HASIL PENELITIAN
Oleh
Velsiana Kidi Wewan
1901090050
PENDAHULUAN
Pembelajaran sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib bagi
siswa-siswi SMA maupun SMK sesuai dengan amanat kurikulum 2013.
Pembelajaran sejarah yang dimaksudkan untuk menumbuhkan semangat dan
membentuk kepribadian agar peserta didik memiliki rasa cinta tanah air dan
1
bangsanya. Diharapkan dengan pembelajaran sejarah peserta didik dapat
mengambil hikmah dari pejuang masa lalu.
2
1.3 Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan dari penelitian ini
adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode tipe
Buzz Group.
3
1.5.2.1 Bagi guru
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu pertanda bahwa seorang telah belajar adalah adanya perubahan
tingb kah laku pada dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut yakni baik
perubahan yang bersifat pengetahuan dan keterampilan maupun yang menyangkut
sikap dan nilai afektif (Astining Rahayu, 2013), sedangkan Slamento (2003)
dalam (Ghullam Hamdu), mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman individu dalam intraksi dengan lingkungannya menyangkut
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam belajar siswa mengalami sendiri proses
dari tidak tahu menjadi tahu.
5
Menurut Muhibbin Syah (2009: 144) dalam belajar ada beberapa faktor
yang mempengaruhi proses belajar diantaranya: 1) Faktor internal (dari dalam
siswa), yakni keadaan (kondisi) jasmani dan rohani siswa, 2) Faktor eksternal
(faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa, 3) Faktor
pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
mempelajari materi-materi pelajaran.
Proses belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor dan situasi serta kondisi di
sekitarnya. Berhasil atau tidaknya proses belajar siswa sangat tergantung pada
berbagai faktor yang mempengaruhinya Slamento (2003:54), menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu: 1) Faktor internal, adalah yang berasal dari dalam diri peserta
didik itu sendiri, yaitu: a) Faktor jasmani (faktor kesehatan dan cacat tubuh), b)
Faktor-faktor psikologi (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
dan kesiapan), c) Faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani). 2)
Faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar peserta didik, antara lain: a)
Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang budaya),
b) Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin
sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaaan
gedung, metode belajar, tugas rumah), c) Faktor masyarakat (kegiatan siswa
masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Hasil belajar adalah suatu yang diperoleh dari proses belajar peserta didik
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hasil belajar juga diartikan sebagai
kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah proses belajar dalam bentuk
perubahan tingkah laku peserta didik. Perubahan tingkah laku menurut Bloom
meliputi tiga ranah yaitu efektif, kognitif dan psikomotorik selain itu hasil belajar
diperoleh dengan melakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut
atau cara untuk mengukur tingkat kemampuan atau penguasaan peserta didik tidak
6
hanya dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan
keterampilan.
Dimayati dan Mudjiono (2002: 3) hasil belajar merupakan puncak dari proses
pembelajaran. Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi.
Dari sisi pendidik, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar.
Sedangkan dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan puncak proses belajar.
Tujuan dari hasil belajar untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh
siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Selanjutnya Warsito (dalam
Depdiknas, 2006: 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai
dengan adanya perubahan perilaku kearah yang positif yang relatif permanen pada
diri orang yang belajar. Sehubungan dengan pendapat tersebut maka Wahidmurni,
dkk. (2010: 18) menjelaskan bahwa seseorang dikatakan telah berhasil dalam
belajar jika ia mampu menunjukan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-
perubahan tersebut diantaranya dari segi kemampuan berpikirnya,
keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek.
Dengan demikian hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari proses
belajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran menjadi
dasar bagi pendidik dalam kegiatan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa
Untuk tingkat ketercapaian dari belajar maka dibutuhkan proses penilaian hasil
belajar. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh oleh
siswa secara nyata setelah mengikuti proses belajar yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Klasifikasi hasil belajar dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu
ranah, afektif, kognitif dan psikomotorik. Adapun faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Caroll (dalam Sudjana 2009: 40) terdapat lima
faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain: bakat siswa, waktu
yang tersedia bagi siswa, waktu yang diperluka guru untuk menjelaskan materi,
kualitas pengajaran, dan kemampuan siswa.
7
buzz group guru tidak lagi menjadi sentral ilmu yang hanya mentransfer ilmu
yang dimilikinya, tetapi juga dapat memperoleh ilmu dari pengalamannya sendiri.
Menurut Barkley (2012) Buzz Group adalah sebuah tim yang terdiri atas
empat hingga enam peserta yang dibentuk dengan cepat tanpa persiapan untuk
merespon pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan perkuliahan.
Menurut Suprijanto (2007) metode diskusi Buzz Group merupakan alat untuk
membagi kelompok diskusi besar menjadi kelompok-kelompok kecil.
Menurut Trianto (2007) metode Buzz Group merupakan bagian dari metode
pembelajaran inivatif berorientasi konstrukivistik yang mengembangkan cara
berpikir peserta didik menjadi lebih berinovatif. Pembelajaran ini peserta dituntut
untuk belajar aktif dan berani mengemukakan pendapat.
Penggunaan metode Buzz Group agar berhasil dengan efektif, maka perlu
dijelaskan tugas pokok dan fungsi setiap komponen dalam kelompok, adapun
yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: 1) Pemimpin : a) Membentuk
dalam menentukan isu atau masalah, b) Memecahkan kelompok kedalam
beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 orang, c) Memberikan penjelasan
kepada setiap anggota kelompok tersebut yang meliputi: tentang tugas masing-
masing setiap anggota kelompok, tentang batas waktu untuk menyelesaikan tugas
(5-15 Menit), menyarankan agar tiap kelompok kecil tersebut memilih pemimpin
8
diskusi dan penulisnya, meminta saran untuk memecahkan masalah, penjelasan
masalah atau menjawab pertanyaan, mengunjungi/berjalan dari kelompok demi
kelompok untuk mengetahui apakah ada kelompok yang memerlukan bantuan
dalam melaksanakan tugasnya, memperingati dua menit sebelumnya bahwa tugas
mereka akan berakhir, mengundang kelompok kecil untuk bersama lagi,
mempersiapkan tiap kelompok menyampaikan laporan melalui juru bicara,
mempersilahkan tiap kelompok untuk menambahkan komentar terhadap
presentasi yang dilakukan, merangkum hasil diskusi kelompok-kelompok tersebut
atau menugaskan salah satu orang untuk melakukannya, mengajukan tindakan
atau studi tambahan, mengevaluasi manfaat dan kekurangan-kekurangan belajar.
2) Anggota-anggota kelompok: a) Membantu merumuskan isu/masalah yang
dihadapi mereka, b) Ikut memilih pemimpin dan penulis dalam kelompok, c)
Memperjelas/merumuskan suatu isu/masalah, d) Menampilkan saran-saran untuk
mendiskusikan isu/masalah, e) Mendengarkan baik-baik dan menghargai
sumbangan pendapat orang lain, f) Mengembangkan pendapat atas dasar pendapat
dari anggota-anggota kelompok, g) Merumuskan bagaimana informasi itu
dipergunakan dan dilaksanakan, h) Ikut melaksanakan evaluasi evektifitas
pengalaman belajar tersebut. 3) Penulis: a) Mencatat seluruh pendapat anggota
kelompoknya, b) Merangkum pendapat kelompoknya, c) Melaporkan kepada
diskusi lengkap.
9
selama 5-10 menit, lebih baik jika diskusi berlangsung dalam jangka waktu yang
lebih singkat, 5) Lakukan dengan pelaporan perwakilan dari tiap kelompok dan
lain-lain (Trianto, 2010).
Disamping itu, adapun kelemahan dari metode Buzz Group adalah sebagai
berikut: Metode ini mungkin tidak akan berhasil bila anggota kelompok terdiri
dari individu-individu tidak tau apa-apa dan kemungkinan jalannya diskusi akan
berputar-putar, metode ini akan memboroskan waktu, terutama bila terjadi hal-hal
yang bersifat negative, peserta didik harus belajar terlebih dahulu agar
mendapatkan hasil yang maksimal, pemilihan pemimpin memungkinkan
mendapatkan pemimpin yang lemah, penulisan hasil laporan diskusi kemungkinan
tidak tersusun dengan baik, kelompok diskusi hanya ada di dalam kelas saja,
waktu diskusi terlalu singkat, sehingga diskusi kurang efektif.
10
nasionalisme pada diri anak. Sapriya (2009:209-210), mengatakan pembelajaran
sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan
perkembangan serta peranan masyarakat pada masa lampau yang mengandung
nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk
sikap, watak, dan kepribadian peserta didik. Pembelajaran sejarah berfungsi untuk
menyadarkan peserta didik akan pentingnya proses perubahan dan perkembangan
masyarakat dalam dimensi waktu untuk membangun perspektif serta kesadaran
sejarah dalam menemukan, memahami, dan menjelaskan jati diri bangsa di masa
lalu, masa kini, dan masa depan di tengah-tengah perubahan dunia (Depdiknas,
2003:6). Pembelajaran sejarah juga merupakan cara untuk membentuk sikap
sosial. Adapun sikap sosial tersebut antara lain: saling menghormati, menghargai
perbedaan, toleransi, dan kesediaan untuk hidup berdampingan dalam nuansa
multikulturalisme (Susanto,2014:62).
11
sejarah mengandung nilai-nilai kearifan lokal yang berguna untuk melatih
kecerdasan, sikap sosial, dan kepribadian peserta didik. Pembentukan karakter
peserta didik akan bertumbuh dengan baik apabila mereka memahami dengan
baik sejarah bangsanya. Pembelajaran sejarah memiliki peranan yang sangat
penting salah satunya adalah pendewasaan peserta didik. Dalam pembelajaran
sejarah juga peserta didik akan dibimbing dan diarahkan agar mencintai bangsa
dan negara.
