Masalah yang
telah diidentifikasi Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
(di salin dari masalah masalah
yang berada di LK1.1)
1 Kemandirian belajar Kajian literature Berdasarkan kajian literatur, hasil
peserta didik masih wawancara dan observasi yang telah
kurang baik o Menurut (Tahar & Enceng, 2006), kemandirian belajar adalah aktivitas belajar yang dilakukan, dapat disimpulkan
dilakukan oleh seseorang dengan kebebasannya dalam menentukan dan mengelola bahwa factor penyebab masih
sendiri bahan ajar, waktu, tempat, dan memanfaatkan sumber belajar yang diperlukan. rendahnya kemandirian belajar
Sehingga dapat dikatakan, seseorang yang memiliki kemandirian belajar yang tinggi siswa dalam pembelajaran
mampu mengelola kegiatan belajarnya sendiri dimulai dari tahap persiapan, diantaranya :
pelaksanaan, maupun evaluasi. o Kecerdasan emosional diri
https://jsn.ppj.unp.ac.id/index.php/jsn/article/download/95/62 siswa
o Menurut Hadi & Farida (2012) kemandirian belajar adalah berlangsungnya kegiatan o Siswa kurang diberi
pembelajaran yang berdasarkan kemapuan diri secara pribadi, serta pilihan dan kesempatan untuk ikut
tanggungjawab diri sendiri. berpartisipasi selama proses
https://jurnal.stkipkusumanegara.ac.id/index.php/semnara2020/article/download/132 pembelajaran berlangsung
2/918/5191 o Pola asuh orang tua di rumah
o Menurut Retnowati (2011) terdapat dua faktor yang dapat berpengaruh dengan yang kurang
tingkat kemandirian belajar. Pertama, faktor internal yakni faktor dari diri siswa yang menstimulus/membimbing
mempengaruhi kemandirian belajar, antara lain: kecerdasan emosional, jenis kelamin siswa untuk belajar dan
dan usia. Kedua, faktor eksternal adalah faktor dari lingkungan, seperti: sekolah, belajar mandiri
teman sebaya, keluarga dan masyarakat. o Motivasi belajar siswa yang
https://repo.undiksha.ac.id/10647/3/1817011043BAB%201%20PENDAHULUAN. masih rendah
pdf
o Ciri-ciri kemandirian belajar menurut Prayuda, Thomas, & Basri (2014) adalah o Cara guru mengajar ( Model
mampu berfikir secara kritis, kreatif dan inovatif, tidak mudah terpengaruh oleh pembelajaran) yang masih
pendapat orang lain, tidak lari atau menghindari masalah, memecahkan masalah kurang menarik
dengan berfikir yang mendalam, apabila menjumpai masalah dipecahkan sendiri o Minimnya media
tanpa meminta bantuan orang lain, tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda pembelajaran yang
dengan orang lain, berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan, dan digunakan guru
bertanggung jawab atas tindakannya sendiri o Sarana di sekolah kurang
https://eprints.uny.ac.id/9567/2/bab%202%20-%20NIM%2008108247088.pdf mendukung pembelajaran
o Rusman (2010: 366) yang mengatakan bahwa siswa yang sudah mandiri mempunyai inovatif
karakteristik antara lain: 1) siswa sudah mengetahui dengan pasti apa yang ingin dia
capai dalam kegiatan belajarnya, 2) siswa sudah dapat memilih sumber belajarnya
sendiri, 3) siswa sudah dapat menilai tingkat kemampuan yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan atau memecahkan permasalahan yang dijumpai dalam
kehidupannya.
o Haris Mujiman (2011: 8) tugas seorang guru dalam meningkatkan kemandirian
belajar siswa antara lain: 1) membantu siswa mencari informasi yang diperlukan, 2)
memberikan pengalaman belajar yang dapat menumbuhkan rasa senang dan rasa puas
pada diri siswa
o Martinis Yamin (2008: 213-214) mengatakan, dalam menciptakan belajar mandiri
perlu diperhatikan beberapa hal antara lain:
