PENDAHULUAN
Mata pelajaran yang erat kaitannya dengan hubungan dalam kehidupan sehari-
hari adalah Ilmu pengetahuan Alam (IPA).Mata pelajaran ini diajarkan pada
juga rendah.
dari hal yang mendasari seorang menikmati suatu adanya pekerjaan atau
aktifitas.tanpa motivasi suatu kegiatan akan terasa tidak nyaman dan membebani
motivasi atau dorongan tidak akan sampai kea lam bawah sadar,dalam artian ,apa
Rendahnya Motivasi belajar siswa kelas VIII SMP N 7 KOTA JAMBI dalam
bab IPA pembahasan Sistem Gerak dibuktikan dengan ketidaksiapan siswa dalam
menerima materi tersebut dan siswa yang tidak tertarik dengan materi yang
disampaikan guru . Hal ini terlihat nyata dari respon siswa yang cenderung pasif
1
dan tidak ada tanya jawab yang terjadi dan pemahaman mereka yang rendah dari
ketertarikan siswa dalam belajar sehingga hasil yang didapatkan tidak dapat
memuaskan.
mutu belajar sisswa rendah dalam pembelajaran sistem gerak karena siswa kurang
ketika belajar biologi karena guru yang masih mengajar menggunakan metode
Ceramah, Siswa kurang minat dalam materi karena guru menyampaikan materi
dengan bersifat verbal atau Hapalan , Pendekatan pembelajran yang masih terpaku
Dari berbagai masalah diatas yang telah di paparkan , masalah yang jadi
belajar karena guru biologi merupakan apersepsi di awal proses pembelajaran .dan
pendekatan yang terasa membosankan karena terpaku dengan buku paket saja.
Upaya Penigkatan hasil belajar siswa pada Konsep Sistem Gerak Manusia
2
aktif dalam proses belajar mengajar.Pendekatan pembelajaran yang digunakan
yaitu mengganti gambar Kerangka Manusia di buku paket dengan Torso Rangka
dapat meningkatkan Aktivitas Belajar siswa yang pada akhirnya hasil belajar
baik suatu Madia makin Efektif dalam percapaian tujuan, Tetapi tidak suatu
mencapai tujuan.Dalam Kurikulum 2013 Sistem Gerak Manusia adalah salah satu
pokok bahasan (konsep) dalam Pembelajaran Sains Biologi VIII SMP. Pemilihan
metode model ini siswa akan lebih tertarik ketika melibatkan aspek afektif
pembelajaran .
Media Model dalah benda-benda asli, atau wujud kenyataan kondisi yang
sebenarnya . Torso sebagai alat peraga atau model dalam pembelajaran dapat
konkrit sehingga di harapkan media model torso ini dapat meningkatkan motivasi
3
Sistem Gerak Dengan Menggunakan Media Torso di Kelas VIII Smp Negeri
7 Kota Jambi”
berikut :
motivasi siswa kelas VIII SMA N 7 KOTA JAMBI pada materi IPA
sistem gerak ?
belajar siswa kelas VIII SMP N 7 KOTA JAMBI pada materi IPA sistem
gerak.
4
Manfaat yang didapatkan dalam Pelaksaan Penelitian Tindakan Kelas ini
Sebagai Berikut :
bersifat abstrak
dipahami siswa
BAB II
5
KAJIAN TEORITIK
dikemukakan bahwa ternyata belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku
yang bersifat progersif, Ini berarti bahwa sebagai akibat dari belajar adanya sifat
progresivitas, adanya tendensi ke arah yang lebih sempurna atau lebih baik dari
practice”. Ini berarti bahwa belajar membawa perubahan dalam performance, dan
perubahan itu sebagai akibat dari latihan (practice). Pengertian latihan atau
practice mengandung arti bahwa adanya usaha dari individu yang belajar.
itu sebagai akibat belajar karena latihan (practice) atau karena pengalaman
6
2.1.2 Motivasi Belajar
belajar , Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita.
motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang
sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan
2006:80).
Motivasi dalam belajar tergolong faktor yang penting karena hal tersebut
merupakan keadaan yang dapat mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Belajar
merupakan bagian dari kehidupan, oleh karena itu belajar berlangsung seumur
hidup, kapan saja, dan dimana saja. Belajar tidak pandang bulu tua , muda , kaya
miskin semuanya ada hak untuk belajar dan memperoleh pendidikan . motivasi
dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
interaksi anatar guru dan murid yang disebut dengan proses pembelajaran. Hasil
belajar juga merupakan suatu komponen yang sangat penting bagi pembelajaran.
