Anda di halaman 1dari 11

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Diskusi Tentang Meteri Stuktur

Dan Fungsi Tumbuhan Pada Pembelajaran IPAS Kelas IV SD N 06 Kumango”.


Lita Anggraini1Desy Aprima, M.Pd2
1
mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Terbuka
2
dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Terbuka
e-mail: Lita231anggraini@gmail.com1desyaprimaops@gmail.com2
ABSTRAK

Kurang minat siswa belajar dalam pembelajaran IPAS di kelas IV dikarenakan


pembelajaran ini kurang menarik bagi siswa. Dikarenakan guru mengajar hanya
cenderung berceramah dalam menyampaikan pembelajaran atua informatif dalam
penyampaian meteri dari guru ke siswa sehingga siswa kurang aktif dalam proses
pembelajaran pembelajaran. Dan guru juga kurang menggunakan alat peraga
dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini peneliti untuk mengetahu hasil belajar
siswa dengan menggunakan metode diskusi dalam pembelajatran IPAS kela IV.
Jenis penelitian kuantuitatif, dan kualitatif yang digunakan dalam pemningkatan
kemampuan menulis karya ilmia mahasiswa menggunakan pendekatan penelitian
tindfakan kelas (PTK). PTK yang dilakukan terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I
dan siklus II. Tujuan dari siklus I adalah untuk mengetahu sampai mana siswa
menguasai meteri yang di sampaikan. Hasil dari siklus I digunakan untuk sebagai
refleksi untuk tindakan pada siklus II. Siklus ke II bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dalam menggunakan metode diskusi dari siklus I. Siklus II
dilakukan untuk memperbaiki kekurangan – kekurangan proses pembelajaran pada
siklus I. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan anak kelas IV. Penelitian ini
dilaksanakan dua siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa. Pada siklus pertama
(I) KKTM pada meteri ini 75. Siswa yang memperoleh nilai 86-100 sebesar 7%,
siswa yang memperoleh nilai 75-85 sebesar 28%, nilai yang kurang dari 75 sebesar
68%. Pada siklus kedua (II) terjadi peningkatan dalam pembelajaran soiswa yang
memperoleh nilai 85-100 sebesar 28,57%, 75-85 sebesar 64%, dan siswa
memperoleh nilai kurang dari 74 sebesar 7%.
Kata Kunci : Hasil Belajar Siswa, Metode Diskusi
Pendahuluan
Pendidikan dan pembelajaran merupakan suatu kesatuan yang saling terkait.
Pelajarn merupakan wujud dari pelaksanaan pendidikan. Pendidikan merupakan proses
usaha untuk mencapai kesempurnaan hidup dan lahir dan batin. Dimana dikatakan oleh
syafei (dalam Sagala: 2004), bahwa pendidikan sebagai penenang dalam perkembangan
kehidupan dan persaingi dalam penyempurnaan hidup. Banyak cara dilakukan untuk
meningkatkan keberhasilan siswa dalam pembelajaran IPA, secara singkat Marjono
(Susanto 2013 :167) salah satu nya adalah dengan metode diskusi, metode diskusi ini
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa aktif mengeluarkan pendapat dan
berfikir kritis. Penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran juga akan memotivasi
siswa sehingga mereka tidak bosan dan siswa yang kuramng mampu dapat bertanya
kepada teman-temannya.
Dalam mata pembelajaran IPAS kelas IV di SDN 06 Kumango masih
menganggap pembelajaran ini sangat sulit dan sulit untuk dipahami sama sekali. Minat
siswa terhadap mata pembelajaran IPAS ini sangatlah reendah. Hal ini dikarenakan
pembelajaran IPAS di kelas IV yang diajarkan oleh guru masih menerangkan konsep-
konsep yang ada pada buku pelajaran saja, kadang jarang di sesuaikan dengan keadaan
lingkungan siswa secara baik. Guru juga kurang melakukan interaksi secara lansung
atau memperaktekkan lansung ke lingkungan yang ada, untuk melihatkan contoh
bagaimana bentuk tumbuhan tersebut. Secara menyeluruh pengetahuan, keterampilan
dan sikap merupakan hasil belajar yang belum sesuai dengan kriteria ketuntasan mata
pelajaran tersebut yang telah ditentukan. Hasil belajar merupakan wujud prestasi yang
ingin dicapai oleh siswa tersebut.
Ada beberapa hal mempengaruhi hasil belajar, yaitu factor internal dan
