Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian pengembangan modul berbasis Saintifik dilaksanakan di SMPN 8 di kelas

VII yang beralamat di Jalan Temanggung Tilung No. 58, Palangka Raya Kalimantan

Tengah.

2. Waktu Penelitian

Penyusunan rencana pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan

Oktober 2022 sampai dengan selesai.

B. Metode Pengembangan Produk

1. Tujuan Pengembangan

Tujuan pengembangan modul berbasis Pendekatan Santifik ini adalah menghasilkan

suatu produk yaitu bahan ajar untuk pembelajaran tatap muka di kelas pada

pembelajaran IPA kelas VII materi suhu dan kalor. Penelitian ini berusaha menjawab

permasalahan yang diajukan oleh peneliti, yaitu bagaimana hasil pengembangan modul

berbasis Pendekatan Saintifik pada materi suhu dan kalor Kelas VII Semester I SMPN

8 Palangka Raya dan respon Guru terhadap pembelajaran menggunakan modul berbasis

Pendektan Saintifik pada materi suhu dan kalor Kelas VII Semester I SMP Negeri 8

Palangka Raya.

2. Metode Pengembangan

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research and atau

Research and Development (R&D). Sugiyono (2015: 407) mendefinisikan metode

penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian untuk menghasilkan produk


yang telah dikembangkan dan untuk menguji keefektifan produk yang telah dihasilkan.

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4-D (four D

models). Ibrahim (2012: 28) mengemukakan bahwa model pengembangan 4-D terdiri

atas empat tahap utama, yaitu: (1) Define (tahap pendefinisian); (2) Design (tahap

perancangan); (3) Develop (tahap pengembangan); dan (4) Disseminate (tahap

penyebaran). Tahap disseminate tidak dilakukan karena hanya dilakukan di SMPN 8

Palangka Raya.

3. Sasaran Produk

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Guru IPA SMPN 8 Palangka

Raya. Objek penelitian ini adalah modul berbasis Pendekatan Saintifik sebagai bahan

ajar untuk pembelajaran tatap muka di kelas pada materi suhu dan kalor peserta didik

SMP kelas VII.

4. Instrumen

Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data yang dianalisis untuk

menjawab masalah dalam rangka merumuskan kesimpulan antara:

a. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran dalam penelitian ini yaitu terdiri dari Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan modul berbasis Pendekatan Saintifik.

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP dengan model pembelajaran berbasis Pendekatan Saintifik yang telah

dikembangkan kemudian digunakan sebagai panduan dalam memberikan pengajaran

kepada peserta didik, RPP yang disusun telah disesuaikan dengan format RPP kurikulum

2013.
2) Modul berbasis Pendekatan Saintifik

Modul berbasis Pendekatan Saintifik yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan produk pengembangan yang telah dikembangkan oleh peneliti yang didesain

semenarik mungkin sebagai bahan ajar mandiri bagi peserta didik SMP kelas VII untuk

pembelajaran tatap muka di kelas.

b. Instrumen Pengambilan Data

Kegiatan pengambilan data pada penelitian ini yaitu terdiri dari lembar validasi

instrumen. Lembar validasi instrumen adalah lembar validasi yang diberikan kepada

validator yang terdiri dari aspek-aspek yang telah dinilai oleh validator dosen dan guru.

Penelitian ini terdiri dari lembar validasi modul berbasis Pendekatan Saintifik, lembar

angket respon guru, dan lembar validasi angket respon guru terhadap pembelajaran

dengan menggunakan modul berbasis Pendekatan Saintifik.

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Validasi Modul (dimodifikasi)


