Anda di halaman 1dari 15

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

A. PENGERTIAN BAHAN AJAR


Bahan ajar adalah sebuah persoalan pokok yang tidak bisa dikesimpangkan dalam satu
kesatuan pembahansan yang utuh tentang cara pembuatan bahan ajar.
Selain itu, Depdiknas juga menambahkan bahwa bahan ajar merupakan informasi, alat
dan teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran.
Menurut para ahli pengertian bahan ajar adalah sebagai berikut :
1. Menurut DIKMENJUR
Bahan ajar merupakan seperangkat materi atau substansi pembelajaran (teaching
materials) yang disusun secara sistematis, menampilkan sososk utuh dari kompetensi yang
akan dikuasai siswa alam kegiatan pembelajaran.
2. National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for
Competency Based Training
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
3. Badan Standar Nasional Pendidikan (2006)
Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk
perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
4. Sudjana (1996 : 95)
Bahan ajar merupakan suatu pendekatan yang digunakan oleh seorang guru atau
pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran melalui tahapan-tahapan tertentu
sehingga siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar.

5. Menurut National Center For Competency Based Training (2007)


Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau
instuktur dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas.Bahan yang dimaksud bisa
berupa tertulis maupun tak tertulis.
Dari beberapa pandangan mengenai pengertian bahan ajar tersebut dapat kita pahami
bahwa bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasdi,alat maupu teks) yang disusun
secar sistematis yang menampilkan sosok utuh dari komptensi yang akan dikuasai oleh
peserta didik yang digunakan dalam proses pembelajar dengan tujuan perencanaan dan
penelaan implementasi pembelajaran. Misalnya ,buku pelajran, modul atau make,bahan ajar
audio, bahan ajar interaktif dan sebagainya.
Menurut Hamdani, ruang lingkup bahan ajar meliputi :
1)
2)
3)
4)
5)

Judul, mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator dan tempat
Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
Kompetensi yang akan dicapai
Content atau isi materi pembelajaran
Informasi pendukung Info atau sumber berita yang lain yang mendukung terhadap

materi pembelajaran.
6) Latihan-latihan, yang terdapat pada akhir subbab, akhir bab, akhir semester 1 dan
semester 2
7) Evaluasi
8) Respon atau balikan terhadap hasil evaluasi

B. FUNGSI BAHAN AJAR


Dalam

proses

belajar

mengajar

guru

menyajikan

materi

kepada

peserta

pendidikan, pembuatan bahan ajar yang menarik dan inovatif adalah hal yang sangat penting
dan merupakan tuntunan bagi setiap pendidik. Bahan ajar mempunyai kontribusi yang besar
bagi keberhasilan proses pembelajaran yang kita laksanakan.
Disini peran guru sebagai fasilisator lebih penting dari pada sebagai nara sumber
,karena peran guru sebagai fasilisator dapat membantu dan mengarahkan proses belajar
mengajar (PBM) dengan cara :
a. Membangkitkan minat belajar peserta didik.
b. Menjelaskan tujuan pembelajaran.
c. Menyajikan materi dengan struktur yang baik.
2

d. Memberi kesempatan peserta didik untuk berlatih dan memberi umpan balik (fead
back)
e. Memperhatikan dan menjelaskan hal- hal yang sulit atau tidak dipahami.
f. Menciptakan komunikasi dua arah (pendidik dan peserta didik )
Dalam pembuatan bahan ajar ,maka ada dua klasifikasi utama fungsi bahan ajar
sebagaimana diuraikan sebagai berikut :
a. Fungsi bahan ajar menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar
Fungsi bahan ajar ini dapat dibedakan menjadi 2 macam :
1.

Fungsi bahan ajar bagi pendidik, diantranya :


a)
Menghemat waktu pendidikan dalam mengajar
b)
Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilisator
c)
Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif
d) Sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktifitas dalam proses
pembelajaran dan merupakan kompetensi yang semestinya diajarkan kepada peserta
didik.
e)
Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.

2.

Fungsi bahan ajar bagi peserta didik antara lain :


a) Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidikan atau teman peserta didik yang
lain.
b)
c)
d)
e)
f) Sebagi

Peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja ia kehendaki.
Peserta didik dapat belajar belajar sesuai kecepatannya masing masing
Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri.
Membantu peserta didik untuk menjadi pelajar yang mandiri,dan
pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dlam

proses pembelajaran dan subtansi kompetensi yang seharusnya dipelajari dan


dikuasainya.
b.

