Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PEMBAHASAN

A. Prinsip Fisika
Bayangkan kita telah membeli tiket dan menaiki roller coaster. Sekarang, kita
meluncur turun pada trek 60 mil/jam, melewati tikungan tajam dan loop yang
menantang maut. Jantung terasa sudah di tenggorokan dan perut ingin mengeluarkan
seluruh isinya. Satu hal yang memisahkan kita dari kecelakaan adalah sabuk pengaman
yang berada di pundak. Tapi, apakah benar kita dalam bahaya?
Para desainer roller coaster telah merancang roller coaster untuk bergerak seperti itu
tapi sebenarnya kita tidak berada dalam bahaya seperti yang kita duga. Semua wahana
di taman hiburan menggunakan prinsip/hukum fisika untuk mensimulasikan bahaya,
sementara wahananya biasanya sangat aman. Bagaimana prinsip/hukum fisika
berpengaruh pada wahana yang ada di taman hiburan? Hal itu akan terjawab setelah
mengetahui apa saja prinsip/hukum fisika yang bekerja. Ada pun prinsip/hukum fisika
yang bekerja pada roller coaster yaitu:
1. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang mempengaruhi benda karena posisi
(ketinggian) benda tersebut yang mana kecenderungan tersebut menuju tak lain
terkait dengan arah dari gaya yang ditimbulkan dari energi potensial
tersebut.Jumlah energi potensial yang dimiliki oleh suatu benda tergantung pada
massa dan ketinggian. Satuan SI untuk mengukur usaha dan energi adalah Joule
(simbol J). Sebutan energi potensial pertama kali dikemukakan oleh seorang teknik
dan fisikawan berkebangsaan Skotlandia, William Rankine. Energi potensial dapat
dirumuskan sebagai berikut:
𝐸𝑝 = 𝑚𝑔ℎ
Keterangan:
Ep = energi potensial (J)
m = massa (Kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian (m)

1
Jadi, Energi potensial (Ep) yakni energi yang dikandung roller coaster
dikarenakan oleh posisinya, bernilai maksimum di posisi puncak lintasan. Energi
potensial bernilai nol di posisi lembah (posisi terendah) lintasan. Energi potensial
diubah menjadi energi kinetik, ketika roller coaster bergerak menurun.

2. Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi gerak yang diperoleh sebagai gerakan dari obyek,
partikel, atau seperangkat partikel. Sebuah obyek yang memiliki gerak, apakah itu
gerak vertikal atau horizontal, maka sebuah obyek tersebut berarti memiliki energi
kinetik. Faktor yang mempengaruhi energi kinetik adalah semakin berat sebuah
obyek tersebut dan semakin cepat pula obyek tersebut bergerak maka energi kinetik
yang yang dimiliki obyek tersebut semakin besar.

1
𝐸𝑘 = 𝑚𝑣 2
2
Keterangan :
Ek = energi kinetik (J)
m = massa (Kg)
v = kecepatan (m/s)

Jadi, Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena
gerakannya. Semua benda yang bergerak memiliki energi kinetik. Jumlah energi
kinetik tergantung pada massa dan kecepatan benda. Roller coaster memiliki banyak
energi kinetik jika bergerak cepat dan memiliki massa yang cukup berat. Secara
umum, energi kinetik pada roller coaster adalah maksimum ketika roller coaster
mencapai ketinggian minimum.

2
3. Dinamika Roller Coaster (Percepatan & Perlambatan)
Gerak Roller Coaster mengalami percepatan yakni perubahan kecepatan
terhadap waktu yakni kecepatan bertambah terhadap waktu, ketika bergerak
menurun. Roller coaster mengalami perlambatan (percepatan negatif) yakni
kecepatan berkurang terhadap waktu ketika bergerak menaik. Perubahan kecepatan
juga terjadi saat roller coaster berubah arah.

4. Gaya Gravitasi
Pada roller coaster, kamu tentu mengalami gaya gravitasi, yakni gaya
(interaksi) yang disebabkan oleh tarikan massa bumi terhadap massa tubuhmu
(karena massa bumi jauh lebih besar dibandingkan dengan massa tubuhmu). Gaya
gravitasi tersebut diartikan F= kurang lebih 10.000 N. Tetapi dari hasil penelitian
setiap roller coaster tergantung dengan berat, dan putarannya.
5. Kekekalan Energi
Dalam proses perubahan energi Ek menjadi Ep dan Ep menjadi Ek ini,
sebagian energi diubah menjadi energi panas (kalor) karena adanya gesekan
(friksi). Misal, roda roller coaster dengan rel lintasan. Energi total sistem tidak
bertambah atau berkurang. Energi “hanya” berubah bentuk (misal: Ek, Ep, kalor).