2.5.1 Penelitian yang dilakukan oleh Haslina (2022) dengan judul Penerapan
Metode Pembelajaran Diskusi Buzz Group Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
IPS Siswa Kelas IV SD Inpres Bontomanai Kota Makassar. Hasil penelitian ini
adalah penerapan metode pembelajaran diskusi buzz group dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Inpres Bontomanai
Makassar.Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa siklus I yaitu 60% dan
meningkat pada siklus II menjadi 100% dengan kategori baik sekali. Selanjutnya,
peningkatan hasil belajar dari Pra siklus dengan persentase 27% meningkat pada
siklus I diperoleh persentase hasil belajar 60% dengan rata-rata 74 dan pada siklus
II meningkat memperoleh persentase hasil belajar 87% dengan rata-rata 84
dengan kategori Baik. Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II yaitu
sebanyak 27%. Oleh karena itu, penelitian ini telah mencapai target indikator
keberhasilan yaitu 80% siswa memperoleh KKM. Persamaan penelitian terdahulu
dengan yang peneliti lakukan sekarang yaitu sama-sama menggunakan metode
Buzz Group dan sama-sama meningkatkan hasil belajar siswa. Pedaannya
penelitian yang dilakukan sebelumnya lokasi penelitiannya berbeda.
2.5.2 Penelitian yang dilakukan oleh Kamza (2021) dengan judul Pengaruh
Metode Pembelajaran Diskusi dengan Tipe Buzz Group Terhadap Keaktifan
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS. Hasil penelitian tersebut menunjukan
bahwa nilai dengan kriteria uji hitung > tabel atau 5,425>2,024 pada taraf
signifikansi (a) 5% maka H0 ditolak atau terdapat pengaruh yang signifikansi
12
metode pembelajaran diskusi dengan tipe Buzz Group terhadap keaktifan belajar
siswa pada mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 1 Gunung Meriah.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu sama-sama
menggunakan metode Buzz Group. Perbedaannya penelitian sebelumnya untuk
mengetahui keaktifan belajar siswa sedangkan peneliti ingin mengetahui hasil
belajar siswa.
2.6 Hipotesis Tindakan
Sesuai dengan kajian teori, maka dalam penelitian tindakan kelas ini diajukan
hipotesis sebagai berikut: penerapan metode tipe Buzz Group dapat meningkatkan
hasil belajar sejarah pada kelas X Ips di SMAK Lamaholot Witihama.
Rendahnya hasil belajar peserta didik disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-
faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar peserta didik dalam
pembelajaran sejarah, diantaranya adalah: penggunaan metode pembelajaran
sejarah yang didominasi oleh guru dan metode pembelajaran yang tidak sesuai
dengan karakter peserta didik. Dalam mengatasi masalah ini dan untuk
meningkatkan hasil belajar, pendidik harus mampu dan cerdas membuat situasi
dan kondisi yang nyaman sehingga semua peserta didik turut ambil bagian dalam
proses pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang dikemukakan diatas, maka
dapat dibuat kerangka berpikir, seperti gambar berikut.
Siklus I
Siklus II
13
Kondisi akhir
Hasil belajar meningkat
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Arikunto (2006: 57)
menyebutkan bahwa penelitian tindakan kelas (classroom actions research) yaitu
penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas bekerja sama dengan peneliti
yang menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran.
14
Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun
ajaran 2022/2023, bulan Januari 2023. Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada
hari Kamis 10 Agustus 2023 pada jam pelajaran 3-4 dengan alokasi waktu 2x45.
Pelaksanaan siklus II pada dilaksanakan hari Rabu, 16 Agustus 2023 pada 3-4
dengan alokasi waktu 2x45.
Siklus I
Refleksi I Pengamatan/
Pengumpulan Data I
Pengamatan/
Refleksi
Siklus II Pengumpulan Data II
II
Apabila permasalahan
15
belum terselesaikan
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
16
3.4.3 Tahap Observasi
3.5.1 Observasi
Observasi adalah salah satu langkah awal yang dilakukan oleh peneliti
dalam melakukan observasi awal seperti melihat kondisi siswa secara
umum,melakukan diskusi guru terkait aktivitas belajar siswa serta hasil belajar
sejarah siswa. Sevilla (1993: 71) observasi atau pengamatan dalam arti sederhana
17
merupakan proses dimana peneliti melihat situasi dari penelitian untuk metodenya
harus sesuai yang digunakan pada penelitian yang berupa pengamatan interaksi
atau kondisi dari belajar mengajar, tingkah laku dan juga interaksi dari kelompok.
Dalam penelitian ini peneliti mengadakan pengamatan di lokasi penelitian yakni
di SMAK Lamaholot tentang Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui
Penerapan Metode Tipe Buzz Group Dalam Mata Pelajaran Sejarah dengan
demikian yang menjadi subyek dalam penilitian ini adalah siswa kelas X IPS 2
SMAK Lamaholot.
3.5.2 Tes
18
Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah terdiri dari 10 butir tes
pilihan ganda dan 5 butir tes essay, tes ini digunakan untuk mengetahui hasil
belajar siswa.
≥ 80 Sangat tinggi
70-79 Tinggi
60-69 Cukup
50-59 Rendah
≤ 40 Sangat rendah
19
3.7.2 Teknik analisis hasil tes siswa
Σ siswa seluruhnya
20
BAB IV
21
dari keluarga ekonomi lemah yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke tempat
lain karena terbentur biaya. Menyadari akan kesadaran masyarakat untuk
menyekolahkan anak-anaknya di jenjang pendidikan Menengah Atas, namun
terbentur dengan biaya ini maka atas dorongan pendapat dan ide dari para tokoh
pendidik yang ada di Kecamatan Witihama, maka Pastor Paroki Maria Bunda
Pembantu Abadi Witihama kala itu Pater Ludger Jessing, SVD, mengambil
prakarsa mengumpulkan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh pendidikan dan
tokoh-tokoh agama sewilayah Witihama. Mereka sepakat membentuk sebuah
yayasan bernama Yayasan Pendidikan Dasa Marga Witihama. Selanjutnya
mendirikan sebuah lembaga pendidikan formal tingkat Menengah Atas yang
diberi nama SMA Katolik Lamaholot Witihama. SK Pendirian no:16. 433 a/I
21.08/IC/85. Akta pendirian yayasan dengan nomor: 72 tgl 27- 3- 1984.
22
Sebagai suatu lembaga pendidikan menengah, SMAK Lamaholot Witihama
tentunya memiliki unsur-unsur yang dapat bekerja dalam mewujudkan suatu
keberhasilan dalam proses belajar mengajar dengan bertolak pada visi, misi dan
tujuan sekolah. Visi, misi dan tujuan sekolah SMAK Lamaholot Witihama adalah
sebagai berikut:
4.1.2.1 Visi
Tekun dalam usaha, giat dalam belajar, unggul dalam prestasi dan santun
dalam penampilan berdasarkan iman dan nilai-nilai injil.
4.1.2.2 Misi
4.1.2.3 Tujuan
23
Nama Sekolah : SMAK Lamaholot Witihama
NPSN : 50301881
NSS/NDS : 304340704016/X0504002
Jenjang Akreditasi : Terakreditasi Klasifikasi A
Alamat Sekolah : Desa Oringbele Kecamatan Witihama,
Kabupaten Flores Timur, Propinsi Nusa
Tenggara Timur
Nama Yayasan Penyelenggara : Yayasan Pendidikan Katolik Dasa Marga
Witihama
Alamat Yayasan Penyelenggara : Jalan Pasar Pagi Desa Oringbele
Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores
Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur
Status Bangunan : Milik Sendiri
4 Pegawai 2 5,88
Jumlah 34 100
24
Geografi, PPKN dan Seni Budaya. Kemudian ada 2 orang pegawai antaranya:
Kepala TU dan penjaga sekolah.
25
jumlah 167. Hal dasar yang menjadi alasan siswa laki-laki lebih banyak dari pada
siswa perempuan adalah bahwa untuk memenuhi salah satu syarat untuk lulus dan
tidaknya seorang siswa di sekolah negeri haruslah mengikuti berbagai kegiatan
praktek sesuai dengan rombongan belajar, sehingga tidak dipungkiri bahwa siswa
laki-laki lebih dominan banyak. Kemudian siswa dalam setiap rombel dari kelas X,
XI, dan XII lebih memilih minatnya di IPS dibandingkan dengan IPA dan BAHASA.
26
rendah berjumlah 4 dengan presentase (15,38%). Hasil belajar peserta didik pada
pra siklus adalah 34,6% dikategorikan tuntas atau mencapai standar KKM dan
50,38% dikategorikan rendah atau tidak mencapai standar KKM yang sudah
ditentukan oleh sekolah.
4.2.2 Siklus I
27
a) Mengamati: Peserta didik diminta mengamati gambar yang dipegang oleh
guru dimana pada gambar tersebut merupakan gambar rumah jika dilihat dari
sisi kiri, kanan, depan dan belakang dan pada gambar tersebut peserta didik
menghubungkan keterkaitan antara rumah dengan historiografi.
b) Menanya: peserta didik di minta memberikan pertanyaan terkait gambar yang
di pegang oleh guru.
c) Mengasosiasi: Guru menjelaskan gambar yang telah dipaparkan kepada siswa
tentang keterkaitan antara gambar tersebut dengan historiografi setelah
melakukan penjelasan tersebut guru memilih pokok materi yang akan
didiskusikan.
d) Mengkomunikasi: setelah memberikan materi yang akan diskusikan guru
membentuk kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 3-6 orang. Sebelum
diskusi dimulai setiap kelompok melakukan pembagian tugas yakni ada yang
bertugas sebagai ketua kelompok, moderator, notulis dan ada yang bertugas
sebagai membacakan atau mempresentasikan hasil diskusi setelah melakukan
pembagian tugas tersebut masing-masing kelompok melakukan diskusi sesuai
dengan tema yang diperoleh, diskusi dilakukan selama 5-10 menit. Setelah
diskusi selesai setiap perwakilan kelompok melakukan presentasi untuk
membacakan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok lain menyimak dan
memberikan pertanyaan apabila belum jelas.
