Anda di halaman 1dari 16

PRINSIP PENILAIAN, CIRI DAN JENIS ALAT EVALUASI

MAKALAH

Dibuat untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Nilai Mata Kuliah Evaluasi Proses dan Hasil
Belajar Matematika, serta mempelajari lebuh jauh mengenai Prinsip Penilaian, Ciri dan Jenis
Alat Evaluasi

Disusun Oleh:

1. Sinta Aulia Firdaus (20178300006)


2. Putri Nurhidayati (20178300007)
3. Dina Mardiana (20178300015)
4. Relita Azhizhah Maelani (20178300037)
5. Syahdilla Aprilliani Putri (20178300043)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) KUSUMA NEGARA BINTARA
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ungkapkan kehadirat Allah swt, berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Prinsip Penilaian, Ciri dan Jenis Alat
Evaluasi.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Nur Imani, M.Pd
selaku Dosen pengampu yang telah membimbing penyelesaian makalah ini. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
dukungannya sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, karena terbatasnya ilmu yang
dimiliki. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah ini di masa yang akan datang. Akhirnya, penulis berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun bagi yang mendengarkannya.

Bekasi, 12 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
A. Latar Belakang......................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan Masalah....................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A. Prinsip Penilaian...................................................................................................................5
1. Prinsip penilaian berbasis kelas........................................................................................5
2. Ciri dan jenis alat evaluasi yang tepat...............................................................................8
B. Jenis-jenis instrumen..........................................................................................................10
BAB III..........................................................................................................................................14
PENUTUP.....................................................................................................................................14
A. Kesimpulan.........................................................................................................................14
B. Saran...................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penilaian merupakan bagian yang integral dalam keseluruhan proses belajar mengajar, ia
merupakan subsistemnya. Penilaian harus dipandang sebagai salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan proses dan hasil pembelajaran, bukan hanya sebagai cara untuk
menilai keberhasilan belajar siswa.
Sebagai subsistem dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan penilaian harus mampu
memberikan informasi yang membantu guru meningkatkan kemampuan mengajarnya dan
membantu siswa mencapai perkembangan pendidikannya secara optimal.
Pada pelaksanaannya, informasi yang akan dijadikan dasar menentukan nilai dapat
diperoleh melalui berbagai cara sesuai dengan tujuan dari penilaian itu sendiri. Secara umum
cara-cara mengumpulkan data yang dianggap sahih adalah melalui teknik tes atau teknik
bukan tes. Teknis tes bisa berupa tulisan, tes lisan, atau tes perbuatan.
Hasil dari usaha belajar nampak dalam bentuk perubahan tingkah laku, baik secara
substantif yaitu terkait langsung dengan mata-mata pelajaran, maupun secara komprehensif
yaitu perubahan perilaku yang menyeluruh. Perubahan itu ada yang dapat diamanati secara
langsung ada pula yang tidak dapat diamati secara langsung. Perubahan itu juga ada yang
terjadi dalam jangka pendek ada pula yang terjadi dalam jangka panjang.
Namun demikian, bagaimanapun baiknya alat penilaian yang digunakan hanya mungkin
dapat mengungkap sebagian tingkah laku dari keseluruhan hasil belajar yang sebenarnya.
Penilaian yang baik harus menilai hasil-hasil yang autentik dan hal ini dilakukan dengan
mengetes manakah hal itu dapat ditransferkan. Penilaian harus dilakukan dengan tepat, teliti,
dan objektif terhadap hasil belajar sehingga dapat menjadi alat untuk mengecek kemampuan
siswa dalam belajarnya dan mempertinggi prestasi belajarnya.

4
B. Rumusan Masalah

Dengan berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis membuat makalah dengan
judul “Prinsip Penilaian, Ciri dan Jenis Alat Evaluasi ”. Untuk pembahasan tentang
materi pada makalah ini, maka akan diajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan Penilaian Berbasis Kelas ?


2. Apa saja prinsip-prinsip penilaian ?
3. Apa saja ciri dan jenis alat evaluasi ?
4. Apa saja jenis-jenis instrumen ?

C. Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :


1. Untuk mengetahui definisi penilaian berbasis kelas
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip penilaian
3. Untuk mengetahui apa saja ciri dan jenis alat evaluasi
4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis instrumen

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip Penilaian

1. Prinsip penilaian berbasis kelas

Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan suatu proses pengumpulan pelaporan, dan
penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip
penilaian berkelanjutan, otentik, akurat, dan konsisten dalam kegiatan pembelajaran di bawah
kewenangan guru di kelas. PBK mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar
yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah
dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan. Dengan demikian PBK
tidak lain adalah sebuah pradigma, pendekatan, pola, dan sekaligus sebagai komponen utama
dalam penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Ada empat komponen
KBK yang satu sama lain saling terkait erat, yaitu: kurikulum dan hasil belajar, penilaian
berbasis kelas, kegiatan belajar mengajar, dan pengelolaan kurikulum berbasis kelas.

