PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
dipengaruhi oleh pemikiran studi sosial di Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan
negara Amerika Serikat yang kita anggap sebagai salah satu negara yang memiliki
tersebut. National Council for the Social Studies (NCSS) adalah lembaga yang
mewadahi dan mendukung gagasan tentang IPS melalui karya -karya maupun
penelitian akademis yang disusun oleh para pakar sosial . Karya - karya akademis
program pengajaran atau mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang
ilmu ekonomi, dan ilmu sosiologi) dan humaniora (aspek norma, nilai, bahasa,
pada diri seseorang namun IPS perlu dipelajari dan diajarkan kepada peserta
didik. Hal ini dikarenakan pengetahuan sosial alamiah itu belum cukup mengingat
yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial, yang
berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara”. Untuk
merealisasikan tujuan ini maka proses pembelajaran IPS tidak hanya menekankan
melainkan meliputi juga aspek akhlak (afektif) dalam menghayati serta menyadari
terkandung dalam Pancasila. Guru IPS di SD perlu memiliki wawasan tujuan dan
pembelajaran
sekolah pada umumnya dapat fleksibel untuk memilih kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran siswa, sedangkan untuk guru pada khususnya
pandemi sehingga pelajaran dapat tersampaikan secara maksimal dan tetap efektif
terhadap siswa. Pandemi COVID 19 memberikan efek yang sangat besar terhadap
siswa, karena siswa hanya mendapat pelajaran melai media daring (dalam
jaringan), luring (luar jaringan) dan tidak bisa melaksanakan tatap muka di
sekolah. Kondisi ini mengharuskan siswa untuk dapat memahami secara mandiri
(self) maupun terbimbing (guided) jarak jauh setiap materi yang diberikan
berulang – ulang dan terstruktur dapat disimpulkan bahwa dalam belajar IPS
peserta didik masih banyak mengalami kesulitan bahkan masih banyak siswa yang
Ada banyak faktor yang mempengaruhi baik buruknya hasil belajar yang
diperoleh peserta didik. Sejalan dengan pendapat Daryanto dan Muljo Rahardjo
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor yang berasal dari dalam diri
peserta didik dibagi menjadi dua yaitu faktor psikologis dan fisiologis, sedangkan
faktor dari luar diri peserta didik meliputi lingkungan sekitar, guru, faktor sosial,
pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Menurut Carol Ann Tomlinson, dkk
learning that can be affected by a numbr of factor including learning style”. Guru
perlu memerhatikan perbedaan yang ada pada siswa ,hal ini merupakan salah satu
antara siswa dan guru dimana siswa mencari kesimpulan yang diinginkan melalui
suatu urutan pertanyaan yang dilakukan oleh guru”. Pendapat Markaban mengenai
pengertian model Guided Discovery Learning pun sama halnya dengan pendapat
menurut Melani, Harlita dan Sugiharo (2012, hlm. 99), ”Guided discovery
melibatkan siswa belajar secara aktif dan mandiri dalam menemukan suatu konsep
(yang tidak perlu membatasi pada isi akademik), dan memonitor serta
pada perencanaan yang hati-hati dan monitoring terhadap proses proses kognitif
dan afektif yang tercakup dalam penyelesaian tugas-tugas akademik yang berhasil
tugas-tugas yang sulit. Pada sisi lain SRL menekankan pentinganya inisiatif
karena SRL merupakan belajar yang terjadi atas inisatif. Siswa yang memiliki
dari pengelolaan diri dalam belajar, dimana melalui motivasi siswa akan
mengambil tindakan dan tanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan (Smith,
2001).
judul bagai manakah pengaruh metode guide dicovery learning dan metode self
regulated learning terhadap prestasi mata pelajaran IPS di SDN Sepanjang 1
Taman Sidoarjo
b. Lingkup Penelitian
2021.
c. Rumusan Masalah
d. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
Taman Sidoarjo
e. Mengetahui Kelayakan metode pembelajaran guided dicovery learning
f. Definisi Istilah
g. Manfaat Penelitian
konsep IPS dan model pembelajaran guided discovey learning dan self
serta sebagai bahan masukan guru dalam mata pelajaran IPS pada
b. Bagi Siswa
c. Bagi Sekolah
lainnya.
d. Bagi Peneliti
Dapat memperluas wawasan dan memperoleh pengalaman berfikir
pemahaman dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas VI SDN
h. Asumsi
A. Deskripsi Teori
diuraikan bahwa: “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu
bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan
”suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan’.
didalamnya terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media dan alat penilaian
digunakan dalam interaksi antara peserta didik dan pendidik untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan materi dan mekanisme
metode pembelajaran.
pembelajaran”. (.Hamzah B. Uno. 2009: 9). Oleh karena itu menentukan model
pembelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan guru mengelola kelas dan
metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu
kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model
pembelajaran . Oleh karena itu, menurut Joyce dan Weil dalam I Wayan Santyasa
pembelajaran
sebagai berikut: Model discovery diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang
diceramahkan saja. Kemudian model discovery learning dibagi menjadi dua jenis
pembelajaran penemuan atau discovery learning dibagi menjadi dua jenis, yaitu
antara siswa dan guru dimana siswa mencari kesimpulan yang diinginkan melalui
suatu urutan pertanyaan yang dilakukan oleh guru”. Pendapat Markaban mengenai
pengertian model Guided Discovery Learning pun sama halnya dengan pendapat
menurut Melani, Harlita dan Sugiharo (2012, hlm. 99), ”Guided discovery
learning mengharuskan siswa menggunakan informasi untuk mengkonstruksi
siswa”.
siswa belajar secara aktif dan mandiri dalam menemukan suatu konsep atau teori,
guru sebagai fasilitator dan pembimbing. Banyaknya bantuan yang diberikan guru
dan Suhana (2010, hlm. 77), “pelaksanaan ini dimulai dari pertanyaan inti, guru
dikemukakannya”.
d. Membantu memperjelas:
siswa.
penemuan.
5) verifikasi
6) generalisasi
materi).
mengumpulkan informasi).
d) Data processing (mengolah data yang telah diperoleh oleh
siswa).
masalah.
sendiri.
belajar. Kemandirian ini menekankan pada aktivitas dalam belajar yang penuh
tanggung jawab sehingga mampu mencapai hasil belajar yang lebih baik. self-
regulated learning adalah usaha individu yang dilakukan secara sistematis untuk
Keberhasilan belajar suatu individu ditentukan dua faktor yaitu internal dan
eksternal sebagaimana, belajar tidak hanya dikontrol oleh aspek eksternal saja
melainkan juga dikontrol oleh aspek internal yang diatur sendiri atau self-
regulated (Chung, 2011). Selfregulated learning sebagai kemampuan pebelajar
usaha yang berhubungan dengan prestasi dan mengacu pada niat siswa untuk
akademis yang penting (Wolters, 2003). Pengelolaan diri dalam belajar sebagai
bentuk belajar dengan bergantung pada motivasi belajar mereka secara otonomi
dimiliki setiap siswa karena kemandirian belajar dapat menjadi salah satu faktor
Sejumlah pakar (Butler, 2002, Corno dan Mandinah, 1983, Corno dan
Winograd, 1998, Schunk dan Zimmerman, 1998, Wongsri, Cantwell, dan Archer,
istilah lain yang serupa, memeriksa efek SRL terhadap pembelajaran sains melalui
namun semuanya memuat tiga karakteritik utama yang serupa, yaitu merancang
tujuan, memilih stategi, dan memantau proses kognitif dan afektif yang
jaringan asosiatif dalam suatu bidang tertentu, dan memantau serta meningkatkan
proses kognitif dan afektif dalam menyelesaikan 1suatu tugas akademik. Dalam
hal ini, SRL itu sendiri bukan merupakan kemampuan mental atau keterampilan
negatif).
dan mengingat, mencari bantuan sosial, dan mereview catatan. Berkaitan dengan
menunjukkan SRL yang tinggi ketika belajar sains melalui internet, dan mereka
yang tinggi:
secara efektif;
mendahului usaha untuk bertindak dan proses dalam menentukan tahap- tahap
bertindak dalam upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada fase
sebelumnya. Sedangkan pada fase self reflection meliputi proses yang terjadi
setelah individu melakukan usaha yang telah ditetapkan, dan pengaruh dari
pengetahuan berikutnya.
performa dan fase refleksi diri yang ketiganya membentuk siklus yang saling
terkait. Jika salah satu fase terganggu, maka fase lainnya ikut terganggu dan
yang dijalankan.
tugas.
persiapan ujian.
a. Pengertian Belajar
Belajar suatu kata yang sudah cukup akrab dengan semua lapisan
masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata “belajar“ merupakan kata-kata
yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Belajar sebagai mana yang dikemukana oleh Sardiman (2003: 20), bahwa
sebagainya”. Belajar juga akan lebih baik kalau subjek belajar mengalami atau
ego) dengan lingkungan yang berwujud pribadi, fakta, konsep atau teori. Dalam
hal ini terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah: (1) proses
internalisasi ke dalam diri yang belajar, (2) dilakukan secara aktif, dengan segenap
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
lingkungannya.
Sudjana (2009: 28), memandang belajar suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubahan dari seseorang, perubahan sebagai hasil dari proses belajar
dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti 2 Model & Metode Pembelajaran
individu yang belajar. “Belajar dipandang sebagai suatu proses, suatu kegiatan
dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi
lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku pada diri seseorang tidak dapat dilihat namun dapat ditentukan,
raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
suatu hasil yang baru atau penyempurnaan terhadap hasil yang telah diperoleh dan
terjadi selama jangka waktu tertentu. Jadi belajar merupakan proses perubahan
Sedangkan pengertian belajar oleh para ahli antara lain sebagai berikut:
pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sadar, terencana baik
didik. Belajar untuk disekolah dasar berarti interaksi antara guru dengan
siswa yang dilakukan secara sadar dan terencana yang dilaksanakan baik
membelajarkan siswa atau peserta didik. Tutor yang mengajar dan peserta
didik yang belajar. Perpaduan dan kedua unsur manusiawi ini lahirlah
dua arah antara guru dengan peserta didik agar suasana pembelajaran
guru (teacher center) sebagai sumber belajar, bukan berpusat pada siswa
dalam kelas sedangkan siswanya hanya pasif. Peran guru sebagai seorang
hasil belajar.
tingkah laku pada orang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi
mengerti, dan dari belum mampu kearah sudah mampu. Hasil belajar akan tampak
pekerti, dan sikap. Seseorang yang telah melakukan perbuatan belajar maka akan
terlihat terjadinya perubahan dalam salah satu atau bebarapa aspek tingkah laku
laku sebagai hasil belajar dirumuskan dalam bentuk kemampuan dan kompetensi
yang dapat diukur atau dapat ditampilkan melalui performance siswa. Istilah-
istilah tingkah laku dapat diukur sehingga menggambarkan indikator hasil belajar
dan lain sebagainya. Menurut Hamalik dalam Jihad dan abdul (2010: 15) tujuan
belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah
dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa. Menurut
process):
multi metode dan multi media yang dipakai guru ataukah terbatas kepada
Sekolah
laboratorium balajar ataukah kelas yang hampa dan miskin dengan sarana
yang optimal.
Adapun hasil belajar menurut Bloom dalam Purwanto (2007: 45) yang
menggolongkan kedalam tiga ranah yang perlu diperhatikan dalam setipa proses
belajar mengajar. Tiga ranah tersebut adalah ranah kognitif, efektif, dan
belajar yang berhubungan dengan sikap, nilai-nilai, perasaan, dan minat. Ranah
atau gerak yang ditunjang oleh kemampian psikis. Hasil belajar yang
kemampuan minat atau emosi (afektif) dan kemampuan motorik halus dan kasar
b. Ciri-Ciri Belajar
Dari semua pengertian tentang belajar, sangat jelas pada kita bahwa belajar
tidak hanya berkenaan dengan jumlah pengetahuan tetapi juga meliputi seluruh
perubahan perilaku pada diri individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek
pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif)
serta keterampilan (psikomotor). Kedua, perubahan itu harus merupakan buah dari
pengalaman. Perubahan perilaku yang terjadi pada diri individu karena adanya
interaksi antara dirinya dengan lingkungan. Interaksi ini dapat berupa interaksi
fisik. Misalnya, seorang anak akan mengetahui bahwa api itu panas setelah ia
menyentuh api yang menyala pada lilin. Di samping melalui interaksi fisik,
karena adanya interaksi individu dengan lingkungan. Mengedipkan mata pada saat
memandang cahaya yang menyilaukan atau keluar air liur pada saat mencium
Perubahan perilaku akibat obat-obatan, minuman keras, dan yang lainnya tidak
dapat dikategorikan sebagai perilaku hasil belajar. Seorang atlet yang dapat
melakukan lompat galah melebihi rekor orang lain karena minum obat tidak dapat
Istilah prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar.
Istilah prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer didefinisikan sebagai hasil yang
telah dicapai. Menurut Noehi Nasution, menyimpulkan bahwa “belajar dalam arti
luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau
berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respons utama,
dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah baru itu bukan
disebabkan oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal” (Wahab, 2015).
Prestasi merupakan kumpulan hasil akhir dari suatu pekerjaan yang telah
dilakukan. Menurut Djamarah (2002: 19), “Prestasi adalah suatu kegiatan yang
adaptation);
yang terjadi dalam diri organisme (manusia dan hewan) disebakan oleh
banyaknya. Jadi, belajar dapat dipandang sebagai sudut dari berapa banyak materi
yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses
mengajar. Ukurannya semakin baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula
mutu perolehan pelaku belajar yang kemudian dinyatakan dalam skor. Adapun
pengertian belajar secara Kualitatif (tinjauan mutu), ialah proses memperoleh arti-
pelaku belajar. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya
pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah- masalah yang
kini dan nanti akan dihadapi oleh pelaku belajar (Wahab, 2015, hal. 243).
maksimal dan tertinggi pada saat tertentu oleh seorang anak dalam rangka
(Purwanto, 1997).
Menurut (Djamaroh, 2002, hal. 231), “prestasi adalah hasil kegiatan usaha
belajar yang dinyatakan dalam bentuk, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat
mencerminkan hasil yang telah dicapai oleh setiap siswa”. Sementara Siti Pratini
berpendapat pestasi “adalah suatu hasil yang dicapai seseorang dalam melakukan
belajar adalah serangkaian dari kegiatan jiwa raga yang telah dilakukan oleh
seseorang dari suatu hasil yang telah dicapai sebagai perubahan dari tingkah laku
yang dilalui dengan pengalaman serta wawasan untuk bisa berinteraksi dengan
lingkungan yang menyangkut ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang telah
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor yang
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa sendiri faktor-
1) Kecerdasan (inlegensi)
ini sangat di tentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu
berada antara satu anak dengan anak lainnya sehingga anak pada usia
kawan sebayanya. Oleh karena itu faktor intelegensi merupakan salah satu
atau diatas rata-rata maka secara potensi ia akan dapat memperoleh hasil
sangat penting bagi anak dlam usaha belajar. Intelegensi pada artinya
tepat.
3) Sikap Sikap
benda dengan suka atau tidak suka atau acuh tak acuh. Sikap seseorang
Dalam diri siswa harus ada sikap yang positif (menerima) kepada sesama
siswa atau gurunya. Sikap positif ini akan menggerakannya untuk belajar.
Adapun siswa yang sikapnya yang negatif (menolak) kepada sesama siswa
4) Minat
Dapat dikatan minat itu terjadi karena perasaan senang pada sesuatu.
bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung di bidang itu.
5) Bakat
6) Motivasi
dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan
mengajar seorang anak didik akan didikan akan berhasil jika mempunyai
a. Faktor Eksternal
1) Keadaan keluarga
Keluarga yang sehat besar artinya besar artinya untuk pendidikan kecil,
hidup keagamaan. Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa
kerja sama yang baik antara orang tua dan guu sebagai pendidik dalam
itu lingkukngan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar
Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan memengaruhi
tuntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan dan memiliki
tingkah laku yang tepat dalam mengajar. Oleh karena itu, guru harus
menguasai bahan pelajaran yang sisajikan dan memiliki metode yang tepat
dalm mengajar.
3) Lingkungan masyarakat
pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak
rajin belajar, anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Dapat
kebiasaan-kebiasaan lingkungannya.
pada pelajaran dan dapat dilakukan dengan tes sebagai alat ukur. Menurut
M. Ngalim Purwanto (2009: 33-34), ada empat macam kegunaan tes yaitu:
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Langkah kedua adalah memberikan pretest (tes awal) yang sama pada
akhir) yang sama. Desain penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1.
Keterangan:
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan dua variabel bebas yang terdiri
dari variabel bebas manipulatif dan satu variabel terikat. Variabel bebas
learning diberi simbol X2. Pada variabel bebasnya diberi simbol Y yaitu
model model
pembelajaran guide pembelajaran self
discovery learning regulated learning
(GDL) (SRL)
(X1) (X2)
prestasi mata
pelajaran IPS
(Y)
a. Variabel Dependen
bawah ini yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah
perlakuan/pembelajaran.
4. Simbol : Y
b. Variabel Independen
(Sugiyono, 2013:39).
Model Pembelajaran
pembelajaran.
2. Sampel Penelitian
sebagai berikut :
Tahap I : Mendata Sekolah dengan meminta data dari dinas
SD Negeri 1 Sepanjang.
belajar peserta didik dalam belajar IPS sesuai dengan tujuan yang
harapan.