3) Kegiatan Penutup
Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran,
melakukan evaluasi, mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan doa dan
memberikan salam penutup.
Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siklus I
28
Jumlah 26 100
Sumber: Hasil olahan peneliti siklus I (2023)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasil peserta didik pada siklus I
diperoleh kriteria ketuntasan 65% dari 26 peserta didik yang tuntas 17 dan belum
tuntas 9 peserta didik. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat diketahui
bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan data hasil belajar siswa pada pra siklus (presentase
ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 34%). Hal ini menunjukan bahwa
hasil belajar siswa setelah menerapkan metode pembelajaran tipe Buzz Group
sebesar 65% akan tetapi belum mencapai kriteria keberhasilan yang telah
ditetapkan. Untuk itu perlu kelanjutan pada siklus II untuk memperbaiki proses
pembelajaran yang belum mencapai ketuntasan.
4.2.2.3 Observasi
Berdasarkan observasi selama proses pembelajaran berlangsung secara
keseluruhan aktivitas peserta didik belum optimal, hal ini dikarenakan banyak
peserta didik yang masih ribut didalam kelas dan tidak terlalu memperhatikan
arahan dari guru. Pada hasil observasi siswa siklus I terdapat 4 aspek atau
indicator yang dijadikan sebagai pedoman penilaian. Adapun indicator yang
dijadikan aspek penilaian observasi siswa diantaranya sebagai berikut: 1)
Memperhatikan materi dengan baik, 2) Keaktifan dalam berdiskusi, 3)
Kemampuan menyampaikan pendapat, 4) Berani menjawab pertanyaan.
Tabel 4.5 Aspek Memperhatikan Materi Dengan Baik
No Kategori Frekuensi Presentase
2 Baik 10 38,46
3 Cukup 10 38,46
4 Rendah 2 7,69
5 Sangat Rendah - -
Jumlah 26 100%
29
Berdasarkan data hasil observasi pada tabel diatas dapat dikatakan bahwa
terdapat 4 orang yang memperhatikan materi dengan baik dengan presentase
15,38%. Sedangkan 2 orang dengan presentase 7,69% dikatakan rendah
memperhatikan materi dengan baik.
Tabel 4.6 Aspek Keaktifan Dalam Berdiskusi
No Kategori Frekuensi Presentase
2 Baik 11 42,30
3 Cukup 13 50
4 Rendah - -
5 Sangat Rendah - -
Jumlah 26 100%
2 Baik 10 38,46
3 Cukup 13 50
4 Rendah 1 3,84
5 Sangat Rendah - -
Jumlah 26 100%
30
Tabel 4.8 Aspek Berani Menjawab Pertanyaan
No Kategori Frekuensi Presentase
2 Baik 8 30,76
3 Cukup 15 57,69
4 Rendah 2 7,69
5 Sangat Rendah - -
Jumlah 26 100%
4.2.2.4 Refleksi
31
Berdasarkan hasil refleksi tersebut peneliti melakukan tindakan kembali
menggunakan metode pembelajaran tipe Buzz Group pada siklus II dengan tujuan
untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus I dan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus berikutnya. Pembelajaran
pada silkus II diharapkan mampu untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
4.2.3 Siklus II
32
dan 14 perempuan. Dalam tahap pelaksanaan ini ada beberapa hal yang diperbaiki
yaitu cara memotivasi siswa, cara menguasai kelas, serta penguasaan materi.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran selama siklus II
yaitu:
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal (pembukaan pembelajaran) ini meliputi: Memberikan salam
pembuka, berdoa untuk memulai pembelajaran, Menanyakan kabar siswa,
Memeriksa kehadiran siswa, menyampaikan aktivitas yang akan dilakukan dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, Guru memberikan apersepsi.
2) Kegiatan Inti
a) Mengamati: Peserta didik diminta mengamati gambar yang dipegang oleh
guru dimana pada gambar tersebut merupakan gambar rumah jika dilihat dari
sisi kiri, kanan, depan dan belakang dan pada gambar tersebut peserta didik
menghubungkan keterkaitan antara rumah dengan historiografi.
b) Menanya: peserta didik di minta memberikan pertanyaan terkait gambar yang
di pegang oleh guru.
c) Mengasosiasi: Guru menjelaskan gambar yang telah dipaparkan kepada siswa
tentang keterkaitan antara gambar tersebut dengan historiografi setelah
melakukan penjelasan tersebut guru memilih pokok materi yang akan
didiskusikan.
d) Mengkomunikasi: setelah memberikan materi yang akan diskusikan guru
membentuk kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 3-6 orang. Sebelum
diskusi dimulai setiap kelompok melakukan pembagian tugas yakni ada yang
bertugas sebagai ketua kelompok, moderator, notulis dan ada yang bertugas
sebagai membacakan atau mempresentasikan hasil diskusi setelah melakukan
pembagian tugas tersebut masing-masing kelompok melakukan diskusi sesuai
dengan tema yang diperoleh, diskusi dilakukan selama 5-10 menit. Setelah
diskusi selesai setiap perwakilan kelompok melakukan presentasi untuk
membacakan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok lain menyimak dan
memberikan pertanyaan apabila belum jelas.
3) Kegiatan Penutup
33
Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran,
melakukan evaluasi, mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan doa dan
memberikan salam penutup.
Tabel 4.9 Data Hasil Belajar Siklus II
Berdasarkan data hasil presentase pada tabel 4.6 di atas, maka dapat
diketahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran di kelas frekuensi menunjukan
bahwa ada 10 aspek yang diamati oleh observer masuk dalam kategori sangat baik
dengan persentasi 80%. Pada kategori baik guru memperoleh frekuensi 2 aspek
dengan persentase mencapai 20% dan pada kategori cukup dan kurang guru tidak
memperoleh frekuensi dan presentasi. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
aktivitas guru dalam proses pembelajaran dengan menerapkan metode tipe Buzz
Group dengan materi Historiografi yang diamati oleh observer pada siklus II telah
mengalami peningkatan dan mencapai indikator keberhasilan yang sudah
ditentukan 80%.
Berdasarkan tabel diatas merupakan keadaan hasil belajar peserta didik siklus
II, di kelas X IPS yang sudah diterapkan metode tipe Buzz Group menunjukan siswa
yang kriteria sangat tinggi yaitu 22 orang 84,61% dan peserta didik yang kriteria
tergolong tinggi ada 4 siswa dengan presentase 16,38%. Dari jumlah siswa 26orang
telah memenuhi KKM (≥75) adalah 26 dengan presentase 99,99%. Dari data tersebut
menunjukan bahwa hasil belajar sejarah siswa kelas X IPS 2 SMAK Lamaholot
Witihama pada siklus II ini sudah mencapai sangat baik dikarenakan sudah sesuai
dengan Indikator keberhasilan yang sudah ditentukan yaitu 80%.
4.2.3.3 Observasi
34
Pada hasil observasi siswa siklus II masih terdapat 4 aspek atau indicator
yang dijadikan sebagai pedoman penilaian. Adapun indicator yang dijadikan
aspek penilaian observasi siswa diantaranya sebagai berikut: 1) Memperhatikan
materi dengan baik, 2) Keaktifan dalam berdiskusi, 3) Kemampuan
menyampaikan pendapat, 4) Berani menjawab pertanyaan.
Tabel 4.10 Aspek Memperhatikan Materi Dengan Baik
No Kategori Frekuensi Presentase
2 Baik 9 34,61
3 Cukup - -
4 Rendah - -
5 Sangat Rendah - -
Jumlah 26 100%
2 Baik 6 23,07
3 Cukup - -
4 Rendah - -
5 Sangat Rendah - -
Jumlah 26 100%
35
presentase 76,92%. Sedangkan 6 orang dengan presentase 23,07% dikatakan baik
dalam berdiskusi.
Tabel 4.12 Aspek Kemampuan Menyampaikan Pendapat
No Kategori Frekuensi Presentase
2 Baik 8 30,76
3 Cukup 2 7,69
4 Rendah - -
5 Sangat Rendah - -
Jumlah 26 100%
2 Baik 5 19,23
3 Cukup - -
4 Rendah - -
5 Sangat Rendah - -
Jumlah 26 100%
36
Berdasarkan hasil observasi siswa siklus II pengamatan dalam siklus ini
diketahui bahwa secara umum kegiatan proses pembelajaran sudah sesuai dengan
harapan yang dicapai.
4.2.3.4 Refleksi
Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa
setelah pelaksanaan pembelajaran siklus II, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran sejarah dengan menerapkan metode tipe Buzz Group
dalam siklus II sudah baik dan sesuai dengan KKM yang ditentukan di SMAK
Lamaholot Witihama. Karena pada siklus ini sudah mengalami peningkatan dan
berhasil, maka peneliti memutuskan untuk berhenti melakukan tindakan pada
siklus selanjutnya.
