Anda di halaman 1dari 16

MODUL 1 :

“ PENGERTIAN DAN PRINSIP – PRINSIP


PENGEMBANGAN BAHAN AJAR “.

Presented by : Kelompok 1

TUTOR : Bapak Dr. Lukman Nulhakim, M.Pd


Berikut Anggota Kelompok 1 :
 Rafi Faturrahman (042900154)
 Eka Parwati (042900416)
 Laura Dini (042900297)
 Rismalia Ramadhani (042900369)
 Risky Intan Wulandari (042900494)
 Siti Revina Komariah (042900487)

Moderator : Rafi Faturrahman


Notulensi : Risky Intan Wulandari
Tata Tertib Jalannya Presentasi

 Mahasiswa diharapkan mempersiapkan modul sebelum


presentasi dimulai.
 Kepada seluruh anggota kelompok 1 diharapkan
mempersiapkan diri sebelum presentasi dimulai.
 Rekan mahasiswa maupun tutor diharapkan mematikan atau
memute mikrofon agar tidak mengganggu jalannya presentasi.
 Pada sesi tanya jawab mahasiswa diharapkan mengaktifkan
fitur raise hand serta moderator berhak memilih siapa yang
bertanya.
 Di penghujung presentasi notulensi kesimpulan yang akan
dibacakan oleh notulen,
Pengertian dan Klasifikasi Bahan Ajar

Bahan ajar secara umum merupakan sesuatu yang memuat informasi dan pengetahuan yang
dapat dipelajari oleh penggunanya. Dalam aktivitas pembelajaran, bahan ajar berperan sebagai
medium yang menjadi perantara proses penyampaian pengetahuan dan keterampilan dari
narasumber kepada orang yang belajar atau leaner. (Smaldino, dkk., 2017: hlm.16)

Bahan ajar pada dasarnya adalah sesuatu yang memuat informasi dan pengetahuan yang
dapat dipelajari oleh penggunanya. Menurut Remillard dan Heck (2014) bahan ajar diartikan “
Human and non-human materials, and facilities that can be used to ease, encourage, improved
and promote teaching learning activities… Intsructional materials are defined as resources that
organize and support instruction, such as text books, task and supplementary resources.”
Pengertian dan Klasifikasi Bahan Ajar
Dalam sebuah kegiatan pembelajaran, penggunaan bahan ajar mampu memberikan beberapa kontribusi penting, yaitu:
• Membuat isi materi pembelajaran bersifat baku atau standar.
• Mengurangi terjadinya kesalahan persepsi dalam proses belajar.
• Meningkatkan minat belajar individu.
• Meningkatkan daya ingat atau retensi terhadap aspek-aspek penting dari isi atau materi pelajaran.

Bahan ajar yang sengaja dirancang atau didesain akan menjadi bahan ajar yang bersifat baku atau standar untuk
digunakan oleh sasaran atau pengguna tertentu.

Bahan ajar yang dirancang dengan baik – didasarkan pada kemampuan yang telah dimiliki oleh penggunanya – akan
mampu mengurangi terjadinya kesalahan-kesalahan dalam mempersepsikan suatu konsep atau pengetahuan yang tengah
dipelajari..
A. RAGAM BAHAN AJAR

Beragam bahan aja dapat digunakan untuk memfasilitasi proses belajar peserta didik agar mampu
mencapai kemampuan atau kompetensi yang diperlukan. Bahan aja diklasifikasikan menjadi dua
yaitu bahan ajar cetak dan bahan aja non cetak. Klasifikasi bahan ajar yang dibahas dalam model
ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

• Bahan ajar cetak KLASIFIKASI DAN RAGAM BAHAN AJAR RAGAM BAHAN AJAR
Bahan ajar cetak Buku teks, bahan ajar modular, brosur,
• Bahan Ajar Audio
Bahan ajar audio
leaflet, dan poster.
Kaset audio dan CD audio