1) Guru harus mampu merencanakan kegiatan pembelajaran dengan baik dan teliti
termasuk tugas yang harus dikerjakan siswa,
2) perencanaan kegiatan pembelajaran serta tugas-tugasnya harus dilakukan
berdasarkan karakteristik dan kemampuan awal siswa,
3) guru harus senantiasa memperkaya dirinya terus menerus dalam penerapan
belajar mandiri,
4) sarana dan sumber belajar yang digunakan harus memadai
https://repository.uir.ac.id/4649/5/bab2.pdf
Hasil Wawancara
1. Kepala Sekolah ( Ibu Eti Supriati, S.Pd., M.Pd.)
o Kemandirian dalam belajar bukan berarti siswa belajar sendiri, akan tetapi
siswa belajar dengan inisiatifnya sendiri tanpa paksaan dari siapapun
o Cara guru saat mengajar yang kurang menarik merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi kemandirian siswa. Kurang bervariasinya guru
dalam menerapkan strategi pembelajaran pada proses belajar mengajar di
kelas disertai seringnya guru menggunakan metode konvensional
menyebabkan siswa mengalami kejenuhan sehingga berakibat pada
kurangnya antusias siswa dalam belajar
o Beberapa cara yang bisa dilakukan guru untuk meningkatkan kemandirian
belajar siswa di kelas, yaitu: a) Memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengeksplorasi kemampuan mereka, b) Memberikan materi yang
menyenangkan, c) Perhatikan kondisi siswa Jangan selalu membantu siswa d)
Berikan waktu untuk mereka beradaptasi dan belajar untuk menjadi
mandiri e) Berikan pujian dan apresiasi saat siswa melakukan hal yang baik
2. Guru ( Ibu Kartika, S.E)
o Pada dasarnya kemandirian merupakan perilaku individu yang mampu
berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya
diri untuk melakukan kegiatan belajar
o Penyebab rendahnya kemandirian belajar siswa bias jadi karena siswa juga
kurang diberi kesempatan untuk ikut berpartisipasi selama proses
pembelajaran berlangsung
o Untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa, guru harus selalu
memberikan kesempatan terbuka kepada siswa untuk mengeksplorasi
kemampuan yang dimiliki masing-masing, guru harus memiliki kemampuan
untuk melakukan penyampaian materi pelajaran dengan cara yang mudah
dimengerti serta tak monoton, dengan cara menanamkan asas pantang
menyerah pada siswa jangan terus membatu siswa dalam menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi, serta guru jangan mengharapkan kesempurnaan
hasil belajar siswa
3. Pengawas Sekolah (Bapak Dede Rahayu, M.Pd)
o Kemandirian belajar adalah aktivitas kesadaran siswa untuk mau belajar tanpa
paksaan dari lingkungan sekitar dalam rangka mewujudkan
pertanggungjawaban sebagai seorang pelajar dalam menghadapi kesulitan
belajar
o Penyebab rendahnya kemandirian belajar siswa bisa dikarenakan pola asuh
orang tua, cara mengajar guru serta motivasi belajar siswa yang masih rendah
o Ketika guru mengajar dengan menggunakan Contextual Teaching and
Learning (CTL), maka secara otomatis guru tersebut menanamkan nilai-nilai
karakter kepada peserta didiknya. Salah satu nilai-nilai karakter adalah
kemandirian, dimana permasalahan yang ada di lapangan adalah kurangnya
nilai kemandirian pada diri peserta didik
4. Pakar GP angkatan 1 dan Guru Pengajar Praktik angkatan 8 ( Ibu Wina Dwina
Hermayanti, S.Pd)
o Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dalam proses belajar. Alur proses
belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa bisa juga saling
mengajar dengan sesama siswa yang lainnya.
