KAJIAN PUSTAKA
1. Modul
a. Pengertian Modul
peserta didik mencapai tujuan belajar. Modul adalah salah satu bahan ajar
yang dirancang sesuai kebutuhan belajar pada mata pelajaran tertentu untuk
disusun dalam satu modul secara untuh (self contained) yang digunakan
serta memberikan kesempatan untuk melakukan tes sendiri (self test) dan juga
berlangsung.
Pengertian modul yang dikemukan oleh ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa modul merupakan bahan ajar dapat digunakan oleh peserta didik
b. Karakteristik Modul
Menurut depdiknas (2008) sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik
tingkat penguasaannya;
satu modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan
modul menjadi tidak tergantung dan harus menggunakan media lain yang
teknologi, serta fleksibek digunakan. Modul yang adaptif adalah jika isi
materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu
tertentu.
umum digunakan.
1) Peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan
2) Peran pendidik agar tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan
yang tersedia di dalam modul, selain itu di dalam modul juga terdapat
dapat belajar lebih cepat serta menyelesaikan modul dengan lebih cepat.
Peserta didik yang memiliki kecepatan belajar lambat, maka peserta didik
Tujuan modul dapat disimpulkan bahwa modul yang baik adalah dapat
peserta didik dalam mengerjakan evaluasi tanpa melihat kunci jawaban yang
didik, dan di dalam modul terdapat lembar evaluasi sehingga peserta didik
d. Unsur-Unsur Modul
antara lain judul, petunjuk belajar (petunjuk peserta didik atau pendidik),
petunjuk kerja atau lembar kerja, dan evaluasi. Guru dapat menyusun sebuah
a) Judul modul, yaitu berisi tentang nama modul dari suatu mata pelajaran
tertentu.
b) Petunjuk umum, yaitu memuat penjelasan langkah-langkahyang akan
dan evaluasi.
c) Materi modul, yaitu berisi penjelasan secara rinci tentang materi yang
d) Evaluasi semester, yaitu terdiri atas evaluasi tengah semester dan akhir
berikut:
tingkah laku atau pengetahuan peserta didik yang seharusnya telah mereka
dikuasai oleh peserta didik dan disusun secara khusus sedemikian rupa,
modul.
melakukan semua kegiatan pada kertas lembaran kerja yang telah disediakan
sederhana).
kesalahan dalam pekerjaan mereka dengan adanya kunci jawaban yang telah
f) Lembaran evaluasi
pada modul oleh peserta didik, ditentukan oleh hasil tes akhir yang terdapat
terdapat pada lembar kerja. Peserta didik yang malas belajar yang hanya
hanya diketahui oleh pendidik saja, sehingga dari hasil jawaban peserta didik
terhadap evaluasi tersebut dapat diketahui tercapai atau tidaknya tujuan yang
e. Komponen Modul
1) Cover modul, yaitu berisi judul, kurikulum, kelas, dan logo universitas.
belajar.
2. Pendekatan Saintifik
pembelajaran.
berikut:
1) Mengamati
cerita, dan mencari informasi yang ada di media massa atau dari jejaring
internet.
2) Menanya
diketahuinya baik yang bekenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses
Pertanyaan dapat diajukan secara lisan atau tulisan. Bentuk pertanyaan dpat
3) Mencoba/mengumpulkan data
eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari
5) Mengkomunikasikan
tertulis, dan menyajikan laoran meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara
lisan.
peserta didik
Melvyn I. Semmel (1974) adalah 4-D (four D Models) yang terdiri dari empat
Analisis Kurikulum
Perumusan Tujuan
Penyusunan Instrumen
Penilaian
Telaah Pakar
Revisi I Draf II
PENGEMBANGAN
Refleksi
Revisi II Perangkat
amteri yang akan dikembangkan. Tahap Define terdiri dari lima langkah
yaitu:
keterampilan.
diperoleh pada langkah analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan-
tujuan khusus.
b. Desain (Design)
dilakukan setelah tujuan pembelajran ditetapkan. Tahap ini terdiri dari empat
langkah yaitu:
1) Pemilihan media yang tepat untuk penyajian materi pelajaran.