eksternal. Yang mana faktor internal ini yaitu yang terjadi pada diri siswa tersebut
seperti fisik, psikis. Kalau eksternal faktor yang berasal dari luar induvidu atau diluar
pada diri mereka itu sendiri seperti, keadaan / faktor lingkungan. Kurangnya minat /
motivasi siswa belajar terhadap mata pelajaran IPAS, kadang-kadang guru hanya
menggunakan metode pembelajaran dengan metode ceramah, dan juga tiadak bisa
meningkatkan keaktifan siswa dalan belajar dan kurang variasai metode dalam
pembelajaran mendominasikan kegiatan belajar dan siswa bersifat pasif hanya
mendengar meteri yang di sampaikan oleh guru saat proses pembelajaran berlansung
sehingga mengakibatkan membosankan (Kelirik, 2018). Dan hal lain yang
mempengaruhi siswa adalah lingkungan siswa dan keluarga.
Keadaan siswa seperti ini akan menciptakan suasana belajar yang kurang
kondusif / kurang efektif dalam pembelajaran. Dan siswa juga tidak merespon
pembelajaran yang kita sampaikan, akan mengakibatkan kejenuan dalam proses
belajar. Dalam pembelajaran ini dalam penggunaan metode pembelajaran merupakan
hal utama yang sangat di perbaiki. Karena dalam penerapan metode ini yang akan
berdampak pada hasil belajar pada siswa. metode yang akan diterapkan yaitu metode
diskusi. Lain halnya dengan proses berpikir siswa, tentu akan membuat siswa
menyenangi proses pembelajran tersebut (Hariatiningsih, 2016). Guru juga memberi
bekal kemampuan dasar pada siswa untuk mengembangkan diri sesuai bakat dan
minatnya, dan kemampuan yang dimilikinya.
Guru bisa membuat pembelajaran yang lebih inovatif supaya siswa bisa
semakin tertarik dan menumbuhkan minat untuk belajar siswa dan memberikan
perhatian yang lebih terhadap pembelajaran. Minat siswa perlu menjadi perhatian
karena minat tersebut memegang peran yang sangat penting (Kelirik, 2018).
Pembelajaran diskusi kelompok dan media gambar itu merupakan hal yang sesuai di
berikan kepada anak.
Dalam penggunaan metode pembelajaran merupakan hal yang utama di
perbaiki, karena penerapan metode itu yang akan berdampak kepada hasil belajar siswa
tersebut. Dalam hal metode yang akan di terapkan adalah metode diskusi. Penggunaan
metode diskusi dikarenakan untuk membangkitb siswa bewlajar, dan juga siswa akan
terbiasa berfikir kritis, kratif, dan mampu berpendapat sehingga dapat meningkatkan
pemahamanya. Dengan meningkatkan pemahaman siswa tersebut, maka hasil belajar
siswa itu juga tampak dan berhasil. Penerapan metode tersebut tidak berdiri sendiri,
namun juga ada dukungan dengan metode lainya. Hal yang di utamakan dalam
pembelajaran ini yaitu metode diskusi.
Belajar merupakan kegiatan utama dalam pendidikan. Belajar adalah sebuah
prose yang dilakukan induvidu untuk memperoleh pengetahuan, wawasan, dan
pengelaman baru di wujudkan dalam bentuk perubahan tingkah laku dengan menjalin
interaksi dengan lingkungan belajarnya (Irham& Wiyani, 2014: 116). Sedangkan
menurut Slameto (2018: 2) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan setiap induvidu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengelamanya sendirinya dalam interaksi dengan
lingkungannya. Belajar merupakan proses induvidu melalui pengelaman mental,
pengelaman fisik maupun pengelaman social untuk membangun gagasan atau
pengelaman terhadap suatu meteri atau informasi (muin, 2012). setiap induvidu akan
menjadi dewasa akibat belajar dan pengelaman yang di alami sepanjang hidup ( lestari,
2017).
Dari pendapat di atas dapat di simpulkan belajar dapat di artikan sebagai proses
perubahan seseorang induvidu dari tidak mengerti sama sekali menjadi mengerti dalam
segala hal, baik itu dalam bentuk sikap, pengetahuan, dan pemahaman itu sendiri.
Menurut Slameto (2018-28), menyatakan bahwa prinsip – prinsip belajar
sebagai, berikut: 1). Bedasarkan prasyarat yang di perlukan untuk belajar, peserta didik
harus aktif, meningkatkan minat, motivasi dan membimbing dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan instruksional. 2). Sesuai hakikat belajar, belajar
suatu proses kontinguitas, maka untuk pelaksaan harus dilakukan tahab dalam
