BAB I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
oleh ilmu sosial Amerika. Ini karena kami percaya bahwa Amerika Serikat
adalah salah satu negara dengan pengalaman panjang dan reputasi akademis
yang penting di bidang ini . National Council for the Social Studies (NCSS)
adalah lembaga yang mewadahi dan mendukung gagasan tentang IPS melalui
karya -karya maupun penelitian akademis yang disusun oleh para pakar sosial .
Ilmu Sosial (IPS) bukanlah suatu disiplin ilmu, melainkan suatu program
sosial itu sendiri telah melekat pada seseorang, namun masih siswa masih
yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial, yang
berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara”. Untuk
merealisasikan tujuan ini maka proses pembelajaran IPS tidak hanya menekankan
melainkan meliputi juga aspek akhlak (afektif) dalam menghayati serta menyadari
terkandung dalam Pancasila. Guru IPS di SD perlu memiliki wawasan tujuan dan
pembelajaran
sekolah pada umumnya dapat fleksibel untuk memilih kurikulum yang sesuai
pandemi sehingga pelajaran dapat tersampaikan secara maksimal dan tetap efektif
terhadap siswa. Pandemi COVID 19 memberikan efek yang sangat besar terhadap
siswa, karena siswa hanya mendapat pelajaran melai media daring (dalam
jaringan), luring (luar jaringan) dan tidak bisa melaksanakan tatap muka di
sekolah. Kondisi ini mengharuskan siswa untuk dapat memahami secara mandiri
(self) maupun terbimbing (guided) jarak jauh setiap materi yang diberikan
berulang – ulang dan terstruktur dapat disimpulkan bahwa dalam belajar IPS
peserta didik masih banyak mengalami kesulitan bahkan masih banyak siswa yang
Ada banyak faktor yang mempengaruhi baik buruknya hasil belajar yang
diperoleh peserta didik. Sejalan dengan pendapat Daryanto dan Muljo Rahardjo
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor yang berasal dari dalam diri
peserta didik dibagi menjadi dua yaitu faktor psikologis dan fisiologis, sedangkan
faktor dari luar diri peserta didik meliputi lingkungan sekitar, guru, faktor sosial,
Salah satu faktor yang cukup mempengaruhi hasil belajar siswa adalah
pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Menurut Carol Ann Tomlinson, dkk
learning that can be affected by a numbr of factor including learning style”. Guru
perlu memerhatikan perbedaan yang ada pada siswa ,hal ini merupakan salah satu
antara siswa dan guru dimana siswa mencari kesimpulan yang diinginkan melalui
suatu urutan pertanyaan yang dilakukan oleh guru”. Pernyataan yang ditulis
halnya dengan pernyataan menurut Melani, Harlita dan Sugiharo (2012, hlm. 99),
berbekas dalam diri siswa”. Menurut pendapat dari beberapa ahli di bidang
adalah sebuah model pembelajaran yang dimana siswa membuat aturan dalam
melaksanakan belajar, artinya siswa secara aktif dan mandiri dalam menemukan
fasilitator.
yang mendalam. Pembelajaran yang diatur sendiri mengacu pada perencanaan dan
pemantauan yang cermat terhadap proses kognitif dan emosional yang terlibat
terutama ketika menghadapi tugas-tugas yang sulit. Di sisi lain, SRL menekankan
kerja (hasil kinerja), dan kondisi lingkungan atau sosial (lingkungan sosial).
antusiasme siswa untuk mengambil tindakan dan bertanggung jawab atas aktivitas
b. Rumusan Masalah
kelas VI SD ?
c. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
d. Manfaat Penelitian
a. Bagi Guru
ekonomi.
b. Bagi Siswa
c. Bagi Sekolah
model guided discovey learning dan self regulated Learning dalam proses
belajar dan mengajar, dan tidak hanya fokus pada pembelajaran Ilmu
d. Bagi Peneliti
pemahaman dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas VI SDN
e. Asumsi
Menurut Mugh's Sugiyono (2006: 82). Tahir (2011: 24) hipotesis
dasar, yaitu hal-hal yang dianggap nyata tanpa peneliti terlebih dahulu
A. Deskripsi Teori
untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-
Konsisten dengan pendapat Sagala (2010: 61), belajar adalah proses mebelajarkan
diuraikan bahwa: “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu
suatu rencana atau cara yang dapat digunakan untuk merencanakan pembelajaran
Dalam kegiatan mengajar, guru perlu menggunakan metode ini agar dapat
mengubah metode penggunaan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah
selesai pembelajaran.
pembelajaran adalah suatu proses atau cara sistematis yang dapat digunakan untuk
metode atau tahapan yang digunakan dalam interaksi antara peserta didik dan
dirangkai menjadi satu kesatuan yang utuh, maka akan terbentuk model
pembelajaran yang diinginkan . Menurut Joyce dan Will dalam "I Wayan
Suprijono (2013, hlm 46) menyatakan bahwa, “Model pembelajaran ialah pola
maupun tutorial”.