2) Pemilihan format sangat berkaitan dengan pemilihan media maka dari itu
perlu dipertimbangkan.
diterapkan.
c. Pengembangan (Develop)
d. Pendesiminasian (Disseminate)
perangkat pembelajaran, lalu dikemas dan diterapkan untuk skala yang lebih
luas.
saintifik dimana peserta didik dapat menggunakan modul ini sebagai bahan
mengedepankan sikap ilmiah (Astuti dkk, 2018: 105). Suhu dan kalor
merupakan salah satu materi IPA yang diajarkan di tingkat SMP, materi
didik. Melalui pendekatan saintifik, materi suhu dan kalor akan dikontruksi
a. Suhu
Suhu adalah derajat panas suatu benda atau kuantitas panas suatu
benda (Lasmi, 2016: 77). Tubuh kita dapat merasakan suhu dalam bentuk rasa
panas atau dingin. Es ketika disentuh, otak akan memberikan informasi rasa
panas. Suhhu sebuah benda adalah tingkat (derajat) panas suatu benda. Alat
mempunyai beberapa jenis, yaitu sebagai berikut (Widodo dkk, 2017: 136):
pemuaian (ukurannya bertambah besar) apabila suhunya naik. Zat cair yang
suhu dan dapat membeku pada suhu rendah (-38℃ ) serta mendidih pada suhu
yang lebih tinggi (lebih dari 350℃ ) sehingga dapat digunakan untuk
mengukur suhu pada rentang suhu yang lebar. Raksa mempunyai sifat yang
pecah. Alkohol yang biasanya digunakan diberi pewarna biru atau merah,
pada jenis alkohol Toluen suhu yang dapat diukur berkisar antara -90℃
hingga 100℃ , dan pada jenis alkohol Ethyl berkisar -110℃ hingga 100℃ .
Contoh termometer zat cair, yaitu sebagai berikut (Widodo dkk, 2017:
136-137):
a) Termometer Laboratorium
skala -10℃ hingga 110℃ . Zat cair yang digunakan umumnya adalah
manusia dengan skala antara 35℃ dan 42℃ . Pipa dibagian bawah dekat
reservoir dibuat sempit sehingga pengukuran lebih teliti akibat raksa tidak
2) Termometer Bimetal
Gambar 5. Termometer Bimetal
(faridasutedja.docplayer.info.com)
logam akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan (Iskandar,
2017: 4).
berubah jika suhu berubah. Kristal ini dikemas dalam plastik tipis, yang
Skala suhu terdiri dari Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin. Skala
Celcius titik tetap bawah ditetapkan pada skala 0℃ , Reamur pada skala 0° R ,
skala 100℃ , Reamur pada skala 80° R , Fahrenheit ditetapkan pada skala 212
° F . Masing-masing skala untuk ketiga skala titik tetap atas tersebut diambil
dari titik didih air murni pada tekanan normal. Titik tetap bawah ketiga skala
ini pada skala Kelvin bersesuaian dengan skala 273 K, pada titik tetap atasnya
bersesuaian dengan 373 K. Titik tetap bawah pada skala Kelvin tidak
didasarkan pada titik beku air, namun didasarkan pada ukuran energi rata-rata
molekul suatu benda. Nol Kelvin (tanpa derajat) dinamakan nol mutlak (nol
absolut), artinya tidak ada suhu-suhu dibawah suhu nol mutlak atau ketika
nilai suhu mendekati nilai nol mutlak, maka energi kinetik rata-rata partikel
Kelvin dinamakan skala suhu mutlak atau skala suhu absolut atau disebut juga
untuk besaran pokok suhu. Ilustrasi yang menggambarkan titik tetap bawah
dan titik tetap atas pada beberapa skala suhu, seperti pada gambar 7 berikut
136):
5
TC = (T −32) ..….……………………(2)
9 F
5
TC = T ...……………………….(3)
4 R
4
TR = (T ¿¿ F−32) ¿ ........
9
……………………(4)
Konversi antara skala Celcius dan skala Kelvin adalah sebagai berikut
b. Kalor
benda panas dengan benda yang semula dingin. Pada kondisi seperti ini terjadi
2009: 157).
