NOMOR 1 – 4
Terkait pada berbagai pandangan pakar tersebut di atas yang sangat relevan untuk menggali
landasan filosofis dan psikologis-pedagogis pendidikan di SD/MI.
a) Teori Kognifisme
Pieget menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah duplikat dari objek, dan bukan pula
sebagai tampilan kesadaran dari bentuk yang ada dengan sendirinya dalam diri individu.
Pengetahuan sesungguhnya merupakan konstruksi pikiran yang terbentuk, karena secara
biologis adanya interaksi antara organisme dengan lingkungan, dan secara kognitif
adanya interaksi antara organisme dengan lingkungan, dan secara kognitif adanya
interaksi antara pikiran dengan objek.
Secara teoritik perkembangan kognitif mencakup tiga proses mental yakni:
Assimilation atau asimilasi
Assimilation atau asimilasi adalah integrasi data baru dangan struktur kognitif yang
sudah ada dalam pikiran
Accommodation atau akomodasi
Accommodation atau akomodasi menunjuk pada proses penyesuaian struktur kognitif
dengan situasi baru
Equilibration atau ekuibrasi
Equilibration atau ekuibrasi adalah proses penyesuaian yang sinambung antara
asimilasi dan akomodasi.
Anak usia SD/MI berada dalam tahap perkembangan kognitif Praoperasional sampai
Konkret. Pada usia ini anak memerlukan bimbingan sistematis atau sistemik guna
membangun pengetahuannya. Oleh karena itu, peran pendidikan di SD/MI sangatlah
strategis bagi pengembangan kecerdasan dan kepribadian anak.
b) Teori Historis-Kultural (Cultural Historical Theories)
Secara sosial-kultural aktivitas mental merupakan sesuatu hal yang unik hanya pada
manusia. Hal ini merupakan produk dari belajar sosial atau social learning, yakni
penyadaran simbol-simbol sosial dan internalisasi kebudayaan dan hubungan sosial.
Kebudayaan diinternalisasi dalam bentuk system neuropsikis yang merupakan bagian
dari bentuk aktivitas fisiologis dari otak manusia. Aktivitas mental yang tinggi
memungkinkan pembentukan dan perkembangan proses mental manusia yang lebih
tinggi.
Dengan menggunakan teori sosial kultural, proses pendidikan di SD/MI seyogianya
diperlukan sebagai proses pertumbuhan kemampuan dalam diri individu sebagai produk
interaksi antara kemampuan intramental dan intermental individu dalam konteks sosial-
kultural, lingkungan sosial-kultural.