Sebagai kurikulum yang berbasis kompetensi maka sasaran utamanya adalah bagaimana
agar kompetensi dari hasil belajar siswa dapat tercapai sesuai dengan indikator-indikator
keberhasilan belajar. Dengan demikian penilaiannya pun lebih menekankan kepada sejauh
mana kompetensi belajar telah tercapai melalui segenap proses pembelajaran yang
dilaksanakan.

Oleh karena itulah evaluasi atau penilaian berbasis kelas yang dimaksudkan hanya
mungkin dilakukan pada penyelenggaraan pendidikan yang berbasis kompetensi, yaitu suatu
pendidikan yang menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu
jenjang pendidikan. Kompetensi lulusan suatu jenjang pendidikan sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional, mencakup komponen pengetahuan, keterampilan, kecakapan,
kemandirian, kreativitas, kesehatan, akhlak, ketakwaan, dan kewarganegaraan.

6
Dikatakan sebagai penilaian berbasis kelas karena penilaian yang dilaksanakan adalah
untuk memperoleh informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas
selama dan setelah kegiatan belajar mengajar terselenggara. Jadi PBK merupakan salah satu
bukti yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program pendidikan.

PBK menggunakan arti penilaian sebagai “Assessment”, yaitu kegiatan yang dilakukan
untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat
kelas selama dan setelah kegiatan pembelajaran. Data atau informasi dari penilaian di kelas
ini merupakan salah satu bukti yang digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program
pendidikan. PBK merupakan bagian dari evaluasi pendidikan karena lingkup evaluasi
pendidikan secara umum jauh lebih luas dibandingkan PBK.

Dapat dikatakan bahwa penilaian berbasis kelas merupakan suatu proses pengumpulan,
pelaporan dan penggunaan informasi mengenai hasil belajar siswa pada tingkat kelas dengan
menerapkan prinsipprinsip penilaian dengan pelaksanaan yang berkelanjutan, dan disertai
dengan bukti-bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. Karena itulah
PBK mengindentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar pada tingkat kelas yang
dituangkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang jelas mengenai standar yang harus dan
telah dicapai yang disertai dengan peta kemajuan belajar siswa berdasarkan tingkat
pencapaian prestasi siswa.

Jadi, PBK mencakup kegiatan pengumpulan informasi tentang pencapaian hasil belajar
siswa dan pembuatan keputusan tentang hasil belajar siswa berdasarkan informasi tersebut.
Pengumpulan informasi dalam PBK dapat dilakukan dalam suasana resmi maupun tidak
resmi, di dalam atau di luar kelas, menggunakan waktu khusus atau tidak, misalnya untuk
penilaian aspek sikap/nilai dengan tes atau non tes atau terintegrasi dalam seluruh kegiatan
pembelajaran (di awal, tengah, dan akhir). Di sekolah sering digunakan istilah tes untuk
kegiatan PBK dengan alasan kepraktisan, karena tes sebagai alat ukur sangat praktis
digunakan untuk melihat prestasi siswa dalam kaitannya dengan tujuan yang telah
ditentukan, terutama aspek kognitif.

Sebagai bagian dari kurikulum berbasis kompetensi, pelaksanaan PBK sangat


dipengaruhi oleh berbagai faktor dan komponen yang ada di dalamnya. Namun demikian,

7
guru mempunyai posisi sentral dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan kegiatan
penilaian. Untuk itu, dalam pelaksanaan penilaian harus diarahkan agar memenuhi prinsip-
prinsip :