4.3 Pembahasan
37
Penelitian yang dilakukan oleh Haslina (2022) dengan judul Penerapan
Metode Pembelajaran Diskusi Buzz Group Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
IPS Siswa Kelas IV SD Inpres Bontomanai Kota Makassar. Hasil penelitian ini
adalah penerapan metode pembelajaran diskusi buzz group dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Inpres Bontomanai
Makassar.Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa siklus I yaitu 60% dan
meningkat pada siklus II menjadi 100% dengan kategori baik sekali. Selanjutnya,
peningkatan hasil belajar dari Pra siklus dengan persentase 27% meningkat pada
siklus I diperoleh persentase hasil belajar 60% dengan rata-rata 74 dan pada siklus
II meningkat memperoleh persentase hasil belajar 87% dengan rata-rata 84
dengan kategori Baik. Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II yaitu
sebanyak 27%. Oleh karena itu, penelitian ini telah mencapai target indikator
keberhasilan yaitu 80% siswa memperoleh KKM. Persamaan penelitian terdahulu
dengan yang peneliti lakukan sekarang yaitu sama-sama menggunakan metode
Buzz Group dan sama-sama meningkatkan hasil belajar siswa. Pedaannya
penelitian yang dilakukan sebelumnya lokasi penelitiannya berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh Kamza (2021) dengan judul Pengaruh
Metode Pembelajaran Diskusi dengan Tipe Buzz Group Terhadap Keaktifan
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS. Hasil penelitian tersebut menunjukan
bahwa nilai dengan kriteria uji hitung > tabel atau 5,425>2,024 pada taraf
signifikansi (a) 5% maka H0 ditolak atau terdapat pengaruh yang signifikansi
metode pembelajaran diskusi dengan tipe Buzz Group terhadap keaktifan belajar
siswa pada mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 1 Gunung Meriah.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu sama-sama
menggunakan metode Buzz Group. Perbedaannya penelitian sebelumnya untuk
mengetahui keaktifan belajar siswa sedangkan peneliti ingin mengetahui hasil
belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode tipe Buzz
Group dari kondisi awal (pra siklus), siklus I, dan siklus II yang diperoleh dari
hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah dengan materi Historiografi, maka
dapat dipaparkan sebagai berikut:
38
Pada kondisi awal (pra siklus) terdapat 9 (34,6%) siswa memperoleh nilai
yang tuntas. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai yang belum tuntas dari 75
sebanyak 17 (50,38%) siswa. Nilai rata-rata pada kondisi awal (pra siklus) sebesar
66,96%.
Pada siklus I terdapat 17 (65,38%) siswa memperoleh nilai yang tuntas.
Sedangkan siswa yang memperoleh nilai yang belum tuntas sebanyak 9 (34,61%)
siswa. Nilai rata-rata pada siklus I sebesar 74,61%. Pada tahap ini ada peningkatan
dari tahap pra siklus. Aktivitas belajar siswa pada siklus I mengalami
peningkatan. Artinya ada perubahan dari tahap pra siklus meskipun belum
maksimal. Untuk mengatasi hasil belajar yang kurang maksimal maka dilakukan
perbaikan untuk meningkatlkan hasil belajar yang baik dengan dilanjutkan siklus
II.
Pada siklus II terdapat 26 (99,99%) siswa memperoleh nilai yang tuntas.
Nilai rata-rata pada siklus II sebesar 84,96%. Pada siklus ini ada peningkatan
terhadap hasil belajar siswa. Aktivitas belajar siswa pada siklus II mengalami
peningkatan dari siklus I. Hal ini menunjukan bahwa penerapan metode tipe Buzz
Group pada siswa kelas XI IPS 2 dapat meningkatakan hasil belajar siswa.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar
peserta didik dari kondisi awal (pra siklus) sampai pada siklus II mengalami
peningkatan. Artinya penggunaan metode tipe Buzz Group memberi dampak yang
baik bagi keberhasilan belajar siswa.
Keunikan dari penelitian menggunakan metode pembelajaran Buzz Group
yaitu:
Metode pembelajaran Buzz Group melatih siswa untuk memiliki sikap
sosial yang baik dan melatih kemampuan siswa dalam bekerja sama disamping
melatih kecepatan berpikir siswa. Selanjutnaya pada bagian ini peneliti akan
menjelaskan terkait penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti atau temuan
yang didapatkan berbeda dengan temuan sebelumnya dengan menggunakan
metode Buzz Group pada siswa kelas X IPS 2 pada umumnya sangat bosan
dengan pembelajaran yang terpusat pada guru sehingga ada beberapa siswa dapat
dikatakan mampu dan hanya beberapa siswa yang aktif dalam pembelajaran dan
bisa mengeluarkan pendapat juga berpikir sangat lambat.
39
Setelah peneliti menerapkan model pembelajaran Buzz Group siswa yang
sebelumnya dikatakan tidak aktif berubah menjadi lebih aktif, cepat dan sangat
keritis dalam memecahkan masalah yang ada. Lalu keunikan yang dilihat dari cara
belajar siswa, yang nilai pada siklus I sangat kurang dari teman-teman yang lain
tetapi setelah masuk siklus II justru nilainya lebih melonjak dari teman-teman
yang lain. Siswa kelas X IPS 2 juga memiliki kemampuan untuk meningkatkan
mental yang membuat mereka mampu menghubungkan dan mempertimbangkan
suatu peristiwa dan masalah yang ada. Kemampuan ini dinamakan kemampuan
kognitf. Selain kemampuan kognitif ada juga kemampuan psikimotorik dimana
siswa kelas X IPS 2 SMAK Lamaholot Witihama memiliki skil setelah
menggunakan metode pembelajaran yang sudah diterapkan.
Perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di setiap siklus juga
mempengaruhi aktifitas belajar siswa dalam ruangan kelas, pada siklus I masih
penerapan pembelajaran masih bersifat sederhana, kemudian pada siklus II sudah
melakukan perbaikan dalam pembelajaran seperti perbaikan RPP, evaluasi, LKPD
dan cara penampaian materinya. Peneliti juga melihat teknik penyusunan soal
yang cocok untuk memicu kemapuan berpikir peserta didik harus diimbangi
dengan soal hots, sehingga kemampuan berpikir pun semakin keritis dalam
mengerjakan soal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kendala atau kelemahan yang
mengakibatkan kegagalan belajar pada prasiklus dan siklus I berhasil diatasi pada
siklus II karena dibuktikan dari pelaksanan tindakan kelas dan juga terjadi
peningkatan-peningkatan pada hasil observasi siswa dan keaktifan siswa. Oleh
karena itu, upaya meningkatkan hasil pembelajaran sejarah siswa kelas X IPS 2
SMAK Lamaholot Witihama dengan menggunakan metode pembelajaran Buzz
Group siswa menjadi bukti dan masukan bagi guru-guru bahwa metode
pembelajaran Buzz Group meningkatkan hasil belajar siswa.
40
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini peneliti menguraikan kesimpulan dari data yang sudah
diperoleh peneliti serta saran yang akan diberikan oleh peneliti kepada sekolah,
guru maupun siswa kelas X IPS 2 SMAK Lamaholot Witihama.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti pada siswa kelas X IPS2
SMAK Lamaholot Witihama dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian tindakan
41
kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Sebelum penerapan metode pembelajaran
Buzz Group pada siswa kelas X IPS 2 SMAK Lamaholot Witihama, nilai atau
hasil belajar yang diperoleh siswa masih rendah. Diketahui bahwa hasil presentase
pra siklus siswa dari 26 orang hanya 9 yang dinyatakan tuntas dengan presentase
34,6%. Hal ini disebabkan karena guru masih menggunakan metode pembelajaran
yang bersifat konvensional. Setelah melakukan penelitian dengan penerapan
model pembelajarn Buzz Group hasil yang diperoleh siswa menunjukan pada
siklus I sebanyak 17 orang (65,38%) tuntas dan 9 orang (34,61%) tidak tuntas dan
pada siklus II sebanyak 26 orang (99,99%) tuntas. Sedangkan hasil observasi
siswa menunjukan bahwa siklus I nilai observasi siswa mencapai 64,75%. Siklus
II nilai observasi siswa mencapai 95,25%.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan maka ada beberapa saran
yang mungkin dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa di SMAK
Lamaholot Witihama pada mata pelajaran sejarah, yaitu sebagai berikut:
42
diteruskan dengan materi pembelajaran khususnya pada mata pelajaran sejarah.
5.2.3 Bagi siswa
Siswa diharapkan mampu menerima dan mengetahui model pembelajaran
yang diterapkan oleh guru, sehingga siswa mudah menangkap pembelajaran yang
diberikan oleh guru dan tidak bingung dengan tindakan pembelajaran yang
dilakukan di kelas.
DAFTAR PUSTAKA
43
Barkley. 2012. Collaborative Learning Techniques. Penerbit Nusa Media.
Bandung.
Dimayati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
dan Depdiknas
Ichsan, Nur. 2010. Peningkatan Motivasi Karir Melalui Teknik Diskusi Kelompok
Kecil (Buzz Group Discussion) Pada Siswa SMK Muhammadiyah 1
Tempel. Skripsi, FIP-UNY.
Kamza. 2021. Pengaruh Metode Pembelajaran Diskusi dengan Tipe Buzz Group
Terhadap Keaktifan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS.
44
Sevilla, G Cansuelo dkk. 1993. Pengantar metode penelitian. Jakarta: UI-PRESS.
45
LAMPIRAN 1
NIP. -
46
2 Arnoldus Sabon Lodan, BA D2 BK
Antropologi
47
14 Matilde Benga Lawan, S.Ag S1 Agama Katolik
48
31 Viligius Fitranada Ab Lonek, S1 Fisika
S.Pd
LAMPIRAN 2
49
6 Djolandarycha P. Sabon X IPS 2 75 77 T
Lewokeda
7 Febrianto Senu Samon X IPS 2 75 65 TT
8 Fransiska Benga Bala X IPS 2 75 65 TT
9 Getrudis Tulit Mawar X IPS 2 75 65 TT
10 Gregorius Mangu Rua X IPS 2 75 60 TT
11 Kamilus Gara Taran X IPS 2 75 87 T
12 Kristanto Tupen Liat X IPS 2 75 55 TT
13 Lusia Deran Laga X IPS 2 75 76 T
14 Maria Oktavia D. Payon X IPS 2 75 76 T
15 Maria Patrisia P. Roman X IPS 2 75 65 TT
16 Marselina Murin Boro X IPS 2 75 65 TT
17 Marselinus Doren Paron X IPS 2 75 55 TT
18 Olivia Masi Sengari X IPS 2 75 76 T
19 Petrus Eko Geo X IPS 2 75 60 TT
20 Robertus Ola Boro X IPS 2 75 60 TT
21 Rukia Date Doni X IPS 2 75 60 TT
22 Susi Amelia Wae Tadon X IPS 2 75 77 T
23 Tresia Avila Ose Koda X IPS 2 75 65 TT
24 Yasinta Balaweling X IPS 2 75 60 TT
25 Yasinto Kopong Sabon X IPS 2 75 80 T
26 Yuliana Ene Mado X IPS 2 75 60 TT
Jumlah Skor 1.741
Rata-Rata 66,96%
Presentase ketuntasan 36,61%
50
Berdasarkan analisis nilai diatas diperoleh siswa yang telah tuntas sebanyak 9
siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas adalah sebanyak 17 siswa.