perkembangan. 3). Sesuai meteri/ bahan yang harus dipelajar, meteri yang disajikan
secara sederhana untuk memudahkan peserta didik menanggap meteri yang di pelajari.
4). Syarat keberhasilan belajar, fasilitas belajar yang mendukung akan membuat peserta
didik merasa tenang pada saat belajar. Selain itu perlu mendalami menteri pembelajaran
dengan melakukan berulang kali.
Hasil belajar perubahan tingkah laku seorang baik dari segi pengetahuan atau
sikap setelah melakukan proses pembelajaran baik pembelajaran formal maupun non
formal. Menurut Rusmono (2017), menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan
prilaku induvidu yang meliputi ranah kognitif, efektif, dan psikomotorik. Proses belajar
terjadi karena adanya tujuan yang ingin dicapai. Tujuanya yaitu hasil belajar. Di
kemukakan oleh Djamarah dan Zain dalam bukunya bahwa setiap proses belajar
mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Hal demian menjadi focus bagi peserta
didik adalah bagaimana mengelolah pembelajaran sehingga dapat mencapai tingkat
hasil belajar yang di inginkan (S.B Djamarah & Zain 2013: 17). Maka dari itu dapat di
simpulkan dari beberapa pendapat parah ahli di atas tentang hasil belajar adalah sebagai
hasil dari proses belajar baik secara kognitif aktif, maupun psikomotor dengan
memlakukan penilaian yang sesuai dengan kurikulum pembelajaran yang telah di
tetapkan oleh lembaga pendidikan.
Dalam hasil belajar ada beberapa indikator dalam belajar, yaitu: Haryati,
(2013), pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga rana, yaitu: rana
kognitif, psikomotoik, dan efektif. a. Penilaian Ranah Kognitif, Ranah kognitif
merupakan rana yang berhubungan dengan tingkah pengetahuan seseorang dapat
dilihat melalui tes maupun nontes. b. Penilaian Ranah Efektif, Ranah afektif adalah rana
yang berkaiatan dengan sikap seseorang untuk melihat ketercapaian tujuan
pembelajaran.c. Aspek psikomotor, Rana Psikomotor sebagai proses dan hasil belajar
siswa merupakan pemberian pemberian pengalaman kepada siswa untuk
terampilmengerjakan sesuatu dengan menggunakan motor yang bdigunakan. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu: faktor internal dan
eksternal. Jenis- jenis hadsil belajar Menurut Susanto (2018: 104), penilaian hasil
belajar dibedakan menjadi penilaian hasil belajar pengetahuan, penilaian hasil belajar
kognitif dan penilaian hasil belajar afektif dan moral.
Metode diskusi menurut Djamarah dikutrip oleh (Hutahaean, 2019), adalah jara
menyayikan pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa
berupa peryataan atau pertayaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan
dipecahkan bersama. Siswa perlu menggunakan berbagai cara untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan yang mereka hadapi selama proses pembelajaran berlansung.
Dalam metode ini ada macam-macam dalam menggunakan metode diskusi, yaitu:
diskusi kelas, diskusi kielompok kecil, dan diskusi. Pendapat diatas dikuatkan oleh
Abdul Azis (2019:2013), bahwa terdapat macam-macam metode diskusi yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran. Diskusi formal, diskusi informal, diskusi kelas,
who grou, diskusi kelompok kecil. Dapat doisimpulkan bahwa metode diskusi dapat
menumbuhkan kemampuan siswa untuk berfikir secara kritis dalam menyelesaikan
suatu permasalahan yang diberikan oleh guru dan melatih keberanian siswa.
Dari kelebihan dan kelemahan berdiskusi dapat disimpulkan bahwa kelebihan
dalam berdiskusi adalah dapat melatih siswa berpikir kritis dalam menyelesaikan
masalah, melatih keberanian untuk mengeluarkan pendapat selama proses diskusi
berlansung dan siswa dapat memiliki sikap toleransi anatara teman kelompok.
Sedangkan kesimpulan dari kelemahan dalam berdiskusi adalah terbatasnya informasi
yang akan siswa dapatkan, penggunaan metode diskusi dalam proses pembelajaran
biasanya cenderung didominasi oleh siswa yang suka berbicara
Sain merupakan bentuk pengindonesian yang berasal dari bahasa inggris
“science” yang bearti ilmu. Dalam bahasa Indonesia kata science diindonesiakan
