Anda di halaman 1dari 17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan istilah umum yang digunakan untuk

menggambarkan sumber belajar yang digunakan guru untuk menyampaikan

pembelajaran. Bahan ajar dapat mendukung proses pembelajaran dan

meningkatkan keberhasilan peserta didik. Idealnya bahan ajar akan

disesuaikan dengan konten yang digunakan oleh guru, untuk peserta didik di

kelas dalam berbagai bentuk dan jenis, tetapi semua memiliki tujuan

pembelajaran yang sama (Hutson, 2016). Berikut pengertian bahan ajar

menurut para ahli. Menurut Hamdani (2011), bahan ajar adalah segala bentuk

bahan atau materi yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk

membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan

siswa untuk belajar. Sedangkan pengertian lain tentang bahan ajar adalah

segala bahan (baik berupa informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara

sistematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai

siswa dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk

perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran (Prastowo, 2012).

Dari beberapa penjelasan yang telah diuraikan di atas, dapat

disimpulkan bahwa bahan ajar adalah seperangkat bahan berisi materi yang

disusun secara sistematis untuk mempermudah guru dalam mengajar dan


8

mempermudah siswa dalam belajar. Karena pentingnyapenggunaan bahan

ajar, maka dalam penulisan hendaknya guru menggunakan banyak referensi

agar dapat memenuhi kelengkapan materinya dan dalam penyajian hendaknya

didesain seinovatif mungkin agar dapat memotivasi minat belajar siswa, serta

menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan tidak monoton.

2. Modul

Modul adalah kegiatan program belajar mengajar yang dapat dipelajari

oleh peserta didik dengan bantuan yang minimal dari guru pembimbing,

meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas, penyediaan

materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, dan alat untuk penilai, serta alat ukur

penilai, mengukur keberhasilan peserta didik dalam penyelesaian pelajaran

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2013).

Pendapat lain tentang modul yaitu, bahwamodul dapat diartikan sebagai

materi pelajaran yang disusun dan disajikan secara tertulis sedemikian rupa

sehingga pembacanya diharapkan dapat menyerap sendiri materi tersebut.

Dengan kata lain sebuah modul adalah sebagai bahan belajar dimana

pembacanya dapat belajar mandiri (Daryanto,2013). Dengan diberikannya

modul, diharapkan dapat memotivasi siswa untuk belajar mandiri tanpa harus

selalu dengan bantuan guru. Sedangkan menurut Prastowo (2012), modul

merupakan seperangkat bahan ajar yang ditulis secara sistematis, sehingga

penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang guru. Dengan

demikian, sebuah modul harus dapat dijadikan bahan ajar sebagai pengganti

fungsi pendidik. Jika pendidik mempunyai fungsi dapat menjelaskan sesuatu,


9

maka modul juga harus mampu menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang

mudah diterima oleh peserta didik sesuai dengan tingkat pengetahuan dan

usianya.

Dari beberapa pendapat dan teori yang telah diuraikan di atas, dapat

disimpulkan bahwa modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara

utuh, sistematis dan menarik dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh

peserta didik sesuai dengan tingkat kemampuannya, agar peserta didik

tersebut dapat lebih mendalami materi pembelajaran serta indikator

pencapaian hasil belajar yang spesifik. Modul minimal memuat tujuan

pembelajaran, materi belajar dan evaluasi. Serta modul adalah bahan ajar

yang bersifat mandiri, sehingga dapat memudahkan peserta didik untuk

belajar sendiri sesuai dengan kemampuannya tanpa bantuan guru.

Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi

belajar, pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik modul.

Menurut Daryanto (2013) modul yang diperlukan harus memenuhi

karakteristik diantaranya yaitu:

1) Self Instruction

Merupakan karakteristik penting dalam modul, pada tahap ini siswa

mampu belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Maka

dalam karakteristik ini modul harus:

a. Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat menggambarkan

pencapaian kompetensi inti dan kompetensi dasar.


10

b. Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan

yang kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas.

c. Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan

materi pembelajaran.

d. Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan

untuk mengukur penguasaan peserta didik.

e. Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana,

tugas konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik.

f. Menggunakan bahasa sederhana dan komunikatif.

g. Terdapat rangkuman materi pembelajaran.

h. Terdapat instrumen penelitian.

i. Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik;

j. Terdapat informasi tentang rujukan/ pengayaan/ referensi yang

mendukung materi pembelajaran.

2) Self Contained, yaitu memberikan kesempatan peserta didik mempelajari

materi pembelajaran secara tuntas.

