Nim : 12205183047
Kelas : PGMI 4 A
No. Absen : 02
1. Bervariasi dalam bentuk cetak, noncetak audio, visual, audiovisual dan yang
berbasis komputer.
1
S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Radar Jaya Offset, 1992), hlm. 205
2
Aan Hasanah, Pengembangan Profesi Guru, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), hlm. 152
3
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: Diva Press, 2014), hlm. 17
4
Mar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan System, ( Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011 ), hlm.
139
2. Praktis dan mudah dipergunakan
3. Menyenangkan untuk digunakan
4. Memotivasi untuk belajar lebih lanjut
5. Jumlahnya cukup untuk dipergunakan secara individu dan kelompok
6. Dapat memenuhi gaya belajar yang berbeda-beda.
7. Membantu guru menyajikan bahan ajar dalam berbagai tampilan
8. Mendoraong guru untuk membuat inovasi baru dalam penyajian bahan ajar
9. Pemanfaatannya dapat di integrasikan dengan kegiatan belajar dikelas
10. Efektif dan efisien dipergunakan sebagai sumber belajar.5
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah segala
sesuatu bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dan siswa dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran.
Yaitu sejumlah bahan yang disiapkan dan disiapkan dalam bentuk kertas, yang
dapat berfungsi untuk pembelajaran dan penyampaian informasi.7
Yaitu bahan ajar yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat
didengar yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak untuk
mempelajari isi tema).8 Contohnya :Kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk.
Yang sering dengan bahan ajar pandang yakni segala sesuatu yang sering
dikenal dengan bahan ajar pandang yaitu sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat
dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Contoh : Video
Compact disk dan film.
5
Sitepu, Pengembangan Sumber Belajar, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014 ), hlm.183
6
Aida Rahmi dan Hendra Harmi, Pengembangan Bahan Ajar MI, (Curup: Lp2 STAIN Curup, 2013), hal.14
7
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif ( Yogyakarta: Diva Press, 2014), hlm 40
8
Badru Zaman, Dkk, Media dan Sumber Belajar TK, (Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka, 2013), hlm. 4.20
5. Bahan ajar interaktif (inetcactive teaching materials)
Yaitu bahan ajar yang dikombinasikan dari dua atau lebih media audio, grafik,
gambaar, animasi dan vidio.Yang pengunannya dimanupulasi atau diberi perlakuan
untuk mengendalikan suatu perintah. Contoh ,Compact Dist Interaktif.9
9
Aida Rahmi dan Hendra Harmi, Op.Cit, hlm.15
10
Khalimi Romansyah, Pedoman Pemilihan Dan Penyajian Bahan Ajar Mata Pelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia ,
Jurnal Logika, Vol XVII, No 2, Agustus 2016, hal 61
11
Effendi Tri Bahtiar, Jurnal Penulisan bahan ajar, Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar untuk Mendukung Pelaksanaan
Tri Dharma Perguruan Tinggi, 2015, 1-11
alat pengajaran lainnya. Buku ajar disusun untuk membantu mencapai tujuan
pembelajaran atau kompetensi tertentu.
Penulisan buku ajar dapat dilakukan secara mandiri berdasarkan ide, gagasan,
pengetahuan, dan pengalaman sendiri. Teknik penulisan buku ajar dengan cara
kompilasi maupun kemas ulang harus memperhatikan kaidah dan etika akademik
yaitu kegiatan plagiarism.
b. Diktat
Diktat adalah bahan ajar untuk suatu mata kuliah yang ditulis dan disusun oleh
dosen mata kuliah tersebut, mengikuti kaidah tulisan ilmiah dan disebarluaskan
kepada peserta kuliah. Dalam KBBI diktat diartikan sebagai pegangan yang dibuat
guru berupa kutipan bentuk tulisan atau ketikan. Diktat merupakan buku pelajaran
yang dibuat dari materi pelajaran suatu ilmu pengetahuan dan bukan dibuat
berdasarkan hasil penelitian. Diktat disusun secara sistematis sesuai dengan kurikulum
dan silabus, dan mencangkup tujuan dan uraian materi ajar. Diktat ditulis secara
ringkas dan padat. Semua teori/kutipan dicantumkan dalam daftar pustaka.
c. Modul
Modul adalah bagian dari bahan ajar untuk suatu mata kuliah yang ditulis oleh
dosen matakuliah tersebut, mangikuti kaidah tulisan ilmiah dan disebarluaskan kepada
peserta kuliah. Modul umumnya ditulis untuk satu satuan kompetensi bahan ajar,
namun dapat juga ditulis untuk satu paket bahan ajar. Kerangka isi modul sekurang-
kurangnya berisi: deskripsi tujuan pembelajaran, petunjuk belajar, uraian materi,
bahan bacaan, soal latian dan kunci jawaban
d. Model
Model adalah alat bantu peraga atau simulasi komputer yang digunakan untuk
menjelaskan fenomena yang terkandung dalam penyajian suatu mata pelajaran untuk
meningkatkan pemahaman.