a. Validitas dan reliabilitas yang tinggi, alat ukur dapat mengukur apa yang hendak di ukur,
dapat dipercaya, tepat, dan sahih. Artinya penilaian harus memberikan informasi yang
akurat tentang hasil belajar siswa, misalnya jika pembelajaran menggunakan pendekatan
eksperimen, maka kegiatan melakukan eksperimen harus menjadi salah satu obyek yang
di nilai.
b. Mendidik, harus memberi sumbangan positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa.
Hasil penilaian dapat dinyatakan dan dirasakan sebagai penghargaan bagi siswa yang
berhasil atau sebagai pemacu semangat belajar bagi yang kurang berhasil.
c. Berorientasi pada Kompetisi, setiap penilaian berorientasi pada kompetensi dan
pencapaian hasil kurikulum yang berlaku .
d. Adil dan Obyektif, penilaian harus adil terhadap semua siswa dan tidak membeda-
bedakan latar belakang dan sosial ekonomi, budaya, bahasa dan jenis kelamin, yang tidak
berkaitan dengan pencapaian hasil belajar, serta tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor
pelaksanaan kriteria untuk skorsing dan pembuatan keputusan.
e. Terbuka, bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan siswa jelas
bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
f. Berkesinambungan, dilakukan secara berencana, bertahap, teratur, terus menerus, untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan kemajuan belajar siswa sebagai hasil
kegiatan belajarnya.
g. Menyeluruh, penilaian dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan prosedur termasuk
mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar siswa. Penilaian terhadap hasil belajar siswa
meliputi : pengetahuan (kognitif), sikap dan nilai (afektif), dan ketrampilan
(psikomotorik) yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Ketiga ranah
ini sebaiknya dinilai secara proporsional sesuai dengan sifat mata pelajaran yang
bersangkutan.
h. Bermakna, penilaian hendaknya mudah di dipahami, mempunyai arti, berguna dan dapat
dilanjutkan.

8
2. Ciri dan jenis alat evaluasi yang tepat

Evaluasi seringkali didasarkan pada hasil pengukuran dan penilaian, oleh karena itu
pengukuran merupakan bagian terpenting dari evaluasi, meskipun pengukuran bukan satu-
satu nya bagian dari evaluasi, tetapi prinsip-prinsip pengukuran dan penilaian mempengaruhi
alat evaluasi. Alat evaluasi adalah alat yang digunakan dalam suatu kegiatan evaluasi untuk
mengumpulkan informasi tentang sesuatu. Dalam kegiatan pembelajaran, alat evaluasi yang
digunakan disebut alat ukur (instrumen) yang disusun, dilaksanakan, dan diolah berdasarkan
aturan yang berlaku dalam pengukuran. Instrumen berperan penting dalam menentukan mutu
informasi suatu evaluasi, instrumen berfungsi mengungkapkan fakta menjadi data, sehingga
jika kualitas instrumen yang digunakan baik, maka data diperoleh sesuai dengan fakta
sesungguhnya.

Ciri-ciri alat evaluasi yang tepat

Alat evaluasi (instrumen) yang harus memenuhi kriteria instrumen yang tepat. Ciri-ciri
instrumen yang tepat antara lain :

1. Valid, sahih atau valid artinya instrumen ini mengukur apa yang seharusnya hendak
diukur. Konsep validitas mengacu pada interpretasi hasil data yang diperoleh dari
pengukuran, disimpulkan dari fakta dan dinyatakan dalam bentuk tingkatan seperti
tinggi, sedang, dan rendah. Validitas dapat dibedakan atas, validitas isi, validitas
konstruk, dan validitas kriteria. Tidak setiap instrumen harus memiliki ketiga validitas
tersebut. Jenis validitas dituntut sesuai dengan jenis dan tujuan pengukuran. Contoh :
tes untuk mengukur prestasi belajar siswa, validitas yang dituntut adalah validitas isi,
sedangkan untuk mengukur suatu konstruk, misalnya sikap terhadap matematika,
validitas yang dituntut adalah validitas konstruk. Contoh tes yang memerlukan
validitas kriteria antara lain : tes potensial akademik (TPA), tes masuk SMP/SMA,
dan tes SPMB.
2. Reliabilitas, reliabel artinya hasil pengukuran selalu konsisten bila dilaksanakan pada
siswa yang sama dalam waktu dan kondisi yang berlainan, atau dengan isntrumen
yang paralel pada subyek dan waktu yang sama akan memberikan hasil yang tetap,

9
dan ajeg, selama aspek yang diukur belum berubah. Reliabilitas sering diterjemahkan
dengan kepercayaan, keajegan atau kemantapan.
3. Tingkat Kesulitan, suatu instrumen yang baik akan memiliki tingkat kesulitan yang
seimbang. Pengertian seimbang dalam kaitan ini dapat dilihat dari dua sisi. Pertama,
berkaitan dengan proporsi penyebaran soal; mudah, sedang dan sulit. Kedua berkaitan
dengan tingkat kemampuan siswa yang akan dinilai. Seorang guru dapat keliru
mengambil keputusan, karena soal yang diberikan terlalu sulit atau terlalu mudah.
Disini perlunya penilai menimbang tingkat kesulitan soal yang digunakan baik secara
rasional maupun secara empirik. Proporsi penyebaran tidak ada yang baku, namun
biasanya soal-soal yang mempunyai tingkat kesulitan sedang lebih banyak dari pada
yang mudah atau sulit. Sebagai contoh biasanya komposisi sebaran soal berdistribusi
normal dengan perbandingan 2 : 6 : 2, atau dapat juga dibuat seperti: 25% mudah,
50% sedang dan 25% sulit (25 : 50 : 25).
4. Daya Beda, daya beda butir soal menunjukkan pada kemampuan soal untuk
membedakan antara siswa yang mampu dengan siswa yang tidak mampu.
5. Kesederhanaan/Kepraktisan, Kesederhanaan/kepraktisan merupakan salah satu ciri
yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tingkat ketepatan suatu instrumen.
Semakin mudah instrumen diadministrasikan, semakin baik instrumen itu dilihat dari
segi kepraktisan.