3) Berdiri sendiri (stand alone) yaitu merupakan karakteristik modul yang

tidak tergantung pada bahan ajar media lain.

4) Adaptif yaitu modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi

terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.

5) Bersahabat/ Akrab (User Friendly)yaitu modul hendaknya memenuhi

kaidah User Friendly atau bersahabat/ akrab dengan pemakainya.


11

a. Alur Penyusunan Modul

Menurut Hamdani (2011) Modul pada dasarnya merupakan sarana

pembelajaran yang memuat materi dan cara-cara pembelajarannya. Oleh

karena itu, penyusunannya hendaknya mengikuti cara-cara penyusunan

perangakt pembelajaran pada umumnya. Sebelum menyusun modul, guru

harus melakukan identifikasi terhadap kompetensi dasar yang akan

dibelajarkan. Selain itu, guru juga melakukan identifikasi terhadap indikator-

indikator pencapaian kompetensi yang terdapat dalam silabus yang telah

disusun.

Penyusunan sebuah modul pembelajaran diawali dengan urutan

kegaiatan sebagai berikut : a) menetapkan judul modul yang akan disusun, b)

menyiapkan buku-buku sumber dan buku referensi lainnya, c) melakukan

identifikasi terhadap kompetensi dasar, melakukan kajian terhadap materi

pembelajarannya, serta merancang bentuk kegiatan pembelajaran yang sesuai,

d) mengidentifikasi indikator pencapaian kompetensi dan merancang bentuk

dan jenis penilaian yang akan disajikan. Setelah draf modul tersusun, kegiatan

berikutnya adalah melakukan validasi dan finalisasi terhadap draf modul

tersebut. Kegiatan ini sangat penting agar modul disajikan (diterapkan)

kepada siswa benar-benar valid dari segi isi dan efektivitas modul dalam

mencapai kompetensi yang ditetapkan.

3. E-modul

E-modul merupakan sebuah bentuk penyajian bahan belajar mandiri

yang disusun secara sistematis ke dalam unit pembelajaran tertentu, yang


12

disajikan dalam format elektronik, dimana setiap kegiatan pembelajaran

didalamnya dihubungkan dengan tautan (link) sebagai navigasi yang

membuat peserta didik menjadi lebih interaktif dengan program, dilengkapi

dengan penyajian video tutorial, animasi dan audio untuk memperkaya

pengalaman belajar (DPSMA, 2017).

E-modul merupakan sarana pembelajaran yang bermuat materi,

batasan-batasan, metode, cara mengevaluasi yang dipertimbangkan secara

teratur dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai

dengan kerumitan secara elektronik. Jika ditinjau dari manfaatnya media

elektronik itu sendiri dapat menjadikan proses pembelajaran yang lebih

menarik, interaktif, dapat dilakukan kapan dan dimana saja serta dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran (Prasetya, 2017).

a. Karakterisitik E-modul

1) Self instructional, siswa mampu membelajarkan diri sendiri tidak

bergantung pada orang lain.

2) Self contained, seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi

yang dipelajari terdapat di dalam satu modul.

3) Stand alone, modul yang dikembangkan tidak bergantung pada media

atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain.

4) Adaptif, modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

5) User friendly modul hendaknya juga memenuhi kaidah akrab

bersahabat/akrab dengan pemakainya.


13

6) Konsisten dalam penggunaan font, spasi, dan tata letak.

7) Disampaikan dengan menggunakan suatu media elektronik berbasis

komputer atau smartphone.

8) Memanfaatkan berbagai fungsi media elektronik sehingga disebut

sebagai multimedia.

9) Memanfaatkan berbagai fitur yang ada pada aplikasi software.

10) Perlu didesain secara cermat.

b. Keunggulan E-modul

1) Meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas

pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.

2) Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar pada

modul yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang

mana mereka belum berhasil.

3) Bahan pelajaran terbagi merata dalam satu semester.

4) Pendidikan lebih berdaya guna karena bahan pelajaran di susun menurut

jenjang akademik.

5) Penyajian yang bersifat statis pada modul cetak dapat diubah menjadi

lebih interaktif dan dinamis.

6) Unsur verbalisme yang terlalu tinggi pada modul cetak dapat dikurangi

dengan menyajikan unsur visual dengan penggunaan video tutorial.

c. Kelemahan E-modul

1) Biaya pengembangan bahan tinggi dan waktu yang dibutuhkan lama.


14

2) Menentukan disiplin belajar yang tinggi yang mungkin kurang dimiliki

oleh siswa pada umumnya dan siswa yang belum matang pada

khususnya.

3) Membutuhkan ketekunan yang tinggi dari fasilitator untuk terus

menerus memantau proses belajar siswa, memberi motivasi dan

konsultasi secara individu setiap waktu siswa membutuhkan (DPSMA,

2017).

d. Prinsip pengembangan E-modul

1) Diasumsikan menimbulkan minat bagi siswa.

2) Ditulis dan dirancang untuk digunakan siswa.

3) Menjelaskan tujuan pembelajaran.

4) Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel.

5) Disusun berdasarkan kebutuhan siswa yang belajar dan pencapaian

tujuan pembelajaran.

6) Berfokus pada pemberian kesempatan bagi siswa untuk berlatih.

7) Mengakomodasi kesulitan belajar.

8) Memerlukan sistem navigasi yang cermat.

9) Selalu memberi rangkuman.

10) Gaya penulisan komunikatif, interaktif dan semi formal.

11) Dikemas untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

12) Memerlukan strategi pembelajaran.

13) Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik.

14) Menunjang self assessment.


15

15) Menjelaskan cara mempelajari buku ajar.

16) Perlu adanya petunjuk sebelum sampai sesudah menggunakan e-

modul.

4. Science, Technology, Engineering and Maths (STEM)

STEM yang merupakan akronim dari Science, Technology,

Engineering, dan Mathematics pertama kali diluncurkan oleh National

Science Foundation Amerika Serikat pada tahun 1990-an sebagai sebagai

tema gerakan reformasi pendidikan dalam keempat bidang disiplin tersebut

untuk menumbuhkan angkatan kerja bidang-bidang STEM, serta

mengembangkan warganegara yang melek STEM (STEM literate), serta

meningkatkan daya saing global Amerika Serikat (AS) dalam inovasi iptek

(Smaldino, et al., 2014). Menurut Rustaman (2016), salah satu pola

intergasi yang mungkin dilaksanakan tanpa melakukan restrukturisasi

kurikulum pendidikan dasar dan menengah di Indonesia adalah

menginkorporasikan konten enjiniring, teknologi, dan matematika dalam

pembelajaran sains berbasis STEM.

STEM memiliki tiga pendekatan dalam proses pembelajaran.

Perbedaan antara masing-masing pendekatan terletak pada tingkat

komponen STEM yang dapat diterapkan. Tiga pendekatan pendidikan

STEM yang sering digunakan adalah pendekatan ″silo″ (terpisah),

″tertanam″ (embeded), dan pendekatan ″terpadu″ (terintegrasi). STEM

berorientasi pada kegiatan pemecahan masalah yang dihadapi secara nyata

bertujuan agar siswa berlatih untuk menemukan solusi yang inovatif.


16

Penggunaan STEM pada kegiatan pembelajaran yang diterapkan

dalam bentuk bahan ajar, dalam hal ini modul dapat memberikan pengaruh

yang baik. Pengaruh tersebut diantaranya mampu meningkatkan keterapilan

bernalar siswa, meningkattkan kemampuan berpikir kreatif, dan

meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa,

menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran

data dan memadatkan informasi untuk meningkatkan pemahaman konsep

dasar (Lestari et al., 2018).

Pendekatan STEM berkualitas tinggi harus mecakup (a) integrasi

teknologi dan teknik menjadi ilmu pengetahuan dan matematika; (b)

mengedepankan penyelidikan ilmiah dan desain teknik; (c) pendekatan

kolaboratif terhadap belajar, menghubungkan peserta didik dan pendidik

dengan STEM;(d) menyediakan sudut pandang global dan multi perspektif;

(e) menggabungkan strategi seperti pembelajaran berbasis proyek,

menyediakan pengalaman belajar formal dan informal; dan (f) memasukkan

teknologi yang sesuai untuk meningkatkan pembelajaran (Kelley &

Knowles, 2016).

National Governor’s Association Center For Best Practices (NRC)

pembelajaran STEM perlu menekankan beberapa aspek dalam proses

pembelajaran diantaranya: (1) mengajukan pertanyaan (science) dan

mendefinisikan masalah (engineering); (2) mengembangkan dan

menggunakan model; (3) merencanakan dan melakukan investigasi; (4)

menganalisis dan menafsirkan data (mathematics); (5) menggunakan


17

matematika; teknologi informasi dan komputer; dan berpikir komputasi; (6)

membangun eksplanasi (science) dan merancang solusi (engineering); (7)

terlibat dalam argumen berdasarkan bukti; (8) memperoleh, mengevaluasi,

dan mengkomunikasikan informasi.