Dalam hal ini model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini
sendiri.
discovery terbagi menjadi dua jenis, yaitu pembelajaran penemuan murni (free
learning).
dialog/interaksi antara siswa dan guru dimana siswa mencari kesimpulan yang
dengan pandangan Melani, Harlita, dan Sugiharo (2012, hlm. 99)., ”Guided
pembelajaran yang menuntut siswa untuk belajar secara aktif dan mandiri untuk
adalah “pelaksanaan ini dimulai dari pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai
pertanyaan yang melacak, dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ke titik
dipelajari..
sendiri .
informasi / data
4) pengolahan data
5) pemverifikasian
6) generalisasi
hipotesis).
informasi).
proses kognitif.
2) Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan kuat
belajar yang lebih baik. Pembelajaran yang diatur sendiri adalah upaya pribadi
mencapai tujuan. Keberhasilan belajar seseorang bergantung pada dua faktor yaitu
internal dan eksternal, karena belajar tidak hanya dikendalikan oleh aspek
eksternal, tetapi juga dikendalikan oleh aspek pengaturan diri internal (Chung,
2011). Pembelajaran yang diatur sendiri adalah kemampuan peserta didik untuk
berkaitan dengan prestasi belajar, dan mengacu pada niat siswa untuk memperoleh
sumber daya, tenaga dan waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik yang
2002). Pembelajaran mandiri sangat penting bagi setiap siswa, karena belajar
Beberapa ahli (Butler, 2002; Corno dan Mandinah, 1983; Corno dan
Winograd, 1998; Schunk dan Zimmerman, 1998, Wongsri ( Cantwell dan Archer,
Pada artikel di atas definisi istilah SRL agak berbeda, tetapi semuanya
mengandung tiga ciri utama yang serupa, yaitu tujuan desain, pemilihan strategi,
dan pemantauan proses kognitif dan emosional yang terjadi ketika orang
SRL adalah proses yang dirancang dengan cermat untuk memantau proses
kognitif dan emosional saat menyelesaikan tugas akademik. Dalam hal ini, SRL
.jhargis. bersama/).
memantau perilaku sendiri dan merupakan kerja keras dari kepribadian manusia.
Selain itu, Bandura menyarankan tiga langkah untuk menerapkan SRL, yaitu:
(3) Merespon diri sendiri secara mandiri (respons positif dan respons
negatif).
dan ingatan, mencari bantuan sosial dan melihat catatan. Mengenai SRL, Hargies
saat mempelajari sains melalui internet, dan nilai sains mereka akan meningkat
setelah belajar. Menurut Yang (Hargis, http:/www.jhargis.co/) menyatakan
di mana individu akan berusaha untuk mencapai tujuan yang ditetapkan pada
fase sebelumnya. Pada saat yang sama, fase self reflection mencakup proses
perencanaan:
ditetapkan.
dampak individu..
kinerja dan tahapan refleksi diri yang kesemuanya merupakan suatu siklus
yang saling berhubungan. Jika salah satu tahapan terputus, tahapan lainnya
kerja dalam pembelajaran yang diatur sendiri secara sistematis dari langkah
melakukannya.
taktik dan strategi untuk menyelesaikan tugas) Dalam tahap ini taktik
dan strategi yang telah ditentukan kemudian diterapkan untuk
memahami apa tujuan yang akan mereka raih ketika mereka membaca buku
mengikatkan tujuan tertentu pada setiap aktivitas belajar untuk meraih tujuan
jangka panjangnya.
tugas belajar.
c. Self-motivation (motivasi diri) Pelaku self-regulated learning
mengganggu.
diperlukan.
Woolfolk.
a. Pengertian Belajar
Belajar sebuah kata yang akrab bagi semua kelas masyarakat. Bagi siswa
atau pelajar , kata "belajar" merupakan kata yang tidak asing lagi. Padahal, hal
tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan yang
individu, kenyataan , dan lingkungan teoritis. Dalam hal ini yang dimaksud
interaksi adalah: (1) proses internalisasi diri belajar; (2) berpartisipasi aktif dalam
memperoleh perubahan tingkah laku yang sangat baru, yang merupakan hasil dari
Baharuddin (2010: 12) Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dengan tujuan untuk mengubah diri sendiri melalui pelatihan atau
pengalaman.
perubahan sikap, dan perilaku dua mode pembelajaran sekolah dan Metode
pembelajaran individu. Belajar dilihat sebagai proses, aktivitas, bukan hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, tetapi juga pengalaman. Belajar adalah
aktivitas mental dan fisik, dan perilakunya berubah karena perilaku individu di
bawah interaksi kognisi, emosi dan gerakan mental yang berkaitan dengan
lingkungan.
aktivitas mental atau psikologis yang terjadi dalam interaksi positif dengan
keterampilan, dan sikap. Perubahan tersebut dapat berupa hasil baru, atau
perbaikan hasil yang telah diperoleh, dan terjadi dalam jangka waktu tertentu.
