Anda di halaman 1dari 25

MODUL 9 DAN 10

Perspektif Pendidikan
Gelar Aji Hidayat 857598341
Isti Awalia 857598359
Rachmi Fajriati 857598366
Tata Reinalda 857598413
Potret Bahan Ajar
Buku teks

Media taktil/
manipulaives

Program audio

A. Bentuk bahan ajar

Program video

Handouts

Potret bahan ajar

Lembar Kerja SIswa

Buku Teks
B. Bahan ajar yang
digunakan di sekolah
LKS
B. BAHAN AJAR YANG DIGUNAKAN DI
SEKOLAH
Komponen buku teks sebagai bahan ajar Komponen LKS

1. Tujuan pembelajaran 1. Tujuan

2. Uraian materi 2. Materi/sumber

3. Evaluasi 3. Waktu

4. Cara kerja
5. Hasil yang diharapkan
6. Tindak lanjut
Kelemahan Bahan Ajar yang
Digunakan di SD
• Salah konsep
• Tidak memadainya cakupan materi yang disajikan
• Penggunaan ilustrasi yang kurang tepat
• Penyajian ilustrasi yang tidak sesuai dengan aturan
pengembangan alat evaluasi
• Penggunaan Bahasa yang tidak sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa
KB 2. A. Pengembangan Bahan Ajar Di Sekolah
Menurut Dick, Carey & Carey (2001:254-255) langkah-langkah untuk mengembangkan
bahan ajar adalah:
1. Menelaah strategi pembelajaran yang akan dilakukan untuk mencapai kompetensi
yang ditetapkan.
2. Melakukan survei berbagai literatur dan ahli bidang ilmu untuk mengetahui bahan
ajar yang sudah tersedia.
3. Mempertimbangkan apakah akan mengadopsi atau mengadaptasi bahan ajar yang
tersedia.
4. Menentukan apakah materi baru akan dirancang.
5. Menelaah hasil analisis tentang siswa dan masing-masing proses pembelajaran.
6. Menelaah hasil analisis konteks belajar dan asumsi tentang sumber belajar.
7. Merancang dan menulis materi bahan ajar berdasar strategi pembelajaran.
8. Menelaah setiap pertemuan pembelajaran.
9. Membuat Lembar Kerja Siswa.
10. Melakukan evalusi bahan ajar yang dikembangkan
11. Memperbaiki bahan ajar sesuai dengan hasil evaluasi.
A. Penulisan Bahan Ajar
Langkah-langkah yang dapat dilakukan guru untuk menulis bahan ajar adalah:
1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan kemampuan yang diharapkan
dikuasai siswa setelah mempelajari suatu bab atau topik atau tema tertentu.

2. Menyajikan Materi Pelajaran menurut Hasan (2007) :


a. Berkaitan erat dengan kompetensi atas kemampuan yang terkandung pada
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Standar Kompetensi Lulusan.
b. Dapat dipelajari peserta didik dan sesuai dengan perkembangan kemampuan
mereka
c. Sumber untuk mempelajari materi tersebut tersedia
d. Tahan lama dan memiliki manfaat yang bertahan lama.
e. Memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
f. Ekonomis dalam arti sustu materi yang dipilih dapat digunakan untuk
menguasai lebih dari kompetensi
3. Mengembangkan Evaluasi
Evaluasi dikembangkan untuk mengetahui tingkat penguasaan
siswa terhadap materi yang telah disajikan. Alat evaluasi
dikembangkan berdasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam tujuan
pembelajaran. Alat evaluasi dikembangkan untuk ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor sesuai kemampauan yang diharapkan
dikuasai siswa dan sesuai aturan pengembangan alat evaluasi
B. Penggunaan Bahan Ajar Yang Sudah Tersedia