Bahan ajar video VCD, DVD, Blue Rays Disk
Video
Bahan ajar multimedia Computer Assisted Instruction (CAI)
Bahan ajar jaringan atau network Situs web, blog, dan internet
• Program Multimedia
Tabel 1.1
Klasifikasi dan Ragam Bahan Ajar
B. INDIKATOR BAHAN AJAR EFEKTIF

Pemanfaatan bahan ajar apapun bentuk harus mampu memfasilitasi


berlangsungnya proses belajar dalam diri peserta didik, bahan ajar
yang digunakan dalam pembelajaran harus bahan ajar yang efektif
dan efisien. Heinich dan kawan-kawan (2005) mengemukakan empat
indikator yang dapat dijadikan sebagi bahan rujukan untuk menilai
efektivitas dan efisiensi penggunaan bahan ajar. Yaitu :

1. Mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik


2. Mampu memotivasi peserta didik untuk melakukan proses belajar
secara berkesinambungan
3. Mampu meningkatkan daya ingat atau ritensi peserta didik
terhadap isi atau materi yang telah dipelajari
4. Mampu mambuat peserta didik berperan aktif dalam
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dipelejari.
C. PENGADAAN DAN PEMILIHAN
BAHAN AJAR

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan dalam melakukan pengadaan dan
pemilihan bahan ajar yang akan digunakan dalam mendukung aktivitas belajar dan
pembelajaran.

1.) Dengan memanfaatkan atau memodifikasi bahan ajar yang telah ada untuk
digunakan dan dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
2.) Memproduksi bahan ajar baru yang sesuai untuk digunakan dalam memfasilitasi
terjadinya proses pembelajaran pada diri peserta didik.
3.) Pendidik dan instruktur dapat juga membeli bahan ajar dari sumber-sumber
komersial penyedia bahan ajar untuk digunakan dalam aktivitas belajar dan
pembelajaran.
HEINICH DKK. (2005) MENGEMUKAKAN BEBERAPA
FAKTOR YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM
MEMILIH BAHAN AJAR YANG TEPAT SEHINGGA DAPAT
MENCIPTAKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN, YAITU :
1.) Bahan ajar sesuai kurikulum
2.) Informasi yang terkandung tergolong akurat dan baru
3.) Bahan ajar disampaikan secara jelas dan singkat
4.) Mampu memotivasi dan meningkatkan minat belajar
5.) Mampu melibatkan mental peserta didik dalam aktivitas pembelajaran
6.) Kualitas teknis dari bahan ajar baik
7.) Bahan ajar telah diuji coba sebelumnya
8.) Bahan ajar bebas dari kepentingan iklan komersial
9.) Adanya kelengkapan panduan dan petunjuk tentang bagaimana cara
menggunakan bahan ajar tersebut

Selain faktor di atas, bahan ajar yang akan digunakan dalam mendukung program
pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) akses; (2) biaya
produksi; (3) dukungan terhadap aktivitas belajar mengajar; (4) interaktivitas dan
kemudahan penggunaan; (5) dukungan institusi; (6) kebaruan materi atau isi
pelajaran; (7) kecepatan untuk memodifikasi bahan ajar jika diperlukan.
KB 2 PROSEDUR DAN PRINSIP
PENGEMBANGAN BAHAN

A. PENDEKATAN ADDIE
Nama ADDIE merupakan singkatan nama dari komponen-komponen yang terdapat di dalam pendekatan
tersebut yaitu A (Analysis), D ( design), D (Development), l (implementation) dan E (Evaluation)