Fungsi bahan ajar menurut strategi pembelaran yang digunakan

Fungsi bahan ajar ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :


1. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, antara lain :
a) Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawasa dan penggalian prose
pembelajaran
b)
Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.
2. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran indivudual, antara lain :
a)
Sebagai media utama dalam prose pembelajaran
3

b) Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengaawasi proses peserta didik
dalam memperoleh informasi
c)
Sebagi penunjang media pembelajran indivudual lainnya.
3. Fungsi bahan ajar dalam pembelajar kelompok ,antara lain :
a) Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok,dengan cara
memberi informasi tentang latar belakang materi,informasi tentang peran orangorang
yang terlibat dalam belajar kelompok.
b) Sebagi bahan pendukung bahan belajar utama dan apabila dirancang sedemikian rupa,
maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
C. TUJUAN PENYUSUNAN BAHAN AJAR
Bahan ajar disusun dengan tujuan:
a. Menyediakan

bahan

ajar

yang

sesuai

dengan

tuntutan

kurikulum

dengan

mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
b. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku
teks yang terkadang sulit diperoleh
c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

D. MANFAAT BAHAN AJAR


a. Bagi Guru
1) Membantu guru dalam melaksanakan kurikulum
2) Sebagai pegangan dalam menentukan metode pembelajaran
3) Dapat digunakan untuk tahun-tahun berikutnya dan bila direvisi dapat bertahan untuk
4)
5)
6)
7)
8)

waktu yang lama


Memberi metode pengajaran yang mantap bila guru digunakan dari tahun ke tahun
Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh
Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi
Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar
Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik
karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya
b. Bagi Siswa

1) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengulang pelajaran atau mempelajari


pelajaran baru
2) Memberikan pengetahuan yang lebih mantap untuk siswa
3) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik
4) Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap
kehadiran guru.
c. Bagi Pihak Terkait
1) Dapat mendorong pihak terkait untuk memfasilitasi pengadaan bahan pembelajaran yang
dibutuhkan murid disekolah
2) Dapat memberi masukan kepada guru atau penyusun bahan pembelajaran agar bahan
pembelajaran tersebut sesuai dengan kebutuhan siswa dengan segenap lingkungannya
3) Dapat membantu dalam pemilihan dan penetapan media serta alat pembelajaran lainnyya
yang medukung keberhasilan penguasaan bahan pembelajaran oleh siswa
4) Sebagai alat pemberian reword terhadap guru yang secara kreatif menyusun serta
mengembangkan bahan pembelajaran.

d. Manfaat bahan ajar dalam pembelajaran individual dan kelompok


Metode pembelajaran individual lebih menekankan pada aktivitas siswa dibanding
guru, sehingga siswa dapat memahami dan menguasai materi secara mandiri. Metode ini
dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa secara individual dengan berbagai macam ragam
dan perbedaan dalam kecepatan pembelajaran. Manfaatnya lebih bersifat sebagai bahan
utama dan sangat menentukan dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan bahan ajar
individual atau mandiri ini hanya berisi informasi dan pengetahuan tentang materi- materi
yang harus dipelajari dan dikuasai siswa, lebih dari itu harus tersusun dengan baik sehingga
mampu mengontrol dan mengawasi kegiatan belajar siswa.
Sedangkan manfaat bahan ajar dalam pembelaaran kelompok adalah sebagai bahan
pendukung atau suplemen dari bahan belajar utama dan seharusnya dirancang dan disusun
sedemikian rupa sehingga mampu menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar
siswa. Metode pembelajaran kelompok diletakkan pada pendekatan dan teknik yang
dirancang khusus dan bahan belajarnya. Sehingga minim sekali membutuhkan bahan ajar
dalam bentuk tertulis.
E. JENIS-JENIS BAHAN AJAR

