PENDEKATAN


Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik (Mengamati, Menanya,
MengumpulkanInformasi, Menalar, dan Mengkomunikasikan)
Metode : Ceramah, Tanya jawab, Percobaan dan Penugasan

F. Media, Alat, dan Sumber Belajar


1. Media
a. Slide PPT tentang gambar proses pembuatan garam
b. Gambar jam
c. Video tutorial cara melipat baju
d. LKPD
e. Zoom Meeting
f. Google Classroom
g. LKPD
2. Alat
a. Laptop
b. smartphone

3. Sumber Belajar

a. Buku Pedoman Guru Tema : Benda di SekitarkuKelas III (Buku Tematik


Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2018).
b. Buku Siswa Tema : Benda di SekitarkuKelas III (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
c. Bahan ajar Tema 3 Benda Sekitarku
d. Buku Pendamping Tematik Terpadu : Bupena 3B. Jakarta : Erlangga
2018
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

78
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Keterangan
Pendahuluan 1. Guru mengirimkan pesan untuk menyapa dan Melalui WAG
mengingatkan siswa untuk melaksanakan
pembiasaan pagi
2. Guru mengirimkan link Zoom Meeting, dan
mengingatkan siswa untuk mengisi link
absensi secara online
3. Siswa mengisi absensi secara online
4. Guru mengirimkan tata tertib pada saat Melalui Zoom
melakukan pertemuan di Zoom Meeting Meeting
5. Guru membuka pembelajaran dengan
menyapa, dan berdoa sebelum memulai
pembelajaran
6. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar
semangat dalam melaksanakan pembelajaran
hari ini
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
kegiatan pembelajaran hari ini
Kegiatan Inti 8. Guru mengirimkan LKPD Melalui
Google
Classroom

Tahap Orientasi Melalui Zoom


9. Guru menyajikan bacaan yang ada di bahan Meeting
ajar melalui media power point
10. Peserta didik membaca wacana tentang proses
pembuatan garam
Tahap Mengorganisasikan

11. Peserta didik menjawab pertanyaan seputar


proses membuat garam yang diajukan oleh
guru
12. Melalui media power point, guru menggali
pemahaman peserta didik tentang proses
pembuatan garam

79
Tahap Membimbing penyelidikan

13. Peserta didik mencari informasi secara


mandiri terkait proses pembuatan garam
melalui teks bacaan ataupun internet
Tahap mengembangkan dan menyajikan
14. Peserta didik menyusun cerita bergambar
tentang tentang proses pembuatan garam
(dilakukan setelah Pertemuan di Zoom
Meeting selesai)
Tahap Analisis dan mengevaluasi
15. mGuru dan peserta didik bersama-sama
menyimpulkan tentang proses perubahan
wujud yang terjadi pada proses pembuatan
garam

Tahap Orientasi
16. Guru menyajikan sebuah gambar jam, peserta
didik mencoba membuktikan hubungan antara
satuan waktu (jam dan menit)
Tahap mengorganisasi
17. siswa mengidentifikasi gambar yang disajikan
Tahap membimbing
18. Guru memberikan pertanyaan terkait hubungan
jam dan menit melalui gambar ataupun
pengamalan pribadi peserta didik
Tahap mengembangkan dan menyajikan
19. Guru membimbing peserta didik melalui soal
untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik dalam mengidentifikasikan hubungan
janm dengan menit
Tahap analisis dan evaluasi
20. Siswa mengerjakan latihan soal (dilakukan
mandiri di rumah setelah pertemuan di Zoom
Meeting)

80
Tahap Orientasi
21. Guru menyajikan video tentang cara melipat
baju
22. Peserta didik mengamati video yang disajikan
Tahap membimbing
23. Guru bersama memberikan bimbingan terkait
video melipat baju

Tahap mengembangkan dan menyajikan


24. Peserta didik membuat video praktik melipat
baju, kemudian mengirimkannya melalui
Google Classroom (dilakukan setelah
Pertemuan di Zoom Meeting selesai)
Penutup 4. Guru memberikan penguatan mengenai materi Melaui Zoom
yang sudah dipelajari Meeting
5. Siswa mengerjakan soal latihan di google form
(setelah pertemuan di Zoom Meeting)
6. Guru memberikan motavisi siswa agar tetap
semangat melaksanakan pembelajaran di
rumah.