Jumlah
No Aspek Indikator
Butir
1 Isi 1. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 5
dan Tujuan Pembelajaran yang dirumuskan
sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD)
2. Kesesuaian materi dengan kurikulum
3. Kesesuaian materi dengan silabus
4. Kesesuaian materi dengan Kompetensi
Dasar (KD)
5. Kesesuaian evaluasi pembelajaran dengan
materi
2 Kebahasaan 1. Konsistensi penggunaan istilah, simbol, 4
nama ilmiah/nama asing
2. Ketepatan pemilihan Bahasa dalam
menguraikan materi
3. Menggunakan Bahasa yang lugas dan
mudah dipahami
4. Kalimat yang digunakan sederhana dan
langsung pada sasaran materi
3 Penyajian 1. Penyajian kata pengantar dan daftar isi 15
modul secara jelas
2. Penyajian deskripsi modul dan petunjuk
penggunaan modul secara jelas
3. Penyajian kompetensi inti dan kompetensi
dasar secara jelas
4. Penyajian indikator pencapaian kompetensi
dan tujuan pembelajaran secara jelas
5. Penyajian pengantar modul dan peta
konsep secara jelas
6. Penyajian materi secara logis
7. Penyajian materi secara sistematis
8. Penyajian gambar pada modul secara jelas
9. Penyajian rangkuman materi secara jelas
10. Penyajian glosariumsecara jelas
11. Penyajian daftar pustaka secara jelas
12. Penyajian daftar symbol dan daftar satuan-
satuan dasar fisika
13. Penyajian evaluasi pembelajaran secara
sistematis
14. Penyajian jawaban kegiatan-kegiatan
belajar dan evaluasi pembelajaran secara
jelas
15. Penyajian lembar catatan peserta didik
secara jelas
4 Kegrafikan 1. Kesesuaian ukuran gambar 5
2. Kesesuaian warna gambar
3. Kesesuaian penggunaan huruf
4. Bentuk gambar jelas
5. Kesesuaian sampul atau cover sampul
(Rastyanti, 2018: 191)

Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Angket Respon Guru

No Pernyataan
1 Materi disajikan sesuai dengan kurikulum
2 Materi disajikan sesuai dengan silabus
3 Materi disajikan sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD)
4 Materi yang disajikan menggunakan bahasa yang mudah dipahami
5 Materi dalam pembelajaran disajikan secara sistematis
6 Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan Tujuan pembelajaran yang
dirumuskan sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD)
7 Petunjuk kegiatan-kegiatan disajikan sudah sebagaimana kemampuan
peserta didik dalam bekerja
8 Alat dan bahan yang digunakan sederhana untuk dilakukan kegiatan
9 Alat dan bahan untuk percobaan mudah digunakan peserta didik
10 Alat dan bahan untuk percobaan sesuai dengan materi
11 Kegiatan-kegiatan yang disajikan sesuai dengan materi
12 Konsistensi penggunaan istilah, symbol, nama ilmiah/nama asing
13 Ilustrasi gambar membantu untuk memahami materi
14 Tampilan modul disusun secara menarik
15 Gambar dan ilustrasi yang disajikan sesuai dengan materi yang disampaikan
16 Tampilan gambar dan tulisan cukup jelas bagi peserta didik
17 Kualitas soal sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik
18 Kesesuaian kunci jawaban dengan soal yang disajikan
19 Modul dapat digunakan untuk belajar secara mandiri

Tabel 6. Kisi-kisi Instrumen Validasi Angket Respon Guru

Jumlah
No Aspek Indikator
Butir
1 Konstruksi 1. Kejelasan dan kelugasan perumusan pokok 3
pernyataan
2. Kejelasan petunjuk pengerjaan pernyataan
3. Kejelasan pernyataan sehingga tidak
menimbulkan penafsiran ganda
2 Kebahasaan 1. Kebakuan penggunaan tata bahasa dalam 3
pernyataan
2. Penggunaan kata/istilah yang berlaku umum
3. Kekomukatifan rumusan kalimat pernyataan

C. Prosedur Pengembangan

1. Tahap Penelitian dan Pengumpulan Informasi

Pengumpulan informasi yang dilakukan oleh peneliti, yaitu kendala guru saat

mengajar menggunakan buku ajar tersebut yaitu sebagian besar peserta didik mengalami

kebingungan pada saat mempelajari materi dan juga saat menjawab soal-soal hitungan yang

diberikan dengan alasan peserta didik tidak mengerti, sedangkan pada materi sebelumnya

terdapat contoh soal. Hal ini disebabkan karena bahan ajar yang digunakan kurang adanya

penjelasan yang jelas dan kurangmenarik untuk digunakan. Hal ini terlihat pada bahan ajar

yang diperlihatkan oleh Guru IPA kelas VII, pada buku peserta didik hanya menyajikan

materi, dan contoh soal yang terlihat kurang jelas dan kurang menarik untuk. Buku paket

peserta didik yang dipinjam oleh sekolah juga terlalu banyak menggunakan kalimat yang

berbelit-belit dan menjadikan peserta didik malas untuk membacanya, sehingga selalu

menunggu penjelasan dari guru saja dan juga pada materi suhu dan kalor dalam buku paket

tersebut dibuat terpisah dan tidak dalam satu sub bab materi, sehingga menjadikan guru yang
lebih banyak aktif dari peserta didik selama kegiatan pembelajaran. Berdasarkan informasi

dari guru IPA kelas VII sebagian dari peserta didik mengganggap bahwa pelajaran IPA selalu

berkaitan dengan hitung-hitungan. Peneliti menganalisis kebutuhan akan adanya bahan ajar

berupa modul yang dapat digunakanuntuk pembelajaran tatap muka di kelas maupun untuk

pembelajaran daring. Bahan ajar yang akan dikembangkan adalah modul berbasis Pendekatan

Saintifik.

