Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PNDAHULUAN

A. Latar Belakang
Adanya desentralisasi dan globalisasi pada dua sisi kehidupan telah
memberi dampak perubahan pada setiap bidang kehidupan, termasuk
didalamnya segala bentuk perubahan dalam bidang pembelajaran. Dimana
Bidang Pembelajaran dianggap sebagai wahana untuk mempersiapkan
sumber daya manusia (SDM), yang diharapkan akan mampu
mengendalikan dan memanfaatkan berbagai perubahan yang terjadi akibat
adanya globalisasi dan desentralisasi itu.
Dalam bidang pembelajaran, Konsep bahan ajar dan sumber belajar
merupakan dua faktor yang sangat penting dalam peningkatan kualitas
pembelajaran. Tanpa adanya bahan ajar dan sumber belajar, proses
pembelajaran tidak akan dapat terlaksana. Dan untuk dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran, diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai
kedua hal tersebut, untuk itu, dalam penulisan kali ini penulis akan
memberikan paparan mengenai konsep bahan ajar dan sumber belajar
tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Bahan Ajar?
2. Bagaimana Klasifikasi Bahan Ajar ?
3. Apa Saja Langkah- Langkah Pengembangan Bahan Ajar ?
4. Apa Pengertian Sumber Belajar ?
5. Apa Saja Jenis- Jenis Sumber Belajar?
6. Apa Manfaat Sumber Belajar Dalam Proses Pembelajaran?
7. Apa Tujuan Pengembangan Sumber Belajar?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengeertian Bahan Ajar.
1
2. Untuk Mengetahui Klasifikasi Bahan Ajar.
3. Untuk Mengetahui Langkah- Langkah Pengembangan Bahan Ajar.
4. Untuk Mengetahui Pengertian Sumber Belajar.
5. Untuk Mengetahui Jenis- Jenis Sumber Belajar.
6. Untuk Mengetahui Manfaat Sumber Belajar Dalam Proses
Pembelajaran.
7. Untuk Mengetahui Tujuan Pengembangan Sumber Belajar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahan Ajar


Konsep bahan ajar dalam kajian ilmiah memiliki banyak
pengertian, seperti menurut National Center For Competency Based
Training Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran
di kelas. Bahan ajar yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun
bahan tak tertulis.1
bahan ajar juga merupakan seperangkat materi yang disusun secra
sistematis, baik tertulis maupun tidak, sehingga tercipta lingkungan atau
suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar. Adapula yang
berpendapat bahwa Bahan Ajar adalah informasi, alat dan teks yang
diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran. Pandangan tersebut dilengkapi oleh Pannen
yang mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah bahan- bahan atau materi
pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta
didik dalam proses pembelajaran.2
Dari beberapa penjelasan diatas dapat dipahami bahwa bahan ajar
sesungguhnya merupakan segala bahan (baik itu informasi, alat, maupun
teks) yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses
pembelajaran dengan tujuan untuk perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran, contohnya : buku pelajaran, modul, handout,
LKS, model atau market, bahan ajar audio, dan bahan ajar interaktif.3
B. Klasifikasi Bahan Ajar