H. PENILAIAN
1. Penilaian Kognitif : Tes tertulis dengan mengerjakan soal melalui
link yang ada di Google Classroom
2. Penilaian Praktik : Lembar penilaian praktik membuat cerita
bergambar dan video proses melipat baju
3. Penilaian sikap : lembar observasi yang diberikan kepada orang
tua peserta didik.
Mengetahui, Tegal, 24 Oktober 2020
Kepala SD Ihsaniyah 1 Kota Tegal Guru Kelas 3

Dra. Hj. Nadiyatul Qomariyah Puji Hastuti, S.Pd.Si

81
82
Lampiran 1. C. RPP Siklus III

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP DARING)
Satuan pendidikan : SD IHSANIYAH 1 TEGAL
Kelas / semester : III (Tiga) / 1
Tema : 3. Benda di sekitarku
Sub Tema : 4. Keajaiban Perubahan Wujud di Sekitarku
Pembelajaran : 2 (Bahasa Indonesia, PPKn )
Alokasi waktu : 1 Hari (4JP x 35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)


Bahasa Indonesia
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
1 3.1 Menggali informasi tentang konsep 3.1.1 Mengidentifikasi informasi
perubahan wujud benda dalam tentang perubahan wujud
kehidupan sehari-hari yang disajikan pada proses memasak
dalam bentuk lisan, tulis, visual, makanan.
dan/atau eksplorasi lingkungan.
2 4.1 Menyajikan hasil informasi tentang 4.1.1 Mengidentifikasi informasi
konsep perubahan wujud benda dalam yang berdasarkan wacana
kehidupan sehari-hari dalam bentuk dengan tepat.
lisan, tulis, dan visual menggunakan
kosakata baku dan kalimat efektif.

PPKn
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
1 1.4 Mensyukuri makna bersatu dalam 1.4.1 Memahami kegiatan tolong-
keberagaman di lingkungan sekitar menolong.
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa.
2 2.4 Menampilkan sikap kerja sama sebagai 2.4.1 Mengerti tentang aktivitas
wujud bersatu dalam keberagaman di tolong menolong.
lingkungan sekitar.
3 3.4 Memahami makna bersatu dalam 3.4.1 Mengidentifikasi kegiatan
keberagaman di lingkungan sekitar. tolong-menolong.
4 4.4 Menyajikan bentukbentuk kebersatuan 4.4.1 Bercerita tentang aktivitas
dalam keberagaman di lingkungan tolong menolong.
sekitar.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Dengan melakukan percobaan, peserta didik dapat mengidentifikasi informasi


tentang perubahan wujud pada proses memasak makanan dengan tepat.
2. Dengan membuat pertanyaan, peserta didik dapat mengidentifikasi informasi
yang berdasarkan teks bacaan yang tersedia dengan tepat
3. Dengan mengamati video, peserta didik dapat mengidentifikasi kegiatan
tolong menolong dengan tepat.
4. Dengan memperhatikan contoh, peserta didik dapat bercerita tentang aktivitas
tolong menolong dengan percaya diri.
D. MATERI PEMBELAJARAN

1. Perubahan wujud benda


2. Sikap tolong menolong

E. MODEL, METODE DAN PENDEKATAN


Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik (Mengamati, Menanya,
MengumpulkanInformasi, Menalar, dan Mengkomunikasikan)
Metode : Ceramah, Tanya jawab, Percobaan dan Penugasan

F. Media, Alat, dan Sumber Belajar


1. Media
a. Video kegiatan tolong menolong
b. LKPD
2. Alat
a. Laptop
b. smartphone
3. Sumber Belajar

a.Buku Pedoman Guru Tema : Benda di SekitarkuKelas III (Buku Tematik


Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2018).
b.Buku Siswa Tema : Benda di SekitarkuKelas III (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
c.Bahan ajar Tema 3 Benda Sekitarku
d.Buku Pendamping Tematik Terpadu : Bupena 3B. Jakarta : Erlangga 2018
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Keterangan

Pendahuluan 1. Guru mengirimkan pesan untuk Melalui


menyapa dan mengingatkan peserta WAG
didik untuk melaksanakan pembiasaan
pagi
2. Guru mengirimkan link Zoom
Meeting, dan mengingatkan peserta
didik untuk mengisi link absensi secara
online
3. Peserta didik mengisi absensi secara
online Melalui
4. Guru mengirimkan tata tertib pada saat Zoom
melakukan pertemuan di Zoom Meeting
Meeting