7
Hasil belajar menjadi variabel dependen atau variabel yang dipengaruhi. Artinya
bahwa hasil belajar merupakan hasil dari sebuah tindakan yang diberikan dalam
proses pembelajaran.
dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Pendapat tersebut
menjurus bahwa hasil belajar berasal dari suatu interaksi. Interaksi adalah
komunikasi anatar guru dan peserta didik. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri
dengan proses evaluasi hasil belajar. Maka dari itu hasil belajar merupakan hasil
a. Faktor Internal
Faktor internal merupaka faktor yang berada di dalam diri individu ketika
sedang belajar. Dalam faktor internal terdapat tiga faktor penting yaitu: faktor
ada tujuh faktor yaitu: inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan
juga kesiapan.
b. Faktor Eksternal
8
Faktor Eksternal yaitu faktor yang ada di luar diri individu. Faktor
pengaruh kepada siswa, berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang
tua, latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini
mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Sedangkan dalam
faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman
Menurut Winata Dalam Erriniati, (1994: 05) ada beberapa strategi dalam
berikut:
pokok.
3. Memberikan banyak waktu ekstra bagi siswa untuk mengerjakan tugas dan
9
2.2.1 Media Pembelajaran
Menurut Arsyad (2002 :4) media adalah semua bentuk perantara yang
atau pendapat, sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu
sampai kepada penerima yang dituju. media secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal Gerlach &
dari beberapa sumber transmisi (yang mungkin manusia atau objek terkait)
kepada penerima pesan (dalam hal ini pembelajar). Media pembelajaran juga
(Ibrahim, 2003:112)
10
digunakan dalam pembelajaran, yaitu media audio, media visual, media audio
1. Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif
perhatian dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Bentuk
Media ini menampilkan gambar diam seperti foto, gambar atau lukisan,
dan cetakan.
3. Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Contohnya dari media audio visual antara lain: televisi dan video.
belajar.
lain:
11
2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih dipahami
lebih baik.
Media torso termasuk ke dalam kategori media tiga dimensi. Jenis media
tiga dimensi dari torso yaitu model penampang (cutaway model). Model
bagian dalamnya. Kadang-kadang model ini dinamakan model X-Ray atau model
penampang yaitu anatomi organ tubuh yang vital. Model ini sangat berguna untuk
12
Gambar 1 : Torso manusia
Menurut Nana Sudjana (2010 :164) manfaat media torso ada dua yaitu:
yang mereka ketahui tentang penempatan dan fungsi dari organ tubuh manusia
utamanya.
torso dan setiap peserta didik menyebutkan bagian torso dan meletakkan kembali
sistem gerak bisa di artikan sebagai satu kesatuan yang komplek dengan
tujuan mencapai suatu system yaitu gerak. Dalam penyusunanya gerak dalam
tadi yakni otot,persendian serta tulang atau rangka. Komponen komponen dari
Sistem Gerak
13
1. Rangka
Rangka terdiri atas ±206 ruas tulang yang mempunyai bentuk serta ukuran yang
bervariasi. Kerangka tubuh bagian dalam dilindungi/ ditutupi oleh kulit dan
daging. Hal ini bertujuan melindungi bagian-bagian dalam kerangka yang bersifat
lunak dalam menghindari adanya kerusakan yang timbul akibat gesekan organ-
2. Persendian
memudahkan otot sebagai alat gerak aktif dalam melakukan gerakan. Di dalam
tengkorak.
Persendiaan jenis ini mungkin masih dapat bergerak karena terdiri dari
gerakan sangat bebas.Karena jenis sendi ini memiliki gerakan bebas maka terbagi
14
1. Sendi Engsel : bergerak dengan satu arah
7. Sendi Sinovial
3. Otot
Otot merupakan alat gerak yang aktif. Fungsinya sebagai penggerak tulang
menjadi 3 yaitu:
1. Otot polos
2. Otot lurik
3. Otot jantung
4. Tulang
Sel tulang rawan adalah penyusun utama pada tulang jenis ini. Sifatnya
lentur karena terdapat ruang dalam masing masing sel sel rawan dan mengandung
15
2. Tulang keras
sifatnya lebih padat dan lebih keras dibanding tulang rawan,serta ada zat kapur
dan zat perekatnya. Zat kapur berbentuk kalsium karbonat (CaCO3) serta kalsium
fosfat (Ca(PO4)2). Tulang ini juga terdapat saluran havers dalam pembuluh darah.
Bentuk Tulang
1. Tulangpipa
Tulang jari tangan,tulang paha serta tulang lengan atas adalah contoh dari
2. Tulang pipih
Tulang ini sebagai pembentukan dari sel darah merah, bentuknya pendek
dan bulat. Contohnya adalah ruas tulang belakang, tulang pergelangan kaki
16
2.4 Penelitian yang relevan
dengan diskusi dan ceramah memberikan pengalaman belajar yang lebih beragam
bagi siswa sehingga tidak membosankan dan membuat siswa lebih antusias dan
aktif belajar . Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Rusyana (2009: 22),
merangsang siswa untuk belajar mandiri. Selain itu, dengan adanya tampilan
menggunakan torso plus, siswa tampak lebih fokus dan perhatian saat penjelasan
dengan menggunakan alat peraga model torso memperoleh pengalaman yang riil.
sehingga membentuk pengertian yang baik dan sempurna. Belajar dengan alat
peraga tiga dimensi merupakan alat bantu yang efektif dalam mengikut sertakan
Pada penerapan media torso plus ini memberi kesempatan siswa dalam
tugas yang nyata memperlihatkan rangsangan yang relevan. Model torso yang
dan hasil belajar siswa. Dengan demikian, siswa selalu tergerak untuk tetap
dan diingat oleh siswa. Seperti yang dikatakan oleh Peter Shea, pesan yang
disampaikan akan lebih diingat apabila dibaca, didengar, dilihat, dikatakan dan
dilakukan.
