(2020011044002)
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2023
# ABSTRAK
Pendidikan harus dapat memberikan bekal hard skill dan soft skill yang memadai kepada
peserta didik untuk menghadapi semakin meningkatnya tantangan kehidupan di era globalisasi
baik masa sekarang maupun yang akan datang. Salah satu kompetensi soft skill yang penting
dilatih adalah self-directed learning dan merupakan salah satu indikator dari kompetensi yaitu
pembelajaran sepanjang hayat (life-long learning). Tujuan dari penelitian ini untuk penerapan
metode self-directed learning dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa universitas
cendrawasih terutama mahasiswa pendidikan biologi, di deskripsikan 1) Pengelolaan kegiatan
pembelajaran yaitu, mampu mengelola strategi belajar, mampu mengatur waktu belajar, mampu
mengatur tempat belajar. 2) Bertanggung jawab yaitu, mampu menilai aktifitas belajar, mampu
mengatasi kesulitan memahami bahan ajar, mampu mengukur kemampuan dari belajar. 3)
Memanfaatkan berbagai sumber belajar yaitu, dapat memilih sumber belajar, memilih bahan ajar,
interaksi peserta ajar dengan bahan ajar. 4) faktor penghambat dan faktor pendukung
kemandirian belajar. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan sumber data
mahasiswa, dosen, dan ketua program studi serta observasi dan dokumentasi. Intrumen penelitian
yaitu: Peneliti, pedoman wawancara, pedoman observasi. Teknik keabsahan data menggunakan
triangulasi sumber data. Teknik analisis data menggunakan tahapan pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data, dan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mahasiswa: 1) Mampu mengelola strategi belajar, dimana mahasiswa mengikuti pembelajaran
dengan baik. 2) Mampu mengatur waktu belajar, dimana mahasiswa menyempatkan waktu luang
untuk belajar serta tidak akan bermain handphone (hp) saat sedang kuliah. 3) Mengatur tempat
belajar, dimana mahasiswa mencari tempat yang nyaman untuk kuliah serta dapat mengatasi
kendala yang dihadapinya. 4) Mampu menilai aktifitas belajar, dimana mahasiswa sudah
mempersiapkan diri sebelum mengikuti perkuliahan serta sanggup mengumpulkan tugas tepat
waktu. 5) Mampu mengatasi kesulitan memahami bahan ajar, dimana mahasiswa akan
melakukan diskusi dan lebih cenderung meminta jawaban kepada temannya. 6) Mampu
mengukur kemampuan dari belajar, dimana mahasiswa puas dengan hasil yang di dapat serta
akan berusaha memperbaiki. 7) Dapat memilih sumber belajar yang sesuai, dimana mahasiswa
menggunakan internet seperti google dan youtube. 8) Memilih bahan ajar, dimana mahasiswa
hanya memiliki bahan ajar yang diberikan dosen. 9) Interaksi peserta ajar dengan bahan ajar,
dimana mahasiswa tidak membuat jadwal belajar, fokus dalam mengikuti perkuliahan, sering
membaca pendahuluan modul, jarang membaca uraian dan contoh materi, tidak melihat kunci
jawaban, serta melakukan evaluasi diri. 10) Faktor pendukung dan faktor penghambat, dimana
mahasiswa terhambat oleh kurangnya fasilitas dan lingkungan yang tidak mendukung. Faktor
pendukung yaitu motivasi diri dan dorongan dari keluarga.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengandalkan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk bekerja menjadi
seorang pendidik yang profesional. Pendidikan harus dapat memberikan bekal hard skill
dan soft skill yang memadai kepada peserta didik agar dapat mengaktualisasi diri secara
positif dimasayarakat untuk menghadapi semakin meningkatnya tantangan kehidupan di
era globalisasi baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. Salah satu
kompetensi soft skill yang penting dilatih adalah self-directed learning.
Mahasiswa sebagai bagian dari aktivitas akademika sebuah perguruan tinggi yang
sudah dikategorikan dewasa, idealnya sudah menjadi individu yang memiliki
kemandirian belajar. Dikatakan oleh Wey dalam Setyawati (2015) bahwa kebanyakan
mahasiswa Asian masih dipersepsikan sebagai mahasiswa pasif dan terbiasa dengan
lingkungan teacher-centered learning, sehingga mengakibatkan rendahnya kualitas
pendidikan di Indonesia..
Kondisi tersebut menyebabkan rendahnya kemandirian belajar pada mahasiswa
sebagaimana dikemukakan oleh Alsa (2005) dalam Setyawati (2015) bahwa kemandirian
belajar pelajar Indonesia rendah, dan rendahnya ini disebabkan oleh lingkungan dan
setting belajar yang tidak banyak memberikan tantangan kepada pelajar seperti: standar
kelulusan yang ditetapkan oleh pemerintah sangat rendah, tidak menuntut pelajar untuk
bekerja keras, pelajar yang tidak belajar dengan baik, asal memenuhi syarat partisipasi
dan kehadiran di kelas, maka ia dapat naik kelas atau lulus ujian, tidak adanya tekanan
agar pelajar belajar dengan tekun dan giat, karena sekolah lebih berorientasi pada
kuantitas Pendidikan.