5. Guru membuka pembelajaran dengan


menyapa, dan berdoa sebelum
memulai pembelajaran
6. Guru memberikan motivasi kepada
peserta didik agar semangat dalam
melaksanakan pembelajaran hari ini
7. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan kegiatan
pembelajaran hari ini
Kegiatan 7. Guru mengirimkan LKPD Melalui
Inti Google
Tahap orientasi Classroom
Peserta didik melakukan percobaan
secara mandiri sesuai dengan LKPD
dan melakukan pengamatan terhadap
percobaan yang di lakukan (Kegiatan
mandiri peserta didik di rumah)
Melalui
Tahap Mengorganisasikan Zoom
8. Guru memberikan pertanyaan terkait Meeting
percobaan yang telah dilakukan

Tahap Membimbing penyelidikan


9. Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalahnya
Tahap mengembangkan dan
menyajikan
10. Peserta didik menuliskan hasil
pengamatan dan mengirimkannya ke
google classroom
Tahap Analisis dan mengevaluasi
11. Guru menyajikan teks bacaan sesuai
yang ada di bahan ajar
12. Peserta didik dapat membuat
pertanyaan dari teks bacaan .
(dilakukan setelah kegiatan pertemuan
di Zoom Meeting)
10. Peserta didik mengamati video tentang
sikap tolong menolong.
(dilakukan setelah kegiatan pertemuan
di Zoom Meeting)
Tahap Orientasi
11. Guru menyajikan sebuah video tentang
sikap tolong menolong
12. Peserta didik melakukan pengamatan
Tahap mengorganisasi
13. peserta didik mengidentifikasi sikap
tolong menolong yang ada di video
Tahap membimbing
14. Guru memberikan pertanyaan terkait
video yang disajikan
15. Guru memberikan manfaat kegiatan
tolong menolong
16. Guru memberikan video tutorial
tentang membuat gambar dekoratif
Tahap mengembangkan dan
menyajikan
17. Peserta didik membaca teks bacaan
tentang sikap tolong menolong
Tahap analisis dan evaluasi
18. Peserta didik membuat video yang
menceritakan pengalamannya dalam
tolong menolong kemudinan
mengirimkan jawabannya ke Google
Classroom
Penutup 10. Guru memberikan penguatan Melaui
mengenai materi yang sudah Zoom
dipelajari. Meeting
11. Peserta didik mengerjakan soal
latihan di google form (setelah
pertemuan di Zoom Meeting)
12. Guru memberikan motavisi peserta
didik agar tetap semangat
melaksanakan pembelajaran di
rumah.

B. PENILAIAN
1. Penilaian Kognitif : Tes tertulis dengan mengerjakan soal melalui
Google Classroom
2. Penlaian praktik : Lembar penilaian hasil pengamatan dan lembar
penilaian praktik menceritakan kegiatan tolong menolong.
3. Penilaian sikap : lembar observasi yang diberikan kepada orang
tua peserta didik.
Mengetahui, Tegal, 9 November 2020
Kepala SD Ihsaniyah 1 Kota Tegal Guru Kelas 3

Dra. Hj. Nadiyatul Qomariyah Puji Hastuti, S.Pd.Si

Lampiran 2.1 Angket minat belajar siswa

ANGKET MINAT BELAJAR SISWA (PRASIKLUS)

Nama :

No. Absen :
PETUNJUK:

1. Tulislah nama dan nomor absen di tempat yang telah disediakan.

2. Bacalah pernyataan dengan seksama dan pilihlah salah satu jawaban

yang sesuai dengan masing-masing pernyataan.

3. Jawablah dengan sejujur-jujurnya.

4. Berilah tanda ( pada jawaban yang Anda pilih.

5. Keterangan: S: Sering, SL: Selalu, J: Jarang, TP: Tidak Pernah.

No. Pernyataan S SL J TP

1. Saya merasa senang ketika jam pelajaran tema

Dimulai

2. Saya memperhatikan guru dengan sungguh-sungguh

saat guru menjelaskan

3. Saya akan bertanya pada guru jika ada materi

tema yang belum saya pahami

4. Saya melaksanakan semua perintah dan tugas yang

diberikan guru kepada saya dengan sungguh-sungguh

5. Saya mau mengemukakan pendapat dalam diskusi

kelas maupun diskusi kelompok

6. Saya selalu semangat dan ceria pada saat mengikuti

pembelajaran tema

7. Saya peduli kepada teman lain yang mengalami

kesulitan dalam menerima materi yang dijelaskan guru

8. Saya malas dan bosan untuk mengikuti pelajaran tema

9. Saya tidak fokus ketika guru menjelaskan


materi tema

10. Saya tidak berbuat apa-apa jika ada materi tema

yang belum saya pahami

Skor Penyataan Positif (angket No 1 – 6 )