Oleh karena itu, belajar adalah proses mengubah perilaku pribadi sebagai
pengalaman
Sedangkan pengertian belajar oleh para ahli antara lain sebagai berikut:
pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sadar, terencana baik
didik. Belajar untuk disekolah dasar berarti interaksi antara guru dengan
siswa yang dilakukan secara sadar dan terencana yang dilaksanakan baik
membelajarkan siswa atau peserta didik. Tutor yang mengajar dan peserta
didik yang belajar. Perpaduan dan kedua unsur manusiawi ini lahirlah
dua arah antara guru dengan peserta didik agar suasana pembelajaran
guru (teacher center) sebagai sumber belajar, bukan berpusat pada siswa
dalam kelas sedangkan siswanya hanya pasif. Peran guru sebagai seorang
hasil belajar.
Seperti yang dikatakan Hamalik (2006: 30), perilaku orang telah berubah
pengertian. Hasil belajar akan muncul dalam beberapa bidang, antara lain:
sikap sosial, fisik, moral atau moral. Orang yang telah melakukan pembelajaran
perilaku akan melihat bahwa hasil belajar tersebut membawa perubahan pada satu
Selain itu, Sanjaya (2010: 87) mengemukakan bahwa hasil belajar perilaku
sebagai hasil belajar dirumuskan dalam bentuk kemampuan dan kemampuan yang
dapat diukur atau ditampilkan oleh kinerja siswa. Istilah perilaku dapat diukur
Abdul (2010: 15), tujuan pembelajaran adalah hasil belajar yang banyak, hal ini
meliputi pengetahuan baru, keterampilan baru, dan sikap baru, yang diharapkan
dapat dicapai oleh siswa. siswa. Menurut Sudjana (2009: 35-37) kriteria
multi metode dan multi media yang dipakai guru ataukah terbatas kepada
Sekolah
laboratorium balajar ataukah kelas yang hampa dan miskin dengan sarana
yang optimal.
45) hasil belajar terbagi menjadi tiga bidang, dan setiap proses pembelajaran perlu
efektif dan psikomotor. Bidang kognitif mencakup hasil belajar yang berkaitan
hasil belajar yang berkaitan dengan sikap, nilai, perasaan, dan minat. Bidang
yang didukung dengan kemampuan mental. Hasil belajar yang diungkapkan oleh
operasi tertentu.
b. Ciri-Ciri Belajar
kemampuan pribadi. Dua makna terakhir memusatkan perhatian mereka pada tiga
perilakunya. Perubahan tersebut tidak hanya pada pengetahuan atau kognisi, tetapi
juga pada sikap dan nilai (emosi) dan keterampilan (psikomotor). Kedua,
perubahan harus merupakan hasil dari pengalaman. Akibat interaksi antara diri
dan lingkungan, maka perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri individu.
Interaksi tersebut dapat berupa interaksi fisik. Misalnya, jika seorang anak
bersentuhan dengan api dengan lilin, apinya akan menjadi sangat panas. Selain
interaksi psikologis. Misalnya, seorang anak akan menyeberang jalan dengan hati-
menyilaukan berkedip atau meneteskan air liur pada bau makanan bukanlah hasil
dari pembelajaran. Selain itu, perubahan perilaku karena faktor kematangan tidak
termasuk pembelajaran. Seorang anak tidak bisa belajar berbicara sampai dia tua.
pembelajaran. Atlet yang dapat melakukan lompat galah melampaui rekor orang
lain karena minum obat tidak dapat diklasifikasikan sebagai hasil pembelajaran.
bertujuan untuk memperoleh data dan informasi tentang proses pembelajaran dan
Evaluasi yang dimaksud dalam konten ini adalah evaluasi hasil belajar.
menjelaskan bahwa hasil belajar dibagi menjadi tiga bidang yaitu bidang kognitif,
emosional dan psikomotorik (Sudjana, 2008: 22). Untuk memperoleh hasil belajar
pada ketiga bidang tersebut dapat dilakukan kegiatan asesmen dalam kegiatan
menggunakan proses pembelajaran bertema mata kuliah 2013. Oleh karena itu
Hasil Belajar oleh Pendidik dan Departemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
jelas tentang implementasi 3 ranah penilaian hasil belajar siswa. Ranah pertama
adalah sikap (afektif), penilaian lebih ditujukan untuk membina perilaku sesuai
budi pekerti dalam rangka pembentukan karakter peserta didik sesuai dengan
pengetahuan atau yang disebut ranah kognitif dilakukan dengan cara mengukur
digunakan yang bervariasi sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, yaitu tes
tulis, lisan, dan penugasan. Untuk menentukan hasilnya dalam penelitian ini,
ranah kognitif akan dirupakan dalam post-test untuk melihat perkembangan hasil
belajar sebelum dan sesudah perlakuan. Untuk ranah terakhir adalah ranah
kompetensi dasar yang berasal dari KI-3 dan KI-4 pada periode tertentu.
pembelajaran di kelas, peran utama keberhasilan siswa adalah guru. Ada dua
dimaksimalkan, yaitu:
yang efektif;
Shah (2005: 132) mengemukakan faktor lain yaitu tiga faktor yang
a) Faktor internal berupa faktor fisik dan psikis, seperti minat dan motivasi
belajar;
sosial berupa kondisi sekolah dan masyarakat, dan faktor non sosial seperti
sebagai berikut :
c. Menurut Asep Jihad hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa
secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai tujuan
pembelajaran
Pengukuran hasil belajar untuk mengetahui proses belajar siswa pada mata
kuliah tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan tes sebagai alat ukurnya.
Menurut M. Ngalim Purwanto (2009: 33-34) ada empat macam tujuan ujian,
yaitu:
seperti latar belakang psikologis, fisik dan ekonomi siswa, disebut tes
diagnostik.
diubah dalam proses pendidikan. Perilaku psikotik dibagi menjadi tiga bidang,
yaitu:
a. Ranah Kognitif
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah kemampuan paling rendah tetapi paling dasar di
2. Pemahaman
ide utama, ceritakan kembali dan jelaskan ide utama dalam bahasa
Anda sendiri.
3. Penerapan
4. Analisis
memperoleh informasi..
b. Ranah Afektif
Ranah emosional adalah ranah yang berhubungan dengan sikap dan
sama lain.
c. Ranah Psikomotorik
tingkatan, yaitu:
1. Persepsi
2. Set up (persiapan)
Contoh mengetik, mempersiapkan dan berdoa sebelum berlari
3. Membimbing respons
seseorang.
sebelumnya.
akademisi, istilah IPS di Indonesia telah dikenal luas sejak tahun 1970-an, dan
secara resmi digunakan dalam sistem pendidikan nasional pada kurikulum 1975.
National Council for the Social Studies (NCSS), sebuah Sebuah organisasi
sosial dan hubungannya dengan ilmu sosial dan disiplin pendidikan di tingkat
dengan ilmu sosial sebagai inti dari kurikulum, dalam perkembangan selanjutnya,
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities to
promote civic competence. Within the school program, social studies provides
coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology,
archaeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science,
psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the
humanities, matemathics and natural sciences. The primary purpose of social
studies is to help young people develop the ability to make informed and reasoned
decisions for the public good as citizens of a culturally diverse, democratic
society in an independent world.
konsep IPS dalam Martorella, yaitu “penelitian sosial hanya berkaitan dengan
sosial lebih banyak mempelajari manusia di lingkungan sekitar dan di tempat lain.
terpilih dan model survei ilmu sosial, informasi terpilih dalam bidang apapun
yang berkaitan dengan pemahaman langsung individu, kelompok, dan
Begitu pula dengan konsep IPS di Indonesia yang tidak jauh berbeda
seperti halnya di banyak negara, secara umum masih dipahami dengan berbagai
cara dan memiliki arti yang berbeda di setiap jenjang pendidikan. Konsep IPS tiap
kebutuhan siswa, terutama antara IPS Sekolah Dasar (SD) dan IPS Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan IPS Sekolah Menengah Atas (IPS). Konsep
penelitian sosial dalam pendidikan sekolah mengacu pada nama mata pelajaran
pelajaran atau mata pelajaran ilmiah, dan beberapa sarana rencana pengajaran.
Perbedaan ini juga dapat diidentifikasi dari masing-masing metode yang berlaku
integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial dan humaniora, seperti: sosiologi,
dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang merupakan perwujudan
pendekatan interdisipliner dari semua aspek dan cabang ilmu sosial. Ilmu sosial
atau IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang bersumber dari muatan
berbagai disiplin ilmu ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu
“They argue that the key element in the dispute over the purpose of social
studies in the school curriculum involves the relative emphasis given to cultural
transmission or to critical or reflective thinking. When cultural transmission is
emphasized, the intent to use the social studies curriculum to promote social
adaption. The emphasis is on teaching content, behaviors, and values that reflect
views accepted by the traditional, dominant society.”
sikap dan nilai yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, mengambil
keterampilan (skill), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat
sosial tersebut.