Metode penelitian pada penelitian modul ini adalah penelitian pengembangan atau

Research and Development (R&D). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa

lembar validasi modul yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan modul pada materi suhu

dan kalor untuk pembelajaran daring, dan lembar validasi angket respon guru yang bertujuan

untuk mengetahui respon guru terhadap pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis

Pendekatan Saintifik.

2. Tahap Perencanaan

Tahapperencanaan ini dilakukan setelah didapatkan hasil dari pengumpulan informasi

yang menunjukkan adanya permasalahan. Rancangan susunan isi modul pada materi suhu

dan kalor yang dikembangkan oleh peneliti sebagai berikut.

a. Cover bab. Bagian ini berisi judul, kurikulum, kelas, dan logo universitas.

b. Halaman awal modul. Bagian ini berisi kata pengantar, daftar isi.

c. Pendahuluan modul. Bagian ini berisi deskripsi modul, petunjuk penggunaan modul,

kompetensi inti dan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, pengantar modul, peta

konsep.

d. Isi modul. Bagian ini berisi kegiatan pembelajaran modul, kegiatan belajar2 pada

pertemuan 1,2, dan 3, serta materi pembelajaran.


e. Penutup modul. Bagian ini berisi rangkuman materi, evaluasi, glosarium, daftar

pustaka, daftar simbol, tabel satuan-satuan dasar, jawaban kegiatan belajar 2 pada

pertemuan 1,2, dan 3, serta jawaban evaluasi pembelajaran, dancover modul.

3. Tahap Desain Produk

Tahap desain produk pengembangan 4-D ini mengadaptasi dari model Thiagarajan

(Ibrahim, 2012: 28). Tahap disseminate tidak dilakukan karena hanya dilakukan di SMPN 8

Palangka Raya.

Modifikasi bagan model pengembangan 4-D dari Thiagarajan disajikan pada

gambar 22 sebagai berikut.

Praktik Kegiatan Guru


Preliminary Study Dalam pembelajaran
Pembelajaran
oleh Guru
Analisis PENDEFINISIAN

Analisis Analisis
Kebutuhan Analisis Materi
Kurikulum

Desain Awal Modul


PERANCANGAN
Draf 1
Telaah Validator

Revisi 1
Draf 2
PENGEMBANGAN
Revisi 2
Analisi Data
Perangkat Modul

Gambar 22. Modifikasi Bagan Model Pengembangan4-D (Ibrahim, 2012: 29)


Tahap desain produk pengembangan yaitu sebagai berikut.

a. Tahap Define (Pendefinisian)

Tahap define merupakan tahap pendefinisian atau tahap penetapan syarat-syarat

pembelajaran.Menentukan dan menetapkan syarat-syarat pembelajaran diawali dengan

preliminary study.

1) Preliminary Study

a) Praktik Pembelajaran oleh Guru

Berdasarkan wawancara terhadap guru IPA kelas VII di SMPN 8 Palangka

Raya,bahan ajar yang digunakan guru yaitu berupa buku paket guru dan buku paket

peserta didik dari Kementerian Guruan dan Kebudayaan revisi 2017 sebagai sumber

pembelajaran.

b) Kegiatan Guru dalam Pembelajaran

Berdasarkan wawancara terhadap guru IPA kelas VII, kegiatan guru dalam

pembelajaran yaitu mengarahkan peserta didik dan menjelaskan materi yang terdapat

pada buku paket peserta didik yang dipinjamkan oleh pihak sekolah, setelah selesai

membahas materi guru bertanya kepada peserta didik dan juga meminta peserta didik

untuk melakukan latihan yang terdapat pada bagian akhir materi.

2) Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan digunakan untuk mengetahui kebutuhan guru dan peserta

didik dalam proses kegiatan pembelajaran. Guru yang lebih banyak aktif dari peserta

didik selama kegiatan pembelajaran, hal ini dikarenakan bahan ajar yang digunakan

kurang adanya penjelasan yang jelas dan kurang menarik untuk digunakan. Hal ini

disebabkan karena bahan ajar yang digunakan kurang adanya penjelasan yang jelas dan

kurangmenarik untuk digunakan. Hal ini terlihat pada bahan ajar yang diperlihatkan oleh

Guru IPA kelas VII, pada buku peserta didik hanya menyajikan materi, contoh soal, dan
latihan soal saja. Buku paket peserta didik yang dipinjam oleh sekolah juga terlalu banyak

menggunakan kalimat yang berbelit-belit dan menjadikan peserta didik malas untuk

membacanya, sehingga selalu menunggu penjelasan dari guru saja dan juga pada materi

suhu dan kalor dalam buku paket tersebut dibuat terpisah dan tidak dalam satu sub bab

materi, sehingga menjadikan guru yang lebih banyak aktif dari peserta didik selama

kegiatan pembelajaran. Berdasarkan informasi dari guru IPA kelas VII sebagian dari

peserta didik mengganggap bahwa pelajaran IPA selalu berkaitan dengan hitung-

hitungan.

3) Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum dilakukan wawancara dengan guru IPA mengenai kurikulum

yang digunakan di sekolah. Hasil wawancara, guru mengatakan bahwa SMPN 11

Palangka Raya menggunakan kurikulum 2013. Analisis kurikulum bertujuan untuk

menganalisis materi pembelajaran agar sesuai dengan garis besar pembelajaran dan

tuntutan kebutuhan pembelajaran yang telah ditetapkan di dalam kurikulum 2013.

Berdasarkan analisis kurikulum 2013 terdapat Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi

Dasar (KD) yang sesuai dengan materi suhu dan kalor. Kompetensi Inti dan Kompetensi

Dasar materi Suhu dan Kalor terlihat seperti pada tabel 7 sebagai berikut.

Tabel 7. Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar Materi Suhu dan Kalor
Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar (KD)
KI 1: Menghargai dan menghayati ajaran 1.4 Menganalisis konsep suhu,
agama yang dianuntnya pemuaian, kalor,
perpindahan kalor, dan
KI 2: Menghargai dan menghayati perilaku penerapannya dalam
jujur, disiplin, tanggung jawab, kehidupaan sehari-hari
peduli (toleransi, gotong royong), termasuk mekanisme
santun, percaya diri dalam menjaga kestabilan suhu
berinteraksi secara efektif dengan tubuh pada manusia dan
lingkungan social dana lam hewan.
dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya. 1.5 Melakukan percobaan untuk
menyelidiki pengaruh kalor
KI 3: Memahami dan menerapkan terhadap suhu dan wujud
pengetahuan (faktual, konseptual, benda serta perpindahan
dan prosedural) berdasarkan rasa kalor.
ingin tahunnya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.

KI 4: Mengolah, menyaji, dan menalar


dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
(Kementerian Guruan dan Kebudayaan, 2017: 16)

4) Analisis Materi

Analisis materi bertujuan untuk menyesuaikan materi dengan kebutuhan guru dan

peserta didik serta kurikulum yang digunakan di sekolah. Hasil analisis materi yang telah

dilakukan, materi suhu dan kalor sesuai dengan kebutuhan guru dan peserta didik dan

kurikulum di SMPN 8 Palangka Raya. Analisis materi digunakan untuk mengidentifikasi

isi materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik di SMPN 8 Palangka

Raya dan tuntutan kurikulum 2013.


diukur dengan
Termometer

Suhu
Celcius

Reamur

ng
an
de

sk
al
Fahrenheit

Kelvin

terbagi atas Pemuaian Zat Padat


Suhu dan Kalor
Pemuaian Zat Cair

Pemuaian Zat Gas

Perubahan Suhu Benda


Kalor
Perubahan Wujud Benda

Konduksi
Perpindahan Kalor
Konveksi

Radiasi

Gambar 23. Peta konsep materi suhu dan kalor


(Widodo dkk, 2017: 87)
b. Tahap Design (Perancangan)

Tahap design bertujuan untuk merancang modul berbasis Pendekatan Saintifik.

Rancangan awal modul menghasilkan draf 1 yaitu modul berbasis Pendekatan Saintifk.