Pedoman pemilihan Pemilihan bahan


bahan ajar bagi guru ajar
Dalam Depdiknas Menurut Dick &
2004 Carey, 2001

Pemilihan buku
kerja siswa
Ornstein (1990)
Kriteria yang dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam memilih
bahan ajar Depdiknas, 2004
1. Kriteria filosofis 2. Kriteria psiko-pedagogis
a. Siswa memiliki wawasan dan pemahaman yang
a. Menjadi alat dan sarana mendalam terhadap bidang ilmu;
untuk perkembangan b. Merefleksikan keterkaitan dengan latar belakang dan
kompetensi siswa; serta karakteristik awal siswa serta kebutuhan dan minat
siswa;
b. Membantu siswa mem- c. Sesuai dengan jenjang intelektual dan kematangan
peroleh pemahaman yang siswa;
d. Dapat mengakomodasikan keterkaitan dengan beragam
mendalam tentang suatu pengalaman awal siswa;
bidang ilmu e. Mendukung pencapaian keterampilan belajar tingkat
tinggi (higher order learning) dan kreatifitas siswa;
f. Memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan sikap dan tata nilai; serta
g. Dapat membekali siswa agar dapat belajar seumur
hidup.
Kriteria dalam pemilihan bahan ajar Dick & Carey, 2001
Kriteria yang berkenaan
Kriteria yang berpusat pada dengan siswa / kelompok
tujuan (goal-centered criteria): target (learner-centered
a. Kesesuaian antara isi bahan ajar criteria):
dengan tujuan pembelajaran serta a. Tingkat kosakata dan bahasa
standar kompetensi dan kompetensi siswa;
dasar; b. Tingkat perkembangan, motivasi,.
b. Kecukupan cakupan dan kelengkapan dan minat siswa; serta
materi yang disajikan; c. Latar belakang dan pengalaman
c. Kebenaran konsep siswa.
d. Ketelitian;
e. Kekinian (sesuai dengan
perkembangan bidang ilmu); dan
f. Keobjektifan.
Kriteria dalam pemilihan bahan ajar Dick & Carey, 2001
Kriteria yang berpusat pada proses
Kriteria yang berpusat pada konteks
(context- centered criteria): belajar (learning-centered criteria):

a. Kebenaran urutan sajian materi;


a. Keotentikan atau keaslian materi; b. Pemberian motivasi belajar bagi siswa;
dan c. Ketersediaan latihan praktek dan kegiatan
b. Kelayakan bahan ajar dalam hal yang menuntut keaktifan siswa;
kondisi bahan ajar dan biaya. d. Ketersediaan balikan yang memadai;
e. Ketersediaan asesmen yang tepat;
f. Ketersediaan kegiatan tindak lanjut untuk
meningkatkan ingatan dan transfer;
g. Penggunaan ilustrasi yang tepat untuk
mencapai tujuan pembelajaran;Ketersediaan
panduan bagi siswa dalam melakukan satu
atau beberapa kegiatan.
Kriteria memilih buku kerja siswa Ornstein (1990)
1. Tujuan
(objective)
3.
2. Keterbacaan
Kegunaan
(Readibility)
(Unility)

4. Kognisi 5. Cakupan materi


(cognition) (content coverage)

6. Audio-visual 7. Teori belajar


(learning theory)