Sifat warga negara yang baik akan lebih mudah ditumbuhkan pada siswa
peserta didik mengetahui bagaimana peran diri sendiri baik dalam keluarga
menyeluruh (holistik), dan materinya diambil dari rumpun ilmu sosial, seperti
pelajaran IPS adalah membentuk siswa menjadi warga negara yang baik
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta fokus pada pembinaan individu yang
hubungan antara lingkungan dan masyarakat. Selain itu, mereka dapat berpikir
kritis dan kreatif, serta dapat melanjutkan dan mengembangkan nilai budaya
negaranya.
bertujuan untuk menumbuhkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial
menyakitkan
Ilmu Sosial (IPS) adalah untuk menumbuhkan kemampuan siswa untuk membuat
keputusan rasional dalam dunia yang saling bergantung dan berkembang menjadi
warga negara dengan berbagai budaya dan masyarakat demokratis (Ellis, 1998:
8 ). Zamroni (2001: 11) berpendapat bahwa arah pengajaran ilmu sosial adalah
tujuan substansif yang mendasar dari pengajaran Studi Sosial di sekolah ialah
Indonesia adalah subyek yang tercakup, tetapi dalam kajian penelitian ini dibatasi
menjadikan siswa menjadi generasai penerus bangsa yang cakap dan bertoleransi.
pada tahun 2016 menetapkan ruang lingkup materi mata pelajaran IPS untuk
sekarang.
kelompok terkecil dan paling dasar yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Keluarga
inti ini juga disebut segitiga abadi. Keluarga merupakan alat untuk memperkuat
adat istiadat yang ada dalam masyarakat kita, yang meliputi nilai budaya, norma
dan sistem nilai. Proses penguatan keluarga dilakukan melalui peradaban atau
pelembagaan. Dalam proses pelembagaan ini, individu harus belajar dan harus
mampu menyesuaikan pikiran dan sikapnya dengan adat istiadat, norma dan
aturan hidup dalam budaya mereka. Proses ini dimulai dari masa kanak-kanak,
anggotanya, sebagai lembaga agama berfungsi meletakkan dasar iman dan takwa
lembaga yang bernilai dasar dan strategis membina serta mengembangkan sumber
daya manusia dalam menciptakan masyarakat adil, makmur, aman dan sentosa.
Lingkungan terdekat lain adalah rukun tetangga, rukun kampung, warga desa
Selain itu, ruang lingkup penelitian sosial yang harus diberikan kepada
wawasan kepada anak tentang lingkungan yang lebih luas. Perkembangan dan
dan komunikasi saat ini tak pelak memberikan kesempatan kepada anak untuk
memperluas hubungan sosial dari satu ruang geografis ke ruang geografis lainnya,
Proses interaksi sosial saat ini tidak lagi terbatas pada aspek budaya, tetapi
telah meluas ke aspek lain, seperti politik, khususnya ekonomi. Proses ini juga
telah merambah batas-batas lokal dan regional dalam skala global. Proses
hubungan sosial dan interaksi sosial ini telah menjadi proses globalisasi. Ruang
lingkup penelitian sosial tidak terbatas pada kehidupan sosial lokal dan regional,
tetapi telah mencapai tingkat global, meskipun ruang lingkup disiplin ilmu
Proses interaksi sosial sekarang ini tidak lagi hanya terbatas pada aspek
budaya, melainkan telah meluas aspek-aspek lain seperti politik, dan terutama
ekonomi. Proses ini juga telah menembus batas-batas lokal dan regional sampai
ke tingkat global. Proses hubungan sosial dan interaksi sosial ini telah menjadi
proses globalisasi. Ruang lingkup IPS, tidak hanya terbatas pada kehidupan sosial