1
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif (Yogyakarta : Diva
Press,2011)hlm,16
2
Ibid, hlm, 17
3
Ibid
3
Berdasarkan bebrapa contoh yang telah di sebutkan pada
pembahasan sebelumnya, sebenarnya sudah dapat ditebak bahwa bahan
ajar memiliki jenis dan bentuk yang beraneka ragam. Para ahli selama ini
telah membuat beberapa kategori untuk berbagai macam bahan ajar
tersebut. Secara umum, kriteria yang bisa dijadikan acuan dalam
pengklasifikasian bahan ajar ada tiga macam, yaitu berdasarkan bentuk,
cara kerja, dan sifatnya.
1. Klasifikasi Bahan Ajar Menurut Bentuknya
Dari segi bentuknya,bahan ajar dapat dibedakan menjadi empat
macam, yaitu:
a. Bahan Cetak (Printed), yakni sejumlah bahan yang disiapkan
dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk kepentingan
pembelajaran atau penyampaian informasi. Contohnya : Handout,
buku, modul, LKS, dll.
b. Bahan Ajar Dengar (Audio), yakni semua sistem yang
menggunakan sinyal radio secara langsung yang dapat dimainkan
atau didengar oleh seseorang atau sekelompok orang. Contohnya :
kaset, Radio, piringan hitam, dan Compact Disk Audio.
c. Bahan Ajar Pandang Dengar ( Audiovisual), yakni segala sesuatu
yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan
gambar bergerak secara sekuensial. Contohnya: Video Compact
Disk, dan Film.
d. Bahan Ajar Interaktif, yakni kombinasi dari dua atau lebih media
(audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh
penggunaya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk
mengendalikan suatu perintah dan/atau perilaku alami dari suatu
presentasi, contohnya : Compact Disk Interaktif, Aplikasi Program
Computer atau gawai.
2. Klasifikasi Bahan Ajar Menurut Cara kerjanya
Berdasarkan cara kerjanya, bahan ajar dibedakan menjadi lima
macam yaitu :
4
a. Bahan Ajar yang Tidak Diproyeksikan, yakni bahan ajar yang tidak
memerlukan perangkat proyektor untuk memproyeksikan isi
didalamnya. Dengan demikian, peserta didik bisa langsung
menggunakan (mambaca, melihat, mengamati). Contohnya : Foto,
Diagram, Display, dan model.
b. Bahan Ajar yang Diproyeksikan, yakni bahan ajar yang
memerlukan alat proyektor agar bisa dimanfaatkan dan dipelajari
oleh peserta didik. Contohnya: Slide, Filmstrips, overhead
Transparencies, proyeksi computer.
c. Bahan Ajar Audio, yakni bahan ajar yang berupa sinyal audio yang
direkam dalam suatu media rekam, untuk menggunakan nya kita
memerlukan alat pemain (player) seperti tape compo, CD Player,
dan Multimedia Player. Contoh bahan ajar ini adalah: kaset, CD,
Flashdisk dan gawai.
d. Bahan Ajar Video, yakni bahan ajar yang memerlukan alat pemutar
yang biasanya berbentuk video tape player, VCD Player dan DVD
Player. Perbedaan nya dengan bahan ajar audio adalah bahwa pada
bahan ajar video terdapat pula gambar, sehingga secara bersamaan
dapat diperoleh sajian berupa gambar dan suara, contohnya: Video
dan Film.
e. Bahan Ajar Media Komputer, yakni berbagai jenis bahan ajar
noncetak yang membutuhkan computer untuk menayangkan
sesuatu untuk belajar, contohnya: Computer Mediated instruction
(CMI) dan Computer Based Multimedia atau Hypermedia.
3. Klasifikasi Bahan Ajar Menurut Sifatnya
Dilihat dari sifatnya, menurut Rowntree, bahan ajar dapat
dikelompokkan menjadi empat macam yaitu:
a. Bahan ajar yang bersifat cetak
b. Bahan ajar yang berbasiskan teknologi
c. Bahan ajar untuk Praktik atau proyek
d. Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia.
5
4. Klasifikasi Bahan Ajar Menurut Substansi Materinya4
a. Pengetahuan, dimana pengetahuan ini meliputi fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur.
b. Keterampilan
c. Sikap atau nilai
C. Langkah- Langkah Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan bahan ajar perlu dilakukan secara sistematik
berdasarkan langkah- langkah yang saling terkait untuk menghasilkan
bahan ajar yang bermanfaat. menurut Pannen dan Puspitasari, setidak-
tidaknya ada 5 langkah utama prosedur pengembangan bahan ajar yang
baik. Diantaranya analisis, perancangan, pengembangan, evaluasi, dan
revisi.
1. Analisis
Tahap analisis dilakukan untuk mengenali peserta didik, dengan
perilaku awal dan karakteristik awal yang dimiliki. Dalam tahap inilah
dilakukan proses pencarian dan penggalian informasi tentang peserta
didik sehingga diperoleh informasi yang actual mengenai perilaku
awal dan karakteristik awalnya. Hal yang bisa digali diantaranya
tentang demografis (jumlah, usia, gender dll), motivasi dalam belajar,
gaya belajar atau faktor yang berpengaruh terhadap proses belajarnya
dan lain-lain.
2. Perancangan
Tahap perancangan adalah tahap perumusan tujuan pembelajaran
berdasarkan hasil analisis, pemilihan topik mata pelajaran, pemilihan
media dan su,ber, serta pemilihan strategi pembelajaran.
3. Pengembangan
Tahapan ini merupakan tahapan penulisan bahan ajar secara utuh.
4. Evaluasi