8. Karakteristik fisik
(physical characteristics)
MODUL 10
A. Sarana Prasarana dan
Keterjangkauan Wilayah
● Yang menjadi sumber terbatasnya sarana dan prasarana bagi suatu sekolah, yaitu:
● Letak geografis yang jauh sehingga untuk menjangkaunya diperlukan waktu dan
alat transportasi yang memadai,
● Kurangnya sinkron informasi antar instansi yang terkait,
● Sarana yang ada tidak mampu menampung banyaknya jumlah siswa,
● Kurangnya motivasi usia produktif untuk bersekolah karena kombinasi keterbatasan
sarana, dukungan keluarga dan keramahan alam.
B. Metode Pembelajaran
Ada beberapa alasan banyak guru belum kompeten yaitu
● Guru belum menguasai bahan ketika belajar atau kuliah dan
guru mengajarkan yang bukan bidangnya,
● Banyak guru yang dalam mengajar hanya menggunakan
model yang sama, mereka kurang menguasai berbagai
model pembelajaran yang sesuai perkembangan anak didik
dan sesuai teori pendidikan yang baru.
C. Ketidakmerataan Jumlah Guru
Perbandingan antara guru yang mengajar di
daerah terpencil dengan guru yang mengajar di
kota sangat jauh. Dari segi kuantitas, jumlah
guru sebetulnya telah memadai, tetapi sisi
pemerataan dan kualitasnya belum sesuai.
KB 2 A. Pembelajaran Kontekstual
Adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antar pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
>> Pembelajaran Konstektual adalah salah satu strategi pembelajaran yang
berhubungan dengan :
1. Fenomena kehidupan sosial masyarakat, bahasa, lingkungan hidup, harapan
dan cita tumbuh.
2. Fenomena dunia pengalaman dan pengetahuan murid.
3. Kelas sebagai fenomena sosial.
Pembelajaran Konstekstual melibatkan
7 komponen utama pembelajaran efektif
yaitu :
1. Konstruktivisme( constructivism)
2. Bertanya (questioning)
3. Menemukan (inquiry)
4. Masyarakat belajar (learning community)
5. Pemodelan (modeling)
6. Penilaian sebenarnya (authentic assessment)
B. PAKEM
Perspektif guru:
Guru aktif memantau kegiatan belajar siswa
Guru kreatif mengembangkan kegiatan yang beragam
dan membuat alat bantu belajar sederhana
Efektif, sehingga mencapai tujuan pembelajaran
Menyenangkan, anak tidak takut salah, tidak takut
ditertawakan, dan tidak disepelekan
Pespektif siswa:
• Siswa aktif bertanya
• Siswa kreatif merancang / membuat sesuatu
• Efektif, menguasai ketrampilan yang
diperlukan
• Menyenangkan, siswa berani menckoba,
berani bertanya
C. Pembelajaran Kooperatif dan Kolaboratif
• Keduanga merupakan suatu model pembelajaran yang
mengutamakan adanya kelompok-kelompok yang bersifat heterogen
(kemampuan, suku dan budaya, serta jenis kelamin).
• Semua model pembelajaran, termasuk kooperatif dan kolaboratif
ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur
penghargaan yang berbeda antara model pembelajaran.
• Pembelajaran yang dilaksanakan pada dasarnya merupakan aktivitas
mengaktifkan, menyentuhkan, mempertautkan, menumbuhkan,
mengembangkan, dan membentuk pemahaman melalui penciptaan
kegiatan, pembangkitan penghayatan, internalisasi, proses penemuan
jawaban pertanyaan, dan rekonstruksi pemahaman melalui refleksi
yang berlangsung secara dinamis, atas dasar keberagaman pemikiran
sebagai wujud nyata perbedaan yang ada di antara para siswa.
Ilustrasi . . . .
Pak Gun adalah guru kelas 6 di sebuah SD di daerah yang mata pencaharian
penduduknya adalah menyadap nira kelapa kemudian diproses menjadi gula
jawa. Jumlah siswa kelas 6 yang diajar pak Gun berjumlah 25 siswa. Suatu
ketika, dalam mata pelajaran IPS, Pak Gun mengajarkan materi sumber daya
alam dan rangkaian kegiatan ekonomi. Aktivitas pembelajaran yang dipilih
adalah dengan menugaskan secara kelompok, yang masing-masing terdiri
atas 5 siswa, untuk mengidentifikasi siklus perekonomian yang menjadi mata
rantai di desa mereka selama satu minggu. Dari 5 kelompok yang terbentuk,
Pak Gun memberikan tugas yang berbeda. Kelompok 1-2 diberi tugas
mendeskripsikan manfaat industri pengolahan gula jawa dalam menciptakan
lapangan pekerjaan masyarakat. Kelompok 3-4 diberi tugas untuk
mengevaluasi harga gula jawa di tingkat perorangan, tengkulak, dan harga
pasaran. Sementara kelompok 5 diberi tugas untuk melihat risiko yang
dihadapi penyadap ketika melakukan aktivitas keseharian di musim hujan.
Ilustrasi . . . .
Dalam paparan tiap kelompok, masing-masing kelompok
mengajukan argumen masing-masing ada yang pro dan ada yang kontra.
Kelompok 3 menganggap bahwa tengkulak menjadi sumber malapetaka
yang memainkan harga hula jawa, sedangkan kelompok 4 berpendapat
bahwa tengkulak justru membantu memudahkan para warga menjual
gula jawa hasil olahannya. Pak Gun memberikan ulasan yang sangat
positif bahwa semua hasil pendeskripsian yang mereka sampaikan
benar. Pak Gun justru senang dengan adanya perbedaan pendapat
antara siswa. Pak Gun kemudian menyimpulkan bahwa terdapat sisi
positif dan negatif adanya tengkulak bagi penyadap nira. Selain
mendapatkan keuntungan yang kecilkarena sudah dililit sistem ijon,
mereka tidak ada piliha lain karena memang itulah mata pencaharian
yang layak untuk mereka dengan kondisi desa yang berbukit-bukit, tanah
pertanian memang tidak bersahabat.
Terdapat lima langkah yang telah dilakukan Pak Gun dalam penerapan
model pembelajaran kooperatif dan kolaboratif:
• Pembelajaran berbasis masalah
• Pemanfaatan lingkungan siswa untuk memperoleh pengalaman belajar
• Pemberian aktivitas kelompok
• Pembuatan aktivitas belajar mandiri
• Penerapan penilaian autentik

Hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan pembelajaran yang


efektif, yaitu mempersiapkan dalam bentuk analisis masalah di
lingkungan sekitar yang disesuaikan dengan silabus, kemudian
mengidentifikasi kompetensi yang akan dicapai untuk memilih model
pembelajaran yang tepat. Selain itu, guru harus memberikan
penghargaan kepada siswa.
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik and illustrations by Stories

Anda mungkin juga menyukai