pada tingkat lokal dan regional, melainkan telah sampai pada tingkat global
walaupun mata pelajaran IPS ruang lingkup yang telah ditetapkan oleh
karena IPS sarat dengan nilai-nilai seperti nilai teoritis, nilai praktis, nilai
1. Nilai Teoritis
Pada dasarnya membentuk dan Membina peserta siswa hari dan disiapkan
menjadi sumber daya manusia yang cakap dikemudian hari . Oleh karena
itu, kajian penelitian sosial tidak hanya menyajikan dan membahas fakta,
fakta dan data yang berdiri sendiri, tetapi juga melangkah lebih jauh, yaitu
2. Nilai Praktis
mulai dari lingkungan rumah, pasar, jalan dan tempat lainnya. Dalam
hal ini, nilai sebenarnya akan disesuaikan dengan tingkat usia dan
3. Nilai Edukatif.
yaitu adanya perubahan perilaku sosial peserta didik ke arah yang lebih
pembelajaran IPS, tidak hanya terbatas pada kenyataan, fakta dan data
4. Nilai Ketuhanan
hubungan yang lebih erat antara kita dengan Tuhan Yang Maha Esa
menentukan ruang lingkup pencapaian tujuan sistem siswa. Senada dengan hal
tersebut, Fraser dan Runitzki (1995: 271) mengatakan: “Penilaian belajar siswa
telah berkembang menjadi posisi sentral dalam proses pengajaran.”. Selain itu,
pembelajaran. Oleh karena itu, menurut Mitchell (dalam Frazee dan Rudnitski,
utama, yaitu:
siswa,
tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan- tujuan instruksional
telah dapat dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil-hasil belajar yang
belajar mengajar)”.
Selain itu, Zainul dan Nasution (2005: 8) juga menyebutkan pengertian
informasi yang diperoleh melalui penggunaan alat tes dan non tes untuk
mengukur hasil belajar”. Oleh karena itu tujuan evaluasi adalah untuk
memberikan nilai atas kualitas sesuatu. Dalam hal ini, kita tidak hanya harus
mencari jawaban atas pertanyaan tentang apa, tetapi juga menjawab secara
langsung derajat atau sejauh mana proses atau hasil yang diperoleh orang atau
program tersebut.
tentang derajat hasil belajar siswa atau kemampuan siswa (seri kompetensi).
Penilaian jawaban tentang hasil belajar seseorang atau pertanyaan seberapa baik
menganalisis dan menjelaskan sistem, data berkelanjutan tentang proses dan hasil
pengambilan keputusan penilaian dapat berupa: evaluasi tertulis (paper and pen
Selaras dengan pendapat di atas Etin Solihatin dan Raharjo (2007: 43)
perluasan. Penekanan secara khusus diarahkan pada apa yang disebut sebagai
pengujian IPS). Perhatian dan penekanan lebih jauh, pada apa yang dinamakan
the day to day evaluation of children’s work (evaluasi hasil karya siswa)”. Dalam
jenis penilaian ini, penekanannya adalah pada informalitas prosedur dalam proses
kemampuan pembelajaran penelitian sosial, alat penilaian tes dan non tes harus
digunakan untuk menjaga keseimbangan antara tes formal dan informal. Selain
itu, Mulyasa (2006: 38) mengemukakan bahwa kemampuan yang harus dikuasai
siswa harus dinyatakan dengan cara yang dapat mengevaluasinya, hal ini mengacu
pada suatu bentuk hasil belajar siswa dari pembelajaran langsung. Kompetensi
sikap. Oleh karena itu, dalam pembelajaran berbasis desain kompetensi penilaian
kompetensi dasar.
kepada siswa untuk menunjukkan apa yang diketahui, yang dipahami, dan
mampu dilakukannya.
2004: 20).
terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar penelitian sosial siswa kelas VIII
meningkatkan hasil belajar pada tahap pertama dan kedua berdasarkan rata-rata
kelas. Pada siklus I nilai rata-rata ditampilkan sebagai 79,41, dan pada siklus II
melalui model discovery learning pada siswa SDN Gadungan 05 Kabupaten Blitar
dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu pada pratindakan persentase
ketuntasan klasikal siswa meningkat sebesar 52% pada siswa pertama dan 2 siswa
meningkatkan aktivitas guru (yaitu meningkat 86% pada siklus I dan 100% pada
siklus II).
terbimbing siswa V.A SDN 26 Painan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada topik Ips. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan, dan kesimpulan yang dapat ditarik
belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Dari tahap pertama hingga tahap kedua,
hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Prestasi belajar siswa tahap I 51,97
menunjukkan bahwa rhitung lebih besar dari rtabel 0,39> 0,34. Artinya,
belajar lemah. Jika melihat harga determinasi didapatkan 15% yang berarti
85% dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan analisis uji korelasi dapat
dan self-regulated learning terhadap hasil belajar kognitif pada penelitian sosial.
learning dan self regulated learning dalam proses mempengaruhi hasil belajar
pengaturan diri siswa, dan pada akhirnya dapat meningkatkan efek belajar kognitif
siswa. Siswa dengan derajat kemampuan mengatur diri yang tinggi akan
meningkatkan semangat belajar siswa Tentang Segitiga dan Segi Empat SMP VII-
Pada siklus I proporsi pertemuan pertama sebesar 62,5% dan proporsi pertemuan
kedua sebesar 67,5%. Setelah perbaikan pada kedua siklus tersebut, persentase
pembelajaran aktif Pada pertemuan pertama jumlah siswa meningkat menjadi
76,2%, dan pada Pertemuan kedua jumlah siswa meningkat menjadi 85,7%..