2. Waktu Penelitian
eksperimen penelitian ini secara lebih rinci dapat dilihat pada tahapan
berikut :
dengan metode tes dan metode angket. Dengan adanya pandemi Covid
1. Metode Tes
metode tes berguna untuk mengumpulkan data prestasi belajar pada mata
mendapat skor 0.
2. Metode Angket
diberikan diberikan pula secara tertulis google doc . Dalam penelitian ini
minat belajar. Tiap-tiap butir item dalam angket minat belajar akan
berbentuk item positif dan item negatif dengan pilihan ganda dan 5
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Ragu-ragu
4. Tidak Setuju
apabila peserta didik menjawab A akan diberi skor 5, B akan diberi skor
4, C akan diberi skor 3, D akan diberi skor 2 dan E akan diberi skor 1.
Sedangkan untuk tiap butir item negatif akan diberi skor sebaliknya. A
akan diberi skor 1, B akan diberi skor 2, C akan diberi skor 3, D akan
diberi skor 4 dan E akan diberi skor 5. Skala jenis likert merupakan
C. Instrumen Penelitian
tes dan angket. Instrumen tes berfungsi untuk memperoleh data tentang
akurat maka tes yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi
kriteria tes yang baik. Adapun langkah- langkah dalam penyusunan tes
sebagai berikut :
tujuan pembelajaran.
dinilai.
penyususunan angket.
sudah tersedia.
tertentu.
tiap butir item negatif akan diberi skor sebaliknya. A akan diberi
dilakukan uji coba. Tujuan dari pelaksanaan uji coba adalah untuk
sejauh mana suatu alat pengukur secara ajeg mengukur apa yang diukur
(Donald Ary, dkk. terj. Furqon, 2011:293). Setelah uji coba selesai maka
akan dilakukan analisis terhadap instrumen dan butir instrumen baik tes
Uji coba tes prestasi belajar IPS dilakukan sebanyak dua kali
dalam kurikulum 2013 (KD 3.7 dan KD 3.8). Dari masing-masing soal
yang diambil dari KD 3.3 dan 3,4 berjumlah 25 soal berbentuk pilihan
menit. Hasil dari analisis uji coba instrumen tes dijadikan pertimbangan
untuk memutuskan apakah butir soal dalam instrumen tes layak atau
1) Uji Validitas
ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes
tes.
dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS. Alasan pemilihan guru sebagai
rekomendasinya terhadap isi atau materi yang ada di dalam instrumen tes
prestasi belajar IPS yang telah disusun. Setelah validitas isi kemudian
instrumen tes prestasi belajar IPS dilakukan uji coba untuk mendapatkan
Keterangan :
2) Uji Reabilitas
Alpha, dan jika dihitung dengan memakai rumus Alpha Cronbach adalah
sebagai berikut :
Dimana:
P = Indeks kesukaran
Dimana:
benar
dengan benar
Setelah data skor hasil uji coba diperoleh, diurutkan dari yang terbesar sampai
terkecil. Kemudian dari mulai urutan teratas diambil 27% sebagai kelompok atas
dan dari urutan paling bawah diambil 27% sebagai kelompok bawah. Sehingga
10 siswa.