Ep dan Ek pada Roller Coaster

3
1. Di titik A, roller coaster memiliki EPmaks dan EK nol, karena roller coaster
belum bergerak.
2. Di titik B. roller coaster memiliki laju maks maka ia terus bergerak ke titik C.
3. Di titik C benda tidak berhenti tapi sedang bergerak dengan laju tertentu,
sehingga pada titik ini roller coaster berada pada ketinggian maks dari lintasan
lingkaran. Roller coaster terus bergerak kembali ke titik C. Pada titik C, semua
EK Roller coaster kembali bernilai maks sedangkan EP-nya nol.
6. Gaya Sentripetal
Gaya sentripetal adalah gaya yang berusaha menarik objek mengarah ke titik
pusat (sumbu). Ketika roller coaster bergerak melalui lintasan memutar, gaya
sentripental mempertahankan roller coaster agar tetap bergerak memutar.
7. Gaya Sentrifugal
Bentuk alur lintasan roller coaster yang menikung, menjadikan pada
pengendara bekerja gaya sentrifugal. Tergantung di tikungan mana ia berada, gaya
sentrifugal dapat menyebabkan berat pengendara bertambah (G>1) atau berkurang
(G<1).
Gaya sentrifugal yang dirasakan penumpang bukan hanya pada loop saja, tetapi
juga pada setiap tikungan yang dibuat sepanjang lintasan. Ketika penumpang
berbelok kekanan, penumpang akan terlempar ke kiri. Sebaliknya ketika berbelok
ke kiri penumpang akan berbelok ke kanan. Orang akan terpental lebih keras jika
berpegang erat‐erat pada batang pengaman, karena itu agar lebih nyaman banyak
penumpang membiarkan tangan mereka bebas.

4
Ketika roller coaster melaju turun (lihat kurva yang rendah), gaya berat akan
searah dengan gaya centrifugal, yang menyebabkan gaya keseluruhan bertambah
(gaya yang searah akan dijumlahkan), sehingga anda seperti merasa tertekan ke
bawah (G>1).

Sebaliknya ketika roller coaster melaju naik (lihat kurva yang tinggi), gaya
berat akan berlawanan arah dengan gaya centrifugal, sehingga gaya keseluruhan
akan menjadi kecil (gaya yang searah akan dikurangi). Ini menyebabkan ada gaya
yang seolah-olah menarik anda keatas (G<1).

8. Momentum
Momentum berkaitan dengan kuantitas gerak yang dimiliki sebuah objek.
Setiap massa yang bergerak memiliki momentum. Bahkan, momentum tergantung
pada massa dan kecepatan atau dengan kata lain jumlah barang yang bergerak dan
seberapa cepat barang bergerak. Jadi, roller coaster yang bergerak dengan
kecepatan tinggi memiliki momentum yang tinggi pula.
B. Cara Kerja Roller Coaster
Wahana permainan yang satu ini, memang berbeda dengan wahana permainan
yang lainya. Selain menegangkan, permainan ini sangat seru, sangat cocok untuk
melatih adrenalin, ketika keretanya berjalan, rasanya tubuh kita terbang, meluncur,
menukik sangat cepat. Roller coaster bisa melaju sangat cepat, namun meskipun dapat
melaju cepat ternyata roller coaster tidak mempunyai mesin. Tidak mempunyai mesin?
Kalau tidak menggunakan mesin, kenapa bisa melaju sangat cepat?
Roller coaster dapat meluncur dengan cepatnya adalah berkat energi potensial.
Roller coaster dinaikkan terlebih dahulu ke puncak bukit pertama pada lintasan dengan
menggunakan semacam ban berjalan, seperti pegangan tangan pada tangga berjalan
(eskalator).
Lintasan naik ini dibuat tidak terlalu curam karena makin curam lintasan, makin
besar daya motor penggerak ban berjalannya. Puncak bukit pertama dibuat lebih tinggi
dari puncak bukit selanjutnya ataupun dari tinggi loop (lintasan berbentuk tetes air).