Teori belajar yang mendukung STEM dari beberapa Ahli yaitu

a. John Dewey

Proses berpikir adalah serangkaian peristiwa berurutan. Proses ini

bergerak dari refleksi untuk penyelidikan, kemudian ke proses berpikir

kritis, berbalik, mengarah pada kesimpulan yang dapat dibuktikan lebih

dari pemahaman personal dan gambar. Pemikiran dapat diluruskan dengan

keterlibatan, penjelasan yang kurang jelas, mengatasi kebingungan,

menyatukan perbedaan, menjawab pertanyaan, mendefinisikan masalah,

menyelesaikan masalah, mencapai tujuan, membimbing kesimpulan,

membentuk prediksi, penilaian, dukungan keputusan, dan kontroversi akhir

(Dewey, 1912 dalam King et al., 2005). Pada STEM, terbukti mampu

mengembangkan keterampilan berpikir baik berpikir kritis maupun kreatif

serta literasi sains.

b. Jerome Burner

Proses belajar melibatkan penyelidikan aktif dan penemuan,

penalaran induktif, dan motivasi intrinsik. Tahap perkembangan kognitif

tidak linier, namun bisa terjadi secara bersamaan. Bruner mengenalkan

kurikulum spiral dimana peserta didik kembali ke topik sebelumnya yang

dibahas dalam konteks informasi baru yang sedang dipelajari. Piaget dan
18

Bruner fokus pada pembelajaran aktif, penyelidikan aktif dan penemuan,

penalaran induktif, motivasi intrinsik, dan keterkaitan konsep belajar

sebelumnya dan informasi untuk pembelajaran baru. Tahapan ini termasuk

enaktif (partisipasi motorik), ikonik (representasi visual), dan simbolik

(simbol, termasuk simbol matematika dan sains) (Bruner dalam King, et

al., 2005). Pada STEM berbasis model-model pembelajaran yang

mengembangkan keterampilan berpikir induktif yaitu model penemuan,

inkuiri, investigasi kelompok, pembelajaran berbasis masalah,

pembelajaran berbasis proyek.

5. 3D Pageflip Professional

3D Pageflip Professional adalah Suatu software untuk merubah file

dengan format PDF menjadi sebuah animasi buku 3D yang didalamnya

dapat dimasukkan musik, video, gambar, tombol, dan animasi.38 Hasil dari

project bisa di publish dengan berbagai format seperti EXE, ZIP,

Flash/HTML, 3DP, To FTP Server, Screen Saver dan bisa mengirim ke

email. 39 Aplikasi 3D Pageflip Professional ini juga menyediakan

pengaturan seperti magazine, dokumen dan sebagainya. Menurut 3D

Pageflip, operating systeam yang dapat mengisntall aplikasi 3D Pageflip

adalah Windows XP, Vista, Windows 7, 8, dan 10. Format file dengan

eksistensi 3DP dapat dibuka di smartphone sistem android jelly bean ke

bawah setelah aplikasi 3D pageflip reader terinstall di dalam smartphone

tersebut. File dengan extension EXE adalah excecutable file for

independent reading yang berarti ada atau tidaknya aplikasi dari 3D


19

pageflip dalam sebuah laptop, sebuah eksistensi dengan exe akan selalu

dapat dibuka dalam sebuah laptop (dengan operating system Windows XP,

Vista, Windows 7,8,dan 10). File dengan extension HTML menghasilkan

format dalam bentuk web page, dan zip menghasilkan format dalam bentuk

folder zip dimana isi dari folder tersebut adalah web page html. Hasil

gambar dari animasi 3D flipBook yang sudah di exsport tidak pecah selama

pixel media tersebut besar (Hani, 2016).

a. Manfaat 3d Pageflip Professional dalam Media Pembelajaran

Pemanfaatan media dalam pembelajaran ini digunakan sebagai alat

bantu untuk menjelaskan materi-materi yang bersifat abstrak, teoritis, audio

dan visualisasi. Diharapkan materi yang abstrak dapat diwakilkan dengan

tampilan pada presentasi. Hal ini dikarenakan, pengguna media

pembelajaran dapat memvisualisasikan materi lebih menarik dan menjadi

lebih mudah dimengerti oleh peserta didik. Dengan media pembelajaran

yang menarik peserta didik diharapkan akan dapat menerima pembelajaran

dengan mudah dan efisien. Selain itu dengan menggunakan aplikasi 3d

pageflip professional akan lebih mempermudah guru dalam menyampaikan

materi dan peserta didik yang menerima pembelajaran. Karena tampilannya

yang sangat menarik dan dikemas secara lengkap.

