Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Pengembangan bahan ajar digunakan sebagai cara untuk mengidentifikasi,
mengembangkan dan mengevaluasi isi dan strategi pembelajaran. Pengembangan
bahan ajar sbagai pemahaman tentang desain pembelajaran. Selain itu
pengembangan bahan ajar mempertimbangkan sifat materi ajar, jumlah peserta
didik, dan ketersediaan materi. Pengembangan bahan ajar mempertimbangkan
sifat materi ajar, jumlah peseta didik, dan ketersediaan materi. Pengembangan
bahan ajar mempertimbangkan sifat materi ajar jumlah peserta didik, dan
ketersediaan materi. Pengembangan bahan ajar menggunakan prinsip luwes
artinya dapat menerima ha-hal baru yang belum tercakup dalam isi mata pelajaran
yang belum tercakup pada bahan ajar yang disampaikan oleh guru.
Bahan ajar sebagai komponen dalam kurikulum yang akan disampaikan
kepada siswa. Komponen yang berperan sebagai materi pembelajaran, ketika
proses pembelajaran. Materi pembelajaran tersebut disusun dalam silabus untuk
mempermudah pelaksanaan pembelajaran. Materi pembelajaran terlebih dahulu
dikembangkan, sehingga lengkap dan siap digunakan sebagai bahan ajar.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bahan ajar atau materi?
2. Bagaiman prinsip pengembangan materi pembelajaran?
3. Apa saja jenis bahan ajar?
4. Bagaimana langkah – langkah pengembangan materi pembelajaran?
5. Bagaimana urgensi pengembangan pembelajaran IPS?
6. Bagaimana karakteristik mata pelajaran IPS?
7. Bagaimana dimensi pembelajaran IPS?

1
C. Tujuan penulisan
1.Untuk mengetahui bahan ajar atau materi.
2. untuk mengetahui pengembangan materi pembelajaran.
3. untuk mengetahui jenis bahan ajar.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan materi pembelajaran.
5. Untuk mengetahui urgensi pengembangan pembelajaran IPS.
6. Untuk mengetahui karakteristik mata pelajaran IPS.
7. Untuk mengetahui dimensi pembelajaran IPS.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahan Ajar/ Materi Pembelajaran
Bahan ajar atau teaching material terdiri atas dua kata, yaitu teaching atau
mengajar dan materia adalah bahan. Teaching is defined as the process of creating
and sustaining an efective environment for learning ( melaksanakan pembelajaran
diartikan sebagai proses menciptakan dan mempertahankan suatu lingkungan
belajar yang efektif. Adapun material menurut PaulS. Ache, yaitu books can be
used as reference material, or they can be used as paper weights, but they cannot
teach (buku dapat digunakan sebagai bahan rujukan atau dapat digunakan bahan
tertulis yang bebobot). 1
Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan ajar adalah
segala bentuk bahan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang membantu guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar merupakan
seperangkat materi atau substansi pembelajaran yang disusun secara sistematis
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam
kegiatan pembelajaran. dengan bahan ajar ini siswa dapat mempelajari secara
beruntut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua
kompetensi secara utuh dan terpadu. 2
Materi pembelajaran dapat dibedakan menjadi: pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill) dan sikap (attitude).pengetahuan menunjuk pada informasi
yang disimpan dalam pikiran (mind) siswa, dengan demikian pengetahuan
berhubungan dengan berbagai informasi yang harus dihafal dan dikuasai oleh
siswa, sehingga manakala diperlukan siswa dapat mengungkapkan kembali.
Keterampilan (skill) menunjuk pada tindakan-tindakan (fisik dan non fisik) yang
dilakukan seseorang dengan cara yang kompeten untuk mencapai tujuan tertentu.

1
Dr.Hasan basri M.A.G, Paradigma Baru Sistem Pembelajaran, (Bandung: CV Pustaka Setia,
2015), hlm 151.
2
Ibid.

3
Sikap menunjuk pada kecenderungan seseorang untuk bertindak sesuai dengan
nilai dan norma yang diyakini kebenarannya oleh siswa. 3