Dilihat dari aspek fungsi bahan pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara langsung dan tidak langsung.
Sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara langsung, bahan pembelajaran
merupakan bahan ajar utama yang menjadi rujukan wajib dalam penbelajaran. Contohnya :
yaitu buku teks, modul, hand out, dan bahan-bahan panduan utama lainnya. Bahan
pembelajaran dikembangkan mengacu pada kurikulum yang berlaku. Khususnya yang terkait
dengan tujuan dan materi kurikulum seperti kompetensi, standar materi dan indikator
pencapaian.
Sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara tidak langsung, bahan pembelajaran
merupakan bahan penunjang yang berfungsi sebagai pelengkap. Contohnya: buku bacaan,
majalah, program video, leaflat, poster dan komik pembelajaran. Bahan pembelajaran ini
pada umumnya disusun diluar lingkup materi kurikulum. Tetapi memiliki keterkaitan yang
erat dengan tujuan utamanya. Yaitu memberikan pendalaman dan pengayaan bagi siswa.
Selain itu juga ada jenis bahan ajar dilihat dari aspek wujudnya bahan ajar dibagi
menjadi dua jenis, yaitu : bahan ajar printed materials seperti : hand out, buku pelajaran,
modul. Dan electronic materials seperti : CD interaktive, TV dan radio.
Perbedaan Bahan Ajar Dengan Buku Teks

a.
b.

No Bahan Ajar
Menimbulkan minat baca

Buku Teks
Mengasumsikan

Ditulis dan dirancang untuk siswa


a.

minat

dari

pembaca
Ditulis untuk pembaca (guru,
dosen)

b.

Dirancang

untuk

dipasarkan

secara luas
c.

Menjelaskan tujuan instruksional

Belum tentu menjelaskan tujuan

d.

instruksional
Disusun berdasarkan pola belajar Disusun secara linear

e.

yang fleksibel
Struktur berdasarkan kebutuhan Stuktur berdasar logika bidang
siswa dan kompetensi akhir yang ilmu

f.

akan dicapai.
Memberi kesempatan pada siswa Belum tentu memberikan latihan
untuk berlatih
6

g.

Mengakomodasi kesulitansiswa

Tidak mengantisipasi kesukaran

h.

Memberikan rangkuman

belajar siswa
Belum
tentu

i.

rangkuman
Gaya penulisan komunikatif dan Gaya penulisan naratif tetapi

j.

semi formal
tidak komunikatif
Kepadatan berdasar kebutuhan Sangat padat

k.

siswa
Dikemas

l.

instruksional
Mempunyai mekanisme untuk Tidak memilki mekanisme untuk

untuk

memberikan

proses

mengumpulkan umpan balik dari mengumpulkan umpan balik dari


m.

siswa
pembaca
Menjelaskan cara mempelajari
bahan ajar.

F. ALASAN GURU PERLU MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR


Terdapat sejumlah alasan, mengapa guru perlu untuk mengembangkan bahan ajar,
yakni antara lain;
a. Ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum
Pengembangan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya bahan
belajar yang akan kita kembangkan harus sesuai dengan kurikulum. Pada kurikukulum
tingkat satuan pendidikan, standard kompetensi lulusan telah ditetapkan oleh pemerintah,
namun bagaimana untuk mencapainya dan apa bahan ajar yang digunakan diserahkan
sepenuhnya kepada para pendidik sebagai tenaga profesional. Dalam hal ini, guru dituntut
untuk mempunyai kemampuan mengembangkan bahan ajar sendiri. Untuk mendukung
kurikulum, sebuah bahan ajar bisa saja menempati posisi sebagai bahan ajar pokok ataupun
suplementer. Bahan ajar pokok adalah bahan ajar yang memenuhi tuntutan kurikulum.
Sedangkan bahan ajar suplementer adalah bahan ajar yang dimaksudkan untuk memperkaya,
menambah ataupun memperdalam isi kurikulum.
Apabila bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum tidak ada ataupun sulit
diperoleh, maka membuat bahan belajar sendiri adalah suatu keputusan yang bijak. Untuk