e. Alat Bantu
Alat bantu adalah perangkat keras maupun lunak yang digunakan untuk
membantu pelaksanaan pembelajaran dalam rangka meningkatkan pemahaman
peserta didik tentang suatu fenomena.
f. Audio visual
Audio visual adalah alat bantu pembelajaran yangmenggunakan kombinasi
antara gambar dan suara, digunakan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik
tentang suatu fenomena.
g. Jobsheet Praktikum
Jobsheet praktikum terkait dengan pembelajaran yang diampu. Jobsheet ditulis
tanpa dijilid untuk kegiatan praktikum di laboratorium. Jobsheet berisi satu kegiatan
praktikum saja. Selain petunjuk kerja, pada setiap jobsheet perlu diuraikan petunjuk
keselamatan dan kesehatan kerja untuk menghindari resiko kecelakaan. Setiap tahapan
pelaksanaan praktikum harus ditulis jelas dan tidak bermakna ganda.
C. Landasan dalam Penulisan Bahan Ajar
Syarat penyusunan bahan ajar juga disampaikan Tjipto Utomo dan Kees Ruijter.
Syarat-syarat khusus tersebut antara lain:12
(1) memberikan orientasi terhadap teori, penalaran teori, dan cara-cara penerapan teori
dalam praktik
(2) memberikan latihan terhadap pemakaian teori dan aplikasinya
(3) memberikan umpan balik tentang kebenaran latihan itu
(4) menyesuaikan informasi dan tugas sesuai tingkat awal masing-masing peserta didik
(5) membangkitkan minat peserta didik
(6) menjelaskan sasaran belajar kepada peserta didik
(7) meningkatkan motivasi peserta didik
(8) menunjukkan sumber informasi yang lain.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau
materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip
relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Ketiga penerapan prinsip-prinsip tersebut dipaparkan
sebagai berikut:
1. Prinsip relevansi, artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada
kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian SK dan KD. Dengan prinsip dasar ini,
guru akan mengetahui apakah materi yang hendak diajarkan tersebut materi fakta,
konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau aspek psikomotorik sehingga pada gilirannya
guru terhindar dari kesalahan pemilihan jenis materi yang tidak relevan dengan
pencapaian SK dan KD.
2. Prinsip konsistensi, artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.
3. Prinsip kecukupan, artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam
membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.
Dari penjelasan dapat disimpulkan bahwa dalam penyusunan bahan ajar yang utama
harus disesuaikan dengan kurikulum, perangkat pembelajaran serta prinsip-prinsip dari bahan
ajar itu sendiri.
12
Dini Safitri & Tri Asih Wahyu Hartati, Kelayakan Aspek Media dan Bahasa Dalam Pengembangan Buku Ajar dan
Multimedia Interaktif Biologi Sel, Malang, Florea Vol. 3 No. 2, Nopember 2016, diakses pada 26 Februari, Pukul 17.10 WIB,
hlm. 09.
Penyusunan buku ajar yang baik adalah dengan memperhatikan landasan penulisan
bahan ajar MI/SD, yaitu :13
1. Landasan Keilmuan
Dengan mengetahui landasan keilmuan, maka mudah bagi penulis untuk
mengetahui cakupan serta susunan buku ajar yang hendak ditulis. Mengetahui dengan
baik titik tolak keilmuan sebuah buku ajar, akan sangat membantu penulis dalam
merancang secara efektif , efisien, dan terprogram jalinan setiap bab dalam buku ajar.
Patokan keilmuan yang dikenal secara universal adalah patokan keilmuan berpilar:
ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Prinsip ketaatasasan keilmuan dengan demikian
juga akan terdapat pada buku ajar. Prinsip demikian dirancang untuk menjawab: 1) Apa
yang hendak dibahas, 2) Mengapa penting membahas, 3) Bagaimana membahas dan
menyajikan, dan 4) Untuk siapa pembahasan ditujukan.
a. Prinsip akar rumput : penentuan mata kuliah dinilai dari disiplin keilmuan yang
diketahui, dikuasai, dan sangat dikuasai.
b. Prinsip kejelasan tujuan / kebermaknaan : penentuan tujuan penulisan atau
perancangan buku ajar berdasarkan penentuan keunggulan kompetensi apa yang
hendak diraih.
c. Prinsip Ketaat asasan Keilmuan : Cetak biru buku ajar mengikuti patokan keilmuan
yang berpilar pada ontologis, eptistimologis, dan aksiologis. Mencari jawaban atas
pernyataan: 1) Apa yang hendak dibahas ?, 2) Mengapa penting di bahas ?, 3)
Bagaimana membahas dan menyajikan ?, 4) Untuk siapa pembahasan ditujukan ?
d. Prinsip Deferensiasi : penentuan sesuatu yang berbeda yang akan disampaikan untuk
mencari jawaban atas pernyataan: 1) Sesuatu yang berbeda apa yang dapat saya
sampaikan ?, 2) Bagaimana car saya menyampaikan sesuatu yang berbeda dengan
cara yang berbeda ?
e. Prinsip Keotentikan Penentu Metode / Model Perancangan Buku Ajar, berdasarkan :
1. Rancangan asli sendiri : Diktat yang diperluas, Naskah buku ajar murni atau tesis
/ desertasi yang dimodifikasi.