4
Tim penyusun, Pedoman Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar, (Jakarta: Direktorat
Pendidikan lanjutan Pertama Direktorat jenderal pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas RI,
2004) hlm, 8-9
6
Evaluasi adalah proses untuk memperoleh beragam reaksi dari
berbagai pihak terhadap bahan ajar yang kita kembangkan. Rekasi ini
hendaknya digunakan sebagai bahan untuk menjadikan bahan ajar kita
menjadi lebih berkualitas.
5. Revisi
Revisi adalah tahap perbaikan terhadap bahan ajar yang telah
dibuat berdasarkan masukan- masukan perbaikan yang diperoleh
melalui tahap evaluasi. Revisi dapat dilakukan dalam bentuk
menghilangkan bagian-bagian yang dianggap tidak diperlukan,
memperluas dan memperdalam materi, menambah latihan dan contoh,
memperbaiki kalimat dan penggunaan istilah, atau menambah
penggunaan media untuk memudahkan pemahaman peserta didik.5

D. Pengertian Sumber Belajar


Belajar adalah suatu proses pribadi yang tidak harus dan/atau
merupakan akibat kegiatan pembelajaran. Guru melakukan kegiatan
pembelajaran tidak selalu diikuti terjadinya kegiatan belajar pada siswa.
Sebaliknya, siswa dapat siswa dapat melakukan kegiatan belajar tanpa
harus ada guru yang membelajarkan. Namun dalam kegiatan belajar, siswa
ini ada kegiatan membelajarkan, misalnya yang dilakukan penulis buku
bahan ajar, atau pengembangan paket belajar. Dengan demikian, tegas
Warsita, belajar sesungguhnya (the real learning) perlu adanya sumber
belajar.6
Sumber belajar pada hakikatnya adalah sesuatu (benda, data, fakta,
ide, orang, dan lain sebagainya) yang bisa menimbulkan proses belajar.
Itulah yang dimaksud dengan sumber belajar. Adapun contohnya buku
paket, modul, LKS, realia, model, maket, bank, museum, kebun binatang,
dan pasar.

5
Tian Belawati, dkk, Pengembangan Bahan Ajar (jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka, 2003), hlm. 215-227
6
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2008) hlm. 208.
7
Perceival dan Elington menyebutkan bahwa untuk menjamin
bahwa sumber belajar itu adalah sebagai sumber belajar yang cocok atau
efektif, sumber tersebut harus memenuhi tiga persyaratan sebagai berikut,
(1) harus dapat tersedia dengan cepat; (2) harus memungkinkan siswa
untuk memacu diri sendiri; (3) harus bersifat individual, misalnya harus
dapat memenuhi berbagai kebutuhan para siswa dalam belajar mandiri.
Berdasarkan persyaratan tersebut, maka sebuah sumber belajar harus
berorientasi pada siswa secara individual yang berbeda dengan sumber
belajar yang tradisional, yaitu suatu sumber belajar yang dibuat
berdasarkan pada pendekatan yang berorientasi pada guru atau lembaga
pendidikan. Dalam pendekatan seperti ini, melibatkan mengajar seperti,
metode eksposisi, ceramah, praktik di laboraturium secara klasikal dan
buku teks. Dari sekian banyak sumber belajar yang digunakan dalam
pendekatan tradisional hanya buku teks saja yang memenuhi kriteria
sebagai sumber belajar seperti yang telah diuraikan.
Fatah Syukur NC menambahkan bahwa untuk menjamin bahwa
sumber belajar tersebut adalah sumber belajar yang cocok atau efektif,
sumber belajar yang dapat dipilih dan digunakan harus memenuhi
persyaratan, sebagai berikut: (1) sumber belajar harus mampu memberikan
kekuatan dalam proses belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan maksimal; (2) sumber belajar harus mempunyai nilai-nilai
pembelajaran edukatif yaitu dapat mengubah dan membawa perubahan
yang sempurna terhadap tingkah laku sesuai dengan tujua yang ada; dan
(3) sumber belajar haruslah dapat tersedia dengan cepat, harus
memungkinkan siswa untuk memacu diri sendiri dan harus bersifat
individual, yakni memenuhi berbagai kebutuhan para siswa dalam belajar
mandiri.7
E. Jenis- Jenis Sumber Belajar
Secara umum, sumber belajar dapat dikategorikan menjadi 6 Jenis, yaitu ;