1. Analysis
Langkah analisis merupakan langkah awal yang dilakukan dalam mengembangkan bahan ajar.
2. Desain
Langkah desain diwujudkan dengan membuat rencana atau blueprint tentang bagaimana sebuah bahan
ajar akan dikembangkan sehingga dapat dipelajari dengan efektif dan efisien oleh penggunanya.
3. Development (pengembangan)
Langkah ini rancangan bahan ajar yang telah dituangkan dalam desain akan ditulis dan diproduksi menjadi
bahan ajar yang siap untuk ditelaah dan disempurnakan melalui proses revisi yang dilakukan secara
berkesinambungan.
4. Implementasi
Bahan ajar yang telah selesai dikembangkan perlu diimplementasikan pada sasaran pengguna yang telah
ditentukan sebelumnya.
5. Evaluasi a
Langkah evaluasi merupakan langkah terakhir yang dilakukan dalam aktivitas pengembangan bahan ajar.
PENDEKATAN MODEL ASSURE TERDIRI DARI 6
LANGKAH SISTEMATIK DAN SISTEMIK YANG
DIPERLUKAN UNTUK MENDESAIN DAN MENCIPTAKAN
SEBUAH BAHAN AJAR YANG EFEKTIF, EFISIEN, DAN
MENARIK, YAITU:
1. Mengenal karakteristik calon pengguna bahan ajar

Langkah pertama yang perlu dilakuakn dalam mengembangkan sebuah bahan ajar, yaitu mengenal karakteristik
peserta didik yang akan mengikuti program pembelajaran yang akan dirancang dan dikembangkan. Dengan
mengenal peserta didik, pendidik, instruktur, dan pelatih akan dapat menentukan komponen – komponen bahan
ajar, yaitu:

a) Tujuan atau kompotensi yang akan dan perlu dimiliki oleh peserta didik
b) Isi atau materi pelajaran yang akan dipelajari oleh pengguna bahan ajar
c) Metode, media dan strategi pembelajaran untuk menyampaikan isi atau materi pelajaran
d) Rancangan evaluasi hasil belajar yang akan digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik

Gaya belajar peserta didik dapat digolongkan ke dalam tiga klasifikasi, yaitu :

e) Gaya belajar auditif


f) Peserta didik dapat dengan mudah memahami apa yang disampaikan baik secara verbal maupun lisan.
g) Gaya belajar visual
h) Peserta didik dapat dengan cepat mempelajari informasi yang ditayangkan melalui unsur gambar atau visual
i) Gaya belajar kinestik
j) Peserta didik dapat dengan mudah menyerap materi yang melibatkan aktivitas dirinya dalam proses belajar.
MENENTUKAN KOMPETENSI ATAU TUJUAN
PEMBELAJARAN YANG PERLU DIMILIKI OLEH PESERTA
DIDIK SETELAH MENGGUNAKAN BAHAN AJAR.

Langkah kedua dalam mengembangkan bahan ajar, yaitu menentukan tujuan pembelajaran atau
kompotensi. Pada dasarnya tujuan pembelajaran berisi informasi tentang pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang perlu dimiliki oleh peserta didik setelah melakukan proses belajar dengan
menggunakan bahan ajar.
Bahan ajar yang dikembangkan untuk memfasilitasi tujuan pembelajaran psikomotor mampu
membuat peserta didik lebih terampil dalam melakukan tugas fisik tertentu:

a. Tujuan pembelajaran kognitif


Taksonomi aspek kognitif yang baru meliputi sejumlah kemampuan yaitu: (1) mengingat, (2)
memahami, (3) menerapkan, (4) menganalisis, (5) mengevaluasi, (6) menciptakan.
b. Tujuan pembelajaran afektif
Pembelajaran pada aspek afektif mempunyai jenjang kemampuan sebagai berikut: (1) menerima nilai,
(2) memberi repsons terhadap nilai, (3) mengapresiasi nilai, (4) mengorganisasi nilai, (5) memberi
karakter terhadap nilai.
c. Tujuan pembelajaran psikomotor
Aspek psikomotor memiliki jenjang tujuan pembelajaran dengan jenjang sebagai berikut: (1) imitasi,
(2) manipulasi, (3) presisi, (4) artikulasi. (5) naturalisasi.
MENDESAIN BAHAN AJAR SESUAI DENGAN TUJUAN
PEMBELAJARAN YANG TELAH DITENTUKAN.