mengembangkan bahan ajar, referensi dapat diperoleh dari berbagai sumber baik itu berupa
pengalaman ataupun pengetahauan sendiri, ataupun penggalian informasi dari narasumber
baik orang ahli ataupun teman sejawat. Demikian pula referensi dapat kita peroleh dari bukubuku, media masa, internet, dan lain-lain. Namun demikian, kalaupun bahan yang sesuai
dengan kurikulum cukup melimpah bukan berarti kita tidak perlu mengembangkan bahan
sendiri. Bagi siswa, seringkali bahan yang terlalu banyak membuat mereka bingung, untuk itu
maka guru perlu membuat bahan ajar untuk menjadi pedoman bagi siswa.
b. Karakteristik sasaran
Bahan ajar yang dikembangkan orang lain seringkali tidak cocok untuk siswa kita. Ada
sejumlah alasan ketidakcocokan, misalnya, lingkungan sosial, geografis, budaya, dll. Untuk
itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan karakteristik
sasaran. Selain lingkungan sosial, budaya, dan geografis, karakteristik sasaran juga mencakup
tahapan perkembangan siswa, kemampuan awal yang telah dikuasai, minat, latar belakang
keluarga dan lain-lain. Untuk itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat
disesuaikan dengan karakteristik siswa sebagai sasaran.
c. Tuntutan pemecahan masalah belajar
Pengembangan bahan ajar harus dapat menjawab atau memecahkan masalah ataupun
kesulitan dalam belajar. Terdapat sejumlah materi pembelajaran yang seringkali siswa sulit
untuk memahaminya ataupun guru sulit untuk menjelaskannya. Kesulitan tersebut dapat saja
terjadi karena materi tersebut abstrak, rumit, asing, dsb. Untuk mengatasi kesulitan ini maka
perlu dikembangkan bahan ajar yang tepat. Apabila materi pembelajaran yang akan
disampaikan bersifat abstrak, maka bahan ajar harus mampu membantu siswa
menggambarkan sesuatu yang abstrak gersebut, misalnya dengan penggunaan gambar, foto,
bagan, skema, dll. Demikian pula materi yang rumit, harus dapat dijelaskan dengan cara yang
sederhana, sesuai dengan tingkat berfikir siswa, sehingga menjadi lebih mudah dipahami.

G. KARAKTERISTIK BAHAN AJAR


Karakteristik bahan ajar adalah sebagai berikut:
a. Menimbulkan minat baca

b. Ditulis dan dirancang untuk siswa


c. Menjelaskan tujuan instruksional
d. Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel
e. Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai.
f. Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih
g. Mengakomodasi kesulitan siswa
h. Memberikan rangkuman
i. Gaya penulisan komunikatif dan semi formal
j. Kepadatan berdasar kebutuhan siswa
k. Dikemas untuk proses instruksional
l. Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa
m. Menjelaskan cara mempelajari bahan ajar.
Menururt Widodo dan Jasmadi (dalam Lestari, 2013: 2), bahan ajar memiliki 5 (lima)
karakteristik yaitu:
a. Self instructional, bahan ajar yang dirancang dapat digunakan secara mandiri oleh
siswa di dalam proses pembelajaran;
b. Self contained, bahan ajar yang tersaji untuk dipelajari siswa berisi seluruh materi
pelajaran dalam satu unit kompetensi dan sub kompetensi;
c. Stand alone, bahan ajar tersebut tidak bergantung dengan bahan ajar lain;
d. Adaptive, dapat beradaptasi dengan teknologi mutakhir;
e. User friendly, memudahkan pengguna dan memberi kesan bersahabat baik secara
tampilan maupun fungsi dalam penggunaannya.

H. KRITERIA PEMILIHAN BAHAN PEMBELAJARAN


Bahan pembelajaran berada dalam ruang lingkup isi kurikulum. Oleh karena itu,
pemilihan bahan pembelajarn hendaklah sejalan dengan ukuran-ukuran atau kriteria yang
digunakan untuk memilih isi kurikulum mata pelajaran yang bersangkutan. Kriteria
9

pemilihan bahan pembelajaran akan dikembangkan dalam system instuksional dan yang
mendasari penentuan strategi belajar dan pembelajaran. Pemilihan bahan pembelajaran
tersebut hendaknya memenuhi kriteria-kriteria berikut ini:
a. Sesuai dengan tujuan pembelajaran
Bahan pembelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan instruksional
khusus atau tujuan-tujuan tingkah laku. Karena itu, materi tersebut hendaknya sejalan dengan
tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.