Adapun kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh 3d pageflip

professional adalah sebagai berikut:


20

a. Kelebihan

Kelebihan yang dimiliki oleh aplikasi 3d pageflip professional yaitu

aplikasi ini menggunakan fasilitas dengan tampilan yang sangat menarik

yaitu bisa dalam bentuk buku elektronik, tampilan yang menarik, dinamis

dan interaktif, dapat melakukan transisi objek secara zoom in/out dan

perputaran secara lebih mudah dalam bentuk 3d, dapat membuka file

presentasi berupa format file 3d page reader, dapat mengedit secara

bersamaan dengan tema, Memiliki navigasi yang lengkap, efek membalik

modul dan e-book digital lebih nyata, dan tampilan video yang lebih jelas

3D PageFlip adalah aplikasi flash flipbook yang dapat digunakan untuk

membuat file PDF, Word, PowerPoint, dan Excel ke bentuk flipbook.

Fungsi software flipbook membuat majalah, katalog, e-brosur, e- book atau

e-surat kabar menakjubkan berbentuk 3D dengan kata lain dengan software

ini dapat membuat majalah online atau epaper dengan cara menjadikan file

exe lalu embed ke page html halaman web atau blog.

b. Kekurangan

Aplikasi 3d pageflip professional selain memilik kelebihan juga

memiliki beberapa kelemahan atau kekurangan diantaranya yaitu merupakan

software yang proses instalannya cukup sulit dan lama, jika menggunakan

tulisan dalam buku harus menggunakan font yang ukurannya besar. Supaya

dalam pembacaan bisa jelas dan Jika menggunakan gambar, animasi

maupun video harus bisa terlihat jelas dan sebelumnya harus diedit terlebih
21

dahulu. Selanjutnya membutuhkan jumlah perangkat komputer yang sesuai

dengan jumlah peserta didik (Hani, 2016).

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang telah dilakukan oleh Syahiddah D.S., dkk (2021), dengan

judul penelitian “Pengembangan E-Modul Fisika Berbasis STEM (Science,

Technology, Engineering, and Mathematics) Pada Materi Bunyi di SMA/MA”.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan validitas E-Modul Fisika

berbasis Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) pada

materi bunyi di SMA/MA. Berdasarkan hasil validasi dari validator ahli dan

pengguna, E-Modul fisika berbasis STEM layak untuk digunakan dalam proses

pembelajaran. E-Modul ini dapat mempermudah siswa dalam memecahkan

permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari, karena telah dilengkapi

dengan ilustrasi, animasi, dan latihan soal yang juga terdapat penilaian mandiri

untuk mengukur keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar yang terdapat dalam

E-Modul.

Pengembangan media pembelajaran E-book berbasis flip pdf professional

untuk meningkatkan kemandirian belajar dan minat belajar siswa pada mata

pelajaran ekonomi siswa kelas X IIS 1 SMA Negeri 2 Kota Sungai Penuh

dilakukan oleh Khairinal dkk (2021), Model yang digunakan dalam

pengembangan ini adalah model pengembangan Borg and Gall. Berdasarkan

hasil uji kelompok besar penilaian angket kemandirian belajar siswa terhadap E-

book yang dikembangkan dengan rata-rata persentase 80% dengan kriteria

“Baik” dan termasuk kategori “Tinggi”. Hasil uji kelompok kecil penilaian
22

angket minat belajar siswa terhadap E-book yang dikembangkan dengan rata-

rata persentase 83% dengan kriteria “Baik” dan termasuk kategori “Tinggi”.

Berdasarkan hasil uji kelompok besar penilian angket minat belajar siswa

terhadap E-book yang dikembangkan dengan rata-rata persentase 83% dengan

kriteria “Baik” dan termasuk kategori “Tinggi”. Dengan demikian, E-book yang

dikembangkan dapat meningkatkan kemandirian dan minat belajar siswa.


23

C. Kerangka Berfikir

Pembelajaran Fisika

Membuat produk awal E-modul fisika berbasis STEM


(science, technology, engineering and matics)
dengan aplikasi 3D pageflip professional
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR

Validasi Ahli Materi dan Media

Valid Revisi

Uji coba lapangan

Produk Akhir E-modul fisika berbasis STEM


(science, technology, engineering and matics)
dengan aplikasi 3D PageFlip Professional
pada materi Suhu dan Kalor

Anda mungkin juga menyukai