Langkah ketiga dalam mengembangkan bahan ajar, yaitu mendesain bahan ajar yang dapat digunakan
untuk mencapai keempat indikator bahan ajar yang efektif dan efisien. Desain bahan ajar perlu
diarahkan agar bahan tersebut mampu untuk digunakan dalam meningkatkan:

a. Hasil belajar berupa kemampuan dan kompetensi peserta didik


b. Motivasi belajar peserta didik untuk mendalami isi atau materi pelajaran
c. Daya ingat atau retensi peserta didik terhadap isi atau materi pelajaran
d. Menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan

Memproduksi bahan ajar sesuai dengan desain yang telah dibuat

Langkah keempat dalam proses pengembangan bahan ajar adalah memproduksi bahan ajar sesuai
dengan desain yang telah dibuat sebelumnya. Produksi bahan ajar video dalam hal ini dimulai dari
penulisan naskah program dan kemudian dilanjutkan dengan proses pengambilan gambar atau shoting
yang sesuai dengan naskah yang telah ditulis. Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) dan naskah
program video, audio, dan multimedia merupakan blue print atau cetak biru yang menjadi dasar untuk
memproduksi bahan ajar yang efektif dan efisien untuk memfasilitasi proses belajar peserta didik.
MELIBATKAN PESERTA DIDIK DALAM
MENGGUNAKAN BAHAN AJAR

Langkah kelima adalah langah yang dilakukan untuk memastikan bahwa bahan ajar yang
digunakan dapat melibatkan peserta didik secara aktif dalam melakukan proses belajar.
Beragam metode pembalajaran dapat digunakan agar dapat melibatkan peserta didik
dalam aktivitas belajar yaitu diskusi, pemecahan masalah atau problem solving,
demonstrasi, Latihan berulang, simulasi, permainan, dan presentasi.

Melakukan evaluasi dan reivis terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan

Langkah keenam yang merupakan langkah akhirm yaitu merancang aktivitas evaluasi
untuk menilai kualitas bahan ajar yang telah dikembangkan. Proses implementasi
keenam langkah pengembangan bahan ajar seperti yang telah diuraikan diatas perlu
dilakukan secara sistematik atau sistemik untuk memastikan bahwa bahan ajar yang
dikembangkan tersebut dapat memberi kontribusi optimal dalam membantu peserta
didik mencapai kompetensi atau hasil belajar.
KESIMPULAN KB 1 & KB 2

Bahan ajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang berisi informasi dan pengetahuan yang dapat dipelajari.
Bahan ajar pada hakikatnya dapat diklasifikasikan menjadi: bahan ajar cetak; bahan ajar audio; bahan ajar
video; bahan ajar multimedia; dan bahan ajar digital serta jaringan atau internet.

Bahan ajar yang dipilih untuk digunakan dalam mendukung sebuah program pembelajaran perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) akses; (2) biaya produksi; (3) dukungan terhadap aktivitas
belajar mengajar; (4) interaktivitas dan kemudahan dalam penggunaan; (5) dukungan institusi; (6)
kebaruan materi atau isi pelajaran; dan (7) kecepatan untuk memodifikasi bahan ajar jika diperlukan.

Pengembangan bahan ajar pada hakikatnya merupakan proses yang sistematik yang perlu dilakukan oleh
seorang pengembangan – pendidik atau isntruktur. Aktivitas mengembangkan bahan ajar berisi sejumlah
langkah dan prosedur serta prinsip-prinsip yang harus diperhatikan agar dapat menciptkan bahan ajar yang
efektif,efisien, dan menarik untuk digunakan dalam memfasilitasi proses belajar peserta didik.

Secara spesifik proses pengembangan bahan ajar pada umumnya terdiri dari sejumlah langkah bertahap,
yaitu: (1) mengenal karakterisitik calon pengguna bahan ajar; (2) menentukan kompetensi atau tujuan
pembelajaran; (3) menetapkan bahan ajar; (4) memproduksi bahan ajar; (5) melibatkan peserta didik
dalam menggunakan bahan ajar; (6) melakukan evaluasi dan revisi terhadap bahan ajar.

Anda mungkin juga menyukai