2. Model Karya penulisan lain : Model yang meniru rancangan buku ajar orang
lain, atau model modifikasi buku ajar.
f. Prinsip Standarisasi : mengikuti standar aturan penulisan yang berlaku universal
dengan kualitas sebuah buku ajar bergantung pada tingkat kesesuaian dengan standar
yang ada.
g. Prinsip dinamika Kualitas atau Prinsip Perbaikan, yaitu : penerapan dari pandangan
bawa kualitas buku ajar adalah pencapaian berkelanjutan, maka penentuan standar uji
13
Khaerudin Kurniawan. Handout Mata Kuliah Menulis Bahan Ajar / Ilmiah (IN309). (file.upi.edu, 2014)
file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._BHS._DAN._SASTRA_INDONESIA/196601081990021-
KHAERUDIN_KURNIAWAN/Handout_BahanAjar.pdf. diakses pada 26 februari 2020 pukul 18.05 WIB.
kualitas dilakukan dengan mekanisme sewa cetak / kualitas secara mandiri atau
melibatkan pihak luar.
h. Prinsip Keseimbangan Teori dan Praktik : penentuan bagaimana keseimbangan
antara teori dan praktik dapat terlihat pada sebuah buku ajar dengan menentukan
tingkat proporsi yang tepat antara pandangan filosofis, teori, dan konsep dengan
sejumlah contoh aplikatif dunia nyata.
i. Prinsip Komunikatif : cetak biru buku ajar bersifat komunikatif. Buku ajar yang baik
memiliki metode penyampaian materi yang bersifat lugas, akademis, ilmiah,
edukatif, dan komunikatif. Semakin komunikatif sifat sebuah buku ajar, semakin
baik buku ajar dapat diterima.
2. Landasan Ilmu pendidikan dan Keguruan
Hal hal yang yang terkait dengan hakikat belajar, pembelajaran konseptual,
pembelajaran odel pakem, pengembangan aktivitas, kreativitas, dan motivasi siswa.
a. Hakikat Belajar
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting
dalam pembentukan pribadi dan perilsku individu. Bahkan, sebagian besar
perkembangan individu berlangsung melalui pembelajaran.
b. Pembelajaran Konstektual
Pendekatan konstektual merupakan pembelajaran yang mengaitkan antara materi
dan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat, dengan melibatkan tujuh komponen utama
pembelajaran efektif yakni konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar,
pemodelan, dan penilaian sebenarnya.
c. Pembelajaran Model PAKEM
Salah satu permasalahan mendasar yang dihadapi pendidikan di Indonesia
adalah pelaksanaan pembelajaran yang dipandang masih belum efektif. Untuk
mengantisipasinya pembelajaran model pakem dipandang lebih efektif. Pakem adalah
akronim dari pembelajaran aktitif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
d. Pengembangan Aktivitas, Kreativitas, dan Motivasi Siswa
Efektivitas pembelajaran banyak bergantung kepada kesiapan dan cara belajar
yang dilakukan oleh siswa, baik yang dilakukan secara mandiri, maupun kelompok.
Sehubungan dengan itu, sajian buku teks hendaknya dapat memadu dalam
pengembangan aktifitas, kreatifitas, dan motivasi siswa didalam pembelajaran.
3. Landasan Kebutuhan Siswa
Landasan kebutuhan siswa erat kaitannya dengan motivasi, maka pemahaman tentang
teori motivasi perlu diperdalam. Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak
menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar,
bekerja, maupun dalam kehidupan lainnya.
4. Landasan Keterbacaan Materi dan Bahasa yang Digunakan
Landasan ini diperlukan karena buku teks merupakan sarana komunikasi siwa dalam
pembelajran. Secara teknis, indikator yang mendukung aspek keterbacaan materi dan bahasa
yang digunakan dalam buku teks adalah komunikatif, dialogis dan interaktif, lugas, keruntutan
alur pikir, koherensi, kesesuaian, dengan kaidah bahasa indonesia yang benar, dan
penggunaan istilah dan simbol atau lambang yang sesuai dengan perkembangan peserta
didik14
Menganalisis Kurikulum
1. Standar kompentensi
2. Kompetensi dasar
4. Materi pokok
5. Pengalaman belajar
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menganalisis materi pelajaran yaitu:
1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar
2. Mengidentifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
3. Memilih jenis materi yang sesuai dnagn KI dan KD
4. Berorientasi pada kebutuhan peserta didik
5. Berorientasi pada perkembangan peserta didik
6. Materi harus konsisten.
14
https://www.academia.edu/31937110/ANALISIS_MATERI_PELAJARAN_PADA_BUKU_TEKS_SEKOLAH_DASAR ,
diakses pada tanggal 26 FebruarI 2020 pukul 18.45 WIB