B. Prinsip Pengembangan Materi Pembelajaran 4


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan materi
pembelajaran antara lain:
1. Relevansi
Relevansi dapat diartikan sebagai hubungan atau kaitan ini berarti dalam
mengembangkan pembelajaran harus mengacu pada tujuan atau kompetensi.
Dengan kata lain, materi pembekajaran yang dikembangkan memiliki
relevansi/kaitan/hubungan dengan indikator pencapaian kompetensi (IPK)/
kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai siswa.
2. Konsistensi
Konsistensi berasal dari kata konsisten yang berarti tetap (tidak berubah-
ubah), taat asas, ajek, selaras dan sesuai. Konsistensi misalnya dalam
penggunaan istilah, konsep, dalil dan sebagainya. Prinsip konsistensi ini
untuk memastikan bahwa istilah yang digunakan untuk menggambarkan
dimensi pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prosedur disajikan secara
tetpat dan tetap atau tidak berubah-ubah sehingga siswa dapat dengan mudah
memperoleh kompetensi pengetahuan (tidak ambigu atau membingungkan).
3. Kecukupan
Berarti materi yang dikembangkan benar-benar mencukupi dan menjamin
indikator pencapaian kompetensi (IPK) atau KD dapat dicapai secara efisien
dan efektif. Materi yang kurang lengkap mengakibatkan tujuan pembelajaran
(IPK atau KD) tidak dapat tercapai secara efektif, sedamgkan materi yang
berlebihan akan menyebabkan pemborosan waktu, pikiran, dan tenaga dalam
mempelajarinya (tidak efisien) kecukupan dalam pengembangan materi
pembelajaran IPS mencakup kesesuain/ jum;ah banyaknya ruang lingkup

3
Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2015), hlm 142.
4
Dr. H. Wahidmurni, M.Pd., Metodologi Pembelajaran IPS, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017),
hlm. 244

4
disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam naskah materi pembelajaran
sesuai dengan ruang lingkup indikator pencapaian kompetensi (IPK). Disiplin
ilmu sosial dalam kompetensi dasar (KD) yang dikembangkan materinya.
C. Jenis Bahan Ajar/Materi Pembelajaran5
Bentuk bahan ajar paling tidak dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu:
1. Bahan cetak (printed out) antara lain:
a. handout adalah ahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout biasanya diambil dari
beberapa literatur yang memiliki relevensi denan materi yang
diajarkan/KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta ddik.
b. buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan. Oleh
pengarangnya isi buku didapat dari berbagai cara misalnya: hasil
penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi atau
hasil imajinasi seseorang disebut sebagai fiksi.
c. modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik
dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga
modul berisi paling tidak tentang segala komponen dasar bahan ajar yang
telah disebutkan sebelumnya.
d. lembar kerja siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang yang harus
dikerjakan peserta didik. Lembar kerja biasanya berupa petunjuk, langkah-
langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.
e. brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang
disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa
halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi
keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi
(KBBI edisin ke 2, balai pustaka, 1996).
f. leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tetapi tidak
dimatikan atau di jahit.
g. wallchar adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/ proses atau
grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. ,

5
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), hlm 174.

5
h. foto/gambar menurut Weidenmann dalam buku Lehren mit Bildmedien,
menggambarkan bahwa melihat sebuah foto atau gambar lebih tinggi
maknanya daripada membaca atau mendengar. Foto/gambar yang didesain
secara baik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik.
i. model/maket bahan ajar seperti ini tidak dapat berdiri sendiri melainkan
harus dibantu dengan bahan tertulis agar memudahkan guru dalam
mengajar maupun siswa dalam belajar.
2. Bahan ajar dengar (audio),
a. Kaset, media kaset dapat menyimpan suara yang dapat secara berulang-
ulang diperdengarkan kepada peserta didik yang menggunakannya
sebagai bahan ajar.
b. Radio adalah media dengar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar,
dengan radio peserta didik bisa belajar sesuatu.
3. Bahan ajar pandang dengar (audio-visual) seperti:
a. Video atau film. Umumnya program video telah dibuat dalam rancangan
lengkap setiap akhir dari penayangan video siswa dapat menguasai satu
atau lebih kompetensi dasar. Beberapa keuntungan yang didapat jika
bahan ajar disajikan dalam bentuk video/film antara lain: seseorang dapat
belajar sendiri; sebagai media pandang dengar menyajikan situasi yang
komunikatif dan dapat diulang-ulang; dapat menampilkan sesuatu yang
detail dari benda yang bergerak atau kompleks yang sulit dilihat dengan
mata; memungkinkan pula untuk membandingkan antara dua adegan
berbeda diputar dalam waktu bersamaan. Kekurangan dari program video
adalah proses pembuatannya yang memerlukan waktu relatif lama dan
biaya besar
b. Orang/narasumber. Dengan menampilkan narasumber seseorang dapat
belajar misalnya jika orang tersebut memiliki keterampilan khusus maka,
keterampilannya dapat dijadikan bahan belajar, bahkan seorang guru
dapat dijadikan bahan belajar.
4. Bahan ajar interaktif (interactive teaching material)