nilai kriteria
no nilai r nilai kriteria
hasil daya daya hasil uji
soal validitas tabel kesukaran kesukaran
pembeda pembeda
0.32 tidak tidak
1 0.270
9 valid 0.888888889 mudah 0.3 CUKUP digunakan
0.32
2 .408*
9
valid 0.944444444 mudah 0.2 JELEK digunakan
0.32
3 .433**
9
valid 0.833333333 mudah 0.4 CUKUP digunakan
0.32
4 .569**
9
valid 0.805555556 mudah 0.6 BAIK digunakan
0.32
5 .581**
9
valid 0.944444444 mudah 0.2 JELEK digunakan
0.32 tidak tidak
6 0.324
9 valid 0.888888889 mudah 0.3 CUKUP digunakan
0.32
7 .483**
9
valid 0.805555556 mudah 0.4 CUKUP digunakan
0.32
8 .589**
9
valid 0.916666667 mudah 0.3 CUKUP digunakan
0.32
9 .626**
9
valid 0.805555556 mudah 0.6 BAIK digunakan
0.32
10 .588**
9
valid 0.666666667 sedang 0.7 BAIKSEKALI digunakan
0.32 tidak tidak
11 0.282
9 valid 0.916666667 mudah 0.2 JELEK digunakan
0.32
12 .b
9
valid 1 mudah 0 JELEK digunakan
0.32
13 .568**
9
valid 0.916666667 mudah 0.3 CUKUP digunakan
0.32
14 .381*
9
valid 0.777777778 mudah 0.5 BAIK digunakan
0.32
15 .651**
9
valid 0.722222222 mudah 0.8 BAIKSEKALI digunakan
0.32 tidak tidak
16 0.216
9 valid 0.555555556 sedang 0.5 BAIK digunakan
0.32
17 .600**
9
valid 0.833333333 mudah 0.5 BAIK digunakan
0.32
18 .422*
9
valid 0.75 mudah 0.4 CUKUP digunakan
0.32
19 .683**
9
valid 0.805555556 mudah 0.6 BAIK digunakan
1. Uji Validitas
keseluruhan isi hal yang akan diukur, sehingga validitas tidak dapat
ditentukan suatu kriteria, sebab tes itu sendiri adalah kriteria dari suatu
masing butir angket yang telah disusun cocok atau relevan dengan
Selain itu dilakukan juga uji validitas isi dan validasi terhadap
dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS dan guru bimbingan konseling
yang sudah berpengalaman. Alasan peneliti memilih guru IPS dan guru
guru IPS dan guru bimbingan konseling lebih mengetahui dan mengenal
minat belajar dari peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat
Setelah uji validitas dan uji validasi butir angket dilakukan maka
26.
2. Uji Reliabilitas
Alpha, dan jika dihitung dengan memakai rumus Alpha Cronbach adalah
sebagai berikut :
Keterangan :
meliputi analisis deskriptif, uji asumsi atau uji prasyarat analisis, dan uji
hipotesis.
1) Analisis Deskriptif
tersebut berupa data prestasi belajar IPS siswa dan data observasi
keterlaksanaan pembelajaran.
berikut.
a. Rata-rata (mean)
∑
̅
Keterangan:
̅ = rata-rata
(mean)
= banyaknya
sampel
b. Ragam
(variansi)
Rumus untuk menghitung ragam adalah sebagai berikut:
∑ ( ̅)
Keterangan:
= ragam
(variansi)
= banyaknya
sampel
= skor data ke-i
̅ = rata-rata (mean)
∑ ( ̅)
√ √
Keterangan:
= ragam (variansi)
= banyaknya sampel
̅ = rata-rata (mean)
menginterpretasi penilaian lembar observasi yaitu skor “1” jika aspek yang
diamati terlaksana dan skor “0” jika aspek yang diamati tidak terlaksana.
Uji asumsi atau uji prasyarat analisis dilakukan sebagai syarat sebelum
Kolmogorov-Smirnov.
1) Hipotesis
2) Statistik Uji
*| |+
dengan () ̅
dan
∑
Keterangan:
∑ : jumlah frekuensi
: data ke-i
̅ : rata-rata
: simpangan baku
4) Kriteria Keputusan
b. Uji Homogenitas
1) Hipotesis
3) Statistik Uji
4) Kriteria Keputusan
21. Krietria keputusannya yaitu diterima jika nilai signifikansi lebih dari
0,05.
3. Uji Hipotesis
terdapat perbedaan rata- rata untuk prestasi awal kedua kelompok tersebut.
Uji yang digunakan yaitu uji independent sample t-test dengan taraf
kelompok eksperimen 2)
Keterangan:
: skor gain
: nilai pretest
: nilai posttest
: nilai maksimal
Lestari dan Yudhanegara (2015: 235) dapat dilihat pada tabel berikut:
1) Hipotesis
matematika siswa)
2) Statistik uji
Statistik uji yang digunakan yaitu uji t dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
ditolak jika ( ).
pada software SPSS 21. Kriteria keputusan yang diambil adalah ditolak
1) Hipotesis
matematika siswa)
2) Statistik uji
Statistik uji yang digunakan yaitu uji t dengan rumus sebagai berikut:
4) Kriteria keputusan
ditolak jika ( ).
pada software SPSS 21. Kriteria keputusan yang diambil adalah ditolak
Uji hipotesis ketiga dilakukan jika hasil uji hipotesis pertama dan
1) Hipotesis
kooperatif Jigsaw)
2) Statistik uji
()()
dengan dan √ .
()
76
Keterangan:
: variansi gabungan
4) Kriteria keputusan
ditolak jika ( ).
test berbantuan software SPSS 21. Kriteria keputusan yang diambil yaitu