o Faktor yang berpengaruh terhadap kemandirian belajar siswa yaitu media
pembelajaran. Minimnya media pembelajaran akan menghambat proses
belajar siswa. Media pembelajaran yang kurang menarik juga akan membuat
siswa cepat bosan dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga
kemandirian dan hasil belajar kurang maksimal. Selain itu penggunaan model
pembelajaran yang kurang tepat juga dapat mempengaruhi kemandirian
belajar siswa
o Sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk
bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut
sebagai sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning dapat
meningkatkan kemandirian belajar siswa. Sehingga siswa yang sudah baik
kemandirian belajarnya dapat menjadi tutor sebaya bagi siswa yang lainnya
2 Minat baca siswa masih Kajian Literatur Berdasarkan kajian literature, hasil
rendah dalam o Dalman (2018: 142) menyatakan “Minat baca merupakan aktivitas yang dilakukan wawancara dan observas yang telah
menyelesaikan tugas dengan penuh ketekunan dalam rangka membangun pola komunikasi dengan diri dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
diskusi sendiri untuk menemukan makna tulisan dan menemukan informasi untuk factor penyebab rendahnya minat
mengembangkan intelektualitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan baca siswa adalah :
perasaan senang yang timbul dari dalam dirinya.” o Kemampuan membaca siswa
http://portaluniversitasquality.ac.id:55555/951/4/BAB%20II.pdf masih rendah
o Hariss and Sipay Rebecca dalam Ade dan Tri (2014: 3) menyatakan : Aspek minat o Kebiasaan siswa membaca
membaca pada anak adalah: (1) aspek kesadaran akan manfaat baca yaitu seberapa media online
jauh subyek menyadari, mengetahui, dan memahami manfaat membaca buku, (2) o Budaya membaca di
aspek perhatian terhadap membaca buku yaitu seberapa besar perhatian dan lingkungan sekolah masih
ketertarikan subyek dalam membaca buku, (3) aspek rasa senang yaitu seberapa rasa rendah
senang subyek terhadap kegiatan membaca buku, dan (4) aspek frekuensi membaca o Program literasi belum
buku yaitu seberapa sering subyek membaca buku. berjalan maksimal
o Menurut Sarlina dalam Jayadi dkk (2017:88) Faktor-faktor yang mempengaruhi o Keterbatasan buku/bahan
rendahnya minat baca adalah tersedianya waktu, status sosial ekonomi keluarga, bacaan
lingkungan, dorongan dalam diri, dan motivasi agar mendapatkan prestasi lebih o Peran perpustakaan belum
baik. maksimal
o Prasetyono (2008 : 29) mengatakan terdapat beberapa faktor penyebab rendahnya o Sekolah tidak memiliki
minat membaca yang dialami siswa ialah faktor internal seperti intelegensi, usia, tempat khusus untuk
jenis kelamin, kemampuan membaca, sikap, serta kebutuhan psikologis. Adapun membaca selain di
faktor eksternal yang mempengaruhi minat membaca ialah seperti belum tersedianya perpustakaan.
bahan bacaan yang sesuai, status sosial, ekonomi, kelompok etnis, pengaruh teman o Lingkungan keluarga kurang
sebaya, orang tua, guru, televisi dan film. mendukung literasi siswa
https://repository.uir.ac.id/12758/1/166810812.pdf o Pengaruh menonton televisi
o Sukarman Kartosedono dalam Fatin (2015) menyebutkan bahwa ada beberapa faktor dan bermain games di
yang dapat mempengaruhi tumbuhnya minat baca di masyarakat, khususnya di handphone.
kalangan siswa sekolah. Buku untuk anak di rumah, sekolah, perpustakaan, toko
buku, (3) Pilihan yang dibuat oleh pustakawan untuk anak-anak atau untuk anak-
anak, (4) Ketersediaan waktu dan kesempatan anak untuk membaca, (5) ) Kebutuhan
dan Kemampuan Pribadi Dengan berbagai jenis buku, anak menjadi gemar dan
penasaran, sehingga mereka bebas memilih bahan bacaan favoritnya.
Hasil Wawancara
1. Kepala Sekolah ( Ibu Eti Supriati, S.Pd., M.Pd.)
o Pada masa perkembangan, anak didik harus dipupuk minatnya terutama minat
membaca, karena dengan membaca seseorang akan memiliki banyak
pengetahuan dan pengalaman.
o Faktor penyebab rendahnya minat membaca pada siswa diantaranya adalah
lingkungan sekolah yang kurang mendukung, peran perpustakaan sekolah
belum maksimal, keterbatasan buku/bahan bacaan, lingkungan keluarga
kurang yang mendukung, dan pengaruh menonton televisi dan bermain games
di handphone.
o Penanaman dan penumbuhan minat baca siswa dapat dilakukan dalm bentuk
menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal- hal
yang berhubungan dengan cita-cita. Guru perlu memberikan dorongan kepada
siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam mengembangkan
2. Guru ( Ibu Kartika, S.E)
o Membaca merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam proses
belajar.
o Kurangnya kebiasaan membaca dapat menjadi faktor penyebab rendahnya
minat membaca siswa
o Langkah pertama meningkatkan minat baca anak didik adalah dengan
memilih buku yang tepat, langkah selanjutnya dengan memanfaatkan apa
yang ada di sekitar, seperti buku komik, resep makanan, cerpen bergambar,
dan sebagainya serta menciptakan suasana membaca yang nyaman serta
membimbing untuk mengetahui siasat agar membaca menjadi lebih
menyenangkan dan selanjutnya adalah sharing kepada para siswa setelah guru
selesai membaca sebuah buku.