Modul yang dikembangkan peneliti terdiri dari komponen-komponen, yaitu (1) cover

modul berisi gambar yang berhubungan dengan materi suhu dan kalor, judul utama

modul, nama penyusun, tujuan modul untuk kelas VII, penyajian logo kurikulum 2013

dan logo universitas; (2) kata pengantar; (3) daftar isi modul; (4) deskripsi modul berbasis

Pendekatan Saintifik, petunjuk penggunaan modul; (5) kompetensi inti dan kompetensi

dasar; (6) tujuan pembelajaran modul, pengantar modul; (7) peta konsep; (8) Pendekatan
Saintifik dan kegiatan belajar 2 pada pertemuan 1,2 dan 3 ; (9) materi pembelajaran;

(10) rangkuman materi dari modul; (11) evaluasi pembelajaran; (12) glosarium; (13)

daftar pustaka; (14) daftar symbol; (15) lembar satuan-satuan dasar; (16) jawaban

kegiatan belajar 2 pada pertemuan 1,2 dan 3; (17) jawaban lembar evaluasi pembelajaran;

(18) lembar catatan; dan (19) cover penutup modul.Rancangan awal modul akan ditelaah

oleh validator yaitu dosen pembimbing program studi guruan fisika FKIP Universitas

Palangka Raya.

c. Tahap Develop (pengembangan)

Tahap developmerupakan tahap pengembangan modul untuk menghasilkan

produk berupa modul berbasis LKS. Pengembangan dilakukan sesuai tahapdesign (tahap

perancangan)sehingga diperoleh modul berbasis LKS. Tahap pengembangan modul akan

ditelaah oleh validator yaitu dosen pembimbing program studi guruan fisika FKIP

Universitas Palangka Raya. Berdasarkan saran dan komentar oleh dosen dan guru pada

lembar validasi modul, lembar validasi angket respon guru, dan lembar angket respon

guru terhadap pembelajaran dengan menggunakan modul pada desain awal modul.,

selanjutnya akan dilakukan revisi 1 dan menghasilkan draf II. Berdasarkan saran dan

komentar oleh dosen dan guru pada lembar validasi modul, lembar validasi angket respon

guru, dan lembar angket respon guru terhadap pembelajaran dengan menggunakan modul

padadraf II modul selanjutnya akan dilakukan revisi II, danselanjutnya akan dilakukan

analisis data sehingga menghasilkan modul yang siap digunakan.

A. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Wawancara dengan guru kelas VII SMPN 11 Palangka Raya untuk mengetahui praktik

pembelajaran oleh guru, kegiatan guru dalam pembelajaran, kebutuhan guru, kurikulum,

dan materi.
2. Lembar validasi modul berbasis Pendekatan Saintifik yang divalidasi oleh dosen

pembimbing program studi guruan fisika FKIP Universitas Palangka Raya.

3. Lembar angket respon guru terhadap pembelajaran dengan menggunakan modul

berbasisLKS yang divalidasi oleh guru mata pelajaran IPA kelas VII SMPN 8 Palangka

Raya.

4. Lembar validasi angket respon guru terhadap pembelajaran dengan menggunakan modul

berbasis LKS yang divalidasi oleh dosen pembimbing program studi guruan fisika FKIP

Universitas Palangka Raya.

B. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif

kualitatif yang memaparkan hasil pengembangan produk berupa modul berbasis LKS.

Lembar validasi modul berbasis LKS, lembar angket respon guru, dan lembar validasi angket

respon guru terhadap pembelajaran menggunakan modul memiliki 4 pilihan jawaban sesuai

pertanyaan yang tersedia pada lembar validasi. Skor penilaian dari tiap pilihan jawaban dapat

dilihat pada tabel 8 sebagai berikut.

Tabel 8. Skor Penilaian Validasi Dosen dan Guru (dimodifikasi)


Skor Kriteria
1 Tidak Baik
2 Kurang Baik
3 Baik
4 Sangat Baik
(Wibowo, 2018: 53)

Hasil dari skor penilaian dari masing-masing validator, kemudian dicari rata-ratanya

untuk menentukan kevalidan dan kelayakan modul berbasis LKS.Berikut ini kriteria

validasidapat dilihat dalam tabel 9sebagai berikut.

Tabel 9. Kriteria Validasi (dimodifikasi)


Skor Kriteria
Keterangan
Rata-rata Kelayakan
1,00≤ x ≤ 1,75 Tidak Baik Belum dapat digunakan dan masih
memerlukan konsultasi
1,76≤ x ≤ 2,50 Kurang Baik Dapat digunakan dengan banyak
revisi
2,51≤ x ≤ 3,25 Baik Dapat digunakan dengan sedikit
revisi
3,26≤ x ≤ 4,00 Sangat Baik Dapat digunakan tanpa revisi
(Febriana, 2014: 6)

Anda mungkin juga menyukai