Σ Siswa tuntas
Angka Persentase= x 100
Σ siswaseluruhnya
9
Angka Persentase= x 100
26
= 36,61%
LAMPIRAN 3
SIKLUS I
Kelas/Semester : X/II
51
Materi Pokok : Historiografi
A. Kompetensi Inti
K1-1 & K1-2 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-
aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional,dan kawasan internasional.
K1-3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
K1-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
52
modern tradisional, kolonial dan modern
3.8.3 Menguraikan berbagai jenis historiografi
3.8.4 Menjabarkan isi historiografi tradisional,
kolonial dan modern
4.8 Menyajikan hasil 4.8.1 Menyajikan ciri-ciri historiografi tradisional,
kajian ciri-ciri historiografi historiografi kolonial dan historiografi modern
tradisional, kolonial, dan dalam bentuk mind mapping
modern dalam bentuk
tulisan dan/atau media lain
C. Tujuan Pembelajaran
F. Sumber Belajar
1. Modul pembelajaran SMA Sejarah Peminatan
2. Internet
G. Kegiatan Pembelajaran
53
n memanjatkan syukur kepada TYE dan berdoa Menit
untuk memulai pembelajaran.
2) Menanyakan kabar siswa
3) Guru melakukan kegiatan absensi
4) Guru menyampaikan aktivitas yang akan
dilakukan dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
5) Guru memberikan motivasi siswa.
Inti Mengamati 65
1. Siswa diminta untuk mengamati gambar yang di Menit
pegang oleh guru
Menanya
54
diskusi di depan kelas
5. Pada saat presentase siswa lain menyimak,
apabila belum jelas boleh mengajukan pertanyaan
kepada kelompok yang melakukan presentase.
55
b. Tugas mandiri untuk mempelajari Materi dengan Indikator yang belum
dicapai
c. Tugas belajar bersama tutor sebaya menganai indikator yang belum
dicapai
6. Pengayaan
a. Menjadi Tutor sebaya kepada teman yang belum mampu mencapai KKM
pada indikatornya
b. Diberikan materi yang levelnya lebih tinggi sesuai kondisi peserta didik
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Istrumen Penilaian Sikap
a. Penilaian Kompetensi Sikap
Skor Penilaian :
Skor Perolehan
X 100
Skor Maksimal
2. Penilaian Ketrampilan
Rubrik Penilaian ketrampilan (Presentasi Kelompok)
a. Penilaian untuk kegiatan diskusi kelompok
56
1–4 1–4 1–4
Skor Perolehan
X 100
Skor maksimal
Keterangan :
a. Penilaian Presentasi
No Nama Menjelaskan Memvisualisasikan Merespon Jumlah
Siswa 1-3 1-3 1-3 Skor
57
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:
Skor Perolehan
X 100
Skor maksimal
Keterangan ketrampilan
58
Keterangan
59
LAMPIRAN 4
HISTORIOGRAFI
60
Ciri-ciri Historiografi Tradisional Banyak ahli yang sepakat bahwa penulisan
sejarah masa tradisional lebih merupakan ekspresi budaya dari pada usaha untuk
merekam sejarah. Artinya, penulisan sejarah pada masa ini tidak ditujukan untuk
mendapatkan kebenaran sejarah melalui pembuktian fakta-fakta, melainkan
diperoleh melalui pengakuan dan untuk diabadikan kepada penguasa. oleh karena
itu, historiografi tradisional tercipta unsur-unsur sastra yang menghasilkan karya
mitologi dan imajinatif.
Ciri-ciri historiografi tradisional adalah :
a)Istana Sentris, artinya karya sejarah hanya dipusatkan pada kehidupan raja atau
keluarga raja (keluarga istana), dan tidak mmengangkat kehidupan masyarakat
jelata ( masyarakat umum)
b)Religius magis, artinya dihubungkan dengan kepercayaan dan hal-hal yang gaib.
Seorang raja dianggap sebagai wujud penjelmaan Dewa atau Tuhan, sehingga
dianggap memiliki kekuatan magis atau gaib. Hal ini dimaksudkan agar
rakyatmenjadipatuh, takut dan taat pada segala perintah raja.
c)Bersifat feodalistis-aristokratis, artinya yang dibicarakan hanyalah kehidupan
kaum bangsawan feodal, tidak ada sifat kerakyatannya dan tidak memuat
riwayat kehidupan rakyat, tidak membicarakan segi sosial dan ekonomi dari
kehidupan rakyat
d)Tidak begitu membedakan hal-hal yang khayal dan hal-hal yang nyata.
e)Bersifat regio-sentris atau kedaerahan (enocentrisme), artinya historiografi
tradisional banyak menekankan pada budaya dan suku bangsa di kerajaan
tersebut.
f) Dalam penguraiannya banyak terjadi kesalahan-kesalahan, misalnya berkaitan
waktu dan kaitannya dengan fakta sejarah, penggunaan kosa kata penggunaan
nama dll.
Penulisan Sejarah yang bercorak tradisional di Indonesia dimulai sejak masa
kerajaan Hindu-Budha sampai masa perkembangan kerajaan-kerajaan Islam.
Karya historiografi umumnya berupa prasasti, dan naskah-naskah kuno (babad
dan hikayat) yang bertujuan supaya generasi penerus dapat mengetahui peristiwa
di masa lalu terutama di zaman kerajaan saat seorang raja memerintah suatu
kerajaan. Prasasti biasanya berkaitan dengan ritual di suatu kerajaan, atau sebagai
tanda peringatan sebuah momen peristiwa pada suatu kerajaan. Contohnya adalah
Prasasti Yupa, Prasasti Ciareteun, Prasasti Kedukan Bukit, dll. Babad merupakan
nama yang digunakan di buku carita sejarah atau kronik dalam tradisi penulisan
sejarah suku bangsa. Biasanya penulis babad merupakan seorang pujangga
keraton. Babad berisi unsur tradisional, cerita bercampur mitos yang kadang-
61
kadang dipenuhi dengan kiasan dan isyarat. Babad banyak menceritakan tentang
sejarah kerajaan-kerajaan, pahlawan-pahlawan atau kejadian-kejadian tertentu.
Babad berkembang pada masa Hindu-Budha dan Islam. Contoh karya tulisan
historiografi masa Hindu-Budha adalah Babad Tanah Jawa, Babad Parahiangan,
Kitab Pararaton, Babad Tanah Pasundan, BabadSriwijaya, Kitab Negara
kertagama, Babad Galuh, Kitab Ramayana, Maha bharata, dll.
62
Eropa (terutama orang-orang Belanda), pemerintahan kolonial, aktivitas para
pegawai kompeni (orang-orang kulit putih).
e) Menganggap bahwa Hindia Timur (Indonesia) belum memiliki sejarah
sebelum kedatangan orang-orang Eropa atau Belanda
f) Bentuk tulisan yaitu berupa laporan-laporan, yakni memori tulisan serah
jabatan atau laporan khusus kepada pemerintah pusat di Batavia mengenai
kekuasaan dan peluasan wilayah pejabat yang bersangkutan. Biasanya
dilengkapi dengan data statistik dan pemetaan gambaran suatu daerah.
g) Isinya berupa sejarah politik dan tokoh-tokoh besar
Berdasarkan ciri-cirinya, kelebihan dan kekurangan historiografi kolonial adalah:
Kelebihan Historiografi Kolonial
a. Historiografi kolonial memberikan penguatan proses naturalisasi historiografi
Indonesia
b. Kita mendapatkan gambaran fakta dan kejadian-kejadian di Indonesia masa
Hindia Belanda, meskipun yang dominan adalah kepentingan Belanda.
c. Indonesia diperkaya dengan literature historoigrafi yang dihasilkan kolonial
Belanda.
Kelemahan Historiografi Kolonial
a. Hanya membahas aktivitas kolonial Belanda, sangat sedikit membahas kaum
pribumi (orang Indonesia)
b. Umumnya isi karya historiografi menyesuaikan dengan penafsiran pihak
Belanda, sehingga semua yang mereka lakukan semasa penjajahan Belanda
adalah hal benar menurut Belanda.
c. Sangat sedikit membahas tentang proses jatuhnya kekuasaan belanda.
63
Belanda), terdiridari 6 jilid yang diterbitkansecarabertahap pada tahun 1938,
1939, dan 1940. Editor utama dari buku ini adalah Dr. F.W. Stapel
2. Schetseener Economische Geschiedenis van Nederlands-Indie (Kondisi
Ekonomi Hindia Belanda) karya G. Gonggrijp
3. Geschiedenis van den Indischen Archipel (Sejarah kepulauan Hindia) karya
B.H.M.V lekke
4. Geschiedenis van Indonesie (Sejarah Indonesia) karya H. J. de Graaf.
5. History of Java ( Sejarah Jawa ( 1817) karya Thomas S. Raffles
64
d. Penulisnya adalah orang-orang akademisi/kritis dalam bidang bahasa,
kesusastrraan dan kepurbakalaan.
e. Tidak hanya mengangkat sejarah orang-orang besar dan negara saja, tetapi
lebih pada kemanusiaannya, yaitu kebudayaan.
f. Cara pandang yang digunakan dalam melihat peristiwa tidak lagi dari satu
sisi melainkan memandang suatu peristiwa dari berbagai sudut pandang. Hal
ini dilakukan untuk mencegah terjadinya subjektifitas dalam menuliskan
sejarah
g. Menonjolkan peran bangsa Indonesia.