bahasan bangun ruang sisi lengkung. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil
menekankan pada partisipasi aktif siswa dalam memahami konsep dan prinsip
saintifik lebih baik dari pada kelas ekspositori 2); kemampuan berpikir kreatif
mencapai ketuntasan dengan nilai rataan 71,55 dan mencapai ketuntasan klasikal
model discovery learning dengan pendekatan saintifik. dan 4) karakter rasa ingin
Kondisi awal
Kondisi Akhir
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
mengajar (KBM).
posttest (tes akhir) yang sama. Desain penelitian dapat dilihat pada tabel
3.1.
Keterangan:
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Penelitian
self regulated learning diberi simbol X2. Pada variabel dependent diberi
berikut
METODE
PEMBELAJARAN
GUIDED DISCOVERY
LEARNING (X1)
METODE
PEMBELAJARAN SELF
REGULATED LEARNING
(X2)
a. Variabel Dependen
bebas Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS.
tersebut dapat dibuktikan dengan hasil tes. Prestasi belajar inilah yang
dibutuhkan untuk menentukan kemampuan yang diperolehnya dari suatu
4. Simbol: Y
b. Variabel Independen
dipengaruhi atau menjadi hasil akibat variabel bebas (Sugiyono, 2013: 39).
c. Model Pembelajaran
(SRL).
adalah suatu wilayah umum yang tersusun atas objek dengan kualitas dan
pelajaran 2020/2021.
2. Obyek Penelitian
didasarkan pada kualitas sampel yang sama dan kondisi demografi, sosial
Tahap ketiga: Mendapatkan sampel penelitian yaitu dua sekolah yang telah
Tahap IV: Diperoleh secara acak pada tingkat kelas yang terdiri dari 2
kelas yaitu kelas eksperimen (kelas dengan model pembelajaran guided
adalah :
1. Metode Tes
untuk menjawab kepada subjek penelitian. Dalam penelitian ini metode tes
eksperimen dan kelas kontrol menggunakan alat tes pilihan ganda dengan 4
2. Metode Angket
pembelajaran . Tiap butir pada angket minat belajar berupa butir positif
dan butir negatif dengan pilihan ganda dan 5 alternatif jawaban. Untuk
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Ragu-ragu
4. Tidak Setuju
5. Skala tipe likert adalah banyak pernyataan positif dan negatif tentang
sikap objek.
C. Instrumen Penelitian
hasil belajar, dan alat angket digunakan untuk memperoleh data tentang
tersedia A, B, C, D, dan E
E 5.
sejauh mana alat ukur secara kontinyu mengukur sesuatu yang diukur
maka instrumen dan item (tes dan angket) akan dianalisis sebagai
berikut:
Uji coba tes prestasi belajar IPS dilakukan sebanyak dua kali
dalam kurikulum 2013 (KD 3.3 dan KD 4.3). Dari masing-masing soal
yang diambil dari KD 3.3 dan 4.3 berjumlah 25 soal berbentuk pilihan
menit. Hasil dari analisis uji coba instrumen tes dijadikan pertimbangan
untuk memutuskan apakah butir soal dalam instrumen tes layak atau
1) Uji Validitas
hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud tersebut (Azwar
Dalam penelitian ini, validitas isi soal tes prestasi akademik IPS
dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS. Alasan dipilihnya guru sebagai
verifikator alat tes adalah karena peneliti menilai bahwa guru mata
tentang isi atau isinya. Materi yang telah disusun dalam Alat Tes Hasil
memenuhi persyaratan persiapan tes yang baik, meliputi uji validitas dan
uji reliabilitas.
Keterangan :
Keterangan :
2) Uji Reabilitas
Alpha, dan jika dihitung dengan memakai rumus Alpha Cronbach adalah
sebagai berikut :
Dimana:
P = Indeks kesukaran
Dimana:
benar
dengan benar
Setelah mendapatkan data skor hasil tes, sortir dari terbesar ke terkecil.
Kemudian mulai dari urutan tertinggi 27% dianggap sebagai kelompok teratas,
dan mulai dari urutan paling bawah 27% dianggap sebagai kelompok terbawah.