17
Media dan peralatan yang memadai dan berfungsi sebagai mana mestinya
dapat mendorong proses belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Sumiati
dan Asra (2009: 160), bahwa media merupakan sesuatu yang dapat digunakan
Hasil belajar yang baik, idealnya tercapai karena proses belajar mengajar
berlangsung dengan baik pula. Sehingga tercapai tujuan dari proses belajar yang
telah ditetapkan. Namun dalam sebuah kelas yang terdapat di SMP N 7 KOTA
JAMBI, pada mata pelajaran IPA dengan materi pembelajaran Sistem gerak
tujuan pembelajaran tersebut tidak tercapai, hal tersebut ditandai dengan nilai
pelajaran pada mata pelajaran Ipa yang lebih rendah dibandingkan mata pelajaran
lainnyadan kurang nya interaksi antar siswa dan guru . Lebih lanjut nilai ulangan
siswa SMP N 7 KOTA JAMBI juga menunjukan rata-rata nilai yang belum
mencapai KKM.
Rendahnya hasil belajar pada siswa kelas VIII SMP N 7 KOTA JAMBI
Solusi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu peneliti melakukan PTK dengan
dua siklus. Pada siklus pertama akan diberikan tindakan yaitu guru menggunakan
media Torso pada pembelajaran IPA sistem Gerak .Setelah tindakan dilakukan
tersebut. Jika hasil tersebut belum mencapai target peningkatan yang ditetapkan
18
maka dilakukan treatmeant atau tindakan pada siklus yang kedua yaitu dengan
pada hasil belajar siswa. Artinya bahwa penerapan media Torso dapat
Hasil belajar
Guru tidak
rendah,motivasi kurang
Kondisi awal menggunakan media
(nilai dibawah
pada saat mengajarkan
kkm,mengantuk,ribut)
sistem gerak
Kondisi akhir
19
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
3. Waktu Penelitian
4. Lama Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah Siswa kelas VIII SMP N 1
KOTA JAMBI dengan jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari 19 perempuan
dan 16 Laki-laki
1. Informan dalam penelitian ini adalah guru yang mengampu mata pelajaran
20
3. Dokumen yang ada meliputi kurikulum, rencana pelaksanaan pembeljaran,
Foto kegiatan pembelajaran, hasil tes siswa, catatan lapangan serta hasil
wawancara
teknik tes dan teknik non tes. Sumber data penelitian akan diperoleh secara
a) Instrumen observasi
c) Wawancara
21
2. Jenis data
a) Data kuantitatif
instrumen tes formatif pada siklus I dan II. Data kuantitatif ini diperoleh dengan
menghitung rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa.
Keterangan :
ռ: banyak siswa
(Suharsimi, 2010:264)
berikut :
Analisis ini dilakukan pada saat refleksi. Hasil analisis ini digunakan
22
3.5 Validasi Data
dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Strategi yang bisa digunakan
untuk meningkatkan validitas meliputi empat langkah, antara lain face validity
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda, yaitu pengamatan dari proses pembelajaran, tes unjuk kerja
Analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah yang
dibuat mulai dari tahap persiapan, proses pembelajaran, hingga kegiatan akhir.
Apakah setiap proses kegiatan sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Demikian juga dengan analisis data pada PTK adalah analisis terhadap hasil
23
kegiatan pembelajaran. Analisis dilakukan untuk memperkirakan apakah
kapasitas. (Aunurrahman, dkk. 2009 :9). Analisis data yang dilakukan adalah:
pengolahan data dengan indikator keberhasilan antara tes siklus I, dan siklus
II.
penelitian yang dilakukan ini adalah apabila hasil belajar siswa dalam
24
3.8 Prosedur penelitian
action research)
mengajar.
25
6. Mengembangkan format evaluasi untuk mengukur penguasaan siswa
2. Pelaksanaan tindakan
memberikan motivasi.
2. Membagi kelompok belajar yang terdiri dari 5-6 siswa sehingga terbagi
kelompok belajar.
3. Di dalam kelompok siswa belajar sesuatu yang baru dengan cara melakukan
26
7. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara, yaitu:
lembar kerja siswa, latihan siswa dan tes pada setiap siklus.
sebagai pengamat dan dibantu teman sejawat. Instrumen yang akan digunakan
untuk menghimpun data hasil belajar siswa dengan memberikan angket pada
setiap pembelajaran. Sedangkan untuk memperoleh data dan hasil belajar siswa
yang mencakup analisis dan penilaian. Dari hasil refleksi kemungkinan muncul
perencanaan ulang, tindakan ulang dan pengamatan ulang serta refleksi ulang.
permasalahan sudah bisa diatasi dengan siklus, rencana, tindakan, observasi dan
refleksi.
27
DAFTAR PUSTAKA
Cipta.
Pustaka Pelajar.
28
29
30
31
32