menjadi sain dan teknologi. Jadi kata sain dan IPA merupakan pemahaman padanan
dan sama-sama menggunakan dalam ilmu alamiah. Dijelaskan bahwa IPA atau sains
merupakan salah satu cabang ilmu yang berfokus pada alam beserta proses-proses yang
terkandung di dalamnya (Sulistyani P, 2019). IPA atau sains merupakan suatu proses yang
menghasilkan pengetahuan. Proses tersebut bergantung pada proses observasi yang cermat
terhadap fenomena dan pada teori-teori temuan untuk memaknai hasil observasi tersebut
(Rustaman Nuryani dkk, 2015).
(Dini Susanti, 2020) menyatakan bahwa Perkembangan IPA tidak terbatas pada
kumpulan fakta saja, namun juga dengan munculnya metode ilmiah atau (scientific
methods) yang hadirnya melalui rangkaian “kerja ilmiah” (working scientifically), nilai
dan sikap ilmiah (scientific attitudes). Dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA adalah suatu
ilmu pengetahuan yang didapatkan dari suatu sikap ilmiah, proses yang terdiri dari metode
ilmiah, dan keterampilan dan selanjutnya produk. Produk ini bisa berbentuk konsep, prinsip,
teori, hukum, yang pada tahap selanjutnya dapat dijadikan sebagai landasan terjadinya konsep,
prinsip, hukum, dan teori berikutnya. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan pada semua jenjang pendidikan, baik di tingkat SD/MI, SMP,
SMA, bahkan hingga perguruan tinggi. Kajian pokok pendidikan IPS membahas
tentang berbagai persoalan interaktif manusia dalam lingkungan sosialnya yang bersifat
kompleks dan saling berhubungan satu sama lainnya.
METODE
Jenis penelitian kuantuitatif, dan kualitatif yang digunakan dalam pemningkatan
kemampuan menulis karya ilmia mahasiswa menggunakan pendekatan penelitian
tindfakan kelas (PTK). PTK yang dilakukan terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I dan
siklus II. Tujuan dari siklus I adalah untuk mengetahu sampai mana siswa menguasai
meteri yang di sampaikan. Hasil dari siklus I digunakan untuk sebagai refleksi untuk
tindakan pada siklus II. Siklus ke II bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dalam menggunakan metode diskusi dari siklus I. Siklus II dilakukan untuk
memperbaiki kekurangan – kekurangan proses pembelajaran pada siklus I. Penelitian
ini di lakukan di UPT SD N 06 Kumango, Kec. Sungai Tarab, Kab.tanah Datar. Teknik
analisi digunakan dalam metode ini yaitu : Pengumpulan data, Penyajian data, Reduksi
data, Penarik kesimpulan data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemantapan kemampuan propesional (PKP) untuk siklus I telah selesai
dilaksanakn pada tanggal 27 Oktober 2023. Hasil pelaksaan siklus I yaitu:
1. Perencaan Tindakan
Tahap perencanaan yang dilakukan peneliti adalah menyusun beberpa
istrumen peneliti yang akan digunakan dalam tindakan dengan menerapkan metode
diskusi kelompok dalam menyampaikan meteri bagian-bagiab akar dan funsinya.
Perangkat pembelajaran dan istrumen yang dipersiapkan yaitu: RPP (rencana
pelaksaan pembelajaran), soal lembar kerja siswa, soal evaluasi dan lembnar
observasi.
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksaanan pada tindakan siklus I terdiri dari satu kali tatap mungka (2 x 35
Menit). dilakukan dengan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan
Rencapa pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/Model-Model Pembelajaran.
3. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti dengan teman sejawat. Pada kegiatan
observasi yang doilihat yaitu keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran,
pristiwa-pristiwa yang terjadi pada waktu pembelajaran yang sedang berlansung.
4. Refleksi
Guru dan teman sejawat mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan observasi
Nilai hasil belajar siswa siswa melalui dengan tes tertulis, istrumen tes yang
digunakan berupa lembar evaluasi. Data hasil belajar siswa siswa pada siklus I, yaitu:
Nilai Siklus Mata Pembelajaran IPAS
Topik Bagian Tumbuhan
Kelompok KKTM Jumlah siswa Prosentase
A 86-100 1 7%
B 75-85 4 28%
C < 74 9 68%
Jumlah 14

a. Bedasarkan Kelompok A yang mendapatkan Nilai 86-100 ada1 anak,


sudah Tuntas
b. Kelompok B yang terdapat Nilai 75-85 ada 4 anak nilai yan pas rata-
rata, udah tuntas
c. Kelompok C yang belum mendapatkan nilai < 74 ada 9 anak, belum
tuntas
d. Siswa yang tutas dalam ujian pada siklus 1 ini sebesar 36,1%
Dapat disimpulkan bahwa anak yang tuntas pada siklus I sebesar 36,1%,
anak yang tidak tuntas sama sekali pada siklus ini sebesar 68%. Yang membedakan
pada siklus I dan II adalah pada perencanaannya. Perencanaan pada siklus II
didasari oleh hasil Referensi siklus I, maka kekurangan dan kelemahan pada siklus
I tidak terjadi pada siklus II. Adapun hasil yang diperoleh dari siklus ini yaitu:
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan pada siklus II merupakan penyempurnaaan dari siklus I saja.
Bedasarkan pada analisis dan hasil refleksi serta pertimbangkan masuk dari obsever
tentang kelebihan dan kekurangan pada tahap pelaksanaan siklus I.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahab ini merupakan implementasi dari petrencanaan yang telah di perbaiki,
dalam penggnaan metode diskusi kelompok pemilihan alat atau media
pembelajaran dan alokasi watu. Pembelajaran tindakan 2 ini merupakan
kelanjutkan pada siklus 1.
3. Observasi
Pada siklus kedua ini proses pengamatan lebih baik dari pada proses pembelajaran
pada siklus I. Didalam melakukan diskusi kelompok semua siswa lebih aktif dan
tidak ada lagi siswa yang pasif.
4. Refleksi
Tujuan dari analisis refleksi pada siklus 2 ini untuk mengetahui peningkatan
kemampuan siswa dan ketunttasan belajar siswa dalam menguasai meteri yang di
pelajari.
Pengelompokan Nilai Siklus II

Kelompok KKTM Jumlah Prosentase


siswa
A 86-100 4 28,57%
B 75-85 9 64,28%
C < 74 1 7,14%

Setelah dikelompokkan bedasarkan nilai diketahui bahwa:


a. Kelompok A yang dapat nilai 86-100 ada 4 anak yang tuntas
b. Kelompok B yang bendapatkan nilai 75-85 9 anak sudah tuntas
c. Kelompok C mendapatkan nilai diatas 74 ada anak
Jadi jumlah siswa yang sudah tuntas ada 13 anak, dan yang belum tuntas ada 1
anak

Dapat disimpulkan bahwa anak yang tutas pada siklus II ini sebesar 93,5%, dan
anak yang tidak tuantas ada 1 sebesar 7,14%.

Bedasarkan pada siklus I diatas dapat dibuat diagram sebagai berikut

Presentasi nilai pada siklus I

10 80%
70%
8
60%
6 50%
40%
4 30%
20%
2
10%
0 0%
86-100 75-85 < 74
A B C

Jumlah siswa Prosentase

Pada siklus satu ini dapat kita lihat dari diagram diatas anak yang memperoleh
nilai <75 sebesar 70%, yang mendapatkan nilai 75-85 sebesar 30% dan yang
mendapatkan nilai 86-100 sebesara 10% saja.
Perbandingan nilai Ulangan Harian siswa
Sebelum Siklus I dan telah terlaksana siklus I

1000
800
600
400
200
0 Series1 Series2
Jumlah Rata-rata

Dari diagram diatas dapat kita simpulkan prolehan nilai tidak terlalu meningat.
Diagram siklus II

10 80,00%
8 60,00%
6
40,00%
4
2 20,00%
0 0,00%
86-100 75-85 < 74
Pada siklus II ini yang mamperoleh nilai 86-100 sebesar 30%,
sedangkan mempreroleh nilai 75-85 sebesar 60%, dan yang mendapatkan nilai
dibaweah 74 sebesar 10%.
Perbandingan nilai siklus I dan siklus II

Chart Title
1200
1000
800
600
400
200
0
1 2

Jumlah Rat-rata kelas Nilai tertinggi Nilai terendah

Dapat kita lihat dari perbandingan nilai siklus I dan siklus II sangat signifikan sekali
perbandingannya.

SIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat diambil kesimpulan
bahwa dengan menggunakan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap mata pelajaran IPAS kelas IV di SD N 06 Kumango pada tahun ajaran 2023.
Melalui metode diskusi akan membangkitkan semangat siswa untuk belajar. Proses
pembelajaran yang lebih aktif , kreatif dikarenakan siswa dapat menyampaikan
pendapatnya. Dan siswa juga tidak merasa bolan dalam mengikuti proses pembelajaran.
Dan siswa akan lebih menyenangkan aktif, kreatif dan tidak memboosankan sehingga
menggunakan metode ini siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, dkk. 2020. Mengidentifikasi Minat Bakat Siswa Sejak Usia Dini Di Sd Adiwiyata. Jurnal
Pendidikan

Marlina, Leni dkk, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar bahasa indonesia pada siswa
kelas IV SD Muhammadiyah Majaran kabupaten sorong. Universitas Pendidikan Muhammadiyah
Sorong (ARtikel)

Hartata Rus. 2019. Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Sebagai Upaya Meningkatkan
Motivasi Dan Prestasi Belajar Sejarah (Peminatan). Jurnal Pendidikan.

Ratnasari Ika Wanda . 2017. Hubungan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa
– Siswi SMA Negeri 11 Samarinda. Jurnal Psikologi.

Susanto, Ahmad. 2013 . teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar, Jakarta : kencana

S.B Djamarah & Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2013) , 17

Sari Dian Purnama. 2016. Hubungan Gaya Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas
V Sdn Di Gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. Jurnal Pendidikan

Novita Nur Khasanah , Pengaruh Metode Diskusi…, , Fakultas Agama Islam UMP, 2020

Anda mungkin juga menyukai