Dengan cara ini banyaknya siswa tingkat atas = banyaknya siswa tingkat bawah
yaitu na = nb = 10 siswa.
nilai
no nilai kriteria kriteria
r nilai daya hasil
so validit hasil kesukar daya
tabel kesukaran pem uji
al as an pembeda
beda
tidak
tidak
1 0.270 0.329 0.88888888 0.3 digunak
valid
9 mudah CUKUP an
0.94444444 digunak
2 .408* 0.329 valid 0.2
4 mudah JELEK an
0.83333333 digunak
3 .433** 0.329 valid 0.4
3 mudah CUKUP an
0.80555555 digunak
4 .569** 0.329 valid 0.6
6 mudah BAIK an
0.94444444 digunak
5 .581** 0.329 valid 0.2
4 mudah JELEK an
tidak
tidak
6 0.324 0.329 0.88888888 0.3 digunak
valid
9 mudah CUKUP an
0.80555555 digunak
7 .483** 0.329 valid 0.4
6 mudah CUKUP an
0.91666666 digunak
8 .589** 0.329 valid 0.3
7 mudah CUKUP an
0.80555555 digunak
9 .626** 0.329 valid 0.6
6 mudah BAIK an
0.66666666 BAIKSEKA digunak
10 .588** 0.329 valid 0.7
7 sedang LI an
tidak
tidak
11 0.282 0.329 0.91666666 0.2 digunak
valid
7 mudah JELEK an
digunak
12 .b 0.329 valid 0
1 mudah JELEK an
0.91666666 digunak
13 .568** 0.329 valid 0.3
7 mudah CUKUP an
0.77777777 digunak
14 .381* 0.329 valid 0.5
8 mudah BAIK an
0.72222222 BAIKSEKA digunak
15 .651** 0.329 valid 0.8
2 mudah LI an
tidak
tidak
16 0.216 0.329 0.55555555 0.5 digunak
valid
6 sedang BAIK an
0.83333333 digunak
17 .600** 0.329 valid 0.5
3 mudah BAIK an
digunak
18 .422* 0.329 valid 0.4
0.75 mudah CUKUP an
0.80555555 digunak
19 .683** 0.329 valid 0.6
6 mudah BAIK an
tidak
tidak
20 -0.087 0.329 0.91666666 -0.1 JELEKSEK digunak
valid
7 mudah ALI an
0.80555555 BAIKSEKA digunak
21 .783** 0.329 valid 0.7
6 mudah LI an
0.97222222 digunak
22 .388* 0.329 valid 0.1
2 mudah JELEK an
tidak
tidak
23 0.215 0.329 0.97222222 0.1 digunak
valid
2 mudah JELEK an
0.83333333 digunak
24 .509** 0.329 valid 0.3
3 mudah CUKUP an
0.86111111 digunak
25 .544** 0.329 valid 0.3
1 mudah CUKUP an
0.69444444 BAIKSEKA digunak
26 .431** 0.329 valid 0.9
4 sedang LI an
digunak
27 .b 0.329 valid 0
1 mudah JELEK an
0.41666666 digunak
28 .439** 0.329 valid 0.4
7 sedang CUKUP an
b. Uji Coba Angket Model Pembelajaran
1. Uji Validitas
dalam standar pembelajaran dan status siswa. Hal ini sejalan dengan
isi yang tinggi biasanya dilakukan oleh expert atau expert judgement
Setelah uji validitas dan uji validasi butir angket dilakukan maka
peneliti akan menggunakan pedoman atau bahan acuan untuk
butir angket yang baik maka akan menggunakan bantuan program SPSS
26.
2. Uji Reliabilitas
Alpha, dan jika dihitung dengan memakai rumus Alpha Cronbach adalah
sebagai berikut :
Keterangan :
uji hipotesis.
lebih besar dari dua maka akan dilakukan analisis regresi berganda.
uji regresi.
1) Uji Normalitas
2) Uji Multikoliniaritas
3) Uji Heteroskedastisitas
dalam model regresi adalah tidak sama. Jika varians residual antara
derajat anomali.
(Sulhan, 2009: 16)menyatakan bahwa uji koefisien korelasi
4) Uji Autokorelasi
Keterangan:
a : bilangan
konstan b1,b2,…,bk :
variabel independen
x1 : budaya organisasi
x2 : lingkungan kerja
P (Y) = a + b1(BO)+b2(LO)
Keterangan:
P : Produktivitas
a : konstanta
3. Uji Hipotesis
a. Perumusan Hipotesis
Ho diterima jika :
b. Fhitung≥ Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima hal ini berarti terdapat
apakah suatu variabel bebas berpengaruh atau tidak terhadap variable terikat
1) Perumusan hipotesis
H0 = B1 = 0 Ha = B1 ≠ 0
H0 = B2 = 0 Ha = B2 ≠ 0
2) Menentukan daerah kritis
Keterangan :
t = nilai uji t
r = koefisien relasi r
2= koefisien determinasi
Ho diterima jika nilai thitung < ttabel atau nilai sig > α
5) Memutuskan hipotesis
Ho: Diterima jika t hitung t tabel