65
LAMPIRAN 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 A.B.S √ √ √ √ 8
2 A.S.S.M √ √ √ √ 10
3 A.K.B √ √ √ √ 9
4 A.A.K √ √ √ √ 10
5 C.A.M.M √ √ √ √ 11
6 D.P.S.L √ √ √ √ 12
7 F.S.S √ √ √ √ 9
8 F.B.B √ √ √ √ 12
9 G.T.M √ √ √ √ 9
10 G.M.R √ √ √ √ 10
11 K.G.T √ √ √ √ 12
12 K.T.L √ √ √ √ 9
13 L.D.L √ √ √ √ 12
14 M.O.D.P √ √ √ √ 10
15 M.P.P.R √ √ √ √ 11
16 M.M.B √ √ √ √ 7
17 M.D.P √ √ √ √ 10
18 O.M.S √ √ √ √ 12
66
19 P.E.G √ √ √ √ 10
20 R.O.B √ √ √ √ 8
21 R.D.D √ √ √ √ 9
22 S.A.W.T √ √ √ √ 10
23 T.A.O.K √ √ √ √ 10
24 Y.B √ √ √ √ 10
25 Y.K.S √ √ √ √ 13
26 Y.E.M √ √ √ √ 7
Jumlah 259
67
LAMPIRAN 6
68
26 Yuliana Ene Mado X IPS 2 75 68 TT
Jumlah Skor 1.940
Rata-Rata 74,61%
Presentase ketuntasan 65,38%
Berdasarkan analisis nilai diatas diperoleh siswa yang telah tuntas sebanyak 17
siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas adalah sebanyak 9 siswa.
Σ Siswa tuntas
Angka Persentase= x 100
Σ siswaseluruhnya
17
Angka Persentase= x 100
26
= 65,38%
69
LAMPIRAN 7
I. Pilihan Ganda
1. Berikut ini yang bukan ciri-ciri dari historiografi Kolonial adalah?
a. Bersifat diskriminatif
b. Membahas orang-orang belanda
c. Tidak sesuai fakta sejarah
d. Bersifat Belanda Sentris
e. Adanya semangat nasionalisme
2. Dalam Historiografi Tradisional terdapat salah satu cirri yaitu Religiomagis,
yang artinya adalah?
a. Dihubungkan dengan kepecayaan dan hal-hal yang gaib
b.Tidak begitu menbedakan hal-hal yang khayal dan hal-hal yang nyata.
c. Hanya tokoh-tokoh tertentu yang di tonjolkan dalam cerita naskah
d. Menceritakan mengenai raj-raja atau tokoh-tokoh bangsawan
e. Menceritakan keadaan lingkungan dan tempat kerajaan
3. Dalam penelitian Sejarah Historiografi di sebut sebagai?
a. Penulisan Kisah
b. Penulisan Cerita
c. Mengarsipkan Dokumen
d. Penulisan Sejarah
e. Menulis ulang
4. Perhatikan ciri-ciri historiografi di bawah ini!
1. Penulisannya lebih modern dari pada historiografi terdahulu
2. Ditulis menggunakan metode penelitian sejarah
3. Ditulis oleh sejarawan masa kini
4. Banyak memuatfaktasejarah
5. Bersifat Diskriminatif
6. Bersifat religio sentries
Dari urutan di atas yang bukan merupakan ciri-ciri historiografii modern
Adalah ?
a. 1 dan 2 d. 2 dan 4
b. 3 dan 4 e. 3 dan 6
c. 5 dan 6
5. Berikut ini adalah salah satu sifat dari Historiografi Nasional, yaitu ?
70
a. Religio Sentris
b. Indonesia Sentris
c. Regio Sentris
d. Neederlands Sentris
e. Religio magis
6. Salah satu ciri dari Historiografi Nasionalisme yaitu Indonesia sentris, yang
artinya adalah?
a. Membahas mengenai bangsa Indonesia
b. Adanya semangat nasionalisme
c. Berdasarkan sudut pandang kepentingan rakyat Indonesia
d. Proses pembentukan bangsa Indonesia
e. Mengutamakan kepentingan bangsa kolonial
7. Di bawah ini merupakan contoh dari historiografi modern adalah
a. Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia (Jilid I-IX)
b. Riwayat Hidup Kartini
c. Riwayat Hidup Cut Nyak Dien
d. Geschiendenis Van Java
e. Buku Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500-1900
8. Perhatikan cirri-ciri historiografi di bawah ini!
1. Bersifat Indonesia sentrisme
2. Lebih mengutamakan kepentingan nasional Indonesia
3. Ditulis sesuai fakta sejarah yang da di Indonesia
4. Di buat setelah Indonesia merdeka
5. Berstfat Jawa Sentris
6. Banyak memuat Mitos
Dari urutan di atas yang bukan merupakan ciri-ciri historiografi nasional
Adalah ?
a. 5 dan 6
b. 3,4 dan 6
c. 1,5 dan 6
d. 3,5 dan 6
e. 2,3 dan 4
9. Buku yang berjudul Der Geschiendenis Van Nedeelandsch Oost-Indie adalah
contoh dari historiografi colonial yang di tulis oleh
a. H.J de Graaf
b. A.J. Eijkman dan F.W.Stapel
c. Thomas S. Raffles
d. B.H.M Vlekke
e. G.Gonggijp
10. Historiogrfi tradisional di bagi berdasarkan waktu menjadi dua yaitu?
a. Historiografi tradisional masahindu-budha dan masa peperangan
b. Historiografi tradisional masa hindu-budha dan masa kerajaan
71
c. Historiografi tradisional masa hindu-budha dan masa colonial
d. Historiografi tradisional masa hindu-budha dan masa islam
e. Historiografi tradisional masa hindu-budha dan masa colonial
II. Essay
KUNCI JAWABAN
1. E 3
2. A 1
3. D 1
4. C 3
5. B 2
6. C 2
7. E 2
8. A 3
9. B 2
10. D 1
72
4) Bersifat kritis dan analitis dengan menggunakan pendekatan multi 4
dimensional
12. Fungsi histoeiografi tradisional
1) Untuk menunjukkan kesinambungan yang kronologis
2) Untuk meningkatkan solidaritas dan integrasi di bawah kekuasaan
pusat
5
3) Untuk membuat simbol identitas baru untuk menghormati dan
meninggikan kedudukan raja,dan nama raja,serta wibawa raja
13. Ciri historiografi tradisional
1) Sudut pandang penulisannya berbentuk Istana sentries
2) Tujuan penulisannya sebagai alat legitimasi raja
3) Banyak mengandung unsur mitos
4) Bersifat region sentries atau kaya akan unsure kedaerahan
5)Relegius magis,di hubungkan dengan kepercayaan dan hal-hal yang gaib.
Contoh dari historiografi tradisional
1. Kitab Pararaton
2. Kitab Negara kartagama
3. Babad Tanah Jawa
4. Babad Tanah Pasundan
3
5. Hikayat Raja-Raja Pasai
Skor Perolehan
= X 100
40
73
LAMPIRAN 8
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
SIKLUS I
Satuan Pendidikan :
Nama Siswa :
Kelas / semester :
Mata Pelajaran :
Hari/ tanggal :
I. Pilihan Ganda
1. 6.
2. 7.
3. 8.
4. 9.
5. 10.
II. Essay
11. …………………………………………………………………………………
12. ………………………………………………………………………………….
13. ………………………………………………………………………………….
14. ……………………………………………………………………….................
15. …………………………………………………………………………………
74
LAMPIRAN 9
SIKLUS II
Kelas/Semester : X/II
A. Kompetensi Inti
K1-1 & K1-2 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-
aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional,dan kawasan internasional.
K1-3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
75
K1-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
C. Tujuan Pembelajaran
76
D. Materi Pembelajaran
F. Sumber Belajar
2. Internet
G. Kegiatan Pembelajaran
Inti Mengamati 65
1. Siswa diminta untuk mengamati gambar yang di Menit
pegang oleh guru
Menanya
77
Mengasosiasi
1. Guru memberikan penguatan materi dan
penjelasan gambar tersebut
2. Guru memilih bahan yang akan didiskusikan
Mengkomunikasikan
78
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
b. Penilaian pengetahuan : Tes tertulis dan penugasan
c. Penilaian Ketrampilan : Unjuk Kerja (presentasi dan laporan)
Bentuk Penilaian
79
Sikap yang menjadi fokus dalam pembelajran ( mis : penilaian adalah
sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, kerjasama, dan proaktif ) ntuk sikap
akan dilihat peserta didik yang memiliki sikap yang sangat positif terhadap
kelima sikap di atas, dan hasilnya akan dicatat dalam jurnal sebagai
berikut;
Skor Penilaian :
Skor Perolehan
X 100
Skor Maksimal
4. Penilaian Ketrampilan
Rubrik Penilaian ketrampilan (Presentasi Kelompok)
b. Penilaian untuk kegiatan diskusi kelompok
Mendenga Argumentas Kontribus
N Nama Komunikasi Sko
r i i
o 1–4 r
1–4 1–4 1–4
80
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Skor Perolehan
X 100
Skor maksimal
Keterangan :
c. Penilaian Presentasi
No Nama Menjelaskan Memvisualisasikan Merespon Jumlah
Siswa 1-3 1-3 1-3 Skor
Skor Perolehan
X 100
Skor maksimal
Keterangan ketrampilan
81
3. 2.5 Memvisualisasikan adalah kemampuann mengemas informasi
seunik dan semenarik mngkin
3. 2.6 Merespon adalah kemampuan peserta didi menyampaiakn
tanggapan atas pertanyaan, bantahan dan sanggahan dari pihak lain
secara empatik
d. Penilaian keterampilan membuat peta.
Nam Keaslia
N a Kesesuaian letak (1- n Skla gambar Sko
o 4) (1_4) r
(1-4 )
82
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
LAMPIRAN 10
HISTORIOGRAFI
83
Perkembangan historiografi di Indonesia? Mari kita lihat bagan
berikut :Historiografi di Indonesia diawali dari masa aksara, yakni ketika
Indonesia telah mengenal tulisan. Karya-karya awal historiografi Indonesia berupa
prasasti. Historiografi Indonesia dalam bentuk tulisan dimulai oleh Mpu Prapanca
yang menulis kitab Negara kertagama. Historiografi tradisonal dianggap berakhir
dengan hadirnya buku yang berjudul Cristische Beschouwing Van Sadjarah Van
Banten (Sejarah Banten) yang disusun tahun 1662-1663 dalam bentuk tembang
macapat, kemudian menjadi obyek penelitian Hoesein Djajadiningrat dan disusun
sebagai disertasi doktor dalam bidang Bahasa dan Sastra Nusantara pada
Universitas Leiden tahun 1913. Buku ini dianggap telah mulai kritis dan didasari
fakta yang ada. Meski ada juga yang menganggap buku tersebut lebih condong
untuk kepentingan penjajah Belanda.