Gambar 8.Kalor berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
Energi panas yang berpindah dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke
benda yang bersuhu rendah disebut kalor. Kalor merupakan suatu bentuk
energi dan suatu besaran yang dilambangkan dengan Q (kalor) dengan satuan
Joule (J), satuan lainnya adalah kalori (kal). Hubungan satuan joule dan kalori
yang sebelumnya dingin menjadi panas. Hal ini menunjukkan bahwa air panas
melepaskan kalor dan air dingin menerima kalor dari air panas untuk
Semua benda dapat melepas dan menerima kalor. Benda yang bersuhu
sekitarnya. Suhu zat akan berubah ketika melepas atau menerima kalor. Hal
ini, dapat disimpulkan bahwa kalor dapat mengubah suhu suatu benda
juga oleh jenis benda. Besaran yang digunakan untuk menunjukkan hal ini
adalah kalor jenis (Widodo dkk, 2017: 161).Tabel 2 menunjukkan kalor jenis
beberapa bahan, bahan yang berbeda memiliki kalor jenis yang berbeda pula.
suhu benda bergantung pada jenis benda tersebut. Semakin besar kenaikan
suhu benda, kalor yang diperlukan semakin besar pula. Semakin besar massa
benda, kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu semakin besar pula.
Q = m.c.∆ T ………………………………….(1)
Keterangan:
adalah konstan. Nilai dari m.c disebut juga dengan kapasitas kalor yang diberi
yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat sebesar 1℃ . Kapasitas kalor
Q
C=m . c atau C= …………………………………(2)
∆T
Q=m. c . ∆T =C . ∆ T …………………………………..(3)
Keterangan:
perubahan wujud zat juga berlaku jika suatu zat melepaskan kalor terus-
menerus dan mencapai suhu maksimumnya. Oleh karena itu, selain kalor
dapat digunakan untuk mengubah suhu zat, kalor juga dapat mengubah
wujud zat. Wujud zat terdapat tiga macam, yaitu padat, cair, dan gas
a) Es Dipanaskan
atau melebur menjadi zat cair. Proses perubahan wujud zat padat menjadi
zat cair seperti ini disebut mencair atau melebur (Enjah dan Bahrudin,
2009: 68).
b) Air Didinginkan
Air merupakan contoh wujud zat cair. Air didinginkan berarti air
perubahan wujud zat cair menjadi zat padat seperti ini disebut membeku
melepaskan kalor maka uap air akan menjadi embun atau kembali menjadi
zat cair lagi. Proses perubahan wujud zat gas menjadi zat cair seperti ini
d) Air Dipanaskan
karena air menerima energi kalor maka suhunya menjadi naik mencapai
gelembung air yang bergerak dan adanya asap yang mengepul menguap
menjadi zat gas. Proses perubahan wujud zat cair menjadi gas seperti ini
Kapur barus merupakan salah satu contoh wujud zat padat. Kapur
mengakibatkan kapur barus habis dan menjadi zat gas. Proses perubahan
wujud zat padat menjadi gas seperti ini disebut menyublim(Enjah dan
kapur barus melepaskan kalor maka uap kapur barus akan menjadi kristal
atau kembali menjadi padat lagi. Poses perubahan wujud zat gas menjadi
padat seperti ini disebut mengkristal (Enjah dan Bahrudin, 2009: 69).
wujud zat tersebut dapat dinyatakan bahwa kalor dapat mengubah wujud
zat. Proses perubahan wujud mencair (melebur) yaitu dari padat menjadi
cair, membeku yaitu dari cair menjadi padat, mengembun yaitu dari gas
menjadi cair, menguap yaitu dari cair menjadi gas, menyublim yaitu dari
padat menjadi gas, mengkristal yaitu dari gas menjadi padat (Enjah dan
Bahrudin, 2009: 69). Proses perubahan wujud pada suatu zat dapat
2020: 86).
dua, yaitu memerlukan kalor (menerima kalor) dan melepaskan kalor. Pada
proses perubahan wujud zat mencair (melebur), menguap, dan menyublim, zat
lingkungan ke zat dan kalor tersebut digunakan untuk mengubah wujud zat
dari padat menjadi cair, dari cair menjadi gas, dan dari padat menjadi gas.