6
Menurut Guidelines for Bibliographic Description of Interactive
Multimedia, p.1, multimedia interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih
media (audio, teks, grafik, gambar, animasi dan video) yang oleh
penggunaannya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan atau perilaku
alami dari suatu presentasi. Biasanya multimedia dirancang secara lengkap
mulai dari petunjuk penggunaannya hingga penilaiannya.
D. Langkah – Langkah Pengembangan Materi Pembelajaran6
1. Identifikasi kompetensi dasar
Kompetensi dasar merupakan rujukan awal dalam mengembangkan kegiatan
apa saja dalam pembelajaran seperti penyusunan perangkat pembelajaran,
pemilihan metode dan teknik pembelajaran, pengembangan materi ajar
sampai dengan bagaimana menyusun instrumen tes yang baik. Dalam
pengembangan materi pembelajaran menganalisis KD berarti akan dapat
ditentukan jenis materi yang akan dikembangkan. Apakah materi yang
dibutuhkan berkaitan dengan pencapaian kompetensi ranah pengetahuan
atau sikap atau ranah keterampilan dan /atau gabungan dari ranah yang ada.
2. Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
Hasil analisis KD dapat diketahui ranah dan tingkatan ranah yang akan
dikembangkan. Ranah kognitif berkaitan dengan tingkatan keberapa materi
akan dikembangkan, mencakup tingkatan aspek berpikir mulai dari
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan
mencipta.
3. Menentukan pilihan terhadap alternatif materi pembelajaran yang lebih
efektif relevan dengan KD
Berdasarkan hasil identifikaasi tingkatan tujuan/capaian dalam rumusan
KD, dapat diketahui materi-materi apa yang dibutuhkan dalam
pengembangan materi pembelajaran
4. Menentukan sumber dan media pendukung bagi keberhasilan
pengembangan materi pembelajaran

6
Op.cit.249.

7
Sumber materi pembelajaran merupakan tempat yang mana materi itu
diambil atau dirujuk dalam mengembangkan materi mata pelajaran. Perlu
diingat bahwa dalam mengambil/merujuk/mengutip dari satu sumber pustaka
perlu dikemukakan nama penulis atau nama lembaga yang mengeluarkan
dokumen tersebut.
5. Menulis materi pembelajaran sebagai wujud dalam pengembangan materi
pembelajaran
Menulis materi merupakan langkah terakhir dalam mengembangkan
materi pembelajaran. Pada tahap ini, umumnya dianggap sebagai tahap yang
paling sulit bagi guru/penulis pemula
E. Urgensi Pengembangan Pembelajaran IPS7
Belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap situasi yang
disebabkan oleh penglaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana
perubahan tingkah laku itu tidak bisa dijelaskan atas dasar kecenderungan
respon pembawaan. Bentuk nyata yang dapat dilihat dan dirasakan dari kegiatan
pembelajaran ini adalah hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan tingkah
laku yang berupa pengetahuan atau pemahaman, keterampilan dan sikap yang
diperoleh peserta didik selama berlangsungnya proses belajar mengajar atau
yang lazim disebut dengan pembelajaran. Hasil belajar secara garis besar dibagi
menjadi tiga jenis yaitu : (a.) Pengetahuan dan pengertian (kognitif) (b.)
keterampilan dan kebiasaan (skill )(c) sikap dan cita-cita (efektif)
Sejalan dengan hasil belajar tersebut pembelajaran pendidikan ips
memiliki tujuan, yaitu untuk memahami dan mengembangkan pengetahuan,
nilai, sikap, keterampilan sosial, kewarganegaraan, fakta, peristiwa, konsep dan
generalisasi serta mampu merefleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa,
dan negara.
Proses pembelajaran pendidikan IPS dijenjang persekolahan baik pada
tingkat pendidikan dasar dan menegah perlu adanya pembaharuan yang serius
karena pada kenyataannya sela ini masih banya model pembelajaran yang masih