Historiografi kolonial berakhir setelah Indonesia merdeka. Waktu yang
dianggap sebagai titik tolak historiografi modern Indonesia adalah dimulai sekitar
tahun1957, setelah diselenggarakannya Seminar Sejarah Nasional Indonesia
Pertama di Yogyakarta. Hisrotiografi tradisional adalah penulisan sejarah
tradisional yang di mulaidari zaman hindu sampai masuk dan
berkembangnyaislam di Indonesia.penulisan sejarah masa kerajaan tradisional
berfungsi untuk merekam dan mewariskan kehidupan dinasti yang berkuasa
kepada generasi berikutnya
Historiografi tradisional adalah penulisan sejarah tradisional yang di mulai dari
zaman hindusampaimasuk dan berkembangnya islam di Indonesia. penulisan
sejarah masa kerajaan masa kerajaan tradisional berfungsi utuk merekam dan
mewariskan kehidupan dinasti yang berkuasa kepada generasi berikutnya.
Penulisan sejarah ini mengedepankan unsur keturunan (geneologi), tetapi
mempunyai kelemahan dalam stuktur kronologi dan unsur biografi. Penulisan
sejarah tradisional umumnya tentang kerajaan, kehidupan raja,dan sifat-sifat yang
melebih-lebihkan raja dan para pengikutnya. historiografi ini berkembang pada
masa hindu-budha dan islam.
Ciri-ciri Historiografi Tradisional Banyak ahli yang sepakat bahwa penulisan
sejarah masa tradisional lebih merupakan ekspresi budaya dari pada usaha untuk
merekam sejarah. Artinya, penulisan sejarah pada masa ini tidak ditujukan untuk
mendapatkan kebenaran sejarah melalui pembuktian fakta-fakta, melainkan
diperoleh melalui pengakuan dan untuk diabadikan kepada penguasa. oleh karena
itu, historiografi tradisional tercipta unsur-unsur sastra yang menghasilkan karya
mitologi dan imajinatif.
Ciri-ciri historiografi tradisional adalah :
a) Istana Sentris, artinya karya sejarah hanya dipusatkan pada kehidupan raja atau
keluarga raja (keluarga istana), dan tidak mmengangkat kehidupan masyarakat
jelata ( masyarakat umum)
84
b) Religius magis, artinya dihubungkan dengan kepercayaan dan hal-hal yang
gaib. Seorang raja dianggap sebagai wujud penjelmaan Dewa atau Tuhan,
sehingga dianggap memiliki kekuatan magis atau gaib. Hal ini dimaksudkan
agar rakyatmenjadipatuh, takut dan taat pada segala perintah raja.
c) Bersifat feodalistis-aristokratis, artinya yang dibicarakan hanyalah kehidupan
kaum bangsawan feodal, tidak ada sifat kerakyatannya dan tidak memuat
riwayat kehidupan rakyat, tidak membicarakan segi sosial dan ekonomi dari
kehidupan rakyat
d) Tidak begitu membedakan hal-hal yang khayal dan hal-hal yang nyata.
e) Bersifat regio-sentris atau kedaerahan (enocentrisme), artinya historiografi
tradisional banyak menekankan pada budaya dan suku bangsa di kerajaan
tersebut.
f) Dalam penguraiannya banyak terjadi kesalahan-kesalahan, misalnya berkaitan
waktu dan kaitannya dengan fakta sejarah, penggunaan kosa kata penggunaan
nama dll.
Penulisan Sejarah yang bercorak tradisional di Indonesia dimulai sejak masa
kerajaan Hindu-Budha sampai masa perkembangan kerajaan-kerajaan Islam.
Karya historiografi umumnya berupa prasasti, dan naskah-naskah kuno (babad
dan hikayat) yang bertujuan supaya generasi penerus dapat mengetahui peristiwa
di masa lalu terutama di zaman kerajaan saat seorang raja memerintah suatu
kerajaan. Prasasti biasanya berkaitan dengan ritual di suatu kerajaan, atau sebagai
tanda peringatan sebuah momen peristiwa pada suatu kerajaan. Contohnya adalah
Prasasti Yupa, Prasasti Ciareteun, Prasasti Kedukan Bukit, dll. Babad merupakan
nama yang digunakan di buku carita sejarah atau kronik dalam tradisi penulisan
sejarah suku bangsa. Biasanya penulis babad merupakan seorang pujangga
keraton. Babad berisi unsur tradisional, cerita bercampur mitos yang kadang-
kadang dipenuhi dengan kiasan dan isyarat. Babad banyak menceritakan tentang
sejarah kerajaan-kerajaan, pahlawan-pahlawan atau kejadian-kejadian tertentu.
Babad berkembang pada masa Hindu-Budha dan Islam. Contoh karya tulisan
historiografi masa Hindu-Budha adalah Babad Tanah Jawa, Babad Parahiangan,
Kitab Pararaton, Babad Tanah Pasundan, BabadSriwijaya, Kitab Negara
kertagama, Babad Galuh, Kitab Ramayana, Maha bharata, dll.
85
Historiografi kolonial adalah historiografi yang ditulis pada saat pemerintahan
kolonial Belanda, yaknisejak zaman VOC (sampai ketika pemerintahan Hindia
Belanda berakhir dan takluk kepada Jepang di tahun 1942). Penulisnya umumnya
orang-orang Belanda atau Eropa. Fokus utama historiografi kolonial adalah
kehidupan warga Belanda di Indonesia (Hindia Belanda, sebutan Indonesia masa
penjajahan Belanda) misalnya aktivitas-aktivitas warga Belanda, pemerintahan
kolonial, pegawai kompeni dan kegiatan para gubernur jenderal dalam
menjalankan tugasnya di Hindia Belanda. Karena fokusnya adalah kepentingan
Belanda, maka tulisan sejarah disusun menurut penafsiran dan pandangan
Belanda. Banyak penulisan tentang perlawanan rakyat Indonesia terhadap Belanda
berlawanan dengan kenyataan yang sebenarnya. Contohnya tentang Pangeran
Diponegoro, yang dalam Sejarah Indonesia dikenal sebagai tokoh pahlawan dan
perlawanannya terhadap Belanda adalah untuk menegakkan keadilan dan
kebenaran serta dilandasi rasa cinta tanah air. Tapi dalam tulisan Belanda,
Pangeran Diponegoro adalah seorang yang kejam dan pemberontak karena
menentang pemerintah Belanda.
Ciri-ciri historiografi kolonial adalah sebagai berikut:
a) Merupakan sejarah orang Belanda di Hindia Timur (Indonesia)
b) Sumber yang digunakan yaitu sumber dari pemerintah Belanda baik di
negaranya maupun jajahannya.
c) Bersifat diskriminatif (membedakan), artinya bangsa Belanda yang serba
mulia dan terhormat, orang-orang pribumi (Indonesia) diabaikan dan hanya
dianggap sebagai alat untuk kepentingan Belanda.
d) Bersifat Eropa-sentris dan fokusnya ke Belanda-sentris, artinya yang
diuraikan atau dibentangkan secara panjang lebar adalah aktivitas bangsa
Eropa (terutama orang-orang Belanda), pemerintahan kolonial, aktivitas para
pegawai kompeni (orang-orang kulit putih).
e) Menganggap bahwa Hindia Timur (Indonesia) belum memiliki sejarah
sebelum kedatangan orang-orang Eropa atau Belanda
f) Bentuk tulisan yaitu berupa laporan-laporan, yakni memori tulisan serah
jabatan atau laporan khusus kepada pemerintah pusat di Batavia mengenai
kekuasaan dan peluasan wilayah pejabat yang bersangkutan. Biasanya
dilengkapi dengan data statistik dan pemetaan gambaran suatu daerah.
86
g) Isinya berupa sejarah politik dan tokoh-tokoh besar
Berdasarkan ciri-cirinya, kelebihan dan kekurangan historiografi kolonial adalah:
Kelebihan Historiografi Kolonial
a. Historiografi kolonial memberikan penguatan proses naturalisasi historiografi
Indonesia
b. Kita mendapatkan gambaran fakta dan kejadian-kejadian di Indonesia masa
Hindia Belanda, meskipun yang dominan adalah kepentingan Belanda.
c. Indonesia diperkaya dengan literature historoigrafi yang dihasilkan kolonial
Belanda.
Kelemahan Historiografi Kolonial
a. Hanya membahas aktivitas kolonial Belanda, sangat sedikit membahas kaum
pribumi (orang Indonesia)
b. Umumnya isi karya historiografi menyesuaikan dengan penafsiran pihak
Belanda, sehingga semua yang mereka lakukan semasa penjajahan Belanda
adalah hal benar menurut Belanda.
c. Sangat sedikit membahas tentang proses jatuhnya kekuasaan belanda.
87
Historiografi Nasional (Modern) Penulisan sejarah pada masa ini ditandai
dengan adanya peranan Indonesia sebagai pemeran dan pelaku
utamadalamHistoriografi (Indonesia-sentris). Artinya, sejarah Indonesia ditulis
berdasarkan pengalaman dan sudut pandang orang Indonesia sendiri, bukan lagi
berdasarkan pandangan kolonial atau penguasa semata. Seminar Nasioanl Sejarah
I tahun 1957 di Yogyakarta dianggap sebagai kebangkitan penulisan sejarah
nasional Indonesia. Dalam seminar itu dibahas tentang dorongan untuk menulis
sejarah yang berorientasi Indonesia. Penulisan karya historiografi modern ditandai
dengan metode kritis serta kaidah-kaidah ilmiah yang dapat di pertanggung
jawabkan.