Pada proses perubahan wujud zat membeku, mengembun, dan mengkristal, zat
melepaskan sejumlah kalor, yang artinya ada perpindahan kalor dari zat ke
lingkungan dan kalor tersebut digunakan untuk mengubah wujud zat dari cair
menjadi padat, dari gas menjadi cair, dan dari gas menjadi padat. Kalor yang
digunakan untuk mengubah wujud zat disebut kalor laten. Kalor laten adalah
kalor yang diperlukan tiap satuan massa zat untuk mengubah wujud zat tanpa
besar kalor (Q) yang diperlukan atau dilepaskan, massa zat (m), dan kalor
lebur (L) yang diperlukan atau dilepaskan, secara matematis dapat dirumuskan
Q = m.L
Hubungan antara besar kalor (Q) yang diperlukan untuk menguap pada
titik didihnya, massa zat (m) yang akan menguap, dan kalor uap (U), secara
matematis dapat dirumuskan sebagai berikut (Enjah dan Bahrudin, 2009: 72):
Q = m.U
Keterangan:
L = kalor lebur(J/kg)
c. Perpindahan Kalor
Kalor merupakan salah satu bentuk energi yaitu energi termal. Energi
termal berbentuk energi kinetik atom molekul dalam suatu bahan. Kalor dapat
berpindah dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara konduksi (hantaran),
1) Konduksi (Hantaran)
(Nurachmandani, 2009: 165). Apabila salah satu ujung batang logam dibakar,
maka ujung batang logam yang lain semakin lama suhunya semakin
bertambah. Hal ini dapat dikatakan bahwa kalor dihantarkan dari ujung yang
panas ke ujung lain yang lebih dingin. Konduksi atau hantaran kalor pada
buruk disebut isolator. Contoh jenis konduktor yang baik, yaitu logam
konduktor buruk, yaitu gelas, air, udara, plastik, karet, kayu, dan bahan lain
konduktor yang lebih buruk dibanding air atau zat cair lainnya. Konduktivitas
1
gas hanyalah dari konduktivitas zat cair (Eka Jati dan Priyambodo, 2013:
20
460).
Besarnya kelajuan hantaran kalor secara konduksi dirumuskan sebagai
Q T 1−T 2
H= =kA
t l
Keterangan:
setrika yang panas bersentuhan dengan kain yang disetrika. Kalor berpindah
2) Konveksi (Aliran)
bagian atasnya juga ikut panas. Saat air bagian bawah mendapatkan kalor dari
pemanas, partikel air memuai sehingga menjadi lebih ringan dan bergerak naik
dan digantikan dengan partikel air dingin dari bagian atas. Panas dari air
bagian bawah berpindah bersama aliran air menuju bagian atas. Proses inilah
yang disebut konveksi. Pola air membentuk arus konveksi (Widodo dkk,
2017: 176).
angin laut dan angin darat. Siang hari daratan lebih cepat panas dari lautan.
bergerak naik ke atas. Tempat yang ditinggalkan akan diisi oleh udara dingin
dari laut, maka terjadilah angin laut. Sebaliknya, pada malam hari daratan
lebih cepat dingin dari lautan. Udara di atas laut akan memuai, sehingga massa
H=h . A . ∆ T
Keterangan:
3) Radiasi
(Abdullah, 2016: 867). Lapisan atmosfer terdapat di antara matahari dan bumi
selain itu di antara matahari dan bumi juga terdapat ruang hampa yang tidak
Q
=ϵσA ( T 1 −T 2 )
4 4
H=
t
Keterangan:
e = emisivitas bahan
Gambar 22. Kalor berpindah dari matahari hingga ke bumi melalui ruang
hampa
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
menyalakan api unggun dan sedang berada disekitar, maka dalam sekejap
orang yang berada disekitar api unggun akan merasakan panas (Abdullah,
memanfaatkan radiasi panas matahari. Kalor dari matahari diserap oleh buaya
(dengan cara membuka mulutnya), sehingga suhu tubuhnya naik dan buaya
182).
C. Kerangka Teoritik
Kerangka teoritik penelitian ini dari permasalahan yang muncul pada latar
belakang mengenai bahan ajar yang digunakan peserta didik kelas VII di SMPN 8
Palangka Raya saat pembelajaran. Permasalahan tersebut yaitu buku paket peserta
didik yang tersedia terbatas, materi dalam rangkuman subbab materi belum
berbasis pendekatan saintifik pada materi suhu dan kalor untuk IPA SMP kelas
terdiri dari 3 tahap, yaitu (1) tahap pendefinisian (define), (2) tahap perancangan
(disseminate).
D. Rancangan Produk
Modul Berbasis
Pendekatan Saintifik
Lembar
Kompetensi Catatan
Pembelajaran Kegiatan 1
Dasar (KD)
2
Kegiatan 2
Tes Formatif
Rangkuman
Kunci Jawaban
Kegiatan 1
Pembelajaran 3
Kegiatan 2
Kegiatan 3
Tes Formatif
Rangkuman
Kunci Jawaban
E. Penelitian Relevan
modul yaitu 47,78% sampai 83,45% dan ditujukan juga dari hasil nilai rata-
2. Hasil penlitian Fitria dkk (2018: 15-21) dengan judul “Pengembangan Modul