S :4

SL : 3

J :2

TP : 1

Skor Penyataan Negatif (angket No 7 – 10 )

S :1

SL : 2

J :3

TP : 4

ANGKET MINAT BELAJAR SISWA (SIKLUS I)

(Angket dikirimkan melalui link https://forms.gle/kBi7GyFcTx99fbMj6 )


Nama :

No. Absen :

PETUNJUK:
1. Tulislah nama dan nomor absen di tempat yang telah disediakan.

2. Bacalah pernyataan dengan seksama dan pilihlah salah satu jawaban

yang sesuai dengan masing-masing pernyataan.

3. Jawablah dengan sejujur-jujurnya.

4. Berilah tanda ( pada jawaban yang Anda pilih.

5. Keterangan: S: Sering, SL: Selalu, J: Jarang, TP: Tidak Pernah.

No. Pernyataan S SL J TP

1. Saya merasa senang ketika jam pelajaran tema

Dimulai

2. Saya memperhatikan guru dengan sungguh-sungguh

saat guru menjelaskan

3. Saya akan bertanya pada guru jika ada materi

tema yang belum saya pahami

4. Saya melaksanakan semua perintah dan tugas yang

diberikan guru kepada saya dengan sungguh-sungguh

5. Saya mau mengemukakan pendapat dalam diskusi

kelas maupun diskusi kelompok

6. Saya selalu semangat dan ceria pada saat mengikuti

pembelajaran tema

7. Saya peduli kepada teman lain yang mengalami

kesulitan dalam menerima materi yang dijelaskan guru

8. Saya malas dan bosan untuk mengikuti pelajaran tema

9. Saya tidak fokus ketika guru menjelaskan

materi tema
10. Saya tidak berbuat apa-apa jika ada materi tema

yang belum saya pahami

Skor Penyataan Positif (angket No 1 – 6 )

S :4

SL : 3

J :2

TP : 1

Skor Penyataan Negatif (angket No 7 – 10 )

S :1

SL : 2

J :3

TP : 4

ANGKET MINAT BELAJAR SISWA (SIKLUS II)

(Angket dikirimkan melalui link https://forms.gle/agbTG2foFSdDYnos6 )


Nama :

No. Absen :

PETUNJUK:
1. Tulislah nama dan nomor absen di tempat yang telah disediakan.

2. Bacalah pernyataan dengan seksama dan pilihlah salah satu jawaban yang

sesuai dengan masing-masing pernyataan.

3. Jawablah dengan sejujur-jujurnya.

4. Berilah tanda ( pada jawaban yang Anda pilih.

5. Keterangan: SS: SangaT Setuju, S: Setuju, TS: Tidak Setuju, STS: Sangat

Tidak Setuju.

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya merasa senang ketika jam pelajaran tema

Dimulai

2. Saya memperhatikan guru dengan sungguh-sungguh

saat guru menjelaskan

3. Saya akan bertanya pada guru jika ada materi

tema yang belum saya pahami

4. Saya melaksanakan semua perintah dan tugas yang

diberikan guru kepada saya dengan sungguh-sungguh

5. Saya mau mengemukakan pendapat dalam diskusi

kelas maupun diskusi kelompok

6. Saya selalu semangat dan ceria pada saat mengikuti

pembelajaran tema

7. Saya peduli kepada teman lain yang mengalami

kesulitan dalam menerima materi yang dijelaskan guru

8. Saya malas dan bosan untuk mengikuti pelajaran tema

9. Saya tidak fokus ketika guru menjelaskan


materi tema

10. Saya tidak berbuat apa-apa jika ada materi tema

yang belum saya pahami

Skor Penyataan Positif (angket No 1 – 6 )

SS : 4

S :3

TS : 2

STS : 1

Skor Penyataan Positif (angket No 7 – 10 )

SS : 1

S :2

TS : 3

STS : 4

ANGKET MINAT BELAJAR SISWA (SIKLUS I)

(Angket dikirimkan melalui link https://forms.gle/kBi7GyFcTx99fbMj6 )


Nama :

No. Absen :

PETUNJUK:
6. Tulislah nama dan nomor absen di tempat yang telah disediakan.

7. Bacalah pernyataan dengan seksama dan pilihlah salah satu jawaban

yang sesuai dengan masing-masing pernyataan.

8. Jawablah dengan sejujur-jujurnya.

9. Berilah tanda ( pada jawaban yang Anda pilih.

10. Keterangan: S: Sering, SL: Selalu, J: Jarang, TP: Tidak Pernah.

No. Pernyataan S SL J TP

1. Saya merasa senang ketika jam pelajaran tema

Dimulai

2. Saya memperhatikan guru dengan sungguh-sungguh

saat guru menjelaskan

3. Saya akan bertanya pada guru jika ada materi

tema yang belum saya pahami

4. Saya melaksanakan semua perintah dan tugas yang

diberikan guru kepada saya dengan sungguh-sungguh

5. Saya mau mengemukakan pendapat dalam diskusi

kelas maupun diskusi kelompok

6. Saya selalu semangat dan ceria pada saat mengikuti

pembelajaran tema

7. Saya peduli kepada teman lain yang mengalami

kesulitan dalam menerima materi yang dijelaskan guru

8. Saya malas dan bosan untuk mengikuti pelajaran tema

9. Saya tidak fokus ketika guru menjelaskan

materi tema
10. Saya tidak berbuat apa-apa jika ada materi tema

yang belum saya pahami

Skor Penyataan Positif (angket No 1 – 6 )

S :4

SL : 3

J :2

TP : 1

Skor Penyataan Negatif (angket No 7 – 10 )

S :1

SL : 2

J :3

TP : 4

Lampiran 2.2. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

LEMBAR OBSERVASI MINAT BELAJAR SISWA

Petunjuk: Berilah tanda ( v) pada pernyataan yang sesuai dengan minat yang

ditunjukkan siswa pada saat pembelajaran.


No. Nama Siswa ASPEK YANG

DIAMATI

A B C D

dst.

Jumlah Skor

Persentase

Rata-rata Persentase

Kategori

Keterangan:

A= Siswa semangat dalam mengikuti pembelajaran

B= Siswa mengajukan pertanyaan atau mengemukakan pendapat tanpa diminta


C= Siswa menyampaikan penyelesaian terhadap permasalahan yang diberikan /

menjawab soal

D = Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru

Tegal, ……………………..2020

Observer1 observer 2
Lampiran 3. 1 Hasil Angket Minat Siklus I

Nomor Indikator pada Angket Minat


NO Nama Siswa Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Agruna Binar Ardani 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 33

2. Ainayya Fatkhiyyaturrahma 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

3. Aydin Rafli Asyami 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

4. Azka Sastranegara - - - - - - - - - - -

5. Elang Aquila Khalifi - - - - - - - - - - -

6. Elvira Hanate Dynar A 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 35

7. Fatmawati Hakim 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 33

8. Fernando Evan Wijaya 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

9. Hanifatun Najja - - - - - - - - - - -

10. Hilal Musyaffa 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 36

11. Kayla Almira Maritza 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

12. Khanza Mutiara Nabilla 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 31

13. Kirana Adinda Putri 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39

14. Laely Fadhilah Putri - - - - - - - - - - -

15. M.Kayyis Maulana El Yafie 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39

16. M.Zainnadhir Amrullah 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 32

17. Mahira Hasna Ramadhani - - - - - - - - - - -

18. Maureen Diandra Kanaya 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

19. M. Khawarizmi Alim 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 35

20. Nadia Nur Aulia Filmuslim 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

21. Nizam Aurellio Azhar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

22. Rafardhan Arsakha K 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

23. Razi Labib Balakosa 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20

24. Reyhan Adya Rafif 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 22

25. Royyan Asyraful Anam 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 23

26. Saefyani Putri Pertiwi 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 34


27. Satria Zulfikar Aldizza - - - - - - - - - - -
28. Zahran Navas N - - - - - - - - - - -
Lampiran 3.2 Hasil pengamatan pada lembar Observasi Siklus I

Aspek Yang di Amati


No Nama Siswa
A B C D
1. Agruna Binar Ardani √ √
2. Ainayya Fatkhiyyaturrahma √ √ √ √
3. Aydin Rafli Asyami √ √ √ √
4. Azka Sastranegara
5. Elang Aquila Khalifi
6. Elvira Hanate Dynar A √ √
7. Fatmawati Hakim √ √
8. Fernando Evan Wijaya √ √
9. Hanifatun Najja
10. Hilal Musyaffa √ √
11. Kayla Almira Maritza √ √
12. Khanza Mutiara Nabilla √ √
13. Kirana Adinda Putri √ √
14. Laely Fadhilah Putri
15. M.Kayyis Maulana El Yafie √ √ √
16. M.Zainnadhir Amrullah √ √ √
17. Mahira Hasna Ramadhani
18. Maureen Diandra Kanaya √ √ √ √
19. M Khawarizmi Alim √ √
20. Nadia Nur Aulia Filmuslim √
21. Nizam Aurellio Azhar √ √ √ √
22. Rafardhan Arsakha K √ √ √
23. Razi Labib Balakosa √
24. Reyhan Adya Rafif √
25. Royyan Asyraful Anam √ √
26. Saefyani Putri Pertiwi √ √ √
27. Satria Zulfikar Aldizza
28. Zahran Javas Nararya
Jumlah Skor 19 4 8 21
Persentase 67,85 14,3 28,6 75
Rata-rata Presentasi 46,44
Kategori Cukup Baik
Keterangan:

A= Siswa semangat dalam mengikuti pembelajaran

B= Siswa mengajukan pertanyaan atau mengemukakan pendapat tanpa


diminta
C= Siswa menyampaikan penyelesaian terhadap permasalahan yang
diberikan / menjawab soal

D = Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru

Tegal, 17 Oktober 2020

Observer I Peneliti

Nurjanah S.Pd.I Puji Hastuti, S.Pd.Si

Lampiran 3. 3 Hasil Angket Minat Siklus II


Nomor Indikator pada Angket Minat
NO Nama Siswa Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Agruna Binar Ardani 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 33

2. Ainayya Fatkhiyyaturrahma 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

3. Aydin Rafli Asyami 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

4. Azka Sastranegara 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 22

5. Elang Aquila Khalifi 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 22

6. Elvira Hanate Dynar A 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 36

7. Fatmawati Hakim 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 33

8. Fernando Evan Wijaya 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

9. Hanifatun Najja 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

10. Hilal Musyaffa 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 36

11. Kayla Almira Maritza 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

12. Khanza Mutiara Nabilla 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 31

13. Kirana Adinda Putri 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39

14. Laely Fadhilah Putri 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 22

15. M.Kayyis Maulana El Yafie 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

16. M.Zainnadhir Amrullah 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 32

17. Mahira Hasna Ramadhani 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 37

18. Maureen Diandra Kanaya 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

19. M. Khawarizmi Alim 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 35

20. Nadia Nur Aulia Filmuslim 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

21. Nizam Aurellio Azhar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

22. Rafardhan Arsakha K 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

23. Razi Labib Balakosa 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 23

24. Reyhan Adya Rafif 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 22

25. Royyan Asyraful Anam 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 25

26. Saefyani Putri Pertiwi 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 34

27. Satria Zulfikar Aldizza 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 35


28. Zahran Navas N 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 22
Lampiran 3.4 Hasil pengamatan pada lembar Observasi Siklus II

Aspek Yang di Amati


No Nama Siswa
A B C D
1. Agruna Binar Ardani √ √ √
2. Ainayya Fatkhiyyaturrahma √ √ √ √
3. Aydin Rafli Asyami √ √ √ √
4. Azka Sastranegara √ √
5. Elang Aquila Khalifi √
6. Elvira Hanate Dynar A √ √
7. Fatmawati Hakim √ √
8. Fernando Evan Wijaya √ √
9. Hanifatun Najja √ √ √
10. Hilal Musyaffa √ √
11. Kayla Almira Maritza √ √
12. Khanza Mutiara Nabilla √ √
13. Kirana Adinda Putri √ √
14. Laely Fadhilah Putri √ √
15. M.Kayyis Maulana El Yafie √ √ √ √
16. M.Zainnadhir Amrullah √ √ √ √
17. Mahira Hasna Ramadhani √
18. Maureen Diandra Kanaya √ √ √ √
19. M Khawarizmi Alim √ √
20. Nadia Nur Aulia Filmuslim √
21. Nizam Aurellio Azhar √ √ √ √
22. Rafardhan Arsakha K √ √ √ √
23. Razi Labib Balakosa √ √
24. Reyhan Adya Rafif √
25. Royyan Asyraful Anam √
26. Saefyani Putri Pertiwi √ √
27. Satria Zulfikar Aldizza √
28. Zahran Javas Nararya √
Jumlah Skor 20 7 10 28
Persentase 71,42 25 35,71 100
Rata-rata Presentasi 58,03%
Kategori Baik
Keterangan:

A= Siswa semangat dalam mengikuti pembelajaran

B= Siswa mengajukan pertanyaan atau mengemukakan pendapat tanpa


diminta
C= Siswa menyampaikan penyelesaian terhadap permasalahan yang
diberikan / menjawab soal

D = Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru

Tegal, 24 Oktober 2020

Observer I Peneliti

Nurjanah S.Pd.I Puji Hastuti, S.Pd.Si


Lampiran 3. 5 Hasil Angket Minat Siklus III

Nomor Indikator pada Angket Minat


NO Nama Siswa Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Agruna Binar Ardani 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 33

2. Ainayya Fatkhiyyaturrahma 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

3. Aydin Rafli Asyami 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

4. Azka Sastranegara 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 22

5. Elang Aquila Khalifi 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 22

6. Elvira Hanate Dynar A 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 36

7. Fatmawati Hakim 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 33

8. Fernando Evan Wijaya 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

9. Hanifatun Najja 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

10. Hilal Musyaffa 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 36

11. Kayla Almira Maritza 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

12. Khanza Mutiara Nabilla 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 31

13. Kirana Adinda Putri 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39

14. Laely Fadhilah Putri 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 27

15. M.Kayyis Maulana El Yafie 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

16. M.Zainnadhir Amrullah 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 32

17. Mahira Hasna Ramadhani 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 37

18. Maureen Diandra Kanaya 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

19. M. Khawarizmi Alim 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 35

20. Nadia Nur Aulia Filmuslim 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

21. Nizam Aurellio Azhar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

22. Rafardhan Arsakha K 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

23. Razi Labib Balakosa 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 26


24. Reyhan Adya Rafif 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 22
25. Royyan Asyraful Anam 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 25

26. Saefyani Putri Pertiwi 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 34

27. Satria Zulfikar Aldizza 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 35

28. Zahran Navas N 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 22


Lampiran 3.6 Hasil pengamatan pada lembar Observasi Siklus III

Aspek Yang di Amati


No Nama Siswa
A B C D
1. Agruna Binar Ardani √ √ √
2. Ainayya Fatkhiyyaturrahma √ √ √ √
3. Aydin Rafli Asyami √ √ √ √
4. Azka Sastranegara √ √
5. Elang Aquila Khalifi √
6. Elvira Hanate Dynar A √ √
7. Fatmawati Hakim √ √
8. Fernando Evan Wijaya √ √
9. Hanifatun Najja √ √ √
10. Hilal Musyaffa √ √
11. Kayla Almira Maritza √ √
12. Khanza Mutiara Nabilla √ √ √
13. Kirana Adinda Putri √ √ √
14. Laely Fadhilah Putri √ √
15. M.Kayyis Maulana El Yafie √ √ √ √
16. M.Zainnadhir Amrullah √ √ √ √
17. Mahira Hasna Ramadhani √ √
18. Maureen Diandra Kanaya √ √ √ √
19. M Khawarizmi Alim √ √
20. Nadia Nur Aulia Filmuslim √ √
21. Nizam Aurellio Azhar √ √ √ √
22. Rafardhan Arsakha K √ √ √ √
23. Razi Labib Balakosa √
24. Reyhan Adya Rafif √
25. Royyan Asyraful Anam √ √
26. Saefyani Putri Pertiwi √ √ √
27. Satria Zulfikar Aldizza √ √
28. Zahran Javas Nararya √
Jumlah Skor 24 7 12 28
Persentase 85,71 25 42,57 100
Rata-rata Presentasi 63,39
Kategori Baik
Keterangan:

A= Siswa semangat dalam mengikuti pembelajaran

B= Siswa mengajukan pertanyaan atau mengemukakan pendapat tanpa


diminta

C= Siswa menyampaikan penyelesaian terhadap permasalahan yang


diberikan / menjawab soal

D = Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru

Tegal, 9 November 2020

Observer I Peneliti

Nurjanah S.Pd.I Puji Hastuti, S.Pd.Si

Anda mungkin juga menyukai