Historiografi nasional juga menggunakan berbagai disiplin ilmu (multi-
dimensional) serta sumber sumber sejarah yang lebih lengkap. Selain itu, bahan
tulisan sejarah bukan lagi hanya mengisahkan para raja dan orang besar lainnya,
melainkan juga rakyat kecil dan orang kebanyakan yang juga berperan dalam
kisah sejarah secara keseluruhan.
Ciri-ciri Historiografi Modern
a. Sudut pandang Indonesia sentris, yakni berpusat pada kehidupan masyarakat
Indonesia
b. Bersifat kritis analitis dengan menggunakan pendekatan multi dimensional.
c. Hasil penulisan merupakan perbandingan dari berbagi sumber baik itu sumber
kolonial maupun sumber lokal.
d. Penulisnya adalah orang-orang akademisi/kritis dalam bidang bahasa,
kesusastrraan dan kepurbakalaan.
e. Tidak hanya mengangkat sejarah orang-orang besar dan negara saja, tetapi
lebih pada kemanusiaannya, yaitu kebudayaan
f. Cara pandang yang digunakan dalam melihat peristiwa tidak lagi dari satu sisi
melainkan memandang suatu peristiwa dari berbagai sudut pandang. Hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya subjektifitas dalam menuliskan sejarah
g. Menonjolkan peran bangsa.
88
LAMPIRAN 11
HASIL OBSERVASI SISWA SIKLUS II
No Nama Memperhatik Keaktifan Kemampuan Berani Jmlh
an materi dalam menyampaikan menjawab
dengan baik berdiskusi pendapat pertanyaan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 A.B.S √ √ √ √ 13
89
2 A.S.S.M √ √ √ √ 13
3 A.K.B √ √ √ √ 14
4 A.A.K √ √ √ √ 15
5 C.A.M.M √ √ √ √ 14
6 D.P.S.L √ √ √ √ 16
7 F.S.S √ √ √ √ 14
8 F.B.B √ √ √ √ 15
9 G.T.M √ √ √ √ 14
10 G.M.R √ √ √ √ 16
11 K.G.T √ √ √ √ 14
12 K.T.L √ √ √ √ 14
13 L.D.L √ √ √ √ 15
14 M.O.D.P √ √ √ √ 16
15 M.P.P.R √ √ √ √ 14
16 M.M.B √ √ √ √ 13
17 M.D.P √ √ √ √ 16
18 O.M.S √ √ √ √ 15
19 P.E.G √ √ √ √ 14
20 R.O.B √ √ √ √ 15
21 R.D.D √ √ √ √ 16
22 S.A.W.T √ √ √ √ 15
23 T.A.O.K √ √ √ √ 15
24 Y.B √ √ √ √ 15
25 Y.K.S √ √ √ √ 16
26 Y.E.M √ √ √ √ 14
90
Jumlah 381
LAMPIRAN 12
TABEL HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II
91
5 Claudio Ave Mario Mujur X IPS 2 75 95 T
6 Djolandarycha P. Sabon X IPS 2 75 84 T
Lewokeda
7 Febrianto Senu Samon X IPS 2 75 80 T
8 Fransiska Benga Bala X IPS 2 75 84 T
9 Getrudis Tulit Mawar X IPS 2 75 80 T
10 Gregorius Mangu Rua X IPS 2 75 87 T
11 Kamilus Gara Taran X IPS 2 75 90 T
12 Kristanto Tupen Liat X IPS 2 75 80 T
13 Lusia Deran Laga X IPS 2 75 95 T
14 Maria Oktavia D. Payon X IPS 2 75 87 T
15 Maria Patrisia P. Roman X IPS 2 75 80 T
16 Marselina Murin Boro X IPS 2 75 77 T
17 Marselinus Doren Paron X IPS 2 75 77 T
18 Olivia Masi Sengari X IPS 2 75 95 T
19 Petrus Eko Geo X IPS 2 75 80 T
20 Robertus Ola Boro X IPS 2 75 77 T
21 Rukia Date Doni X IPS 2 75 85 T
22 Susi Amelia Wae Tadon X IPS 2 75 95 T
23 Tresia Avila Ose Koda X IPS 2 75 87 T
24 Yasinta Balaweling X IPS 2 75 84 T
25 Yasinto Kopong Sabon X IPS 2 75 90 T
26 Yuliana Ene Mado X IPS 2 75 84 T
Jumlah Skor 2.209
Rata-Rata 84,96%
Presentase ketuntasan 100%
92
Σ Skor yang diperoleh X 100
Skor Siswa=
Σ Total Skor Maksimum
Berdasarkan analisis nilai diatas diperoleh siswa yang telah tuntas sebanyak 26
orang.
Σ Siswa tuntas
Angka Persentase= x 100
Σ siswaseluruhnya
26
Angka Persentase= x 100
26
= 100%
LAMPIRAN 11
I. Pilihan Ganda
a. Bersifat diskriminatif
b. Membahas orang-orang belanda
c. Tidak sesuai fakta sejarah
93
d. Bersifat Belanda Sentris
e. Adanya semangat nasionalisme
2. Dalam Historiografi Tradisional terdapat salah satu cirri yaitu Religiomagis,
yang artinya adalah?
5. Berikut ini adalah salah satu sifat dari Historiografi Nasional, yaitu ?
a. Religio Sentris
b. Indonesia Sentris
c. Regio Sentris
d. Neederlands Sentris
e. Religio magis
6. Salah satu ciri dari Historiografi Nasionalisme yaitu Indonesia sentris, yang
artinya adalah?
a. Membahas mengenai bangsa Indonesia
b. Adanya semangat nasionalisme
c. Berdasarkan sudut pandang kepentingan rakyat Indonesia
d. Proses pembentukan bangsa Indonesia
e. Mengutamakan kepentingan bangsa kolonial
94
7. Di bawah ini merupakan contoh dari historiografi modern adalah
a. Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia (Jilid I-IX)
b. Riwayat Hidup Kartini
c. Riwayat Hidup Cut Nyak Dien
d. Geschiendenis Van Java
e. Buku Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500-1900
8. Perhatikan cirri-ciri historiografi di bawah ini!
1. Bersifat Indonesia sentrisme
2. Lebih mengutamakan kepentingan nasional Indonesia
3. Ditulis sesuai fakta sejarah yang da di Indonesia
4. Di buat setelah Indonesia merdeka
5. Berstfat Jawa Sentris
6. Banyak memuat Mitos
Dari urutan di atas yang bukan merupakan ciri-ciri historiografi nasional
Adalah ?
a. 5 dan 6
b. 3,4 dan 6
c. 1,5 dan 6
d. 3,5 dan 6
e. 2,3 dan 4
9. Buku yang berjudul Der Geschiendenis Van Nedeelandsch Oost-Indie adalah
contoh dari historiografi colonial yang di tulis oleh
a. H.J de Graaf
b. A.J. Eijkman dan F.W.Stapel
c. Thomas S. Raffles
d. B.H.M Vlekke
e. G.Gonggijp
10. Historiogrfi tradisional di bagi berdasarkan waktu menjadi dua yaitu?
a. Historiografi tradisional masahindu-budha dan masa peperangan
b. Historiografi tradisional masa hindu-budha dan masa kerajaan
c. Historiografi tradisional masa hindu-budha dan masa colonial
d. Historiografi tradisional masa hindu-budha dan masa islam
e. Historiografi tradisional masa hindu-budha dan masa colonial
II. Essay
11. Bagaimana ciri historiografi modern !
12. Sebutkan fungsi Historiografi Tradisional !
13. Sebutkan ciri-ciri historiografi tradisional dan sebutkan contohnya!
14. Bagaimana penulisan sejarah Indonesia sejak kemerdekaan tahun 1945!
15. Sebutkan cirri historiografi kolonial !
KUNCI JAWABAN
95
Nomor Kunci Skor
1. E 3
2. A 1
3. D 1
4. C 3
5. B 2
6. C 2
7. E 2
8. A 3
9. B 2
10. D 1
96
12. Fungsi histoeiografi tradisional
4) Untuk menunjukkan kesinambungan yang kronologis
5) Untuk meningkatkan solidaritas dan integrasi di bawah kekuasaan
pusat
6) Untuk membuat simbol identitas baru untuk menghormati dan 5
meninggikan kedudukan raja,dan nama raja,serta wibawa raja
13. Ciri historiografi tradisional
6) Sudut pandang penulisannya berbentuk Istana sentries
7) Tujuan penulisannya sebagai alat legitimasi raja
8) Banyak mengandung unsur mitos
9) Bersifat region sentries atau kaya akan unsure kedaerahan
10) Relegius magis,di hubungkan dengan kepercayaan dan hal-hal yang
gaib.
Contoh dari historiografi tradisional
6. Kitab Pararaton
7. Kitab Negara kartagama
8. Babad Tanah Jawa
9. Babad Tanah Pasundan
10. Hikayat Raja-Raja Pasai 3
97
NILAI = Skor Perolehan
X 100
Skor maksimal
Skor Perolehan
= X 100
40
LAMPIRAN 12
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
SIKLUS II
Satuan Pendidikan :
Nama Siswa :
Kelas / semester :
Mata Pelajaran :
Hari/ tanggal :
I. Pilihan Ganda
1. 6.
2. 7.
3. 8.
4. 9.
5. 10.
II. Essay
11. …………………………………………………………………………………
12. ………………………………………………………………………………….
98
13. ………………………………………………………………………………….
14. ……………………………………………………………………….................
15. …………………………………………………………………………………
LAMPIRAN 13
DOKUMENTASI
99
Proses pembelajaran menggunakan metode tipe Buzz Group
100
Foto Bersama Kelas X IPS SMAK Lamaholot Witihama
101
102
LAMPIRAN 14
SURAT IJIN PENELITIAN
103
LAMPIRAN 15
SURAT SELESAI PENELITIAN
104