5
Hal itu bertujuan agar kendaraan memiliki energi potensial yang cukup besar sehingga
mampu melintasi seluruh lintasan dengan baik.
Dari puncak yang paling tinggi itulah roller coaster meluncur, saat meluncur turun,
kecepatan roller coaster semakin lama semakin tinggi, dan akan kembali naik dengan
cepat menuju langit, pada saat naik sampai ke tempat yang paling tinggi, kecepatan
akan berkurang dan memiliki energi potensial, kemudian bergerak kembali meluncur
ke bawah. Ketika meluncur dari bukit pertama, penumpang dilepas dan jatuh bebas
dipercepat. Agar efek jatuh bebas ini dapat lebih dirasakan, lintasan luncuran dibuat
berbentuk seperti sebuah parabola (lintasan benda di bawah medan gravitasi). Pada saat
bergerak ke bawah, energi potensial akan berubah menjadi energi kinetik (energi
gerak). Semakin ke bawah maka kecepatan geraknya akan semakin bertambah namun
energi potensialnya semakin kecil sedangkan energi kinetiknya semakin besar.
Memasuki loop, penumpang dihadapkan pada loop yang seperti tetes cair. Loop
tidak dibuat seperti lingkaran penuh karena pada titik terendah loop yang berbentuk
lingkaran penumpang akan mengalami bobot 6 kali bobot semula. Bobot sebesar ini
membahayakan penumpang karena darah tidak mampu mengalir ke otak, mata
berkunang-kunang, dan pingsan.
Ketika roller coaster yang memiliki energi kinetik yang besar, kembali naik ke
tempat yang tinggi dan kecepatannya akan menurun sedikit demi sedikit, hal ini karena
energi kinetik berkurang sedangkan energi potensialnya akan kembali bertambah.
Perubahan energi potensial menjadi energi kinetik dan perubahan energi kinetik
menjadi energi potensial yang terjadi secara terus menerus inilah yang membuat roller
coaster yang tidak memiliki mesin dapat bergerak dengan cepat. Pada saat meluncur
dengan cepat, kita akan merasakan seolah-olah seluruh tubuh kita ikut terbang atau
perut jadi mual bahkan jantung jadi ikut berdesir, itu adalah efek inersia yaitu efek
yang membuat jantung dan alat-alat tubuh kita sedikit terangkat dari tempatnya semula
(inersia) karena gerakan yang sangat kencang itu.
Di puncak loop, penumpang tidak akan jatuh karena gaya sentrifugal yang
dirasakan mampu mengimbangi gaya berat akibat tarikan gravitasi bumi. Gaya
sentrifugal juga dirasakan penumpang saat melintasi belokan belokan tajam yang

6
dibuat sepanjang lintasan. Saat roller coaster berbelok ke kanan, penumpang akan
terlempar ke kiri sebaliknya, ketika roller coaster berbelok ke kiri, penumpang akan
terlempar ke kanan. Penumpang akan terlempar lebih keras jika berpegang erat-erat
pada batang pengaman. Oleh karena itu, sebaiknya tangan dibiarkan bebas sambil
berteriak-teriak agar lebih nyaman.

7
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Roller coaster adalah wahana permainan berupa kereta yang dipacu dengan
kecepatan tinggi pada jalur rel khusus, biasanya terletak di atas tanah yang memiliki
ketinggian yang berbeda-beda. Rel ini ditopang oleh rangka baja yang disusun
sedemikian rupa.
2. Prinsip/hukum fisika yang bekerja pada roller coaster yaitu energi potensial, energi
kinetik, dinamika roller coaster (percepatan & perlambatan), gaya gravitasi,
kekekalan energi, gaya sentripetal, gaya sentrifugal, dan momentum.
B. Saran
Wahana roller coaster adalah salah satu wahana yang paling di gemari oleh
masyarakat tapi hanya segelintir orang yang mengetahui bahwa seluruh wahana di
taman hiburan termasuk roller coaster menggunakan prinsip/hukum fisika karena itu
lah di perlukan usaha untuk mensosialisasikan bahwa fisika adalah salah satu faktor
penting dalam menciptakan seluruh wahana tersebut bahkan seluruh mesin yang ada di
dunia ini karena pada dasarnya seluruh mesin tersebut menggunakan prinsip/hukum
fisika. Jadi, sangat lah penting untuk memperkenalkan fisika yang di aplikasikan di
kehidupan nyata agar tidak ada lagi kesan yang mengatakan fisika hanya lah salah satu
mata pelajaran yang sulit dan selalu bergumul dengan rumus. Sehingga, fisika tidak
hanya dikenal sebagai mata pelajaran kumpulan rumus tapi juga mata pelajaran
penggerak dunia.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://en.wikipedia.org/wiki/Physics_of_roller_coasters
(Diakses pada tanggal 28 September 2019)

http://www.learner.org/interactives/parkphysics/coaster.html
(Diakses pada tanggal 28 September 2019)

http://aldianggrafisikakesehatan.blogspot.com/2011/08/gerak-pada-roller-coaster.html
(Diakses pada tanggal 28 September 2019)

http://engineeringtown.com/kids/index.php/kamu-harus-tahu/278-cara-kerja-roller-
coaster
(Diakses pada tanggal 28 September 2019)

Soedojo, Peter. 1999. Fisika Dasar. Yogyakarta: Andi.

Tipler, Paul A.2001.Fisika.Jakarta:Erlangga.

Zemansky,dkk.2007.Fisika Universitas Edisi ke-10 jilid 2.Jakarta:Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai