PENDAHULUAN
Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab
aspek yang saling berkaitan dengan yang lainnya. Pemilihan model, strategi,
1
Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat
dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa. Siswa adalah subjek yang memiliki
Menurut Trianto (2010:15) belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubahan pada tingkah laku karena adanya suatu pengalaman pada diri
Belajar dan pembelajaran merupakan dua istilah yang selalu berkaitan. Proses
pembelajaran dapat berlangsung jika ada siswa yang belajar dan guru yang berperan
sebagai perancang, pelaksana, fasilitator, pembimbing dan penilai proses dan hasil
diajarkan oleh guru dan dipelajari siswa yang biasanya disebut dengan mata
pelajaran. Mata pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat
Dasar (SD), pada tingkatan ini siswa sudah mulai bisa mengembangkan pola berpikir
serta pemahaman terhadap konsep dari suatu materi yang di ajarkan oleh guru. Mata
2
konsep-konsep dari suatu materi pembelajaran yang didapatkan melalui proses
menyelesaikan berbagai permasalahan dan memiliki respon yang baik terhadap cara
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA kelas VIII di
SMP Negeri 14 Palangka Raya, guru mata pelajaran IPA kelas VIII mengungkapkan
bahwa proses belajar mengajar di sekolah ini sudah cukup baik akan tetapi ada
sedikit kekurangan dari cara guru menyampaikan materi, yaitu masih menggunakan
metode ceramah yang artinya siswa hanya menerima apa yang di berikan oleh guru
saja. Guru tersebut juga mengatakan sebagian besar siswa mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan latihan soal yang berbeda dari soal yang dicontohkan oleh
guru. Hal ini terjadi karena siswa hanya menghafal rumus untuk menyelesaikan soal
yang diberikan oleh guru, sehingga ini berdampak pada hasil belajar IPA siswa.
Siswa juga jarang sekali diajak untuk berdiskusi dan melakukan percobaan mengenai
Mata pelajaran IPA di SMP Negeri 14 Palangka Raya pada tahun ajaran
2016/2017 memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu sebesar 65. Hasil
observasi pada mata pelajaran IPA di kelas VIII, diketahui bahwa nilai yang
diperoleh siswa masih rendah, siswa belum bisa mencapai KKM untuk mata
pelajaran IPA sebesar 65. Nilai rata-rata mata pelajaran IPA materi cahaya kelas VIII
SMP Negeri 14 Palangka Raya dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini:
3
Tabel 1. Nilai Rata-rata Mata pelajaran IPA Materi Cahaya
Kelas VIII Semester II Tahun Ajaran 2015/2016
Nilai Rata-Rata
Kelas
Mata Pelajaran IPA
VIII-A 58,16
VIII-B 59,88
Sumber: Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 14 Palangka Raya
Berdasarkan hasil belajar yang tertera pada tabel 1 terlihat bahwa nilai siswa
metode ceramah dan diskusi yang diterapkan ternyata tidak mampu membuat
keseluruhan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran hal ini membuat hasil
belajar dan respon siswa kurang pada proses pembelajaran. Kurangnya respon siswa
pada saat proses pembelajaran dapat mengurangi minat siswa dan cenderung
membuat siswa merasa pembelajaran yang sedang di jalaninya adalah hal yang
kurang menarik. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil observasi dan
wawancara selanjutnya dengan siswa kelas VIII, bahwa penyampaian materi dengan
metode ceramah yang disampaikan guru membuat siswa cepat merasa bosan dan
jenuh dalam proses pembelajaran serta respon siswa terhadap pembelajaran juga
kurang, itu menyebabkan materi yang disampaikan guru tidak dapat diserap dengan
mudah oleh siswa. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar belajar siswa yaitu
tidak dapat mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah.
siswa dan repon siswa yang kurang pada proses pembelajaran khususnya dalam
pembelajaran IPA (fisika) yaitu dengan cara melaksanakan proses belajar mengajar
dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang tepat. Salah satu cara
4
menerapkan model pembelajaran yang dirancang untuk melibatkan siswa untuk aktif
ini akan mempengaruhi siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru.
terkecil secara formal yang menentukan dunia pendidikan berjalan baik atau tidak,
selain itu guru bukan hanya dituntut memiliki pengetahuan keterampilan mengajar
dengan kompleksitas peranan sesuai dengan tugas dan fungsi yang diembannya,
tetapi juga harus kreatif. Pembelajaran dalam kurikulum 2013 yaitu siswa diharapkan
memiliki kompetensi yang seimbang antara attitude (sikap), skill (keterampilan), dan
knowledge (pengetahuan) yang jauh lebih baik dari sebelumnya, selain itu hasil
belajar yang diharapkan melahirkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif, dan
(Hosnan, 2014:3).
Fisika merupakan salah satu bagian dari IPA dimana bukan hanya berisi
prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses pembelajaran yang memberikan
pengalaman langsung kepada siswa, melibatkan siswa secara aktif dan banyak
bukan hanya mendapatkan ilmu dari membaca buku, tetapi menemukan dan
5
memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai
kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi apabila individu terlibat terutama dalam
penentuan. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery adalah the
mental process of assimilating conceps and princeples in the mind (Robert B. Sund
pada siswa, proses relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, dan unit
disiplin ilmu (Hosnan, 2014: 282). Pada pembelajaran discovery guru berperan
secara aktif, guru harus membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai
dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin mengganti dengan kegiatan pembelajaran
sehingga siswa dapat aktif berparitisipasi dalam proses belajar dan mampu
membuktikan sendiri persamaan atau rumus dan teori-teori fisika yang mereka
belajar menggunakan discovery learning, siswa dapat belajar berpikir analisis dan
mencoba memecahkan sendiri masalah yang dihadapi. Selain itu pada pembelajaran
discovery learning keaktifan individu dan cara belajar yang dapat membuat siswa
6
bekerjasama dengan kelompoknya menjadi lebih baik.
dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri dan dapat membantu siswa
mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti. (5) Mendorong siswa
berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri. (6) Mendorong siswa berpikir intuisi dan
sehingga situasi proses belajar menjadi lebih terangsang. (8) Menimbulkan rasa
senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil, dan situasi
membantu siswa mencapai hasil belajar yang maksimal, membuat respon yang baik
bagi siswa karena pembelajaran dengan discovery learning mengajak siswa untuk
sendiri melalui uji coba. Penerapan model discovery learning pada kelas VIII ini
disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan di ajarkan yaitu pada materi Cahaya.
Cahaya merupakan materi yang terdapat dalam pembelajaran IPA kelas VIII SMP
7
kompetensi dasar pada materi Cahaya, membuat laporan hasil penyelidikan tentang
pembentukan bayangan pada cermin, lensa dan alat optik, ini berarti dalam materi
dari hasil pengamatan atau hasil percobaan sehingga diharapkan mampu membuat
Pada Materi Cahaya di Kelas VIII Semester II SMP Negeri 14 Palangka Raya
learning pada materi cahaya di kelas VIII Semester II SMP Negeri 14 Palangka
8
1.3 Tujuan Penelitian
learning pada materi cahaya kelas di VIII Semester II SMP Negeri 14 Palangka
Agar penelitian ini lebih terarah, maka diperlukan batasan masalah sebagai
berikut:
9
2. Bagi guru, dapat dijadikan alternatif pembelajaran serta menambah referensi
10