Anda di halaman 1dari 8

Nama : Faradhila Nurullaili

NIM : 200321614899
Offering :C
Mata Kuliah : Pengembangan Bahan Ajar

1. Teori bahan ajar: Mengenalkan konsep-konsep dasar tentang bahan ajar, seperti tujuan,
fungsi, dan jenis bahan ajar
2. Penyusunan bahan ajar: Membahas bagaimana menyusun bahan ajar yang efektif, mulai
dari menentukan tujuan pembelajaran hingga menyusun konten bahan ajar
3. Penggunaan bahan ajar: Membahas bagaimana menggunakan bahan ajar dalam kelas,
termasuk metode pembelajaran dan teknik-teknik untuk meningkatkan interaksi antara
guru dan siswa

1. Konsep-konsep dasar bahan ajar


 Definisi bahan ajar
Pengertian bahan ajar menurut Depdiknas (2008: 6-7) adalah sebagai berikut:
a. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/
instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis
b. Bahan ajar merupakan seperangkat substansi pembelajaran yang disusun secara
sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam
kegiatan pembelajaran.
c. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/ instruktor untuk
perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
d. Bahan ajar adalah merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis
sehingga tercipta lingkungan/ suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.

 Konsep dasar bahan ajar


Kemendiknas (2008) menyatakan bahwa pengembangan bahan ajar dimulai dari (1)
standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) indikator, (4) materi pembelajaran, (5)
kegiatan pembelajaran, dan (6) bahan ajar

 Tujuan bahan ajar


2. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
3. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-
buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
4. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
 Fungsi bahan ajar
Fungsi pembuatan bahan ajar. Prastowo (2012:24-26) mengemukakan beberapa fungsi
pembuatan bahan ajar sebagai berikut:

1) Fungsi bahan ajar menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar yaitu:
(a) Fungsi bahan ajar bagi pendidik antara lain menghemat waktu pendidik dalam
mengajar, mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang
fasilitator, meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien,
sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang
semestinya diajarkan pada peserta didik.
(b) Fungsi bahan ajar bagi peserta didik antara lain peserta didik dapat belajar tanpa
harus ada pendidik atau teman peserta didik yang lain, peserta didik dapat
belajar kapan saja dan di mana saja ia kehendaki, peserta didik dapat belajar
sesuai kecepatannya masing-masing, peserta didik dapat belajar menurut urutan
yang dipilihnya sendiri, membantu potensi peserta didik untuk menjadi
pelajar/mahasiswa yang mandiri, sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan
mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan
substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasai.

2) Fungsi bahan ajar menurut strategi pembelajaran yang digunakan yaitu:


(a) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal antara lain sebagai satusatunya
sumber informasi serta pengawas dan pengendali proses pembelajaran dan
sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.
(b) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual antara lain sebagai media
utama dalam proses pembelajaran, sebagai alat yang digunakan untuk
menyusun dan mengawasi proses peserta didik dalam memperoleh informasi,
serta sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya.
(c) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok antara lain sebagai bahan
yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok dan sebagai bahan
pendukung bahan belajar utama.

 Jenis bahan ajar

Berdasarkan teknologi yang digunakan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah


Atas (2008: 11) mengelompokkan bahan ajar menjadi empat kategori, yaitu:

1. Bahan ajar cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, lembar kegiatan
siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan model/maket.
2. Bahan ajar dengar (audio) antara lain kaset, radio, piringan hitam, dan compact
disk audio.
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, dan film.
4. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI
(Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran
interaktif dan bahan ajar berbasis web (web based learning material).
2. Penyusunan bahan ajar

 Langkah penyusunan bahan ajar


1. Mengidentifikasi faktor pada kompetensi dasar
2. Menentukan jenis bahan ajar yang cocok
3. Menentukan referensi bahan ajar

 Merumuskan tujuan pembelajaran


Dalam tujuan pembelajaran memuat proses dan hasil pembelajaran. Tujuan
pembelajaran dikembangkan sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD).

Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama, yaitu kompetensi dan
lingkup materi.

1. Kompetensi
Kompetensi merupakan kemampuan yang perlu didemonstrasikan oleh murid untuk
menunjukkan dirinya telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Pertanyaan panduan
yang bisa digunakan guru dalam menyusun tujuan pembelajaran, antara lain
a. Secara konkret, kemampuan apa yang perlu didemonstrasikan oleh murid?
b. Tahap berpikir apa yang perlu didemonstrasikan oleh murid?

2. Lingkup materi
Lingkup materi merupakan konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir
satu unit pembelajaran. Pertanyaan panduan yang bisa digunakan guru dalam menyusun
tujuan pembelajaran, antara lain.
a. Hal apa saja yang perlu dipelajari murid dari suatu konsep besar yang dinyatakan
dalam CP?
b. Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan keseharian murid dapat digunakan sebagai
konteks untuk mempelajari konten dalam CP?