3. Pengawas sekolah ( )
o Membaca merupakan kegiatan yang penting karena dengan membaca
seseorang akan memperoleh wawasan yang berguna untuk meningkatkan
kecerdasannya, sehingga mereka siap dalam menghadapi tantangan ke depan.
o Faktor penyebab rendahnya minat baca siswa yaitu karena serangan gadget
atau perkembangan teknologi, budaya membaca di lingkungan sekolah masih
rendah, program literasi yang belum berjalan maksimal dan sekolah tidak
memiliki tempat khusus untuk membaca selain di perpustakaan.
o Banyak usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat membaca
terkhususnya pada anak-anak baik dari sekolah maupun di lingkungan rumah,
entah menggunakan perpustakaan keliling maupun pojok baca dan masih
banyak cara lainnya. Sayangnya dengan upaya tersebut minat membaca pun
masih saja rendah, oleh karena itu guru harus mampu menguasai pengetahuan
yang mengenai tentang pendekatan, metode, strategi, teknik pembelajaran
agar tercapainya tujuan pembelajaran yang dirumuskan
4. Pakar GP angkatan 1 dan Guru Pengajar Praktik angkatan 8 ( Wina Dwina
Hermayanti, S.Pd)
o Proses pembelajaran di sekolah selalu melibatkan siswa dalam kegiatan
membaca. Manfaat membaca untuk siswa sekolah dasar besar yaitu
membantu siswa mempelajari berbagai pengetahuan, menambah informasi,
dan menambah kosa kata siswa.
o Faktor penyebab rendahnya minat baca siswa dapat terjadi karena kurangnya
pembiasaan membaca di rumah maupun di sekolah.
o Menumbuhkan minat baca siswa dapat dilakukan dengan pembiasaan
membaca 15 menit di kelas dengan cara yang lebih menyenangkan dan
variatif. Misalnya siswa atau guru dapat membaca bersama, membaca
nyaring, dan lainnya. Dengan kegiatan membaca, siswa diharapkan bisa
bertambah kemampuannya dalam perbendaharaan kata.
Hasil Wawancara
Hasil Wawancara
1. Kepala Sekolah ( Ibu Eti Supriati, S.Pd., M.Pd.)
o Siswa yang pasif adalah siswa yang memiliki sikap diam, pasrah terhadap apa
yang terjadi.
o Penyebab siswa pasif diantaranya : 1) Kurangnya motivasi 2) Guru yang cara
mengajarnya membuat siswa merasa jenuh 3) Kurangnya kedekatan guru
terhadap siswa Tidak ada suasana persaingan antar murid.
o Untuk memancing siswa supaya aktif dan terlibat dalam pembelajaran
diperlukan strategi, metode, dan cara khusus seperti dengan cara melakukan
banyak kegiatan praktik atau membuat proyek tertentu, diskusi kelompok,
memberikan pertanyaan yang hots, serta memberikan apresiasi atau reward
kepada siswa yang aktif di kelas.
2. Guru ( Ibu Kartika, S.E)
o Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar di kelas dapat dilihat dari
tingkat keaktifan siswa selama proses pembelajaran
o Faktor penyebab siswa pasif diantaranya siswa yang kurang percaya diri
sehingga siswa cenderung memilih diam dariapada berbicara, tidak akrab
dengan guru sehingga siswa segan untuk bertanya, lingkungan yang kurang
nyaman juga dapat menyebabkan ketidakaktifan siswa dalam belajar. Seperti
halnya siswa tidak nyaman atau mempunyai masalah dengan teman
sekelasnya pasti siswa tidak akan konsen dalam belajar.
o Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan keaktifan
belajar siswa dalam mata pelajaran yaitu dengan meningkatkan minat siswa,
membangkitkan motivasi siswa, serta menggunakan media dalam
pembelajaran.
3. Pengawas Sekolah ( Bapak Dede Rahayu, M.Pd)
o Rendahnya kemampuan siswa untuk aktif belajar yang mengakibatkan rendah
pula prestasi yang diperolehnya. Dalam kegiatan pembelajaran perlu adanya
keaktifan siswa, karena dalam pembelajaran dikatakan berhasil dan
berkualitas apabila seluruhnya peserta didik terlibat secara aktif, baik secara
fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran.
o Salah satu penyebab umum siswa kurang aktif adalah ketidakcocokan model
pembelajaran yang digunakan. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang
berbeda, dan menggunakan pendekatan yang tidak sesuai dengan gaya belajar
siswa dapat membuat mereka kehilangan minat dan motivasi. Oleh karena itu,
penting bagi pendidik untuk mengidentifikasi gaya belajar siswa dan
menyesuaikan metode pembelajaran agar lebih menarik dan relevan bagi
mereka.
o Solusi yang dapat ditempuh untuk mengatasi siswa pasif adalah dengan
mengubah cara mengajar guru, terutama pada penerapan metode yang lebih
tepat, lebih menarik, dan menyenangkan, sehingga siswa mampu belajar
degan baik.