7
Dr. Ahmad Susanto, M.Pd., Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2016), hlm. 1

8
bersifat konvesional tidak terlihat adanya invrofisasi dalam pembelajaran jauh
dari model pembelajaran dan modern sesuai dengan tuntutat zaman dan kondisi
lingkungan sekitar dimana siswa berada salah satu contoh model atau
pendekatan pembelajaran yang modern tersebut adalah model pembelajaran
konketstual (kontextual teaching and learning). Model pembelajaran kontekstual
tersebut dianggap sebagai upaya pembaharuan dalam pembelajaran pendidikan
ips. Pembaruan pembelajaran ips tersebut ditandai oleh beberapa ciri seperti
yang dikemukakan oleh Somantri (2001:2) yaitu:
1. Bahan pelajaran lebih banyak memperhatikan kebutuhan dan minat anak
2. Bahan pelajaran lebih baik memperhatikan masalah-masalah sosial
3. Bahan pelajaran lebih banyak memperhatikan keterampilan, khususnya
keterampilan inquiri atau menyelidiki
4. Bahan pelajaran lebih memberikan perhatian terhadap pemeliharaan dan
pemanfaatan lingkungan alam sekitar.
Oleh sebab itu para pengajar hendaknya berupaya mewujudkan proses
pembelajaran ips yang aktif, inofatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
(paikem) sesuai dengan ciri-ciri pembaharuan pembelajaran ips yang
berorientasi pada pembelajaran kontekstual tersebut.
Namun pada kenyataannya sampai saat ini masih banyak guru yang
menggunakan metode pembelajaran konvesional khusunya pada pembelajaran
IPS. Masih terdapat kelemahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran,
sekalipun berbagai inovasi telah dilakukan tetapi hasilnya belum memuaskan
bebrapa kelemahan dari metode pembelajaran konvesioan ini diantaranya, guru
kurang mengikut sertakan peserta didik dalam proses pembelajaran namun guru
lebih cenderung menggunakan ceramah yang hanya menuntut siswa pada
kekuatan ingatan dan hafalan kejadian-kejadian serta nama-nama tokoh, tanpa
mengembangkan wawasan berpikir dan penyelesaian masalah yang
memungkinkan peserta didik dapat belajar lebih aktif.
Kondisi lainnya yang tidak kalah penting yang menybabkan pembelajaran
ips yang tidak menarik dan membosankan adalah karena pembelajaran ips tidak
bisa mengaplikasikan untuk mengetahui secara lebih jauh apa yang

9
dipelajarinya, sehingga pembelajaran ips juga dianggap hanya sekedar untuk
kepentingan sesaat tanpa ada manfaat praktis dalam kehidupan sehari-hari
dimasyarakat dan belum menjadi nilai sosial budaya yang berkembang
dilingkungan masyarakat yang menjadi sumber belajar bagi peserta didik.
F. Karakteristik Mata Pelajaran IPS8
1. Karakteristik dilihat dari aspek tujuan
Tujuan pendidikan IPS dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa
pendidikan IPS merupakan suatu disiplin ilmu. Oleh karena itu, pendidikan
IPS harus mengacu pada tujuan pendidikan nasional. Tujuan utama
pembelajaran IPS adalah untuk membentuk dan mengembangkan pribadi
warga negara yang baik (good citi zenship) dengan demikian, tujuan
pendidikan IPS adalah mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mencapai tujuan pendidikan yang
lebih tinggi.
Adapun menurut Chapin dan Messcik (1992:5) bahwa tujuan pembelajaran
IPS dapat dikelompokkan ke dalam 6 komponen, yaitu:
a. Memberikan pengetahuan tentang pengalaman manunsia dalam
bermasyarakat pada masa lalu, sekarang dan yang akan datang.
b. Mengembangkan keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi.
c. Mengembangkan nilai sikap demokrasi dalam bermasyarakat
d. Menyediakan kesempatan siswa untuk berperan serta dalam keidupan
sosial
e. Ditujukan pada pembekalan pengetahuan, pengembangan berpikir, dan
kemampuan berpikir kritis, melatih keebasan keterampilan dan kebiasaan
f. Ditujukan kepada peserta didik untuk mampu memahami hal yang bersifat
konkrit, realistis dalam kehidupan sosial.
Tujuan pendidikan IPS di atas pada intinya diarahkan pada proses
pengembangan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial
yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap
perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap

8
Ibid, hlm. 10

10
masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri
maupun yang menimpa masyarakat.
Ada tiga kajian utama berkenaan dengan dimensi tujuan
pembelajaran Ips di SD yaitu:
a. Pengembangan kemampuan berpikir siswa
Pengembangan kemampuan intelektual adalah pengembangan
kemampuan siswa dalam berpikir tentang ilmu-ilmu sosial dan
masalah-masalah kemasyakatan. Udin S. Winataputra (1996)
mengemukakan bahwa dimensi intelektual merujuk pada ranah kognitif
tertama yang berkenaan dengan proses berpikir atau pembelajaran yang
menyangkut proses kognitif bertaraf tinggi dari mulai kemampuan
pemahaman sampai evaluasi.
Pengembangan kemampuan berpikir dalam bidang studi pendidikan IPS
yang paling penting adalah menumbuhkan berpikir kreatif dan inovatif.
Kreatif atau kreatifitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan
sesuatu yang baru (produk) baik berupa gagasan maupun karya nyata
yang relatif berbeda dengan apa yang ada sebelumnya.
b. Pengembagan nilai etika dan sosial
S. Hamid Hasan (1996) mengartikan nilai sebagai sesuatu yang menjadi
kriteria suatu tindakan, pendapat atau hasil kerja itu bagus/positif atau
tidak bagus/negatif.
Secara sederhana dalam kehidupan sehari-hari orang mengartikan nilai
denganharga, sesuatu yang menjadi harga atau orang itu berharga.
Namun apabila dikaji secara mendalam pengertian nilai tidak hanya
sebatas harga atau sesuatu yang penting saja. Nilai telah banyak dikaji
dan dibahas oleh para ahli sebagai realitas abstrak yang sangat penting
dalam kehidupan manusia.
c. Pengembangan tanggung jawab dan partisipasi sosial
Dimensi yang ketiga dalam pembelajaran IPS adalah mengembangkan
tanggung jawab dan partisipasi sosial yakni yang mengembangkan

11
tujuan IPS dalam membentukwarga negara yang baik, ialah warga
negara yang berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
Pendidikan IPS di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang
berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun
menurut Piaget (1963) berada pada perkembangan kemampuan
intelektual (kognitifnya) pada tingkatan konkrit operasional. Mereka
memandan dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun
yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka
pedulikan adalah sekarang (konkrit), dan bukan masa depan yang bisa
mereka pahami (abstrak).
2. Karakteristik dilihat dari aspek ruang lingkup materi
Jikaditinjau dari ruang lingkup materinya, maka bidang studi IPS
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Menggunakan pendekatan yang luas
b. Menggunakan pendekatan terpadu antar mata pelajaran yang sejenis
c. Berisi materi konsep,nilai-nilai sosial, kemandirian, dan kerjasama
d. Mampu memotivasi peserta didik untuk aktif, kreatif dan inovatif dan
sesuai dengan perkembangan anak
e. Mampu meningkatakan keterampilan peserta didik dalam berpikir dan
mempeluas cakrawala budaya
Berdasarkan penjelasa di atas, maka dinyatakan bahwa kajian bidang
studi IPS ini mencakup lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi
pemerintah.
3. Karakteristik dilihat dari aspek pendketan pembelajaran
Karakteristik bidang studi IPS dapat pula dilihat dari sudut
pendekatan atau metodologi pembelajaran yang sering digunakan.
Bidang studi IPS. Sejak mulai kurikulum tahun 1975 dan 1984
menggunakan pendekatan integratif.
Pendekatan lain dalam bidang studi IPS cenderung bersifat praktik di
masyarakat dan keluarga atau antar teman di sekolah. Aspek yang
ditonjolkan dalam pendekatan ini adalah aspek perilaku dansikap sosial

12
serta nilai eksistensi peserta didik dalam menghadapi suatu nilai
kebersamaan kepemilikan dan kewajiban sebagai makhluk sosial.