 Menyusun konten bahan ajar


Bahan ajar ada banyak jenisnya, namun yang seringkali digunakan untuk membuat konten
bahan ajar yang menarik biasanya guru memilih pembuatan video sebagai bahan ajar. Berikut
langkahnya :
1. Pilih materi yang akan diajarkan.
Materi yang akan diajarkan harus disesuaikan dengan KD yang terdapat dalam
kurikulum. Misal : materi Usaha dan Energi dengan KD 3.9
2. Cari ide dan konsep yang menarik
Konsep berupa media bahan ajar dengan memodifikasinya sehingga bahan dalam
pembelajaran terlihat menarik
3. Membuat script atau skenario pembelajaran
Script atau skenario pembelajaran dibutuhkan sebagai pedoman atau arahan dalam
pembuatan media interaktif berupa video
4. Proses pembuatan
Pada tahap ini yaitu tahap editing dengan menggunakan bantuan aplikasi yang sudah
banyak tersedia
5. Melakukan ujicoba
Pada tahap ini yaitu melakukan ujicoba dengan tujuan untk mengetahui apakah media
video pembelajaran yang sudah dibuat memiliki konten belajar yang menarik dan sesuai
kebutuhan siswa
6. Lakukan perbaikan/revisi
Setelah mendapat umpan balik (feedback) dari berbagai pihak, selanjutnya melakukan
perbaikan-perbaikan atau revisi berdasarkan umpan balik yang didapat dengan tujuan
agar media yang dibuat dapat lebih maksimal mendukung proses pembelajaran.
7. Finalisasi
Tahap terakhir yaitu lakukan review video dari awal sampai akhir untuk memastikan
media interaktif siap digunakan

3.Penggunaan bahan ajar

 Menggunakan bahan ajar di dalam kelas


1. Menggunakan teknik mengajar yang bervariasi
2. Menggunakan teknologi yang bisa menunjang pembelajaran
3. Belajar di luar kelas
4. Menggunakan metode interaktif

 Metode dan teknik pembelajaran


 Metode pembelajaran
1. Metode ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan
pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu dalam jumlah yang relatif besar
2. Metode diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih
untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan
pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara
mereka
3. Metode demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat
efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan oleh guru
4. Metode ceramah plus
Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan
lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode
lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
5. Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan
mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan Metode Resitasi adalah :
a. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama.
b. Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif,
bertanggung jawab dan mandiri.
6. Metode eksperimental
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran
di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya
7. Metode study tour
Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan
mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan
dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta
membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
8. Metode latihan keterampilan
Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan
memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan
mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan,
fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu
9. Metode pengajaran beregu
Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya
lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah
seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator
10. Peer Theaching Method
Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu
metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.
11. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)
Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir dan
menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh
siswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencoba
mengeluarkan pendapatnya.
12. Prjoect method
Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan
meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek
kajian.
13. Taileren method
Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-
sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya
yang tentusaja berkaitan dengan masalahnya
14. Metode global (ganze method)
Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca
keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau
ambil intisaridari materi tersebut.
 Model Pembelajaran
1. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning)
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) atau biasa disingkat CTL
merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi
pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu
menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-
hari. Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah memberikan kemudahan
belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber
belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran yang
berupa hapalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik belajar.
2. Bermain Peran (Role Playing)
Bermain peran merupakan salah satu model pembelajaran yang diarahkan pada
upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia
(interpersonal relationship), terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik.
Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi, kemampuan kerjasama,
komunikatif, dan menginterprestasikan suatu kejadian. Melalui bermain peran,
peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antarmanusia dengan
cara memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para
peserta didik dapat mengeksplorasi parasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan
berbagai strategi pemecahan masalah.
3. Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning)
Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning) merupakan model
pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
4. Belajar Tuntas (Mastery Learning)
Belajar tuntas berasumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik
mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil yang maksimal terhadap seluruh
materi yang dipelajari. Agar semua peserta didik memperoleh hasil belajar secara
maksimal, pembelajaran harus dilaksanakan dengan sistematis
5. Pembelajaran dengan Modul (Modular Instruction)
Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu
yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta
didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Pembelajaran
dengan sistem modul harus melibatkan beberapa komponen yaitu :
1) lembar kegiatan peserta didik
2) lembar kerja
3) kunci lembar kerja
4) lembar soal
5) lembar jawaban
6) kunci jawaban

6. Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda,
manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri

 Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan
metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan
teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan
metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan
penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang
siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini,
guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Prastowo. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press
Depdiknas. 2008. Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.Jakarta: Depdiknas.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, (2010), Petunjuk Teknis Pengembangan Bahan
Ajar Jakarta: Depdiknas
http://20305891.siap-sekolah.com/2015/05/13/konsep-dasar-pendekatan-strategi-metode-teknik-
taktik-dan-model-pembelajaran/#.Y9H25XbML (Diakses pada tanggal 27 Januari 2023 pukul
08.13)

Anda mungkin juga menyukai