7
Fatah Syukur NC, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), hlm.
103.
8
1. Pesan, yakni informasi yang harus disalurkan oleh komponen lain
berbentuk ide, fakta, pengertian dan data.
2. Manusia
3. Bahan
4. Peralatan
5. Teknik/ metode
6. Lingkungan
Sedangkan dilihat dari segi perancangannya, secara garis besar sumber
belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni:
1. Sumber belajar yang dirancang, yakni sumber- sumber yang secara
khusus dirancang atau dikembangkan sebagai “komponen system
instruksional” untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan
bersifat formal.
2. Sumber belajar yang dimanfaatkan, yakni sumber belajar yang tidak
didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya
dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. Sumber belajar yang dimanfaatkan adalah sumber
belajar yang ada di masyarakat, seperti: museum, pasar, took-toko,
tokoh msyarakat, dan yang lainnya yang ada dilingkungan sekitar.8

F. Tujuan Pengembangan Sumber Belajar


Secara umum, pengembangan sumber belajar adalah meningkatkan
kualitas proses dan hasil belajar siswa secara individu dan keseluruhan
dengan menggunakan aneka sumber belajar. Secara khusus,
pengembangan sumber belajar bertujuan:
1. memenuhi kebutuhan siswa dalam belajar sesuai dengan gaya
belajarnya;
2. memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih sumber belajar
sesuai dengan karakteristiknya;

8
Tim pengembang ilmu pendidikan FIP-UPI. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Bandung :
PT Imperial Bhakti Utama, 2007) hlm, 200-201
9
3. memberikan kemampuan kepada siswa belajar dengan menggunakan
berbagai sumber;
4. mengatasi masalah individual siswa dalam belajar;
5. memotivasi siswa belajar sepanjang hayat;
6. memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan berbagai
model pembelajaran;
7. membantu siswa mengatasi masalah-masalah dalam pengembangan
sistem pembelajaran;
8. mendorong penggunaan pendekatan pembelajaran yang baru, kreatif,
dan inovatif;
9. mendorong terciptanya proses pembelajaran yang menyenangkan; dan
10. menyinergikan penggunaan semua sumber belajar sehingga tujuan
belajar tercapai secara efektif dan efisien.9
Sementara itu, jika melihat dari tujuan penyusunan bahan ajar
maka pengembangan sumber belajar bertujuan untuk:
1. menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum
dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang
sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingungan social siswa;
2. membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar disamping
buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh; dan
3. memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Mulyasa menambahkan bahwa sumber belajar yang perlu
dikembangkan di sekolah/madrasah, antara lain; laboratorium, pusat
sumber belajar, dan perpustakaan, serta tenaga pengelola yang profesional.
Sumber belajar tersebut perlu didayagunakan seoptimal mungkin,
dipelihara, dan disimpan sebaik-baiknya. Kreativitas guru dan siswa perlu
senantiasa ditingkatkan untuk membuat dan mengembangkan alat-alat
pembelajaran serta alat peraga lain yang berguna bagi peningkatan kualitas
pembelajaran. Kreativitas tersebut diperlukan bukan semata-mata karena