G. Dimensi Pembelajaran IPS


1. Dimensi pengetahuan (knowledge)
Dimensi yang menyangkut pengetahuan mencakup:
a. Fakta adalah data yang spesifik tentang peristiwa, objek,orang, dan hal
hal-hal yang terjadi (peristiwa). Secara umum, fakta untuk anak sd
hendaknya berupa peristiwa, objek, dan hal-hal yang bersifat konkret.
b. Konsep, merupakan kata-kata atau frasa yang mengelompok, berkategori
dan berarti terhadap kelompok fakta yang berkaitan. Konsep dasar yang
relavan untuk pembelajaran IPS diambil terutama dari disiplin ilmu
sosial. Konsep merujuk pada suatu hal atau unsur kolektif yang diberi
label, namun konsep akan selalu di revisi sesuai dengan konsep menurut
disiplin ilmu-ilmu sosial.
c. Generalisasi merupakan suatu pernyataan dari dua atau lebih konsep
yang saling terkait. Generalisasi memiliki tingkat kompleksitas isi
disesuikan dengan tingakat perkembangan siswa.
2. Dimensi Keterampilan (Skill)
Keterampilan dalam pendidikan IPS terwujud dalam wujud kecakapan
mengolah dan menerapkan informasi untuk mempersiapkan siswa menjadi
warga negara yang mampu bertisipasi secara cerdas dalam masyarakat
demokratis.
Keterampilan tersebut mencakup keterampilan meneliti, keterampilan
berfikir, keterampilan berpartisipasi dan keterampilan berkomunikasi.
Pertama Keterampilan meneliti ini dipelajari untuk mengumpulkan dan
mengolah data. Kedua, Keterampilan berfikir. Sejumlah keterampilan berfikir
banyak berkontribusi terhadap pemecahan masalah. Dan partisipasi dalam
kehidupan masyarakat secara efektif. Ketiga, keterampilan berpatisipasi
sosial. Dalam belajar ips, siswa perlu dibelajarkan bagaimana berinteraksi dan
bekerjasama dengan orang lain. Keempat, keterampilan berkomunikasi.

13
Pengembangan keterampilan pengembangan berkomunikasi merupakan aspek
yang penting dari pendekkatan pembelajaran IPS khususnya dan inquiri
sosial.
3. Dimensi Nilai dan Sikap (Value And Attitude)
Nilai dan sikap merupakan seperangkat keyakinan atau prinsip perilaku
yang telah mempribadi dalam diri seseorang tau kelompok masyarakat tertentu
yang terungkap ketika berpikir dan bertindak. Nilai adalah kemahiran memegang
sejumlah komitmen yang mendalam, mendukung ketika sesuatu dianggap penting
dengan tindakan yang tepat. Adapun sikap adalah kemahiran pengembangan dan
menerima keyakinan, interest, pandangan dan kecenderungan tertentu.
Program pembelajaran ips hendaknya memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengungkapkan, merefleksi dan mengartikulasikan nilai-nilai yang
dianutnya.
4. Dimensi Tindakan (action)
Tindakan sosial dapat memungkinkan siswa menjadi peserta didik yang
aktif, dengan jalan berlatih secara konkret dan praktik belajar dari apa yang
diketahui dan dipikirkan tentang isu-isu sosial untuk dipecahkan sehingga jelas
apa yang dilakukan dan bagaimana caranya dengan demikian siswa akan belajar
menjadi warga negara yang efektif dimasyarakat.

14
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan ajar adalah segala
bentuk bahan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang membantu guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar merupakan seperangkat
materi atau substansi pembelajaran yang disusun secara sistematis menampilkan
sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan
pembelajaran. dengan bahan ajar ini siswa dapat mempelajari secara beruntut dan
sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi
secara utuh dan terpadu.
Prinsip Pengembangan Materi Pembelajaran meliputi: Relevansi, Konsistensi
dan Kecukupan. Jenis bahan ajar yaitu: bahan cetak (Printed), bahan ajar dengar
(audio).
Langkah – Langkah Pengembangan Materi Pembelajaran antara lain: 1.
Identifikasi kompetensi dasar , 2. Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran, 3.
Menentukan pilihan terhadap alternatif materi pembelajaran yang lebih efektif
relevan dengan KD, 4. Menentukan sumber dan media pendukung bagi
keberhasilan pengembangan materi pembelajaran, 5.Menulis materi
pembelajaran sebagai wujud dalam pengembangan materi pembelajaran.
Karakteristik mata pelajaran ips anata lain: 1. Karakteristik dilihat dari aspek
tujuan, 2. Karakteristik dilihat dari aspek ruang lingkup materi, 3. Karakteristik
dilihat dari aspek pendketan pembelajaran.
Dimensi Pembelajaran IPS antara lain: 1. Dimensi pengetahuan (knowledge).
2. Dimensi Keterampilan Atau Skill, 3. Dimensi Nilai Dan Sikap Value And
Attitude, 4. Dimensi Tindakan (action)

15
Daftar Pustaka
Basri , Hasan, 2015, Paradigma Baru Sistem Pembelajaran, Bandung: CV
Pustaka Setia.
Sanjaya,Wina, 2015 , Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Wahidmurni, 2017, Metodologi Pembelajaran IPS, Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Abdul Majid, 2016, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Susanto, Ahmad, 2016, Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar,
Jakarta: Prenadamedia Group.

16

Anda mungkin juga menyukai