Disusun oleh :
Dosen :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kelompok kami bisa menyelesaikan
tugas makalah “Menganalisis Hubungan Karakter dan Kepribadian Manusia”
sebagai mana mestinya. Tak lupa pula kami ucapkan banyak terima kasih terhadap
pihak-pihak yang turut ikut andil dalam menyelesaikan tugas ini.
Kami sadar dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan
kekurangan dalam segi penyusunan dan sistematika penulisan yang baik dan
benar oleh karena itu kami selaku penyusun sangat berharap banyak terhadap para
pembaca agar memberi saran dan masukkan sehingga kami bisa menyempurnakan
kekurangan tersebut. Semoga makalah yang kami susun ini bermanfaat bagi kita
semua terutama terhadap tim penyusun.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................
.................................................................................... 1
3 1.3
Tujuan ................................................................................................. 3
Kepribadian...................................................................................... 15
BAB 3. PENUTUP............................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
1. Mengetahui karakter dan asesmennya
2. Mengetahui definisi kepribadian
3. Mengetahui hubungan karakter dan kepribadian
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
(2) jujur, (8) demokratis, (14) cinta damai, (3) toleransi, (9) rasa
ingin tahu, (15) gemar membaca,
(4) disiplin, (10) semangat kebangsaan (16) peduli lingkungan,
(nasionalisme),
(5) kerja keras, (11) cinta tanah air, (17) peduli sosial, dan (6) kreatif,
(12) menghargai prestasi, (18) tanggung jawab.
kriteria karakter apa yang ingin diketahui. Evaluasi semacam itu berdasar pada
pengetahuan dan penilaian guru sehingga memberikan bukti tentang kekuatan
dan kelemahan sekolah, dengan demikian dapat menyoroti lebih banyak
upaya, sumber daya, dan waktu yang harus diarahkan.
Mengevaluasi efektivitas, strategi, aktivitas, atau pendekatan dari
pendidikan karakter yang dilakukan. Metode yang berbeda, termasuk survei
pra-intervensi dan pasca-intervensi, pengamatan dan wawancara dengan guru
dan siswa dapat diterapkan untuk mendapatkan bukti tentang dampak dari
strategi atau aktivitas pendidikan karakter yang ada. Disarankan untuk
mengukur hanya beberapa saja dari komponen karakter dan akan lebih baik
untuk melakukan triangulasi data dengan menggunakan lebih dari satu
sumber bukti.
Melakukan refleksi diri pada karakter dan kebajikan pribadi yang
dilakukan oleh siswa sendiri. Hal ini mungkin direkam secara berkala selama
perjalanan pendidikan siswa, misalnya dalam jurnal. Bukti yang diperoleh
dari teman sebaya, guru dan orang tua akan mendukung proses ini.
Karakter bukanlah sesuatu yang dapat dihitung atau kekal dan tidak bisa
berubah, oleh karena itu seringkali diistilahkan juga dengan “kualitas
karakter”. Berikut ini adalah enam (6) kualitas karakter yang diidentifikasi
oleh Bialik, Bogan, Fadel, & Horvathova (2015) sebagai kualitas karakter
yang paling tinggi (Tabel 1). Namun demikian, daftar dalam tabel tersebut
belum lengkap dan bukan konsep yang fixed, masih bisa berubah.
8
1 Mindfullness Kebijaksanaan, kesadaran diri, aktualisasi diri
(penuh manajemen probadi, observasi, refleksi,
perhatian) kesadaran, kasih sayang, syukur, empati,
perhatian, pertumbuhan, visi, wawasan,
keseimbangan batin, kebahagiaan, kehadiran,
keaslian, mendengarkan, berbagi, keterkaitan,
saling ketergantungan, kesatuan, penerimaan,
keindahan, sensibilitas, kesabaran, ketenangan,
keseimbangan, kerohanian, eksistensialitas,
kesadaran sosial, kesadaran lintas budaya, dan
lain-lain.