10
B. Jenis-jenis instrumen

Untuk mengukur kemampuan siswa baik dari segi proses maupun hasil, instrumen yang
dapat dikembangkan dapat berupa tes, tugas-tugas asesemen penampilan, observasi,
presentasi dan proyek, portofolio, jurnal dan interview, un-obstractrusive technique (teknik
pengukuran yang tidak membutuhkan kerjasama siswa dalam merespon, misalnya : catatan
sekolah, daftar hadir, hasil kerja siswa, bukti-bukti fisik, kesediaan dengan sukarela mengatur
tempat duduk ketika kegiatan wawancara) dan kuesioner butir tertutup.

Instrumen

Non tes Tes

Skala sikap, Check List,


Kuesioner Tes Lisan Tes tertulis

Studi kasus, portofolio


pPortofolio Tes uraian

Tertutup

Terbuka

Tes obyektif

Pilihan ganda
Menjodohkan

Isian singkat dan


benar

11
Gambar. Jenis-jenis Instrumen serta contoh-contohnya.

Dalam penilaian berbasis kelas, guru harus memandang penilaian sebagai bagian
terintegrasi dari kegiatan belajar mengajar, mengembangkan strategi yang mendorong dan
memperkuat dalam mengevaluasi dan bercemin diri, melakukan berbagai strategi penilaian,
mengakomodasi kebutuhan khusus siswa, mengembangkan sistem pencatatan yang
menyediakan cara yang bervariasi dalam pengamatan belajar siswa.

1. Tes tertulis, dapat berbentuk memilih jawaban atau membuat jawaban sendiri. Untuk
penilaian berbasis kelas, guru sebaiknya lebih banyak memberikan tes uraian dari pada
tes tertulis yang lain, karena tes uraian dapat memberikan informasi tentang kemampuan
siswa dalam mengorganisasi gagasan secara sistematis.
Dalam ujian tertulis dapat digunakan soal-soal berbentuk essai, obyektif, atau gabungan
diantara keduanya. Terdiri atas uraian terbatas dan bebas. Tes uraian terbatas tepat
dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar kompleks yang berupa kemampuan-
kemampuan :
a. Menjelaskan hubungan sebab akibat
b. Melukiskan pengaplikasian prinsip-prinsip
c. Mengajukan argumentasi-argumentasi yang relevan
d. Merumuskan hipotesis-hipotesis dengan tepat
e. Merumuskan asumsi-asumsi yang tepat
f. Melukiskan keterbatasan-keterbatasan data
Tes uraian bebas tepat dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar yang bersifat
kompleks yang berupa kemampuan-kemampuan :
a. Menghasilkan, menyusun dan menyatakan ide-ide
b. Memadukan berbagai hasil belajar dari berbagai bidang studi
c. Merekayasa bentuk-bentuk orisinal, seperti mendisain sebuah eksperimen
mengevaluasi nilai suatu ide
Tes tertulis yang lainnya adalah berupa tes tertulis obyektif yang terdiri atas pilihan
ganda, benar-salah, menjodohkan, dan isian singkat. Tes obyektif tepat digunakan untuk
menilai hasil belajar berupa kemampuan-kemampuan mengingat dan mengenal kembali