b. Menjabarkan tujuan pembelajaran


Perincian bahan pembelajaran berdasarkan pada tuntutan dimana setiap tujuan
pembelajaran telah dirumuskan secara spesifik , dapat diamati dan terukur. Ini berarti terdapat
keterkaitan yang erat antara spesifikasi tujuan dan spesifikasi bahan pembelajaran.
c. Relevan dengan kebutuhan pesrta didik
Kebutuhan peserta didik yang pokok adalah berkembang berdasarkan potensi yang
dimilikinya. Oleh sebab itu bahan pembelajaran yang akan disajikan hendaknya sesuai
dengan usaha untuk mengembangkan pribadi siswa secara bulat dan utuh terkait dengan
pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap.
d. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Peserta didik dipersiapkan untuk menjadi warga masyarakat yang berguna dan
mampu hidup mandiri. Dalam hal ini, bahan pembelajaran yang dipilih hendaknya turut
membantu mereka memberikan pengalaman edukatif yang bermakna bagi perkembangan
mereka menjadi manusia yang berguna dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan
dan masyarakatnya.
e. Mempertimbangkan norma yang berlaku
Bahan pembelajaran yang dipilih hendaknya mempertimbangkan norma-norma yang
berlaku. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari bahan pembelajaran hendaknya
dapat mengembangkan diri peserta didik sebagai manusia yang memiliki etika dan moral
sesuai dengan system nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakatnya.
10

f. Tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik serta logis
Setiap bahan pembelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang
lingkupnya dan terpusat pada satu topik masalah tertentu. Bahan pembelajaran disusun secara
berurutan dengan mempertimbangkan faktor perkembangan psikologis peserta didik. Dengan
cara ini diharapkan isi bahan pembelajaran tersebut akan lebih mudah diserap oleh peserta
didik dan tujuan pembelajaran dapat dapat tercapai.
g. Bersumber dari buku sumber yang baku, keahlian guru, masyarakat dan fenomena
alam.
Keempat faktor ini perlu diperhatikan dalam memilih bahan pembelajaran. Buku
sumber yang baku dimaksud adalah yang disusun oleh para ahli dalam bidang pendidikan.
Keahlian guru dalam menyusun bahan pembelajaran tentu sangatlah penting, karena sumber
utama dari proses belajar dan pembelajaran adalah guru itu sendiri. Guru dapat menyimak
semua hal yang dianggapnya perlu utuk disajikan kepada peserta didik berdasarkan ukuran
pribadianya. Masyarakat juga merupakan sumber yang luas, sedangkan fenomena alam
merupakan sumber bahan pembelajaran yang paling besar.
I.

PROSEDUR PENYUSUNAN BAHAN PEMBELAJARAN


Sebagaimana telah dikemukan pada bagian terdahulu, bahan pembelajaran merupakan

komponen penting yang harus disusun dan dipersiapkan guru sebelum melaksanakan
kegiatan belajar dan pembelajaran. Bahan pembelajaran tersebut merupakan ramuan yang
menentukan kompetensi yang akan dicapai dan dimiliki peserta didik di akhir kegiatan atau
setelah berlangsungnya proses belajar dan pembelajaran. Ada beberapa prosedur yang harus
diikuti dalam penyusunan bahan pembelajaran sebagaiman dijelaskan berikut ini.
1. Memahami Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, Silabus, Program
Semeter, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menyusun bahan pembelajaran adalah
memahami standar isi (Permen 22/2006) berarti memahmai standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Hal ini telah dilakukan guru ketika menyusun silabus, program semester,
dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Memahami standar kompetensi lulusan (Permen
23/2006) juga telah dilakukan ketika menyusun silabus. Walaupun demikian, ketika
11

menyusun bahan pembelajaran, dokumen-dokumen tersebut perlu perlu dihadirkan dan


dibaca kembali. Hal itu akan membantu penyusun bahan ajar dalam mengaplikasikan prinsip
relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Selain itu, penyusunan bahan ajar akan terpandu ke
arah yang jelas, sehingga bahan ajar yang dihasilkan benar-benar berfungsi.
2. Mengidentifikasi Jenis Bahan Pembelajaran Berdasarkan Pemahaman terhadap
Poin
Mengidentifikasi jenis materi pembelajaran dilakukan agar penyusun bahan
pembelajaran mengenal dengan tepat jenis-jenis materi pembelajaran yang akan disajikan.
3.