Kemandirian belajar merupakan kegiatan yang secara sadar dilakukan oleh siswa
untuk belajar tanpa tekanan oleh orang lain, sebagai wujud dari pertanggung jawaban
sebagai seorang pelajar, dalam memecahkan masalah (Yanti & Surya, 2017).
Kemandirian belajar juga merupakan bentuk belajar yang memusatkan perhatian siswa
dalam mencari kesempatan dan pengalaman yang di anggap penting bagi siswa, sehingga
dapat membangun kepercayaan diri, motivasi diri, dan pengalaman bagi siswa (Wiyono,
2018). Sedangkan menurut Nurhasanah & Zhanty (2019) kemandirian belajar merupakan
suatu keinginan siswa untuk berusaha mendapatkan informasi belajar dari berbagai
sumber belajar selain guru.
Dari penjelasan diatas maka kemandirian belajar merupakan suatu dorongan yang
berasal dari dalam diri siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya tanpa
paksaan dan tekanan dari pihak manapun. Siswa yang memiliki kemandirian akan
cenderung dapat menyelesaikan masalahnya sendiri karena siswa tersebut memiliki
dorongan dalam dirinya dan tidak bergantung pada orang lain.
Kemandirian belajar ditunjukkan dengan adanya kemampuan untuk dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tingkah laku (Yanti & Surya, 2017). Dari
pernyataan diatas maka kemandirian belajar pada siswa ditunjukkan dengan ekspresi
yang berasal dari dalam diri siswa untuk dapat keluar dari masalah yang dihadapinya
dengan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap suatu hal yang
dilakukannnya.
Berdasarkan hasil observasi awal tingkat kemandirian mahasiswa Universitas
Cenderawasih terutama di Prodi Pendidikan Biologi masih kurang. Selama pembelajaran
secara daring banyak mahasiswa yang belum bisa menggunakan aplikasi zoom dalam
proses pembelajaran daring, dimana ada mahasiswa yang tidak bisa mengaktifkan atau
mematikan mikrofone, mengaktifkan kamera, dan pengisian absen melalui google form.
Selain itu dalam pembelajaran luring juga masih ada mahasiswa yang menyontek dalam
ujian, meminta jawaban dalam mengerjakan tugas bahkan tidak mengerjakan tugas yang
diberikan oleh dosen, serta masih banyak lagi.
1. Percaya diri
2. Mampu bekerja sendiri
3. Menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kerjanya
4. Menghargai waktu
5. Bertanggung jawab
Sedangkan menurut Yurniadi dan Halida (2012) dalam Rifky (2020) yang
membagi aspek-aspek kemandirian belajar menjadi 4 aspek yaitu:
1. Berdiri sendiri
Berdiri sendiri diartikan sebagai kemampuan dalam menentukan pilihan
sendiri apa yang akan dilakukan tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Sikap
ini dapat ditumbuhkan oleh guru dengan memberikan pemahaman tentang
motivasi dan pengertian mengenai pentingnya efikasi diri dalam belajar tanpa
adanya pengaruh dari orang lain.
2. Menyelesaikan masalah
Guru dapat meningkatkan sikap menyelesaikan masalah pada siswa dalam
pembelajaran dengan cara melatih peserta didik untuk mampu menyelesaikan
masalahnya sendiri misalnya guru memberikan pokok permasalahan dan siswa
di tuntut untuk meyelesaikan masalah dengan cara berdiskusi dengan
temannya, berdiskusi dengan orang tuanya, atau dengan cara yang lain yang
berkaitan dengan penyelesaian masalah peserta didik tanpa harus bergantung
kepada orang lain.
3. Tanggung jawab
Sikap ini dapat dibentuk oleh guru dengan pemberian tugas dan diberi
batasan waktu dalam penyelesaianya, serta guru harus memberikan
konsekuensi jika ada murid yang telat dalam mengumpulkan tugas serta
memberikan apresiasi kepada siswa yang mengumpulkan tugas sesuai dengan
waktu yang telah diberikan. Dalam pemberian hukuman tidak perlu dalam
bentuk fisik, tetapi dapat berupa pemotongan skor atau dalam bentuk teguran
dan masukan.
4. Inisiatif dan kreativitas
Sikap inisiatif dan kreativitas dapat ditumbuhkan oleh guru dengan
memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan kreativitasnya dan
mengerjakan sesuatu sesuai dengan keinginan yang tidak menutupi siswa untuk
berkreasi sehingga siswa dapat mengembangkan sikap inisiatif dan
kreativitasnya. Selain itu seorang guru harus memberikan peluang kepada
siswa untuk dapat menuangkan pemikiran serta ide kepada teman-temannya.