12
fakta-fakta, memahami hubungan antara dua hal atau lebih, dan mengaplikasikan prinsip-
prinsip. Hal ini berkaitan dengan keunggulan dan kelemahan dari bentuk tes obyektif,
seperti halnya dengan bentuk dan jenis tes lainnya. Beberapa kelemahan tes obyektif
antara lain adalah :
a. Pada umumnya soal tes obyektif hanya tepat digunakan untuk menilai
kemampuan-kemampuan mengingat kembali, mengenal kembali,
mengasosiasikan antara dua hal, memahami hubungan, dan mengaplikasikan
prinsip-prinsip.
b. Soal tes bentuk obyektif dapat membuat peserta didik tidak terbiasa
mengemukakan ide secara tertulis dengan menggunakan kata-kata sendiri.
c. Kemungkinan untuk menebak besar sekali dan sukar untuk dilacak.
d. Proses berpikir peserta didik tidak dapat diikuti sebab yang dilihat hanyalah
pilihan-pilihan jawaban yang dipilih.
e. Memungkinkan saling menyontek dengan mudah. Hal ini disebabkan jawaban
peserta didik hanya berupa lingkaran, silang atau penghitaman atas huruf-huruf
yang terletak di depan alternatif-alternatif jawaban.
2. Tes Performansi, adalah tes yang dilakukan untuk menilai siswa dalam melakukan tugas
dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati oleh guru, misalnya dalam mata pelajaran
PAI umumnya berupa praktik ibadah tes percobaan, praktek olah raga dan lain-lain.
3. Penugasan atau proyek, merupakan tugas yang harus dikerjakan siswa yan memerlukan
waktu yang relatif lama dalam pengerjaannya. Penugasan ini dimaksudkan untuk
mengalu informasi tentang kemampuan siswa dalam mengintegrasikan seluruh
pengetahuan yang telah diperoleh dalam bentuk laporan atau karya tulis.
4. Portofolio, merupakan kumpulan hasil kerja dan tugas siswa yang diberi komentar oleh
guru tentang tingkat kemajuan siswa tersebut. Portofolio bermanfaat untuk pelayanan
siswa secara individual. Dalam melaksanakan penilaian berbasis kelas, tugas yang
diberikan kepada siswa dapat berbentuk tugas individu maupun kelompok. Bentuk ini
cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja peserta didik, dengan menilai
kumpulan karya-karya dan tugas-tugas yang dikerjakan oleh peserta didik. Karya-karya
ini dipilih dan kemudian dinilai, sehingga dapat dilihat perkembangan kemampuan

13
peserta didik. Portofolio sangat bermanfaat baik guru maupun peserta didik dalam
melakukan penilaian proses.
Contoh: Laporan kegiatan keagamaan yang diikuti peserta didik, pengalaman
keagamaan seorang peserta didik, menulis artikel atau makalah keagamaan dan tugas-
tugas individual.
Agar penilaian terhadap hasil penugasan ini objektif, maka guru perlu mengembangkan
rubrik, yakni semacam kisi-kisi pedoman penilaian. Rubrik hendaknya memuat: daftar
kriteria kenerja peserta didik, aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai dan
gradasi mutu. Sebagai alat penilaian tugas, sebelum rubrik digunakan, guru harus
mengkomunikasikannya kepada peserta didik. Skor nilai bersifat kontinum 0 s.d. 10 atau
10 s.d. 100. Porsi untuk tiap keterlibatan berpikir dalam menjawab soal dari tahap
pemahaman, aplikasi, dan analisis (sintesis dan evaluasi) disaranakan sebesar 20%, 30%,
dan 50%. Batas ketuntasan ditetapkan dengan sekor 75% penguasaan kompetensi.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penilaian Berbasis Kelas merupakan suatu proses pengumpulan pelaporan, dan


penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip
penilaian berkelanjutan, otentik, akurat, dan konsisten dalam kegiatan pembelajaran di bawah
kewenangan guru di kelas. PBK itu sendiri pada dasarnya merupakan kegiatan penilaian
yang dilaksanakan secara terpadu dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dengan
tes tertulis, tes performansi, penugasan atau proyek dan portofolio.

Prinsip-prinsip penilian berbasis kelas harus validitas dan reabilitas yang tinggi,
mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan obyektif, terbuka, berkesinambungan,
menyeluruh dan bermakna. Ciri-ciri instrumennya yaitu valid, reliabilitas, tingkat kesulitan,
daya beda serta kesederhanaan/kepraktisan.

B. Saran

Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca mengenai makalah ini. Karena
penulis menyadari adanya kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat umumnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis.

15
DAFTAR PUSTAKA

Mulyana., Dr, Drs. Gaguk Margono, M.Ed., Dra. Sri Sulastini, MA., 2004. Evaluasi Pendidikan.

Lembaga Akta Mengajar (LAM) UNJ.

Departemen Pendidikan Nasional Badan Standar Nasional Pendidikan, Pedoman Model


Penilaian Kelas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: 2006/2007

Pusat Kurikulum Balitbang Diknas, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: 2002.

Pusat Kurikulum Balitbang Diknas, Penilaian Berbasis Kelas, Jakarta:2002.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum Dijend Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas,
Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam, Jakarta:2004.

16

Anda mungkin juga menyukai