Melakuan Pemetaan Materi

Hasil identifikasi dipetakan dan diorganisasikan sesuai dengan pendekatan yang


dipilih (prosedural atau hierarkis). Pemetaan materi dilakukan berdasarkan standar
kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), dan standar kompetensi lulusan (SKL). Tentu saja
di dalamnya terdapat indikator pencapaian yang telah dirumuskan pada saat menyusun
silabus. Jika ketika menyusun silabus telah terpeta dengan baik, pemetaan tidak diperlukan
lagi. Penyusun bahan ajar tinggal mempedomani yang ada pada silbus. Akan tetapi jika
belum terpetakan dengan baik, perlu pemetaan ulang setelah penyusunan silabus.
4. Menetapkan Bentuk Penyajian
Langkah berikutnya yaitu menetapkan bentuk penyajian. Bentuk penyajian dapat
dipilih sesuai dengan kebutuhan. Bentuk-bentuk tersebut adalah seperti buku teks, modul,
diktat, lembar informasi, atau bahan ajar sederhana. Masing-masing bentuk penyajian ini
dapat dilihat dari berbagai sisi. Di antaranya dapat dilihat dari sisi kompleksitas struktur dan
pekerjaannya. Bentuk buku teks tentu lebih kompleks dibandingkan dengan yang lain.
Adapun yang paling kurang kompleksitasnya adalah bahan pembelajaran sederhana.
5.

Menyusun Struktur (Kerangka) Penyajian

Jika bentuk penyajian sudah ditetapkan, penyusun bahan pembelajaran menyusun


struktur atau kerangka penyajian. Kerangka-kerangka itu diisi dengan materi yang telah
diatetapkan.
6. Membaca Buku Sumber

12

Membaca buku sumber diperlukan untuk menentukan materi yang diisikan pada
kerangka struktur penyajian. Kegiatan pengisian dilakukan setelah penyusunan Struktur
Penyajian.
7. Membuat Draft Bahan Pembelajaran
Kegiatan membuat draf (termasuk membahasakan, membuat ilustrasi, gambar) ini
dilakukan bersamaan dengan kegiatan yang telah disebutkan sebelumnya.
8. Merevisi (Menyunting) Bahan Pembelajaran
Meneliti ulang draf yang telah jadi seraya melakukan perbaikan (revisi) jika
diperlukan.
9. Mengujicobakan Bahan Pembelajaran
Bahan pembelajaran diujicobakan untuk mengetahui tingkat kelayakannya sebagai
bahan pembelajaran.
10. Merevisi dan Menulis Akhir (Finalisasi)
Melakukan perbaikan terhadap draf yang telah diujicobakan kemudian melakukan
kegiatan penulisan akhir (finalisasi). Selanjutnya setelah prosedur sebagaimana tersebut telah
dilakukan, maka bahan ajar siap dipergunakan untuk membelajarkan peserta didik.

13

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, samsul. 2007. Sukses Menulis Buku Ajar & Referensi. Jakarta: PT Grasindo
Ditjen Dikdasmenum. 2004. Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan bahan
Ajar.Jakarta: Depdiknas.
Gintings, Abdorrakhman. 2008. Essensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung:
Humaniora.
Jasmadi, dkk. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo
Prastowo, Andi. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:Diva
Press
Wahyu, Wibowo.2012. Menulis Buku Ajar Perguruan Tinggi. Jakarta: Bidik Phronesia
http://juonorp.blogspot.com/2013/06/penyusunan-bahan-pembelajaran.html (di akses tanggal
07 september 2015 pukul 12.40 wib)

14

http://pengembanganbahanjar.blogspot.com/2014/07/konsep-dasar-bahan-ajar.html (di akses


tanggal 07 september 2015 pukul 12.45 wib)
http://kumpulanertikel.blogspot.com/2014/12/makalah-pengertian-dan-fungsi-bahanajar.html (di akses tanggal 07 september 2015 pukul 12.53 wib)
http://www.pendidikanekonomi.com/2014/03/pengertian-dan-karakteristik-bahan-ajar.html
(di akses tanggal 07 september 2015 pukul 12.57 wib)

15

Anda mungkin juga menyukai