9
B.P.S.Sitepu, Pengembangan Sumber Belajar…, hlm. 180-181
10
keterbatasan pemerintah, tetapi adalah kewajiban yang harus melekat pada
setiap guru untuk berkreasi, dan berimprovisasi, berinisiatif dan inovatif.
Selanjutnya, dalam pengenbangan sumber belajar, guru disamping
harus mampu membuat sendiri alat pembelajaran dan alat peraga, juga
harus berinisiatif mendayagunakan lingkungan sekitar sekolah/madrasah
sebagai sumber belajar yang lebih konkret. Pendayagunaan lingkungan
sebagai sumber belajar, misalnya memanfaatkan batu-batuan, tanah,
tumbuh-tumbuhan, keadaan alam, pasar, kondisi social, ekonomi dan
budaya kehidupan yang berkembang dimasyarakat. Untuk kepentingan
tersebut, perlu senantiasa diupayakan peningkatan pengetahuan guru dan
didorong terus untuk menjadi guru yang kreatif dan profesional, terutama
dalam pergaulan serta pendayagunaan fasilitas dan sumber belajar secara
luas, untuk mengembangkan kemampuan siswa secara optimal.10

G. Manfaat Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran


Sumber belajar, menurut Elly, adalah data, orang, dan/atau sesuatu
yang memungkinkan siswa melakukan belajar. Sumber belajar meliputi
semua sumber yang berkenaan dengan data, manusia, barang-barang yang
memungkinkan dapat digunakan secara terpisah atau kombinasi, yang oleh
siswa biasanya digunakan secara optimal untuk memberikan fasilitas
dalam kegiatan belajar. Secara implisit dicatat oleh Percipal dan Ellington
bahwa sumber belajar sebagai satu set bahan atau situasi yang dengan
sengaja diciptakan untuk menunjang siswa belajar mandiri.dari penjelasan-
penjelasan ini dapat dipahami bahwa keberadaan sumber belajar dalam
kegiatan pembelajaran memiliki manfaat, antara lain: (1) memfasilitasi
siswa untuk melaksanakan pembelajaran, dan (2) menunjang pembelajaran
mandiri bagi siswa.11

10
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat…, hlm. 157-158
11
Andi Prastowo, Sumber Belajar & Pusat Sumber Belajar, Teori dan Aplikasinya di
Sekolah/Madrasah, (Depok: Prenadamedi Group, 2018), hlm 32.
11
Setelah itu, sumber belajar juga memiliki setidak-tidaknya enam
manfaat, yaitu untuk: 12
1. Memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkret pada
siswa, misalnya karyawisata objek seperti masjid, makam dan
museum
2. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan,
dikunjungi atau dilihat, secara langsung dan konkret, misalnya
denah, sketsa, foto, film dan maajalah.
3. Dapat menambah dan memperluas cakrawala yang ada di dalam
kelas, misalnya: Misalnya: buku tes, foto dan narasumber.
4. Dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru, misalnya:
buku bacaan, ensiklopedia, dan Koran
5. Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan (terhadap
instruksional), baik dalam lingkup makro (misalnya, belajar sistem
jarak jauh melalui modul) maupun mikro pengaturan ruang kelas
yang menari, simulasi, penggunaan film, dan proyektor.
6. Dapat merangsang untuk berpikir, bersikap dan berkembang lebih
lanjut, misalnya: buku teks, buku bacaan, dan film yang
mengandung daya penalaran sehingga dapat, merangsang siswa
untuk berpikir, menganalisis, dan berkembang lebih lanjut.

12
Fatah Syukur NC, Teknologi Pendidikan…, hlm. 96-97.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian Bahan Ajar
bahan ajar sesungguhnya merupakan segala bahan (baik itu
informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis yang
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta
didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk
perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran, contohnya :
buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau market, bahan ajar
audio, dan bahan ajar interaktif.
2. Klasifikasi Bahan Ajar
Klasifikasi bahan ajar dibedakan menjadi 4, yakni:
a. Klasifikasi bahan ajar berdasarkan bentuknya
b. Klasifikasi bahan ajar berdasarkan cara kerjanya
c. Klasifikasi bahan ajar berdasarkan siffatnya
d. Klasifikasi bahan ajar berdasarkan substansi materinya
3. Langkah- langkah Pengembangan Bahan Ajar
Setidak- tidaknya ada 5 langkah yang harus dilaksanakan dalam
proses pengembangan bahan ajar, yaitu:
a. Analisis
b. Perancangan
c. Pengembangan
d. Evaluasi
e. Revisi
4. Pengertian Sumber Belajar
Sumber belajar pada hakikatnya adalah sesuatu (benda, data, fakta,
ide, orang, dan lain sebagainya) yang bisa menimbulkan proses belajar.
Itulah yang dimaksud dengan sumber belajar. Adapun contohnya buku
paket, modul, LKS, realia, model, maket, bank, museum, kebun
binatang, dan pasar.
13
5. Jenis- Jenis Sumber Belajar
Secara umum, sumber belajar dapat dikategorikan menjadi 6 Jenis,
yaitu
a. Pesan, yakni informasi yang harus disalurkan oleh komponen lain
berbentuk ide, fakta, pengertian dan data.
b. Manusia
c. Bahan
d. Peralatan
e. Teknik/ metode
f. Lingkungan
6. Tujuan Pengembangan Bahan Ajar
Secara umum, pengembangan sumber belajar adalah meningkatkan
kualitas proses dan hasil belajar siswa secara individu dan keseluruhan
dengan menggunakan aneka sumber belajar.
7. Manfaat Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran
Sumber belajar memiliki setidak-tidaknya enam manfaat, yaitu untuk:
a. Memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkret pada
siswa, misalnya karyawisata objek seperti masjid, makam dan
museum
b. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan,
dikunjungi atau dilihat, secara langsung dan konkret, misalnya
denah, sketsa, foto, film dan maajalah.
c. Dapat menambah dan memperluas cakrawala yang ada di dalam
kelas, misalnya: Misalnya: buku tes, foto dan narasumber.
d. Dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru, misalnya:
buku bacaan, ensiklopedia, dan Koran
e. Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan (terhadap
instruksional), baik dalam lingkup makro (misalnya, belajar sistem
jarak jauh melalui modul) maupun mikro pengaturan ruang kelas
yang menari, simulasi, penggunaan film, dan proyektor.

14
f. Dapat merangsang untuk berpikir, bersikap dan berkembang lebih
lanjut, misalnya: buku teks, buku bacaan, dan film yang
mengandung daya penalaran sehingga dapat, merangsang siswa
untuk berpikir, menganalisis, dan berkembang lebih lanjut.
B. Saran
Berikut diatas adalah paparan mengenai konsep bahan ajar dan
sumber belajar. Demi terciptanya suatu proses pembelajaran yang
berkualitas, penulis menyarankan agar kiranya para pendidik dapat
memahami dengan baik tentang segala hal yang berkaitan dengan bahan
ajar dan sumber belajar, karena tanpa kedua nya proses pembelajaran tidak
akan dapat terlaksana.

15
DAFTAR PUSTAKA

Belawati, Tian. Dkk. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta. Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar. Yogyakarta. Diva
Press
Prastowo, Andi. 2018. Sumber Belajar dan Pusat Sumber Belajar. Depok. Prenada
Media Group
Syukur, Fatah. 2008. Teknologi Pendidikan. Semarang. Rasail Media Group.
Tim Penyusun. 2004. Pedoman Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan ajar. Jakarta.
Depdiknas
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.
Bandung. PT Imperial Bhakti Utama (IMTITA)
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran : Landasan dan Aplikasinya.
Jakarta. Rineka Cipta

16

Anda mungkin juga menyukai