Pemaparan diatas merupakan aspek-aspek kemandirian belajar sehingga
dapat ditarik kesimpulan kemandirian belajar siswa dapat ditingkatkan melalui
aspek antara lain pengelolaan kegiatan belajar, rasa tanggung jawab,
memanfaatkan berbagai sumber belajar, berdiri sendiri, dapat menyelesaikan
masalah, serta inisiatif dan kreativitas dari siswa.
Faktor lingkungan
Lingkungan meliputi keadaan sekitar peserta didik dalam proses
belajar dapat mempengaruhi konsentrasi peserta didik. Lingkungan yang
tidak mendukung akan memecahkan konsentrasi peserta didik. Sebaliknya
lingkungan yang kondusif akan meningkatkan konsentrasi belajar peserta
didik.
Faktor kesalahan menggunakan metode
Penggunaan metode lebih ditekankan kepada guru dalam proses
pembelajaran, guru dituntut untuk mengenali karakteristik peserta didik
sebelum proses pembelajaran agar dapat memilih metode yang tepat dan
efektif untuk pembelajaran.
Sedangkan menurut Siswoyo (2013: 294) factor-faktor yang mempengaruhi
kemandirian, antara lain :
1. pola asuh orang tua, orang tua berperan dalam mengasuh membimbing, dan
membantu mengarahkan anak menjadi mandiri. Keluarga merupakan pilar utama dan
pertama dalam membentuk anak menjadi pribadi yang mandiri.
2. umur, semakin bertambah umur seseorang, perilaku mandiri akan terus
berkembang dan perilaku tergantung akan berkurang.
3. Pendidikan, sekolah berperan memberikan kesempatan anak untuk bersikap
mandiri melalui upaya mendidik, membimbing, dan melatih.
Dari penjelasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi kemandirian belajar adalah faktor internal (faktor yang berasal
dari dalam dirinya sendiri) dan faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar).
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada mahasiswa Tahun akademik 2020-s2023 di Program Studi
Pendidikan Biologi Universitas Cenderawasih.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini memfokuskan pada Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi, Dosen Pendidikan Biologi, dan Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas
Cenderawasih. Mahasiswa yang diambil dari angkatan 2020, 2021, 2022, dan 2023
masing-masing 5 mahasiswa.
3.4 Sumber Data
3.4.1 Data Primer
Dalam penelitian ini data primer menggunakan pendekatan informal dari
“Purposive Sampling”. informasi diperoleh secara langsung melalui wawancara yang
dilakukan kepada Ketua Program Studi, Dosen, dan Mahasiswa.
Tabel 3. 1 Data Primer
No Informan Jumlah
1. Ketua Program Studi 1
2. Dosen 3
3. Mahasiswa 20
Jumlah 9 23
3.8.1 Triangulasi
ganda. Pengabsahan data dengan teknik ini dilakukan dengan memanfaat sesuatu
yang lain dari luar data itu sendiri atau menggunakan sumber data, wawancara serta
hasil observasi dari subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.
Dalam penelitian ini, hasil wawancara Ketua Program Studi, Dosen, dan Mahasiswa
Yanti, S., & Surya, E. (2017). Kemandirian Belajar Dalam Memaksimalkan Kualitas
Belajar. Jurnal Pendidikan Matematika, 1-10.
Desmita (2011). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Badjeber, R. (2020). Kemandirian Belajar Mahasiswa Tadris Matematika FITIK IAIN Palu
Selama Masa Pembelajaran Daring. Jurnal Pembelajaran Matematika dan Sains,
1(1), 1-9.
Goleman, D. (2020). Kecerdasan Emosional Untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Isnawati, N., & Samian. (2015). Kemandirian Belajar Ditinjau Dari Kreativitas Belajar Dan
Motivasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 25(1), 128-144.
Rifky. (2020). Strategi Guru Dalam Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik
Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 85-92.
Rosak, A. (2019). Pengaruh Motivasi dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Siswa
Kelas VIII Mata Pelajaran IPS di MTS AL Hikmah Sumberwangi Tahun Pelajaran
2018/2019 (Doctoral dissertation). (Jurnal Doctoral Dissertation, IKIP PGRI
Bojonegoro.
Badjeber, R. (2020). Kemandirian Belajar Mahasiswa Tadris Matematika FITIK IAIN Palu
Selama Masa Pembelajaran Daring. Jurnal Pembelajaran Matematika dan Sains,
1(1), 1-9.
Isnawati, N., & Samian. (2015). Kemandirian Belajar Ditinjau Dari Kreativitas Belajar Dan
Motivasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 25(1), 128-144.