Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, tertulis
atau tidak tertulis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran dalam upaya
memfasilitasi belajar siswa mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Karakteristik bahan ajar pada pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan antara lain:
1. Self Instructional yaitu bahan ajar dapat dipelajari sendiri oleh peserta didik, bahkan
tanpa bantuan guru. Oleh karena itu, di dalam bahan ajar harus terdapat tujuan yang
dirumuskan dengan jelas dan memberikan materi pembelajaran yang dikemas ke dalam
unit-unit atau kegiatan yang lebih spesifik.
2. Self Contained yaitu bahan ajar itu lengkap dengan sendirinya sehingga siswa tidak perlu
tergantung bahan lain. Jadi sebuah bahan ajar haruslah memuat seluruh bagian-bagiannya
dalam satu buku secara utuh untuk memudahkan pembaca mempelajari bahan ajar
tersebut
3. Stand Alone (berdiri sendiri) yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak tergantung pada
bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. Artinya
sebuah bahan ajar dapat digunakan sendiri tanpa bergantung dengan bahan ajar lain.
4. Adaptive yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Bahan ajar harus memuat materi-materi yang
sekiranya dapat menambah pengetahuan pembaca terkait perkembangan zaman atau lebih
khususnya perkembangan ilmu dan teknologi.
5. User Friendly yaitu bahan ajar didesain sesuai dengan kemampuan dan karakteristik
peserta didik yang belajar. Bahan ajar disampaikan dengan bahasa yang komunikatif, dan
mudah atau fleksibel dipelajari atau dioperasikan.
Contoh :
Yang harus diperhatikan dalam pengembangan bahan ajar cetak pada PJOK yaitu:
1) Relevansi, artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan
atau ada hubungannya dengan pencapaian KD. Cara termudah ialah dengan mengajukan
pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan prinsip dasar
ini, guru akan mengetahui apakah materi yang hendak diajarkan tersebut materi fakta,
konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau aspek psikomotorik sehingga pada gilirannya
guru terhindar dari kesalahan pemilihan jenis materi yang tidak relevan dengan
pencapaian KD.
2) Konsistensi, artinya keajegan. Artinya ada kesesuaian (jumlah/banyaknya) antara
kompetensi dan bahan ajar; jika kompetensi dasar yang ingin dibelajarkan mencakup
keempat keterampilan berbahasa, bahan yang dipilih/dikembangkan juga mencakup
keempat hal itu.
3) Kecukupan, artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu
siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan
tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai KD.
Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu
untuk mempelajarinya.
Dalam mengembangkan bahan ajar pada umumnya guru harus melakukan analisis tugas,
pengetahuan, serta keterampilan yang diperlukan dalam rangka penentuan jenis bahan
pembelajaran apa yang nanti dikembangkan. Selanjutnya, guru mengembangkan bahan ajar
sesuai prosedur masing-masing bahan ajar, hingga cara penyebaran bahan ajar tersebut.