9
keaslian, dapat dipercaya, kesopanan,
pertimbangan, pengampunan, kebajikan, cinta,
membantu, kemurahan hati, amal, pengabdian,
rasa memiliki, kewarganegaraan, kesetaraan,
dan lain- lain.
positif yang signifikan dalam menghadapi kesulitan. Tiga faktor utama yang
telah diidentifikasi di sekolah, masyarakat, dan sistem dukungan sosial yang
secara positif mempengaruhi ketangguhan remaja adalah: hubungan yang
terjaga, komunikasi yang baik, dan peluang untuk keterlibatan dan partisipasi
yang bermakna.
Situasi pembelajaran di kelas dapat menentukan resilience siswa. Oleh
karena itu, cara tepat mendorong resilience adalah dengan meningkatkan tujuh
sifat berikut: perhatian dan hubungan, pro-sosialitas dan dukungan,
keterlibatan, inklusivitas, kolaborasi, pemberdayaan, dan fokus pada
pembelajaran. Dengan mengajarkan resilience kepada semua siswa, guru tidak
hanya melindungi siswa yang diidentifikasi sebagai "berisiko" tetapi juga
membekali setiap siswa untuk menghadapi kesulitan yang harus mereka atasi
dalam kehidupan mereka. Kehidupan dalam keluarga dan keterlibatan
masyarakat telah diidentifikasi sebagai dua faktor lingkungan lain yang
memengaruhi resilience anak. Semakin banyak faktor protektif yang dimiliki
anak, semakin besar kemungkinan mereka untuk berhasil ketika dihadapkan
dengan tantangan.
2.2 Kepribadian
Istilah kepribadian dalam bahasa inggris dinyatakan dengan
personality. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu persona yang berarti
topeng dan personare yang artinya menembus.istilah topeng berkenaan
dengan salah satu atribut yang digunakan oleh para pemain sandiwara pada
zaman Yunani Kuno. Dengan topeng yang dikenakan dan diperkuat dengan
gerak-gerik dan yang diucapkan, karakter dari tokoh yang diperankan
tersebut dapat menembus keluar dalam arti dapat dipahami oleh para
penonton. Kata kepribadian dalam kehidupan sehari
hari di gunakan untuk menggambarkan: (1) identitas diri, contoh: “Saya
seorang yang terbuka” atau “Saya seorang pendiam”, (2) kesan umum
seseorang tentang diri anda atau orang lain, contoh “Dia agresif” atau “Dia
jujur”, dan fungsi-fungsi kepribadian sehat atau bermasalah, contoh: “Dia
baik” atau “Dia mendendam.”
Untuk memperoleh pemahaman tentang kepribadian ini, berikut di
kemukakan beberapa pengertian dari para ahli: Hall dan Lindzey
mengemukakan bahwa secara populer, kepribadian dapat di artikan sebagai:
(1) keterampilan atau kecakapan sosial (social skill), dan (2) kesan yang
paling menonjol, yang di tunjukkan seseorang kepada orang lain. Selain itu
Woodworth juga mengemukakan bahwa kepribadian merupakan “Kualitas
tingkah laku total individu”. Sementara Dashiell mengartikannya sebagai
“Gambaran total tentang tingkah laku individu yang terorganisasi”. Derlega,
Winstead dan Jones mengartikannya sebagai “Sistem yang relative stabil
mengenai karakteristik individu yang bersifat internal, yang berkontribusi
terhadap pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang konsisten.” (Suryabrata,
2006)
Pada mulanya Allport mendefinisikan kepribadian sebagai “What a
man really is”, tetapi definisi tersebut oleh Allport dipandang tidak
memadai, lalu ia merevisi definisi tersebut. Definisi yang dirumuskan oleh
Allport adalah: “Personality is the dynamic organization within the
individual of those psychophysical systems that determine his unique
adjustments to his environment.” (Kepribadian adalah organisasi
16
dinamis dalam individu sebagaai sistem psikofisis yang menentukan
caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan) (Singgih
& Dirgagunarsa, 1987).
David Krech dan Richard S. Crutchfield (1969) dalam bukunya yang
berjudul Elements of Psikologi mendefinisikan sebagai berikut, “Personality
is the integration of all of an individual’s characteristic into a unique
organization that determines, and is modified by, his attemps at adaption to
his continually changing environtment.” (Kepribadian adalah integrasi dari
semua karakteristik individu kedalam suatu kesatuan yang unik yang
menentukan, dan yang dimodifikasi oleh usaha-usahanya dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah terus menerus).