4. Pakar Guru Pengajar Praktik Angkatan 8 ( Ibu Wina Dwina Hermayanti, S.Pd)
o Dalam proses pembelajaran guru merupakan tumpuan utama bagi seluruh
siswanya, maka guru harus mampu merancang model pembelajaran yang
sesuai dengan materi ajar akan disampaikan dengan seksama agar dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa.
o Faktor penyebab kurang aktifnya siswa di kelas dapat terjadi karena kurang
menariknya model ajar yang diterapkan guru, siswa tidak memahami materi
dan tujuan pembelajaran, media pembelajaran yang digunakan guru tidak
menarik, motivasi belajar siswa rendah serta guru kurang menguasai kelas
o Untuk meningkatkan partisipasi siswa di kelas dapat dilakukan dengan
menerapkan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
seperti diskusi, role playing, membuat proyek dan sebagainya yang memiliki
karakteristik sebagai berikut: Student-centered (Berpusat pada siswa), Joyfull
learning (Belajar yang menyenangkan), Competency-based learning (Belajar
yang berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu), Mastery
learning (Belajar secara tuntas), Continuous learning (Belajar secara
berkesinambungan)
Hasil Wawancara
1. Kepala Sekolah ( Ibu Eti Supriati, S.Pd., M.Pd.)
o TPACK merupakan pengetahuan yang diperlukan untuk mengintegrasikan
teknologi dalam pembelajaran
o Kendala pemanfaatan media pembelajaran oleh guru adalah: tidak adanya
akses internet, tidak adanya sarana TIK, pembelajaran tidak mengintegrasikan
TIK, guru tidak memiliki pengetahuan tentang TIK, dan tidak adanya kemauan
guru untuk memanfaatkan TIK.
2. Guru ( Ibu Kartika, S.E)
o kendala guru memanfaatkan IT dikarenakan kurangnya pengetahuan guru
tentang media IT Arus listrik dan wifi di sekolah tidak normal serta tidak
adanya kewajiban dari pihak sekolah agar guru mengajar menggunakan IT.
o sekolah mengadakan sosialisasi sekaligus pelatihan penggunaan media IT
untuk menunjang pembelajaran berbasis TPACK di sekolah
3. Pengawas Sekolah ( Bapak Dede Rahayu, M.Pd)
o TPACK penting diterapkan dalam pembelajaran karena pendekatan ini
diharapkan mampu memberikan arahan baru bagi pendidik tentang
bagaimana menerapkan teknologi di dalam pembelajaran, sehingga
kegiatan pembelajaran bisa berjalan secara efektif dan efisien.
o Guru belum terbiasa menggunakan pembelajaran yang berbasis TPACK
o Pengetahuan atau keterampilan guru dalam mengelola media teknologi
menjadi media pembelajaran masih kurang mumpuni
o Menyediakan sarana yang lengkap serta pelatihan bagi guru dalam
penggunaan media belajar yang berbasis TPACK dapat menjadi solusi yang
dilakukan sekolah
4. Pakar Guru pengajar praktik angkatan 8 ( Ibu Wina Dwina Hermayanti, S.Pd)
o Pemanfaatan Media Teknologi Informasi dalam kegiatan
pembelajaran memberikan pengaruh terhadap pencapaian proses pembelajaran
yang memberikan rangsangan untuk dapat meningkatkan semangat serta
motivasi bagi siswa dalam memahami pelajaran.
o Kurangnya pengetahuan dan keterampilan guru dalam menggunakan media
pembelajaran serta sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai
menjadi salah satu factor penyebab kurang optimalnya guru dalam menerapkan
TPACK dalam pembelajran
o Solusi dalam mengatasi permasalahan media pembelajaran adalah dengan
melakukan pelatihan kepada pendidik dalam meningkatan manajeman
pemanfaatan media pembelajaran, mengkomunikasikan rencana
pemanfaatan media pembelajaran kepada peserta didik, guru harus kreatif dan
inovasi dalam keterbatasan media pembelajaran.
Dokumentasi Wawancara