Sedangkan Adolf Heuken SJ menyatakan sebagai berikut: “Kepribadian
adalah pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta kebiasaan
seseorang, baik yang jasmani,
mental, rohani, emosional maupun yang sosial. Semuanya ini telah ditata
dalam caranya yang khas dibawah beraneka pengaruh dari luar. Pola ini
terwujud dalam tingkah lakunya, dalam usahanya menjadi manusia
sebagaimana dikehendakinya.”
Berdasarkan definisi dari beberapa ahli dapat disimpulkan pokok-pokok
pengertian kepribadian sebagai berikut: pertama, kepribadian merupakan
kesatuan yang kompleks, yang terdiri atas aspek psikis, seperti intelegensi,
sifat, sikap, minat, cita-cita, dan sebagainya serta aspek fisik, seperti bentuk
tubuh, kesehatan jasmani, dan sebagainya. Kedua, kesatuan dari kedua
aspek tersebut berinteraksi dengan lingkungannya yang mengalami
perubahan secara terus-menerus, dan terwujudlah pola tingkah laku yang
khas atau unik. Ketiga, kepribadian bersifat dinamis, artinya selalu
mengalami perubahan, tetapi dalam perubahan tersebut terdapat pola pola
yang bersifat tetap. Keempat, kepribadian terwujud berkenaan
dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh individu (Sujanto, 2001).
2.2.1 Konsep yang berhubungan dengan Kepribadian
Konsep-konsep kepribadian sebenarnya merupakan aspek-aspek atau
komponen- komponen kepribadian karena pembicaraan mengenai
17
Karakter
Karakter
Karakter
Karakter
Karakter
Kepribadian
Karakter Karakter
Karakter Karakter
Karakter
Karakter Karakter
∙ Kebiasaan (habit)
Kebiasaan yang baik melalui pengalaman yang diulangi dalam apa yang
dilakukan itu membantu, ramah, dan adil dapat menjadi kebiasaan baik yang
akan bermanfaat bagi dirinya ketika menghadapi situasi yang berat.
Komponen karakter di atas dengan aspek komponennya masing-masing
menjelaskan bahwa karakter dan kepribadian manusia saling berhubungan,
bekerjasama untuk saling mendukung sehingga dapat menciptakan kepribadian
yang baik (Lickona, 2013).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hubungan karakter dan kepribadian manusia didasari dari komponen
pembentuk yang eksplist dan implisit pada diri manusia. Aspek pada
komponen-komponen pembentuk karaker memiliki peran dalam
terbentuknya kepribadian yang baik dikarenakan karakter dan kepribadian
bersipat satu kesatuan yang saling bekerjasama dan saling mendukung.
Bentuk rincinya meliputi Moral Knowing, Moral Felling dan Moral Action.
Tiga komponen ini yang menjadi ujung pangkal dari komponen-komponen
karakter untuk bekerjasama dalam hubungan terbentuknya kepribadian yang
baik.
Karakter terbentuk akibat interaksi yang cukup lama dengan seuatu hal
atau konten interaksinya. Pada asesmen karakter cukup sulit dianalisis
dikarenakan sipatnya yang kompleks sehingga perlu keterlatihan dan kehati
hatian dalam mendidik seseorang yang akan menuju pengembangan
karakter yang baik. Kemajuan teknologi juga tidak luput dari proses
terbentuknya karakter. Dewasa ini sering kita lihat bagaimana kelakuan
remaja maupun siswa dan mahasiwa karena efek kemajuan teknologi. Tidak
dapat dipungkiri bahwa majunya teknologi juga berakibat terbentuknya
karakter karena dengan mudahnya seseorang mengakses sesuatu hal, baik
dalam bentuk game, vidio dan lain sebagainya. Hal itu menimbulkan
karakter yang tidak baik jika digunakan dengan tidak cermat karena
interaksinya yang cukup lama dengan seseorang yang mengaksesnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Bialik, M., Bogan, M., Fadel, C., & Horvathova. (2015). Character Education
for the 21st Century: What Should Students Learn? Boston,
Massachusetts: Center for Curriculum Redesign.
25